• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

a) Definisi Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sarana yang baik dalam bentuk tertulis ataupun

tidak tertulis yang dapat memberikan manfaat kepada guru dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Majid (2008) bahwa modul adalah

seperangkat yang berisi materi dan disusun terstruktur sehingga terciptanya

sebuah lingkungan yang memungkinkan bagi siswa untuk belajar dengan baik

dan benar.

Pendapat lain disampaiakan oleh Prastowo (2015), bahan ajar merupakan

segala bentuk atau bahan yang disusun dengan runtut yang didalamnya

menyampaikan kompetensi secara utuh yang akan dipahami dan dimiliki oleh

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan

tujuan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, seperti buku, modul, LKPD dan

sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa

bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat, maupun teks yang disusun

secara terstruktur dan runtut yang berisi tentang kompetensi dasar yang di

dalamnya berupa materi untuk mencapi sebuah tujuan pembelajaran dan

digunakan saat proses pembelajaran.

Menurut beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

merupakan sebuah alat bantu yang membantu guru dalam proses pembelajaran.

(2)

Bahan ajar merupakan hasil penggabungan berbagai macam bahan

yang didapat dari berbagai sumber belajar yang siap diberikan kepada peserta

didik untuk digunakan saat pembelajaranyang memiliki bermacam-macam

jenis. Klasifikasi atau pembagian bahan ajar tersebut dibedakan berdasarkan

bentuknya, menurut cara kerjanya, serta menurut sifatnya (Prastowo, 2015).

Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam (Majid:

2008) yaitu: 1) Bahan cetak atau printed yaitu bahan ajar yang disajikan ke

dalam kertas yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dalam keperluan

pembelajaran, contohnya berupa modul, LKS (lembar kerja siswa), handout,

wallchart, leafleat, model/maket, buku, gambar/foto. 2) Bahan ajar audio atau

dengar yaitu merupakan bahan ajar yang dapat dimainkan atau didengar oleh

satu orang atau sekelompok orang, misalnya compact disk audio,radio, kaset,

dan juga piringan hitam. 3) Bahan ajar pandang dengar atau disebut juga

sebagai audio visualyaitu segala sesuatu berbentuk sinyal radio yang

memungkinkan untuk dapat dipadukan dengan gambar yang bergerak, seperti

film, dan video compact disk. 4) Bahan ajar interaktif yaitu perpaduan dari dua

atau lebih media yang diberi perlakuan sehingga dapat dikendalikan oleh suatu

perintah, seperti compact disk interaktive.

Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima

(Prastowo,2015) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar tidak diproyeksikan

merupakan bahan ajar yang dapat langsung digunakan oleh peserta didik untuk

dibaca, dilihat dan diamati isinya, seperti foto, diagram, buku, modul, dan

sebagainya. 2) Bahan ajar diproyeksikan yaitu bahan ajar yang perlu proyektor

(3)

sebagainya. 3) Bahan ajar audio yaitu membutuhkan alat perekam seperti tape

compo, CD player, dan lain-lain untuk menggunakannya, contoh bahan ajar

audio: kaset, CD, flash disk, dan sebagaianya. 4) Bahan ajar video yaitu bahan

ajar yang membutuhkan alat untuk memutar video seperti DVD player, video

tape player, VCD player, dan sebagainya yang mana bahan ajar ini menyajikan

suara dan gambar secara bersamaan, contoh bahan ajar ini: video, film, dll.

Selanjutnya, 5) Bahan ajar (media) komputer yakni bahan ajar non cetak yang

menggunakan komputer atau laptop untuk menampilkan sesuatu untuk

dipelajari, contoh: computer mediated instruction, dan juga computer based

multimedia.

Berdasarkan sifatnya, bahan ajar dikategorikan menjadi empat macam

(Prastowo, 2015) yakni 1) Bahan ajar berbasis cetak, misalnya buku, modul,

foto dari bahan majalah, buku kerja peserta didik, charts, koran, dan lain

sebagainya. 2) Bahan ajar dengan teknologi, misalnya siaran radio, film, siaran

televisi, video interaktif, dan lain sebagainya. 3) Bahan ajar untuk proyek atau

praktik, misalkan lembar wawancara, lembar observasi, dan lain-lain. 4) Bahan

ajar yang diperlukan untuk melakukan interaksi manusia, mislanya telepon,

hand phone, dan lain-lain.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis bahan ajar dapat

dibedakan berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya. Jenis bahan ajar

harus selalu diperhatikan agar guru dapat menyampaikan materi secara

menarik dengan bantuan bahan ajar yang jenisnya benar.

No. Gambar Halaman

Komik

(4)

1. Coverkomik Cover berisi gambaran inti dari cerita, judul, jenis komik, logo instansi penulis dan identitas pendidikan penulis.

2. Tim penyusun Halaman tim penyusun

menampilkan siapa saja yang berkontribusi dalam pembuatan komik (penulis dan ilustrator), sedangkan identitas penulis ditulis lengkap dengan status

pendidikannya.

3. Kata pengantar Kata pengantar disajikan

sebagai ucapan syukur penulis atas selesainya komik.

(5)

4. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar berisi tema/sub tema yang dibahas didalam komik, kemampuan yang harus dimiliki siswa,

keterbatasan komik dan tujuan pembelajaran komik.

5. Petunjuk

penggunaan buku komik

Halaman ini berisi tata cara penggunaan komik agar pembaca mudah dalam memahami isi cerita dengan baik.

6. Penokohan

karakter

Halaman ini menampilkan semua tokoh/ karakter yang muncul didalam komik.

(6)

7. 1 Pada halaman ini menceritakan awal mula belajar kelompok dengan memanfaatkan waktu luangnya. 8. 2 Halaman ini menceritakan sebelum belajar kelompok dirumah teman

berpamitan dulu kepada orang tua

9. 3 Halaman ini

menceritakan kisah semut dan merpati bahwa binatang itu sangat penting bagi manusia

(7)

10. 4 Halaman ini

menceritakan warna yang paling disukai oleh seseorang karena kita harus saling menghargai perbedaan pada orang lain 11. 5 Halaman ini menceritakan memperagakan bagaimana binatang berjalan 12. 6 Halaman ini menceritakan menolong binatang peliharaan yang sedang sakit dan harus merawatnya

(8)

13. 7 Halaman ini

menampilkan latihan soal dengan tujuan melatih pengetahuan siswa setelah membaca komik tersebut.

14. 8 Cover belakang memuat

kesan pesan sebagai penutup

2. Pengertian Pembelajaran Tematik di SD

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan (mengintegrasikan dan mamadukan) beberapa mata

pelajaran sehingga melahirkan pengalaman yang sangat berharga bagi peserta

didik (Hajar 2013:7). Sedangkan menurut (Hidayatm, 2013:147) mengatakan

bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajran terpadu yang menggunakan

tema sebagai pemersatu materi yang terdapat pada beberapa mata pelajaran.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu (Abdul 2014:87). Menurut Tioanto (2012:79)

(9)

pembelajran terpadu yang menggunakan tema untuk megaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Pembelajaran tematik mangajarkan siswa untuk tidak berfikir secara

kognitif saja melainnkan juga mengambangkan aspek afektif dan psikomotorik

juga, Depdiknas (2003;1) mengatakan sebagian besar siswa sekolah dasar tidak

mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dipelajari dengan cara

menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan itii. Oleh karena itu, melalui

pembelajaran tematik diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi

dalam pembelajaran dikelas awal SD dapat diatasi dengan baik.

Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pembelajaran tematik

adalah pembelajaran yang dirancang menggunakan tema-tema tertentu dengan

mengaitkan beberapa mata pelajaran di dalamnya yang disusun secara

sistematis disertai media sebagai alat bantu pembelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

a.) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Abdul (2014:89) mengemukakan karakteristik pembelajran tematik

sebagai berikut :

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center). Hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan

siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai

fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk

melakukan aktifitas belajar.

(10)

Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang

nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas.

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari beberpa mmata pelajaran.

Siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh. Hal ini

diperlukan utuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel.

Pembelajaran tematik bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan

bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,

bahkan mengaitkannnya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan

dimana sekolah dan siswa berada.

6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam penerapan

pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik anatara lain : 1)

Berpusat pada siswa; 2) Memberikan pengalaman langsung pada siswa; 3)

Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas; 4) Menyajikan konsep dari

beberapa mata pelajaran; 5) Bersifat fleksibel; 6) Menggunakan prinsip

belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian diatas pembelajarn tematik dilakukan dengan

mengikut sertakan siswa dalam pembelajaran dengan kata lain siswa aktif dan

(11)

bahsan harus berkaitan dengan kehidupan siswa serta pembelajaran bersifat

fleksibel sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa.

b.) Kelebihan Pembelajaran Tematik.

Pembelajaran tematik memiliki berbagai kelebihan di dalam

pengaplikasiannya pada sistem pembelajaran adapaun kelebihan yang di

ugkapkan oleh (Prastowo, 2013 152) 1) Siswa mudah memusatkan perhatian

pada suatu tetema tertentu. 2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetemsi dasar antara mata pelajaran dalam

tema yang sama, pemahaman terhadap materi yang mendalam dan berkesan,

kompetemsi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata

pelajaran dan pengalaman siswa; 3) Siswa lebih bersemangat belajar karena

dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu

kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata

pelajaran lain; 4) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang

disajikan dapat dipersiapkan sekaligus.

Berdasarkan uraian diatas pembelajaran yang terinterasi pada suatu

tema yaitu pembelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang

digabungkan menjadi satu dan dikemas dalam suatu tema dengan

pengintegrasian tersebut daapat menghemat waktu dan kehadirantema

membuat siswa lebih paham dan pembelajaran terasa lebih bermakna dan

perpusat.

c.) Kekurangan Pembelajaran Tematik.

Pembelajaran tematik memiliki keterbatasan, terutama dalam

(12)

banyak menuntut guru melakukan evaluasi proses (Prastowo, 2013:152).

Maka dapat diidentifikasi bahwa keterbatasan pembelajaran tematik yaitu : 1)

Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,

kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang

tinggi; 2) Pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar

siswa yang baik dalam aspek intelegensi; 3) Pembelajaran tematik

memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup dan beragam; 4)

Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya; 5)

Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran yang

terpadu.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan pembelajaran

tematik memerlukan kreativitas yang tinggi dalam pengaplikasiannya. Hal

ini, dikarenakan dibutuhkan keahlian pengajar dalam mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran pada topik pembahasan yang tepat sehingga tidak

terlihat pemutusan bahasan dari pembelajaran satu dengan pembelajaran

lainnya.

3. Tinjauan Tentang Bahan Ajar Komik a. Hakikat Komik

Komik berasal dari bahas Perancis "comique" yang merupakan kata

sifat lucuatau menggelikan.Comique sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu

komikos. Pada awalnya, komik bersifat humor, lucu, dan menghibur.Namun

dalam perkembangannya, tema yang diangkat semakin meluas sehingga

(13)

yang semakin meluas ini menarik perhatian banyak ahli hingga muncul

kecenderungan untuk menyetujui komik sebagai media komunikasi.

Daryanto mendefenisikan komik sebagai bentuk kartun yang

mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat

hubungannya dengan gambar yang dirancang untuk member hiburan pada

pembaca.Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang

mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan

hiburan kepada para pembaca.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman mendefinisikan komik secara

singkat, yaitu komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana,

jelas mudah difahami. Sedangkan menurut Yukomikus, komik adalah cerita

bergambar, dimana gambar berfungsi untuk pendeskripsian cerita agar si

pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si pengarang.

Kesimpulan yang bisa ditarik dari pendapat di atas, bahwa komik adalah salah

satu bentuk kartun gambar, yang menghibur, yang disusun sedemikian rupa

sehingga menjadi cerita yang berurutan.

b. Komik dalam pembelajaran

Menurut Bonneff dalam Indiria Maharsi, Komik secara nyata

memberikan andil yang cukup besar dalam ranah intelektual dan artistik seni

keragaman gambar dan cerita yang ditawarkan menjadikan sebagai alat atau

media untuk menyampaikan pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan

didaktis kepada masyarakat awam.Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa

(14)

kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan

edukatif.Hal ini karena kedudukan komik yang semakin berkembang kearah

yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai

edukatif yang bisa dibawanya.

Bahkan pada saat ini muncul seri komik edukatif yang didalamnya

menceritakan pesan-pesan bermuatan edukasi kepada para pembaca.Dengan

demikian bisa semakin digarisbawahi bahwa sebetulnya komik berpengaruh

sekali dalam memberikan pemahaman yang tepat kepada para pembaca

tentang suatu hal yang bermuatan edukasi.Bahasa gambar dan teks dalam

komik ternyata mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat

terhadap suatu masalah disbanding hanya dengan menggunakan tulisan

saja.Bahkan buku-buku pelajaran setingkat TK sudah memekai komik

sebagai salah satu elemen dalam materi pelajaran, walaupun hanya dengan

visual yang seadanya.Hadirnya komik bermuatan nilai-nilai pendidikan ini

jika dilihat dari sejarah komik terdahulu jelas mengalami perubahan yang

sangat drastis. Dahulu komik dicap sebagai “racun” karena dianggap pesan

dihadirkan tidak mengandung pesan edukatif sama sekali. Namun sekarang,

komik justru dipakai sebagai penyamapai pesan yang bermuatan edukatif dari

tingkat TK, SD hingga perguruan tinggi.Sehingga secara nyata komik diakui

sebagai media yang berbobot, bukan media yang tidak bernilai.Bahkan komik

mampu memberi nilai dalam perjalanan pendidikan manusia menuju kepada

kecerdasan mental, nalar dan spiritual.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Komik

(15)

Adapun kelebihan yang dimiliki media komik yaitu:

a) Meningkatkan kemampuan membaca dan penguasaan kosa kata

pada peserta didik.

b) Menarik peserta didik untuk semangat belajar,

c) Penyajiaannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.

2) Kekurangan media komik

Disamping kelebihan-kelebihan yang diungkapkan dalam

pembahasan di atas juga terdapat kekuragan media komik yaitu:

a) Terlalu banyak mengonsumsi komik bisa mengumpulkan

imajinasi pembaca.

b) Efek adiktif yang timbul bisa berupa keinginan untuk segera

menikmati seri sambungan (umumnya karena penasaran) atau

sekedar membaca lebih banyak komik lainnya.

(16)

Ma ta Pel aja ra n

KompetensiDasar&Indikator Tahapan Kegiatan

1 . PP K N KompetensiDasar 3.3Menjelaskanmaknakeberagamankar akteristikindividu di lingkungansekitar 4.4Menyajikanmaknakeberagamankara kteristikindividu di lingkungan Indikator 3.3.1Memahamikeberagamansifatindivi dudalamkehidupansehariharidiru mahsebagaiwujudpengamalansila Pancasila yang dilambangkandalam Garuda Pancasila 4.4.1 Menuliskancontohperilakusesuaid engansalahsatusilaPancasiladenga nbenar 1.Gurumengecekkeleng kapandankesiapansis wadenganmengeceka lat-alat yang dipergunakanuntuk proses pembelajaran. 2. Guru mengecekkehadirans iswamelaluiabsensid anmembukapembelaj aran 3. Gurumenyampaikank ompetensi yang akandipelajari 4. Guru menyampaikantujua npembelajaran 5. Guru menjelaskan materi tentang dongeng 6. Guru membagi kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa 1.Kegiatanpemb elajarandiaw alidengan guru menyampaik anapersepsit erkaitmateri yang akandipelaja ri 2.Siswamengam atisetiap indikator sesuaidengan kompetensid asardankomp etensi inti 3. Siswa mendengark an penjelasan contoh keberagaman sifat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diberikan oleh guru 4. Siswadiarah kanuntukme mbukabahan ajar Komik

(17)

Ma ta Pel aja ra n

KompetensiDasar&Indikator Tahapan Kegiatan

2 . Ba has a Ind one sia KompetensiDasar 3.8Menguraikanpesandalamdongeng yang disajikansecaralisan, tulis, dan visual dengantujuanuntukkesenangan 4.8Memeragakanpesandalamdongengse bagaibentukungkapandirimenggun akankosakatabakudalamkalimatefe ktif Indikator 3.8.1 Mengidentifikasiinformasiisidon gengdengantepat 4.8.1Menceritakankembaliisidongengde nganbahasasendirisecaralisandeng ankosakata yang tepat

7. Guru mengarahkansiswau ntukmembukabahan ajar Komik 8.Guru menyampaikanpandu anpenggunaanbahan ajar Komik 5. Siswamende ngarkan penjelasan dari guru tentang dongeng 6. Siswa membentuk kelompok, lalu membaca Komik yang diberikan oleh guru 7. Siswa mengetahui pengertian dongeng 8. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 3 . PJ OK Kompetensi Dasar

3.2Memahami kombinasi gerak dasar

non-lokomotor sesuai dengan

konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentukpermainan sederhana dan atau tradisional.

4.2 Mempraktikkan gerak kombinasi gerak dasar non-lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional Indikator

3.2.1 Menjelaskan prosedur

kombinasi gerakan memutar dan meliuk

1.2.1 Mempraktikkan prosedur

kombinasi gerakan memutar dan meliuk dengan tepat

9. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

10.Guru mereview

kembali pembelajaran pada hari tersebut

9.Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru 10. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

(18)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Tabel 2.2 Kajian penelitian Relevan

Peneliti Judul Persamaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan Perbedaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan 1. Efi Eka Febriandari (2016) Pengembangan media komik dalam pembelajaran model round table untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV SD Persamaan pada

penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk

mengembangkan meia komik.

Perbedaan pada

penelitian ini yaitu

pada penelitian

terdahuluditujukan untuk siswa kelas IV sedangkan yang peneliti lakukan yaitu untuk siswa kelas III. 2. Indrayati dan Jailani (2015) Pengembangan media komik pembelajaran matematika meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V Persamaan pada

penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk

mengembangkan media komik.

Perbedaan pada

penelitian ini yaitu

pada penelitian terdahulu ditujukan untuk siswa SD kelas V pada muatan pembelajaran matematika sedangkan yang peneliti lakukan yaitu untuk siswa sekolah dasar pada pembelajaran tematik. 3. A Rosyida, Mustaji (2017) The developement of contextual teaching and learning based comics as learning media for elementary school students Persamaan pada

penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk

mengembangkan media komik.

Perbedaan pada

penelitian ini yaitu

pada penelitian

terdahulu

ditujukan untuk

siswa sekolah

dasar pada mata

pelajaran IPS

sedangkan yang

peneliti lakukan yaitu untuk siswa sekolah dasar pada

(19)

Peneliti Judul Persamaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan Perbedaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan pembelajaran tematik. C. Kerangka Pikir Kondisi Ideal :

Guru harus mampu menciptakan

pembelajaran di dalam kelas daring, guru harus bisa mengatasi rasa bosan siswa saat pembelajaran berlangsung.

Kondisi Lapangan :

1. Minimnya penggunaan bahan ajar yang menarik dalam proses belajar. 2. Bahan ajar yang digunakan guru

belum dapat memberikan motivasi kepada siswa

Analisis Kebutuhan :

Membutuhkan bahan ajar yang menarik yang bertujuan untuk mempermudah pembelajaran tematik dalam pembelajaran sistem daring

Metode Penelitian :Model ADDIE

Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Tindak Lanjut :

Peneliti mengembangkan suatu bahan ajar Komik yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran

Teknik Pengumpulan Data : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi Instrumen Penelitian: 1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Teknik Analisis Data : 1. Kualitatif 2. Kuantitatif

(20)

Tabel 2.3Kerangka Pikir

Gambar

Tabel 2.1 IndikatorPengembanganBahan Ajar Komik
Tabel 2.2 Kajian penelitian Relevan
Tabel 2.3Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

4. PKP yg digunakan sebagai perbandingan tidak termasuk pajak yang dikenakan pajak bersifat final. Apabila ternyata jumlah PPh yang dibayar di LN melebihi jumlah kredit pajak yang

Perkolasi, adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.. Proses perkolasi

Hal ini sesuai dengan pendapat Stein (dalam Yuniarti 2002) kehidupan lajang adalah kehidupan pria dan wanita yang belum menikah, yang tidak terlibat dalam hubungan homoseksual

Penulisan Ilmiah ini menjelaskan mengenai perancangan pembuatan Website Pengenalan Yoga dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX.Website mengenai pengenalan yoga sudah ada

Variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang positif, infrastruktur dan tenaga kerja juga berpengaruh signifikan dengan arah yang positif

Proses analisis data di dalam penelitian kualitatif merupakan bagian yang paling sulit, karena harus menganalisis data-data dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumen

 Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal (pyramidal) merupakan jalur desending yang terdiri dari

Tahapan penelitian terdiri dari isolasi dan pemurnian mikroba lipolitik, karakterisasi mikroba penghasil enzim lipolitik, penentuan waktu produksi optimum