• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. Pendidikan dalam arti sempit dikemukakan oleh Cahyo (2013:17) sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori. Pendidikan dalam arti sempit dikemukakan oleh Cahyo (2013:17) sebagai"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 Bab 2

Landasan Teori

2.1 Konsep Pendidikan

Pendidikan dalam arti sempit dikemukakan oleh Cahyo (2013:17) sebagai bantuan kepada anak didik terutama pada aspek moral atau budi pekerti. Sedangkan dalam aspek yang lebih luas, pendidikan menurut Undang Undang Sikdisnas 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kegiatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian di atas diketahui bahwa proses pembelajaran merupakan aspek utama dalam pendidikan. Salam (2002:6) mengatakan ada 3 aspek dalam pendidikan yaitu; Mendidik, menunjukkan usaha yang lebih ditunjukkan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan dan lain lain; Mengajar, memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan intelektualnya; Melatih, merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah keterampilan tertentu, yang dilakukan secara berulang ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak.

(2)

9 2.1.1 Teori Pengajaran Bahasa Asing

Sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, perlu diketahui teori yang melatar belakangi pembentukan metode pengajaran bahasa asing. Menurut KBBI (1997:77) bahasa asing berarti bahasa milik bangsa lain yang dikuasai biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiokultural tidak dianggap sebagai bahasa sendiri. Dalam penelitian ini, bahasa asing yang diajarkan adalah bahasa Jepang. Sudjianto (2010:24) menjabarkan pengajaran bahasa Jepang sebagai kegiatan pemberian ilmu pengetahuan bahasa Jepang dari pengajar ke pemelajar melalui latihan dan disiplin untuk melatih keterampilan penggunaannya.

Dalam pengajaran bahasa asing terdapat berbagai macam metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mentransformasikan ilmu bahasa yang dimiliki pengajar kepada pelajar. Maeda, et.al (1995:91) menyatakan:

教授法という言葉を聞くと、一般的にはなにか特別な方法があって、そこに並 べられている方法で教えれば学習者は効果的にかつ能率的に学習することがで きる、という具体的な教える技術だと教えるのではないだろうか。しかし、日 本語教育の本で私たちがよく目にする、教授法と言われている「オージィオリ ンガル・アプローチ」「コミュニカティブ・アプローチ」「直説法」「翻訳」 「オーラル・メソッド」「オーラル・アプローチ」「TPR」など、これらはみ んなそのような「教え方」を表しているのであろうか。また、なぜあるものは 「メソッド」と呼ばれ、あるものは「アプローチ」と呼ばれるのだろう。 Apabila mendengar kata metode pengajaran, umumnya terpikir akan teknik pengajaran yang konkret, pengajar yang mengajar menggunakan metode yang telah disusun yakni metode khusus, sehingga pelajar dapat belajar dengan efisien dan membuahkan hasil. Namun dalam buku pendidikan bahasa Jepang kami melihat yang disebut dengan metode pengajaran yaitu berupa audio lingual approach, communicative approach, metode langsung, metode penerjemahan, oral method, TPR dan lain lain, semuanya merujuk lebih kepada cara mengajar. Sehingga dapat dikatakan terbagi menjadi dua yaitu metode dan approach.

(3)

10 Berkaitan dengan hal tersebut maka TGT termasuk ke dalam pendekatan belajar secara humanistik dengan salah satu turunannya berupa metode Team Games Tournament.

2.2 Teori Kognitif

Teori kognitif menekankan pada pengaruh dari kegiatan yang dapat dipraktekkan di dalam proses belajar. Sehingga dalam pengajaran dengan menggunakan kerja sama kelompok, teori kognitif mengacu kepada apakah kelompok tersebut mencoba meraih tujuan kelompok atau tidak. Kegiatan kognitif dalam belajar dilakukan untuk mempertahankan informasi atau materi di dalam memori pemelajar, sehingga untuk mempertahankan memori atas informasi tersebut, pemelajar harus terlibat dalam praktek praktek kognitif atau yang disebut elaborasi kognitif. Salah satu cara elaborasi kognitif yang paling efektif adalah menjelaskan materi pelajaran kepada orang lain (Slavin, 2005:36).

Dalam prakteknya pada proses belajar, teori kognitif digunakan oleh pengajar sebagai strategi kognitif. Oxford (1994:43) menjelaskan strategi kognitif sebagai berikut: 認知ストラテギーは、外国語学習には欠くことのできないものである。このス トラテギーは多様性に富み、反復から表現の分析や要約に至まで広範囲にわた る。しかし、認知ストラテギーは、一つの共通した機能で統一されている。そ れは学習者による目標言語の操作と変換である。認知ストラテギーは言語学習 者に最も馴染み深いストラテギーであることがよく知らせている。 認知ストラテギーは、(練習をする)、(情報内容を受け取ったり)送ったり する、分析したり、推論したりする、インプットとアウトプットのためのこう

(4)

11 ぞ う を 作 る と で あ る 。 こ の 四 つ の ス ト ラ テ ギ ー の 頭 文 字 を と る と 、 頭 字 語 PRAC が で き る 。 な ぜ な ら 認 知 ス ト ラ テ ギ ー は 言 語 学 習 に と っ て PRACtical (実際的な)なものであるからだ。

Strategi Kognitif adalah hal yang tidak luput dalam pengajaran bahasa asing. Strategi ini berisi bermacam macam kegiatan, seperti menjalankan secara ekstensif mulai pengulangan sampai membuat suatu ringkasan dan dapat menganalisa ekspresi bahasa, maka strategi kognitif dapat disatukan menjadi satu fungsi komunikasi secara umum. Fungsi tersebut bisa berupa merubah dan mengoperasikan bahasa target sesuai dengan bahasa yang dipelajari pemelajar. Strategi kognitif sangat dikenal baik oleh pemelajar bahasa sebagai strategi mendalam yang paling familiar (sering digunakan).

Strategi Kognitif meliputi melakukan latihan, menerima dan mengirim pesan, melakukan analisa, membuat alasan, membuat struktur Input dan Output. Apabila keempat hal diatas telah terpenuhi maka dapat terlaksana strategi kognitif. Karena bagi pemelajar bahasa asing, strategi kognitif adalah sebuah latihan yang dapat dipraktekkan oleh pemelajar sendiri.

Berikut adalah bagan yang dipaparkan Oxford (1994: 22) mengenai strategi Kognitif:

(5)

12 Bagan 2.2. 認知認知認知認知ストラテジストラテジストラテジストラテジーーーー(S trategi Kognitif)

A 練習をする

Latihan

1. 繰り返す Rep etisi

2. 音と文字システムをきちんと練習する

Latihan den gan men ggunak an suara dan tulisan

3. 決まった言い回しや文型覚えて使う

Mengenali dan menggunakan pola

4. 新しい結合を作る

M embuat kombinasi baru

5. 自然の状況の中で練習する

Latihan di dalam kond isi y ang alami

B. 情報内容を受けったり 1. 意図を素早くつかむ

送っ たりする M emperoleh pemahaman

認知ストラテジ Mengirim dan dengan cep at

Strategi Kognitif menerima infor masi

2. 情報内を受けたったり送ったりす

るためにさまざまな資料を使う M enggunak an bermacam-macam media untuk mengir im dan menerima informasi

C. 分析したり 1. 演繹的に推論する

推論したりする M enarik k esimp ulan d eduktif

Analisa dan

penarikan kesimpulan 2. 表現を分析する.

M enganalisa eksp resi 3. (言語を)対象しながら分析する M enganalisa sambil memb andin gkan bahasa

4. 訳す.M enerjemahkan

5. 転移をする. Transfer bahasa D. インプ ット とアウトプット 1. ノー トを 取る.M encatat

ための搆界を克服する

M embuat struktur untuk 2. 要約をする. M eringkas

Input dan Output 3. 強調をする. M enegaskan

(6)

13 2.2.1 Teori Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu teori yang menggunakan pendekatan secara humanistik. Menurut Johnson, dkk (1993:52) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

協同学習とは、小集団(small group)を活用した教育方法であり、そこでは 生徒達が一緒に取り込むことによって自分の学習と互いの学習を最大限に高 めるようとするものである。しかし、ただグループに分けて学習されるだけ では、協同学習とは言わない。学習者を小集団に分け、その集団内の互恵的 な相互依存関係を基に、協同的な学習生活を生起きさせる技法が協同学習で ある。

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara terorganisir melibatkan aktivitas belajar berkelompok sehingga proses belajar bergantung kepada pertukaran informasi antara pelajar di dalam kelompok, yakni masing masing pelajar berperan tak hanya dalam proses belajarnya sendiri, namun juga dapat memotivasi untuk meningkatkan proses belajar pelajar lainnya.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pengajaran yang memaksimalkan penggunaan aktifitas kooperatif, melibatkan kelompok maupun pairing (berpasangan) didalam kelas.

Terdapat berbagai metode pengajaran yang dicetuskan kemudian disebut dengan pembelajaran kooperatif. Namun Johnson (1993:10) menyatakan bahwa tidak semua teknik mengajar dengan menggunakan grup merupakan pembelajaran kooperatif. Terdapat 5 unsur penting yang harus dipenuhi agar sebuah metode bisa dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif. Ke lima unsur tersebut kemudian dijabarkan oleh Johnson sebagai berikut:

(7)

14 単にグループで活動するだけでは協同学習とはいえず、真の“協同学習”実 践するためには、1.) 互黒的な相互依存性(Positive Interdependence)、2.) 対 面 的 な 相 互 交 流 (Face to face Promotive Interaction), 3.) 個 人 と し て の 責 任 (Individual Accountability)/Personal Responsibility) 4 社会的スキルや小グループ ス キ ル(Interpersonal and Small Group Skills)、 5.) 集 団 の 改 善 手 続 き(Group

Processing)という5つの基本要素をみたす必要があると指摘している。

Kegiatan belajar berkelompok tidak bisa dikatakan dengan mudah sebagai pembelajaran kooperatif, sebenarnya untuk dapat mempraktekkan pembelajaran kooperatif, dibutuhkan lima unsur mendasar yang penting yaitu 1.) Saling ketergantungan yang positif (Positive Interdependence); 2.) Interaksi tatap muka yang promotif (Face to face Promotive Interaction); 3.) Tanggung jawab diri sendiri (Individual Accountability/Personal Responsibility); 4.) Kemampuan bekerja sama dalam kelompok (Interpersonal and Small Group Skills) dan 5.) Proses berkelompok (Group Processing).

Lebih lanjut Johnson menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara metode pengajaran grup konvensional dengan metode pengajaran kooperatif.

Tabel 2.2.1協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴 Tabel 2.2.1 Perbedaan Karakteristik Metode Pengajaran Grup Konvensional

dengan Pembelajaran Kooperatif 協同学習

協同学習 協同学習 協同学習

Metode Pembelajaran Kooperatif

旧来のグループ学習 旧来のグループ学習 旧来のグループ学習 旧来のグループ学習 Metode Pengajaran Grup

Konvensional 相互協力関係がある

Adanya hubungan kerja sama

協力関係なし

Tidak ada hubungan kerjasama 個人の責任がある

Adanya tanggung jawab individu

個人の責任なし

Tidak ada tanggung jawab individu メンバーは異質で編成

Anggota terorganisir secara heterogen

メンバーは等質で編成 Anggota bersifat homogen リーダーシップの分担をする

Ada pembagian kepemimpinan

リーダーは指名された一人だけ Pemimpin hanya satu orang 相互信頼関係有り

Ada hubungan saling percaya

自己に対する信頼のみ Hanya percaya diri sendiri

(8)

15 課題と人間関係が強調される

Hubungan antar manusia ditekankan

課題のみ強調される Menekankan pada masalah 社会的スキルが直接教えられる

Mengajarkan keterampilan sosial langsung

社会的スキルは軽く扱うか無視する Keterampilan sosial langsung dianggap enteng

教師はグループを観察、調整する Pengajar menyesuaikan kelompok

教師はグループを無視する Pengajar mengabaikan kelompok グループ改善手続きが取られる

Ada evaluasi perbaikan kelompok

グループ改善手続きはない

Tidak ada evaluasi perbaikan kelompok

2.2.1.1 Team Games Tournament

Team Games Tournament merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan game akademik dalam proses belajar mengajar. Slavin (2005) menjabarkan metode TGT sebagai berikut:

この方法では、教師は主に一斉指導の形式で学習内容に関する情報を生徒に 伝える。その後、4~5 人のグループに別れ、各生徒とはワークシートを使っ て相互に教えあったり、問題を出し合ったりして、学習内容を習得に努める。 チームの合計得点を集計し、最高点のチームグループは学級通信などで発表 されるなどの特権や報酬を得ることができる。生徒チーム学習法の特徴は集 団間の 競争 を取り 入 れてい る点 にある 。 また、1)チ ーム の報 酬 、2)個人とし ての責任、3)成功のための平等な機会という3つの中心的概念を重視してい る。

Dalam metode ini, pengajar menyampaikan isi materi pengajaran dalam bentuk bimbingan stimultan. Setelah itu, pelajar dibagi menjadi kelompok kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang, lalu dengan menggunakan lembar kerja mereka saling mengajarkan satu sama lain, melakukan brainstorming atas masalah yang muncul, sehingga setiap pelajar berusaha untuk menguasai konten pelajaran.

Skor tiap tiap tim akan dijumlahkan, dan tim yang memiliki nilai tertinggi akan diberikan keistimewaan dan penghargaan. Pada pembelajaran dengan menggunakan kelompok ini terdapat unsur turnamen yang dimasukkan. Sehingga terdapat tiga konsep penting dan utama dalam metode ini, 1) Penghargaan kelompok, 2.) Tanggung jawab individu dan 3.) Kesempatan yang sama untuk sukses.

(9)

16 Dari pengertian di atas Slavin kemudian menjabarkan langkah langkah yang dilakukan dalam menerapkan metode TGT.

Bagan 2.2.1.1 Langkah Langkah Penerapan TGT

一斉指導の形式 (Class Presentation) Bentuk bimbingan stimultan

グループに別れ (Team) Pembagian kelompok

チーム・ゲーム・競争 集団間ゲーム (Games)

Team Games Tournament Pelaksanaan permainan akademik

berkelompok

集団間トーナメントシステム (Tournament)

Pelaksanaan turnamen akademik

特権や報酬を得ること(Class

Recognition

(10)

17 2.2.1.2 Teori Motivasi dalam Team Games Tournament

Dalam pelaksanakan pembelajaran kooperatif dengan metode Team Games Tournament tidak dapat dikatakan berhasil apabila masing masing anggota kelompok tidak mengalami peningkatan dalam hal motivasi, karena motivasi berperan penting pada keberhasilan proses belajar. Maka teori motivasi memfokuskan kepada pemberian penghargaan atau struktur tujuan dimana para pelajar bekerja (Deutsch dalam Slavin, 2005:34). Seperti yang diungkapkan Johnson dan Slavin dalam Slavin (2005:34) pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah situasi yakni satu-satunya cara pelajar untuk mencapai tujuan pribadinya jika kelompok mereka sukses, oleh karena itu harus saling membantu teman antar satu tim agar dapat melakukan usaha semaksimal mungkin.

Dengan kata lain, penghargaan kelompok pada metode Team Games Tournament yang didasarkan pada kinerja kelompok menciptakan unsur penghargaan interpersonal, yakni anggota kelompok akan memberikan atau menghalangi pemicu pemicu sosial (seperti pujian dan dorongan) dalam merespons usaha usaha yang berhubungan dengan tugas kelompok. (Slavin, 2005:35)

(11)

18 Tabel 2.2.1.2 Struktur Tujuan dalam Teori Motivasi Menurut Deutcsh dalam

Slavin (2005)

2.3 Teori Empat Kemahiran Berbahasa

Dalam mempelajari bahasa, Richards dan Renandya dalam Methodology in Language Teaching (2005:23) menjelaskan bahwa keterampilan bahasa meliputi speaking (berbicara), listening (mendengar/menyimak), reading (membaca), dan writing (menulis). Empat elemen tersebut juga meliputi pembelajaran bahasa asing, termasuk Bahasa Jepang. Kobayashi (1998:60) mengidentifikasikan keterampilan bahasa sebagai berikut:

言語技能 (Language skills) とは、言語を使うための様式や方法のこ

と で 、 聞 く 技 能 (Listening skills)、 話 す 技 能 (Speaking skills)、 読 む 技 能 (Reading skills)、書く技能 (Writing skills) がある。これらを言語の4技能とい う。

言 語 の 4 技 能 は 、 媒 体 と い う 観 点 か ら は 、 音 声 言 語 (聞 く 、 話 す)

と文字言語 (読む、書く) とに分けられる。また産出技能 (話す、書く)

と受容技能 (聞く、読む) という分け方もできる。

Struktur Tujuan

Individualistik Orientasi tujuan pada tiap individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya. Kompetitif Orientasi tujuan tiap individu

menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya

Kooperatif Orientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain.

(12)

19 Kemampuan bahasa terdiri dari kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis dengan bermacam – macam cara dan pola untuk menggunakan suatu bahasa. Kemampuan – kemampuan ini disebut dengan 4 kemampuan bahasa.

Empat kemampuan bahasa dibagi berdasarkan medianya yaitu, bahasa suara (mendengar, berbicara) dan bahasa huruf (membaca, menulis). Kemudian dibagi menjadi kemampuan untuk menghasilkan (berbicara, menulis) atau disebut dengan keterampilan yang bersifat produktif dan kemampuan untuk menerima (mendengar, membaca) atau yang disebut dengan kemampuan yang bersifat reseptif.

Lebih lanjut Kobayashi menjabarkan empat kemahiran bahasa sebagai berikut:

Bagan 2.3 Empat Kemahiran Bahasa 話す技能 Kemampuan berbicara 菊技能 Kemampuan mendengar 書く技能 Kemampuan menulis 読む技能 Kemampuan membaca Sumber : Kobayashi (1998: 60)

Empat kemahiran bahasa merupakan elemen penting yang bagi seorang pemelajar yang sedang mempelajari bahasa asing, karena tingkat kemampuan bahasa dinilai dari keempat unsur tersebut. Pemelajar tidak bisa hanya menguasai salah satu elemen saja dalam mempelajari bahasa asing, namun harus memiliki keterampilan terpadu dari keempat keterampilan berbahasa tersebut.

産出技能 Kemampuan menghasilkan 受容技能 Kemampuan menerima 音声言語 Bahasa suara 文字言語 Bahasa huruf

(13)

20 2.3.1 Konsep Sakubun

Sakubun adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan untuk memberikan keterampilan membuat suatu karangan berupa menulis kalimat sederhana sampai pada penulisan cerita, laporan, karya ilmiah, dan sebagainya yang lebih kompleks. (Sudjianto, 2010:140). Sehubungan dengan hal tersebut, Sakubun (karangan) merupakan mata kuliah yang diberikan perlakuan metode pengajaran Team Games Tournament dalam penelitian ini.

Mimaki (2003:100) menjelaskan mengenai kegiatan menulis sebagai berikut:

書 く と い う 言 語 活 動 に は 、 方 法 知 識 、 表 現 、 語 彙 、 漢 字 、 表 記 な ど 様 々 な 既 習 知 識 を 活 用 す る 総 合 的 な 日 本 語 運 用 力 が 必 要 で す 。 と り わ け 、 「夏休み」 の ようなテ ーマだ け が 与えら れる課 題 作文 のよ うな 比 較 的 自 由度 の 高 い作 文 の 場 合 に葉 範 囲 の 限 定 の ない 総 合 力が 要 求 さ れ ま す 。 この点は限られ た文型や 語彙のみ を要求す る教科書 に沿った ク イ ズ や テ ス ト と 対 照 的 で す 。 さ て 、 こ の よ う に 作 文 が 総 合 的 な 技 能 であ ることか ら、 逆に、言語知 識を分割 にではな く総合的 に訓練す る ために 作文教育 を行 うこともしば しばあり ます。ま ず、初級 や中級段 階で、教 科書など を中 心として4技 能を総合 的に養成 するコー スの中 で の作文教 育では、 教科 書などで学習 した文法 。語彙。 表現の定 着を 目的 とした書 く活動が 中心になります。

Dalam kegiatan menulis, yang berhubungan dengan kompetensi bahasa Jepang merupakan kegiatan terpadu dari penerapan masing- masing pengetahuan yang telah dipelajari seperti, tata bahasa, ekspresi, perbendaharaan kata, kanji, bahasa tulis, dan lain-lain. Seperti tema “libur musim panas” , dalam suatu karangan dengan tema bebas, dituntut untuk memiliki kemampuan menggabungkan lingkup yang tak terbatas. Berupa quiz, test, dan sebaliknya yang menggunakan buku pelajaran dituntut dengan perbendaharaan kata atau kalimat yang terbatas.

Oleh karena itu, karangan dengan cara seperti ini, dari kemampuan yang terpadu, sebaliknya dalam mengarang diperlukan pelatihan secara terpadu. Pertama-tama dalam mengarang dilatih gabungan antara 4 kemampuan bahasa menggunakan buku pelajaran dan lain sebagainya pada tingkat dasar dan menengah, selain itu kegiatan menulis juga bertujuan untuk memantapkan perbendaharaan kata, ekspresi, dan tata bahasa yang dipelajari dari buku pelajaran.

(14)

21 Sakubun bukan hanya kegiatan menulis dalam bahasa Jepang, namun dalam pembelajaran bahasa Jepang sakubun juga dapat mengasah berbagai keterampilan bahasa pemelajar. Oleh karena itu, diperlukan latihan dan pembinaan dengan metode yang terencana agar pemelajar dapat terbiasa dan melatih beragam keterampilan berbahasa Jepang.

Gambar

Tabel 2.2.1 協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴 協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴 協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴 協同学習と旧来のグループ学習それぞれにおけるグループの特徴 Tabel 2.2.1 Perbedaan Karakteristik Metode Pengajaran Grup Konvensional

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi yang dilakukan anak dengan lingkungan sekitarnya, baik itu orang dewasa maupun anak-anak yang lainnya dapat memberikan bekal yang cukup berharga bagi

Bahasa Daerah khususnya Bahasa Jawa sendiri saat ini semakin sedikit, oleh karena itu Bahasa Jawa sangat penting untuk dilestariakn, karena bahasa jawa sendiri memiliki

6. Apakah ruang dapur Ibu memiliki sistem ventilasi / jendela? 7. Apakah ruang dapur Ibu memiliki penerangan yang baik? 8. Apakah Ibu memiliki fasilitas untuk cuci tangan

1. Keaslian citra dengan kompresi yang berbeda. Dengan ELA mampu mendeteksi manipulasi citra. Sebuah gambar JPEG dengan kualitas akan menghasilkan hasil ELA putih yang

Saran yang bisa diberikan adalah diharapkan perusahaan tetap mempertahankan proses SCM dengan memperbaiki kekurangan yang ada baik dari hasil produksi maupun

Pengembangan model pembelajaran ini dilakukan untuk mengembangkan setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru ataupun siswa berdasarkan kepada fase-fase pembelajaran

Karena tidak ada pengobatan yang spsifik terhadap hepatitis A maka pencegahan lebih diutamakan, terutama terhadap anak di daerah dengan endemisitas tinggi dan pada orang dewasa

Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R 2 ) terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,398 menjelaskan bahwa 39,8% kepuasan pelanggan