• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dialog Dengan Narasumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dialog Dengan Narasumber"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 4

Dialog Dengan Narasumber

TUJUAN

Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog

bersama pakar.

Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk

proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar.

Mengajak peserta mendiskusikan data lapangan dengan

meminta pendapat pakar.

Mampu memanfaatkan data sebagai bahan advokasi.

PERKIRAAN WAKTU

90 menit

PERLENGKAPAN

Dokumen dan data-data akademis yang dibawa

Narasumber.

Pastikan sudah koordinasi dengan narasumber

mengenai jenis data dan metode dialog.

(2)

BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR

“Tiada Rotan Akarpun Jadi” (Peribahasa Indonesia terkenal)

Mengacu dari Bagan Arus Advokasi Terpadu, dalam sebuah advokasi kita perlu melengkapi diri dengan data-data akurat yang berasal dari lapangan. Data ini akan menunjukkan kondisi aktual di suatu daerah dan kenapa diperlukan suatu perubahan kebijakan untuk mengantisipasinya.

Bisa dipahami di dalam pelatihan yang hanya lima hari ini tidak tersedia cukup waktu untuk melakukan riset advokasi, sehingga “aktivitas riset” diwakili kehadirannya dengan laporan jadi, dengan cara berdiskusi dengan narasumber/pakar. Kita memerlukan data-data dan pengetahuan untuk dibawa saat melakukan hearing dengan DPRD dan walikota/bupati.

Dalam hal ini fasilitator/panitia harus sudah berkoordinasi sebelumnya dengan narasumber. Narasumber terbaik adalah jika ia berasal dari daerah itu sendiri, jumlahnya bisa lebih dari satu orang, terutama apabila kehadirannya dapat saling meperlengkapi.

Riset Advokasi Dan Riset Akademis

Keduanya riset dan sekaligus mengumpulkan data. Riset advokasi bertujuan membuktikan bahwa suatu kasus mema ng terjadi, sedangkan riset akademis menunjukkan bahwa sesuatu dapat terjadi. Selanjutnya silakan periksa tabel perbandingan berikut:

Riset akademis Riset advokasi Tujuan Membuktikan hipotesis Membuktikan kasus

Manfaat Mengembangkan teori Mendorong perbaikan kebijakan publik

Isi Hipotesis Kebijakan publik

Metodologi Nomotetik, objektif, tidak

memihak Ideografis, subjektif, harus berpihak Pelaksana Pakar Siapapun, asalkan konstituen

dilibatkan

Hasil Rinci, dingin, data Singkat, populer, angka seperlunya Sistematika Baku:

hipotesis-data-kesimpulan Terbalik: kesimpulan-sikap-data Penyaji Disampaikan si peneliti dengan

serius

Siapa saja, boleh humoris Disadur dari buku Mengubah Kebijakan Publik (Mansur Faqih, dkk)

(3)

Dalam workshop ini, riset advokasi saling melengkapi dengan riset akademik. Isu yang diperoleh dari hasil riset advokasi bisa ditunjang oleh pakar secara adakemis sehingga menghasilkan daya dorong kuat karena akan bersifat mendesak kepada stakeholder (isunya terbukti merupakan kepentingan publik) sekaligus sahih secara ilmiah.

Pada dokumen “Pre Workshop Kit” yang sudah dikirimkan ke peserta sebelum pelatihan dimulai, sudah tertulis tugas bagi peserta untuk membawa data-data lapangan yang mereka miliki sesuai isu yang akan dibahas. (Contoh Pre Workshop Kit ada di lampiran akhir modul ini). Misalnya:

o Jika workshopnya tentang akta kelahiran, maka datanya berupa jumlah anak yang tidak punya akta, jumlah kelahiran per bulan dan sebagainya.

o Jika workshopnya mengenai Manajemen Berbasis Sekolah, maka diperlukan data berupa statistik anak sekolah, putus sekolah dan sebagainya.

o Jika workshopnya mengenai ESKA (eksploitasi seksual kepada anak), maka diperlukan data jumlah korban, jenis eksploitasi, lokasi rawan dan sebagainya.

Data ini akan menjadi bahan diskusi dengan narasumber yang akan dihadirkan dalam sesi ini. Sedangkan narasumber selain a memiliki data, diharapkan juga memiliki kajian akademis, data riset ilmiah, hasil simposium, dokumen pelatihan yang sudah pernah diikuti dan salinan Perda terkait di berbagai kabupaten lain atau produk hukum penunjang lainnya.

Seyogyanya panitia sudah siap menggandakan data ini baik berupa hardcopy atau soft copy (cd/disket). Dengan demikian, peserta punya amunisi yang siap pakai dan sangat komprehensip dari sesi ini untuk dirumuskan menjadi isu strategis di sesi berikutnya.

(4)

Ringkasan Alur Sesi

Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu

1. Cipta Suasana • Membangun suasana (state of mind). • Menjelaskan tujuan sesi.

Kisah Ceramah

5” 2. Dialog dengan

Narasumber

o Memahami isu secara lebih mendalam dengan berdialog bersama pakar.

o Mendapatkan data-data akademis yang dibutuhkan untuk proses advokasi dengan cara menggalinya dari pakar.

o Mengajak peserta mendiskusikan data lapangan dengan meminta pendapat pakar.

o

Mampu memanfaatkan data sebagai bahan advokasi.

o Data lapangan yang dibawa peserta o Data akademis dan

dokumen penunjang lainnya dari

narasumber

Dialog 80”

(5)

PROSES LENGKAP

No Kegiatan Keterangan

1 Cipta Suasana

Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif, hangat, apresiatif, segar dan mantap.

Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing partisipasi dan perhatian.

o Misalnya “Sudah membawa data yang diperlukan?” • Ceritakan dengan gaya berkisah lucu tentang “Anekdot

Workshop 3 Sesi”

2 Memperkenalkan Narasumber Pada Peserta • Persilakan narasumber masuk di forum.

Perkenalkan narasumber dengan menceritakan kepakarannya secara informal (tidak promotif).

Nyatakan bahwa kehadiran narasumber berisifat konsultatif dan bukan direktif. Dengan demikian narasumber tidak akan mengarahkan pada satu kesimpulan tertentu. • Narasumber akan memberi pertimbangan bila ditanya,

sungguhpun demikian narasumber akan berinisiatif menghentikan suatu wacana bila menurutnya sudah melenceng dari isu.

Lay out ruang dibentuk seperti diskusi panel.

3 Dialog dengan Narasumber

Fasilitator memimpin dialog sebagai moderator. Persilahkan narasumber membawakan topik.

Fasilitator menjadi moderator tanya jawab dengan peserta. Lanjutkan sesuai waktu yang tersedia, fasilitator harus

memiliki checklist, dan memastikan seluruh hal penting harus muncul dan terjawab dalam sesi dialog ini.

Bawa checklist sesuai isu.

4 Kesimpulan

CATATAN

†

Pastikan peserta mendapatkan copy dari seluruh data yang dibawa narasumber, baik softcopy maupun hardcopy.

†

Jika mempertukarkan data softcopy, hati-hati dengan virus yang mudah menular melalui flash disk/disket.

VARIASI

†

Jika narasumber bersedia, diminta bisa hadir lebih awal dan ikut mendengarkan pemaparan peserta di sesi sebelumnya (presentasi metaplan). Pada saat dialog, narasumber bisa menggarisbawahi atau mengomentari sesi sebelumnya tersebut.

(6)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anekdot Workshop 3 Sesi

Syahdan, di suatu negara akan diadakan seminar/workshop setengah hari yang terdiri dari 3 sesi. Pembicara semuanya pakar yang terkenal dan jadwal mereka sangat sibuk. Untuk mendapatkan jadwal mereka saja perlu membooking beberapa bulan sebelumnya.

Ketika tiba harinya, semua peserta yang sudah datang tak sabar menunggu kehebatan para narasumber yang sudah tersohor itu. Semuanya tenang dan diam menunggu untuk mendapatkan kejutan dan presentasi yang dahsyat.

Akhirnya setelah dibuka masuklah Narasumber I yakni Profesor A. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara menggelegar bertanya pada semua pesertas: “Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!!”

Hadirin saling berpandang-pandangan, serempak menjawab dengan keras “Beluuuuuum!”. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor A itu berteriak dengan kesal “Jika Anda semua tidak tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, untuk apa Anda hadir di sini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai !!!!” Bergegas profesor yang teramat sibuk itu pergi keluar ruangan sambil bersungut-sungut.

Peserta terkejut bukan kepalang, mereka saling berpandangan dengan tatapan saling menyalahkan. Ributlah kelas seketika seperti pasar pecah selama dua jam tersebut.

Setelah dua ja m, masuklah Profesor B. Ia tidak terlihat galak seperti profesor yang sebelumnya, justru ia kelihatan ramah sekali. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara lembut bertanya pada semua pesertas: “Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!!”

Hadirin kembali saling berpandang-pandangan, karena takut salah seperti sesi pertama, maka sontak mereka menjawab dengan penuh keyakinan “Sudaaaaaah!”. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor B itu tersenyum dengan sangat ramah dan berkata lembut, “Jika Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, untuk apa lagi saya hadir disini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai...” Perlahan profesor yang menyenangkan itu pergi keluar ruangan sambil tersenyum-senyum.

Peserta makin terkejut habis-habisan. Mereka saling berpandangan dengan tatapan yang terlebih saling menyalahkan. Makin gaduhlah kelas seketika seperti pasar pecah yang sedang digusur tramtib selama dua jam.

Akhirnya ruangan kembali senyap, saat tanda-tanda profesor ketiga mau datang. Kemudian masuklah Profesor C. Kali ini nampaknya seseorang yang kocak berdiri di depan tidak seperti kedua profesor sebelumnya. Setelah diperkenalkan beliau berdiri dan dengan suara menyenangkan bertanya pada semua peserta:

(7)

“Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini?!!!”

Kali ini hadirin betul-betul pusing. Mereka kembali saling berpandangan dan berbisik-bisik hingga agak gaduh. Berangkat dari kesalahan di kedua sesi sebelumnya, mereka betul-betul tak tahu harus menjawab apa.

Akhirnya dengan suara konyol namun tegas kembali profesor ini bertanya pada peserta: “Hadirin semua, apakah Anda semua sudah tahu apa yang akan kita bahas dalam sesi ini? Tolong segera dijawab nih!!”

Karena tidak kompak, beberapa dari mereka berteriak “Beluuum” dan sebagian lain menjawab “Sudaaaaaah!”. Setelah ruangan senyap kembali, Profesor C itu tersenyum lucu dan berkata penuh nada konyol. “Jika sebagian dari Anda sudah tahu apa yang akan kita bahas di sesi ini, sedangkan sebagiannya belum, maka silahkan yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu. Jadi untuk apa lagi saya hadir disini? Saya nyatakan sesi ini sudah selesai...” Sambil berkata demikian ia ngeloyor ke luar ruangan....

Checklist Moderator

NO PERIHAL CATATAN

SEBELUM ACARA

1 Apakah semua peserta sudah membawa data lapangan?

2 Apakah data akademis dan dokumen pendukung sudah digandakan?

3 Apakah Narasumber sudah mengetahui fungsi dan perannya dalam sesi ini?

SAAT ACARA

1 Informasikan pada semua peserta dan narasumber mengenai pembagian waktu untuk sesi ini. Berapa menit bagi narasumber dan berapa menit untuk peserta dialog.

2. Apakah peserta sudah terlihat mengerti esensi isu?

3 Apakah dampak negatif dari isu sudah cukup dibahas?

4 Apakah fakta lapangan sudah dikomentari narasumber?

(8)

5 Apakah konsep akademis sudah dimengerti peserta (penggunaan istilah, jargon, statistik baku, formula dan lain-lain).

6 Apakah hirarki kerangka hukum yang menyangkut isu sudah diulas (Dari UUD, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Surat Keputusan dan lain-lain.

7 Apakah hal-hal yang menyangkut kepentingan regional sudah tersedia/diulas (provinsi)?

8 Apakah hal-hal dan konsideran yang menyangkut kepentingan nasional sudah tersedia/diulas?

9 Apakah hal-hal dan konsideran yang menyangkut kepentingan internasional sudah tersedia/diulas?

10 Apakah ada kliping media atau dokumen lain pendukung yang harus di prioritaskan? 11 Apakah sisi strategis isu sudah dibahas?

o Aktualitas o Urgensi masalah

o Relevansi dengan hal lain

o Dampak positif pada masyarakat o Kesesuaian dengan visi misi o Pelibatan banyak pihak o Sensitivitas isu.

12 Apakah pernah ada upaya advokasi sebelunya di daerah ini?

o Jika ya, apa hasilnya?

13 Siapakah tokoh-tokoh penting di DPRD, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat yang perlu dilibatkan dalam isu ini?

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian yang telah dijabarkan, maka persoalan atau pertanyaan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana profil kemiskinan di Kabupaten Kebumen dan bagaimana

Uji korelasi persepsi terhadap pola asuh permisif mengabaikan dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja, menunjukan bahwa nilai p= 0,000 < 0,01

Seluruh pelabuhan yang diusahakandi wilayah nusantara dibagi dalam 4 (empat) kelompok yang pengusahaannya diselenggarakan secara profesional dan menerapkan prinsip –

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga berhak mendapatkan hak mereka, disamping pendidikan yang membantu perkembangan jasmani mereka yakni pedidikan pada raga, mereka juga

Hasil penelitian telah menunjuk- kan bahwa selama penyimpanan terjadi penurunan nilai “a”, tetapi nilai “a” buah yang disimpan pada kondisi atmosfer terkendali lebih tinggi

Selain alam, Kabupaten Buleleng juga memiliki banyak potensi budaya berupa pura-pura bersejarah yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang tersebar di desa-desa seperti

an mempunyai grace period (jangka waktu) yang pasti sebelum bunga Penelitian menunjukan bahwa kesadaran akan harga akan berbeda diantara demografi yang berbeda, kompleksitas,

Dengan demikian sangat dibutuhkan cara atau media yang harus diinformasikan kepada para siswa tentang teknik pembuatan presentasi yang interaktif dan lebih menarik salah satunya