• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN TEKNIK

PEDOMAN

PENANGGULANGAN KOROSI KOMPONEN BAJA

JEMBATAN DENGAN CARA PENGECATAN

No. 028/T/BM/1999

Lampiran No. 6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga

No. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999

(2)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

A L A M A T : J A L A N P A T T I M U R A N O . 2 0 T E L P . 7 2 2 1 9 6 0 - 7 2 0 3 1 6 5 - 7 2 2 2 8 0 6 F A X 7 3 9 3 9 3 8 K E B A Y O R A N B A R U - J A K A R T A S E L A T A N K O D E P O S 1 2 1 1 0

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 76/KPTS/Db/1999

TENTANG

PENGESAHAN LIMA BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,

Menimbang :

a. bahwa dalam rangka menunjang pembangunan nasional di bidang kebinamargaan dan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam, diperlukan pedoman-pedoman teknik bidang jalan;

b. bahwa pedoman teknik yang termaktub dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun berdasarkan konsensus pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan umum serta memperkirakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan umum sehingga dapat disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;

c. bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga.

Mengingat

1. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen; 2. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984, tentang Susunan Organisasi Departemen;

3. Keputusan Presidcn Nomor 278/M Tahun 1997, tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Bina Marga; 4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 211/KPTS/1984 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Pekerjaan Umum;

5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 111/KPTS/1995 tentang Panitia Tetap dan Panitia Kerja serta Tata Kerja Standardisasi Bidang Pekerjaan Umum;

6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS/1995 tentang Pembentukan Panitia Kerja Standardisasi Naskah Rancangan SNI/Pedoman Teknik Bidang Pengairan/Jalan/ Permukiman;

Membaca

Surat Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan Nomor UM 01 01-Bt.2005/768 tanggal 20 Desember 1999 tentang Laporan Panja Standardisasi Bidang Jalan.

(3)

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA TENTANG PENGESAHAN LIMA BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Kesatu : Mengesahkan lima belas Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ketetapan ini.

Kedua : Pedoman Tenik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur pemerintah bidang kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.

Keempat : Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga untuk: a. menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;

b. memberikan bimbingan Teknik kepada unsur pemerintah dan unsur masyarakat yang bergerak dalam bidang kebinamargaan;

c. menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini untuk peyempurnaannya di kemudian hari.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika terdapat kesalahan dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

'I'embusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :

1. Kepala Badan Penelitian dan pengembangan PU, selaku Ketua Panitia Tetap Standardisasi.

2. Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku Ketua Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan.

3. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, selaku Sekretaris Panitia Kerja Standardisasi Bidang Jalan.

(4)

Lampiran

Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor : 76 /KPTS/Db/1999 Tanggal : 21 Desember 1999

PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Nomor

Urut JUDUL PEDOMAN TEKNIK

NOMOR P'EDOMAN TEKNIK

(1) (2) (3)

1 Pedoman Pelaksanaan Campuran Beraspal Dingin untuk Pemeliharaan

023/T/BM/I999 2 Pedoman Pembuatan Aspal Emulsi Jenis Kationik 024/T/BM/1999 3 Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan

Pendekatan Kepadatan Mutlak

025/T/BM/1999 4 Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi (Slurry seal) 026/T/BM/1999 5 Jembatan untuk Lalu Lintas Ringan dengan Gelagar Baja

Tipe Kabel, Tipe Simetris, Bentang, 125 meter (Buku 2)

027/T/BM/1999 6 Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja

Jembatan dengan Cara Pcngecatan

028/T/BM/1999_ 7 Tata Cara Pelaksanaan Pondasi Cerucuk Kayu di Atas

Tanah Lembek dan Tanah Gambut

029/T/BM/1999 8 Tata Cara Pencatatan Data Kecelakaan Lalu Lintas (Sistem

3L)

030/T/BM/1999 9 Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan 031/T/BM/1999 10 Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan

Umum

032/T/BM/1999 11 Persyaratan Aksebilitas pada Jalan Umum 033/T/BM/1999 12 Pedoman Pemilihan Berbagai Jenis Tanaman untuk Jalan 034/T/BM/1999 13 Pedoman Penataan Tanaman untuk Jalan 035/T/BM/1999 14 Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Perendam Bising 036/T/BM/1999 15 Tata cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat di Jalan Bebas

Hambatan

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999

Tanggal 20 Desember 1999

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Maksud dan Tujuan 1

1.2 Ruang Lingkup 1 1.3 Pengertian 1 BABII KETENTUAN-KETENTUAN 3 2.1 Ketentuan Umum 3 2.1.1 Cat 3 2.1.2 Bahan Pelarut 3

2.1.3 Komponen Baja Jembatan 3

2.2 Teknik 4

2 .2.1 Cat 4

2.2.2 Komposisi Cat 4

2 .2.3 Umur Proteksi Cat 7

BAB III PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 8

3.1 Komponen Baja Jembatan 8

3.2 Lingkungan Pantai tanpa Polusi 8

3.3 Lingkungan Pantai dengan Polusi 8 3.4 Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi 9 3.5 Lingkungan Pedalaman dengan Polusi 10

BAB IV PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI 11

4.1 Peralatan 11

(6)

4.2.2 Membersihkan Oil dan Gemuk 11 4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan 11 Permukaan St 2,5

4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan 12 Permukaan St 3

BAB V PELAKSANAAN PENGECATAN 13

5.1 Peralataun 13

5.2 Cara Kerja 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH LAMPIRAN B LAIN-LAIN

LAMPIRAN B-1 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE

LAMPIRAN B-2 PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT KERING DENGAN ALAT EKOMETER

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan

Pedoman Penangulangan Korosi komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan dimaksudkan sebagai pegangan dan petunjuk bagi para perencana dan pelaksana pengecatan jembatan. Tujuannya adalah untuk melindungi komponen baja jembatan terhadap korosi dengan lapisan cat yang mempunyai sifat kimia dan sifat fisik yang baik.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini mencakup spesifikasi dan cara pengecatan komponen baja jembatan dalam lingkungin atmosfir tetapi tidak termasuk komponen baja jembatan yang digalvanis dengan cara terendam panas.

1.3 Pengertian

1) Komponen Baja Jembatan adalah bagian dari bangunan atas dan

bangunan bawah jembatan yang menggunakan bahan baja.

2) Korosi adalah proses kerusakan permukaan logam secara kimiawi akibat

pengaruh lingkungan.

3) Lingkungan Atmosfir adalah lingkungan pada udara terbuka.

4) Pantai tanpa Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut

dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.

5) Pantai dengan Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut

dimana tcrdapat polusi hasil-hasil pabrik.

(8)

berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.

7) Pedalaman dengan Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang

berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana terdapat polusi hasil-hasil pabrik.

8) Umur Proteksi Cat adalah jangka waktu antara selesainya pelaksanaan

pengecatan sampai keharusan dilakukan pengecatan berikumya.

9) Bahan Pengikat adalah bahan yang berfungsi mengikat dan melekatkan

(9)

BAB II

KETENTUAN - KETENTUAN

2.1 Ketentuan Umum

2.1.1 Cat

Secara umum cat harus mempunyai daya lekat yang baik dan mudah dilapiskan pada permukaan secara merata, memiliki ketebalan dan waktu pengeringan yang tertentu, dan tahan terhadap pengaruh sifat kimia, fisik dan cuaca. Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri atas:

1) Cat dasar, yang menjamin pelekatan yang haik untuk lapisan yang berikutnya.

2) Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat dasar dengan lapisan cat akhir.

3) Cat akhir, yang merupakan lapisan permukaan akhir yang halus, licin, mudah dibersihkan, dan tahan terhadap serangan zat-zat kimia.

2.1.2 Bahan Pelarut

Bahan pelarut adalah bahan untuk mengencerkan cat agar memiliki kekentalan yang dikehendaki, dan biasanya terdiri atas zat organik seperti: terpentin, hidrokarhon, keton dan ester.

2.1.3 Komponen Baja Jembatan

Permukaan struktur baja jembatan harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk korosi, residu garam, dan sebagainya.

(10)

2.2 Teknik

2.2.1 Cat

Jenis cat yang umum dipakai untuk pengecatan komponen baja jembatan dapat diklasifikasikan dalam Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Cat

No. Klasifikasi Cat Karakteristik dan Unsur-unsur Pokok 1. 2. 3. 4. 5. Organic zinc-rich Anorganic zinc-rich One-pack chemical resistant Two-pack chemical resistant Coaltar epoxy resistant

Zinc dan organik binder Zinc dan silikat binder Chlorinated nibber, vinyl Epoxy, polyurethane, resin Epoxy

2.2.2 Komposisi Cat

Tabel 2. Komposisi Cat

No. Klasifikasi Jenis Cat Fungsi Bahan Pengikat Jenis Pigmen Volume Bahan Padat Nominal (%) Rata-rata Pigmen dalam Total Pigmen (% berat minimum) Tebal Lapisan Kering (Pm/lapis) (minimum yang dianjurkan) 1 2 4 5 6 8 1. Organic zinc-rich

Cat Dasar Two pack epoxy

Serbuk seng 35 95 50

2. Inorganic zinc-rich

(11)

1 2 3 4 5 6 - 8 3. One pack

chemical resistan

Cat dasar Chlorinated rubber Seng fosfat Seng chromat Serbuk seng (BS 4652 Type 1) 35 35 40 40 40 95 35 35 40 Serbuk seng (BS 4652 Type 2) 40 95 40 Methalik lead 45 50 35 Vinyl chlorida Seng fosfat Seng chromat Serbuk seng Serbuk seng 35 35 40 40 40 40 95 95 35 35 40 40

I Cat antara Chlorinated Rubber Titanium Oksida 35 25 Micaceous besi oksida 30 100 Vinyl chlorida/ asetat Titanium Oksida 40 80 30 Micaceous Besi oksida 35 80 100

Cat akhir Chlorinated rubber Titanium oksida 35 30 90 90 25 100 Kabon black 35 30 25 100 Besi oksida 40 35 80 80 30 100 Vinyl chlorida/ Titanium dioksida 35 30 90 90 25 100

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 Karbon black 35 30 25 100 Besi oksida 40 35 80 80 30 100 Aluminium 35 30 95 95 25 100 4. Two pack chemical resistance Cat

dasar Two-pack epoxy

Seng fosfat Serbuk seng 35 35 40 95 35 35 Serbuk seng/seng oksida Metalik lead 35 45 50 50 35 35 Cat antara Two-pack epoxy Titanium dioksida (warna putih) Best oksida 45 45 45 45 80 80 40 40 40 100 Two-pack poly urethane Titanium oksida 45 40 40 100 Mecaceous iron oxide 45 45 80 80 40 100 Cat akhir Two-pack epoxy Titanium dioksida (warna putih) 45 40 90 90 40 100 Cat akhir Two-pack epoxy Pigmen warna & Karbon hitam 40 40 40 100 Besi oksida 45 45 80 80 40 100 Alumunium 45 95 35 Two-pack poly urethane Titanium dioksida (warna 45 40 90 90 40 75

(13)

1 2 3 4 5 6 8 Pigmen warma tanpa Kimia dan karbon 45 40 40 75 Two-pack poly Besi oksida 45 45 80 80 40 70 Cat akhir Two-pack epoxy atau Modifikasi epoxy coaltar Silikat 60 55 100 100 60 100 Besi oksida 60 55 100 100 60 100

2.2.3 Umur Proteksi Cat

Umur proteksi cat dapat dilihat Dada Tabel 3 sebagal berikut:

Tabel 3. Kategori dan Umur Proteksi Cat

No. Kategori Umur Proteksi Umur Proteksi Cat (tahun) 1.

2. 3. 4.

Proteksi jangka pendek Proteksi jangka sedang Proteksi jangka panjang Proteksi jangka sangat panjang

< 5 5 10 > 10

(14)

BAB III

PENENTUAN JENIS DAN TEBAL CAT 3.1

3.1 Komponen Baja Jembatan

Kriteria penentuan jenis dan tebal cat untuk komponen baja jembatan tergantung pada kondisi lingkungan dan umur proteksi cat.

3.2 Lingkungan Pantai tanpa Polusi

Kriteria sistim pengecatan dalam Lingkungan Pantai tanpa Polusi umur proteksi 5 tahun dari 10 tahun, lihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pantai tanpa Polusi

Tebal Cat Umur Jenis Cat

Dasar Antara Akhir Total Proteksi Cat (tahun)

Organic zinc-rich atau Inorganic zinc rich

-75 100 75 100 5 10 One-pack chemical Resistance 35 70 60 100 55 100 150 270 5 10

(15)

Tabel 3.2 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pantai dengan Polusi

Tebal Cat (µm) Jenis cat

Dasar Antara Akhir Total

Umur Proteksi Cat (tahun) Organic zinc-rich atau Inorganic zinc rich

- - 100 150 100 150 5 10 One-pack chemical resistance 70 100 100 100 30 1110 200 300 5 10 Two-pack chemical resistance 70 70 100 100 70 100 240 270 5 10

3.4 Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi

Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi untuk umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pedalaman tanpa Polusi

Tebal Cat (µm)

Jenis Cat Dasar Antara Akhir Total

Umur Proteksi Cat (tahun) Organic zinc-rich atau Inorganic zinc rich

75 100 75 100 5 10

(16)

One-pack chemical resistance 35 70 60 100 55 100 150 270 5 10

3.5 Lingkungan Pedalaman dengan Polusi

Sistim pengecatan dalam Lingkungan Pedalaman dengan Polusi untuk umur proteksi 5 tahun dan 10 tahun dapat di lihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan Pedalainan dengan Polusi

Tebal Cat (µm) Jenis Cat

Dasar Antara Akhir Total Umur Proteksi Cat (tahun)

Organic zinc-rich atau Inorganic zinc rich

-100 150 100 150 5 10 One-pack chemical resistmice 70 100 100 100 30 l00 200 300 5 10 Two-Pack chemical resistance 70 70 100 100 70 100 240 270 5 10

(17)

BAB IV

PERSIAPAN PERMUKAAN BENDA UJI

Persiapan permukaan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun dan 10 tahun dilaksanakan sebagai berikut:

4.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk persiapan permukaan terdiri atas:alat kerok, alat pengelupas, mesin pengelupas, sikat kawat, mesin penggosok, gurinda, penghisap debu, kompresor, kuas, semprotan air, dan peralatan sand blasting.

4.2 Cara Kerja

4.2.1 Membersihkan Kotoran

Kotoran berupa tanah, debu, dan kotoran lainnva dihilangkan dengan disikat atau dikerok atau disemprot air sampai bersih.

4.2.2 Membersihkan Oli dan Gemuk

Oli dan gemuk dihilangkan dengan cara menggosoknya dengan kain atau kuas yang dicelupkan ke dalam larutan xylol, thiner, bensin, dan lain-lain.

4.2.3 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan Sa 2,5

Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat, digurinda, dan dilanjutkan dengan semprotan pasir yang biasanya menggunakan pasir silika atau pasir besi yang disemprotkan pada permukaan logam yang akan dibersihkan dengan menggunakan

(18)

udara bertekanan, kemudian permukaan baja dibersihkan dengan penyedot debu dan ditiup dengan kompresor atau disikat dengan kuas bersih.

Permukaan komponen baja dibersihkan sampai mencapai warna kertas standar Sa 2,5.

4.2.4 Membersihkan Karat menurut Persiapan Permukaan St 3

Karat dan kotoran lainnya dihilangkan dengan cara dipukul, dikerok, disikat, digurinda, dan permukaan baja dibersihkan dengan vacum cleaner dan ditiup dengan kompresor/disikat dengan kuas bersih. Permukaan komponen baja dibersihkan sampai kelihatan sesuai warna kertas standar St 3

(19)

BAB V

PELAKSANAAN PENGECATAN

Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk pengerjaan di lapangan. Pengecatan komponen baja masing-masing sistim pengecatan umur 5 tahun dan 10 tahun.

5.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengecatan terdiri atas: semprotan vacum (tanpa udara), semprotan udara, kompressor, kwas, alat pengukur ketebalan cat, alat pengukur ketebalan basah, alat pengukur ketebalan kering, dan keselamatan kerja seperti sabuk pengaman dan helm.

5.2 Cara Kerja

1) Sebelum dilakukan pengecatan, benda uji harus betul-betul sudah bersih dari kotoran maupun karat. Waktu antara penyelesaian persiapan permukaan dan pengecatan dasar tidak boleh lebih dari 3 jam.

2) Pengecatan dasar dilakukan dengan menggunakan mesin penyemprot besar.

3) Sebelum digunakan, bahan cat yang terdiri atas 2 komponen diaduk secara terpisah sebelum dicampur dengan perbandingan yang ditentukan oleh pabrik pembuat dan diawasi oleh seorang pengawas. 4) Pengencer dapat ditambahkan seperti yang telah ditentukan oleh

pabrik pembuat.

5) Pada permukaan baja yang sudah bersih, pengecatan dasar dilakukan dengan cara cat disemprotkan dengan semprotan cat yang dihubungkan dengan kompressor.

(20)

6) Ukur ketebalan lapisan cat basah dengan alat pengukur ketebalan cat hasah (Wet Film Thickness Gauge) dan tunggu sampai lapisan cat menjadi kering.

7) Ukur ketebalan lapisan cat kering dengan alat ketebalan cat kering (Elkometer).

8) Lapisan antara dan lapisan akhir dilaksanakan dengan menggunakan penyemprot mesin dan kwas minimum 24 jam dan maksimum 72 jam setelah lapisan dasar kering.

(21)

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH

solvent = pelarut

binder = pengiikat

vacum cleaner = penghisap debu sand blasting = semprotan pasir

chipping = mengelupas

brushing = menyikat

St 3 = tingkat kebersihan permukaan logam secara manual

Sa 2,3 = tingkat kebersihan permukaan logan secara semprotan pasir

(22)

LAMPIRAN B: LAIN -LAIN

LAMPIRAN B-1

PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT BASAH DENGAN ALAT WET FILM THICKNESS GAUGE

B.1 TEBAL LAPIS CAT BASAH

B.1.1 Metode Pengukuran

a. Pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat ke permukaan logam yang rusak (cat lapis pertama).

b. Kemudian ukur ketebalan lapis cat tersebut dengun alas Wet Film Thickness Gauge.

c. Lakukan kembali pengecatan dengan kuas/dengan menyemprotkan cat di atas cat lapis pertama (cat lapis kedua).

d. Ukur ketebalan cat lapis kedua dengan alat yang lama seperti di atas. e. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan

sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 1 Pengukuran Tebal Lapis Cat Basah.

(23)

Gambar 1

Alat Pengukur Tebal Cat Basah (Wet Film Thickness Gauge)

(24)

B.1.2 CONTOH PERHITUNGAN

A

B

1000

Tebal Basah =

B = Volume cat dalam liter

A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2

Contoh Perhitungan:

- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2 - Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3

liter

333

,

0

5

,

1

500

- Volume dalam liter =

A

xB

1000

- Tebal Basah =

m

x

P

333

1

333

,

0

1000

(25)

LAMPIRAN B-2

PENGUKURAN TEBAL LAPIS CAT KERING DENGAN ALAT ELKOMETER B.2 TEBAL LAPIS CAT KERING

B.2.1 Metode Pengukuran

a. Cat dengan kuas/semprotkan cat permukaan logam yang berukuran tertentu (cat lapis pertama).

b. Setelah kering, ukur tebal lapis cat tersebut dengan alat elkometer. c. Cat dengan kuas/semprotkan kembali cat di atas cat lapis pertama (cat

lapis kedua).

d. Ukur ketebalan cat lapis kedua denlan alat yang sama seperti di atas. e. Ulangi kegiatan tersebut hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan

sesuai ketentuan pada Bab III, Contoh Perhitungan, dan Gambar 2 Pengukuran Tebal Lapis Cat Kering.

(26)

Gambar 2

Alat Pengukuran Cat Kering (Elkometer)

(27)

B.2.2 CONTOH PERHITUNGAN

A

BxC

10

Tebal Kering = Keterangan :

B = Volume cat dalam liter

A = Luas permukaan tertutup cat dalam m2

Contoh Perhitungan:

- Misalnya pemakaian cat = 500 gram/m2 - Berat Volume Cat = 1,5 gram/cm3

- Total Solid = 60%

liter

333

,

0

5

,

1

500

- Volume dalam liter =

A

BxC

10

- Tebal Basah =

m

x

x

P

200

1

60

333

,

0

10

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Directorate General of HIighway, General, Spesification, Section 5.7. Paintings.

Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah dan Jalan dan Petunjuk Perencanaan Pengecatan Untuk Jembatan, 1981.

(29)

LAMPIRAN C

DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

1) Pemrakarsa

x Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU. x Direktorat Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga

2) Penyusun : 4). Kelompok Kerja Bidang Konstruksi Jembatan & Bangunan Pelengkap Dra. Lien Suharlinah Pusat LitbangJalan Jalan (SK Ketua Panja No.: 13/KPTS/Bt/1999)

Ir. Redrik 1rawan Pusat LitbangJalan Ketua:

DR. It. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga 3) Tim Pembahas : Wakil Ketua:

DR. Ir. Mustazir Noesir, MM Ditjen Bina Marga Ir. Wawan Witamawan, hl.Sc, ME Pusat LitbangJalan Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ditjen Bina Marga Anggota:

Ir. Lany Hidayat Ditjen Bina Marga Ir. Irwan Zarkasi, M.EngSc Ditjen Bina Marga Ir. Hery Vaza, MLEngSc Ditjen Bina Marga Ir. Lany Hidayat Ditjen Bina Marga Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ditjen Bina Marga Ir. Hery Vaza, M.EngSc Ditjen Bina Marga Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ditjen Bina Marga Ir. Tri Djoko Waluyo, M.EngSc Ditjen Bina hiarga Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Pusat Litbang Jalan Ir. Joko Sulistyono, M.Sc Ditjen Bina Map Ir. Jujun J. Pusat Litbang Jalan Ir. Wawan Witarnawan, M.Sc, ME Pusat Litbang Jalan Ir. Sjamsudin H Pusat Litbang Jalan Ir. Lanneke Trsitanto Pusat Litbang Jalan Ir. Redrik Irawan Pusat Litbang Jalan Ir. Sjamsudin H Pusat Litbang Jalan Dra. Lien Suharlinah Pusat Litbang Jalan Ir. Nandang Syamsudin Pusat Litbang Jalan Ir. Lanneke Trsitanto Pusat Litbang Jalan Ir. Rustaman, MSc Pusat Litbang Jalan Ir. Rahadi Sukirman Pusat Litbang Jalan Ir. KGS. Axchmad Pusat Litbang Jalan Ir. Joko Purnomo Pusat Litbang Jalan Ir. Lasino Pusat Litbang Permukiman Ir. Felisa Simarmata Pusat Litbang Permukiman

Gambar

Tabel 1. Jenis Cat
Tabel 3. Kategori dan Umur Proteksi Cat
Tabel 3.1 Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk  Lingkungan Pantai tanpa Polusi
Tabel 3.2  Umur Proteksi, Jenis, dan Tebal Cat untuk Lingkungan  Pantai dengan Polusi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi terhadap dataset trafik jaringan dan melalui proses perhitungan menggunakan Algoritma K-NN didapatkan sebuah hasil bahwa nilai yang dihasilkan oleh

Namun untuk kunjungan ini tidak hanya team sales saja yang berkunjung, team sales datang dengan mengajak beberapa HOD ( Head Of Department) seperti HRM ( Head

Hasil dari penelitian ini adalah : Secara keseluruhan karyawan PT (persero) Angkasa Pura I Cabang Surabaya memiliki tingkat kedisiplinan kelja ringan yang rendah,

Sari merupakan anak dari perkawinan darah Medan yang dilahirkan 24 tahun yang lalu. Meskipun kedua orang tua berasal dari Medan, namun Sari dan keluarga tidak

Menjelaskan definisi, pemeriksaan, kriteria diagnosis dan terapi pada penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus.. Menjelaskan definisi,pemeriksaan,

Dengan berbagai cara seperti menampilkan gambar, tulisan atau kalimat-kalimat orasi, dan saat ini para politis beramai-ramai memanfaatkan sosial media khususnya facebook sebagai

Klien merasakan perubahan positif pada dirinya terhadap permasalahan yang dialaminya, ditandai dengan hilangnya simptom yang dirasakannya yang mengganggu

 As a practical matter, a career path in the development of new computer science theory typically requires graduate work to the Ph.D?. level, followed by a position in a