HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD
DENGAN KEJADIAN MENARCHE PADA SISWI USIA 10-12 TAHUN
Yuni Uswatun Khasanah, Rauda
Akademi Kebidanan Ummi Khasanah
email : yunifindra@yahoo.co.id
Abstrak: Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Menarche pada Siswi Usia 10-12 Tahun. Menarche merupakan suatu tahapan pubertas yang sangat penting bagi wanita. Menarche merupakan proses perubahan ketidakmatangan fisik dan seksual menuju kematangan fisik dan seksual. Fase kematangan fisik dan seksual dapat membuat organ reproduksi seorang remaja dapat berfungsi untuk bereproduksi. Usia menarche yang terjadi lebih dini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker payudara, obesitas, penyakit kardiovaskuler, gangguan metabolik, gangguan psikologi, dan masa menopause. Fast food merupakan makanan cepat saji yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak. Konsumsi protein hewani dan kadar lemak yang tinggi bisa menimbulkan menarche dini. Remaja yang memiliki berat badan dan tinggi badan yang lebih tinggi dibandingkan remaja pada umumnya serta memiliki status gizi lebih atau obesitas berpotensi mengalami menarche dini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian menarche pada siswi usia 10-12 tahun di SD Bakalan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian deskriptif kuantitatif. Menggunakan rancangan cross sectional .Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi usia 10-12 tahun yang berjumlah 39 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada sejumlah 39 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan ceklist dengan analisa data Chi Square. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada Januari sampai Juni 2016. Karakteristik pendidikan orang tua responden mayoritas SMA/SMK (ayah 71,8% dan ibu 82,1%) dengan pekerjaan orang tua karyawan (ayah 48,7% dan ibu 59%) dan usia anak mayoritas 11 tahun (43,6%). Usia menarche mayoritas 11 tahun (50%) dengan mayoritas kelas enam (70%). Frekuensi konsumsi fast food mayoritas dalam kategori sering. Kejadian menarche menunjukan mayoritas sudah mengalami menarche. Hasil analisis Chi Square yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa r hitung (27,977) > r tabel (3,481) dengan nilai p-value (Asymp.sig) 0,00 lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05), artinya Hα diterima atau ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian menarche pada siswi usia 10-12 tahun di SD Bakalan Bantul Yogyakarta. Analisis dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai kekuatan hubungan 0,646 yang artinya dalam kategori kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi fast food yang sering mengakibatkan terjadinya menarche pada siswi usia 10-12 tahun.
Kata kunci: frekuensi konsumsi fast food, kejadian menarche
Abstract: Frequency Frequency Consumption Relationship with Menarche Events in 10-12 Years Age. Menarche is a very important stage of puberty for women. Menarche is a process of changing physical and sexual immaturity to physical and sexual maturity. The phase of physical and sexual maturity can make a teen's reproductive organs work to reproduce. Early menarche age may increase the risk of breast cancer, obesity, cardiovascular disease, metabolic disorders, psychological disorders, and menopause. Fast food is a fast food that contains high calorie and high fat. Consumption of animal protein and high fat content can lead to early menarche. Teenagers who have higher body weight and height than teenagers in general and have more nutritional status or obesity have the potential to experience early menarche. Objective to know
the relation of frequency of fast food consumption with the occurrence of menarche at student age 10-12 year at SD Bakalan Bantul Yogyakarta. This research uses a descriptive quantitative research design type. Using cross sectional design. The population in this study was all students aged 10-12 years, amounting to 39 people. The sample in this study is the entire population of which there are 39 students. Sampling technique using purposive sampling. Instrument used checklist with Chi Square data analysis. The study time will be conducted from January to June 2016. Characteristic of parent education of majority respondent of SMA/SMK (father 71,8% and mother 82,1%) with employee's parents job (father 48,7% and mother 59%) and age of child majority 11 year (43,6%). Age of menarche majority 11 years (50%) with sixth grade majority (70%). Frequency of fast food consumption in the majority category. Menarche events indicate the majority have experienced menarche. The result of Chi Square analysis has been found that r count (27,977) > r table (3,481) with p-value value (Asymp.sig) 0,00 less than 0,05 (p-value < 0,05) Meaning Hα accepted or there is a relationship between the frequency of fast food consumption with the incidence of menarche at schoolgirl aged 10-12 years at SD Bakalan Bantul Yogyakarta. Analysis using Chi Square obtained value of strength relation 0,646 which means in strong category. Conclusion based on the results of this study can be concluded that the frequency of fast food consumption that often leads to menarche in female students aged 10-12 years.
Keywords: frequency of fast food consumption, menarche occurrence
PENDAHULUAN
Masa pubertas merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan
seksualitasnya, tidak ada batasan waktu yang tegas mengenai masa peralihan antara masa
kanak-kanak menjadi dewasa ini, tetapi pada wanita umumnya masa pubertas dimulai
pada saat usia 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama empat tahun. Menarche
merupakan suatu tahapan pubertas yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas
akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi
perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan psikologi dan sosial. Menarche
merupakan proses perubahan ketidakmatangan fisik dan seksual menuju kematangan fisik
dan seksual. Fase kematangan fisik dan seksual dapat membuat organ reproduksi seorang
remaja dapat berfungsi untuk bereproduksi (Verawati dan Liswidyawati, 2012).
Perubahan yang menandakan bahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan
organ seksual yaitu dengan tumbuhnya organ seks sekunder. Pertumbuhan organ seks
sekunder dapat ditandai dengan pembesaran payudara, tumbuhnya rambut ketiak dan alat
kemaluan, adanya jerawat, bau badan yang menyengat, pinggul membesar dan juga mulai
berkembangnya beberapa organ vital dan menarche yang menandakan siap untuk dibuahi
(Manuaba, 2007).
Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak
perempuan yaitu dengan terjadinya menarche. Menarche merupakan perdarahan yang
terjadi pertama kali dari uterus. Menarche pada perempuan terjadi pada masa pubertas
sekitar dengan 12-14 tahun. Usia menarche bervariasi pada setiap individu dan wilayah
tempat tinggal. Usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14
tahun (Susanti, 2012).
Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 diketahui bahwa 20,9%
anak perempuan di Indonesia telah mengalami menarche diumur kurang dari 12 tahun
dan 79,1% lebih dari 12 tahun. Usia menarche yang terjadi lebih dini dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit kanker payudara, obesitas, penyakit kardiovaskuler, gangguan
metabolik, gangguan psikologi, dan masa menopause. Usia menarche dini terjadi pada
usia < 12 tahun dan menarche lanjut usia > 12 tahun. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi menarche dini yaitu status gizi, genetik, konsumsi makanan tinggi kalori
dan tinggi lemak, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi),
perilaku seksual dan gaya hidup (Soetjiningsih, 2007).
Makanan yang disenangi remaja adalah makanan yang cepat saji (fast food). Fast
food merupakan makanan cepat saji yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak.
Fast food memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang yaitu mengandung kalori tinggi,
lemak tinggi, rendah serat dan gula tinggi (Damayanti, 2008). Makanan yang tergolong
fast food antara lain kentang goreng, hamburger, soft drink, pizza, hotdog, fried chiken,
spaghetti, mie instan, donat dan lain-lain. Makanan fast food banyak mengandung
pemanis buatan, lemak, dan zat aditif bisa menyebabkan menarche lebih awal (Susanti,
2012).
Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan juga mempengaruhi pola
makan anak dan remaja. Makanan fast food dengan harga yang terjangkau, pelayanan
yang cepat dan jenis makanannya yang memenuhi selera. Makanan cepat saji umumnya
mengandung kalori, protein, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah
serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat (Khomsan, 2004).
Konsumsi protein hewani dan kadar lemak yang tinggi bisa menimbulkan
menarche dini, remaja putri di pusat kota menarche berusia rerata11 tahun dengan asupan
konsumsi protein hewani dua kali sampai seminggu sekali. Sedangkan di pinggiran kota
menarche berusia rerata 12 tahun dengan asupan konsumsi protein hewani 2-3 bulan
sekali (Astuti, 2010).
Remaja yang memiliki berat badan dan tinggi badan yang lebih tinggi
dibandingkan remaja pada umumnya serta memiliki status gizi lebih atau obesitas
berpotensi mengalami menarche dini. Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak
remaja antara lain konsumsi makanan yang berlebihan yang berasal dari jenis makanan
instan, minuman softdrink dan makanan cepat saji (Shinta, 2011).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Bakalan Bantul pada tanggal 20
Januari 2015 didapatkan jumlah siswa usia 10-12 tahun sebanyak 45 orang. Kemudian
dilakukan wawancara pada siswi usia 10-12 tahun. Setelah dilakukan pemilihan sampel
secara acak pada 10 siswi dilakukan wawancara tentang konsumsi fast food, tiga siswi
mengatakan jarang mengkonsumsi fast food (1-2x/minggu), tiga siswi sering
mengkonsumsi (≥5x/minggu) dan empat siswi mengatakan kadang-kadang
mengkonsumsi (3-4x/minggu), dan lima siswi diantaranya telah mengalami menarche
pada umur >12 tahun dua orang dan <12 tahun tiga orang. Berdasarkan uraian latar
belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian menarche pada siswi usia
10-12 tahun di SD Bakalan Bantul Yogyakarta tahun 2016”.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian deskriptif kuantitatif.
Deskriptif adalah survei atau penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang
bertujuan untuk melihat gambaran atau fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi
dalam populasi tertentu. Rancangan yang digunakan adalah cross sectional. Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswi usia 10-12 tahun SD Bakalan yang berjumlah 39 orang. Sampel
dalam penelitian ini semua dari populasi sejumlah 39 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari sampai Juni 2016. Analisis data yang dilakukan tiap variable dari hasil penelitian
yang telah dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh hasil berupa gambaran
yang jelas tentang hubungan frekuensi konsumsi fast food dengan kejadian menarche.
Analisis ini menggunakan Chi Square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Karakteristik responden dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Pendidikan Ayah Frekuensi Persentase
SMP 3 7,7
SMA/SMK 28 71,8
DIII/PT 8 20,5
Total 39 100
Pendidikan Ibu Frekuensi Persentase
SD 2 5,1
SMP 1 2,6
SMA/SMK 32 82,1
DIII/PT 4 10,3
Total 39 100
Pekerjaan Ayah Frekuensi Persentase
Wiraswasta 11 28,2 Karyawan 19 48,7 PNS 4 10,3 Petani 4 10,3 TNI Total 391 100 2,6
Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase
Wiraswasta 2 5,1 Karyawan 23 59,0 PNS 1 2,6 Petani 2 5,1 IRT 11 28,2 Total 39 100
Usia Frekuensi Persentase
10 tahun 12 30,8
11 tahun 17 43,6
12 tahun 10 25,6
Total 39 100
Kelas Frekuensi Persentase
V 6 30
VI 14 70
Total 20 100
Berdasarkan tabel 1. menunjukkan pendidikan ayah responden mayoritas adalah
SMA/SMK dengan jumlah 28 orang (71,8%). Data pendidikan ibu responden mayoritas
adalah SMA/SMK dengan jumlah 32 orang (82,1%). Data pekerjaan ayah responden
mayoritas adalah karyawan dengan jumlah 19 orang (48,7%). sedangkan pekerjaan ibu
mayoritas sebagai karyawan sebanyak 23 orang (59,0%). Data usia responden mayoritas
adalah 11 tahun dengan jumlah 17 orang (43,6 %). Responden mayoritas adalah kelas V
dengan jumlah 20 orang (51,3%). Usia menarche mayoritas pada usia 11 tahun (43,6%),
Data menarche responden berdasarkan kelas, mayoritas pada kelas VI sebanyak 14 orang
(70%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Menarche Responden
Kejadian Frekuensi Persentase
Sudah 20 51,3
Belum 19 48,7
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah mengalami
menarche sejumlah 20 siswa (51,3%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Konsumsi Fast Food
Konsumsi Frekuensi Persentase
Sering 21 53,8
Jarang 18 46,2
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden sering
mengkonsumsi fast food sejumlah 21 responden (53,8%).
Tabel 4. Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Menarche
Fast Food Kejadian Menarche X2 PValue C Belum % Sudah % ∑ % Jarang 17 43,6 2 5,1 19 48,7 27,977 0,00 0,646 Sering 1 2,6 19 48,7 20 51,3 Total 18 46,2 21 53,8 39 100