• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DISUSUN OLEH MA’RIFATUL FADILAT

20120320120

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

(2)
(3)

Fadilat, Ma’rifatul, 2016. Night Shift Nurse’s Performance In The Hospital Ward PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Advisor : Novita Kurnia Sari, S.Kep., M.Kep ABSTRACT

Background: Nurses are required to improve the quality of health services to the community. Therefore, nurses must be professional so that the quality of health services provided has increased. The increasing demands of the task that is owned by a nurse, it can cause increased workload. Regarding Relations Physiological Effects schedule office hours And Performance Nurses Lounge Icu Hospital Malinau District, the average value of physiological effects scheduled night shift district hospitals Malinau is (8.879) and the average of the performance of nurses is (3.497) this means there is a significant relationship between physiological effects schedule with a night shift nurse performance. Objective: This purpose describe the performance schedule for night shift nurse in the inpatient unit PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta.

Methods: Design of this research used quantitative descriptive approach. The sampling technique used is the technique nonprobability Sampling, is total sampling. research used research instruments namely ceklist. Data analysis used univariate analysis.

Results: nurses performance night shift 64,3 % (nine respondents)good performance and 35.7%( five respondents) less good.

Conclusion: most of the nurse performance is good. Suggestion, as inputs in order to increase the professionalis of nursing care in hospitalized patients

(4)

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan langsung dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan keseluruhan klien atau sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu (Almasyitoh, 2011). Perawat juga melakukan tugas tambahan lainnya seperti administrasi pasien, melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perawat mempunyai beban kerja yang berat yang dapat menurunkan kinerja perawat jika dilihat dari segi jam kerja yang panjang khususnya pada jadwal dinas malam yaitu 10 jam kerja dan juga jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan (Hariyono, 2009)

Perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, perawat harus profesional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat. Meningkatnya tuntutan tugas yang dimiliki seorang perawat maka dapat menyebabkan meningkatnya beban kerja (Revalicha, 2012). Beban kerja tenaga perawat di rumah sakit meliputi beban kerja kemampuan dan keterampilan atau disebut fisik dan mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien kekamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien dan mendorong brankart pasien. Sedangkan beban kerja yangbersifat mental dapat berupa bekerja dengan jadwal dinas atau bergiliran yaitu dinas pagi, sore dan malam (Nurhayana, 2014).

Berdasarkanhasil survey dari PPNI tahun 2006, sekitar50,9 %

perawat yang bekerja di 4 propinsi diIndonesia mengalami stress kerja, sering pusing, lelah,tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggidan menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif memadai,perawat yang bekerja di Rumah Sakit swasta dengan gaji yang lebihbaik mengalami stres kerja yang lebih besardibandingkan perawat yang bekerja di rumah Sakit Pemerintah dengan penghasilanyang lebih rendah (PPNI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja secara menyeluruh lebih berpengaruhdaripada faktor

imbalan uang yang

berdirisendiri(Muriyanti, 2011). Hasil penelitian Baskoro (2008), di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Surabaya menunjukan bahwa sebagian besar perawat mengalami stres kerja ringan, pada kerja jadwal dinas pagi menunjukan sebanyak 47 perawat (82,45%), kerja jadwal dinassore sebanyak 50 perawat (87,71%) dan kerja jadwal dinasmalam sebanyak 41 perawat (71,92%), fakta ini menunjukan perbedaan stres kerja yangberarti (significant) antara kerja jadwal dinasmalam dengan kerja jadwal dinas pagi dan juga antara kerja jadwal dinas malam dengan kerja jadwal dinas sore.

Penelitian Megawaty (2013) mengenai Hubungan Efek Fisiologis jadwal dinas Malam Dan Kinerja Perawat Di Ruang Icu RSUD Kabupaten Malinau,nilai rata-rata dari efek fisiologis jadwal dinasmalam RSUD kabupaten Malinau adalah ( 8,879) dan nilai ratarata dari kinerja perawat adalah (3,497) ini berarti ada hubungan yang bermakna antara efek fisiologis jadwa dinas malam dengan kinerja perawat dimana p sebesar 0,017 lebih kecil dari alpha

(5)

5

(p<0,05) berarti Ho ditolak yang berarti semakin banyak gangguan efek fisiologis yang ditimbulkan maka tingkat kinerja perawat di ruang ICU akan menjadi rendah.

Dewan Internasional Keperawatan (International Council of Nursing/ICN) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan diberikan 24 jam perhari sehingga perlu jadwal dinas kerja. Banyak keluhan akibat jadwal dinas kerja seperti gangguan tidur, selera makan menurun, gangguan pencernaan dan kelelahan.Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan, kapasitas atau kinerja. Sebagai akibat dari aktivitas kerja. Kelelahan kerja dapat disebabkan karenaadanya jadwa dinas kerja. Perawat yang mengalami kelelahan kerja maka kinerjanya tidak akan maksimal dan akan menurunkan produktivitas

perawat dalam

memberikanpelayanan (Villa, 2014). Distribusi responden berdasarkan kelelahan kerja frekuensi (orang) Persentase (%)Kurang lelah 24 perawat 15,7% Lelah 116 perawat 75,8% Sangat lelah 13 perawat 8,5%(Villa, 2014).

Setelah dilakukan pengukuran dari penelitian Mayasar(2011) diketahui bahwa perawat wanita jadwal dinas pagi yang mengalami kelelahan kerja ringan+normal sebanyak 24 orang (96%) dan yang mengalami kelelahan kerja sedang+berat sebanyak 1 orang (4%). Sedangkan pada perawat wanita jadwal dinas malam yang mengalami kelelahan kerja ringan+normal sebanyak 7 orang (29,2%) dan yang mengalami kelelahan kerja sedang+berat sebanyak 17 orang (70,8%). Penghitungan statistik diperoleh hasil nilai p sebesar 0,0001, oleh

karena nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya ada perbedaan antara tingkat kelelahan antara perawat wanita jadwa dinas pagi danjadwa dinasmalam di bagian rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Tingkat kelelahan perawat wanita setelah bekerja pada jadwal dinas malam relatif lebih tinggi dari pada jadwa dinas pagi.

Perawat yang bekerja pada jadwal dinas malam dapat mengakibatkan gangguan tidur, gangguan saluran pencernaan dan kelelahan karena kurangnya kepuasan psikologis pekerja pada jadwal dinas malam. Jumlah pekerja jadwal dinas malam biasanya lebih sedikit dan perawat sulit mendapatkan akses transportasi yang aman dan kenyamanan dasar seperti makanan hangat menyebabkan peningkatan stress dan penurunan kualitas pelayanan terhadap pasien. Disebutkan pula bahwa perawat yang bekerja pada sistem kerja jadwal dinas lebih sering sakit (International Council ofNurses, 2007). Balai Pengobatan Santa Familia Kutai Barat(BPSF) di dalam penelitian Lusita(2013), berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas perawat. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja. Apabila kepuasan kerja perawat terpenuhi maka kinerja perawat akan meningkat.

Perawat pelaksana jadwal dinas malam berpotensi mengalami tingkat kesalahan dalam kinerja karena pada malam hari perawat pelaksana mengalami penurunan konsentrasi dan peningkatan stress. Di ruang rawat inap RS PKU Muhmmadiyah Yogyakarta belum pernah dilakukan pendokumentasian

(6)

6

ketidakpatuhan perawat pelaksana terhadap SOP kinerja jadwal dinasmalam. Penelitian tentang observasi kinerja perawat pelaksana jadwa dinasmalam di ruang rawat inap berdasarkan SOP rumah sakit belum pernah dilakukan sebelumnya,sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kinerja perawatjadwal dinas malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kinerja perawat pelaksana jadwal dinas malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

C. Metode Penelitian

Design penelitian ini akan menggunakan pendekatankuantitatif deskriptif. Pada penelitian ini, populasi adalah 143 perawat pelaksana jadwal dinas malam yang berada di ruang rawat inap yang beradadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability Sampling, yaitu total sampling.Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu ceklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. D. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Tabel 4.1

Karakteristik Perawat Pelaksana Jadwal Dinas Malam Di Ruang Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Karakteristik F % Usia <40 Tahun 9 64,3 ≥ 40 Tahun 5 35,7 Total 14 100 Jenis Kelamin Laki-laki 2 14,3 Perempuan 12 85,7 Total 14 100 Lama Kerja <10 tahun 6 42,9 ≥ 10 tahun 8 57,1 Total 14 100 Pendidikan SPK 2 14,3 D3 10 71,4 S1 2 14,3 Total 14 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7), memiliki lama kerja sebalama ≥10 tahun, dan berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%).

2. Distribusi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam

Tabel 4.2

Distribusi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam

Kinerja Perawat F %

Baik 9 64,3

Kurang Baik 5 35,7

Total 14 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kinerja pada katergori baik yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%)

3. Evaluasi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam

Grafik 4.1 Evaluasi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam

(7)

7

Grafik tersebut pada garis horizontal menunjukan jumlah pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan berdasarkan waktu kerja 21.00-23.00, kegiatan : 1) Melakukan operan jaga,pre conferen dan membagi asuhan keperawatan/bidan kepada masing-masing penanggung jawab, 2) memberikan injeksi

atau obat sesuai

program,3)mendampingi dokter visite malam,4) Observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,5)dokumentasi

tindakan asuhan

keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: 6) Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien,7) memberikan injeksi dan obat malam,8) dokumentasi

tindakan asuhan,

keperawatan/kebidanan dan 9) mendampingi dokter visite malam.

Jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: 10) Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,11) monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, 12) menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan 13) mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan

05.00-07.00, kegiatan 14) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien (memandikan pasien), 15) mengukur vital sign danbalance cairan pasien, 16) memberikan injeksi dan obat per-oral pasien, 17) mengelola kebutuhan nutrisi pasien,18) melakukan

dokumentasi asuhan

keperawatan/kebidanan,19) post conferen/evaluasi asuhan keperawatan /kebidanan untuk jadwal dinas malam,dan 20) membuat laporan akhir.

Grafik 4.1 menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan

dokumentasi asuhan

keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untukjadwa dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwa dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%). 0 5 10 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 P ers en ta se Pertanyaan Penelitian

Kinerja Perawat Jadwal Dinas

Malam

(8)

8

E. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%). Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa umur seseorang erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman. Usia semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak serta akan memiliki pengelaman yang lebih banyak. Budiarto (2009) dalam Cahyani (2012) menyatakan bahwa semakin manusia mencapai kedewasaan semakin bertambah pula pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang dimilikinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2013) dengan judul hubungan kinerja perawat dengan kesiapan perawat dalam menghadapi pasien stroke di RS Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagain besar responden memiliki usia< 40 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7) praktik keperawatan memiliki hubungan yang sangat erat dengan gender dan didalam dunia keperawatan persepsi mengenai gender memang didominasi oleh perempuan (Prananingrum, 2011).

Hasil penelitian ini sejalan degan penelitian yang dilakukan

oleh Galuh (2015) dengan judul penelitian fakror-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RSUD Wates.Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar perawat adalah berjenis kelamin perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki lama kerja sebalama ≥10 tahun lama kerja erat kaitannya dengan pengalaman semakin lama seseorang bekerja, maka kinerja yang dilakukan akan semakin meningkat karena telah terbiasa dengan pekerjaan yang ditanganinya setiap hari.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bernandetha (2015) dengan judul faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RS Kabupaten Sika.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kepuasan kerja pada kategori puas adalah responden yang memiliki lama kerja selama 11-15 tahun yaitu sebanyak 18 responden (29%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%). Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan.

(9)

9

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep), sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah pula dalam menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga akan mempengaruhi perilaku.

2. Distribusi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efektifitas kinerja pada katergori dilakukan yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori tidak dilakukan yaitu sebanyak 5 responden (35,7%). Hal ini disebabkan karena sebagian bersar responden yang melakukan jadwa dinasmalam adalah responden yang sudah bekerja selama >10 tahun, sehingga menyebabkan efektifitas kinerja perawat semakin membaik.

3. Evaluasi kinerja perawat jadwal dinas malam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat

sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4)Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan

dokumentasi asuhan

keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untuk jadwal dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%). Masih adanya responden yang tidak melakuka kinerjanya dengan baik disebabkan karena adanya stress kerja yang dihadapi oleh perawat pada saat melakukan jadwa dinas jaga.

Kinerja adalah keberhasilan dalam menyelsaikan tugas atau memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang perawat dalam melaksanaka tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Nursalam,2013). Menurunnya kinerja perawat karena Stres kerja dapat disebabkan oleh banyak faktor baik faktor intrinsik pekerjaan, konflik peran, hubungan dalam pekerjaan, pengembangan karier,serta faktor lainnya yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Faktor intrinsik pekerjaan dapat berupa beban kerja yang dirasa

(10)

10

berlebihan bagi seorang perawat. Banyaknya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan tidak sesuai dengan waktu normal sementara di sisi lain kualitas kerja menjadi tuntutan yang harus dipenuhi (Widyastuti, 2013).

Stres kerja yang dialami oleh perawat tentunya akan merugikan rumah sakit yang bersangkutan karena kinerja yang dihasilkan menurun, Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami oleh seorang perawat dalam menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan, organisasi dan individu itu sendiri. Tingkat absensi tinggi serta turn over yang tinggi yang pada akhirnya menyebabkan biaya yang bertambah besar (Luthfan,2011).

Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem jadwa dinaskerja. Meskipun memberikan keuntungan terhadap pasien, jadwa dinaskerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan. Kelelahan kerja yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan kerja sehingga Rumah Sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam bekerja, salah satunya kelelahan kerja pada perawat (Villa,2013). Berbagai kegiatan yang terkait dengan pelayanan rawat inap di rumah sakityaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik, pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang

medik, pelayanan obat, pelayanan makan, serta administrasi keuangan(Suryawati dkk, 2006).

Jadwal dinas kerja merupakan salah satu sumber dari stress bagi tenaga kerja, beberapa keluhan akibat jadwa dinaskerjaseperti gangguan tidur, selera makan menurun, gangguan pencernaan dan kelelahan. Stres kerja adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan pekerjaannya sehingga ia merasa tidak nyaman dan tidak tenang (Valarencia, 2015 ).

Asuhan keperawatan pada Jadwal dinas malam dan kerja malam hari adalah kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi perawat. Bahkan dampak dari jadwal dinaskerja terutama jadwal dinaskerja malam, selain soal biologis dan faal, kerja malam seringkali disertai reaksi psikologis sebagai suatu mekanisme defensif terhadap gangguan tubuh. Akibat dari itu keluhan-keluhan akan ditemukan relatif sangat banyak pada kerja malam (Faiqoh, 2010). Perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan rawat jalan berpotensi mengalami stres karena tuntutan pekerjaan yang overload yang berhubungan dengan pelayanan kepada orang lain. Keadaan seperti itu apabila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan fisik, emosi, dan mental (Mariyanti, 2011).

Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya bangsal rawat

(11)

11

inap.Secara umum pelayanan rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pelayananrawat inap merupakan pelayanan terhadap pasien rumahsakit yang menempati tempat tidur perawatan karena keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya (al-assaf, 2009).

Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan medis yang utama di rumah sakit dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dan pihak-pihak yang ada di dalam rumah sakit dan berlangsung dalam waktu yang lama.Pelayanan rawat inap melibatkan pasien, dokter, dan perawat dalam hubungan yang sensitif yang menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Semua itu sangat membutuhkan perhatian pihak manajemen rumah sakit. Berbagai kegiatan yang terkaitdengan pelayanan rawat inap di rumah sakit yaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik (dokter), pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang medik, pelayanan obat, pelayanan makan, sertaadministrasi keuangan(Suryawati dkk, 2006).

Aturan atau standar operasional prosedurjadwa dinas jaga khususnya jadwa dinasmalam perawat pelaksana di ruang rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut: Jam pelaksanaan 21.00-23.00, kegiatan : Melakukan operan jaga,pre conferen dan

membagi asuhan

keperawatan/bidan kepada

masing-masing penanggung jawab,memberikan injeksi atau

obat sesuai

program,mendampingi dokter visite malam,observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,documentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien,memberikan injeksi dan obat malam,dokumentasi

tindakan asuhan

keperawatan/kebidanan dan mendampingi dokter visite malam.

Jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan 05.00-07.00, kegiatan Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene

pasien (memandikan

pasien),mengukur vital sign dan

balance cairan

pasien,memberikan injeksi dan obat per-oral pasien,mengelola

kebutuhan nutrisi

pasien,melakukan dokumentasi asuhan

keperawatan/kebidanan,post conferen/evaluasi asuhan keperawatan /kebidanan untuk jadwa dinas malam,dan membuat laporan. Pengaturan jadwal dinas kerja dan pemberian waktu istirahat pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada pekerja. Tetapi dampak pengaturan waktu kerja tersebut tetap memberikan efek

(12)

12

terhadap tenaga kerja (Bayu, 2010).

Pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang optimal menjadi sebuah keharusan sehingga tidak hanya pasien merasa puas dengan pelayanan yang diterima tetapi perawat memiliki kepuasan dalam kinerja, perawat menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan sehingga pelayanan kesehatan tetap lancar dan berkualitas (Lusiati,2013).

F. Kesimpulan dan Saran

Karakteristik

respondensebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7), memiliki lama kerja sebalama ≥10 tahun, dan berpInstansi rumah sakit endidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%).Distribusi kinerja perawat jadwal dinas malam sebagian besar responden memiliki kinerja pada katergori baik yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%). Evaluasi kinerja perawat jadwal dinas malam menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat

per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untuk jadwal dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masing-masing kinerjamemiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%).

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme pemberian asuhan keperawatan pada pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Sebagai masukan terhadap perawat rumah sakit khususnya pada jadwal jadwal dinas malam dalam mengevaluasi pelaksaanaan pemberian asuhan keperawatan pada pasien rawat inap.Pasien rawat inap tetap harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal terutama pada jadwa dinas malam yang diberikan perawat tetap sama dengan pemberian layanan keparawatan pada pasien rawat inap di jadwal dinas pagi

maupun jadwal dinas

sore.Penelitian ini akan bermanfaat memberikan pengetahuan bagi peneliti. Pengalaman yang nyata dalam melaksanankan penelitian yang sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri juga manfaat yang akan diperoleh peneliti.Peneliti bisa mengembangkan penelitian ini untuk jauh lebih baik jika ada kekurangan.

(13)

13

Daftar Pustaka

Al-Assaf, A.F. 2009.Mutu PelayananKesehatan: Perspektif Internasional. Jakarta: EGC.

Almasyitoh, (2011). Stress kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan sosial pada perawat. Jurnal psikoislamika vol.8. No 1: 2011.

Arikunto, S.,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Atmaji, L., ( 2011). Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Studi Pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung SemarangSkripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/14508/1/20 04MIKM3594.pdf

Bayu,I.(2010).“Perbedaan Kelelahan Pada Perawat Jadwa dinas Malam Ruang Rawat Inap Iccu Dan Kana Di Rumah Sakit X Kudus”. Skripsi.

Depkes RI. Permenkes

No.269/MENKES/PER/III. 2008. Faiqoh Indah Prismayanti, Alifin,

Suratmi. (2010). ’’Hubungan Jadwa dinasKerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan’’. Jurnal. Vol.03, No.VII, Des 2010.

Hariyono,W. ,Dyah,.S,. &Yanuk,.W (2009). Hubungan antar beban kerja, stress kerja dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja perawat di Rumah sakit islam Yogyakarta PDHI kota Yogyakarta. Journal of public health,vol 3, No 3.

Hasanah L, Saftarina F, Wintoko R. (2013). ‘’ Overview Jadwa dinas Work And Of Sleep Patterns Disturbance Installation Patterns In Ward Nurse In Abdul Moeloek

Hospital Bandar Lampung ISSN 2337-3776

Michelle, I.M (2011). “Peran Penerapan Model Praktik KeperawatanProfesional Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Dr.SoehartoHeerdjan,Program Pascasarjana (S2) universitas Esa Unggul

Jakarta.http://digilib.esaunggul.ac.id

/public/UEU-Master-2505-JUDUL%20TESIS-pdf.pdf

Khodriani, Ria. (2013). Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Teori Wisn Di Bagian Filing Rsud Kota Semarang, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro.

Lapau, B. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah PenulisanSkripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lusiati Alies, Supriyanto Stefanus. (2013). Dampak Faktor Individu, Faktor Pekerjaan dan Faktor Organisasi Pada Kepuasan Kerja Dan Intensi Turnover Perawat’’ Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 2 April-Juni 2013.

Mayasar, A. (2011). Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. ISSN : 1858-1196. Vol,28-34 diakses tanggal 09 desember 2015. http://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/kemas/article/view/1790/1981 Montalvo, I., (September 30, 2007)

"The National Database of Nursing Quality IndicatorsTM (NDNQI®)" OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing. Vol. 12 No. 3, Manuscript 2.

Neny Lya, wati. ( 2011). ‘’Analisa pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan di ruang murai I dan II RSUD Arifin Achmad provinsi Riau’’, Jurnal Ners Indonesia, vol.1, No 2, Maret 2011.

(14)

14

NugrohoM. Kris. (2004). “Analisis Faktor – Faktor Yang BerhubunganDengan Kinerja Perawat Pegawai Daerah Di

Puskesmas Kabupaten

Kudus”Tesis. Program ilmu Kesmas”Undip.http://eprints.undip.a c.id/4403/1/29_m.kris_nugroho.pdf Nurhayana dan Jumiati Sasmita. (2014).

‘’Pengaruh Beban Kerja Dan PelatihanMelalui Motivasi Sebagai Variabel Mediasi Terhadap Kinerja PerawatRuang Rawat Inap Rsud Puri Husada Di Tembilahan’’, Tesis. MahasiswaProgram Pascasarjana Manajemen Universitas Riau. Vol. VI No. 3September.

Nursalam. (2013).Metode penelitian ilmu

keperawatan.Jakarta:salembah.1jil,4 52 hlm, 19x26cm

Revalicha Nadia Selvia,Sami’an. (2012). “Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Jadwa dinas Kerja pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya” Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 163 Vol. 1 No. 3.

Rosyidah Ega Citra Lestari. (2010).“Analisis Kepatuhan Perawat Pada StandarAsuhan Keperawatan Di Unit Rawat Inap Kelas III Rsu Pku MuhammadiyahBantul Yogyakarta”Kes Mas Uad Vol. 5, No. 1, Januari 2011 : 1 – 67.http://www.google.co.id/url?url= http://www.jogjapress.com/index.ph p/KesMas/article/download/1220/63 6&rct=j&q=&esrc=s&sa=U&ei=Bf yPVYyTEYPkUrWMgIgF&ved=0C DYQFjAHOAo&usg=AFQjCNFgX RZHvSahXJdlBmBLa1nNeYaNBA Russeng,Syamsir dkk. (2007). “stres

kerja pada perawat di instansi rawat inap Dr Tandjudin chalid Makasar” FKM UNAS Vol 3 no 1 hal 1-56.http://blog.unhas.ac.id/index.php/ jadkkm/article/view/536/449

Santi Anita Widyastuti (2013)‘’ Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inappuskesmas Wonosegoro I Boyolali,Skripsi Prodi Ilmu Keperawatan UMS.

Sulistyowati ( 2012).‘’analisa faktor-faktor yang mempengaruhi Pencapaian target kinerja individu perawat pelaksana berdasarkan indeks kerja individu di gedung rumah sakit umum nasional

RSCM,tesis prodi

managemenkeperawatan UI Depok.http://lib.ui.ac.id/file?file=di gital/20305749-T30938%20-%20Analisis%20faktor.pdf

Valarencia Vialytha Pongoh,Herman Warouw,Rivelino Hamel (2015). ‘’PerbedaanStres Kerja Antar Jadwa dinas Perawat Di Ruangan Gawat Darurat Medik Rsup Prof Dr. R. D. Kandou Manado’’ e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei.

Gambar

Grafik  tersebut  pada  garis  horizontal  menunjukan  jumlah  pertanyaan  yang  terdiri  dari  20  pertanyaan  berdasarkan  waktu  kerja  21.00-23.00,  kegiatan  :  1)  Melakukan  operan  jaga,pre  conferen  dan  membagi  asuhan  keperawatan/bidan  kepada

Referensi

Dokumen terkait

Jika keluarga Tomi sampai di rumah nenek pukul 12.15, dan berangkat pada pukul 10.45.. Berapa lama perjalanan

Jalan Raya, Jalan Lingkungan, termasuk perawatannya (22001) Kecil.. 2.a Bidang Pekerjaan Sub

Sedangkan hipotesis minor yang kedua adalah, ada hubungan positif antara kepercayaan nasabah terhadap organisasi dengan loyalitas nasabah.Subyek penelitian berjumlah 70 orang

Dengan adanya pengolahan dapat mengurangi kadar asam sianida pada koro. sehingga bila dikonsumsi tidak membahayakan tubuh

Berdasarkan wawancara dengan Adi selaku Kepala Bidang AMDAL Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap pada tanggal 20 Mei 2016 dijelaskan bahwa pembangunan PLTU

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan, petunjuk dan ijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ”

Hasil yang sudah kami dapat dari survey yang kami lakukan adalah data yang digunakan dalam proses analisis masih berupa data yang terlalu detail dan masih tersebar, serta

When you construct an object of type Trace , the constructor invokes the string constructor to initialize the string data member.. Since at each level in the