• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERSEPSI DAN PERILAKU SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAHIYAH TERHADAP BANK AMAN SYARIAH. Oleh: NISWATUL KHOIROH NPM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PERSEPSI DAN PERILAKU SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAHIYAH TERHADAP BANK AMAN SYARIAH. Oleh: NISWATUL KHOIROH NPM."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERSEPSI DAN PERILAKU SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-FALAHIYAH TERHADAP BANK AMAN SYARIAH

Oleh:

NISWATUL KHOIROH NPM. 141269610

Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

(2)

PERSEPSI DAN PERILAKU SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-FALAHIYAH TERHADAP BANK AMAN SYARIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

NISWATUL KHOIROH

NPM. 141269610

Pembimbing I : H. Nawa Angkasa, SH,MA Pembimbing II : Esty Apridasari M.S.I

Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1440 H / 2018 M

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

PERSEPSI DAN PERILAKU SANTRI PONDOK PESANTREN AL-FALAHIYAH TERHADAP BANK AMAN SYARIAH

Oleh:

NISWATUL KHOIROH NPM. 141269610

Persepsi ialah sebuah istilah yang sering digunakan orang untuk mengungkapkan sebuah pemikiran akan sesuatu hal. Perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi yang dapat langsung terlihat (overet behavior) atau yang tak tampak (coveret behavior). Timbulnya perilaku akibat dari interaksi stimulasi interaksi dan eksternal yang di peroses melalui kongreti, afektif, dan motorik. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi dan perilaku santri sangat bervariasi. Responden ada yang mengatakan bahwa bank konvensional dan syariah sama saja, responden lainnya mengerti perbedaan antara keduannya, ada yang mengetahui namun tetap memilih bank konvensional karna bank konvensional sangat mudah dan memuaskan, dibandingkan dengan layanan bank syaraiah.

(7)
(8)
(9)

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada peneliti, saya persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih saya yang tulus kepada:

1. Kedua orang tua saya Ibu Wijiati dan Bapak Marmin yang senantiasa mendo’akan, memberikan motivasi, dukungan dan semangat yang tulus tanpa kenal lelah sehingga saya dapat tetap bertahan melanjutkan pendidikan.

2. Kakak saya Umi Khoirun nisa, Sohibul Haji Akbar dan adik saya Zainal Abidin yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

3. Dumateng Abi Hasyim Asy’ari dan Umi Ba’diatul Faizah serta santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah yang senantiasa memberi doa dan dukungan dari awal sampai akhir.

4. Sahabat-sahabat saya Desi Marlina, Eni Surya Ningsih, Linda Saputri, Mita Alafiah, Nur Hamida, Ratri Rahayu, Yeni Imroatus Zuhria, dan sahabat-sahabat yang tidak bisa disebut satu persatu, yang banyak membantu dan memberi motivasi selama proses perkuliahan ini.

5. Almamater tercinta Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro angkatan 2014.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberi rahmat-Nya kepada kita semua. Aamiin

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro,

2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

3. Ibu Liberty, SE.MA, selaku ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah, 4. Bapak Nawa Angkasa, SH.,MA selaku Pembimbing I yang telah memberi

bimbingan dan arahan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan,

5. Ibu Esti Apridasari M.S.I selaku Pembimbing II yang telah memberi bimbingan dan arahan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan sarana prasarana selama peneliti menempuh pendidikan. 7. Ucapan terima kasih juga peneliti haturkan kepada Bank Aman Syariah

Sekampung dan Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah sebagai narasumber untuk penelitian ini.

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Penelitian Relevan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Persepsi ... 8

1. Pengertian Persepsi ... 8

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial ... 9

3. Proses Terjadinya Persepsi ... 11

B. Perilaku ... 12

1. Pengertian Perilaku ... 12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 14

C. Bank Syariah ... 15

1. Pengertian Bank Syariah ... 15

2. Sejarah Bank Syariah ... 16

3. Prinsip-Prinsip Bank Syariah ... 17

4. Produk Bank Syariah ... 18

5. Pengertian Riba ... 20

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 23

B. Sumber Data ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

D. Teknik Analisa Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 28

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falahiyah ... 28

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Al-Falahiyah ... 30

B. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 31

1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Aman Syariah ... 31

2. Visi dan Misi Bank Aman Syariah ... 33

3. Struktur Organisasi Bank Aman Syariah ... 34

C. Persepsi Dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah... 35

D. Analisis Persepsi Dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah ... 43

BAB V PENUTUP ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Jenis Santri Formal Dan Salafiyah Pondok Pesantren

Al-Falahiyah ... 30 Tabel 2 Data Tipe Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Berdasarkan

Tingkatan Dasar Sampai Dengan Perguruan Tinggi Serta Non

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Struktur Organisasi Bank Aman Syariah Sekampung

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Bimbingan 2. Outline

3. Alat Pengumpul Data 4. Surat Research 5. Surat Tugas

6. Surat Balasan Izin Research

7. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi 8. Foto-foto Penelitian

9. Surat Keterangan Bebas Pustaka 10. Riwayat Hidup

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Islam bekerja bukan untuk meraih sukses dunia namun juga untuk kesuksesan di akhirat. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan di dalam kehidupanya. Hal ini merupakan fitrah yang diberikan tuhan kepada manusia agar manusia berusaha dan fitrah itu tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan manusia. Dalam usaha memenuhi kebutuhanya itu manusia membutuhkan bantuan manusia lainya.

Maka timbulah interaksi dalam masyarakat untuk melakukan berbagai hal karna sifat manusia tidak bisa berdiri sendiri dan bergantung kepada mahluk lain atau manusia lain. Manusia harus mempertanggung jawabkan segala yang diperbuat yakni dengan Rab-nya dan kepada sesama manusia. Bertanggung jawab dengan Rabnya yaitu menjauhi yang dilarang dan melaksanakan yang di perintah.Sedangkan bertanggung jawab dengan sesama manusia adalah memenuhi hak-haknya dengan bersikap adil dalam menjalankan pekerjaannya harus berpegang teguh atau berprinsip dengan Al-Qur’an dan As-Sunah.

Pondok Pesantren Al-Falahiyah adalah lembaga yang berbasis pendidikan islami dan modern, dimana banyak masyarakat dan santri yang mengabdikan diri untuk belajar berbagai ilmu didalamnya. Pondok Pesantren

(18)

Al-Falahiyah telah mendirikan unit pendidikan Mts TQ Al-Falahiyah, dan unit pendidikan sekolah tingkat menengah atas, MA TQ Al-Falahiyah yang sudah di buka pada tahun ajaran baru 2018/2019.Serta sudah memiliki tempat-tempat belajar yang saling berdekatan sehingga memudahkan para santri untuk melangsungkan proses pembelajaran, diantara tempat itu berupa madrasah sebagai tempat pembelajaran, asrama sebagai tempat tinggal santri yang mondok, masjid sebagai tempat ibadah para penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri, serta masyarakat yang masih senang untuk menggali ilmu, perpustakaan sebagai tempat peminjaman berbagai kitab dan buku-buku pelajaran, rumah tempat tinggal kyai, ustadz dan ustadzah, dapur umum yang digunakan sebagai tempat memasak untuk para santri, dan tempat pemandian para santri.

Santri adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasa menetap dalam pesantren hingga pendidikaanya selesai.1Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah banyak santri yang memiliki latar belakang yang tidak sama dan berasal dari berbagai daerah, serta memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam memandang perbankan.

Bank merupakan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.2Dari berbagai santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah mempunyai

1 Id.m.wikipedia.org/wiki/santri. Diunduh pada tanggal 12 april 2018.

(19)

kecenderungan yang berbeda dalam memilih dan menggunakan jasa perbankan syariah dengan berbagai alasan masing-masing. Perbankan syariah adalah lembaga yang berbasis Islam dimana dalam trasaksinya menggunakan ketentuan-ketentuan syariat Islam, dengan demikian terjadi pemahaman yang berbeda bagi masing-masing santri ada beberapa santri yang sudah mengetahui tentang bank syariah dan ada santri yang belum mengetahuinya sama sekali bagaimana bank syariah tersebut.

Melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa santri yang bernama antara lain: Lailatul Fajriyah, dan Siti Nur Arifah, santri tersebut mengatakan bahwa meraka tidak mengetahui tentang perbedaan bank syariah dan konvensional, mereka mengira bahwa bank itu sama saja kegunaan dan cara beroperasinya, maka dari itu mereka membuat rekening di bank konvensional (BRI) yang mereka anggap mudah dan berada dimana-mana. Selanjutnya santri yang diwawancarai yaitu bernama. Atika Fitriani, dan Nisa Khoiriyah, santri tersebut sudah mengerti bagaimana prinsip-prinsip syariah dan aplikasinya dibandingkan dengan bank konvensional, namun anggapan mereka tentang bank syariah adalah mereka kurang puas dalam pelayanan dan fasilitas yang disediakan dalam bank syariah sendiri dimana masih kurangnya ATM atau bank-bank kecil yang belum tersedia di mana-mana atau di desa-desa kecil. Sedangkan menurut mereka bank konvensional (BRI) sangat memadai dalam fasilitasnya dan sangat mudah cepat dan aman untuk berbagai transaksi, seperti tersedianya ATM dan bank-bank kecil yang berada di sekitar kita atau di

(20)

Desa-desa terpencil.3 Kurangnya hubungan antara pihak bank Aman Syariah dan Pondok Pesantren Al-Falahiyah dan belum terjadinya kerjasama antara keduannya menimbulkan kurangnya kepercayaan yang terjadi pada santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah tersebut. Dimana santri lebih dominan dengan bank konvensional seperti BRI ( Bank Rakyat Indonesia), bank tersebut sangant memuaskan para nasabahnya yang mana tersediannya fasilitas dari layanannya sendiri.

Pondok Pesantren Al-Falahiyah yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama di antara lain Al-Qur’an, kitab kuning, tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia bahasa jawa halus dan bahasa arab, dimana tiga bahasa tersebut di pakai untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para santri. Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah sangat mengetahui tentang syariat agama yang sangat luas karena santri mayoritas penghafal Al-qur’an serta mendalami isi Al-qur’an dan isi dari kitab-kitab kuning tersebut. Permasalahan yang terjadi pada santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah dimana santri tersebut sudah memahami tentang ahlaq dan fiqih serta isi dalam Qur’an itu sendiri, didalam isi Al-Qur’an dan hadis-hadis dari kitab kuning tersebut sudah dijelaskan tentang larangan riba dan bahaya riba.

Larangan riba yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah 278-279,

اَهُّي

أَٰٓ َي

َ

َنيِ

لَّٱ

ذ

ْاوُنَماَء

ْاوُقذتٱ

َ ذللّٱ

َنِم َ ِقَِب اَم

ْاوُرَذَو

ْآَٰوَبِ رلٱ

َينِنِمۡؤُّم مُتنُك نِإ

٢٧٨

(21)

نِإَف

َنِ م ٖبۡرَ ِبِ

ْاوُنَذۡأَف ْاوُلَعۡفَت ۡمذل

ِ ذللّٱ

ِِلوُسَرَو

ۦ

ُسوُءُر ۡمُكَلَف ۡمُتۡبُت نوَإِ

َنوُمَل ۡظُت

لََو َنوُمِل ۡظَت

َ

لَ ۡمُكِلَٰ َوۡم

َ

َ

أ

٢٧٩

Artinya: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa

riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak melaksanakan (apa yang diperintahkan ini) maka ketahuilah, bahwa akan terjadi perang dahsyat dari Allah dan RosulNya dan jika kamu bertaubat maka bagi kamu pokok harta kamu, kamu tidak dianiaya dan tidak (pula) dianiaya”.4Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa

larangan riba dan harus meninggalkanya. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti tetang Persepsi Dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah. (Q.S. Al-Baqarah:

278-279)5

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana persepsi dan perilaku santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah terhadap Bank Aman Syariah?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini secara umum bertujuan: Mengetahui bagaimana persepsi dan perilaku santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah terhadap Bank Aman Syariah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah mencari pengetahuan tentang persepsi dan perilaku santri terhadap Bank Aman Syariah.

4 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.26. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), h. 37

(22)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai masukan bagi Bank Aman Syariah untuk membuktikan dan meyakinkan masyarakat terkhusus santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah untuk percaya terhadap prinsip-prinsip dan pelayanan yang digunakan Bank Aman Syariah.

E. Penelitian Relevan

1. Skripsi Afrilia Siti Nurjannah mahasiswa IAIN Metro dari jurusan Ekonomi Syariah, dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Lembaga

Keuangan Syariah Baitul Wat Tamwil Di Simbarwaringin Kecamatan Trimurejo. Dari penelitian tersebut menerangkan bahwa masyarakat belum

memahami tentang BMT itu sendiri seperti produk-produknya dan aplikasinya. Dalam penelitian ini persamaan pada judul yang di bahas oleh penulis yaitu tetang persepsinya terhadap lembaga keuangan syariah. Namun peneliti tersebut fokus terhadap persepsi masyarakat sedangkan dalam penulis ini yakni membahas tentang persepsi santri.6

2. Skripsi Deva Suardiman dengan judul Persepsi Dosen Syariah Dan

Ekonomi Islam Stain Jurai Siwo Metro Terhadap Perbankan Syariah Dan Implementasin-ya. Dari penelitian ini peneliti menerangkan bahwa sikap

responden dosen STAIN tersebut banyak yang tidak menggunakan jasa perbankan bahkan ada yang tidak menggunakanya sama sekali karena

6 Skripsi Afrilia Siti Nurjannah, “Persepsi Masyarakat Terhadap Lembaga Keuangan

Syariah Baitul Wat Tamwil Di Simbarwaringin Kecamatan Trimurejo studi kasus pada BMT Simbarwaringin Kecamatan Trimurejo, Skripsi mahasiswa IAIN Metro dari jurusan Ekonomi

(23)

pandangan mereka perbankan syariah cara beroperasinya sama dengan bank konvensional dan menganggap perbankan syariah yang ada saat ini belum syariah secara praktiknya. Dalam penelitian ini persamaan yang di bahas yakni sama-sama mebahas persepsi terhadap bank syariah. Sedangkan perbedaanya terletak pada respondenya.7

3. Skripsi Umi Khairiyah mahasiswa IAIN Metro dari jurusan D-III Perbankan Syariah, dengan judul Persepsi Dosen Syariah STAIN Metro

Terhadap Koperasi Syariah. Dari penelitian ini peneliti sama-sama

meneliti tentang persepsi, adapun perbedaanya dari objek penelitian dan stadi kasusnya.8

7 Skripsi Deva Suardiman, Persepsi Dosen Syariah Dan Ekonomi Islam Stain Jurai Siwo

Metro Terhadap Perbankan Syariah Dan Implementasin-ya, skripsi di jurusan S1 Ekonomi Syariah STAIN Metro, 2015.

8Umi Khairiyah, Persepsi Dosen Syariah STAIN Metro Terhadap Kopersi Syariah, Skripsi

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah objek-objek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan di proyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati objek tersebut.9 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensoriy stimuli).10 Persepsi ilustrasi adalah semua yang telah kita lihat dan kita alami, khususnya keberhasilan yang telah kita alami, menjadi bagian dari mental kita sendiri. Kita cenderung memilih cara pemecahan yang serupa dengan cara-cara yang telah membuat kita berhasil pada masa yang lalu.11

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengideraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tidak

9 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 85. 10 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung PT Rosdakarya Offset 2011), h. 50 11 Robert W. Olson, Seni Berfikir Kreatif, (PT Gejora Aksara Pratama, 1996), h. 177

(25)

dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.12

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikn data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memokuskan perhatian terhadap satu objek rangsang. Dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek.13

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah sebuah istilah yang sering digunakan orang untuk mengungkapkan sebuah pemikiran akan sesuatu hal.

2. Faktor-Faktor yang Pempengaruhi Persepsi Konsumen a. Objek yang Dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi tetapi juga datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

12 Bimo Walgisto, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta Andi Offset, 2004), h. 88 13 Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: kencana, 2004), h.89

(26)

b. Alat Indra, Syaraf, Dan Pusat Susunan Syaraf

Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motorif yang dapat membentuk persepsi seseorang.

c. Perhatian

Menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.14

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi satu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi konsumen atau kelompok konsumen dapat jauh berbeda dengan persepsi konsumen atau sekelompok konsumen lainnya sekalipun situasinya sama. Pernedaan persepsi dapat ditelusuri pada adannya perbedaan konsumen itu sendiri, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian konsumen, perbedaan-perbedaan dalam sikap atau dalam motifasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi

(27)

pada diri konsumen, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen.15

3. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi adakalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut.

Proses stimulus mengenai alat indra merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indra diteruskan oleh oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam kesadaran inilah yang disebut dalam proses fisikologis.16

Proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenali oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenakan dalam berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan

15 Ibid., h.154

(28)

sekitarnya. Namun sedemikian tidak semua stimulus mendapatkan respon individu untuk di persepsi. Setimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada perghatian individu yang bersangkutan.17

B. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Menurut James P. Chaplin dalam buku yang ditulis oleh Herri Zan Pieter, mengatakan bahwa, perilaku adalah kumpulan dari reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan dan jawaban yang dilakukan seseorang seperti proses berfikir, bekerja, hubungan seks dan sebagainya.18

Menurut Pavlov (dalam Wordworth dan Marquis) dalam buku yang ditulis oleh Herri Zan Pieter, mengatakan bahwa, perilaku adalah keseluruhan atau totalitas kegiatan akibat belajar dan pengalaman sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan pengkodisian. Bandura mengatakan bahwa, perilaku adalah reaksi insting bawaan dari berbagai stimulasi yang selanjutnya akan diresetor di dalam otak. Timbulnya perilaku akibat pengalaman proses belajar. Branca mengatakan bahwa, perilaku adalah reaksi manusia akibat kegiatan kognitif, efektif dan psikomoterik kegiatan aspek ini saling berhubungan. Jika salah satu aspek menghalangi hambatan, maka aspek perilaku lainnya juga terganggu.19

17 Ibid, h. 91

18 Herri Zan Pieter, Namora Lumongga Lubis, Pengantar Spikologi Untuk Kepribadian, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26

(29)

Menurut Kartini Kartono dalam buku Mengatakan bahwa perilaku merupakan proses mental dari reaksi seseorang yang sudah tampak dan yang belum tampak atau masih sebatas keinginan. Bimo Wal Gito Mengatakan bahwa perilaku adalah akibat interelaksi stimulus eksternal dengan internal yang akan memberikan respon-respon eksternal. Seokidjo Notoadmodjo mengatakan bahwa perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan totalitas yang mengetahui proses perhatian, penghamatan, pikiran, daya ingat dan fantasi seseorang. 20

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka secara umum dapat di simpulkan bahwa perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi yang dapat langsung terlihat (overet behavior) atau yang tak tampak (coveret

behavior). Timbulnya perilaku akibat dari interaksi stimulasi interaksi dan

eksternal yang di peroses melalui kongreti, afektif, dan motorik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

a. Faktor Budaya 1) Budaya

Menurut Kottler dan Keller dalam buku yang ditulis oelh Donni Juli Priansa mengatakan bahwa budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting

(30)

lainnya. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.

2) Sub Budaya

Banyaknya sub-budaya yang membentuk segmen pasar yang penting, dan perusahaan sering merancang produk dan program pemasaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3) Kelas Sosial

Kelas sosial berkaitan dengan preferensi produk dan mereka yang berbeda dalam banyak hal.

b. Faktor Sosial

Pengertian sosial pada strukturnya, yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu (keluarga, kelompok, dan peran) dalam posisi-posisi tertenti berdasarkan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

(31)

d. Psikologis

Menurut Kottler dan keller dalam buku yang ditulis oleh Donni Juli Priansa, mengatakan bahwa faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir.21

C. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Menurut ensiklopedia islam, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam.22 Bank syariah adalah bank yang beroperasi tanpa mengandalkan bunga. Bank syariah bisa di namakan dengan lembaga keuangan atau perbankan yang oprasional dan produknya dikembangkan berlandasan Al-Qur’an dan Hadis.

21 Donni Juli Priansa, Perilaku Konsumen, h. 82-84

(32)

Menurut Antonio dan Perwataatmadja dalam buku yang ditulis oleh Khaerul Umam, mengatakan bahwa membedakan dua pengertian, yaitu bank islam dan bank beroprasinya mengacu pada ketetuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Adapun bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariat islam adalah bank yang dalam beroprasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariat islam, khususnya yang menyangkut tatacara bermuamalat secara islam.23 Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan perasional pada syariat (hukum) islam.24 Dalam undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 disebutkan bahwa ”perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha”.25

2. Sejarah Bank Syariah

Pada zaman pra islam, sebenarnya telah ada bentuk-bentuk perdagangan yang sekarang dikembangkan di dunia bisnis modern. Bentuk-bentuk itu misalnya: almusyarakah, (join venture), al-ba’iutakriji (vantore

capital), al-ijarah (leasing), at-takaful (insurance) al-ba’iu bithaman ajil (isntalment–sale) kredit pemilikan barang (al-murabahah), pinjaman dengan

tambahan bunga (riba).

Bentuk-bentuk perdagangan tersebut telah berkembang di jazirah arab karena letak yang amat strategis bagi perdagangan waktu itu, khususnya

23 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung Pustaka Setia 2013). h. 15 24 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, h. 49

(33)

berpusat di kota makkah, Jeddah dan madinah. Yunani kuno dan romawi sekitar 2500 tahun sebelum masehi telah mengenal system perbankan. Demikian pula di babilonia yang sekarang menjadi wilayah irak juga telah mengenal sistem perbankan 2000 tahun sebelum masehi. Namun perbankan yang dipraktikkan dan dijalankan pada masa ini tentunya masih sangat sederhana.26

3. Prinsip-Prinsip Bank Syariah

Islam sebagai agama merupakan konsep yang mengatur kehidupan manusia secara komprehensif dan universal, baik dalam hubungan dengan sang pencipta (habluminallah) maupun dalam hubungan sesama manusia (hablumminannas).27

Mekanisme keuangan dalam bank syari’ah diharapkan dapat menghilangkan dampak negativ spread atau keuntungan minus. Sesungguhnya ada penekanan besar pada keadilan dan persaudaraan dalam transaksi ekonomi yang sesuai dengan al-qur’an dan as-sunah. Keadilan dan persaudaraan tidak akan mungkin direalisasikan tanpa adanya distribusi pendapatan dan kekayaan. Dalam sistem ekonomi syari’ah di yakini akan dapat mengikis akar ketidak adilan dari pada sekedar meringankan beban sistem (gejala) dari ketidak adilan sosial dan ekonomi, oleh karena itu sistem bunga dalam perbankan tidak sesuai dengan prinsip keadilan.

26 Ibid, h. 50

(34)

Bank syari’ah menekankan pada aspek kesejahteraan sosial, dilihan dari segi apakah aktifitas ekonomi itu menambah kegunaan (musalih) atau tidak (mafasit atau ketidak bergunaan). Menurut IAI, tentang karakteristik bank syari’ah menyatakan bahwa konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi. mekanisme keuangan bank syari’ah tidak mengenal konsep nilai waktu dari nilai(time value of money). Konsep uang dalam islam tidak dicetak untuk dicari demi uang itu sendiri melainkan untuk tujuan-tujuan lain, karena menimbun uang itu merupakan perbuatan yang tidak adil, maka tidaklah ada artinya menjual uang untuk mendapatkan uang.28

4. Produk Bank Syariah

Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara

(intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana

(surplus unit ) dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana

(deficit units). Kedudukan bank syariah sebagai perantara dapat diwujudkan

kalam kegiatanya yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali untuk masyarakat melalui berbagai produk yang ditawarkanya .

Fungsi bank syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebur kepada masyarakat yang membutuhkanya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. perbedaan pokoknya terletak dalam jenis keuntungan

(35)

yang diambil bank data transaksi-transaksi yang dilakukanya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntunganya dari pengambilan bunga, maka bank syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa

(fee-base income) maupun mark-up atau profit.

Disamping di libatkannya hukum Islam dan pembebasan transaksi dari mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank syariah di bandingkan dengan bank konvesional adalah diperbolehkannya bank syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan infestasi dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan bank syariah, seperti pembiayaan dengan prinsip murabahah (jual beli), ijarah (sewa) atau ijarah wa iqtina (sewa beli) dan lain-lain.

Perbankan syariah tumbuh dan dikembangkan sebagai sebuah alternatif bagi praktik perbankan konvesional. Yang dikeritik dari Bank konvesional oleh konsep perbankan syariah, bukan kah menolak Bank dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan, melainkan di dalam karakteristik-karakteristiknya yang lain. Misalnya masih terdapatnya unsur riba, judi (maysir), ketidak pastian (kharar), dan bathil dalam praktik perbankan konvensional.29

Dilarangnya riba, maysir, gharar, dan bathil dalam perbankan, maka sebagai gantinya dapat menerapkan akad-akad islam atau yang lazimnya

(36)

dikenal dengan akad berdasarksan prinsip syariah menurut Muhammad Syafi’i Antunio terdiri dari prinsip titipan atau simpanan (al-wadiah), bagi hasil (profit-sharing), sewa-manyewa (operating lease and financial leas), dan jasa (fee-based service) yaitu al-wakalah, al-kafalah, al-hiwalah,

ar-rahn, al-qardh. Masing-masing akad tersebut sesuai karakteristiknya dapat

diterapkan dalam operasional perbankan syariah dalam produk penghimpunan dana (funding), penyaluran dana (lending), dan produk jasa

(service).30

5. Pengertian Riba

Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, tetapi secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.

(37)

Dalam Al-qur’an dijelaskan sebagai berikut:

اَهُّي

أَٰٓ َي

َ

َنيِ

لَّٱ

ذ

ْاوُلُك

ۡ

أَت

لَ ْاوُنَماَء

َ

ْآَٰوَبِ رلٱ

َو ٗةَفَعَٰ َضُّم اٗفَٰ َع ۡض

َ

أ

ْاوُقذتٱ

َ ذللّٱ

َنوُحِلۡفُت ۡمُكذلَعَل

١٣٠

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya

kamu mendapat keberuntungan.” (Qs. Al-Imran.130).31

Selanjutnya, dalam hadist dijelaskan sebagai berikut:

ُلوُسَر َنَعَل

ِهَّللا

-ملسو هيلع للها ىلص

ُهَلِكوُمَو اَبِّرلا َلِكآ

ِههََِِْاَََو ُهََِِاَكَو

ءاَوَس همُِ َلاَقَو

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama.” (HR. Muslim no. 1598).32

6. Jenis-Jenis Riba

Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba utang-piutang dan riba jual-beli. Riba utang-utang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliah, sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah.

a. Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap kreditur (muqtaridh).

b. Riba Jahiliyyah Utang dibayar lebih dari pokoknya, karena kreditur tidak mampu membayar utangnya pada waktu jatuh tempo. c. Riba Fadhl Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau

takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.

d. Riba Nasi’ah Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan,

31 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), h. 53

32 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2013), h. 13.

(38)

perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.33

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang digunakan untuk penyusunan laporan ilmiah.34 Adapun maksud dari field research dalam penelitian ini adalah peneliti akan melakukan penelitian yang ditujukan secara langsung ke lokasi penelitian yang akan diteliti yaitu Bank Aman Syariah dan Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian.35 Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati.

34Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 96.

35Sumadi Suryabrata.Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet Ke-IV, h. 18.

(40)

Jadi yang dimaksud dengan penelitian deskriptif kualitatif ini berupa prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

B. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer dan sumber data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.36 Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung di Bank Aman Syariah dan Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah. Sumber data primer yang peneliti temui di lapangan (Bank Aman Syariah) adalah Pimpinan yang bernama Bapak Sugianto. Sedangkan dalam penelitian di Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah adalah santri dan pengurus pondok pesantren yang berjumlah 10 santri. Pengurus yang bernama Nisa Khoiriyah, Ririn Mukholifah, Yeni Imroatus Zuhria, dan Santri Yang Bernama, Lailatul Fajriyah, Siti Nur Arifah, Atika Fitriani, Haniatul Musfida, Eka Putri Setia, Fina Fatimatus Zahro, Rni Tri Utami.

(41)

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, teknik

purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu37. Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompentensi dengan topik penelitian kita, dan menurut kreteria yang peneliti tentukan. Adapun dalam peneliti ini sampel yang digunakan adalah dari tingkatan santri perguruan tinggi dan santri salafiyah dimana santri tersebut sedikit banyak mengetahui tentang perbankan, baik bank konvensional maupun bank syariah sendiri, dan santri yang sudah mempunyai buku tabungan di perbankan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber kedua atau sekunder.38 Sumber sekunder merupakan sumber penunjang yang biasanya tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen atau catatan yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.39

37Ibid, h. 85 38 Ibid., h. 42.

39 P Joko Subagyo,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 39.

(42)

Sedangkan menurut Lexy J Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.40 Dalam penelitian ini yang objek wawancara adalah adalah santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah dan manajer Bank Aman Syariah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.41 Dokumentasi ini digunakan untuk mencari data atau sumber yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu sumber informasi dokumentasi dikumpulkan dari pihak bank seperti otobiografi dan arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori dan satuan urian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.42

40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.186.

41 Muhammad,Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 152.

42 Purwanto,Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 75.

(43)

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian-uraian sehingga untuk menganalisisnya dipergunakan cara berfikir induktif. Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk menganalisa data. Adapun cara berfikir induktif yaitu berangkat dari fakta yang khusus dan konkrit, kemudian dari fakta dan peristiwa yang konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.43

Metode berfikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Mengamati dari fenomena yang telah diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam penerapannya teknik ini dilakukan untuk menganalisis data tentang beberapa fakta kongkrit mengenai “Persepsi dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah”.

43Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1981), h. 40.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Pondok Pesantren Al-Falahiyah berdiri pada tanggal 10 september 2014 M. didirikan oleh Kiyai. Hasyim Asy’ari di Dusun Madukoro Desa Batangharjo Kecamatan Batanghari kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falahiyah di latar belakangi oleh keinginan masyarakat Desa Batang Harjo, dimana sangat mirisnya ahlak yang dimiliki masyarakat terkhusus para pemuda-pemudi di desa tersebut, dan belum adanya pondok pesantren atau tempat mengaji secara khusus di Batang Harjo itu sendiri. Awal mula perkembangan Pondok Pesantren Al-Falahiyah, Pondok Pesantren Al-Falahiyah adalah anak atau cabang dari Pondok Pesantren Miftahul Falah Sumbersari Mataram Baru Lampung Timur, dimana pondok pesantren tersebut adalah induk dari Pondok Pesantren Al-Falahiyah sendiri.44

Kiyai Hasyim Asy’ari adalah putra dari pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falah. Kiyai Hasyim Asyari di bekali santri dari Pondok Pesanren Miftahul Falah berjumblah 7 santri, satu santri putra dan 6 santri putri. Santri putra yang pertama bernama Abdul Mutholib, dan santri putri diantara lain

(45)

yaitu Siti Qomariah, Siti Hijriyah, Shela Ferantika, Eka Nurdiana, Ririn Mukholifah, dan saya sendiri Niswatul Khoiroh.

Tahun pertama Pondok Pesatren Al-Falahiyah belum mendirikan lembaga pendidikan formal, hanya mendirikan TPA Al-Falahiyah. Baru tahun kedua mendirikan MTs Tahasus Al-qur’an Al-Falahiyah yaitu pada tahun 2015, siswa pertama berjumlah 7 siswa terdiri dari 2 putri dan 5 putra akhir kelas 3 siswa bertambah menjadi berjumlah 11 siswa. Dan pada tahun 2016 berjumlah 19 siswa, pada tahun 2017 siswa berjumlah 23, dan sampai tahun 2018 yaitu berjumlah 30 siswa, jadi keseluruhan siswa siswi MTs TQ Al-Falahiyah berjumlah 83 dari tahun pertama sampai saat ini. Tahun 2018 ini Pondok Pesatren Al-Falahiyah juga mendirikan MA TQ Al-Falahiyah, jumlah siswa/siswi 9 orang, terdiri dari 3 siswa putra dan 6 siswi putri. Adapun rencana kedepan Ponpes Al-Falahiyah memiliki keinginan untuk mendirikan sekolah dasar (SD TQ Al-Falahiyah, dan Sekolah Tinggi TQ Al-Falahiyah).45

Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah bermacam-macam mulai dari kelas 1 SD sampai dengan Mahasiswa semester akhir, ada juga santri yang salafi yaitu hanya mengaji di pondok saja tidak sambil sekolah formal. Pondok Al-Falahiyah sendiri santri mayoritas penghafal al-qur’an. Adapun jenis dan tipe santri dan jumlah sanrti pondok pesantren Al-falahiyah antara lian:

(46)

Tabel 1

Data Jenis Santri Formal Dan Salafiyah Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Jenis Santri Jumlah Santri

Santri Formal 150

Santri Salafiyah 15

Total 165

Sumber: Pengurus Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Jenis Santri formal yakni santri yang melanjutkan pendidikan sekolah formal seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi dan lain-lain.

Tabel 2

Data Tipe Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Berdasarkan Tingkatan Dasar Sampai Dengan Perguruan Tinggi

Serta Non Formal (Salafiyah)

Tipe Santri Jumlah Santri

Sekolah Dasar (Sd) 9 Santri

Madrasah Stanawiyah (MTs) 83 Santri

Madrasa Aliyah 39 Santri

Perguruan Tinggi 19 Santri

Salafiyah 15 Santri

Total 165 Santri

Sumber: Pengurus Pondok Pesantren Al-Falahiyah

Tipe santri meliputi dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan salafiyah yakni santri yang tidak melanjutkan sekolah formal, Santri tersebut hanya mengaji di dalam pondok itu saja.

(47)

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Al-Falahiyah a. Visi:

Mewujudkan madrasah yang unggul, kompetitif dan berjiwa qur’ani.

b. Misi:

1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan ilmu al-qur’an serta nila-nilai Islam.

2) Mengintregasikan ilmu agama dan ilmu umum

3) Memberikan kontribusi dakam proses pembangnan manusia seutuhnya dengan memperkuat landasan etik, moral dan spiritual. 4) Menigkatkan fungsi dan peran pendidikan madrasah dalam

kerukunan umat beragama memperkokoh jati diri dan watak bangsa.

c. Tujuan

1) Menghasilkan manusia bertakwa kepada allah, berahlakul karimah, berpengetahuan luas dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.

2) Menghasilkan manusia yang jiwa qur’ani berkemampuan ilmiah amaliah trampil dan professional.

3) Mencetak lulusan yang berkualitas.46

(48)

B. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Aman Syariah

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia didorong oleh 4 (empat) alasan utama yaitu: pertama adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syariah, khususnya bebas riba sesuai dengan fatwa MUI. Dan kedua adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah yang antara lain mengutamakan pentingnya moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Ketiga adanya Pengawasan dan Pembinaan dari Bank Indonesia sehingga kelangsungan Perbankan Syariah tetap terjaga. Keempat adanya Lembaga Penjamin Simpanan.

Bank Aman Syariah Lampung Timur didirikan berdasarkan Rapat Calon Pemegang Saham pada tanggal 17 Maret 2012 oleh 17 orang calon pemegang saham PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur. Mendapatkan badan hukum PT berdasarkan Akta Pendirian PT BPRS Aman Syariah Lampung Timur No. 15 tanggal 11 Februari 2014 oleh Notaris Abadi Riyantini, Sarjana Hukum dan pengesahan Badan Hukum PT dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor: AHU-10.01982. PENDIRIAN-PT.2014 tanggal 13 Februari 2014 serta Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-2/PB.1/2014 tentang Pemberian Izin Prinsip Pendirian PT. BPRS Aman Syariah pada tanggal 28 Januari 2014 dan Mulai beroperasi pada tanggal 30 Desember 2014 berdasarkan Surat

(49)

Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-237/PB.131/2014 tentang Pemberian Izin Usaha pada tanggal 30 Desember 2014. Dalam operasioanalnya PT.BPRS Aman Syariah Lampung Timur dikelola oleh Direksi dan jajaran karyawan, diawasi oleh Dewan Komisaris serta Dewan Pengawas Syariah (DPS).47

Perkembangan dan target pasar untuk pembiayaan sektor riil, sektor pasar dan sektor pegawai Negeri Sipil tetap dilakukan dengan pelayanan sampai ke pintu. Pelayanan dengan sistem jemput bola atas permintaan nasabah melalui telepon baik penyetoran maupun penarikan tabungan sehingga nasabah dapat dilayani secara paripurna.48

Pada saat penulis melakukan penelitian pada Bank Aman Syariah Lampung Timur Provinsi Lampung pada bulan oktober 2018. Jumlah pengurus Bank Aman Syariah sebanyak 6 (enam) orang dan karyawan sebanyak 20 (dua puluh) orang serta nasabah tabungan sebanyak 1.775 orang, dan nasabah pembiayaan sebanyak 375 orang.49

2. Visi dan Misi Bank Aman Syariah

Tujuan Pendirian Bank Aman Syariah Lampung yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di wilayah Lampung Timur dan sekitarnya melalui:

47 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober 2018 Pukul 17.00 WIB

48 Dokumentasi PT. BPRS Bank Aman Syaria, 25 Oktober 2017

49 Linda Kusneri (Customer Service) Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober 2018 Pukul 16.30 WIB

(50)

a. Pemberian pelayanan jasa perbankan bagi pengusaha kecil di pedesaan yang mudah, aman, Islami dengan prinsip bank yang sehat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Membuka dan memperluas lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat.

c. Berpartisipasi dalam upaya memberantas para pelepas uang (rentenir). d. Terciptanya ukhuwah Islamiyah yang semakin berkualitas baik antara

nasabah dengan BPR Syariah sebagai pelaksana amaliah, maupun di antara nasabah BPR Syariah.

e. Mendidik masyarakat untuk selalu memikirkan masa depan dan tidak hanya menguntungkan kepada nasib, namun lebih menekankan kepada usaha.50

3. Struktur Organisasi Bank Aman Syariah

Struktur organisasi Bank Aman Syariah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(51)

Gambar 1

Struktur Organisasi Bank Aman Syariah Sekampung Lampung Timur Tahun 2018.51

(52)

C. Persepsi Dan Perilaku Santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah Terhadap Bank Aman Syariah

Persepsi ialah sebuah istilah yang sering digunakan orang untuk mengungkapkan sebuah pemikiran akan sesuatu hal. Sedangkan perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi yang dapat langsung terlihat (overet

behavior) atau yang tak tampak (coveret behavior).

Persepsi yang diungkapkan oleh santri pada dasarnya disebabkan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu objek yang dipersepsikan, alat indra atau pusat susunan saraf, dan perhatian.

1. Objek yang dipersepsikan dan diperilakukan yaitu pada persepsi santri terhadap penilaian di Bank Aman Syariah dan Pondok Pesantren Al-falahiyah.

2. Alat indra dan pusat susunan syarat, santri Pondok Pesantren Al-falahiyah melihat dan mengamati perkembangan bank syariah tentang pelayanan dan transaksinya menimbulkan pemikiran tertentu.

3. Perhatian, merupakan pemusatan atau kefokusan pemikiran santri Pondok Pesantren Al-falahiyah terhadap Bank Aman Syariah. Pemikiran setiap santri berbeda sehingga akan mempengaruhi persepsi tentang perbankan syariah terkhusus Bank Aman Syariah.

Perilaku yang diungkapkan oleh santri pada dasarnya disebabkan atau di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

1. Faktor budaya dimana persepsi dan perilaku santri dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang terjadi di dalam keluarga, masyarakat, atau

(53)

lembaga-lembaga lainnya. Hal ini dapat menimbulkan persepsi dan perilaku santri terhadap onjek yang akan dipersepsi.

2. Faktor kelas sosial terhadap persepsi dan perilaku santri dipengaruhi oleh interaksi sesama manusia antara lain keluarga, teman, pihak-pihak tertentu dan manusia lainnya. Dimana terdapat porsi-porsi tertentu yang menimbulkan nila-nilai dan norma-norma, terhadap persepsi dan perilaku yang akan di ungkapkan.

3. Faktor pribadi terhadap persepsi dan perilaku santri dimana ditimbulkan oleh pemikiran yang terdapat pada pribadi itu sendiri, maka kepribadian yang dia yakini terhadap pemikiran itu akan menimbulkan persepsi dan perilaku santri.

4. Faktor psikologi terhadap persepsi dan perilaku santri dimana pengaruh terhadap kebiasaan masyarakat dilingkungannya sendiri baik didesa (tempat tinggal santri) maupun di pondok pesantren sendiri akan menimbulkan persepsi dan perilaku santri.

Mengacu kepada proses terjadinya persepsi dan perilaku di atas, maka untuk mendapatkan gambaran persepsi dan perilaku santri terhadap Bank Aman Syariah maka dilakukan wawancara terhadap sejumlah responden yang bersedia menjadi objek penelitian. Pemaparan hasil wawancara dengan responden tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Melalui wawancara kepada bapak Sugianto selaku manajer Bank Aman Syariah, yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul 17.00 WIB. Santri yang menabung di Bank Aman Syariah antara lain dari pondok pensantren yang

(54)

di asuh oleh Kiyai Ainun dimana santri yang menabung ada 7 kelompok setiap kelompok berjumlah 20 santri jadi total keseluruhan adalah 140 santri ( nasabah) yang menabung di Bank Aman Syariah. Serta santri pondok pesantren di Way Jepara telah membuka tabungan di Bank Aman Syariah dan Pondok Pesantren Al-falahiyah sendiri santrinya telah membuka tabungan di bank tersebut, adapun nasabah yang berbasis santri namun nasabah tersebut tidak mengutarakan bahwa dia seorang santri, karena bank sendiri tidak mensyaratkan atau meminta biodata yang menerangkan bahwa statusnya santri atau bukan.52

Selanjutnya wawancara kepada bapak Sugianto tentang cara mencari atau meyakinkan nasabah yang berbasis santri yaitu dengan promosi di pondok-pondok pesantren dan menyebar brosurnya, serta melakukan edukasi, hal itu sangat mendukung tentang kepercayaan nasabah untuk menabung di bank tersebut. Bank akan melayani dengan lebih jika yayasan pondok pondok menyikapi promosi atau edukasi tersebut, karna Bank Aman Syariah merasa ada kolerasi antara keduanya dan merasa nyaman jika terjadi kepercayaan antara pondok pesantren yang di buat promosi kepada Bank Aman Syariah sendiri. Bapak Sugianto menjelaskan bahwa Bank Aman Syariah memang kurang dalam menyediakan fasilitas untuk transaksi masyarakat, karna memang dalam susunan tingkatan derajat seperti BPRS Aman Syariah Belum bisa menciptakan atau membuat ATM sendiri, itu adalah kententuan dari pusat

52 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober2018 Pukul 17.00 WIB

(55)

pengatur perbankan. Hal tersebut yang mengjadikan kurang mudahnya transaksi pada Bank Aman Syariah.

Kepercayaan atau keyakinan akan timbul apabila saling percaya satu sama lain adapun kepercayaan atau keyakinan akan mudah untuk hilang atau hancur jika salah satu pihak atau keduanya saling menghancurkannya. Adapun prinsip bank sendiri adalah membuat nasabahnya nyaman dan puas terhadap segala pelayanan yang diberikan bank itu sendiri, hal tersebut sudah mimicu timbulnya keyakinan dan kepercayaan karna salah satu pihak sudah menanamkan prinsip tersebut tinggal bagaimana sikap yang di utarakan kepada yang di mintai kerjasamanya.53

Hasil wawancara dari Yayasan Pondok Pesantren Al-Falahiyah yaitu santri putri yang bernama uhty Nisa Khoiriyah dan Atika Fitriani, Fina Fatimatus Zahro, sebagai santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah, uhty Nisa Khoiriyah mengatakan bahwa responden tersebut mengetahui tentang sistem perbankan, baik konvensional maupun syariah sendiri, namun uhty Nisa tersebut tetap menggunakan perbankan konvensional. Karena bank syariah sangat kurang memadai dalam segala transaksi dan fasilitasnya, dan menurut responden tersebut bank syariah sama saja dengan konvensional cara melakukan transaksinya. Sedangkan bank konvensional sangat memuaskan dalam segala transaksi dan fasilitasnya, contohnya tersediannya ATM di mana-mana terkhusus didesa-desa terpencil yang mana-mana responden tersebut sangat

53 Bapak Sugianto, Direktur Bank Aman Syariah, Wawancara Pada 25 Oktober2018 Pukul 17.00 WIB

(56)

menikmati fasilitas tersebut karna didukung dari tempat tinggal responden sangat jauh dari wilayah perkotaan responden tersebut tinggal di desa kecil yang ada hanya layanan bank konvensional yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal tersebut yang sangat mendorong responden untuk tetap memilih bank konvensional. Dia berprinsip tidak mengambil lebihan atau bunga karna saya tidak menabung hanya mengambil transferan dari orang tua saya jadi tidak ada saldo yang banyak dalam rekening saya karna jika hari ini mengirim paling lambat saya mengambil hanya 3-5 har.54

Berdasarkan wawancara diatas mengenai kurangnya pelayanan atau fasilitas bank syariah terhadap masyarakat mengakibatkan terjadinya persepsi atau tingkah laku yang di miliki oleh para masyarakat yang menjadikan kurang minatnya masyarakat terkhusus santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah untuk menggunakan jasa perbankan syariah sendiri. Perkembangan bank syariah sebenarnya sudah sangat membaik dimana sudah banyaknya bank-bank yang berbasih syariah seperti Bank Aman Syariah Sekampung, namun fasilitas dari bank syariah sendiri yang kurang memenuhi kebutuhan dari masyarakat santri atau nasabah dalam segala bentuk transaksi seperti belum tersediannya ATM di berbagai tempat terpencil dan fasilitas lainnya. Termasuk dari Bank Aman Syariah belum mempunyai fasilitas ATM dan fasilitas lainnya. Hal tersebut Mengakibatkan kurangnya minat nasabah dalam melakukan transaksi di Bank Aman Syariah tersebut.

54 Wawancara Kepada Uhty Nisa Khoiriyah, Atika Fitriani, Fina Fatimatus Zahro, santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah, 23 Oktober 2018 Pukul 10.00 WIB

(57)

Masyarakat terkhusus santri Pondok Pesantren Al-Falahiyah mengharap besar untuk bank syariah agar dapat berkembang pesat dan dapat bersaing dengan perbankan umum lainnya serta mempertahankan kesyariahan yang menjadi ciri khusus dari perbankan syariah. Dan dapat melayani dengan baik dalam memuaskan yakni tersediannya fasilitas-fasilitas untuk segala transaksi, dan dalam transaksinya harus menggunakan prinsip islam. Persepsi dan perilaku santri terhadap harapan yang di utarakan untuk bank syariah tersebut sangat penting untuk pertimbangan atau masukan terhadap perbankan syariah sendiri terkhusus Bank Aman Syariah.

Berkaitan dengan wawancara responden diatas yang mengeluhkan tentang keberadaan tempat tinggal yang sangat jauh dari perkotaan dan didukung dari masyarakat yang mayoritas mengunakan jasa bank konvensional. Hal ini mengacu pada teori dari faktor budaya, sub budaya, dan kelas sosial, dimana faktor budaya yaitu masyarakat yang menggunakan jasa konvensional yang menggap bahwa bank konvensional sangat berperan aktif dimanapun berada, hingga banyak dari penduduk atau masyarakat yang tidak mengerti bank syariah dan bank konvensional itu sendiri. Adapun kelas sosialnya yaitu dengan layanan produk dan fasilitas yang dimiliki bank syariah sangat kurang memuaskan dibandingkan dengan layanan produk dan fasilitas dari bank konvensional.

Berbeda pendapat namun hapir sama dari wawancara yang dilakukan kepada santri yang bernama Lailatul Fajriyah, Siti Nur arifah, Hani’atul Musfida dan Eka Saputri, Rani Tri Utami, pada tanggal 19 Oktober 2018, santri

(58)

tersebut mengatakan bahwa bank yang mereka lakukan transaksi itu menurut mereka yang paling baik dan mudah yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), karna fasilitasnya sangat memenuhi nyaman dan memuaskan. Adapun mereka sendiri tidak begitu memahami tentang adanya perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah. Mereka menganggap semua bank itu sama dalam segala bentuk transaksinya.55

Mengenai pembahasan dari wawancara tersebut bank syariah sendiri kurang ada dalam hati masyarakat atau kurang menyatu dalam masyarakat terutama para santri, dimana mereka belum mengetahui apakah perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah hingga anggapan mereka semua bank itu sama saja. Sedangkan telah diterangkan dengan jelas bahwa bank kovensional sangat dilarang dan di haramkan dalam ajaran umat islam. Dimana yang melakukan yang mencatat yang menjadi saksi semua termasuk pelaku riba, meski tidak mengambil keuntungan tapi dengan ikut menjadi pelakunya saja sudah termasuk dalam riba.

Berkaitan dengan responden tersebut masalah yang di persepsikan yakni mengacu pada teori objek yang dipersepsikan yaitu objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus sendiri dapat datang dari dalam individu dan dari luar individu yang bersangkutan mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Hal ini objek persepsi atau stimulus

55 Wawancara Kepada Santri Lailatul Fajriyah, Siti Nur arifah, Hani’atul Musfida dan Eka Saputri santri Pondok Pesantren Al-falahiyah, 23 Oktober2018

(59)

menggunakan alat indra untuk dapat menilai bagaimana bank syariah dan bank konvensional tersebut.

Selanjutnya sangat berbeda dengan wawancara yang dilakukan pada tanggal 18 oktober 2018 terhadap pengurus Pondok Pesantren Al-Falahiyah yang bernama Yeni Imroatus Zuhria, dan Ririn Mukholifah dimana persepsi dia tentang bank syariah, responden tersebut sangat menyukainya, dia menggap bahwa bank syariah terutama Bank Aman Syariah sangat memuaskan dalam melakukan pelayanannya yaitu seperti cara berinteraksi antara karyawan kepada nasabah untuk melakukan transaksi. Dia menggap bahwa karyawan Bank Aman Syariah sangat sopan dalam tuturkata atau tingkah laku, dan dia mempercayai banhwa di Bank Aman Syariah sangat terjaga untuk masalah ketidak bangkrutannya, dia menggap bahwa Bank Aman Syariah tidak seperti BMT/KOPERASI yang suka melarikan diri bersama uang nasabahnya. Maka dari itu dia membuka regening dan menabung di Bank Aman Syariah, untuk tabungan keperluan dimasa yang akan datang contohnya dia ingin wisuda S1 tidak meminta orang tuanya responden bisa memakai tabungannya itu untuk membayar dana wisuda.56

Bank Aman Syariah memang sangat mengunggulkan ahlaqul kharimahnya untuk berinteraksi secara langsung kepada nasabahnya. Agar nasabah bisa nyaman dan percaya bahwa Bank Aman Syariah memang layak di hati masyarakat, dan islam mengajarkan untuk saling mengenal dan berinteraksi secara baik-baik dan damai, tidak saling merugikan satu sama lain dan

Gambar

Foto 1. Wawancara dengan Bapak Sugianto (Manajer Bank Aman Syariah)
Foto 3. Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren   Al-Falahiyah Batanghari
Foto 5. Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren   Al-Falahiyah Batanghari

Referensi

Dokumen terkait

Keutamaan pelaksanaan pemanfaatan lahan dengan pola diversifikasi usahatani dan ternak sapi adalah : Pola usahatani terpadu dapat diterapkan kepada masyarakat yang

Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang dalam mewujudkan tertib kepemilikan dokumen masih kurang optimal terutama dari segi kuantitas, kualitas

Tiga puluh pasang saraf tepi yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran serabut saraf sensoris dan serabut saraf motoris. Serabut saraf

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan lele dumbo yang diberi perlakuan perendaman dengan bubuk rumput laut merah dengan dosis yang berbeda berpengaruh sangat terhadap

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan pengambilan sampel dengan teknik sensus sampling pada 75 orang aparat pengawas intern

Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi factor atau multi kriteria menjadi suatu bentuk hirarki,Dari hasil pengujian tersebut rengking dan

Pola lagu kalimat terdiri dari tiga nada suara dalam BMU yang terdapat dalam tiap unit jeda dengan satu tekanan kalimat. Satu kalimat dapat ter- diri dari