Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 132
ANALISIS PERENCANAAN LABA PADA HOTEL MANAU SAMARINDA TAHUN 2020 Marwanto1), Farindika Metandi2), Liani Sintya Dewi3)
Jurusan Akuntansi
[email protected], [email protected]2, [email protected]3 123) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda
123) Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242 Abstract
The problem in this research is how to plan profit using profit planning analysis at Hotel Manau Samarinda. This study uses the method of least squares analysis and the help of Microsoft Excel 2007 program to separate semi-variable costs into fixed costs and variable costs. The analytical tools used are the Break Event Point and Margin Of Safety methods. The results of the study can be concluded that the minimum sales to achieve the profit target in 2020 is Rp. 1,345,072,933 and profit planning analysis can produce useful information for management in profit planning on room sales.
Abstract. The problem of this research is how to plan the profit by using analysis the profit planning of Manau Hotel Samarinda. This research uses the least square method and the help of Microsoft Excel 2007 program for separating semi variable cost to be fixed cost and variable cost. The tool analyze used is by using the Break Even Point method and Margin Of Safety. The result of this research are the minimum sales to get profit target in 2020 is Rp 1.345.072.933 and by analyze the cost, volume and profit to produce useful information for management to plan the profit of room sales.
Keywords :
Profit Planning, Break Even Point, Margin Of Safety.
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana merencanakan laba dengan menggunakan analisis perencanaan laba pada Hotel Manau Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuadrat terkecil dan banyuan program Microsoft Excell 2007 untuk melakukan pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Alat analisis yang digunakan metode Break Event Point dan Margin
Of Safety. Hasil penelitian dpat ditarik kesimpulan bahwa penjualan minimal untuk mencapai target laba
pada tahun 2020 sebesar Rp 1.345.072.933 dan analisis perencanaan laba dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba terhadap penjualan kamar.
Abstract. The problem of this research is how to plan the profit by using analysis the profit planning of Manau Hotel Samarinda. This research uses least square method and the help of Microsoft Excel 2007 program for separating semi variable cost to be fixed cost and variable cost. The tool analyze used is by using Break Even Point method and Margin Of Safety. The result of this research are minimum sales to get profit target in 2020 is Rp 1.345.072.933 and by analyze the cost, volume and profit to produce useful information for management to plan the profit of room sales.
Kata kunci :
Perencanaan Laba, Titik Impas, Margin Of Safety.
. PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di Indonesia semakin pesat ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari perusahaan yang berdiri di berbagai sektor di Indonesia yang mampu mendominasi perekonomian domestik. Perusahaan jasa merupakan salah satu sektor yang mendominasi perekonomian di Indonesia sehingga masing-masing perusahaan dari berbagai sektor baik pemerintah maupun swasta harus siap menghadapi persaingan yang kompetitif.
Menyikapi arus persaingan tersebut manajer memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan berisikan langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan merupakan alat
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 133
untuk mengendalikan kegiatan yang akan dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan-kegiatan perusahaan.
Salah satu tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah perencanaan laba. Perencanaan laba tersebut memuat langkah-langkah yang harus ditempuh satuan unit bisnis untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang diterima (hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan biaya.
Perencanaan merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan, untuk membuat perencanaan laba yang baik maka diperlukan alat bantu beruapa analisis biaya, volume dan laba (cost volume profit/CVP). Biaya adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan, sedangkan volume yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan dijual selama suatu periode tertentu, serta laba merupakan sejumlah nominal yang menunjukkan selisih lebih pendapatan atas biaya sehubungan dengan kegiatan usaha.
Analisis biaya, volume dan laba (cost volume profit/CVP) membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba, sehingga alat ini merupakan alat yang penting dalam proses pembuatan berbagai keputusan bisnis khususnya untuk memprediksi laba jangka pendek. Analisis Cost Volume Profit dapat juga digunakan pada industri jasa, misalnya industri jasa perhotelan. Dalam industri perhotelan, perusahaan dituntut bagaimana menghasilkan dan memasarkan berbagai jasa yang terdapat pada hotel tersebut bagi konsumen yang membutuhkannya. Pendapatan industri perhotelan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat kepadatan hunian.
Hotel Manau adalah salah satu hotel milik swasta dari sekian banyak hotel yang ada di Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di Samarinda Seberang yang bergerak dibidang jasa perhotelan, dimana kepuasan tamu merupakan tujuan utama. Hotel Manau merupakan hotel yang didirikan sejak tahun 2007 yang memiliki ijin usaha hotel melati. Pada awal Januari tahun 2008 Hotel Manau mulai beroperasi dengan menyediakan enam tipe kamar dengan pilihan harga yang bervariatif yang dapat dipilih oleh tamu hotel. Enam tipe kamar dengan jumlah 50 kamar tersebut adalah Kamar Ekonomi, Kamar Melati, Kamar Standard, Kamar Deluxe, Kamar Superior, dan Kamar Family. Masing-masing kelas memiliki tarif yang berbeda-beda sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, pelayanan yang diterima oleh konsumen dan fasilitas yang tersedia. Selain menawarkan jasa kamar pada Hotel Manau juga menyediakan fasilitas lain yaitu Food & Beverage, Meeting Room dan Laundry.
Omzet penjualan dari masing-masing tipe kamar yang dihasilkan tidaklah selalu tetap setiap bulannya, tetapi mengalami kenaikan dan penurunan. Langkah yang tepat untuk menghindari naik turunnya omzet penjualan pada Hotel Manau adalah dengan melakukan perencanaan yang tepat dalam hal memperoleh laba. Berikut ini tabel 1.1 merupakan laporan keuangan Hotel Manau Samarinda tahun 2017-2019:
Tabel 1 Laporan Laba Rugi Hotel Manau Samarinda
Keterangan Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 134
Room Rp 1,197,325,000 Rp 1,088,075,000 Rp 1,055,500,000
Food & Beverage Rp 28,709,881 Rp 26,554,437 Rp 22,000,989 Laundry Rp 25,991,335 Rp 22,900,870 Rp 20,345,080 Meeting Room Rp 22,564,800 Rp 20,700,900 Rp 20,300,156 Total Pendapatan Usaha Rp 1,274,591,016 Rp 1,158,231,207 Rp 1,118,146,225
Biaya Operasional:
Gaji Manajer Rp 90,000,000 Rp 90,000,000 Rp 90,000,000 Gaji Karyawan Rp 487,296,000 Rp 487,296,000 Rp 487,296,000 Biaya Liner Kamar Rp 22,780,500 Rp 20,698,500 Rp 19,224,500 Biaya Pemeliharaan Rp 21,310,113 Rp 14,224,500 Rp 12,698,250 Biaya Konsumsi Karyawan Rp 39,498,000 Rp 39,498,000 Rp 39,498,000 Biaya Konsumsi Tamu Rp 85,650,000 Rp 55,987,000 Rp 45,453,000 Biaya Reklame Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Biaya Kebersihan Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Biaya Listrik Rp 50,324,485 Rp 30,975,322 Rp 25,780,500 Biaya Air Rp 30,500,000 Rp 22,975,000 Rp 17,435,000 Biaya Telepon Rp 5,900,000 Rp 4,000,000 Rp ,4,500,000 Biaya Bahan Bakar Minyak Rp 12,155,000 Rp 6,440,000 Rp 8,654,000 Biaya Administrasi dan Umum Rp 1,500,000 Rp 1,700,000 Rp 2,250,000 Biaya Penyusutan Gedung Rp 98,786,000 Rp 98,786,000 Rp 98,786,000 Biaya Penyusutan Peralatan Kamar Rp 35,970,000 Rp 35,970,000 Rp 35,970,000 Biaya Penyusutan Mesin Rp 45,654,000 Rp 45,654,000 Rp 45,654,000 Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 55,680,000 Rp 55,680,000 Rp 55,680,000 Jamsostek dan BPJS Kesehatan Rp 9,000,000 Rp 9,000,000 Rp 9,000,000 Pajak Bumi dan bangunan Rp 5,408,160 Rp 5,408,160 Rp 5,408,160 Biaya Lain-lain Rp 4,500,000 Rp 3,000,000 Rp 5,000,000 Total Biaya Operasional Rp 1,106,412,258 Rp 1,031,792,482 Rp 1,012,787,410 Laba Bersih Rp 168,178,758 Rp 126,438,725 Rp 105,358,815
Sumber: Data Diolah dari Hotel Manau Samarinda
Berdasarkan tabel 1 laba yang dihasilkan tidak selalu tetap setiap tahunnya. Dimana pada tahun 2017 Hotel Manau Samarinda memperoleh laba sebesar Rp.168.178.758, pada tahun 2018 menurun menjadi Rp.126.438.725, kemudian pada tahun 2019 menurun menjadi Rp.105.358.815. Indikasi penurunan laba dikarenakan pendapatan penjualan kamar hotel mengalami penurunan. Langkah yang tepat untuk menghindari penurunan omzet penjualan pada Hotel Manau Samarinda adalah dengan melakukan perencanaan laba yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Hotel Manau Samarinda mengenai perencanaan laba yang diinginkan oleh Manajer Hotel Manau pada tahun 2020 sebesar 75% dari total laba tahun 2017 + laba tahun 2018 + laba tahun 2019 (Rp.168.178.758 + Rp.126.438.725 + Rp.105.358.815).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengkaji lebih dengan mengadakan penelitian mengenai “Analisis Perencanaan Laba pada Hotel Manau Samarinda Tahun 2020”.
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti mengungkapkan teori yang merupakan dasar sebagai batasan dan pembahasan yang dikemukakan. Peneliti mengutip beberapa teori yang akan mendukung pembahasan tersebut. Adapun teori yang dimaksudkan antara lain:
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 135
Akuntansi
Menurut (3), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi sebuah organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut (5), akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang menghasilkan informasi yang berguna bagi pembuatan kebijakan dan keputusan oleh pemakainya. Selain itu menurut (2), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu kesatuan ekonomi, yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Berdasarkan definisi akuntansi menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mencatat, mengukur, dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi yang menghasilkan informasi keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Akuntansi Manajemen
Menurut (2), akuntansi manajemen merupakan bidang akuntansi yang berfokus pada penyediaan, termasuk pengembangan dan penafsiran informasi akuntansi bagi para manager untuk digunakan sebagai bahan perencanaan, pengendalian operasi dan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya menurut (6), akuntansi manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara untuk menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen yang selanjutnya akan digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan menurut (7), akuntansi manajemen adalah salah satu cabang ilmu akuntansi yang menghasilkan informasi untuk manajemen atau pihak intern perusahaan.
Berdasarkan definisi akuntansi manajemen menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa akuntansi manajemen merupakan salah satu cabang akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan untuk manajemen atau pihak intern perusahaan yang digunakan sebagai bahan perencanaan, pengendalian operasi dan pengambilan keputusan guna mencapai tujuan perusahaan.
Akuntansi Biaya
Menurut (8), akuntansi biaya adalah akuntansi yang difokuskan kepada tujuan penyediaan informasi tentang pendapatan dan biaya yang relevan dengan kebutuhan manajemen. Selain itu menurut Horngren dalam (9), akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan dan pelaporan keuangan maupun non keuangan mengenai penggunaan biaya atau sumber daya dalam organisasi. Sedangkan menurut (6), akuntansi biaya didefinisikan sebagai bagian dari akuntansi manajemen, dalam akuntansi biaya akan dipelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan definisi akuntansi biaya menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari penentuan dan pengendalian biaya yang terjadi dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan informasi biaya yang akan digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan.
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 136
Menurut (6), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan. Selanjutnya menurut (8), biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut (7), kos atau cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang.
Berdasarkan definsi biaya menurut para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa biaya adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan pada periode sekarang atau untuk periode mendatang. Perilaku Biaya
Menurut (5), perilaku biaya (cost behavior) dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya sebagai respons atau perubahan tingkat aktiva dalam bisnis. Sedangkan menurut (10), perilaku biaya adalah cara biaya berubah dimana perubahan tersebut ada hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Selanjutnya menurut (2), perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya volume produksi atau volume penjualan).
Berdasarkan definisi perilaku biaya menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perilaku biaya adalah pola perubahan biaya yang berkaitan dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
Pengklasifikasian Biaya Berdasarkan Pola Perilaku
Menurut (2), berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan, biaya dapat digolongkan atas:
a. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Besar-kecilnya total biaya variabel dipengaruhi besar-kecilnya volume produksi/penjualan secara proporsional.
b. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas, biaya tetap total tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya volume kegiatan perusahaan.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Berubahnya biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang konstan. Biaya ini dapat dikelompokkan pada yang tingkat perubahannya semakin tinggi dan yang tingkat perubahannya semakin rendah. Dalam biaya semi variabel ini terkandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 137
Menurut (2), untuk mengetahui bagaimana cara menentukan pola perilaku biaya perlu memperhatikan 3 hal, yaitu:
a. Horison waktu
Menentukan apakah sebuah biaya dikategorikan tetap atau variabel tergantung pada horizon waktu. yang dimaksud dengan horizon waktu adalah mengelompokkan perilaku biaya tergantung pada lamanya jangka panjang dan jangka pendek pada suatu biaya. Untuk menentukan lamanya jangka panjang suatu biaya perlu menentukan terlebih dahulu lamanya jangka pendek suatu biaya. Lamanya jangka pendek suatu jenis biaya berbeda dengan jenis biaya yang lain. Selain ditentukan oleh karakteristik biaya tersebut, penentuan lamanya jangka pendek suatu biaya juga dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan manajemen dan tujuan untuk apa perilaku biaya tersebut diestimasi.
b. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang termasuk dalam sumber daya antara lain material, energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan modal. Kombinasi bisnis dari berbagai macam sumber daya tersebut merupakan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan keluaran (output) tertentu.
c. Mengukur masukan dan keluaran dan menentukan dampak dari perubahan keluaran pada biaya aktivitas Ukuran keluaran juga disebut dengan pemicu (driver). Pemicu aktivitas adalah faktor penyebab yang dapat diamati yang mengukur jumlah sumber daya yang digunakan oleh sebuah objek biaya. Pemicu aktivitas menjelaskan perubahan di dalam biaya aktivitas dengan mengukur perubahan di dalam aktivitas yang digunakan atau keluaran. Untuk dapat memahami perilaku biaya, perlu menetukan terlebih dahulu aktivitas yang mendasarinya serta pemicunya yang mengukur kapasitas dan penggunaan aktivitas. Pemicu aktivitas dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu pemicu produksi (atau pemicu tingkat unit) dan pemicu non-tingkat unit. Pemicu produksi menjelaskan perubahan dalam biaya disebabkan perubahan dalam unit yang diproduksi. Sedangkan pemicu non-tingkat unit menjelaskan perubahan dalam biaya disebabkan faktor selain perubahan unit produksi.
Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya
Menurut (2), secara umum ada tiga pendekatan dalam menentukan pola perilaku biaya, yaitu: a. Pendekatan intuisi
Pendekatan intuisi merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi manajemen. Intuisi tersebut bisa didasari atas surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja dengan pihak lain dan sebagainya.
b. Pendekatan analisis engineering
Pendekatan analisis engineering merupakan pendekatan yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas antara masukan (input) dengan keluaran (output).
c. Pendekatan analisis data biaya masa lalu
Pendekatan analisis data biaya masa lalu merupakan pendekatan yang didasarkan pada data biaya masa lalu. Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya dimasa yang akan datang sama perilakunya dengan biaya dimasa yang lalu. Data biaya masa lalu dianalisis untuk mengetahui perilaku masing-masing biaya.
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 138
Ada beberapa metode untuk menetukan pola perilaku biaya dengan analisis perilaku biaya masa lalu, antara lain:
1) Metode titik teritnggi dan titik terendah
Cara menentukan pola perilaku biaya dengan metode ini adalah menganalisis biaya masa lalu pada volume kegiatan yang tertinggi dan volume kegiatan terendah.
2) Metode biaya cadangan
Analisis perilaku baiya dalam metode ini adalah dengan terlebih dahulu menentukan unsur biaya tetap dari biaya yang bersangkutan.
3) Metode scatterplot
Metode scatterplot adalah metode untuk menentukan persamaan sebuah garis dengan memplot data dalam suatu grafik.
4) Metode kuadrat terkecil
Penentuan pola perilaku biaya menurut metode ini adalah dengan menentukan total biaya tetap dan biaya variabel per unit dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑏 =
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦 𝑛 ∑ 𝑥2−[∑(𝑥)]2………. (1)𝑎 =
∑ 𝑦−𝑏 ∑ 𝑥 𝑛 ……….. (2) 5) Model regresiDalam analisis regresi untuk memisahkan biaya tetap dan variabel terdapat kemungkinan menggunakan regresi sederhana atau regresi berganda. Regresi sederhana akan menghasilkan satu biaya variabel sedangkan pada regresi berganda akan menghasilkan lebih dari satu biaya variabel. Pemisahan biaya menggunakan analisis regresi dapat dilakukan dengan menggunakan
software statistik seperti SPSS, E-Views, Mintab, dan lain-lain.
Analisis Biaya, Volume dan Laba
Menurut (1), analisis CVP (cost-volume-profit) adalah suatu analisis yang dapat membantu pelaku bisnis memahami hubungan yang terjadi atas perubahan biaya dan perubahan volume penjualan terhadap perubahan laba perusahaan. Selanjutnya menurut (4), analisis biaya-volume-laba adalah metode analisis untuk melihat hubungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan dan besarnya volume penjualan serta laba yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Sedangkan menurut (9), analisis biaya volume laba atau CVP (Cost
Volume Profit) Analysis adalah sebuah alat yang menghubungkan kaitan antara biaya, volume dan profit (laba)
dari suatu perusahaan dengan fokus kepada lima hal yakni harga produk, volume produksi, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran penjualan produk.
Berdasarkan definisi analisis biaya, volume, dan laba menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa analisis biaya, volume, dan laba merupakan suatu analisis yang dapat membantu pelaku bisnis memahami hubungan yang terjadi atas perubahan biaya dan perubahan volume penjualan terhadap
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 139
perubahan laba perusahaan dengan fokus kepada lima hal yakni harga produk, volume produksi, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran penjualan produk.
Margin Kontribusi (Contribution Margin)
Menurut (10), margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit besaran untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan per unit. Sedangkan menurut (9), margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Terdapat berbagai penyebutan margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (Contribution Margin Ratio/CMR) adalah bagian dari setiap Rupiah penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Selain itu menurut (4), margin kontribusi adalah selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabelnya. Jumlah tersebut akan digunakan untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba periode tersebut.
Berdasarkan definisi margin kontribusi menurut para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa margin kontribusi adalah selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba pada periode tertentu.
Titik Impas (Break Even Point)
Menurut (5), titik impas merupakan tingkat aktivitas di mana suatu organisasi tidak mendapat laba dan juga tidak menderita rugi. Titik impas berada pada posisi total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai tingkat penjualan di mana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Sedangkan menurut (7), titik impas adalah sebuah titik atau kondisi dimana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya. Dengan demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi (laba=0). Selanjutnya menurut (9), titik impas (Break Even Point = BEP) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya atau titik di mana laba sama dengan nol atau break event.
Berdasarkan definisi titik impas menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa titik impas adalah keadaan suatu perusahaan yang jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Penentuan Titik Impas
Menurut (2), penentuan impas dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu: a. Teknik aljabar
Berdasarkan cara ini, impas ditentukan dengan menggunakan aljabar sebagai berikut: Penghasilan total = biaya total, atau
Penghasilan total = biaya tetap total + biaya variabel total. Jika, Harga jual per unit = p
Unit produk yang dijual/yang diproduksi = X Biaya tetap total = a
Biaya variabel setiap unit produk = b
Maka persamaan impas tersebut di atas dapat diubah sebagai berikut:
pX = a + bX
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 140
𝑝𝑋 =
𝑎
1 −
𝑏 𝑝 atau𝑋 =
𝑎
𝑝 − 𝑏
Persamaan pertama merupakan impas dalam satuan uang penjualan, sedangkan persamaan kedua impas dalam unit produk yang dijual. Kedua persamaan tersebut dapat dinyatakan menjadi:
Impas dalam satuan uang penjualan
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝1−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
………..… (3) Impas dalam unit produk
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡……… (4) Catatan:
Rumus perhitungan impas dalam satuan uang, dapat dinyatakan dengan menggunakan rasio margin kontribusi (contribution margin ratio), yaitu sebagai berikut:
𝐼𝑚𝑝𝑎𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 ……… (5)
Rasio margin kontribusi adalah perbandingan antara margin kontribusi (total penghasilan dikurangi total biaya variabel) dengan total penghasilan.
b. Teknik Grafik
Berdasarkan cara ini impas ditentukan pada titik pertemuan antara grafik penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang antara sumbu tegak (menyatakan penjualan/biaya dalam satuan uang) dan sumbu datar (menyatakan volume penjualan/produksi dalam unit). Sebelum membuat grafik, terlebih dahulu dibuat perhitungan penghasilan total dan biaya total pada berbagai tingkat volume kegiatan (penjualan atau produksi) dalam jarak kapasitas (jarak relevan) tertentu.
c. Teknik Perhitungan Laba-Rugi Coba-Coba
Berdasarkan cara ini impas ditentukan dengan cara membuat perhitungan laba rugi untuk berbagai tingkat volume kegiatan dengan cara coba-coba.
Margin Keamanan (Margin Of Safety)
Menurut (5), margin keamanan (margin of safety) merupakan kelebihan penjualan yang dianggarkan atau realisasi di atas titik impas. Hasil perhitungannya menunjukkan jumlah sampai seberapa besar penjualan dapat turun sehingga sampai pada titik impas. Perhitungannya dapat dinyatakan dalam unit, satuan uang, dan persentase. Margin keamanan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑅𝑝) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠 ………. (6) 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (%) =𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑅𝑝)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑥 100% ……….. (7)
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑈𝑛𝑖𝑡) = 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝑅𝑝)
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 141
Menurut (9), margin pengamanan (margin of safety/MoS) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi volume impas. Margin pengaman biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑀𝑜𝑆 =𝑇𝑅−𝐵𝐸𝑃𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ
𝑇𝑅 𝑥 100% ……… (9)
Keterangan:
MoS = margin of safety/margin pengaman TR = penjualan yang dianggarkan/terjadi
𝐵𝐸𝑃𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = penjualan pada titik impas
Menurut (2), margin keamanan adalah selisih antara penjualan (dalam unit atau satuan uang) dengan impas (dalam unit atau satuan uang) penjualan. Margin keamanan memberikan informasi mengenai seberapa jauh realisasi penjualan dapat turun dari rencana penjualannya agar perusahaan tidak menderita rugi. Penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan maksimum harus sebesar margin keamanan agar perusahaan tidak rugi. Pada umumnya margin keamanan dinyatakan dengan persentase yang dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑥 100%
……… (10 )Beberapa definisi margin kemanan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa margin keamanan adalah kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas penjualan pada titik impas, sehingga perusahaan dapat mengetahui seberapa besar penjualan dapat mengalami penurunan tetapi perusahaan tidak mengalami kerugian atau dalam keadaan impas.
Bauran Penjualan (Sales Mix)
Menurut (5), bauran penjualan (sales mix) merupakan komposisi relatif penjualan produk perusahaan. Penjualan dihitung dengan menyatakan penjualan tiap produk sebagai persentase dari total penjualan. Bauran penjualan terdapat dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu jenis produk. Sedangkan menurut (7), bauran penjualan adalah kombinasi relatif jumlah unit produk yang akan dijual oleh perusahaan. Selain itu menurut (1), sales mix/bauran penjualan adalah persentase relatif atas setiap produk yang dijual ketika perusahaan menjual lebih dari satu produk. Bauran penjualan sangat penting bagi manajer karena produk yang berbeda akan memilki margin kontribusi yang berbeda pula.
Berdasarkan definisi bauran penjulan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bauran penjualan merupakan kombinasi relatif berbagai jenis produk terhadap total pendapatan penjualan dalam suatu perusahaan yang menjual lebih dari satu produk.
Volume Penjualan
Menurut (4), volume atau tingkat aktivitas yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan dijual selama suatu periode tertentu. Selanjutnya menurut Rangkuti (2009:58) dalam (13), volume penjualan merupakan jumlah penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan. Pengukuran volume penjualan biasanya ditunjukkan dalam bentuk angka-angka atas produk yang terjual kepada pembeli. Kenaikan jumlah penjualan berarti kenaikan dari segi pendapatan perusahaan. Sedangkan menurut Mulyadi (2010:239) (12), mendefinisikan bahwa volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukkan banyaknya atau besarnya jumlah barang dan jasa yang terjual.
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 142
Berdasarkan definisi volume penjualan menurut para ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa volume penjualan yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan dijual selama suatu periode tertentu.
Perencanaan Laba
Menurut (11), perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana adalah laba yang memuaskan. Suatu rencana laba atau anggaran mencerminkan perkiraan tingkat atau target laba yang berusaha untuk dicapai oleh manajemen.
Dalam menetapkan tujuan laba, manajemen sebaiknya memepertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Laba atau rugi yang dihasilkan dari volume penjualan tertentu.
2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen serta menyediakan dana bagi kebutuhan bisnis masa depan.
3. Titik impas.
4. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang. 5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.
6. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan. METODE
Objek Penelitian, Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 di Hotel Manau yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo No. 69, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif, berikut penjelasannya:
a. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka seperti jumlah penjualan, jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan, dan besaran tarif/harga jual per produk barang/jasa yang ditawarkan oleh pihak perusahaan. b. Data kualitatif yaitu data yang bukan berupa angka, sifatnya menunjang data kualitatif sebagai keterangan seperti sejarah singkat tentang perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan kegiatan dalam perusahaan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, berikut penjelasannya:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan wawancara dengan manajer Hotel Manau serta dengan pihak lain yang bersangkutan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan berupa referensi buku dan literatur yang
relevan dengan masalah yang dibahas dan juga sebagai landasan teori peneliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara, berikut penjelasannya:
a. Dokumentasi
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan pengumpulan data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti pada Hotel Manau Samarinda. Dokumentasi yang dilakukan dengan
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 143
pengumpulan data laporan keuangan Hotel Manau Samarinda tahum 2017-2019, sejarah berdirinya, dan struktur organisasi Hotel Manau Samarinda.
b. Wawancara
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung melalui pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti kepada manajer Hotel Manau Samarinda dan pihak lain yang bersangkutan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyelesaikan dengan melalui beberapa tahapan pengolahan data dengan menggunakan teknik dan alat analisis, yaitu sebagai berikut:
a. Peneliti mengklarifikasikan semua biaya yang dikeluarkan ke dalam biaya variabel (variabel cost), biaya tetap (fixed cost) dan biaya semi variabel kemudian mengklasifikasikan semua biaya menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost), namun dalam pengklasifikasian biaya terdapat biaya semi variabel yang harus dipisahkan terlebih dahulu menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost).
b. Untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed cost), peneliti menggunakan metode kuadrat terkecil (2). Metode ini mengestimasi suatu hubungan linier didasarkan pada persamaan:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑏 =
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦𝑛 ∑ 𝑥2−[∑(𝑥)]2 ………..… (11)
𝑎 =
∑ 𝑦−𝑏 ∑ 𝑥𝑛 ………. (12)
c. Setelah melakukan pengklasifikasian biaya menjadi biaya variabel (variabel cost) dan biaya tetap (fixed
cost), peneliti menghitung laba operasi dengan menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi adalah
selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit besaran untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan per unit (10).
d. Kemudian setelah menghitung laba dengan menggunakan margin kontribusi, peneliti melakukan analisis titik impas (break even point) dengan menggunakan margin kontribusi dan bauran penjualan (sales mix). Titik impas adalah sebuah titik atau kondisi di mana jumlah pendapatan penjualan sama dengan jumlah biaya. Dengan demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba, namun juga tidak menderita rugi (laba=0) (7).
Perhitungan titik impas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: 𝑋 − 𝐼𝑚𝑝𝑎𝑠 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝐶𝑀 ……… (13)
𝐼𝑚𝑝𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 𝑋 − 𝐼𝑚𝑝𝑎𝑠 𝑥 𝐵𝑎𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 ……….. (14) e. Kemudian setelah melakukan analisis titik impas untuk memberikan informasi pendukung dalam analisis
perencanaan laba, peneliti melakukan perhitungan margin of safety (MOS) untuk mengetahui tingkat keamanan dari kondisi penjualan. Menurut (9), margin pengamanan (margin of safety/MoS) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 144
melebihi volume impas. Margin pengaman biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑀𝑜𝑆 =𝑇𝑅−𝐵𝐸𝑃𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ
𝑇𝑅 𝑥 100% ………. (15)
Keterangan:
MoS = margin of safety/margin pengaman TR = penjualan yang dianggarkan/terjadi
𝐵𝐸𝑃𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = penjualan pada titik impas
f. Setelah melakukan analisis titik impas dan margin keamanan, maka peneliti melakukan analisis perencanaan laba untuk mengetahui penjualan minimal untuk mencapai target laba yang diinginkan. Untuk menghitung perencanaan laba, menurut (7) dapat digunakan rumus sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝+𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑏𝑎𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝐶𝑀 ……….. (16)
PEMBAHASAN
Berdasarkan penggolongan biaya diketahui bahwa seluruh biaya digolongkan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya tetap meskipun volume kegitan perusahaan berubah-ubah. Biaya yang termasuk kategori ini adalah gaji manajer, gaji karyawan, biaya konsumsi karyawan, biaya reklame, biaya kebersihan, biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan peralatan kamar, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan kendaraan, jamsostek dan BPJS kesehatan, pajak bumi dan bangunan. Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya liner kamar, biaya pemeliharaan, biaya konsumsi tamu, biaya bahan bakar minyak, biaya administrasi dan umum, biaya lain-lain. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlahnya mengandung elemen biaya tetap dalam rentang kegiatan relevan dan biaya variabel yang berubah karena adanya perubahan volume kegiatan tetapi perubahannya tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya listrik, air, dan telepon.
Dalam hal pengambilan suatu keputusan yang baik untuk perencanaan laba perusahaan, maka biaya semi variabel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel agar hasilnya akurat. Pemisahan biaya semi variabel menggunakan metode kuadrat terkecil, biaya yang dipisahkan yaitu biaya listrik, biaya air dan biaya telepon..
Hasil analisis titik impas pada tahun 2017 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.091.018.138 Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel Manau Samarinda pada tahun 2017 tidak mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Dalam perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas dengan melakukan penjualan kamar sebanyak 2.182 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis kamar ekonomi sebanyak 64 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 130 unit, jenis kamar melati twins bad sebanyak 52 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 194 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak 180 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 83 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 273 unit,
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 145
jenis kamar deluxe double bad sebanyak 174 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 120 unit, jenis kamar
superior sebanyak 220 unit, jenis kamar family four sebanyak 398 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 293
unit. Perhitungan sales mix dapat dilihat pada tabel 4.36. Untuk margin keamanan pada tahun 2017 diketahui sebesar 38,60% dari rencana penjulan yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah sebesar Rp 685.886.862.
Hasil analisis titik impas pada tahun 2018 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.025.865.099 Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel Manau Samarinda pada tahun 2018 tidak mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Dalam perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas dengan melakukan penjualan kamar sebanyak 2.138 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis kamar ekonomi sebanyak 60 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 150 unit, jenis kamar melati twins bad sebanyak 56 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 217 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak 222 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 72 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 273 unit, jenis kamar deluxe double bad sebanyak 191 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 118 unit, jenis kamar
superior sebanyak 217 unit, jenis kamar family four sebanyak 283 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 279
unit. Perhitungan sales mix dapat dilihat pada tabel 4.38. Untuk margin keamanan pada tahun 2018 diketahui sebesar 46,45% dari rencana penjulan yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah sebesar Rp 889.854.901.
Hasil analisis titik impas pada tahun 2019 diketahui bahwa pada tingkat penjualan kamar Rp 1.009.319.919 Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel Manau Samarinda pada tahun 2019 mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas. Dalam perhitungan sales mix untuk mencapai titik impas, Hotel Manau Samarinda dapat mencapai titik impas dengan melakukan penjualan kamar sebanyak 2.117 unit dengan komposisi pada setiap jenis kamar yaitu jenis kamar ekonomi sebanyak 65 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 131 unit, jenis kamar melati twins bad sebanyak 42 unit, jenis kamar melati triple bad sebanyak 190 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak 222 unit, jenis kamar standard twins bad sebanyak 111 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 263 unit, jenis kamar deluxe double bad sebanyak 234 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 141 unit, jenis kamar
superior sebanyak 186 unit, jenis kamar family four sebanyak 254 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 277
unit. Untuk margin keamanan pada tahun 2019 diketahui sebesar 49,86% dari rencana penjualan yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah sebesar Rp 1.003.618.831.
Hasil analisis perencanaan laba untuk target laba tahun 2020 dapat diketahui bahwa untuk mencapai target laba yang diinginkan sebesar Rp 299.982.224, nilai tersebut diperoleh dari 75% dari jumlah laba yang diperoleh pada tahun 2017 ditambahkan dengan jumlah laba yang diperoleh pada tahun 2018 ditambahkan dengan jumlah laba yang diperoleh pada tahun 2019. Maka untuk mencapai target laba yang diinginkan, Hotel Manau Samarinda
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 146
harus melakukan penjualan minimal kamar sebesar Rp 1.345.072.933 atau penjualan kamar sebanyak 2.821 unit aktivitas dengan komposisi penjualan setiap jenis kamar yaitu jenis kamar ekonomi sebanyak 87 unit, jenis kamar melati double bad sebanyak 175 unit, jenis kamar melati twins bad sebanyak 56 unit, jenis kamar melati triple
bad sebanyak 254 unit, jenis kamar standard double bad sebanyak 296 unit, jenis kamar standard twins bad
sebanyak 148 unit, jenis kamar standard triple bad sebanyak 351 unit, jenis kamar deluxe double bad sebanyak 312 unit, jenis kamar deluxe twins bad sebanyak 188 unit, jenis kamar superior sebanyak 248 unit, jenis kamar
family four sebanyak 339 unit, dan jenis kamar family five sebanyak 370 unit. Diketahui bahwa pada tingkat
penjualan kamar Rp 1.009.415.555 Hotel Manau Samarinda dalam kondisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Hotel Manau Samarinda pada tahun 2020 tidak mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai titik impas.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan bahwa: 1. Perkiraan jumlah penjualan kamar Hotel Manau Samarinda yang tersewa pada tahun 2020 sebesar Rp
1.345.072.933 atau penjualan kamar sebanyak 2.821 hunian kamar.
2. Break Even Point (titik impas) Hotel Manau Samarinda pada tahun 2020 sebesar Rp 1.009.415.555.
3. Target laba yang diinginkan oleh Manajer Hotel Manau Samarinda sebesar Rp 299.982.224. SARAN
Berdasarkan uraian kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan untuk perusahaan terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda menerapkan analisis perencanaan laba sehingga dapat diketahui penjualan minimal yang harus dilakukan agar Hotel Manau Samarinda tidak menderita kerugian.
2. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda dapat menekan biaya dalam proses aktivitas perusahaan, karena semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka laba yang dihasilkan semakin besar.
3. Sebaiknya Hotel Manau Samarinda menyesuaikan harga sewa kamar dengan kondisi pandemi Covid-19. DAFTAR RUJUKAN
1. Deviesa, Devie. Akuntansi Manajemen Strategi dan Praktis. Yogyakarta : ANDI, 2019. hal. 53.
2. Halim, Abdul, Supomo, Bambang and Kusufi, Muhammad Syam. Akuntansi Manajemen (Akuntansi
Manajerial). Kedua. Yogyakarta : BPFE, 2017. hal. 21.
3. Pulungan, Andrey Hasiholan, Hasibuan, Ahmad Basid and Haryono, Luciana. Akuntansi Keuangan
Dasar Berbasis PSAK Per 1 Juni 2012. Kesatu. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013. hal. 1.
4. Rudianto. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta : Erlangga, 2013. hal. 27.
5. Samryn, L.M. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi. Revisi. Jakarta : Kencana, 2012. hal. 4.
6. Sujarweni, V. Wiratna. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015. hal. 1.
Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 22 Juni 2021
Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 147
8. Harnanto. Akuntansi Biaya Konsep dan Metodologi Penggolongan Biaya Elemen Biaya Produksi Perhitungan
Harga Pokok Produk. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2017. hal. 4.
9. Lestari, Wiwik and Permana, Dhyka Bagus. Akuntansi Biaya Dalam Perspektif Manajerial. Depok : PT Rajagrafindo Persada, 2017. hal. 14.
10. Sujarweni, V. Wiratna. Akuntansi Manajemen Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2019. hal. 14.
11. Carter, William K. Akuntansi Biaya. 14. Jakarta : Salemba Empat, 2009. hal. 4-5.
12. Analisis Biaya dan Volume Laba Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada PT Panca Rasa Pratama
Group. Aznedra. Kepulauan Riau : Universitas Riau Kepulauan, 2018, hal. 83.
13. Analisis Biaya, Volume dan Laba pada Hotel Pirus Samarinda Periode Tahun 2017. Hasanuddin, Muh. Abdi Saputra. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda, 2017, hal. 23.