• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Menggunakan Strategi Jigsaw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Menggunakan Strategi Jigsaw"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2722-1326, DOI: 10.37251/ijoer.v1i2.95  66

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah

Kebahasaan Teks Editorial Menggunakan Strategi Jigsaw

Risha Febriyanti1

1

SMK Negeri 3 Kota Bengkulu, Bengkulu, Indonesia

Article Info ABSTRAK

Article history: Received Mei 10, 2020 Revised Mei 18, 2020 Accepted Mei 27, 2020

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat

peningkayan kemampuan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial menggunakan strategi jigsaw.

Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

mengadopsi dari Jhon Elliot. Dimana tahapan pada penelitian ini ada 4, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XII TKJ SMKN 3 Kota Bengkulu denga jumlah responden sebanyak 33. Instrumen pada penelitian ini meliputi tes, lembar observasi dan dokumtenasi. Dimana indicator keberhasilan pada penelitian ini adalah 75 atau 75%.

Temuan utama: Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan

bahwa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu (72.87) sedangkan indikator keberhasilannya 75. Oleh karena itu, dilakukan tindakan yang berbeda pada siklus II agar terpenuhi keberhasilan yang telah di tentukan. Yaitu dengan memberikan tindakan dengan pembagian tugas kepada setiap siswa. Jika pada siklus I tugas diselesaikan secara bersama-sama, maka pada siklus II setiap siswa bertanggungjawab dengan tugasnya masing-masing kemudian menjelaskan tugas yang diberikan kepada siswa yang lain yang memiliki tugas yang berbeda. Dan didapatkanlah hasil akhir pada siklus II sebesar 80,21 dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan.

Aplikasi penelitian: Memberikan kontribusi pada keilmuan dalam bidang

kebahasaan agar, siswa mampu memiliki kemampuan menulis yang baik.

Keterbaruan: Kemampuan menulis dan menganalisis sebuah teks editorial

sangat penting dimiliki oleh siswa, maka dari itu guru harus meningkatkan kemampuan tersebut salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw. Keywords: Kemampuan Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Jigsaw

Copyright © 2020 Cahaya Ilmu Cendekia Publisher All rights reserved.

Corresponding Author: Risha Febriyanti,

SMKN 3 Kota Bengkulu, Bengkulu, Indonesia Email: juit_h@yahoo.co.id

1. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 memuat Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan materi pembelajaran. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan strategi untuk meningkatkan pencapaian pendidikan. Terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia mengalami pembaharuan. Salah satu paradigma baru pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Salah satu teks yang dipelajari oleh siswa SMK kelas XII adalah teks editorial. Dalam buku guru bahasa Indonesia dijelaskan bahwa teks editorial adalah merupakan teks dalam suatu media massa yang menyatakan pandangan media yang bersangkutan terhadap suatu permasalahan yang ada di masyarakat [1, 2]. Teks tersebut memberikan tanggapan tentang topik yang dibicarakan. Pada pembelajaran

▸ Baca selengkapnya: rpp menelaah struktur kebahasaan dan isi teks cerita inspiratif

(2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengindentifikasi struktur dan unsur kebahasaan teks editorial. Teks editorial dihasilkan dari sebuah analisis terhadap isu aktual. Setiap teks pasti memiliki strukturnya masing-masing, begitu pula dengan struktur teks editorial [7-9]. Struktur merupakan cara sesuatu, disusun atau dibangun. Teks editorial memiliki struktur tersendiri yang membedakannya dengan teks lain. Teks editorial merupakan salah satu teks yang bersifat argumentatif. Kemendikbud membagi struktur Teks editorial menjadi tiga bagian. Diawali oleh pengenalan isu (tesis), argumentasi, dan penengasan. Bagian pengenalan isu mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya. Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan aktual, fenomenal, kontroversial. Argumentasi Merupakan bagian pembahasan yang berisa tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya. Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut [10].

Unsur kebahasaan merupakan salah satu syarat pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat menghasilkan tulisan teks editorial dengan baik dan benar. Unsur kebahasaan tersebut disesuaikan dengan silabus kelas XII SMK pada kurikulum 2013 serta menghubungkannya dengan materi pelajaran yang ada di dalam buku siswa Bahasa Indonesia. Unsur kebahasaan teks editorial adalah sebagai berikut. (a)penggunaan kalimat retoris, (b) menggyunakan kata-kata populer, (c) Menggunakan kata ganti petunjuk, (d) Menggunakan kata konjungsi kausalitas. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial adalah dengan metode jigsaw. Strategi pembelajaran jigsaw adalah strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggungjawab. Strategi ini menjamin setiap siswa memikul suatu tanggungjawab yang signifikan dalam kelompok [11-13]. Dalam strategi pembelajaran ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman sisa dan membantu siswa dalam mengaktifkan skemata agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Ditambah pula, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi [14-16]. Selain itu, strategi pembelajaran jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaan bagian mata pelajaran belajar dan mampu mengajarkan mata pelajaran tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya [17].

Dari permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Eidtorial Menggunakan Model Discovery Learning dengan Strategi Jigsaw Siswa Kelas XII TKJ 1 SMK Negeri 3 Kota Bengkulu”.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research) yang mengadopsi dari rancangan Jhon Elliot [18].Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang secara sistematis tergambar dalam alur penelitian seperti Gambar 1. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial Menggunakan Model Discovery Learning dengan Strategi Jigsaw pada Siswa Kelas XII TKJ SMK Negeri 3 Kota Bengkulu. Adapun desain penelitian tindakan kelas berdasarkan Jhon Elliot sebagai berikut.

(3)

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas oleh Jhon Elliot Uraian keempat tahapan siklus PTK ini sebagai berikut:

1. Tahan Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti bersama dengan kolaborator akan menetapkan alternatif tindakan yang akan dilakukan dalam upaya peningkatan keterampilan subjek yang diinginkan melalui tahap berikut:

a. menentukan pokok bahasan, b. mengembangkan RPP,

c. menyiapkan media pembelajaran,

d. menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes, observasi dan alat dokumentasi, e. mengembangkan format evaluasi.

2. Tahap Pelaksanaan

pelaksanakan KBM sesuai dengan RPP siklus 1 yang telah dibuat bekerja sama dengan kolaborator. Inti pelaksanaannya adalah pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial siswa kelas XII TKJ 1 dengan menggunakan metode Jigsaw.

pelaksanaan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan melalui metode jigsaw. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses meliputi tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

a. Tahap pendahuluan

Pada tahap pendahuluan peneliti mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial. Pada tahap ini guru memberi apersepsi yang bertujuan memancing siswa agar tertarik pada menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial, guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan kegiatan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial.

b. Tahap Inti

Tahap inti, yaitu peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial. Peneliti berdiskusi dengan siswa berkaitan dengan pengetahuan mereka tentang teks editorial. Peneliti membagikan contoh menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan kepada siswa. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai menganalisis struktur dan kaidah kebahasaa teks editorial. Peneliti menjelaskan proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaa teks editorial dengan metode jigsaw.

Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok kecil, setiap siswa dalam kelompok memiliki tugas yang berbeda. Peneliti memberikan teks editorial yang akan dianalisis setelah dianalisis perwakilan kelompok akan berjalan ke kelompok ahli yang memiliki tugas sama untuk mendiskusikan hasil analisis mereka kemudian perwakilan kelompok kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil temuannya di kelompok ahli.

c. Tahap Penutup

Tahap penutup, yaitu siswa dan peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran mengaanalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial yang telah dilaksanakan. Peneliti membagikan jurnal siswa dan angket Check list untuk diisi oleh siswa. Di samping itu, peneliti

(4)

kolaborasi berdiskusi dan menganalisis hasil pengamatan pada siklus I, antara lain sebagai berikut: a. mengambil kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah dilakukan tindakan penelitian, b. menilai keaktifan siswa ketika berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya,

c. menilai keterampilan masing-masing siswa dalam praktik mengaanalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial berdasarkan hasil tugas siswa.

Pada penelitian ini menggunakan instrument penelitian meliputi tes, observasi, dan dokumentasi. Dimana, tes yang digunakan pada penelitian ini dikembangkan oleh peneliti untuk menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial serta instrument tes pada penelitian ini telah dilakukan validasi oleh para ahli di bidangnya.

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai adanya perubahan ke arah perbaikan, baik terkait dengan suasana belajar dan pembelajaran. Indikator keberhasilan dapat ditentukan berdasarkan proses dan produk. Keberhasilan berdasarkan proses apabila dalam penelitian ini terjadi peningkatan keterampilan dalam menulis anekdot dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan. Hal ini, dapat dilihat adanya perubahan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial menggunakan metode jigsaw, meliputi siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial di dalam kelompok.

Indikator keberhasilan produk dideskripsikan dari keberhasilan siswa dalam praktik menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial menggunakan metode jigsaw. Keberhasilan diperoleh jika telah terjadi peningkatan skor minimal 75 dan 75% jumlah siswa setelah diberikan tindakan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Siklus I a. Hasil Tes

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan selama dua jam pelajaran. Pelajaran diawali dengan memberikan apresiasi, menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Siswa menyimak materi yang ditayangkan. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil. Siswa diberikan teks editorial. Siswa menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial setelah menganalisis di dalam kelompok masing-masing perwakilan siswa berkunjung ke kelompok ahli untuk mendiskusikan hasil tugas mereka kemudian perwakilan kembali ke kelompok asal dan melaporkan hasil temuannya ke kelompok asal.

Berikut hasil tes menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial siklus I. Tabel 1. Hasil Tes Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Siklus I

Kategori Rentang Frekuensi Skor % Mean

Sangat Baik 84,1 – 100,0 0 0 0 72,87 Baik 69,1 – 84,0 17 1353 52 Cukup 59,1 – 69,0 12 818 36 Kurang 0,0 – 59,0 4 234 12 Jumlah 33 2408 100

Data pada tabel menunjukkan bahwa keterampilan siswa kelas XII TKJ 1 SMK Negeri 3 Kota Bengkulu sudah mencapai kategori baik, dengan rata-rata klasikal mencapai 72.87. Dari keseluruhan siswa,

(5)

yaitu 33 siswa, 17 di antaranya atau 52% mencapai kategori baik dengan rentang nilai 70 – 84. Kategori cukup dengan rentang nilai 60 – 69 di capai oleh 12 siswa atau 36%. Kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 59 di capai oleh 1 siswa atau 12%.

b. Nasil Nontes

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial siswa kelas XII TKJ 1 SMK Negeri 3 Kota Bengkulu. Observasi terhadap siswa saat pembelajaran meliputi dua aspek perilaku, yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat terdeskripsi melalui observasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap aspek yang telah di observasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman. Aspek pertama, yaitu siswa siap megikuti pembelajaran dikatakan sangat baik atau sebesar 100%. Semua siswa tampak sudah siap megikuti pembelajaran menulis cerpen. Hal ini tampak saat peneliti memasuki ruangan, dilanjutkan dengan apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Sikap siswa secara alamiah sudah terkondisikan dengan sendirinya. Hal ini merupakan langkah awal yang sangat menggembirakan karena secara tidak langsung siswa sudah menerima peneliti sebagai guru mereka.

Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara dengan teman, melamun, tertidur). Selama pembelajaran berlangsung 27 siswa atau 82% memperhatikan penjelasan guru. Hanya 6 siswa atau 18% tidak serius mendengarkan penjelasan guru. Siswa lebih memilih melamun, berbicara dengan teman sebelah, dan ada juga yang tertidur.

Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 31 siswa atau 94% berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Sedangkan 2 siswa atau 6 % memilih pasif saat kegiatan diskusi kelas berlangsung.

Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran. Hasil dari observasi hanya 4 siswa atau 12% yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan oleh guru.

Aspek kelima, yaitu siswa menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial dengan baik dan penuh konsentrasi. Pada aspek ini terlihat hanya 30 siswa atau sebesar 91% yang dengan baik dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis cerpen. 3 siswa atau sebesar 9% masih melihat pekerjaan temannya dan juga mengganggu teman sebelahnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang peneliti selama pembelajaran menulis cerpen dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa masih ada selama pembelajaran berlangsung. Sikap negatif yang muncul dimungkinkan karena siswa masih merasa asing dengan pembelajaran yang dibawakan oleh guru atau peneliti karena merupakan pengalaman baru bagi mereka jadi butuh penyesuaian diri dari siswa. Keadaan ini perlu sekali dipecahkan oleh peneliti.

Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan menghilangkan sikap negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi tugas guru atau peneliti pada siklus II untuk melakukan suatu cara agar perilaku negatif tersebut dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada siklus II tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa yang negatif menjadi positif [18]. 2. Siklus II

a. Hasil Tes

Hasil tes menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial pada siklus II merupakan perbaikan dari hasil tes siklus I. pada pembelajaran ini, peneliti menggunkan metode jigsaw. Namun, perbedaannya dengan siklus I adalah pembagian tugas kepada setiap siswa. Jika pada siklus I tugas diselesaikan secara bersama-sama, maka pada siklus II setiap siswa bertanggungjawab dengan tugasnya masing-masing kemudian menjelaskan tugas yang diberikan kepada siswa yang lain yang memiliki tugas yang berbeda. Kriteria penilaian masih sama dengan siklus I. kriteriapenilaiannya meliputi 5 aspek, yaitu (1) struktur teks editorial, (2) kalimat retoris, (3) kata ganti petunjuk, (4) kata popular, dan (5) konjungsi kausalitas. Secara umum hasil tes menganalisis struktur dan kaidah kebahsaan teks editorial dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 2. Hasil Tes Menganalisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial Siklus II

Kategori Rentang Frekuensi Skor % Mean

Sangat Baik 84,1 – 100,0 8 705 24 80,21 Baik 69,1 – 84,0 24 1877 70 Cukup 59,1 – 69,0 1 65 3 Kurang 0,0 – 59,0 0 0 0 Jumlah 33 2408 100

(6)

terkondisikan dengan sendirinya. Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara dengan teman, melamun, tertidur). Selama pembelajaran berlangsung pada siklus mencapai 100% dari siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru atau peneliti.

Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 32 siswa atau 97% sudah berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Artinya, pada siklus I sudah sangat baik.

Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung belum memperoleh hasil yang memuaskan karena 24% dari jumlah siswa yang aktif bertanya mengenai materi pembelajaran.

Aspek kelima, yaitu siswa menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial dengan baik dan penuh konsentrasi. Pada aspek ini mencapai 100% dari siswa dengan baik dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis cerpen. Pada siklus II ini sudah sangat baik.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan bahwa pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu (72.87) sedangkan indikator keberhasilannya 75. Oleh karena itu, dilakukan tindakan yang berbeda pada siklus II agar terpenuhi keberhasilan yang telah di tentukan. Yaitu dengan memberikan tindakan dengan pembagian tugas kepada setiap siswa. Jika pada siklus I tugas diselesaikan secara bersama-sama, maka pada siklus II setiap siswa bertanggungjawab dengan tugasnya masing-masing kemudian menjelaskan tugas yang diberikan kepada siswa yang lain yang memiliki tugas yang berbeda. Dan didapatkanlah hasil akhir pada siklus II sebesar 80,21 dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan. Berarti dapat disimimpulkan bahwa strategi pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial seorang siswa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada semua responden yang telah bersedia, sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta semua elemen yang telah berpartisipasi, saya ucapkan terima kasih.

REFERENSI

[1]. E. Fauziati. “Peningkatan Kemampuan Memproduksi Teks Opini/Editorial Melalui Penggunaanstrategi Think-Talk-Write (Ttw) Denganmodel Project-Basedlearning Pada Peserta Didik Kelas Xii Mipa 3 Semester 2 Sma Negeri 1 Paguyangan Brebes Tahun Pelajaran 2016/2017”. Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial, vol. 14, no.3, pp.167-175, 2019.

[2]. T. P. Sari., D. Dawud., & K. Andajani. “Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Kemampuan Menulis Teks Editorial Siswa Kelas XII”. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, vol. 9, no.1, pp.51-55, 2019. [3]. N. W. Sudarti. “Analisis Struktur Dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Ulang Biografi Karya Mahasiswa Program

Studi Bimbingan Konseling Ikip Pgri Bali”. Widyadari: Jurnal Pendidikan, vol. 20, no.2, 2019.

[4]. A. F. Khansa. “Teks editorial sebagai bahan ajar bahasa indonesia kelas xii di sman 12 bandung”. Metabahasa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 2, no. 2, 47-70, 2019.

[5]. T. Ningsih., M. Nuryanti., & D. Mutaqin. “Analisis Kebahasaan Teks Editorial Pada Harian Pikiran Rakyat Edisi 2017 Sebagai Pengembangan Materi Ajar Teks Editorial Sma Kelas XII”. Metalingua, vol. 4, no. 1, pp. 7-12, 2019.

(7)

[6]. L. Elder., & R. Paul. Close Reading, Substantive Writing and Critical Thinking: Foundational Skills Essential to the Educated Mind. Gifted Education International, vol. 25, no. 3, pp. 286–295, 2019. https://doi.org/10.1177/026142940902500310

[7]. Suhartono. “Pengaruh Kebiasaan Membaca, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Penguasaan Struktur Sintaksis terhadap Keterampilan Menulis Ilmiah”. Lentera Pendidikan, vol. 17, no. 1, pp. 36–6, 2014. https://doi.org/10.24252/lp.2014v17n1a4

[8]. J. Juanda., & A. Azis. “Aplikasi Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia Dalam Tajuk Berita Surat Kabar Sebagai Konsumsi Informasi Publik Di Kota Makassar”. Jurnal Ilmu Budaya, vol. 16, no. 1, pp. 9-28, 2019

[9]. J. Juanda., & A. Azis. “Wacana Percakapan Mappitu Etnis Bugis Wajo Sulawesi Selatan, Indonesia Pendekatan Etnografi Komunikasi”. JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), vol. 3, no. 2, pp. 71-76, 2018. [10]. A. Azis., & J. Juanda. “Kohesi Gramatikal: Kajian Keutuhan Wacana Tugas Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan

Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa Dan Sastra, Universitas Negeri Makassar”. Jurnal Bahasa dan seni, vol. 45, no. 2, pp. 170- 180, 2017.

[11]. T. Mairisiska., S. Sutrisno., & A. Asrial. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis TPACK pada Materi Sifat Koligatif Larutan untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa”. Edu-Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember, vol. 3, no. 1, 2014.

[12]. Haryanto., Asrial., M. D. W. Ernawati. E-Worksheet for Science Processing Skills Using Kvisoft Flipbook. International Journal of Online and Biomedical Engineering (iJOE), vol. 16, no. 3, pp. 46-59. 2020

[13]. Asrial., A. Dwijaya. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pemahaman Konsep Sistim Koloid”. Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry, vol. 6, no. 2, 2014

[14]. Asrial., Syahrial., Maison., D. A. Kurniawan., S. O. Piyana. Ethnoconstructivism E-Module to Improve Perception, Interest, And Motivation of Students in Class V Elementary School. Jurnal Pendidikan Indonesia, vol. 9, no. 1, 2020.

[15]. L. D. Marietika., Asrial., Syahrial., D. A. Kurniawan. “Analisis Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Ipa Terhadap Calon Guru Sekolah Dasar Pgsd Fkip Universitas Jambi”. Jurnal DIDIK: Wahana Pendidikan Dasar, vol. 4, no. 2, pp. 40-49, 2018.

[16]. Syahrial. “Teachers' Knowledge of English Young Learners In the Indonesian Context”. Ninth International Conference on Applied Linguistics (CONAPLIN 9), 2016

[17]. Asrial., Syahrial., D. A. Kurniawan., M. Subandiyo., N. Amalina. “Description of Elementary Teacher Education Program’s Student: Mapping Indonesian Language Competence for Prospective Teacher”. The Educational Review, vol. 3, no. 2, pp. 21-27, 2019

[18]. Syahrial., Asrial., D. A. Kurniawan., F. Chan., A. Hariandi., R. A. Pratama., P. Nugroho. “The impact of etnocontructivism in social affairs on pedagogic competencies”. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), vol. 8, no. 3, pp. 409-416, 2019.

[19]. Syahrial., Asrial., D. A. Kurniawan., N. Amalina. “Analisis Hubungan Kompetensi Bahasa Indonesia Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar”. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, vol. 9, no. 1, pp. 1-8, 2019

Gambar

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas oleh Jhon Elliot

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemahaman struktur dan ciri kebahasaan teks cerpen terhadap kemampuan menulis teks cerpen oleh siswa kelas VII

3) Hubungan penguasaan struktur dan ciri kebahasaan teks dengan kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 23 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan menganalisis struktur teks dengan kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei

Untuk mengetahui persentase kontribusi penguasaan struktur dan ciri kebahasaan teks terhadap kemampuan menulis teks deskripsi dihitung dengan uji koefisien determinasi (I),

Data diperoleh melalui rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nilai kemampuan menganalisis teks laporan hasil observasi, lembar observasi pengamatan minat

Untuk memperoleh nilai rata-rata observasi siswa dalam kemampuan mengidentifikasi struktur dan unsur kebahasaan teks eksposisi dengan menerapkan metode discovery

Kaidah Kebahasaan Teks Berita Siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci Berdasarkan analisis yang dilakukan pada teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci, ditemukan 23 siswa

Ciri, struktur, dan kaidah kebahasaan teks eksposisi Disajikan contoh teks eksposisi, peserta didik dapat menganalisis permasalahan yang ada dalam teks C4/HO TS Tes objektif 4,5,6