• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR12 TAHUN 2000 TENTANG DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR12 TAHUN 2000 TENTANG DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR12 TAHUN 2000 TENTANG

DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembinaan bidang sosial di lingkungan Pemerintah Propinsi sesuai kewenangan dan ketentuan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Keputusan Presiden Republik Indonesia , maka perlu melakukan penataan kembali Organisasi Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1979 junctis Nomor 29 Tahun 1981 dan Nomor 24 Tahun 1987 ;

b. bahwa penataan Organisasi Dinas Sosial merupakan penggabungan kewenangan antaira urusan/kewenangan yang ditangani Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Jawa Timur dengan Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menata kembali Organisasi Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur dengan menuang-kan ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentuk-an Propinsi Jawa

Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dari hal Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32 ) ;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara 3039) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerin-tahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

(2)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1958 tentang Penyerahan Tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaik-an Sosial kepada Daerah Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1532) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165) ;

7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70).

Dengan Persetujuan,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR, MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur ; b. Gubernur, adalah Gubernur Jawa Timur ;

c. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur ; d. Dinas Sosial, adalah Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur ;

e. Kepala Dinas, adalah Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur ;

f. Kesejahteraan Sosial, adalah suatu tata kehidupan dengan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir bathin, yang .memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila ;

(3)

g. Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial, adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial ;

h. Penyuluhan dan Bimbingan Sosial, adalah kegiatan penumbuhan dan pembinaan pengertian, kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial masyarakat terhadap masalah-masalah sosial dan usaha-usaha kesejateraan sosial kearah terwujudnya fungsi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ;

i. Rehabilitasi Sosial, adalah kegiatan asuhan, bimbingan, latihan dan penyaluran yang ditujukan kepada orang-orang yang karena berbagai sebab mengalami hambatan fisik, mental dan sosial, agar dapat kembali berfungsi dalam kehidupan sosialnya secara sehat dan berguna serta mampu berpartisipasi dalam pembangunan ;

j. Pelayanan Sosial, adalah kegiatan berupa asuhan, bimbingan, latihan dan bantuan yang ditujukan kepada orang seorang, keluarga dan golongan-golongan masyarakat yang karena, berbagai sebab memerlukan pertolongan agar dapat berfungsi dalam kehidupan sosialnya dan berpartisipasi dalam pembangunan ;

k. Bantuan, adalah pemberian berupa barang-barang atau uang kepada seseorang, keluarga, golongan-golongan masyarakat dan badan-badan sosial swasta yang memerlukannya guna memperkuat usahanya untuk berfungsi dalam masyarakat dan berpartisipasi dalam pembangunan ;

l. adalah suatu . sistem asuhan anak-anak terlantar yang dititipkan kepada keluarga-keluarganya ;

m. Badan Sosial Swasta, adalah Badan-badan yang diusahakan oleh masyarakat dan menyelenggarakan usaha-usaha kesejahteraannya ; . n. Perlindungan Sosial, adalah layanan sosial bagi individu dan keluarga yang

mengalami kegagalan dan kehilangan hak dan perannya akibat pengaruh dari luar ;

o. Advokasi Sosial, adalah kegiatan bersama yang terkoordinasi untuk membela kepentingan klien yang terganggu hak-hak asasinya ;

p. Jaminan Sosial, adalah suatu sistem perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial khusus dalam hal ini adalah yang dikembangkan oleh masyarakat secara swadaya dan gotong royong untuk kalangan mereka sendiri ;

q. Potensi, adalah segala sesuatu baik berupa Sumber Daya Manusia, kekuatan sosial, maupun alam yang dapat dikembangkan untuk usaha-usaha kesejahteraan sosial ;

(4)

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2

(1) Dinas Sosial, adalah Unsur Pelaksana Pemerintah Propinsi di Bidang Sosial;

(2) Dinas Sosial dipinpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Dinas Sosial, mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas Pemerintahan .dan Pembangunan di bidang usaha kesejahteraan sosial.

Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 3, Dinas Sosial mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijaksanaan teknis dalam rangka pengelolaan usaha kesejahteraan sosial ;

b. penyelenggaraan usaha preventif, kuratif, rehabili- tatif, promotif dan pengembangan kesejahteraan sosial ;

c. pelaksanaan koordinasi pengelolaan usaha kesejahteraan sosial secara terpadu dan berkelanjutan;

d. pelaksanaan pembinaan, pengawasan, bimbingan dan penganda^ian di bidang kesejahteraan sosial ;

e. pelaksanaan kebijakan bimbingan, pelayanan dan bantuan sosial serta kegiatan rehabilitasi sosial ;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesejahteraan sosial ; g. pelaksanaan tugas-tugas ketatalaksanaan.

(5)

BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi

Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Dinas Sosial .terdiri atas :

a. Kepala Dinas ; b. Wakil Kepala Dinas ; c. Bagian Tata Usaha ;

d. Sub Dinas Penyusunan Program ;

e. Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial ; f. Sub Dinas Rehabilitasi Sosial ;

g. Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial ; h. Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi ; i. Unit Pelaksana Teknis Dinas ;

j. Kelompok Jabatan Fungsional ;

(2) Masing-masing Bagian, Sub Dinas dan Unit Pelaksana Teknis-Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, Kepala Sub Dinas dan Kepala Balai yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian Kedua

Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas Pasal 6

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin Dinas Sosial dalam pengelolaan di bidang kesejahteraan sosial, merumuskan dan merencanakan kebijaksanaan, menyeleng-garakan pembinaan, bimbingan, koordinasi, pengawasan dan mengendalikan dalam pelaksanaan serta menyeleng-garakan usaha kesejahteraan sosial.

Pasal 7 Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas :

a. mewakili Kepala Dinas dan memimpin Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan ;

(6)

b. memimpin kegiatan pengawasan intern Dinas ; c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bagian Ketiga Bagian Tata Usaha

Pasal 8

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 8, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. pengelolaan administratif kepegawaian; b. pengelolaan administrasi keuangan;

c. pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan ;

d. pengelolaan administrasi perlengkapan perkantoran dan mengurus pemeliharaan, kebersihan dan keamanan Kantor ;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 10

(1) Bagian Tata Usaha, terdiri atas : a. Sub Bagian Umum ;

b. Sub Bagian Kepegawaian ; c. Sub Bagian Keuangan ; d. Sub Bagian Perlengkapan ;

(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

Pasal 11 (1) Sub Bagian Umum, mempunyai tugas :

a. melakukan pengelolaan urusan surat menyurat, pengetikan, penggandaan dan tata usaha kearsipan ;

(7)

c. melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan kantor dan penyelenggaraan rapat dinas ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha;

(2) Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas :

a. menyelenggarakan tata usaha kepegawaian yang meliputi pengumpulan data kepegawaian, pem-buatan buku induk pegawai dan mutasi pegawai ;

b. menyiapkan formasi pegawai dan perencanaan pegawai ;

c. mengelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai serta kesejahteraan pegawai ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha ;.

(3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas :

a. menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan anggaran keuangan ;

b. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan dan pembayaran gaji pegawai ;

c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha ;

(4) Sub Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas :

a. merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas ;

b. melaksanakan pengelolaan inventaris kantor ; .

c. melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan kantor ;

d. menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris kantor ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

(8)

Bagian Keempat

Sub Dinas Penyusunan Program Pasal 12

Sub Dinas Penyusunan Program mempunyai tugas menyusun dan merencanakan program, melakukan evaluasi dan pembuatan laporan Dinas.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut dalam Pasal 12, Sub Dinas Penyusunan Program, mempunyai fungsi :

a. pengumpulan, pengolahan dan mensistematisasikan data sebagai bahan penyusunan rencana dan program;

b. pelaksanaan koordinasi dengan unit organisasi di lingkungan Dinas Sosial dalam rangka penyusunan program dan kegiatan;

c. pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan ;

d. penyusunan laporan serta publikasi atas kegiatan beserta hasil-hasilnya; e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 14 (1) Sub Dinas Penyusunan Program, terdiri atas :

a. Seksi Data ;

b. Seksi Perencanaan ;

c. Seksi Monitoring dan Evaluasi ; d. Seksi Publikasi dan Pelaporan ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Penyusunan Program.

Pasal 15 (1) Seksi Data, mempunyai tugas :

a. mengumpulkan, menginventarisir dan mensistematisasikan data dalam rangka perumusan dan penyusunan program pembinaan kegiatan-kegiatan di bidang kesejahteraan sosial;

(9)

b. mengolah, menganalisis serta menyiapkan bahan untuk pembinaan, pelaksanaan kegiatan sosial dan penyusunan program ;

c. mengelola, memelihara dan menyajikan data di bidang kesejahteraan sosial ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Penyusunan Program ;

(2) Seksi Perencanaan, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana program-program kegiatan sosial serta bahan-bahan koordinasi/rapat koordinasi ;

b. menyusun program dan rencana kegiatan sosial yang meliputi pengembangan kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial dan pelayanan sosial, bantuan dan perlindungan sosial termasuk lokasi program ;

c. menyusun bersama Sub Bagian terkait rencana anggaran dan analisa kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan ol'eii Kepala Sub Dinas Penyusunan Program ;

(3) Seksi Monitoring dan Evaluasi, mempunyai tugas :

a. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan hasil-hasilnya ;

b. mempelajari dan menganalisa realisasi hasil kegiatan dan permasalahan bidang sosial dengan memperhatikan program dan rencana ;

c. menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sosial dan permasalahan sebagai bahan penyusunan program selanjutnya ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Penyusunan Program.

(4) Seksi Publikasi dan Pelaporan, mempunyai tugas :

a. mempelajari data dan informasi dari hasil kegiatan program-program yang telah dianalisa/diolah ;

b. menyusun data program dan hasil kegiatan program dalam bentuk statistik ;

c. menyusun laporan berkala tentang pelaksanaan program dan kegiatan di bidang kesejahteraan sosial ;

d. melaksanakan publikasi program dan hasil- hasilnya bagi masyarakat luas dalam rangka pemasaran sosial;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Penyusunan Program ;

(10)

Bagian Kelima

Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial Pasal 16

Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial merapunyai tugas melaksanakan penyuluhan sosial, koordinasi dan pembinaan kesejahteraan anak, keluarga dan masyarakat.

Pasal 17

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 16, Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial, mempunyai fungsi :

a. penyiapah dan pengumpulan bahan dalam rangka penyusunan kegiatan penyuluhan dan pembinaan keswadayaan masyarakat di bidang kesejahteraan sosial ;

b. pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan sosial dalam rangka menumbuhkan kesadaran sosial ;

c. pelaksanaan koordinasi dan kegiatan pembinaan keswadayaan masyarakat di bidang kesejahteraan anak, remaja, lanjut usia, keluarga dan masyarakat; d. pelaksanaan proses perizinan usaha kesejahteraan sosial sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;

e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan ;

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 18

(1) Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial, terdiri atas : a. Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Sosial ;

b. Seksi Pengembangan Kesejahteraan Anak dan Remaja ; c. Seksi Pengembangan Kesejahteraan Keluarga dan Lanjut Usia ; d. Seksi Pengembangan Swadaya Masyarakat ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial .

(11)

Pasal 19

(1) Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Sosial, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan sarana dan media serta melakukan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan di bidang sosial ;

b. melakukan penyuluhan sosial untuk membangkitkan dan mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab sosial serta melaksanakan perubahan sosial ;

c. melakukan penyuluhan dan bimbingan sosial guna penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial ;

d. menggali, merumuskan dan mengembangkan nilai- nilai kesetiakawanan sosial ;

e. mensosialisasikan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dalam masyarakat; f. melaksanakan motivasi dan bimbingan penerapan nilai-nilai

kesetiakawanan sosial ;

g. mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai kesetiakawanan sosial ;

h. melaksanakan tugas -tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial ;

(2) Seksi Pengembangan Kesejahteraan Anak dan Remaja, mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan dan sarana dalam rangka pelaksanaan pembinaan

kesejahteraan anak dan remaja ;

b. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan pembinaan di bidang kesejahteraan anak dan remaja ;

c. melakukan pembinaan, bimbingan dan konsultasi teknis kegiatan dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan remaja ;

d. menyelenggarakan kegiatan panti sosial, panti sosial rintisan dan percontohan untuk asuhan bayi terlantar, anak yatim piatu dan pembinaan remaja terlantar ;

e. meneliti dan memproses pemberian izin pendirian panti sosial asuhan bayi, anak dan anak terlantar serta rekomendasi pengangkatan anak ; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas

Pengembangan Swadaya Sosial ;

(3) Seksi Pengembangan Kesejahteraan Keluarga dan Lanjut Usia, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan dan sarana serta melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan bimbingan kesejahteraan keluarga dan lanjut usia ;

(12)

b. melakukan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap keluarga dan lanjut usia dalam rangka pemecahan masalah dan peningkatan taraf kesejahteraan sosial ;

c. menyelenggarakan rintisan dan percontohan lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga dan lanjut usia ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial ;

(4) Seksi Pengembangan Swadaya Masyarakat, mempunyai tugas :

a. mempersiapkan bahan bimbingan dan pembinaan keswadayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial ;

b. melaksanakan pengembangan dan memantapkan integrasi dan keharmonisan sosial ;

c. melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan arahan dalam rangka pengembangan keswadayaan masyarakat ;

d. melaksanakan pengendalian, pengawasan dan mengkoordinasikan pengembangan keswadayaan masyarakat ;

e. menggali, merumuskan, mengembangkan nilai hubungan antar manusia yang dilandasi nilai- nilai budaya bangsa ;

f. mensosialisasikan kemajemukan, kebedaan, keunikan dan kesamaan tiap-tiap individu dan kelompok-kelompok sosial ;

g. membantu mensosialisasikan hak-hak asasi manusia dan hak-hak anak; h. mengurangi kesenjangan sosial dan mendorong berkembangnya

hubungan sosial yang harmonis antar kelompok-kelompok sosial serta membantu menyelesaikan konflik-konflik sosial ;

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Swadaya Sosial.

Bagian Keenam

Sub Dinas Rehabilitasi Sosial Pasal 20

Sub Dinas Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melaku- kan pembinaan dan koordinasi dalam rangka rehabilitasi sosial penyandang cacat, anak dan remaja bermasalah serta tuna sosial.

(13)

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 20, Sub Dinas Rehabilitasi Sosial, mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan pembinaan di bidang rehabilitasi sosial ;

b. pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan usaha-usaha rehabilitasi sosial ;

c. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan badan sosial swasta dalam rangka pembinaan dan pengendalian usaha-usaha rehabilitasi sosial; d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 22 (1) Sub Dinas Rehabilitasi Sosial, terdiri atas :

a. Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat ; b. Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja ; c. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial ; d. Seksi Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial.

Pasal 23

(1) Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, mempunyai tugas :

a. melakukan registrasi dan identifikasi penyandang cacat sesuai jenishya ; b. menyelenggarakan usaha/kegiatan rehabilitasi dan pelayanan sosial

penyandang cacat melalui panti atau di luar panti ;

c. melakukan pembinaan dan koordinasi dalam rangka membantu usaha rehabilitasi sosial. Penyandang cacat dan penyaluran kembali ke masyarakat ;

d. melakukan kegiatan dan bantuan sebagai sarana penunjang pengembangan usaha sosial ekonomi penyandang cacat ;

e. melakukan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap usaha-usaha rehabilitasi sosial penyandang cacat ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial ;

(14)

(2) Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan pembinaan dan bimbingan usaha rehabilitasi sosial anak dan remaja ber masalah;

b. melaksanakan dan menyelenggarakan rehabilitasi sosial anak/remaja yang bermasalah ;

c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan badan swasta dalam upaya rehabilitasi sosial anak dan remaja bermasalah ;

d. melakukan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap upaya-upaya rehabilitasi anak dan remaja bermasalah;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial ;

(3) Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan untuk pembinaan usaha Rehabilitasi sosial gelandangan, pengemis dan tuna susila ;

b. melaksanakan pembinaan dan menyelenggarakan rehabilitasi sosial bagi gelandangan, pengemis dan tuna susila baik melalui panti dan non panti ;

c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan badan sosial dalam pencegahan, penertiban, rehabilitasi sosial, gelandangan, pengemis, tuna susila dan pengembalian ke daerah asal ;

d. melakukan usaha dan kegiatan rehabilitasi sosial, gelandangan, pengemis dan bekas nara-pidana ;

e. memberikan bimbingan dan konsultasi teknis terhadap upaya-upaya rehabilitasi sosial, gelandangan, pengemis dan tuna susila ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial ;

(4) Seksi Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan untuk penyusunan kebijaksanaan dibidang rehabilitasi Sosial daerah kumuh ;

b. melakukan kegiatan rehabilitasi sosial pada daerah kumuh;

c. melakukan pembinaan, bimbingan dan koordinasi dengan instansi terkait serta badan swasta/masyarakat yang menangani daerah kumuh ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Rehabilitasi Sosial.

(15)

Bagian Ketujuh

Sub Dinas Bantuan Dan Perlindungan Sosial Pasal 24

Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai tugas melakukan pembinaan dan koordinasi dalam bantuan dan perlindungan sosial.

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 24, Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan dalam rangka perencanaan program bantuan sosial, advokasi sosial dan perlindungan sosial ;

b. pelaksanaan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pemberian bantuan dan perlindungan sosial terhadap korban bencana alam, kerusuhan massa, masalah kemiskinan dan tindak kekerasan ;

c. pemberian penghargaan dan bantuan serta perlindungan sosial kepada keluarga pahlawan, perintis kemerdekaan dan para lanjut usia ;

d. pelaksanaan koordinasi dalam rangka advokasi sosial dalam bentuk perlindungan dan dukungan sosial melalui penggalangan partisipasi sosial masyarakat ;

e. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi teknis dibidang bantuan, korban bencana, advokasi dan perlindungan sosial ;

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 26

(1) Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial, terdiri atas : a. Seksi Bantuan Korban Bencana ;

b. Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan ; c. Seksi Sumbangan Sosial ;

d. Seksi Advokasi dan Perlindungan Sosial ;

(2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepe.da Kepala Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosiral.

(16)

Pasal 27

(1) Seksi Bantuan Korban Bencana, mempunyai tugas :

a. menghimpun data tentang korban bencana alam sebagai bahan penyiapan bantuan bagi korban bencana ;

b. melakukan koordinasi dalatn rangka penanggulangan para korban bencana ;

c. melakukan kegiatan pemberian bantuan bagi para korban bencana dan rehabilitasi sosial korban bencana ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial ;

(2) Seksi Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan, mempunyai tugas : a. menghimpun data, menyiapkan bahan dan menyusun kebijaksanaan

dalam rangka pembinaan serta usaha pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan ;

b. melakukan pembinaan, usaha dan koordinasi dalam rangka kesejahteraan pahlawan dan keluarga/ahli warisnya, serta pembinaan nilai kepahlawanan ;

c. menyiapkan bahan dan memproses usulan/rekomendasi pemberian tanda kehormatan/tunjangan pahlawan, serta melakukan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Propinsi ;

d. menggali, merumuskan, mengembangkan nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan;

e. mensosialisasikan nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan dalam masyarakat ;

f. melaksanakan motivasi dan bimbingan penerapan nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan serta pemeliharaan Taman Makam Pahlawan ;

g. mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan ;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bina Bantuan dan Perlindungan Sosial ;

(3) Seksi Sumbangan Sosial, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan pembinaan bidang kegiatan pengumpulan uang dan barang serta sumbangan sosial sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(17)

b. melaksanakan pembinaan dan upaya peningkatan usaha swadaya masyarakat dalam penanggulangan masalah kesejahteraan sosial dan badan/organi-sasi yang melaksanakan pengumpulan uang dan barang ; c. melakukan pengadministrasian data sumbangan sosial secara

transparan dan sosialisasi peraturan perundangan tentang undian dan pengumpulan uang/barang ;

d. melakukan pengawasan, pengendalian dan koordinasi perijinan terhadap usaha pungutan dana sosial, sumbangan sosial dan undian yang dilakukan oleh organisasi sosial dan masyarakat ;

e. melakukan dan atau membantu kegiatan penyaluran bantuan sosial yang berasal dari masyarakat dan pemerintah ;

f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial ;

(4) Seksi Advokasi dan Perlindungan Sosial, mempunyai tugas :

a. melakukan identifikasi situasi dan kondisi sosial, individu/kelompok yang bermasalah atau menjadi korban dan masalah sosial yang meng-ganggu tata kehidupan sosial serta menerima laporan pengaduan dari masyarakat terutama para korban tindak kekerasan, perlakuan salah dan pelanggaran Hak Asasi Manusia ;

b. melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait dalam memberikan advokasi dan perlindungan sosial ;

c. melakukan identifikasi sumber dan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan sosial, khususnya perlindungan sosial ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial.

Bagian Kedelapan

Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi Pasal 28

Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi mempunyai tugas melakukan kajian masalah sosial, usaha pengembangan potensi dan ketrampilan pekerja sosial, pengembangan model Usaha Kesejahteraan Sosial, pelaksanaan uj i coba model, sosialisasi model dan pembinaan pengembangan organisasi kelembagaan sosial.

(18)

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam Pasal 28, Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi, mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan pengembangan potensi dan profesi ;

b. penyelenggaraan urusan, pengkajian masalah sosial dan kesejahteraan sosial ;

c. pemberdayaan dan pengembangan tehnologi di bidang kesejahteraan ; d. pengembangan model-model kesejahteraan sosial institusional dan

berbasiskan masyarakat ;

e. pelaksanaan urusan pembinaan terhadap organisasi sosial/Lembaga Swadaya Masyarakat dan peningkatan partisipasi masyarakat ;

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Sosial. Pasal 30

(1) Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi, terdiri atas : a. Seksi Kajian Masalah Sosial ;

b. Seksi Pengembangan Potensi dan Profesi Pekerja Sosial ; c. Seksi Pengembangan Model Usaha Kesejahteraan Sosial ;

d. Seksi Pengembangan Organisasi dan Partisipasi Sosial Masyarakat ; (2) Masing-masing Seksi dipimpin .oleh seorang Kepala Seksi yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi.

Pasal 31

(1) Seksi Kajian Masalah Sosial, mempunyai tugas :

a. melakukan kajian terhadap kelembagaan, potensi dan ketrampilan sosial serta permasalahan sosial yang berkembang di masyarakat ;

b. melakukan kerjasama dengan unit kerja lain dalam rangka pengkajian masalah sosial ;

c. menyusun rumusan hasil kajian dan upaya penanggulangan permasalahan sosial ;

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi ;

(19)

(2) Seksi Pengembangan Potensi dan Profesi Pekerja Sosial, mempunyai tugas:

a. menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan program pengembangan potensi dan ketrampilan profesi pekerjaan sosial ;

b. melakukan pembinaan dan koordinasi dalam rangka pengembangan potensi sumber. daya manusia dan ketrampilan profesi pekerjaan sosial ; c. melakukan bimbingan kepada penghuni dan pengelola panti dalam

upaya pengembangan usaha kesejahteraan sosial ;

d. mengawasi penempatan pekerja sosial pada organisasi dan panti sosial swasta ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi ;

(3) Seksi Pengembangan Model Usaha Kesejahteraan Sosial, mempunyai tugas :

a. menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan program pengembangan potensi melalui model-model Usaha Kesejahteraan Sosial ;

b. merumuskan dan mengujicobakan model-model Usaha Kesejahteraan Sosial bersumber daya masyarakat yang praktis ;

c. melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait dan lembaga swasta masyarakat dalam pengembangan usaha kesejahteraan sosial.

d. menyusun rumusan pembinaan dan pengembangan usaha kesejahteraan sosial, penanggulangan per-masalahan sosial dan sistem informasi kesejahteraan sosial ;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi ;

(4) Seksi Pengembangan Organisasi dan Partisipasi Sosial Masyarakat, mempunyai tugas :

a. menginventarisasi jumlah jenis, kegiatan dan kondisi potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang ada di Daerah ;

b. menyiapkan bahan pembinaan, pemberdayaan dan pendayagunaan serta pengendalian usaha kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat ;

c. melaksanakan akreditasi, pendaftaran dan pendaftaran ulang organisasi sosial setelah 5 (lima) tahun ;

d. mengidentifikasikan dan menginventarisasikan sumber-sumber kesejahteraan sosial yang ada dalam masyarakat ;

e. mengembangkan dan meningkatkan fungsi sumber-sumber kesejahteraan sosial ;

(20)

f. meningkatkan kualitas layanan sumber-sumber kesejahteraan sosial ; g. melaksanakan pengawasan terhadap penempatan dan pendayagunaan

dan kinerja pekerja sosial profesional dan fungsional pada panti-panti, organisasi-organisasi serta komunitas sosial ;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Pengembangan Potensi dan Profesi.

Bagian Kesembilan Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pasal 32

Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana Dinas dalam melaksanakan fungsi pelayanan sosial.

Pasal 33

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas tersebut dalam pasal 32 sebanyak 49 (empat puluh sembilan) buah yang meliputi 47 (empat puluh tujuh) Panti Sosial dan 2 (dua) Balai ;

(2) Panti-panti Sosial tersebut pada ayat (1) dibagi dalam Type A dan Type B yang terdiri dari :

a. Type A :

1. Panti Sosial Marsudi Putera Adika Surabaya, pelayanan anak nakal ; 2. Panti Sosial Bina Daksa Surya Tama Bangil Pasuruan, pelayanan

cacat tubuh;

3. Panti Sosial Karya Wanita "Ngudi Rahayu" Kediri, pelayanan tuna susila ;

4. Panti Sosial Bina Remaja Sumbangsih Pamekasan, pelayanan remaja bermasalah ;

5. Panti Sosial Bina Remaja Mardi Utomo Blitar, pelayanan remaja bermasalah ;

6. Panti Sosial Bina Remaja Mardi Waluyo Bojonegoro, pelayanan remaja bermasalah ;

7. Panti Sosial Petirahan Anak Bima Sakti Batu Malang, pelayanan anak usia sekolah dasar bermasalah ;

8. Panti Sosial Bina Cacat Netra Budi Mulyo Malang, pelayanan penyandang cacat netra ;

(21)

9. Panti Sosial PP Teratai Tandes Surabaya, pelayanan korban narkotik ;

10.Panti Sosial Bina Karya Mardi Mulyo Sidoarjo, pelayanan gelandangan pengemis dan orang terlantar ;

11.Panti Sosial Bina Remaja Mardi Karya Utama Jombang, pelayanan remaja putus sekolah terlantar ;

12.Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Sumber Gedang Pandaan Malang, pelayanan 1anjut usia/jompo terlantar ;

13.Panti Sosial Tresna Werdha Bahagia Magetan, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

14.Panti Sosial Bina Karya Wira Bhakti Keras Kediri, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

15.Panti Sosial Eks Psikotik Atmo Waluyo Pasuruan, pelayanan eks psikotik.

b. Type B :

1. Panti Karya Margo Utomo Pasuruan, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

2. Panti Karya Popo Pinardi Nganjuk, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

3. Panti Karya Ngesti Rahayu Madiun, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

4. Panti Karya Raga Pinardi Trenggalek, pelayan an gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

5. Panti Karya Jiwo Waluyo Ponorogo, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

6. Panti Karya Suka Mulya Bondowoso, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

7. Panti Karya Wisma Bhakti Banyuwangi, pelayan an gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

8. Panti Karya Mandiri Jember, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

9. Panti Karya Kadang Tuban, pelayanan gelandangan, pengemis dan orang terlantar ;

10.Panti Asuhan Pamardhi Utomo Tuban, pelayanan anak usia SD terlantar ;

11.Panti Asuhan Rahayu Ngawi, pelayanan anak usia SD terlantar ; 12.Panti Asuhan Tunas Harapan Nganjuk, pelayanan anak usia SD

(22)

13.Panti Asuhan Taruna Bhakti Kediri, pelayanan anak usia SD terlantar ;

14.Panti Asuhan Putro Widodo Ponorogo, pelayan an anak usia SD terlantar ;

15.Panti Asuhan Wisma Rini Banyuwangi, pelayanan anak usia SD terlantar ;

16.Panti Asuhan Taman Harapan Bangil Pasuruan, pelayanan anak usia SD terlantar ;

17.Panti Asuhan Taman Harapan Sumenep, pelayanan anak usia SD terlantar ;

18.Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

19.Panti Werdha Mardi Utomo Jombang, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

20.Panti Werdha Pamardi Rahayu Lamongan, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

21.Panti Werdha Pendidikan Umum Pare Kediri, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

22.Panti Werdha Wlingi Blitar, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ; 23.Panti Werdha Waluyo Husodo Tulungagung, pelayanan lanjut

usia/jompo terlantar ;

24.Panti Werdha Budi Harjo Pacitan, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

25.Panti Werdha Margo Mulyo Jember, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

26.Panti Werdha Budi Luhur Boridowoso, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

27.Panti Werdha Pola Raga Bangkalan, pelayanan lanjut usia/jompo terlantar ;

28.Panti Rehabllitasi Wanita Mardi Rini Situ-bondo, pelayanan wanita tuna susila ;

29.Panti Rehabilitasi Wanita Anggraeni Madiun, pelayanan wanita tuna susila ;

30.Panti Rehabilitasi Sosial Bekas Penderita Psikotik Atmo Rinekso Banyuwangi, pelayanan sosial bekas penyandang masalah psikotik/ kejiwaan ;

31.Panti Rehabilitasi Sosial Bekas Penderita Psikotik Atmo Sentosa Madiun, pelayanan sosial bekas penyandang masalah psikotik/ kejiwaan ;

(23)

32.Panti Rehabilitasi Sosial Bekas Penderita Kusta Nganget Tuban, pelayanan terhadap bekas penderita kusta.

(3) Balai tersebut pada ayat (1) dibagi dalam Type A yaitu Balai Pengembangan Profesi dan Manajemen Kesejahteraan Sosial di Malang dan Type B yaitu Balai Pengembangan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial di Sidoarjo ;

(4) Penetapan Panti Sosial dan Balai berdasarkan type tersebut pada ayat (2) dan (3) didasarkan pada klasifikasi dengan tingkat kesulitan pelayanan serta kebutuhan dan fasilitas yang. Tersedia ;

(5) Uraian mengenai tugas dan fungsi masing-masing Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah ;

(6) Panti-panti Sosial tersebut pada ayat (2) dengan memperhatikan situasi, kondisi serta kemampuan yang ada lebih lanjut dapat diserahkan pengelo-laannya kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan atau Dinas terkait.

Pasal 34

(1) Susunan Organisasi Panti Sosial Type A tersebut dalam Pasal 33 ayat (2) terdiri dari :

a. Kepala Panti ,

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Penyantunan dan Pelayanan ; d. Seksi Rehabilitasi dan Penyaluran e. Kelompok Jabatan Fungsional ;

(2) Susunan Organisasi Panti Sosial Type B tersebut dalam pasal 33 ayat (2), terdiri atas :

a. Kepala Panti ; b. Urusan Umum ;

c. Sub Seksi Pelayanan dan Penyantunan ; d. Sub Seksi Rehabilitasi dan Penyaluran ; e. Kelompok Jabatan Fungsional ;

(24)

(3) Susunan Organisasi Balai Pengembangan Profesi dan Manajemen Kesejahteraan Sosial di Malang tersebut dalam Pasal 32 ayat (3), terdiri atas :

a. Kepala Balai ;

b. Sub Bagian Tata Usaha ;

c. Seksi Pengembangan Manajemen Kesejahteraan Sosial ; d. Seksi Pengembangan Profesi Pekerja Sosial ;

e. Kelompok Jabatan Fungsional ;

(4) Susunan Organisasi Balai Pengembangan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial di Sidoarjo tersebut dalam Pasal 32 ayat (3), terdiri atas :

a. Kepala Balai ;

b. Urusan umum dan keuangan ;

c. Sub Seksi Pengembangan Informasi dan Konsultasi Kesejahteraan Sosial ;

d. Sub Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data Kesejahteraan Sosial;

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 35

(1) Masing-masing Panti Sosial dan Balai dipimpin oleh seorang Kepala Panti/Kepala Balai yang dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab kepada Kepala Dinas ;

(2) Sub Bagian Tata Usaha dan masing-masing Seksi dipimpin oleh Seorang Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Panti Sosial ;

(3) Urusan Umum dan Sub Seksi tersebut dalam Pasal 34 ayat (2) dan (4) masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan dan seorang Kepala Sub Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Panti Sosial/Kepala Balai.

(25)

Bagian Kesepuluh Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 36

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Sosial sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 37

(1) Kelompok Jabatan Fungsional tersebut dalam Pasal 36, terdiri sejumlah pegawai dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya ;

(2) Kelompok Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1) , dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas ;

(3) Jumlah Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1) , ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja ;

(4) Jenis Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1) , diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV TATA KERJA

Pasal 38

Semua unit kerja di lingkungan Dinas Sosial dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.

Pasal 39

(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Sosial berkewajiban memimpin bawahannya masing-masing dan memberikan bitnbingan serta petunjuk bagi pelaksanaaan tugas bawahan ;

(2) Setlap pimpinan unit kerja di lingkungan Dinas Sosial wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasannya ;

(26)

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahannya ;

(4) Setiap laporan disampaikan kepada pejabat lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 40

(1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan, setiap pimpinan unit kerja menga-dakan rapat berkala ;

(2) Setiap pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahan nya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan.

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 41

(1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(2) Kepala Bagian dan Kepala Sub Dinas, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi serta Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas serta Kepala Sub Seksi pada Dinas Sosial diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dari Pegawai Negeri Sipil atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 42

Bagan Susunan Organisasi Dinas Sosial sebagaimana tercantum dalam Lampiran A dan B merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(27)

Pasal 43

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Java Timur Nomor 9 Tahun 1979 junctis Nomor 29 Tahun 1981 dan Nomor 24 Tahun 1987 tentang Dinas Sosial Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dan Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 12 Mei 2000 Nomor 23 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 44

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 45

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 27 September 2000 GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

(28)

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tanggal 2 Oktober 2000 Nomor 11 Tahun 2000 Seri D.

A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR Sekretaris Daerah

ttd.

Drs. SOENARJO, MSi Pembina Utama Madya

(29)

LAMPIRAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

NOMOR : 12 TAHUN 2000

TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2000

(30)

B. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DILINGKUNGAN DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR

(31)
(32)
(33)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2000

TENTANG

DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR I. PENJELASAN UMUM

Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, maka tugas dan fungsi serta kewenangan menjadi berubah, karena tugas-tugas penanganan masalah sosial telah banyak dilaksanakan masyarakat dan lembaga swasta. Oleh karena itu Dinas Sosial Propinsi dititikberatkan pada yang bersifat mendukung peran swasta didalam menangani masalah-masalah sosial dan tugas-tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Sehubungan dengan hal tersebut, dan dengan adanya penggabungan instansi vertikal Departemen Sosial menjadi Dinas Sosial, maka perlu dilakukan perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1979 juncto Nomor 22 Tahun 1981/ dengan menuangkan dalam suatu Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 sampai dengan Pasal 2 : Cukup jelas

Pasal 3 : Yang dimaksud dengan tugas membantu Gubernur, adalah merumuskan kebijakan teknis dalam rangka pengelolaan kesejahteraan sosial melalui koordinasi, pembinaan dan pengendalian usaha kesejahteraan sosial.

Pasal 4 sampai dengan 16 : Cukup jelas. Pasal 17 huruf a sampai dengan

d :Cukup jelas.

Pasal 17 huruf e :Yang dimaksud dengan koordinasi dengan Instansi terkait, adalah penyatuan tindak dengan Instansi terkait dalam upaya peningkatan keswadayaan dalam pembangunan sosial.

(34)

Pasal 23 ayat (1) : Cukup jelas.

Ayat (2) : Yang dimaksud dengan anak dan remaja bermasalah adalah anak jalanan, anak nakal dan korban narkotika serta anak-anak yang mengalami penyimpangan perilaku.

ayat (3) dan (4) : Cukup jelas. Pasal 24 sampai dengan 26 :Cukup jelas. Pasal 27 ayat (1) sampai dengan

(3) : Cukup jelas.

Pasal 27 ayat (4) : Yang dimaksud dengan perlindungan ayat sosial adalah pelayanan kepada masyarakat yang mampu mengayomi melalui pembelaan dan periindungan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan pencarian mahasiswa dapat menggunakan sistem yang sudah tersedia, dengan cara memasukkan kata kunci yang ingin di cari maka secara otomatis sistem

Sumber : Dinas Pariwisata kabupaten Bogor, 2008.. Kawasan perencanaan lanskap agrowisata ini dapat menjadi obyek wisata yang mendukung pengembangan sektor pariwisata kabupaten

Kesepakatan Bersama yang dilakukan oleh Kepala Pusat terhadap kegiatan yang bersifat teknis operasional dan merupakan tugas/wewenang Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manfaat dari segi teori adalah penelitian ini dapat memberikan informasi baru yang mengaitkan antara kecerdasan majemuk dengan kemampuan berpikir kritis karena

tertentu. Dengan adanya berbagai macam media pembelajaran yang kesemuanya dapat dipakai dalam proses pembelajaran maka saat guru akan menggunakannya harus memilih

a. )ibandingkan dengan jangka waktu perlindungan atas paten yang hanya 0 tahun di $merika Serikat 2di &ndonesia telah diperpanjang menjadi '( tahun5 maka perlindungan melalui

Sistem Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di DPPKAD Kota Gorontalo sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 yang

Setelah klik Cash pada diagram chart atau pilih sub menu Stock & Cash maka akan tampil informasi akun terkait transaksi saham seperti settlement, dan informasi terkait