• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLASIR ABSTRAK APAKAH GLASIR ITU?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GLASIR ABSTRAK APAKAH GLASIR ITU?"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GLASIR ABSTRAK

Glasir adalah lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik, dalam istilah sederhana, glasir terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1)silika (SiO2), 2) fluks, 3) Alumina (Al2O3).

Silika ditambahkan dalam bentuk murni atau sebagai bagian dari bahan lain seperti ball clay atau kaolin yang mengandung silika dan alumina. Kaolin atau disebut juga tanah liat cina memiliki komposisi kimia Al2O3.2SiO2.2H2O. Alumina jarang sekali ditambahkan dalam bentuk oksidanya tetapi sebagai komponen bahan. Fluks dalam bentuk oksida atau karbonat ditambah oksida logam yang memberi warna pada glasir dan sekelompok fluks yang mengandung sedikit oksida merupakan sejumlah komponen untuk membuat glasir.

Ketiga komponen glasir, yaitu silika, alumina dan fluks, untuk membuat glasir yang jernih maka ketiga komponen tersebut harus seimbang, dengan perbandingan fluks yang benar untuk mencairkan silika dan alumina. Eutectic adalah titik lebur yang paling rendah dari dua bahan atau lebih jika dilebur bersama.

Kata kunci: glasir, silika, fluks, alumina, eutectic

APAKAH GLASIR ITU?

Glasir adalah lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik. Dalam istilah sederhana, glasir terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Silika (SiO2), yang berubah menjadi kaca jika meleleh (permasalahannya adalah bahwa silika ini leleh pada suhu 1710oC (atau 3110oF)

2. Fluks, digunakan untuk menurunkan temperatur lebur atau mencairnya silika 3. Alumina (Al2O3), digunakan untuk meningkatkan kepekatan glasir dan membuat

glasir tersebut stabil pada benda keramik (yaitu glasir tidak mengalir lagi). Hal ini memungkinkan bagi glasir untuk memiliki rentang pembakaran yang lebih luas. Yang membedakan glasir dengan kaca jendela adalah bahwa glasir mengandung lebih banyak alumina.

Dalam perhitungan glasir tradisional, Formula Seger menyebutkan tiga komponen ini sebagai kolom dalam oksida, RO; R2O3; RO2. Perkembangan glasir seperti ini tercatat dengan baik dalam sumber-sumber lain, tetapi dalam hal ini akan

(2)

dijelaskan cara pendekatan lain terhadap glasir. Silika ditambahkan dalam bentuk murni atau bagian dari bahan lain seperti ball clay atau kaolin yang mengandung silika dan alumina.

Kaolin, disebut juga tanah liat cina, memiliki komposisi kimia Al2O3.2SiO2.2H2O. Alumina jarang sekali ditambahkan dalam bentuk oksida, biasanya sebagai komponen bahan. Fluks dalam bentuk oksida atau karbonat (timah, boric, soda, potashsium, lithium, kalsium, magnesium, barium, seng, strontium) ditambah oksida logam akan memberi warna glasir (besi, tembaga, cobalt, chrome, nikel, mangaan, tin, titanium) dan sekelompok fluks yang mengandung sedikit oksida (antimony, vanadium, selenium, emas, cadmium, uranium) merupakan komponen untuk membuat glasir. Kombinasi, perpindahan, dan variasi dari beberapa bahan ini adalah tanpa batas. Daftar bahan-bahan yang digunakan dalam glasir sesungguhnya lebih banyak dari daftar tersebut, karena ditemukan juga daftar bahan yang dikombinasikan satu dengan lainnya, misalnya potash feldspar, yang terdiri dari potassium (fluks), silika dan alumina. Ketiga komponen ini merupakan komponen glasir. Feldspar termasuk frit atau glasir alami.

A BALANCE GLAZE

SATIN GLAZE

MATT GLAZE

SATIN FLUX GLAZE e.g. Dolomite glaze

MATT GLAZE

e.G. Dry barium matts (80%)

Ada banyak feldspar dengan fluks yang berbeda dapat berubah, misalnya: soda feldspar, kalsium feldspar dll.Kelompok sub kategori feldspar meliputi: nepheline syenite (soda dan potash), cornish stone (potash, soda, kalsium, magnesium),

(3)

spodumene (lithium), petalite (lithium) dan lepidolite (lithium)-hal ini dikenal dengan nama felspathoids, atau silika-deficient feldspars. Glasir alami lainnya yang layak untuk diteliti adalah amblygonite, basalt, slate and abu kayu.

Glasir yang meleleh memiliki permukaan jernih dan mengkilap. Temperatur bukan hal penting dalam latihan, tapi pertimbangkan glasir stoneware sebagai contoh. Bahan-bahan yang membentuk glasir menghasilkan suatu keseimbangan. Jika salah satu tidak seimbang, maka glasir tidak akan kelihatan jernih dan mengkilap, melainkan kelihatan milky/opaque/matt. Silika, alumina dan fluks, merupakan tiga komponen yang harus seimbang untuk membuat glasir yang jernih, dengan perbandingan fluks yang benar untuk mencairkan silika dan alumina. Jika ditambahkan salah satu dari bahan-bahan tadi akan mengakibatkan glasir tidak lagi jernih.

Jika fluks ditambahkan, mengakibatkan silika yang dicampur dengan ekstra fluks tidak mencukupi untuk dikombinasi sehingga tidak bisa larut atau mencair. Ketika jumlah fluks ditambah, maka glasir akan menjadi opaque/matt. Hal yang sama berlaku untuk silika dan alumina-menambah kandungan silika atau tanah liat (silika/alumina) dalam glasir akan menimbulkan efek yang sama. Hal ini dapat disamakan dengan melarutkan garam dalam air: akan mencapai suatu titik dimana air tidak dapat melarutkan garam lagi dan garam tetap menjadi partikel. Jika air dihangatkan maka air akan dapat melarutkan garam lagi. Hal ini juga berlaku sama untuk glasir, dengan menaikkan temperatur bakar, maka akan didapatkan kembali glasir yang jernih. Lihat keseimbangan dalam diagram dimana ada unsur silika dan alumina di satu sisi dan beberapa fluks (glasir bisa memiliki lebih dari satu fluks) di sisi lain. Jika ditambah silika lagi, maka ketidakseimbangan akan terjadi, tetapi jika ditambah fluks hal ini akan menggangu lelehan glasir.

Pada gambar 2 digunakan glasir stoneware (40 potash feldspar, 20 whiting, 30 silika, 10 kaolin); silika ditinggalkan dari line blend glasir sehingga efek bahan ini dapat diamati pada glasir yang meleleh. Percobaan kedua diulangi dengan whiting sebagai fluks dalam jumlah besar dicampur dengan potash feldspar 40, silika 30, kaolin 10. Dengan jelas dapat dilihat line blend yang menunjukkan bahwa permukaan berubah dari opaque ke milky ke jernih, kemudian kembali lagi ke milky opaque lagi. Glasir satin

(4)

matt merupakan dua jenis diantaranya. Tipe ketiga dari glasir opaque adalah hasil kristalisasi pada saat pendinginan yang menimbulkan permukaan opaque/matt.

Dalam menyeimbangkan fluks dan silika dalam line blend, hasil lain juga dapat dilihat. Sebagaimana whiting (fluks dan kalsium) atau silika dicampur dalam glasir, hasilnya akan bergerak dari matt ke satin, kemudian glossy-clear dan kembali lagi ke satin, matt. Yang diamati adalah pembentukan suatu eutectic pada satu titik dalam line blend ini. Eutectic adalah titik lebur yang paling rendah dari dua bahan atau lebih jika dilebur bersama. Jika mencoba dua bahan seperti oksida timah (lead) dan silika dalam suatu line blend, bisa dilihat bahwa pada saat jumlah silika ditambah maka temperatur lebur dari bahan yang dicampur tersebut akan naik. Titik lebur oksida timah adalah 880oC dan titik lebur silika 1710oC, sedangkan eutectic untuk gabungan timah (lead) dan silika hanya 510oC, secara substansi lebih rendah dari titik lebur timah (lead). Eutectic dicapai pada kurang lebih 90% oksida timah, 10% silika. Eutectic lain ada di gambar/diagram.

Material tunggal oC Material kombinasi oC

Lead oksida (litharge) 880 Lead oksida (litharge) 92.1

Silika 7.1 510

Silika 1710

Albite 1170 Albite 58

Orthoclase 42 1160 Orthoclase feldspar (soda, potash) 1200

Barium carbonat 1450 Barium carbonat 35 Alumina 10 Silika 55

1200

Alumina 2050

Silika 1710

Lead oksida 880 Lead oksida 77.8 Boric oksida 5.8 Silika 16.4 485 Boric oksida 700 Silika 1710 Soda 900 Soda 24.2 Boric oksida 35.2 Silika 40.6 720 Boric oksida 700 Silika 1710

Lead oksida 880 Lead oksida 84 Boric oksida 12 Silika 4

484

Boric oksida 700

Silika 1710

(5)

Hasil akhir dari whiting dan silika dalam campuran line blend merupakan sisi lain dari eutectic. Kebanyakan jenis glasir mengandung silika yang banyak, menambah fluks akan menurunkan titik lebur glasir tersebut. Jika glasir mengandung fluks matt maka menambah silika hanya akan menurunkan titik lebur dengan memberikan lebih banyak silika untuk fluks saling beraksi. Hal ini harus selalu diingat, karena sebagaimana praktek yang biasa dilakukan ketika suatu glasir dituangkan pada keramik harus ditambahkan silika dalam bentuk silika itu sendiri, atau dengan alumina dalam bentuk tanah liat, untuk membatasi kepekatan glasir. Jika glasir masih mengalir maka kasusnya terjadi pada sisi lain dari eutectic dan bahan pengeras mungkin masih dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak - hal ini dapat mengubah karakter glasir, memindahkan glasir ke sisi lain dari kurva eutectic. Penambahan flux mungkin merupakan jawabannya. Penggunaan uji campuran line blend secara cepat dapat memberi gambaran tentang glasir dan arah yang dapat untuk memperbaiki permasalahan. Suatu glasir dapat memiliki sejumlah titik-titik eutectic, sekedar untuk menambah daya tarik.

Sebelum mendalami lebih jauh tentang komposisi glasir dan bahan untuk membuat glasir, perlu dijelaskan tentang glasir yang sudah ada atau yang akan ditemui. Ketika melihat permukaan glasir yang bagus, apakah ada keinginan untuk mengetahui resepnya? Apa yang akan dilakukan setelah memiliki resep itu? Apakah menjadi tidak suka setelah diberi resep glasir berbintik-bintik hijau dan ungu dengan kristal kuning, garis-garis merah, tampak pecah-pecah pada bagian tepi atas dengan warna biru dan warna emas, pada bagian tepi bawah keramik hitam pekat. Jika dicampur dan dibakar warna glasir menjadi putih seperti kaca. Mungkin warna yang diinginkan adalah putih tetapi tidak kelihatan demikian karena keramik itu tidak technicolor. Tetapi yang dilihat adalah glasir yang kurang mantap, yang lebih memperlihatkan bentuk keramiknya.

Beberapa hal untuk diingat: ketika benda kerja dikeluarkan dari tungku, ambil waktu untuk melihat, jangan terlalu cepat untuk menarik kesimpulan. Bagaimana memahaminya dapat dilakukan dengan mengambil waktu untuk memperhitungkan hal-hal yang tidak diharapkan, yang dapat mengubah kekecewaan menjadi kepuasan.

(6)

Line blend dengan whiting dalam glasir dasar dan tanpa whiting.

Glasir: potash feldspar 40

silika 30 kaolin 10 OK SI D ASI 1 2 3 4 5 6 7 base 100 90 80 70 60 50 40 whiting 0 10 20 30 40 50 60 + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide RE DUK SI + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide

Line blend dengan silika dalam glasir dasar dan tanpa silika.

Glasir: potash feldspar 40

whiting 20 kaolin 10 OK SI D ASI 1 2 3 4 5 6 7 base 100 90 80 70 60 50 40 Silika 0 10 20 30 40 50 60 + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide RE DUK SI + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide + 10 iron oxide

(7)

Gambar 2. Line blend dengan whiting dan silika, hasil bakar yang berlawanan

Pada saat membakar dengan tungku gas pada cone 9 oksidasi, beberapa keramik yang diglasir copper red ketika dibakar menjadi berwarna light green aqua. Pada pembakaran ini, bongkahan tanah liat (fire-clay yang digunakan diantara penyangga dan rak untuk keseimbangan) telah meleleh dalam burner. Tungku dibakar dengan empat burner. Bongkahan tadi mengurangi nyala api dari burner yang ada di bagian belakang tungku yang tidak kelihatan selama pembakaran (saat itu semua bukti menunjukkan sebagai pembakaran okidasi). Ketika tungku dibuka, keramik-keramik yang posisinya sejajar dengan burner sebagian telah berubah menjadi copper red (merah tembaga), dan hal ini membuat kesal karena keramik-keramik itu akan dipamerkan dan didekorasi secara khusus. Pada akhirnya kemungkinan-kemungkinan yang disebabkan karena kesalahan dalam pembakaran dapat menjadikan penglaman yang menyenangkan (Gambar 4). Kejadian ini memberikan pengalaman tentang copper red dan pembakarannya.

(8)

Gambar 4. Glasir cooper setengah reduksi, dan oksidasi pada mangkok dengan dekorasi luster etsa asam

Ada ratusan bahkan ribuan resep glasir yang dapat diperoleh dari teman atau buku. Hal yang menyenangkan adalah mengubah resep tersebut sesuai dengan kebutuhan. Bagaimanapun juga resep adalah resep yang hanya dapat memberikan informasi untuk membuat glasir. Dengan melihat sejumlah formula copper red (merah tembaga), bisa dicermati bahan-bahan untuk membuat glasir tersebut. Perlu dilihat perbandingan resep untuk mengetahui faktor-faktor yang sama atau berbeda. Untuk mengetahui perbandingan resep glasir secara pasti, bahan-bahan glasir dasar harus dikonversikan dalam persentase, yang berjumlah 100%, dan bahan-bahan pewarna ditambahkan secara proporsional. Buatlah daftar bahan-bahan dengan urutan yang sama. Resep A B C D nepheline syenite 40 133 4600 250 whiting 20 66.6 2400 100 silika 30 100 3600 125 kaolin 10 33.3 1200 25 iron oxide 9 30 1080 45

(9)

Seperti dapat dilihat dalam tabel, sulit membandingkan antara resep A, B, C, dan D. Sebenarnya tiga diantaranya merupakan glaze yang sama, B dan C merupakan resep A. D saja yang berbeda (dengan nepheline syenite 50, whiting 20, silika 25, kaolin 5, ditambah besi 9), menuliskan format tersebut tampak sukar untuk membuat perbandingan. Konversikan glasir dasar menjadi perbandingan 100. Contoh perbandingan, menggunakan suatu kelompok berbeda resep:

Resep A B C D nepheline syenite 44 37 63 40 whiting 14 10 6 20 frit 3110 14 10 10 -barium carbonate - 10 - -bone ash - - 6 -silika 25 28 10 30 kaolin 3 5 5 10 Tin oxide 1 3 2 2 Copper carbonate 0.5 0.5 0.5 0.5

Suatu perbandingan yang jelas dapat dibuat diantara resep-resep tersebut-lihat bagaimana bahan-bahan tersebut memiliki jumlah yang berbeda.

Sumber:

Daly, Greg. 1995. Glazes and Glazing Techniques. New South Wales: Kangaroo Press Pty Ltd.

BIODATA PENULIS

Nama : Wahyu Gatot Budiyanto

NIP : 19620527 199203 1 002

Jabatan : Widyaiswara Madya

Pangkat/Golongan : Pembina/IVa Spesialisasi : Kriya Keramik

Instansi : PPPPTK Seni dan Budaya Jl. Kaliurang Km. 12,5 Sleman Yogyakarta 55581

(10)

Gambar

Gambar 3. Eutectic kombinasi beberapa bahan, perbandingan titik lebur bahan tunggal,
Gambar 2. Line blend dengan whiting dan silika, hasil bakar yang berlawanan
Gambar 4. Glasir cooper setengah reduksi, dan oksidasi pada mangkok dengan  dekorasi luster etsa asam

Referensi

Dokumen terkait

Sistematika penulisan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tamrauw Tahun 2005-2025 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

Anggota stakeholder yang terlibat dalam proyek aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang pada Alberindo Graha Cemerlang ini terdiri dari tim proyek, dan pengguna

yaitu aGuier yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi %leh lapisan kedap air, baik  yaitu aGuier yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi %leh lapisan kedap air, baik  yang di

Hasil analisis bivariat pada variabel infeksi intrauteri menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara infeksi intrauteri dengan terjadinya CP, dengan proporsi responden

Untuk dapat melakukan analisis dan injection molding Fe-2%Ni dengan Moldflow maka feedstock Fe-2%Ni tersebut harus dikarakterisasi terlebih dulu untuk mendapatkan berbagai

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah keadaan sosial ekonomi pemilik usaha warung makan di Kelurahan Kampung Baru dapat dilihat berdasarkan

Kunci Jawaban Penilaian Teori NO. Fungsi sistem operasi yaitu menyediakan layanan mendasar untuk digunakan oleh aplikasi dan program. Sistem operasi dapat bertindak sebagai

Masa hadapan pendidikan adalah dengan terciptanya teknologi yang membolehkan pembelajaran aktif dan merupakan satu pengalaman untuk pelajar. Multimedia interaktif telah menjadi