• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU & TEKNOLOGI KELAUTAN (ITK 502)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ILMU & TEKNOLOGI KELAUTAN (ITK 502)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU & TEKNOLOGI KELAUTAN

(ITK 502)

Kuliah-7

Fenomena Di Laut

&

(2)

Dinamika Laut Dalam

1. Dinamika di lautan disebabkan oleh banyak gaya yang bekerja di dalamnya

2. Ada 3 gaya utama untuk mempelajari dinamika:

Gradien tekanan (pressure gradient) • Coriolis (gaya sekunder)

(3)

Gradien Tekanan

1. Gradien Tekanan (selisih tekanan per satuan jarak): • Menegak (vertikal)

• Mendatar (horisontal)

2. Gradien Tekanan mendatar yang berkaitan langsung dengan proses dinamik

3. Tekanan ditentukan oleh pers. Hidrostatik: p = ρ.g.h

4. Gradien Tekanan menjadi: Δp/Δx = ρ.g.Δh

(4)

Gradien Tekanan (2)

• Gradien Tekanan ditentukan oleh perbedaan tinggi air laut terhadap bidang mendatar acuan

• Artinya, Gradien Tekanan ditentukan oleh perbedaan muka (paras) laut

• Perbedaan tinggi muka laut dapat disebabkan oleh perbedaan densitas air laut, ρ

• Densitas air laut merupakan fungsi dari S & t, atau

ρ = f(S, t)

Hubungan tersebut dikenal sebagai: International Equation of State of Sea Water (Millero & Poisson, 1981)

(5)

Gaya Coriolis

1. Gaya Coriolis merupakan gaya sekunder

2. Gaya Coriolis baru muncul, jika ada dinamika di laut. Jika tidak ada dinamika di laut, Gaya Coriolis

istirahat.

3. Gaya Coriolis dinyatakan sebagai: f = 2 ω sin φ

( ω = kec. sudut bumi, φ = derajat lintang )

(6)

Gaya Gesek (Frictional force)

1. Peran utama dari Gaya Gesek ini adalah proses alih momentum dari atmosfir ke permukaan laut 2. Tanpa adanya gesekan, proses alih momentum

tidak terjadi. Akibatnya, gelombang dan arus tidak terbentuk

3. Gaya gesek juga ditemui di dasar perairan, terutama di perairan yang dangkal

(7)

Keseimbangan GEOSTROPIK

1. Konsep yang berbeda dengan yang diketahui umum

2. Konsep umum: massa bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah (= bergerak memotong garis

gradien tekanan)

3. Konsep lain: massa bergerak searah (sejajar) garis gradien tekanan

(8)

11/9/09 J. I. Pariwono 8

Persamaan GEOSTROPIK

1. Asumsi:

ρ = konstan

• gesekan diabaikan

• garis-garis isobar merupakan garis lurus

2. Pers. Geostropik: • • ! f " u = # 1 $" % p % y

f "v = +

1

#

"

$ p

$ x

(9)
(10)
(11)

Lapisan EKMAN

1. Timbulya arus oleh angin karena adanya alih momentum dari atmosfir ke muka laut, dengan adanya gesekan

2. Untuk mengetahui efeknya, akan lebih baik jika (saat ini) mengabaikan efek GGT

3. Dengan asumsi:

• Lautan homogen (ρ konstan) • Muka laut laut horisontal

(12)

Lapisan EKMAN (2)

1. Asumsi tersebut cukup baik untuk lapisan

permukaan, karena angin yang berhembus selalu diikuti dengan proses percampuran turbulen

2. Lapisan homogen ini dikenal sebagai Lapisan Ekman (Vagn Walfrid Ekman)

3. Temuan utama dari Ekman adalah:

• Transpor massa air oleh angin di lapisan

permukaan (lapisan Ekman) mengalir ke arah tegak lurus arah angin. Ke kiri di BBS, dan ke kanan di BBU

(13)

Transpor EKMAN (3)

Ekman Transpor Arus pmukaan Angin Angin Muka laut

(14)

Transpor Ekman & Upwelling

1. Transpor massa air di lapisan

permukaan mengalir tegak lurus arah angin

2. Transpor bergerak ke kiri dari arah

angin di BBS, atau ke kanan dari arah angin di BBU

3. Akibatnya, massa air dari lapisan

bawah permukaan akan naik ke lapisan permukaan untuk mengisi kekosongan yang terjadi (disebut UPWELLING)

4. Massa air dari lapisan bawah

permukaan akan membawa zat hara ke lapisan permukaan yang miskin hara.

(15)

UPWELLING

(Air-Naik/Taikan-Air)

Upwelling: gerakan massa air dari lapisan bawah

permukaan ke permukaan laut

Salah satu proses terpenting dalam proses2 di

perairan tepi samudera

Proses utama dalam regenerasi nutrien (proses

pemupukan) di lapisan permukaan laut

Pada proses regenerasi nutrien: upwelling lebih

utama dibandingkan dengan proses percampuran

oleh pasut

(16)

TIPE UPWELLING

Hembusan Angin (wind driven)

Dongkrakan Dinamik (dynamic uplift)

(17)

ZONASI PROSES UPWELLING

Di bagian dalam perairan pantai (inner-zone)

Di bagian tengah perairan pantai (middle-zone)

Di bagian luar perairan pantai (outer-zone)

Topographical controlled upwelling

(18)

Skema

Upwelling

 Skema proses upwelling di musim yang berbeda

(19)
(20)

Topograpical Controlled

Upwelling

 Topografi pantai kebanyakan

terdapat di bagian dalam perairan pantai

 Menghasilkan modifikasi proses

upwelling di pantai

 Contoh: keberadaan

semenanjung, teluk kecil

 Effektif jika ukurannya sepadan

dengan lebar bagian dalam pantai

(21)

Daerah

Upwelling Tetap di

Dunia

Perhatikan bahwa

daerah upwelling di

dunia terjadi di

bagian timur dari

samudera

Lihat Samudera

Pasifik

Lihat Samudera

(22)

Keseimbangan Sverdrup

1. Sirkulasi di laut dalam dengan menggabungkan ketiga gaya (GGT, GC, GGs) dalam suatu

keseimbangan dilakukan oleh Hans Ulrik Sverdrup 2. Karena itu dinamai Keseimbangan Sverdrup

3. Intinya:

• Gesekan (friksi) penting di Lap. Ekman

• Di bawah Lap. Ekman, aliran air tidak mengalami gesekan

(23)

Keseimbangan Sverdrup-2

1. Aliran di bawah Lap. Ekman disebabkan oleh alih

massa air dari Lap. Ekman, sebagai akibat dari aliran konvergen/divergen di Lap. Ekman

2. Pada aliran konvergen, massa air dipompa ke bawah, dan dikenal sebagai Ekman pumping

3. Pada aliran divergen, massa air dipompa ke atas memasuki Lap. Ekman, dikenal sebagai Ekman suction

(24)
(25)
(26)

Apa Penyebab Sirkulasi

Buana ??

• Penggerak Utama:

– Angin – Gradien tekanan – Perbedaan Densitas (Sirkulasi Termohalin)

• Penggerak Sekunder:

– Gaya Coriolis – Gaya Gesekan (Frictional Force)

(27)
(28)

Sirkulasi Termohalin-2

 Dikenal sebagai the Ocean Conveyor Belt, atau the

Global Conveyor Belt, atau Meridional Overturning

Circulation, atau Edaran Termohalin Buana, merupakan sirkulasi (edaran) buana di lautan yang digerakkan oleh densitas

 Massa air dari daerah tropis pada akhirnya akan

mengalir ke daerah kutub (lintang tinggi)

 Disana massa air tersebut mendingin dan akan

tenggelam ke bagian laut yang dalam di utara dan selatan S. Atlantik (membentuk NADW=North Atlantic Deep Water, dan AABW=Antartic Bottom Water )

(29)

Proses Pembentukan NADW

Proses

Pembentukan

NADW, menurut

Tomczak &

Godfrey (1994)

(30)

Arus Agulhas di Selatan Afrika

Perhatikan

Arus Agulhas

yg hangat

mengalir

mengelilingi

pantai selatan

Afrika dari L.

Hindia ke

Atlantik

(31)

Sirkulasi Termohalin-3

 Sebagian besar massa air tersebut akan naik ke arah

permukaan di Samudera Selatan, dan sebagian lagi naik di S. Pasifik utara

 Massa air yang naik di Pasifik utara merupakan massa

air yang “paling sepuh”

 Waktu transit yang diperlukan sekitar 1600 tahun

(Primeau, 2005)

 Dalam edaran tersebut, massa air membawa energi

(bahang), materi (padat, terlarut, gas) mengelilingi dunia.

 Oleh karenanya: edaran ini berdampak besar terhadap

(32)

Dampak terhadap Iklim Buana

 Edaran Termohalin Buana sebagai pemasok bahang ke wilayah

kutub, dengan lain kata

 Mengatur luasnya laut es di daerah tersebut

 Menentukan laju massa air laut dalam muncul ke permukaan  Berperan dalam konsentrasi CO2 di atmosfir

 Diduga, mencairnya lap. es dari Tanah Hijau yg tawar akan

mengganggu pembentukan massa air laut dalam. Ini

menyebabkan perubahan iklim di Eropa, yg dikenal sebagai periode Younger Dryas.

 Waktu transit yang diperlukan sekitar 1600 tahun (Primeau, 2005)  Dalam edaran tersebut, massa air membawa energi (bahang),

materi (padat, terlarut, gas) mengelilingi dunia.

(33)
(34)

El-Nino dan La-Nina

El Nino & La Nina adalah anomali suhu

permukaan laut dengan besar > 0.5

o

C

sepanjang S. Pasifik tropis

Jika anomali tsb bertahan < 5 bln, maka disebut

sebagai KONDISI El-Nino atau La-Nina

Jika anomali tsb bertahan > 5 bln, maka disebut

(35)

CIRI-ciri El-Nino

 Tek. Udara naik di S. Hindia, Indonesia, dan Australia

 Tek. Udara turun di Tahiti dan di seantero S. Pasifik tengah dan

timur

 Jika anomali tsb bertahan > 5 bln, maka disebut sebagai EPISODE

El-Nino atau La-Nina

 Angin pasat di Pasifik selatan melemah, atau mengarah ke timur  Konveksi udara hangat dekat Peru, mengakibatkan hujan di

daerah2 padang pasir

 Massa air hangat menyebar dari barat Pasifik dan S. Hindia

menuju Pasifik timur, membawa hujan, menyebabkan hujan tinggi di daerah yang biasanya kering, dan kekeringan di daerah yang ditinggalkan.

(36)

Mekanisme terjadinya El-Nino

Berbagai teori yang berkembang:

1. Adanya lokasi hangat anomali di Pasifik timur akan

melemahkan beda suhu antara timur dan barat, dan menyebabkan melemahnya Sirkulasi Walker dan angin pasat (Bjerknes, 1969)

2. Angin pasat yang menguat akan membangun kolom

air hangat di bag. Barat, dan pelemahan mendadak dari angin pasat akan mengalirkan massa air hangat ke timur (Wyrtki, 1975). Tapi ini tidak terjadi utk El-Nino 1982-83

(37)

Mekanisme terjadinya El-Nino-2

Berbagai teori yang berkembang:

3. Recharge Oscillator: beberapa mekanisme disampaikan ttg

kolom air hangat di daerah ekuator, dan menyebar ke lintang lebih tinggi karena El-Nino. Daerah yang lebih dingin kemudian perlu di”charge” menjadi hangat lagi utk beberapa tahun

sebelum kejadian itu berulang

4. Osilator di Barat Pasifik: Di barat pasifik, berbagai kondisi cuaca

dapat menyebabkan anomali angin barat, seperti pasang siklon di utara dan selatan ekuator. Angin ini akan melemahkan angin pasat, sebagai pemicu akhir terjadinya El Nino

(38)

Mekanisme terjadinya El-Nino-3

Berbagai teori yang berkembang:

5. Wilayah katulistiwa Pasifik dalam kondisi hampir El-Nino,

dengan berbagai variasi acak yang berdampak terjadinya El-Nino. Pola cuaca atau kegiatan vulkanik sebagai contohnya

6. MJO (Madden Julian Oscillation) merupakan sumber penting

terjadinya variabilitas yang menghasilkan percepetan evolusi terjadinya El-Nino. Yaitu lewat fluktuasi angin permukaan dan hujan di bagian barat dan tengah ekuator Pasifik. MJO dapat menghasilkan gelombang Kelvin ekuator. El-Nino juga dapat mempengaruhi MJO

(39)

Mekanisme terjadinya El-Nino-4

Berbagai teori yang berkembang:

7. Kejadian vulkanik di daerah tropis dapat menimbulkan 3 tahun

El-Nino, dan dilanjutkan dengan 3 tahun La-Nina (Adams, Mann, dan Ammann, 2003, menggunakan data iklim paleo)

8. MJO (Madden Julian Oscillation) merupakan sumber penting

terjadinya variabilitas yang menghasilkan percepetan evolusi terjadinya El-Nino. Yaitu lewat fluktuasi angin permukaan dan hujan di bagian barat dan tengah ekuator Pasifik. MJO dapat menghasilkan gelombang Kelvin ekuator. El-Nino juga dapat mempengaruhi MJO

(40)

Fenomena El Nino

Kondisi El-Nino

(41)

Indian Ocean Dipole Mode

Fenomena mirip seperti El-Nino (di S. Pasifik)

ternyata juga ditemui di S. Hindia, yang diberi

nama IDM

Baru tahun 1999, fenomena ini ditemukan oleh

Yamagata dan Saji, yang disebut sebagai DME

(Dipole Mode Event)

Karena ingin mengkaji musim panas yang

(42)

Indian Ocean Dipole Mode-2

Hubungan antara IDM dengan El-Nino

belum diketahui dengan pasti

Hubungan antara keduanya tidak

sederhana

DME dipercaya menjadi kunci untuk

menjelaskan mekanisme perubahan iklim

regional yang terjadi di S. Hindia hingga

S. Pasifik

(43)
(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat untuk dijadikan air baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan dengan baku mutu air baku

Berdasarkan kesimpulan di atas sebaiknya pihak Abdul’s Group mempertahankan kekuatan atribut produk dari pelayanan, karena pelayanan memiliki pengaruh paling tinggi

Didukung oleh penelitian Widodo (2003), hasil dari penelitian Widodo berdasarkan pengujian koefesien determinasi sebesar 0.804 (80.4%) yang berarti bahwa pengaruh

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka berikut ini dikemukakan beberapa saran, untuk dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya yang

Penelitian ini dibuat untuk melihat kemampuan siswa dalam memproduksi dan mempersepsikan suara Triftong. Dengan mempelajari Triftong, dipercaya dapat membantu siswa

5 Sangat Baik 4 Baik Tersedia di lokasi dengan jumlah &gt; 10 Tersedia di lokasi dengan jumlah &gt; 5 Tersedia di sekitar lokasi dengan jumlah &gt;4 3 Sedang

Berdasarkan hukum Hardy-Weinberg populasi itik Tegal yang digunakan untuk penelitian merupakan populasi yang seimbang dan pewarisan karakteristik polimorfisme protein

 permeabilitas.Nilai koefisien permeabilitas vertical lebih kecil dibanding dengan koefisien permeabilitas horizontal Hasil pengukuran permeabilitas yang telah