• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang beberaoa hal yang menjadi dasar pada penelitian yang meliputi latar belakang dari topik yang diangkat dalam penelitian ini, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan yang menjadi acuan dalam meninjau topik yang telah dipilih.

1.1 Latar Belakang

Saat ini pembangunan wilayah pedesaan mengalami transformasi atau perubahan yang signifikan dalam segi konsep maupun prosesnya. Konsep pembangunan tidak lagi sebatas pada sektor agraris dan infrastruktur dasar tapi mengarah dan memadukan dengan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Proses pembangunan pedesaan seperti itu kemudian semakin mengurangi ketergantungan pada peran pemerintah, sebab masyarakat pedesaan semakin berdaya dan kreatif dalam mengembangkan inovasi (Badri, 2016). Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik tahun 2018 menunjukkan jumlah desa di Indonesia sebanyak 83.813 desa. Menurut Diah (2020), data tersebut menunjukkan bahwa jika pengelolaan dan pembangunan dilakukan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, maka jumlah desa yang banyak dan jumlah penduduk desa yang banyak harus dapat meningkatkan aset pembangunan. Terkait fenomena tersebut pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat telah melakukan upaya strategi pembangunan perdesaan melalui berbagai kebijakan dan program-program yang telah di tetapkan.

Menurut Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, pembangunan desa memiliki empat bidang utama yaitu penyelenggaraan pemerintah desa, penyelenggaraan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Menurut Pembangunan desa pada dasarnya merupakan tumpuan pembangunan nasional, karena jika setiap desa dapat berkembang secara mandiri maka kemakmuran masyarakat akan mudah tercapai, dan indeks kemakmuran rakyat Indonesia akan meningkat di

(2)

seluruh nusantara. Pembangunan perdesaan dilakukan melalui serangkaian intervensi untuk mengurangi tingkat kesenjangan kemajuan antara perdesaan dan perkotaan akibat pembangunan ekonomi sebelumnya yang cenderung ke perkotaan. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Pusat Statistik, 2015).

Seiring berkembangnya inovasi masyarakat yang semakin maju dalam mengembangkan suatu wilayah, pengelolaan desa yang pintar (smart village) mulai muncul. Menurut Holmes et al (2015) definisi smart village adalah memberikan penekanan peningkatan kesadaran masyarakat desa akan hak-hak mereka dan menuntut adanya pelibatan masyarakat dalam proses pemerintahan serta tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakat. Smart village sejalan dengan pengembangan smart city, dalam konteks yang lebih kecil yaitu desa, sehingga mulai diterapkannya konsep desa berbasis teknologi informasi atau disebut dengan smart village. Menurut Herdiana (2019) menyatakan bahwa terdapat 3 (tiga) elemen pokok dalam mengembangkan smart village, yakni smart government, smart community dan smart environment.

Desa pintar dipahami sebagai hal yang penting karena menjadi alat untuk mempercepat pembangunan. Pada waktunya, proses ini akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Melalui desa pintar, dengan mempercepat perkembangan ekonomi pedesaan dan menggunakan sarana teknologi untuk menciptakan lapangan kerja, proses urbanisasi secara bertahap dapat dihentikan, sehingga menciptakan lapangan kerja, sehingga penduduk usia produksi tidak perlu lagi pergi ke kota untuk mencari nafkah. pekerjaan. Desa kemudian akan menjadi tempat untuk mengembangkan potensi diri dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh sebelumnya (Santoso et.al, 2019). Oleh karena itu, penguatan kawasan pedesaan harus diprioritaskan. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan wilayah perdesaan menjadi poros pembangunan manusia, infrastruktur, ekonomi dan sosial (Huda et.al, 2020).

Provinsi Lampung memiliki potensi yang cukup besar dengan 13 Kabupaten, 2 Kota, 229 Kecamatan, 215 Kelurahan, dan 2.435 Desa yang masing-masing memiliki sumber daya yang berbeda-beda, hal ini menjadi tantangan

(3)

sendiri dalam mengembangkan potensi wilayah di Provinsi Lampung. Seiring dengan desa cerdas sebagai salah satu inovasi dalam pembangunan desa di Indonesia, Pemerintah Provinsi Lampung mulai ikut mencanangkan program pembangunan di wilayah perdesaan, yaitu Program Smart Village. Smart Village atau Desa Cerdas adalah sebuah program pembangunan Provinsi Lampung berbasis kewilayahan (Desa) dengan rentang waktu pelaksanaan pada tahun 2020-2024 yang merupakan salah satu agenda kerja prioritas Gubernur Lampung yang disusun dan dilaksanakan dalam mendukung Visi Rakyat Lampung Berjaya, sebagaimana tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung Tahun 2019-2024. Program Smart Village juga merupakan salah satu dari 33 janji kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung 2019-2024 yaitu dalam janji kerja nomor 30.

Program Smart Village yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Lampung sejak tahun 2020 sudah dilaksanakan di 4 (empat) desa yang terpilih sebagai desa pilot project atau desa percontohan diantaranya yaitu Desa Hanura Kabupaten Pesawaran, Desa Cintamulya Kabupaten Lampung Selatan, Desa Sribhawono Kabupaten Lampung Timur, dan Desa Podomoro Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini berfokus pada Desa Hanura yang memiliki inovasi yang lebih maju dibandingkan dengan beberapa desa lain di Provinsi Lampung. Diantaranya, desa Hanura memiliki jaringan wifi terbuka yang dapat diakses publik secara gratis di sekitar kantor desa, Desa Hanura memiliki website resmi desa, dan telah melakukan pelayanan secara digital.

Pelaksanaan Program Smart Village pada dasarnya dibuat untuk memberikan manfaat, khususnya upaya mendukung dan mendorong tata pemerintahan desa yang baik, memperkuat partisipasi masyarakat desa dan kelembagaannya, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat desa guna perwujudan kesejahteraan umum. Seiring dengan masih berjalannya berbagai bentuk kegiatan Program Smart Village Provinsi Lampung di Desa Hanura, masyarakat sekitar khususnya penduduk yang bertempat tinggal di Desa Hanura masih terus menyesuaikan dengan berbagai program dan fasilitas yang ada di Desa Hanura. Sejauh ini beberapa kegiatan Program Smart Village sudah dilaksanakan oleh pemerintah di Desa Hanura. Maka dari itu, perlu adanya

(4)

penelitian yang memberikan gambaran sejauh mana Program Smart Village ini dapat memberikan nilai kebermanfaatan untuk penduduk di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, akan lebih baik jika pengembangan smart village didasarkan kepada pendekatan dari bawah “buttom up” yaitu dengan menggali potensi diri dari masyarakat dan meningkatkan kemampuannya menjadi landasan, maka pengembangan desa pintar akan lebih baik. Pemerintah desa mendorong keinginan tersebut sebagai cara memberikan pembinaan dan kewenangan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Maka dari itu, dalam penelitian ini penting meneliti persepsi dari sisi penduduk Desa Hanura yang dapat merasakan langsung manfaat dari adanya pengembangan program smart village di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini terfokus pada persepsi penduduk di Desa Hanura yaitu orang yang sudah tinggal atau berdomisili di dalam wilayah atau daerah geografis Desa Hanura. Penduduk menjadi objek dalam penelitian ini karena merupakan salah satu penerima manfaat program smart village yang diterapkan di desa meereka, sehingga dapat mendukung keberhasilan Desa Hanura sebagai desa pilot project program smart village di Provinsi Lampung.

Dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian terkait persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangan program smart village di Desa Hanura. Untuk itu mendorong munculnya pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana manfaat program smart village di Desa Hanura berdasarkan persepsi penduduk Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran?”

Penelitian ini menjadi penting karena belum pernah ada penelitian terkait nilai manfaat program smart village berdasarkan persepi penduduk di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat dari dilaksanakannya Program Smart Village di Desa Hanura berdasarkan penilaian dari penduduk Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini juga menjadi penting karena untuk mendekatkan persepsi dari stakeholder yang difokuskan pada penduduk Desa Hanura terhadap pengembangan program smart village yang

(5)

dilakukan oleh pemerintah. Sehingga hasil dari penelitian, dapat menjadi rekomendasi bagi OPD terkait untuk menyatukan tujuan dari pelaksanaan program smart village yang dilihat dari persepsi penduduknya.

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi manfaat program smart village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran berdasarkan persepsi penduduk. Dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan sasaran penelitian sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi karakteristik Smart Village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran

2) Mengidentifikasi manfaat program smart village di Desa Hanura berdasarkan persepsi penduduk Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terdiri dari ruang lingkup spasial, ruang lingkup temporal dan ruang lingkup substansial. Dalam ruang penelitian ini terdiri dari ruang lingkup spasial yang merupakan ruang lingkup wilayah atau lokasi penelitian yang dituju. Selanjutnya ruang lingkup waktu yakni ruang lingkup yang membahas tentang kurun waktu penelitian atau data dilaksanakan. Kemudian ruang lingkup substansial yakni ruang lingkup yang menitik beratkan hal yang berkaitan mengenai penelitian. Penjelasan secara rinci mengenai ruang lingkup penelitian dapat dijelaskan pada sub-bab berikut:

1.4.1 Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah wilayah Desa Hanura yang terletak di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Desa Hanura memiliki 4 dusun yaitu Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3, dan Dusun 4. Desa Hanura terletak 35Km dari Ibu Kota Kabupaten Pesawaran yaitu Gedong Tataan dan 20Km dari Ibu Kota Provinsi Lampung yaitu Bandar

(6)

Lampung. Dengan batas wilayah yaitu:

a) Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Lampung b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi c) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cilimus d) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hurun

(7)

Sumber: Hasil analisis peneliti, 2020.

GAMBAR 1. 1

(8)

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah terkait persepsi masyarakat lokal terhadap penerapan Program Smart Village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Secara spesifik batasan materi yang akan digunakan adalah berdasarkan sasaran yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah ruang lingkup materi pada penelitian ini:

1. Identifikasi karakteristik Smart Village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Identifikasi karakteristik Smart Village desa Hanura ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan melihat kondisi eksisting Desa Hanura dan selanjutnya menggunakan tabel karakteristik smart village dari berbagai literatur, sehingga dengan melihat klasifikasi smart village dapat ditentukan karakteristik dari smart village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran.

2. Identifikasi manfaat program smart village di Desa Hanura berdasarkan persepsi penduduk Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Identifikasi persepsi penduduk terhadap manfaat program smart village ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan melalui kuesioner kepada masyarakat, sehingga didapatkan informasi terkait bagaimana pandangan atau persepsi penduduk Desa Hanura terhadap kebermanfaatan Program Smart Village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Sehingga penelitian ini hanya fokus pada satu persepsi yaitu penduduk Desa Hanura tersebut karena hasil dari penelitian ini dapat berbeda persepsi dengan pemerintah sebagai fasilitator dan yang memiliki program pembangunan tersebut.

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu pada penelitian ini adalah penelitian dilakukan dalam kurun waktu masa Tugas Akhir berjalan yakni tahun ajaran 2020/2021 atau kurang lebih dalam kurun waktu bulan Oktober hingga Maret. Penelitian ini sekiranya dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat maupun pemerintah mengenai kegiatan Program Smart Village di Desa Hanura.

(9)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bertujuan agar penelitian dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan melengkapi pengetahuan perkembangan ilmu pengetahuan terkait program smart village yang dicanangkan oleh pemerintah Provinsi Lampung di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penduduk

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan serta meningkatkan kesadaran penduduk dan masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan program smart village di Desa Hanura.

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan informasi baik untuk Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Desa yang akan mengkaji lebih dalam terkait pengembangan pembangunan kawasan pedesaan di Desa Hanura maupun di desa lain di Provinsi Lampung.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa atau pihak lain yang berkepentingan. 1.6 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai karakterisitik yang relatif sama dalam hal tema kajian, namun berbeda dalam hal kriteria subjek, variabel penelitian, serta pada lokasi penelitian. Beberapa penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(10)

TABEL I. 1

PENELITIAN TERDAHULU Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian Variabel Penelitian Lokasi Penelitian Anang Dwi Santoso dkk (2019) Desa Cerdas: Transformasi Kebijakan dan Pembanguna Desa Merespon Era Revolusi Industri 4.0 Kualitatif Smart Tourism, Smart Economy, Smart Governance, Smart Living Desa-Desa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dian Herdiana (2019) Pengembangan Konsep Smart Village bagi Desa-Desa di Indonesia Desktiptif kualitatif Konstruksi konseptual pengembangan smart village di Indonesia Desa-Desa di Indonesia Fajar Maulana (2020) Penyebab Perbedaan Persepsi Desa Pintar Menurut Masyarakat Desa dan Pemerintah Desa terhadap Desa

Pintar Induktif Kualitatif Persepsi masyarakat terhadap desa pintar, persepsi pemerintah terhadap desa pintar Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran Tree Setiawan dkk (2017) Kajian Model Akselerasi Pelayanan Desa Terintegrasi Melalui Program Smart

Kampung di Kabupaten Banyuwangi Deskriptif Kualitatif Model akselerasi, program smart kampung Kabupaten Banyuwangi M. Fadel Aginda (2020) Persepsi Masyarakat Terhadap Revitalisasi Jalur Pedestrian di Kawasan Koridor Sudirman Sebagai Salah Satu Atraksi Urban Tourism di Kota Palembang Deskriptif Kualitatif Persepsi terhadap revitalisasi suatu kawasan Koridor Sudirman, Kota Palembang I Kadek Hariyana (2015) Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Goa Peteng

Sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Jimbaran Kuta Selatan

Kabupaten Badung Deskriptif Kualitatif & metode studi kasus eksploratif Persepsi masyarakat terhadap pengembang an kawasan goa peteng Desa Jimbaran Kuta Selatan Kabupaten Badung

(11)

1.7 Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, ruang lingkup wilayah penelitian, dan secara garis besar kerangka pemikirian dalam penelitian ini dapat dilihat rinci pada gambar berikut:

GAMBAR 1. 2

(12)

1.8 Metodologi Penelitian

Pada bagian penelitian ini akan menjelaskan metodologi penelitian secara rinci dan sistematis. Bagian metodologi penelitian ini akan membahas terkait pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, teknik sampling data, dan teknik analisis data.

1.8.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi dari masyarakat lokal dengan adanya penerapan Program Smart Village yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran dengan menilai persepsi terhadap kebermanfaatan program tersebut. Penelitian akan menggunakan pendekatan deduktif. Menurut Busrah (2012) deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan beberapa variabel yang didapatkan dari kajian literatur sesuai dengan topik pembahasan pada penelitian ini, setelahnya pengumpulan beberapa variabel tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Sifat dari penelitian ini juga dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu sebuah pendekatan yang di dalamnya terdapat usulan penelitian, proses, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan berupa suatu hal yang objektif penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik (Musianto, 2002). Pendekatan kuantitatif biasanya digunakan untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan data statistik, dan juga bisa bersifat mengembangkan konsep, pemahaman, atau mendeskripsikan banyak hal (Raihan, 2017). Penelitian ini juga dalam menganalisis data yang akan diolah didapatkan dari hasil kuesioner dengan variabel yang sudah ditentukan.

(13)

1.8.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan diolah sendiri peneliti dari subjek atau objek penelitian secara langsung tanpa media perantara yang dilakukan oleh peneliti saat dilapangan tepatnya di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran. Tujuan dari dilakukannya pengumpulan data primer ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi eksisting, situasi, dan permasalahan pada wilayah studi. Data yang didapatkan dari sumber penelitian melalui kuisioner, wawancara, dan observasi langsung yang selanjutnya akan dilakukan pengamatan langsung, dicatat, dan kemudian akan siap diolah untuk dapat memproses analisis penelitian.

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu atau beberapa pertanyaan kepada responden yang lengkap sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Bentuk pertanyaan pada kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup/pertanyaan terbuka. Pertanyaan kuesioner yang membutuhkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan rasio adalah bentuk pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang membutuhkan responden untuk menuliskan jawaban berbentuk uraian tentang sesuatu hal merupakan bentuk pertanyaan terbuka.

Kuesioner pada penelitian ini menggunakan tipe pertanyaan tertutup karena diharapkan responden untuk memilih salah satu dari alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Peneliti membacakan dan menjelaskan satu

(14)

persatu pertanyaan yang tertera secara langsung kepada responden untuk memudahkan proses pengisian kuesioner. Kuesioner ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran kedua yaitu manfaat Program Smart Village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran berdasarkan persepsi penduduk. Data yang dibutuhkan adalah penilaian kebermanfaatan dari empat variabel yang telah ditentukan yaitu variabel infrastruktur pendukung smart village, aplikasi dan perangkat lunak pendukung smart village, penguatan literasi dan inkubasi smart village, dan smart tourism village.

b. Observasi lapangan

Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011). Menurut Sugiyono (2013), observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki ciri yang spesifik tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek yang lainnya. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan nonparticipant observation (observasi tidak berperan serta), sedangkan dari segi instrumentasi yang digunakan, observasi terdiri atas observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Observasi pada penelitian ini tidak terlibat langsung, melainkan hanya sebagai pengamat independen sehingga dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data masuk sebagai nonparticipant observation. Dari segi instrumentasi yang digunakan, penelitian ini merupakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tau dan telah menentukan variabel apa yang akan diamati (Sugiyono, 2013). Observasi yang dilakukan digunakan untuk mengidentifikasi sasaran pertama yaitu karakteristik dari smart village di Desa Hanura yang dilihat dari empat variabel dan beberapa indikatornya bersumber dari dokumen masterplan smart village Provinsi Lampung. Empat variabel tersebut yaitu variabel infrastruktur pendukung smart village, aplikasi dan perangkat lunak pendukung smart village, penguatan literasi dan inkubasi smart village, dan smart tourism village.

(15)

Wawancara merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk pengumpulan data yang paling sering digunakan pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Subagyo (2011) wawancara adalah suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada para responden. Wawancara dilakukan secara berhadapan langsung antara interviewer dengan responden yang dilakukan secara lisan. Adapun dalam teknik pengumpulan data melalui wawancara, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur untuk mengidentifikasi sasaran pertama yaitu karakteristik smart village Desa Hanura.

Wawancara semi terstruktur digunakan ketika peneliti cukup tahu tentang topik atau fenomena sosisal yang diteliti tetapi tidak tahu semua jawaban yang mungkin akan didapat (Bastian et.al, 2018). Narasumber dalam penelitian ini yaitu melalui key-person. Key-person atau informan kunci yang dianggap dapat mewakili lembaganya karena ia mengetahui dengan baik dan secara mendalam mengenai objek yang diteliti. Pelaksanaan wawancara diajukan kepada keyperson Program Smart Village di Desa Hanura yaitu Kepala Desa Hanura. Proses wawancara menggunakan pedoman wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan penggunaannya yang lebih fleksibel, dengan menggunakan pedoman wawancara peneliti dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan. Peneliti menggunakan alat bantu berupa smartphone sebagai alat bantu perekam saat proses wawancara berlangsung. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak diminta pendapat dan ide-idenya.

TABEL I. 2

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sasaran Teknik Pengumpulan Data

Mengidentifikasi karakteristik smart

village Desa Hanura, Kabupaten

Pesawaran

Nonparticipant observation (observasi tidak berperan serta), peneliti hanya sebagai pengamat independen. Observasi terstruktur,

(16)

peneliti telah tau dan telah menentukan variabel apa yang akan diamati.

Mengidentifikasi manfaat program smart village di Desa Hanura berdasarkan persepsi penduduk Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran

Kuesioner tipe pertanyaan tertutup, diharapkan responden untuk memilih salah satu dari alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.

Sumber: Hasil analisis peneliti, 2021

2) Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, proses pengumpulan data melalui studi literatur yang diperoleh dari instansi-instansi terkait pada penelitian ini. Pengumpulan data sekunder melalui survey instansional dilakukan pada beberapa instansi terkait dengan penelitan ini, yaitu Pemerintah Desa Hanura, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa yang memiliki peran penting dalam keberlangsungan Program Smart Village tersebut. Data yang akan diolah dalam penelitian ini berupa data yang mempunyai keterkaitan dengan variable yang sudah ditentukan yang nantinya akan dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun cara dalam memperoleh data sekunder ini antara lain:

a. Kajian Dokumen

Data yang diperoleh berasal dari kajian literatur yang berasal dari dokumen kebijakan, buku, jurnal, media massa, dan internet yang dapat mendukung kebutuhan data penelitian. Kajian literatur tersebut berhubungan dengan tema utama penelitian yaitu persepsi masyarakat terhadap penerapan Program Smart Village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran. Dalam hal ini diperlukan untuk memperdalam tinjauan pustaka guna mengetahui pengetahuan dasar atau landasan teori mengenai persepsi masyarakat lokal terhadap penerapan Program Smart Village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran.

b. Survey Instansi

Survey ini berguna untuk mendapatkan sumber informasi atau berupa data yang mempunyai hubungan dan dapat melengkapi kebutuhan data pada penelitian. Pada penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap penerapan Program Smart

(17)

Village di Desa Hanura Kabupaten Pesawaran diperoleh dari Pemerintah Desa Hanura.

1.8.3 Metode Analisis Data

Metode pengolahan data yang akan dijelaskan pada metode analisis data yang digunakan untuk memperoleh informasi dan menjawab sasaran penelitian. Metode pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1.8.3.1 Teknik Analisis Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2013), uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan data atau validitas dari alat survei kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian. Validitas menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam mengembangkan dan mengevaluasi alat ukut yang digunakan.

Suatu angket penelitian dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila angket tersebut mampu mengoperasikan fungsi ukurnya dan memberikan hasil dengan maksud digunakan angket penelitian tersebut. Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013) :

𝑟𝑥𝑦=

𝑁 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

√{(𝑁 ∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2} {(𝑁 ∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}

Keterangan :

rxy = koefisien validitas item

N = jumlah responden X = skor tiap item

Y = skor total item responden

Dengan menggunakan bantuan software program SPSS pada komputer akan menunjukkan output pada nilai correlations (r) dibandingkan dengan taraf signifikasin 5% atau 0,05. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

(18)

b. Jika rhitung ≤ rtabel = tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2013) merupakan uji yang dilakukan untuk mencoba mencari tau tingkat konsistensi hasil pengukuran digunakan untuk mengukur secara berulang kali untuk menghasilkan data yang konsisten. Uji reliabilitas angket dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki tingkat keakuratan, ketepatan, kestabilan, serta tingkat konsistensi yang layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, teknik yang digunakan yaitu menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu pengujian yang dilakukan untuk jenis interval. Menurut Jihad (2009) berikut rumus yang digunakan :

𝑟

11

= [

𝑁

𝑁 − 1

] [1

∑ 𝑆

𝑖2

𝑆

𝑡2

]

Keterangan : r11 : koefisien reliabilitas

N : banyaknya item pernyataan atau soal

∑ 𝑆𝑖2 : jumlah varian skor tiap item 𝑆𝑡2 : varians skor total

Tingkat tinggi atau rendahnya reliabilitas diwakili oleh angka yang disebut sebagai faktor reliabilitas. Hasil ukur akan dinilai semakin reliabel jika nilai koefisien korelasi semakin tinggi. Secara umum, nilai koefisien reliabilitas adalah 0 sampai 1, jika koefisien mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi pula reliabilitasnya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien alpha pada pengujian reliabilitas instrumen penelitian maka dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Koefisien Reliabilitas Kriteria

Antara 0,80 -1,00 Sangat Tinggi

Antara 0,60 - 0,80 Tinggi

Antara 0,40 - 0,60 Cukup

(19)

Antara 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Suharsimi Arikunto (2010).

1.8.3.2 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Nazir (2003) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian dengan metode deskriptif bertujuan untuk menggali atau memperjelas gejala, fenomena atau realitas sosial ada. Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan banyak variabel yang berhubungan dengan masalah dan unit kajian. Penelitian deskriptif tidak mempersoalkan hubungan antar variabel yang ada, karena penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menimbulkan gejala, fenomena, atau realitas sosial. Dalam ilmu perencanaan, analisis dekriptif dapat dilakukan untuk mempermudah penyampaian informasi agar mudah diterima dan dipahami.

Terdapat karakteristik-karakterisik yang utama dalam metode deskriptif, diantaranya yaitu:

1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada disaat penelitian dilakukan atau permasalahan yang sifatnya actual

2. Menggambarkan fakta mengenai permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.

3. Pekerjaan peneliti bukan saja menaruh citra atau memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, namun juga menegaskan hubungan, menguji hipotesis, menciptakan prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi atau akibat dari suatu masalah.

Pada penelitian ini analisis deskriptif digunakan guna menjawab sasaran pertama yaitu mengidentifikasi karakteristik smart village di Desa Hanura dengan data observasi lapangan dari pembuktian variable yang telah ditentukan sebelumnya yaitu dilihat dari ketersediaan variabel infrastruktur pendukung smart

(20)

village, aplikasi dan perangkat lunak pendukung smart village, penguatan literasi dan inkubasi smart village, dan smart tourism village di Desa Hanura.

1.8.3.3 Analisis Statistik Deskriptif

Untuk mengidentifikasi sasaran yang kedua yaitu manfaat Program Smart Village berdasarkan persepsi masyarakat, metode analisa yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner. Menurut Hasan (2001), statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara mengumpulkan dan menyajikan data agar mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berkaitan dengan mendeskripsikan atau memberikan informasi tentang data atau situasi. Statistik deskriptif dalam penyajian datanya dapat melalui tabel, grafik, pictogram, perhitungan modus media mean, diagram lingkaran, perhitungan persentase, dan perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi (Sugiyono, 2013).

Daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden disusun dengan alternatif jawaban yang sekiranya sesuai dengan pendapat, pengetahuan, dan pandangan dari responden. Skala yang digunakan sebagai pengukuran jawaban responden yaitu Skala Likert. Menurut Sugiyono (2013), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang akan dinilai diuraikan menjadi indikator variabel. Menurut Likert (1932) dalam Budiaji (2013), pertama kali dikembangkan skala likert menggunakan 5 titik responden yaitu sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pada penelitian ini akan menggunakan 5 titik pilihan dengan skala yang akan digunakan untuk menilai jawaban responden yaitu pada skala 1 sampai 5, dimana untuk pertanyaan positif nilai 5 merupakan jawaban tertinggi dan nilai 1 merupakan jawaban tertinggi untuk pertanyaan yang sifatnya negatif. Menurut Preston dan Colman (2000) jumlah titik pilihan 5, 6, 7 mempunyai indeks reliabilitas, validitas, da kekuatan diskriminasi yang lebih baik dan akan lebih mudah dijawab. Jawaban setiap item variabel menggunakan skala Likert memiliki sangat positif sampai sangat negatif dengan indikator sebagai berikut:

(21)

TABEL I. 3

TINGKAT INDIKATOR SKALA LIKERT

No Keterangan Skor

1 Sangat Bermanfaat 5

2 Bermanfaat 4

3 Cukup Bermanfaat 3

4 Tidak Bermanfaat 2

5 Sangat Tidak Bermanfaat 1

Sumber: Sugiyono, 2012

Berdasarkan alternatif pilihan pada tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 5 (lima) skala penilaian yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan penilaian. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai skor dengan rumus berikut sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai tingkat pencapaian responden.

TCR = Skor

Skor tertinggi x n x 100

Keterangan :

TCR = Tingkat Capaian Responden N = Besar Sampel

Skor = ∑(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛) × (𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛)

𝑛

𝑖=1

Setelah mengetahui nilai TCR, langkah selanjutnya adalah menentukan kategori berdasarkan klasifikasi TCR yang tertera pada tabel di bawah ini :

TABEL I. 4 KLASIFIKASI TCR

No Presentase Pencapaian Kategori

(22)

2 66%-84% Bermanfaat

3 51%-65% Cukup Bermanfaat

4 36%-50% Tidak Bermanfaat

5 0%-35% Sangat Tidak Bermanfaat

1.8.4 Teknik Sampling Data

Teknik sampling merupakan salah satu teknik untuk menentukan jumlah perhitungan sample yang akan digunakan dalam penelitian.

a) Wawancara

Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Teknik sampling yang digunakan untuk pengumpulan data sasaran pertama yaitu menggunakan non probability sampling dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan dengan melihat ciri-ciri dan karakteristik tertentu. Pertimbangan tertentu tersebut yaitu dengan memilih informan yang dianggap tau tentang topik penelitian dalam hal ini yaitu Program Smart Village di Desa Hanura.

Didapatkan narasumber dalam penelitian ini yaitu melalui key-person. Key-person atau informan kunci merupakan seseorang yang dianggap dapat mewakili lembaganya karena ia mengetahui dengan baik dan secara mendalam mengenai objek yang diteliti. Pelaksanaan wawancara diajukan kepada keyperson Program Smart Village di Desa Hanura yaitu Kepala Desa Hanura.

b) Kuesioner

Teknik sampling yang digunakan untuk pengumpulan data pada sasaran kedua yaitu menggunakan non probability sampling dengan metode accidental sampling. Menurut Sugiyono (2013), accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu dengan memberikan angket kuesioner ke siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dipandang cocok sebagai sumber data dan dapat digubakan sebagai sampel. Penentuan sample tidak lepas dengan adanya populasi, yaitu keseluruhan data yang menjadi pusat perhatian seseorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan (Margono, 2004). Dalam hal ini populasi merupakan keseluruhan penduduk atau individu yang

(23)

dimaksudkan untuk dicermati. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2013), adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel setidaknya ada beberapa hal yang melandasinya yaitu memberi informasi yang lebih banyak dan lebih banyak; keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya; lebih cepat dan lebih mudah; dan lebih cepat dan lebih mudah (Syahrum, 2012). Penentuan sampling data pada penelitian ini menggunakan Rumus Slovin. Rumus ini sudah cukup banyak digunakan oleh peneliti di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota dalam menentukan sampling. Menurut Sugiyono (2013), tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang tersedia. Sehingga, diberlakukan tingkat kecermatan atau ketelitian pada penelitian ini adalah 10%. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁 (𝑒)2

Keterangan:

n = Jumlah sampel/jumlah responden N = Jumlah populasi

e = derajat kecermatan atau derajat ketepatan yang diinginkan, menggunakan derajat 10%

Sehubungan dengan hal tersebut, pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran yaitu rentang usia 15-64 tahun. Adapun jumlah penduduk usia produktif Desa Hanura Berdasarkan data pada web resmi Desa Hanura Kec. Teluk Pandan Kab. Pesawaran tahun 2020 sebanyak 8.607 jiwa. Tersebar di 67 RT dan 4 Dusun yang ada di Desa Hanura. Sehingga, apabila dilakukan perhitungan dengan rumus slovin di atas akan mendapatkan hasil seperti berikut:

𝑛 = 8.607

8.607 (10%2+ 1)

= 99,01

(24)

Dari perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 99 responden dibulatkan menjadi 100 responden yang tersebar di 4 dusun Desa Hanura yang merasakan pengaruh adanya penerapan program smart village di Desa Hanura. Sampel ini digunakan untuk mencari sasaran yaitu untuk mengetahui persepsi dari masyarakat lokal dan faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat tersebut terhadap kebermanfaatan program smart village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematikan penulisan pada penelitian terbagi ke dalam 5 (lima) bab. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan bahasan awal terkait hal-hal yang mendasari penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian, dan metode penelitian. Pada bab ini juga disertakan kerangka pemikiran penelitian sebagai kerangka proses penelitian dan sistematika penulisan yang menunjukkan alur penulisan dalam penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan kajian pustaka yang dipergunakan dalam penelitian. Kajian pustaka meliputi konsep smart village, preseden penerapan smart village pada wilayah lain, dan teori terkait persepsi.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Pada bab ini dijelaskan gambaran wilayah studi dalam penelitian. Gambaran wilayah studi meliputi gambaran umum Lokus Penelitian yaitu Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran dan gambaran umum program smart village di Provinsi Lampung.

BAB IV ANALISIS

(25)

masyarakat terhadap kebermanfaatan program smart village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran. Analisis ini terkait dengan karakteristik dari smart village Desa Hanura, dan persepsi masyarakat lokal terhadap manfaat program smart village di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini meliputi kesimpulan dari temuan penelitian dan rekomendasi kepada stakeholder terkait.

Gambar

TABEL I. 4   KLASIFIKASI TCR

Referensi

Dokumen terkait

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki, dengan lesi terdiri dari beberapa tipe, bervariasi dari ringan, kronis

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Secara garis besar komponen-komponen pembelajaran memiliki banyak komponen, diantaranya ada tujuan pembelajaran sebagai titik tolak untuk mencapai suatu pembelajaran, guru

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang