12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar
a) Definisi Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan sarana yang baik dalam bentuk tertulis ataupun
tidak tertulis yang dapat memberikan manfaat kepada guru dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Majid (2008) bahwa modul adalah
seperangkat yang berisi materi dan disusun terstruktur sehingga terciptanya
sebuah lingkungan yang memungkinkan bagi siswa untuk belajar dengan baik
dan benar.
Pendapat lain disampaiakan oleh Prastowo (2015), bahan ajar merupakan
segala bentuk atau bahan yang disusun dengan runtut yang didalamnya
menyampaikan kompetensi secara utuh yang akan dipahami dan dimiliki oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan
tujuan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, seperti buku, modul, LKPD dan
sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa
bahan ajar berisi tentang informasi-informasi, alat, maupun teks yang disusun
secara terstruktur dan runtut yang berisi tentang kompetensi dasar yang di
dalamnya berupa materi untuk mencapi sebuah tujuan pembelajaran dan
digunakan saat proses pembelajaran.
Menurut beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan sebuah alat bantu yang membantu guru dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar merupakan hasil penggabungan berbagai macam bahan
yang didapat dari berbagai sumber belajar yang siap diberikan kepada peserta
didik untuk digunakan saat pembelajaranyang memiliki bermacam-macam
jenis. Klasifikasi atau pembagian bahan ajar tersebut dibedakan berdasarkan
bentuknya, menurut cara kerjanya, serta menurut sifatnya (Prastowo, 2015).
Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam (Majid:
2008) yaitu: 1) Bahan cetak atau printed yaitu bahan ajar yang disajikan ke
dalam kertas yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dalam keperluan
pembelajaran, contohnya berupa modul, LKS (lembar kerja siswa), handout,
wallchart, leafleat, model/maket, buku, gambar/foto. 2) Bahan ajar audio atau
dengar yaitu merupakan bahan ajar yang dapat dimainkan atau didengar oleh
satu orang atau sekelompok orang, misalnya compact disk audio,radio, kaset,
dan juga piringan hitam. 3) Bahan ajar pandang dengar atau disebut juga
sebagai audio visualyaitu segala sesuatu berbentuk sinyal radio yang
memungkinkan untuk dapat dipadukan dengan gambar yang bergerak, seperti
film, dan video compact disk. 4) Bahan ajar interaktif yaitu perpaduan dari dua
atau lebih media yang diberi perlakuan sehingga dapat dikendalikan oleh suatu
perintah, seperti compact disk interaktive.
Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima
(Prastowo,2015) yaitu sebagai berikut: 1) Bahan ajar tidak diproyeksikan
merupakan bahan ajar yang dapat langsung digunakan oleh peserta didik untuk
dibaca, dilihat dan diamati isinya, seperti foto, diagram, buku, modul, dan
sebagainya. 2) Bahan ajar diproyeksikan yaitu bahan ajar yang perlu proyektor
sebagainya. 3) Bahan ajar audio yaitu membutuhkan alat perekam seperti tape
compo, CD player, dan lain-lain untuk menggunakannya, contoh bahan ajar
audio: kaset, CD, flash disk, dan sebagaianya. 4) Bahan ajar video yaitu bahan
ajar yang membutuhkan alat untuk memutar video seperti DVD player, video
tape player, VCD player, dan sebagainya yang mana bahan ajar ini menyajikan
suara dan gambar secara bersamaan, contoh bahan ajar ini: video, film, dll.
Selanjutnya, 5) Bahan ajar (media) komputer yakni bahan ajar non cetak yang
menggunakan komputer atau laptop untuk menampilkan sesuatu untuk
dipelajari, contoh: computer mediated instruction, dan juga computer based
multimedia.
Berdasarkan sifatnya, bahan ajar dikategorikan menjadi empat macam
(Prastowo, 2015) yakni 1) Bahan ajar berbasis cetak, misalnya buku, modul,
foto dari bahan majalah, buku kerja peserta didik, charts, koran, dan lain
sebagainya. 2) Bahan ajar dengan teknologi, misalnya siaran radio, film, siaran
televisi, video interaktif, dan lain sebagainya. 3) Bahan ajar untuk proyek atau
praktik, misalkan lembar wawancara, lembar observasi, dan lain-lain. 4) Bahan
ajar yang diperlukan untuk melakukan interaksi manusia, mislanya telepon,
hand phone, dan lain-lain.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis bahan ajar dapat
dibedakan berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya. Jenis bahan ajar
harus selalu diperhatikan agar guru dapat menyampaikan materi secara
menarik dengan bantuan bahan ajar yang jenisnya benar.
No. Gambar Halaman
Komik
1. Coverkomik Cover berisi gambaran inti dari cerita, judul, jenis komik, logo instansi penulis dan identitas pendidikan penulis.
2. Tim penyusun Halaman tim penyusun
menampilkan siapa saja yang berkontribusi dalam pembuatan komik (penulis dan ilustrator), sedangkan identitas penulis ditulis lengkap dengan status
pendidikannya.
3. Kata pengantar Kata pengantar disajikan
sebagai ucapan syukur penulis atas selesainya komik.
4. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar berisi tema/sub tema yang dibahas didalam komik, kemampuan yang harus dimiliki siswa,
keterbatasan komik dan tujuan pembelajaran komik.
5. Petunjuk
penggunaan buku komik
Halaman ini berisi tata cara penggunaan komik agar pembaca mudah dalam memahami isi cerita dengan baik.
6. Penokohan
karakter
Halaman ini menampilkan semua tokoh/ karakter yang muncul didalam komik.
7. 1 Pada halaman ini menceritakan awal mula belajar kelompok dengan memanfaatkan waktu luangnya. 8. 2 Halaman ini menceritakan sebelum belajar kelompok dirumah teman
berpamitan dulu kepada orang tua
9. 3 Halaman ini
menceritakan kisah semut dan merpati bahwa binatang itu sangat penting bagi manusia
10. 4 Halaman ini
menceritakan warna yang paling disukai oleh seseorang karena kita harus saling menghargai perbedaan pada orang lain 11. 5 Halaman ini menceritakan memperagakan bagaimana binatang berjalan 12. 6 Halaman ini menceritakan menolong binatang peliharaan yang sedang sakit dan harus merawatnya
13. 7 Halaman ini
menampilkan latihan soal dengan tujuan melatih pengetahuan siswa setelah membaca komik tersebut.
14. 8 Cover belakang memuat
kesan pesan sebagai penutup
2. Pengertian Pembelajaran Tematik di SD
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan (mengintegrasikan dan mamadukan) beberapa mata
pelajaran sehingga melahirkan pengalaman yang sangat berharga bagi peserta
didik (Hajar 2013:7). Sedangkan menurut (Hidayatm, 2013:147) mengatakan
bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajran terpadu yang menggunakan
tema sebagai pemersatu materi yang terdapat pada beberapa mata pelajaran.
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu (Abdul 2014:87). Menurut Tioanto (2012:79)
pembelajran terpadu yang menggunakan tema untuk megaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik mangajarkan siswa untuk tidak berfikir secara
kognitif saja melainnkan juga mengambangkan aspek afektif dan psikomotorik
juga, Depdiknas (2003;1) mengatakan sebagian besar siswa sekolah dasar tidak
mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dipelajari dengan cara
menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan itii. Oleh karena itu, melalui
pembelajaran tematik diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran dikelas awal SD dapat diatasi dengan baik.
Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang dirancang menggunakan tema-tema tertentu dengan
mengaitkan beberapa mata pelajaran di dalamnya yang disusun secara
sistematis disertai media sebagai alat bantu pembelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
a.) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Abdul (2014:89) mengemukakan karakteristik pembelajran tematik
sebagai berikut :
1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center). Hal ini
sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan
siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktifitas belajar.
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari beberpa mmata pelajaran.
Siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh. Hal ini
diperlukan utuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
bahkan mengaitkannnya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam penerapan
pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik anatara lain : 1)
Berpusat pada siswa; 2) Memberikan pengalaman langsung pada siswa; 3)
Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas; 4) Menyajikan konsep dari
beberapa mata pelajaran; 5) Bersifat fleksibel; 6) Menggunakan prinsip
belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas pembelajarn tematik dilakukan dengan
mengikut sertakan siswa dalam pembelajaran dengan kata lain siswa aktif dan
bahsan harus berkaitan dengan kehidupan siswa serta pembelajaran bersifat
fleksibel sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa.
b.) Kelebihan Pembelajaran Tematik.
Pembelajaran tematik memiliki berbagai kelebihan di dalam
pengaplikasiannya pada sistem pembelajaran adapaun kelebihan yang di
ugkapkan oleh (Prastowo, 2013 152) 1) Siswa mudah memusatkan perhatian
pada suatu tetema tertentu. 2) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetemsi dasar antara mata pelajaran dalam
tema yang sama, pemahaman terhadap materi yang mendalam dan berkesan,
kompetemsi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran dan pengalaman siswa; 3) Siswa lebih bersemangat belajar karena
dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu
kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata
pelajaran lain; 4) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan dapat dipersiapkan sekaligus.
Berdasarkan uraian diatas pembelajaran yang terinterasi pada suatu
tema yaitu pembelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
digabungkan menjadi satu dan dikemas dalam suatu tema dengan
pengintegrasian tersebut daapat menghemat waktu dan kehadirantema
membuat siswa lebih paham dan pembelajaran terasa lebih bermakna dan
perpusat.
c.) Kekurangan Pembelajaran Tematik.
Pembelajaran tematik memiliki keterbatasan, terutama dalam
banyak menuntut guru melakukan evaluasi proses (Prastowo, 2013:152).
Maka dapat diidentifikasi bahwa keterbatasan pembelajaran tematik yaitu : 1)
Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,
kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang
tinggi; 2) Pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar
siswa yang baik dalam aspek intelegensi; 3) Pembelajaran tematik
memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup dan beragam; 4)
Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya; 5)
Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran yang
terpadu.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan pembelajaran
tematik memerlukan kreativitas yang tinggi dalam pengaplikasiannya. Hal
ini, dikarenakan dibutuhkan keahlian pengajar dalam mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran pada topik pembahasan yang tepat sehingga tidak
terlihat pemutusan bahasan dari pembelajaran satu dengan pembelajaran
lainnya.
3. Tinjauan Tentang Bahan Ajar Komik a. Hakikat Komik
Komik berasal dari bahas Perancis "comique" yang merupakan kata
sifat lucuatau menggelikan.Comique sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
komikos. Pada awalnya, komik bersifat humor, lucu, dan menghibur.Namun
dalam perkembangannya, tema yang diangkat semakin meluas sehingga
yang semakin meluas ini menarik perhatian banyak ahli hingga muncul
kecenderungan untuk menyetujui komik sebagai media komunikasi.
Daryanto mendefenisikan komik sebagai bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat
hubungannya dengan gambar yang dirancang untuk member hiburan pada
pembaca.Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang
mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan
yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman mendefinisikan komik secara
singkat, yaitu komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana,
jelas mudah difahami. Sedangkan menurut Yukomikus, komik adalah cerita
bergambar, dimana gambar berfungsi untuk pendeskripsian cerita agar si
pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si pengarang.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pendapat di atas, bahwa komik adalah salah
satu bentuk kartun gambar, yang menghibur, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi cerita yang berurutan.
b. Komik dalam pembelajaran
Menurut Bonneff dalam Indiria Maharsi, Komik secara nyata
memberikan andil yang cukup besar dalam ranah intelektual dan artistik seni
keragaman gambar dan cerita yang ditawarkan menjadikan sebagai alat atau
media untuk menyampaikan pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan
didaktis kepada masyarakat awam.Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa
kedua dapat dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung untuk tujuan
edukatif.Hal ini karena kedudukan komik yang semakin berkembang kearah
yang baik karena masyarakat sudah menyadari nilai komersial dan nilai
edukatif yang bisa dibawanya.
Bahkan pada saat ini muncul seri komik edukatif yang didalamnya
menceritakan pesan-pesan bermuatan edukasi kepada para pembaca.Dengan
demikian bisa semakin digarisbawahi bahwa sebetulnya komik berpengaruh
sekali dalam memberikan pemahaman yang tepat kepada para pembaca
tentang suatu hal yang bermuatan edukasi.Bahasa gambar dan teks dalam
komik ternyata mampu mentransfer pemahaman atau informasi dengan cepat
terhadap suatu masalah disbanding hanya dengan menggunakan tulisan
saja.Bahkan buku-buku pelajaran setingkat TK sudah memekai komik
sebagai salah satu elemen dalam materi pelajaran, walaupun hanya dengan
visual yang seadanya.Hadirnya komik bermuatan nilai-nilai pendidikan ini
jika dilihat dari sejarah komik terdahulu jelas mengalami perubahan yang
sangat drastis. Dahulu komik dicap sebagai “racun” karena dianggap pesan
dihadirkan tidak mengandung pesan edukatif sama sekali. Namun sekarang,
komik justru dipakai sebagai penyamapai pesan yang bermuatan edukatif dari
tingkat TK, SD hingga perguruan tinggi.Sehingga secara nyata komik diakui
sebagai media yang berbobot, bukan media yang tidak bernilai.Bahkan komik
mampu memberi nilai dalam perjalanan pendidikan manusia menuju kepada
kecerdasan mental, nalar dan spiritual.
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Komik
Adapun kelebihan yang dimiliki media komik yaitu:
a) Meningkatkan kemampuan membaca dan penguasaan kosa kata
pada peserta didik.
b) Menarik peserta didik untuk semangat belajar,
c) Penyajiaannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.
2) Kekurangan media komik
Disamping kelebihan-kelebihan yang diungkapkan dalam
pembahasan di atas juga terdapat kekuragan media komik yaitu:
a) Terlalu banyak mengonsumsi komik bisa mengumpulkan
imajinasi pembaca.
b) Efek adiktif yang timbul bisa berupa keinginan untuk segera
menikmati seri sambungan (umumnya karena penasaran) atau
sekedar membaca lebih banyak komik lainnya.
Ma ta Pel aja ra n
KompetensiDasar&Indikator Tahapan Kegiatan
1 . PP K N KompetensiDasar 3.3Menjelaskanmaknakeberagamankar akteristikindividu di lingkungansekitar 4.4Menyajikanmaknakeberagamankara kteristikindividu di lingkungan Indikator 3.3.1Memahamikeberagamansifatindivi dudalamkehidupansehariharidiru mahsebagaiwujudpengamalansila Pancasila yang dilambangkandalam Garuda Pancasila 4.4.1 Menuliskancontohperilakusesuaid engansalahsatusilaPancasiladenga nbenar 1.Gurumengecekkeleng kapandankesiapansis wadenganmengeceka lat-alat yang dipergunakanuntuk proses pembelajaran. 2. Guru mengecekkehadirans iswamelaluiabsensid anmembukapembelaj aran 3. Gurumenyampaikank ompetensi yang akandipelajari 4. Guru menyampaikantujua npembelajaran 5. Guru menjelaskan materi tentang dongeng 6. Guru membagi kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa 1.Kegiatanpemb elajarandiaw alidengan guru menyampaik anapersepsit erkaitmateri yang akandipelaja ri 2.Siswamengam atisetiap indikator sesuaidengan kompetensid asardankomp etensi inti 3. Siswa mendengark an penjelasan contoh keberagaman sifat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diberikan oleh guru 4. Siswadiarah kanuntukme mbukabahan ajar Komik
Ma ta Pel aja ra n
KompetensiDasar&Indikator Tahapan Kegiatan
2 . Ba has a Ind one sia KompetensiDasar 3.8Menguraikanpesandalamdongeng yang disajikansecaralisan, tulis, dan visual dengantujuanuntukkesenangan 4.8Memeragakanpesandalamdongengse bagaibentukungkapandirimenggun akankosakatabakudalamkalimatefe ktif Indikator 3.8.1 Mengidentifikasiinformasiisidon gengdengantepat 4.8.1Menceritakankembaliisidongengde nganbahasasendirisecaralisandeng ankosakata yang tepat
7. Guru mengarahkansiswau ntukmembukabahan ajar Komik 8.Guru menyampaikanpandu anpenggunaanbahan ajar Komik 5. Siswamende ngarkan penjelasan dari guru tentang dongeng 6. Siswa membentuk kelompok, lalu membaca Komik yang diberikan oleh guru 7. Siswa mengetahui pengertian dongeng 8. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 3 . PJ OK Kompetensi Dasar
3.2Memahami kombinasi gerak dasar
non-lokomotor sesuai dengan
konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentukpermainan sederhana dan atau tradisional.
4.2 Mempraktikkan gerak kombinasi gerak dasar non-lokomotor sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional Indikator
3.2.1 Menjelaskan prosedur
kombinasi gerakan memutar dan meliuk
1.2.1 Mempraktikkan prosedur
kombinasi gerakan memutar dan meliuk dengan tepat
9. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
10.Guru mereview
kembali pembelajaran pada hari tersebut
9.Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru 10. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Tabel 2.2 Kajian penelitian Relevan
Peneliti Judul Persamaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan Perbedaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan 1. Efi Eka Febriandari (2016) Pengembangan media komik dalam pembelajaran model round table untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV SD Persamaan pada
penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk
mengembangkan meia komik.
Perbedaan pada
penelitian ini yaitu
pada penelitian
terdahuluditujukan untuk siswa kelas IV sedangkan yang peneliti lakukan yaitu untuk siswa kelas III. 2. Indrayati dan Jailani (2015) Pengembangan media komik pembelajaran matematika meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V Persamaan pada
penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk
mengembangkan media komik.
Perbedaan pada
penelitian ini yaitu
pada penelitian terdahulu ditujukan untuk siswa SD kelas V pada muatan pembelajaran matematika sedangkan yang peneliti lakukan yaitu untuk siswa sekolah dasar pada pembelajaran tematik. 3. A Rosyida, Mustaji (2017) The developement of contextual teaching and learning based comics as learning media for elementary school students Persamaan pada
penelitian ini yaitu sama-sama bertujuan untuk
mengembangkan media komik.
Perbedaan pada
penelitian ini yaitu
pada penelitian
terdahulu
ditujukan untuk
siswa sekolah
dasar pada mata
pelajaran IPS
sedangkan yang
peneliti lakukan yaitu untuk siswa sekolah dasar pada
Peneliti Judul Persamaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan Perbedaan dengan Penelitian yang sedang dilakukan pembelajaran tematik. C. Kerangka Pikir Kondisi Ideal :
Guru harus mampu menciptakan
pembelajaran di dalam kelas daring, guru harus bisa mengatasi rasa bosan siswa saat pembelajaran berlangsung.
Kondisi Lapangan :
1. Minimnya penggunaan bahan ajar yang menarik dalam proses belajar. 2. Bahan ajar yang digunakan guru
belum dapat memberikan motivasi kepada siswa
Analisis Kebutuhan :
Membutuhkan bahan ajar yang menarik yang bertujuan untuk mempermudah pembelajaran tematik dalam pembelajaran sistem daring
Metode Penelitian :Model ADDIE
Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Tindak Lanjut :
Peneliti mengembangkan suatu bahan ajar Komik yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran
Teknik Pengumpulan Data : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi Instrumen Penelitian: 1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi
Teknik Analisis Data : 1. Kualitatif 2. Kuantitatif
Tabel 2.3Kerangka Pikir