• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI IVR (INTERACTIVE VOICE RESPONSE) SEBAGAI OPERATOR TELEPON OTOMATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI IVR (INTERACTIVE VOICE RESPONSE) SEBAGAI OPERATOR TELEPON OTOMATIS"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK AKHIR

APLIKASI IVR (INTERACTIVE VOICE RESPONSE)

SEBAGAI OPERATOR TELEPON

OTOMATIS

Sexti Erianto NRP.7203.030.005 Dosen Pembimbing: Ir Prima Kristalina, MT NIP. 131 843 904 Arifin , ST, MT NIP. 131 793 754

JURUSAN TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA 2006

(2)

ii

APLIKASI IVR (INTERACTIVE VOICE RESPONSE) SEBAGAI OPERATOR TELEPON

OTOMATIS

Oleh:

SEXTI ERIANTO 7203.030.005

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)

di

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh

Tim Penguji Proyek Akhir: Dosen Pembimbing:

1. I Gede Puja Astawa, ST, MT 1. Ir Prima Kristalina, MT

NIP. 132 102 837 NIP.131 843 904

2. Amang Sudarsono, ST 2. Arifin , ST, MT

NIP. 132 300 371 NIP. 131 793 754

3. Akuwan Saleh, A.Md.,SST

NIP. 131 831 467

Mengetahui:

Ketua Jurusan Telekomunikasi

Drs. Miftahul Huda, MT NIP. 132 055 257

(3)

Dalam sebuah instansi pendidikan atau perguruan tinggi terdapat banyak ruangan, untuk menghubungkan satu ruang dengan ruang yang lain diperlukan suatu alat dalam hal ini adalah PABX. IVR/ Dialogic bisa dimanfaatkan sebagai pengganti fungsi switching dari PABX yang berfungsi untuk menghubungkan telepon pengguna ke nomor yang dituju secara otomatis hanya dengan menekan nomor-nomor tertentu yang telah disediakan dimana penelpon pengguna akan dipandu oleh suara (operator).

Dengan memasang dialogic card pada komputer (PC), selain untuk menggantikan fungsi switching dari PABX juga diharapkan dapat

men-dial nomor-nomor tertentu dengan mudah, tanpa harus mencari nomor

yang dituju dengan menggunakan Dialogic Card. Dari hasil pengujian program diperoleh kesimpulan bahwa delay maksimum untuk memasukkan 3 digit nomor tujuan adalah 15 detik dimana delay maksimum untuk setiap digit adalah 5 detik, dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk transfer dari penekanan digit sampai terdengar adanya

ringtone pada sisi penerima adalah 1,465 detik.

Kata kunci: Dialogic Card, PABX, Telepon DTMF.

(4)

ABSTRACT

Generally, in a Company or a College using PABX to communicate from one room to other room (internal). The conventional of PABX same as the conventional of Central of telephone. We can use IVR to handle switching function of PABX, which is use for connecting one user to other user automatically, by listening to the voice (operator) and pressing number we heard before. We choose this dialogic Card D/41 JCT-LS because of the feature of the dialogic it self who can handle the switching process of PABX.

This research is proposed not only to handle the switching function of PABX by using Dialogic Card but also make more easy to dial by listening the operator. From this final project we can say that maximum delay to give 3 digit input is 15 second which is every digit has maximum delay about 5 second and time of transfer is 1,465 second.

Key words: Dialogic Card, PABX, DTMF telephone.

(5)

Assalamu’alaikum WR.Wb.

Alhamdulillah! Saya panjatkan puji syukur kehadhirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya hingga selesainya kegiatan proyek akhir ini dengan judul “Aplikasi IVR (Interactive Voice Response) sebagai

Operator Telepon Otomatis ”.

Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tuaku yang telah membiayai kuliah ku

2. Ir. Prima Kristalina, MT dan Arifin ST, MT selaku dosen pembimbing.

3. Semua dosen Politeknik Elektronika Nageri Surabaya - ITS, bidang keahlian Telekomunikasi Multimedia atas dorongannya 4. Buat Miu miu tercinta, atas dukungan dan perhatiannya selama

ini

5. Teman-teman 3 Telkom A Politeknik Elektronika Negeri Surabaya , atas dukungannya

6. Teman-teman bidang keahlian Telekomunikasi Multimedia angkatan tahun 2003, atas kekompakannya

7. Dan semua pihak yang telah mendukungku.

Akhir kata, segala kritik dan saran sangat saya harapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum WR.Wb.

Surabaya, Juli 2006

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

JUDUL………... i PENGESAHAN………... ii ABSTRAK………. iii ABSTRACT………... iv KATA PENGANTAR………... v DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR TABEL……….. ix BAB 1. PENDAHULUAN……… 1 1.1. LATAR BELAKANG………. 1 1.2. TUJUAN……….. 1 1.3. BATASAN MASALAH……….. 2 1.4. METODOLOGI………... 2 1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN... 3

BAB 2. TEORI PENUNJANG... 5

2.1. TELEPON... 5

2.1.1 Sejarah Telepon………. 5

2.1.2 Fungsi Pesawat Telepon……… 5

2.1.3 Sistem Switching………... 6

2.1.4 Alerting……….. 7

2.1.5 Nada-nada Telepon……… 7

2.1.6 Pesawat Telepon Sistem DTMF……… 9

2.2. PABX (NEAX 2000 IPS)………... 10

2.2.1 Instalasi PABX... 13

2.2.2 Program PABX... 13

2.2.3 Program Penomoran ... 13

2.3 COMPUTER TELEPHONY INTEGRATION (CTI)….. 14

2.4 DIALOGIC CARD………... 15

2.3.1 Syntac-syntac Dialogic Card ... 17

2.5 MICROSOFT VISUAL C++... 18

BAB 3. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI………... 19

3.1 PENDAHULUAN……… 19

3.2 DIAGRAM KERJA SISTEM………... 19

(7)

3.3 INSTALASI DIALOGIC CARD……….. 21

3.2.1 Konfigurasi Card ………... 21

3.4 PERENCANAAN PROGRAM……… 22

3.4.1 Perekaman file suara menggunakan. Multi Thread Program... 25

3.5 ALGORITMA PROGRAM……….. 28

3.5.1 Memainkan file suara………. 28

3.5.2 Pendeteksian Digit DTMF……….. 29

3.5.3 Transfer panggilan………. 29

3.6 FLOWCHART………. 30

3.6.1 Memainkan file suara………. 30

3.6.2 Pendeteksian Digit DTMF……….. 31 3.6.3 Transfer panggilan……….. 32 3.7 SYNTAX-SYNTAX DIALOGIC………. 33 3.7.1 dx_open……….. 34 3.7.2 dx_close……….. 34 3.7.3 dx_sethook……….. 35 3.7.4 dx_wtring……… 35 3.7.5 dx_dial……… 35 3.7.6 dx_playiottdata………... 36 3.7.7 dx_getdig... 36

3.8 DATA FILE SUARA……… 37

BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISA……… 39

4.1 TUJUAN PENGUJIAN……… 39

4.2 METODE PENGUJIAN………... 39

4.3 ANALISA HASIL PENGUJIAN………. 39

4.3.1 Pendeteksian digit DTMF……….. 39

4.3.2 Memainkan File Suara……… 41

4.3.3 Fungsi wtring………. 43

4.3.4 Transfer panggilan……….. 44

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN……… 47

5.1 KESIMPULAN………. 47

5.2 SARAN-SARAN……….. 47

DAFTAR PUSTAKA……… 49

LAMPIRAN………... 51

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PIM (Port Interface Module)... 12

Gambar 2.2 Dialogic Card D/41 JCT-LS………... 17

Gambar 3.1 Diagram Kerja Sistem………. 19

Gambar 3.2 Flowchart Aplikasi……….. 22

Gambar 3.3 Jendela Dialogic Configuration Manager setelah start... 22

Gambar 3.4 Jendela pembuatan project baru... 23

Gambar 3.5 Jendela link library... 23

Gambar 3.6 Menambahkan Include untuk Include files milik dialogic... 24

Gambar 3.7 Menambahkan Library untuk Library Files milik dialogic... 25

Gambar 3.8 Tampilan Voice Sample Program... 25

Gambar 3.9 Tampilan Select Channel... 26

Gambar 3.10 Jendela set offhook... 26

Gambar 3.11 Jendela record wav... 27

Gambar 3.12 Jendela select a file... 27

Gambar 3.13 Jendela record wav file... 28

Gambar 3.14 Flowchart play suara... 30

Gambar 3.15 Flowchart deteksi digit... 31

Gambar 3.16 Flowchart transfer panggilan... 32

Gambar 3.17 Jendela Microsoft Visual C++ sebelum ditambahkan header... 33

Gambar 3.18 Jendela Microsoft Visual C++ sesudah ditambahkan header... 34

Gambar 4.1 Tampilan deteksi digit………. 40

Gambar 4.2 Sinyal suara 6KHz ADPCM.wav... 41

Gambar 4.3 Sinyal suara ADPCM8KHz.wav... 42

Gambar 4.4 Sinyal suara 8KHz LINEAR.wav... 42

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nada-nada pada Tone Signalling………... 9

Tabel 2.2 Pengaturan Tombol Sistem DTMF... 10

Tabel 2.3 Fungsi Dasar Peralatan Sentral... 11

Tabel 3.1 Data file suara... 37

Tabel 4.1 Data hasil pengujian digit DTMF………... 40

Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian rekam suara... 42

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian fungsi wtring... 43

Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian transfer... 44

Tabel 4.5 Waktu transfer dari nomor 100……….. 44

Tabel 4.6 Waktu transfer dari nomor 200……….. 45

Tabel 4.7 Waktu transfer dari nomor 202………... 45

Tabel 4.8 Waktu transfer dari nomor 204……….. 45

(10)

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi mengenai materi yang memberikan penggambaran secara umum hal – hal yang berhubungan dengan penulisan tentang proyek akhir, antara lain :

Latar Belakang. Tujuan. Batasan masalah. Metodologi. Sistematika pembahasan. 1.1 LATAR BELAKANG

Dalam sebuah instansi pendidikan atau perguruan tinggi terdapat banyak ruangan, untuk menghubungkan satu ruang dengan ruang yang lain diperlukan suatu alat dalam hal ini adalah PABX. IVR / Dialogic bisa dimanfaatkan sebagai pengganti fungsi

switching dari PABX yang berfungsi untuk menghubungkan

telepon pengguna ke nomor yang dituju secara otomatis hanya dengan menekan nomor-nomor tertentu yang telah disediakan (penelpon akan dipandu oleh suara operator). Dipilihnya Dialogic

Card karena fitur-fitur yang ada pada Dialogic memungkinkan hal

tersebut.

Dengan memasang dialogic card pada PC, diharapkan dapat men-dial nomor-nomor tertentu dengan mudah, tanpa harus mencari nomor yang dituju.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari proyek akhir ini adalah membuat sebuah sistem

switching menggunakan Dialogic Card D/41 JCT-LS yang

merupakan teknologi Computer Telephoni Integration (CTI) sebagai pengganti fungsi switching dari PABX dan juga sebagai operator telepon otomatis.

(11)

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam Proyek Akhir ini digunakan Dialogic Card D/41 JCT-LS yang merupakan teknologi Computer Telephoni Integration (CTI), PABX NEAX 2000 IPS dan Pesawat telepon DTMF. Penggunaan dari Dialogic Card D/41 JCT-LS digunakan sebagai

interface antara PC dengan pesawat telepon.

Adapun batasan masalah yang akan dikerjakan dalam Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pesawat telepon digunakan oleh pengguna untuk menghubungi switching center.

2. PABX digunakan untuk memberikan penomoran jalur telepon, baik untuk pesawat pengguna atau switching

center(dialogic)

3. PABX tanpa hunting dan caller ID.

4. Pada proyek akhir ini hanya bisa men-dial, tidak dapat digunakan untuk percakapan.

1.4 METODOLOGI

Untuk mengembangkan Dialogic Card D/41 JCT-LS sebagai switching pengganti PABX, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dengan cara penginstalan Dialogic Card

D/41 JCT-LS pada komputer yang telah ter-install dengan Dialogic Card tersebut dihubungkan ke PABX dimana pesawat

telepon DTMF terhubung ke Dialogic Card, setelah ditambah dengan perangkat lunak (software).

2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software)

Perancangan pada perangkat keras (hardware) meliputi: instalasi

Dialogic Card pada komputer, dan pengintegrasian antara

(12)

perancangan perangkat lunak (software) meliputi: Pendeteksian digit DTMF dan perekaman file suara, transfer panggilan. 3. Pembuatan dan Pengukuran/Pengujian Perangkat Keras

(Hardware) dan Perangkat Lunak (Software)

Dari hasil perancangan, dilakukan realisasi/pembuatan baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Dan diadakan pengujian kinerja masing-masing bagian (sub-sistem) dari perangkat-perangkat tersebut sebelum dilakukan integrasi. 4. Integrasi dan Pengujian Sistem

Hasil dari realisasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) kemudian diintegrasi. Integrasi system terdiri dari komputer (Dialogic Card D/41 JCT-LS), PABX NEAX 2000 IPS, dan pesawat Telepon DTMF. Selanjutnya dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui kinerja (performance) sistem yang telah dikembangkan.

5. Eksperimen dan Analisa Sistem

Sistem yang sudah dibangun dan telah terintegrasi, jika unjuk kerjanya dianggap memadahi dapat digunakan untuk eksperimen

Aplikasi IVR (interactive voice response) sebagai operator otomatis. Analisa meliputi: analisa software serta analisa kinerja

sistem yang telah dikembangkan. 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Buku laporan proyek akhir ini tersusun atas beberapa bab pembahasan. Sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I: Pendahuluan, menguraikan secara singkat latar belakang tentang permasalahan, tujuan, batasan masalah, metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II: Teori Penunjang, berisi dasar teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalam proyek akhir ini. Teori dasar yang

(13)

diberikan secara garis besar meliputi: telepon DTMF, dialogic card, PABX, dan perencanaan software.

BAB III: Perencanaan dan Implementasi, yang membahas tentang perencanaan dan implementasi sistem yang dibangun, meliputi proses instalasi Dialogic card, algoritma pemrograman, flowchart, perancangan software serta instalasi sistem.

.

BAB IV: Analisa dan Pengujian, Pada bab ini memuat hasil pengujian dan analisa terhadap hasil yang didapat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

BAB V: Penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab bab sebelumnya dan saran – saran serta beberapa kemungkinan pengembangan proyek akhir ini.

(14)

TEORI PENUNJANG

Pada bagian teori ini akan diuraikan beberapa materi pustaka yang mendukung perancangan dan pembuatan sistem aplikasi telephone

reminder. Materi – materi tersebut meliputi : Telepon, PABX NEAX 2000IPS, Dialogic D/41 JCT-LS, Microsoft Visual C++.

2.1 TELEPON

2.1.1 Sejarah Telepon

Dengan ditemukannya telepon lebih dari 1 abad yang lalu , kebutuhan kebutuhan untuk berkomunikasi jarak jauh dapat dengan mudah terpenuhi. Kata-kata telepon berasal dari bahasa Yunani, yaitu “TELE” yang berarti jauh dan “PHON” berarti suara, jadi telephon berarti komunikasi jarak jauh. Maka telekomunikasi adalah suatu proses hubungan jarak jauh dengan menggunakan suatu daya listrik . Informasi disampaikan ke tujuan baik melalui kawat penghantar berisolasi yang disebut saluran transmisi (transmission line) maupun melalui udara tanpa menggunakan kawat penghantar tapi melalui sinyal-sinyal radio.

2.1.2 Fungsi Pesawat Telepon

Pesawat telepon digunakan untuk mengirim dan menerima satu panggilan telepon. Alat yang sederhana ini sebenarnya mempunyai beberapa fungsi dan tugas yang sangat penting diantaranya :

1. Saat handset diangkat, pesawat telepon memberitahu sentral bahwa seseorang ingin berkomunikasi

2. Menerima “dial tone”. Yang menandakan bahwa sentral siap melayani penelpon.

3. Mengirimkan nomor yang akan dituju pada sentral dengan menekan dial nomor telepon.

4. Memberitahu tahap-tahap proses pemanggilan dengan menerima nada-nada signaling (ringing, busy dll).

(15)

5. Memberitahu adanya telepon yang masuk dengan bunyi bel yang bervariasi.

6. Disisi pemanggil, pesawat telepon mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik dan sebaliknya disisi penerima berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. 7. Memberitahu sentral bahwa pembicaraan telah selesai

dengan diletakkannya handset oleh pelanggan.

2.1.3 Sistem Switching

Peralatan switching diperlukan untuk menghubungkan antara telepon satu dengan yang lain. Pada sistem dasar

switching pesawat telepon, pelanggan dapat digambarkan

sebagai sebuah titik . Antara pelanggan satu dengan yang lain nya saling terhubung satu sama lainnya, sehingga sistem

switching ini dapat digambarkan sebagai beberapa titik yang

saling terhubung antara satu dengan yang lainnya.

Sistem yang digambarkan diatas tidak dapat diterapkan untuk sistem jaringan telepon karena banyak titik yang harus terhubung sedangkan saluran yang dibutuhkan sangat besar. Untuk mengatasi hal tersebut, titik tersebut dihubungkan dalam suatu saluran yang tidak berubah-ubah dan bertujuan untuk mengandakan kerja switching yang dipusatkan disuatu tempat yang disebut sebagai sentral telepon.

Sentral ini menggunakan peralatan switching khusus yang disebut junctor, hal ini memungkinkan satu titik terhubung dengan titik lain. Agar diantara semua titik dapat berkomunikasi satu dengan yang lain, maka perubahan- perubahan desain dalam sistem telepon harus sesuai dengan sistem telepon lama.

Syarat-syarat agar antara telepon satu dengan yang lainnya dapat berkomunikasi adalah :

1. Sistem harus mengetahui kapan seseorang pelanggan akan menelpon, berarti ada / tidaknya suatu call request. 2. Pemanggil harus memberitahu sistem mengenai identitas

saluran yang diperlukan yaitu saluran menuju nomor tujuan (addressing).

(16)

3. Sistem harus memberitahu orang yang dituju, bahwa ada panggilan telepon yang harus dijawab (allerting). 2.1.4 Alerting

Alerting merupakan suatu tanda yang menandakan bahwa ada suatu panggilan yang masuk . Alerting ini diaktifkan oleh sinyal AC frekuensi rendah dan dihubungkan oleh saluran pada suatu terminal, dan alat ini tidak melewatkan sinyal DC.

Allerter sederhana terdiri atas sebuah bel yang dikontrol oleh

sinyal AC denagn sebuah kapasitor yang berfungsi sebagai penahan sinyal DC.

2.1.5 Nada-nada Telepon

Nada-nada yang terdapat pada sebuah proses penyambungan telepon merupakan penunjuk status suatu panggilan telepon selama proses penyambungan sedang berlangsung. Dimana nada-nada tesebut adalah:

• Dial Tone(DT)

Yaitu nada – nada yang berfungsi sebagai tanda bahwa pelanggan telah terhubung dengan sentral (local loop

exchange closed). Nada ini terdengar saat pelanggan

mengangkat handset. Dial Tone adalah kombinasi nada yang diperoleh dengan menambahkan dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda dan amplitudonya sama yaitu 350 Hz dan 440 Hz.

.

• enganged tone (ET)

Nada ini terdengar sebagai tanda bahwa pemanggil tidak berhasil untuk menghubungi tujuan. Hal ini disebabkan antara lain oleh pesawat yang dihubungi sedang terpakai/ rusak atau lalu lintas pembicaraan terlalu padat (overload). Ciri – ciri dari nada ini yakni bergantian antara ada dan tidak ada selama 0.3 detik.

Nada sibuk (engaged tone) akan memberitahukan penelpon bahwa yang ditelpon sedang sibuk atau bicara (off hook). Nada tersebut merupakan kombinasi nada

(17)

dalam keadaan on selama 0.5 detik dan dalam keadaan off selama 0.5 detik. Sinyal peringatan bahwa receiver sedang

off hook (handset tidak pada tempatnya) adalah merupakan

gabungan nada – nada dengan empat frekuensi dalam keadaan on selama 0.1 detik dan keadaan off selama 0.1 detik.

Sinyal ini sangat keras dengan tujuan untuk menarik perhatian seseorang mengetahui bahwa posisi handset tidak pada tempatnya (handset pada posisi off hook). • Ringing Tone(RT)

Nada ini memberitahukan bahwa hubungan yang diinginkan belum tersambung dan diharapkan kepada penelpon untuk menunggu pengangkatan handset telepon. Nada ini terdengar secara terputus-putus dengan tiga periode 3 detik, yaitu 1 detik ada dan 2 detik tidak ada nada.

• Ring Back Tone(RBT)

Yaitu nada pada terminal asal sebagai tanda bahwa sudah terhubung dengan terminal tujuan.

• Number unobtainable(NU)

Yaitu nada sebagai tanda bahwa nomor yang dituju belum terdaftar. Number Unobtainable mempunyai sinyal kontinyu murni.

• Nada pulsa

Nada ini tidak begitu terdengar karena dikirim dengan frekuensi 16 KHz dari sentral telepon dengan selang waktu 100 mili detik untuk setiap pulsa yang dikirim. Nada ini mulai saat pertama lawan bicara mengangkat handset dan diulang secara periodik untuk menghitung pulsa pada sentral telepon.

(18)

Tabel 2.1 Nada-nada pada Tone Signalling Nada Frekuensi Waktu

On (detik) Waktu Off (detik) Dial 350 + 440 Kontinyu - Busy/ sibuk 480 + 620 0.5 0.5 Ringback normal 440 + 480 2 4 Ringback PBX 440 + 480 1 3 Congestio n (Toll) 480 + 620 0.2 0.3 Reorder (lokal) 480 + 620 0.3 0.2 Receiver Off-hook 1400 + 2060 + 2450 + 2600 0.3 0.1 No such number 200 hingga 400 Kontinyu termodul asi FM dengan kecepata n 1 Hz Kontinyu termodul asi FM dengan kecepata n 1 Hz

2.1.6 Pesawat Telepon Sistem DTMF

Pada proyek akhir ini digunakan Pesawat telepon yang menggunakan metode Dual Tone Multi Frequency (DTMF) yang befungsi untuk mengirimkan kode Pin, nomor telepon yang dituju, dan pilihan-pilihan kepada sentral dapat digunakan apabila sentral telepon dilangkapi rangkaian pendeteksi nada-nada tersebut. Pesawat telepon DTMF dilengkapi dengan

keypad tombol tekan (16 tombol) yang diwakili dengan 0

(19)

Menekan satu tombol menyebabkan rangkaian elektronika membangkitkan kombinasi dua buah nada dari dua buah frekuensi (frekuensi rendah dan tinggi). Satu nada frekuensi rendah untuk tiap kolom seperti tampak pada Tabel 2.2, dengan metode dua nada ini bisa dihasilkan 16 kombinasi yang hanya dengan 8 nada bila diinginkan keypad dengan 16 tombol.

Tabel 2.2 Pengaturan Tombol Sistem DTMF FREKUENSI 1209 Hz 1336 Hz 1477 Hz 1633 Hz 697 Hz 1 2 3 A 770 Hz 4 5 6 B 852 Hz 7 8 9 C 941 Hz * 0 # D

2.2 PABX (NEAX 2000 IPS)

Pada Proyek Akhir ini digunakan PABX NEAX 2000 IPS berfungsi sebagai sentral. Uraian dari fungsi dasar peralatan sentral adalah sebagai berikut :

Bila ada permintaan penyambungan telepon, maka peralatan sentral akan bekerja yang berkaitan dengan :

• Menganalisa permintaan pembicaaan

• Menghubungkan pelanggan pemanggil dengan yang dipanggil melalui saklar kanal bicara.

• Melepas semua rangkaian dan fasilitas saat pembicaraaan selesai.

Fungsi tersebut diatas yang berkaitan dengan penyambungan pembicaraan dinamakan sebagai fungsi dasar peralatan sentral, sedangkan hubungan antara fungsi dasar dan operasi pensinyalan

(20)

Tabel 2.3 Fungsi Dasar Peralatan Sentral Fungsi Dasar Peralatan Operasi Pensinyalan Pelanggan Pemanggil 1. Fungsi untuk mendeteksi permintaan panggilan Mendeteksi permintaan panggilan 2. Fungsi untuk menganalisa permintaan panggilan dan memutuskan pelanggan yang dituju

Mengirim nada putar Meneima sinyal pulsa dial Menerjemahkan

informasi

Memilih saluran keluar 3. Fungsi untuk

Menyusun Kanal bicara

Mengirim sinyal Panggil Mengirim nada Bel Mendeteksi jawaban Menentukan titik silang kanal bicara

4. Melakukan pembicaraan

5. Fungsi memutus Mendeteksi bahwa pembicaraan telah selesai. Memutus semua titik silang kanal bicara

6. Pembicaraan selesai

Perangkat Modul PABX (NEAX 2000 IPS) terdiri dari PIM dan rumah kabel yang saling terhubung. PIM (Port Interface Modul) memiliki kapasitas fisik 64 port dengan dilengkapi tempat battery

back up internal. Dalam konfigurasi satu sistem maksimal terdiri dari

delapan

PIM dengan kapasitas 512 port. Sedangkan rumah kabel berisi saluran-saluran yang akan terhubung ke tiap ekstensi. Dalam satu PIM terdapat beberapa card yaitu :

MP (PN-CP14) yaitu main processor card. Untuk setiap satu system PABX hingga kapasitas maksimal 512 port diperlukan satu buah MP.

(21)

COT (Central Office Trunk) yaitu card untuk penggunaan line PSTN.

DLC (Digital Line Circuit) yaitu card penggunaan pesawat telepon digital.

LC (Line Circuit) yaitu card untuk penggunaan pesawat telepon analog.

Gambar 2.1 PIM (Port Interface Module)[5] Keterangan :

LT00-LT11 Line/Trunk card mounting slot

AP00-AP11 Application Processor card mounting slot MP PN-CP14 mounting slot

FP PN-CP15 mounting slot

VM PZ-VM00-M Mounting Slot

PFT PZ-8PFTB Mounting Slot

AC/DC PWR PZ-PW121/PW126 Mounting Slot DC/DC PWR PZ-PW122 Mounting Slot

1 PZ-VM00-M CARD diletakkan pada slot LT00 untuk menggunakan slot VM

2 Baik line/ trunk card atau aplikasi processor card dapat diletakkan pada slot LT00/AP00-LT10/AP10

3 Baik PN-CP15 atau line/ trunk card atau aplikasi processor card diletakkan pada slot LT11/AP11/FP11 berdasarkan konfigurasi sistem.

4 PN-CP14 atau PN-CP15 card diletakkan pada slot MP12/FP12 berdasar konfigurasi sistem.

(22)

2.2.1 Instalasi PABX

Adapun cara instalasi PABX adalah seperti di bawah ini:

a.

Letakkan card DLC di LT 00.

b.

Jika lampu MP sudah running putar switch SW3 di MP ke arah B.

c.

Tekan switch SW3 di MP.

d.

Putar kembali SW3 ke 0.

e.

Tekan SW1, tunggu sampai lampu di card menyala semua dan berkedip-kedip.

f.

Connect telepon digital di LSA pertama di MDF.

g.

PABX dapat diprogram. 2.2.2 Program PABX

Langkah-langkah masuk ke “COMMAND” Tekan transfer Tekan conf Tekan * Tekan transfer Tekan conf Tekan #

Redial (tampilan di monitor “COMMAND”)

Keterangan :

• Conf : menyimpan data (save) • Answer : membatalkan • Redial : kembali ke command • Speaker : menaikkan data

Feature : menurunkan data 2.2.3 Program Penomoran

Pengesetan nomor ekstensi terdiri dari : 1. untuk telepon digital

Command 10 recall 000 recall F100 conf Command 10 recall 001 recall F200 conf Command 10 recall 002 recall F300 conf Keterangan :

Command 10 : command untuk pengesetan ekstensi

(23)

F100 : nomor jalur tersebut diberi kode ekstensi 100, F menyatakan digital

2. untuk telepon analog

Command 10 recall 016 recall 101 conf Command 10 recall 017 recall 201 conf Command 10 recall 018 recall 301 conf Keterangan :

Command 10 : command untuk pengesetan ekstensi

016 : nomor jalur analog pada DTMF 017 : nomor jalur tersebut diberi kode 101 3. untuk membuat digital

Command 200 recall 1 recall 803 conf Command 200 recall 2 recall 803 conf Command 200 recall 3 recall 803 conf Pengesetan nomor ekstensi digital terdiri dari :

o Command 9000 recall 100 recall 100 transfer (,) 16 recall 100 conf

o Command 9000 recall 200 recall 100 transfer (,) 16 recall 100 conf

o Command 9000 recall 300 recall 100 transfer (,) 16 recall 100 conf

o Command 93 recall 100 recall 100 conf o Command 93 recall 200 recall 200 conf o Command 93 recall 300 recall 300 conf

2.3 COMPUTER TELEPHONY INTEGRATION (CTI)

Computer Telephony Integration (CTI), merupakan teknologi

yang mengintegrasikan kekuatan aplikasi teknologi informasi dengan infrastruktur telekomunikasi [4]. CTI mempunyai beberapa aplikasi diantaranya, yaitu [4]:

1. Pemrosesan panggilan secara otomatis (automatic call

processing)

2. Pengenalan suara secara otomatis (automatic speech processing) 3. Konversi text-to-speech untuk information on-demand, call

switching dan konferensi.

4. Menyediakan akses layanan mengirim suara, fax dan Email dalam satu jalur (Unified Messaging)

(24)

6. Sistem fax yang terdiri dari fax broadcasting, fax mailbox,

fax-on-demand dan fax gateway

7. Audiotext dan sistem informasi Pay-per-call (untuk layanan transaksi).

8. Penyampaian informasi produk (promosi). 2.4 DIALOGIC CARD

Pada Proyek akhir ini dipergunakan beberapa program pokok yaitu: Instalasi Dialogic Card, pemrograman untuk switching, perekaman file suara, dan pendeteksian DTMF. Program yang dibuat dengan memanfaatkan fitur – fitur yang tersedia pada Dialogic Card D/41 JCT-LS.

Dialogic D/41 JCT-LS merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mengolah suara dimana arsitekturnya mengkombinasikan kemampuan pengolahan sinyal dan penggunaan transfer data dengan menggunakan prosesor yang cepat dan menyediakan memori yang lebih besar. Arsitektur perangkat ini berfungsi untuk menangani kejadian – kejadian real-time, mengatur aliran data ke PC yang memerlukan respon waktu yang cepat, melayani permintaan pengolahan dari suatu PC, dan mengolah DTMF dan sinyal telepon dan menjalankan pengolahan sinyal pada incoming call. Gateway jaringan terhubung pada PSTN (Public Switched

Telephone Network) melalui Dialogic card D/41 JCT-LS yang

melayani hubungan antara jalur telepon dan gateway jaringan. Perangkat Dialogic D/41 JCT-LS merupakan hasil produk dialogic yang menggunakan PCI yang sesuai dengan H.100 standart CT BUS. Arsitektur terbuka dari perangkat ini membuat para developers membangun solusi dari sistem komunikasi yang ada menggunakan produk dari berbagai vendor. Apabila pengistallan beraneka ragam perangkat Dialogic D/41JCT-LS dapat dilakukan didalam sebuah PC maka sebanyak 32 port sistem dapat dibangun.

Software Springware dan Firmware yang didownload dan

dijalankan pada board DSP, akan menghasilkan beraneka ragam pengkodean suara antara 24 hingga 32 Kb per detik ADPCM dan 48 serta 64 Kb per detik u-law atau A-law PCM.

(25)

Springware Fireware juga menyediakan pendeteksian DTMF

dan pengkondisian talk off ataupun play off melalui berbagai macam kondisi jaringan telephone yang dipakai.

Software Dialogic Global Dial Pulse Code Detection merupakan software yang sesuai untuk perangkat yang mempunyai pelayanan touchtone telephone sehinnga dapat dioptimasikan untuk

menyediakan superior dial pulse detection.

Berikut ini adalah kelebihan dari perangkat Dialogic D/41JCT-LS :

1. Empat port voice processing yang berdiri sendiri di dalam sebuah slot PCI yang digunakan untuk aplikasi enterprise CT baik low atau medium.

2. Konektor CT Bus dapat meningkatkan kapasitasnya dengan mengoperasikan bersama CT Bus dari perangkat lain yang sesuai.

3. Mudah dalam pemasangan karena plug and play serta memiliki installasi hardware yang mudah dengan men-setting DIP Switch dan Jumper hanya dengan mengontrol konfigurasi software saja. 4. Konfigurasi dengan banyak perangkat dapat dilakukan hingga

32 port analog digunakan.

5. Dukungan aplikasi program bahasa C untuk Windows NT/Windows 2000 dan UNIX/Linux.

6. Dukungan Feature Global Dial Tone Pulse Detection yang sesuai caller dengan non-touchtone phone untuk aplikasi tambahan “Pulse to Tone Conversion”.

Dialogic board D/41JCT-LS dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi seperti di bawah ini :

• Voice mail / messaging • Interactive Voice Response • Contact Center • Audio-text • Layanan Operator • Dikte • Auto-dialer • Unified messaging • Online data entry/query

(26)

Gambar 2.2 Dialogic Card D/41 JCT-LS

2.3.1 Syntax-syntax Dialogic Card

Syntax-syntax dialogic yang digunakan antara lain: dx_open

fungsi untuk membuka channel pada card, fungsi lain akan terbuka setelah channel terbuka

dx_close

fungsi untuk menutup setelah sebelumnya dibuka dengan fungsi dx_open ( ). Int dx_close (chdev). Setelah channel ditutup dengan fungsi tersebut kita tidak dapat menjalankan fungsi lain.

dx_sethook

fungsi yang mengontrol status kondisi hook dari channel tertentu.

dx_recwav

fungsi untuk menjalankan perekaman suara (file suara) kedalam sebuah file wav

dx_playwav

fungsi untuk menjalankan rekaman suara (file suara) dari sebuah file wav

dx_wtring

fungsi yang menunggu banyaknya jumlah ring tone dan merubah kondisi channel menjadi On Hook atau Off Hook. dx_dial

fungsi untuk mendial dari ASCII string dari channel open,

idle dan memungkinkan untuk call analysis untuk

mengetahui keterangan dari panggilan baik itu gagal (enganged) atau berhasil (connect).

(27)

2.5 MICROSOFT VISUAL C++

C adalah bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan sedikit modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi, kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C. Patokan dari standar UNIX ini diambilkan dari buku yang ditulis oleh Brian Kerninghan dan Dennis Ritchie berjudul “The C Programming

Language”, diterbitkan oeh Prentice Hall tahun 1978. Deskripsi C

dari Kerninghan dan Ritchie ini kemudian dikenal secara umum sebagai “K&R C”.

Dalam beberapa literatur bahasa C digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah. Penggolongan ke dalam bahasa tingkat menengah bukanlah berarti bahwa bahasa C lebih sulit dibandingkan dengan bahasa seperti PASCAL atau BASIC. Demikian juga bahasa C bukanlah bahasa yang berorientasi pada mesin seperti bahasa mesin dan assembly. Pada kenyataannya bahasa C mengkombinasikan elemen dalam bahasa tingkat tinggi dan bahasa tingkat rendah. Kemudahan dalam membuat program yang ditawarkan pada bahasa tingkat tinggi dan kecepatan eksekusi dari bahasa tingkat rendah merupakan tujuan diwujudkannya bahasa C.

(28)

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

3.1 PENDAHULUAN

Program-program yang dibutuhkan untuk mewujudkan tugas akhir ini meliputi beberapa hal pokok yaitu : Instalasi Dialogic

Card, play file suara , Pendeteksian Digit DTMF, dan transfer Panggilan. Program-program yang dibuat memanfaatkan fitur-fitur

yang tersedia pada Dialogic Card 3.2 DIAGRAM KERJA SISTEM

.

Sistem informasi yang disajikan pada server ini adalah sistem informasi mengenai nomor-nomor telepon suatu ruang dan pada saat penelpon menghubungi nomor dialogic (server) maka penelpon akan menerima pesan berupa suara yang berasal dari server untuk memberikan informasi nomor telepon tersebut dan apabila penelpon telah menentukan pilihannya, maka dialogic akan menghubungkan (men-dial) langsung dengan nomor tujuan.

Dialogic Card yang merupakan Computer Telepony Integration (CTI), dan dengan memanfaatkan fitur yang ada memungkinkan

untuk digunakan sebagai fungsi perekaman file suara, playback file suara, pendeteksian digit DTMF, dan transfer panggilan pada proyek akhir ini.

Gambar 3.1 Diagram Kerja Sistem PC + DIALOGIC

PABX NEAX 2000 IPS USER D

USER C USER B

USER A

(29)

Sibuk? Selesai Deteksi digit yang ditekan Ya Tidak Mulai Rekam suara

Play rekaman suara

Tidak Ya Ya Nomor ada di pilihan? Menu pilihan:

• 100 = nomor lab. Komunikasi digital.

• 200 = nomor lab. Optik • 202 = Nomor lab. Radiowave dan

Propagasi. • 204 = Nomor lab.multimedia. No Answer Tidak Sambung Set on hook Transfer

(30)

Adapun nomor nomor ekstensi yang digunakan sebanyak delapan nomor, Dimana empat nomor digunakan untuk dialogic dan empat nomor yang lain untuk user,berikut ini adalah nomor-nomor yang digunakan dalam proyek akhir ini::

• Nomor ekstensi untuk dialogic :101, 102, 103, dan 104. • Nomor ekstensi untuk user : 100, 200, 202, dan 204.

Dari empat nomor yang digunakan untuk dialogic di bagi menjadi dua, yaitu dua nomor digunakan untuk jalur ke nomor tujuan (jalur

transfer panggilan) dan dua nomor lagi digunakan sebagai server.

Prinsip kerja dari Proyek akhir ini sebagai berikut saat user A (misal: nomor 100) ingin menghubungi user B (misal:nomor 200), maka user A harus terlebih dahulu men-dial nomor dari dialogic

(server (101 atau 103)). Setelah tersambung akan ada menu pilihan

nomor telepon yang dipandu dengan suara dan akan dideteksi digit yang ditekan oleh user A. Sebelum disambungkan ke nomor tujuan, akan di-check apakah nomor yang ditekan terdapat dalam menu pilihan, jika nomor yang ditekan tidak terdapat pada menu pilihan maka program akan me-looping kembali ke menu awal dan meminta

user A untuk memasukkan kembali nomor yang ingin dihubungi

setelah nomor yang ditekan benar maka akan disambungkan ke nomor tujuan. Setelah penyambungan ke jalur keluar server akan mengecek status nomor yang dipanggil, dalam proyek ini terdapat tiga buah kondisi yaitu kodisi dimana nomor yang dipanggil sedang sibuk, no answer dan kondisi dimana transfer berhasil.

3.3 INSTALASI DIALOGIC CARD 3.2.1 Konfigurasi Card

Konfigurasi Dialogic card ini dapat dilakukan setelah Dialogic

System Software dari CD Dialogic Development kit. Setelah diinstall

dan komputer di-restart maka pada start menu akan terdapat item

Dialogic Development Package.

Konfigurasi dari Dialogic Card ini dapat dilakukan dengan memilih jendela Dialogic configuration Manager pada Dialogic

Development Package. Apabila card sudah terpasang dengan benar

(31)

akan ditampilkan jenis card yang terinstal pada motherboard dan ada pesan bahwa card siap untuk dikonfigurasi.

Tombol start digunakan untuk memulai konfigurasi card. Proses konfigurasi ini dapat dilakukan dengan dua operasi yaitu secara otomatis atau manual. Pada pemilihan otomatis maka card akan selalu dikonfigurasi setiap masuk ke Windows. Untuk pemilihan operasi dapat dilakukan sesuai gambar di bawah ini.

Gambar 3.3 Jendela Dialogic Configuration Manager setelah start

3.4 PERENCANAAN PROGRAM

Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman C/C++, tetapi tidak semua bahasa pemrograman C/C++ dapat digunakan. Contohmya C++ Builder tidak dapat digunakan, karena tidak memiliki fasilitas untuk menambah link

library pada project yang dibuat, sehingga pada saat program di

compile selalu didapatkan pesan error berupa ” LINKER ERROR ”. Bahasa pemrograman yang dapat digunakan adalah Visual C++ karena selain mempunyai fasilitas tersebut juga sesuai dengan contoh program yang diberikan oleh Dialogic Corporation. Adapun jenis

(32)

Gambar 3.4 Jendela pembuatan project baru

Library yang perlu ditambahkan adalah “libsrlmt.lib” dan

“libdxxmt.lib”. Untuk menambah link library tersebut, pilih pilihan

pulldown menu project, setting, link dan tambahan library-library

diatas sehingga tampak seperti pada gambar di bawah ini

(33)

Setelah itu directory tempat file-file header dan library milik Dialogic ditambahkan Tools Æ Options Æ Directories Æ

ShowDirectories for : pilih Include file Æ browse folder dimana Directory INC untuk Dialogic berada, sehingga didapatkan :

C:\Program Files\Dialogic\INC

Show Directories for : pilih Library file Æ browse folder dimana Directory LIB untuk Dialogic berada, sehingga didapatkan :

C:\Program Files\Dialogic\LIB

seperti terlihat pada Gambar 3.6 dan 3.7

Gambar 3.6 Menambahkan Include untuk Include files milik

(34)

Gambar 3.7 Menambahkan Library untuk Library Files milik

dialogic

3.4.1 Perekaman file suara menggunakan Multi Thread

Program

1. Membuka Voice Sample Program yang terdapat pada

Dialogic Development Package

2. Memilih file open sehingga terdapat tampilan seperti gambar dibawah

3.

Gambar 3.8 Tampilan Voice Sample Program

(35)

4. Memilih channel yang akan digunakan (dalam hal ini menggunakan channel B1C1)

Gambar 3.9 Tampilan Select Channel

5. Menghubungi nomor 101 (nomor ekstensi yang digunakan oleh dialogic)

6. Channel yang terbuka akan menunggu sampai terdeteksinya ring tone, apabila ada ring tone yang masuk maka kondisi on-hook di ubah menjadi off-hook.

(36)

7. Kemudian pilih function dan record wav.

Gambar 3.11 Jendela record wav

8. Sebelum melakukan perekaman, perlu dibuat file sebagai tempat penyimpanan file suara yang akan direkam.

(37)

9. Ketika kondisi ini, maka proses perekaman file suara akan dimulai.

Gambar 3.13Jendela record wav file 3.5. ALGORITMA PROGRAM

Pada bagian ini akan dibahas algoritma program, diantaranya adalah perekaman file suara, pendeteksian digit DTMF, dan tranfer panggilan. Adapun algoritma dari program tersebut adalah sebagai berikut :

3.5.1 Memainkan File Suara

1. Kondisi awal dari channel B1C1 dibuka dan kondisi

hook diset on-hook.

2. Channel yang terbuka akan menunggu sampai terdeteksinya adanya ringtone, apabila terdeteksi adanya

ringtone yang masuk maka program akan mengeset hook menjadi off-hook.

3. ketika kondisi ini, maka program akan digunakan untuk memainkan suara.

4. Untuk proses memainkan suara yang perlu dipersiapkan adalah file handler (tempat file suara disimpan), jenis data, jenis coding, jumlah bit per sample serta sampling

ratenya

(38)

3.5.2 Pendeteksian Digit DTMF

1. Kondisi awal dari channel B1C1 (dxxxB1C1) dibuka dan kondisi hook diset on-hook.

2. Insialisasi jumlah digit maksimum, fungsi waktu untuk pendeteksian digit.

3. Channel yang terbuka akan menunggu sampai terdeteksinya adanya ringtone, apabila terdeteksi adanya

ringtone yang masuk maka program akan mengeset

menjadi kondisi off-hook. 4. Clear Digit pada Buffer. 5. Deteksi digit DTMF. 6. Selesai.

3.5.3 Transfer Panggilan.

1. Kondisi awal dari channel B1C1 dibuka dan kondisi

hook diset on-hook.

2. Channel yang terbuka akan menunggu sampai terdeteksinya adanya ringtone, apabila terdeteksi adanya

ringtone yang masuk maka program akan mengeset

menjadi kondisi off-hook.

3. Buka channel saluran baru (dxxxB1C2), channel ini akan digunakan sebagai saluran keluar untuk transfer ke nomor tujuan.

4. Transfer nomor tujuan.

5. Apabila tersambung, set kondisi hook menjadi on-hook. 6. selesai.

(39)

3.6. FLOWCHART

3.6.1 Memainkan File Suara

mulai

selesai

Play suara

Buka file suara

Buka kanal Inisialisasi Error buka kanal? Ya Ya tidak tidak Error buka file suara?

(40)

3.6.2 Pendeteksian Digit DTMF

selesai Inisialisasi

Buka Channel

Deteksi digit yang ditekan Error buka kanal? Ya tidak Mulai

(41)

3.6.3 Transfer Panggilan selesai sambung Buka channel Deteksi adanya nada Eror Ya Tidak Mulai Dial Sibuk Set on hook Tidak Ya

(42)

3.7 SYNTAX-SYNTAX DIALOGIC

Dalam membuat program, header dari Dialogic harus disertakan header tersebut adalah :

#include <windows.h> #include <fcntl.h> #include <srllib.h> #include <dxxxlib.h> #include <stdio.h> #include <srllib.h> #include <dxxlib.h>

Header-header tersebut diletakkan stelah #include

“TAtazDlg.h”. adapun tampilan setelah header dialogic

tersebutsebelum dan setelah ditambahkan header, terlihat seperti pada Gambar 3.12.

Catatan : penulisan header –header diatas harus berurutan.

Gambar 3.17 Jendela Microsoft Visual C++ sebelum ditambahkan header

(43)

Gambar 3.18 Jendela Microsoft Visual C++ sesudah ditambahkan header

3.7.1 dx_open

Fungsi untuk membuka channel pada card tersebut, fungsi yang lain baru dapat dijalankan setelah channel dibuka.

Int dx_open(namep.oflags)

Char * namep = pointer ke channel yang akan dibuka Channel B1C1 = dxxxB1C1

Channel B1C2 = dxxxB1C2 Channel B1C3 = dxxxB1C3 Channel B1C4 = dxxxB1C4

Int oflags = disediakan fungsi selanjutnya

oflags = NULL 3.7.2 dx_close

Fungsi untuk menutup channel setelah sebelumnya dibuka dengan fungsi dx_open( ). Int dx_close (chdev). Setelah

channel ditutup dengan fungsi tersebut kita tidak dapat

(44)

3.7.3 dx_sethook

Fungsi yang mengontrol status kondisi hook dari

channel tertentu,

Int dx_sethook(chdev, hookstate, mode)

Parameter Penjelasan

Chdev : menunjukkan channel yang sudah dibuka. Hookstate : menunjukkan kondisi hook.

• DX_ONHOOK untuk kondisi onhook • DX_OFFHOOK untuk kondisi offhook

Mode :

• EV_SYNC untuk menjalankan secara sinkron

• EV_ASYNC untuk menjalankan secara Asinkron.

3.7.4 dx_wtring

Fungsi yang menunggu banyaknya jumlah ring tone dan merubah kondisi channel menjadi ON Hook atau Off Hook.

Int dx_wtring(chdev,nrings,hstate,timeout)

Parameter Penjelasan

Chdev : menunjukkan channel yang sudah

dibuka dx_open

Rings : banyaknya rings yang ditunggu sebelum setting hookstate hstate : hookstate

timeout : lamanya waktu untuk melaksanakan fungsi tersebut.

3.7.5 dx_dial

Fungsi untuk men-dial dari ASCII string dari channel

open, idle dan memungkinkan untuk call Analysis untuk

mengetahui keterangan dari panggilan baik itu gagal (engaged) atau berhasil (connect).

int dx_dial (chdev, dialstrap, capp, mode)

char * dialstrap = pointer ke ASCII dial string DX_CAP * capp =pointer ke Call Analysis Parameter

(45)

Structure dari DX_CAP (yang diperlukan) adalah Typedef struct DX_CAP

{

unsigned short ca nbra /*/banyaknya ring sebelum ada jawaban */

}DX_CAP; catatan :

• Dx_dial ( ) tidak berpengaruh pada hook state

• Dx_dial ( ) tidak menunggu dial tone sebelum men-dial. 3.7.6 dx_playiottdata

Fungsi untuk menjalankan rekaman suara (file suara) dari beberapa sumber.

Short dx_playiottdata (chdev, iottp, tptp, xpbp, mode)

Parameter Penjelasan

Chdev : menunjukkan channel yang telah dibuka dx_open Iottp : menunjukkan nama file

Tptp : menunjukkan ke struktur DX_TPT

Xpbp : menujukkan ke struktur DX_XPB

Mode : menujukkan mode yang digunakan • EV_SYNC : mode sinkron

• RM_RONE : mengirimkan sebuah tone merekam file

• PM_TONE :menjalankan 200 ms audible

tone

3.7.7 dx_getdig

Fungsi ini digunakan untuk menerima digit dari penelpon. Int dx_getdig (chdev,tptp, digitp, mode)

DV_TPT*tpt = menunjukkan ke struktur tabel parameter terminasi

DV_DIGIT = menunjukkan ke struktur User Digit Buffer. Struktur dari DV_DIGIT :

Typedev structur dv_digit :

Char dg_value [DG_MAXDIGS-1 ] Char dg_type [ DG_MAXDIAG-1 ] } DV_DIGIT :

(46)

3.8 DATA FILE SUARA

Tabel 3.1 Data file suara

NO NAMA FILE ISI

1. hello.wav ”selamat datang di layanan operator otomatis”

2. utama.wav ”Silahkan masukkan pilihan anda :

Tekan 100 untuk menghubungi lab komunikasi digital

Tekan 200 untuk menghubungi lab optik Tekan 202 untuk menghubungi lab

radio- wave dan propagasi

Tekan 204 untuk menghubungi lab multimedia”.

3. salah.wav ”Maaf nomor yang anda tekan tidak ada dalam pilihan”

4. menuRekam.wav ”Silahkan masukkan pesan anda setelah bunyi bep dan akhiri dengan menekan satu digit”.

(47)
(48)

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1. TUJUAN PENGUJIAN

Pengujian merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah sesuai dengan apa yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil yang dicapai selama pengujian sistem.

Selain untuk mengetahui apakah sistem sudah bekerja secara efektif sesuai dengan yang diharapkan, pengujian juga bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem yang dibuat. Hasil-hasil pengujian tersebut akan dianalisa mengapa terjadi kekurangan

4.2. METODE PENGUJIAN

Dalam pengerjaan proyek akhir ini dibuat tiga buah dialog, yaitu pengenalan digit DTMF, perekaman file suara dan transfer panggilan. Analisa meliputi: pendeteksian digit DTMF, memainkan file suara, fungsi wtring, dan fungsi transfer.

4.3. ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.3.1. Pendeteksian digit DTMF.

Untuk menguji sistem ini dapat dilakukan dengan menekan nomor dialogic (dalam hal ini yakni nomor101 atau 103) pada

keypad pesawat telepon, apabila terdengar nada sambung maka pada

saat ini dialogic siap untuk menerima digit dari penelpon.

Fungsi pendeteksian digit digunakan untuk menerima dan menginisialisasi digit yang diterima oleh sistem. Untuk menguji sistem ini perlu diperhatikan parameter-parameter yang menentukan dalam pendeteksian digit. Parameter-parameter tersebut yaitu jumlah digit maksimum, jenis digit dan waktu terminasi. Sebelum program dijalankan, parameter-parameter tersebut diinisialisasi sebagai berikut :

1 Jumlah digit maksimum : 3 digit

1 Jenis digit : DTMF

1 Delay maksimum : 15 detik 39

(49)

Tampilan program pengujian deteksi digit sebagai berikut

Gambar 4.1 Tampilan deteksi digit

Berikut ini hasil uji pendeteksian digit DTMF yang telah dilakukan :

Tabel 4.1 Data hasil pengujian digit DTMF Kondisi No Digit Input Digit

Output Ok Tidak 1. 123 123 2. 456 450 3. 789 789 4. 235 235 5. 504 504 6. 1234 123 7. 5678 567 8. 9012 901 9. 3456 345 10. 7809 780

(50)

Pada data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa data yang benar adalah data ke-1 sampai data ke-5. Pada data tersebut terlihat bahwa jumlah digit keluaran sama seperti digit masukan.

Pada data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa data ke-5 sampai dengan data ke-10 adalah salah. Pada data tersebut digit input 1234 tetapi digit output sama dengan 123, hal ini disebabkan karena fungsi pendeteksian digit berakhir sesudah pemasukan sebanyak 3 digit sehingga digit ke-4 dianggap sebagai karakter kosong.

4.3.2 Memainkan File Suara

Fungsi play suara digunakan untuk memanggil dan memainkan file suara yang disimpan dalam bentuk file WAVE. Pengujian fungsi play suara perlu diperhatikan parameter-parameter yang menentukan dalam play suara. Parameter-parameter tersebut yaitu format file, format data, jumlah sample per detik dan jumlah bit per sample.

Pengujiian dilakukan dengan cara survey kepada 5 orang pendengar. File suara yang dimainkan yaitu file suara yang direkam pada Multi-Thread Voice dibandingkan dengan rekaman dari software Cool Edit Pro 2.0. Dari hasil survey diketahui bahwa file suara dari Multi-Thread Voice dengan format ADPCM 8KHz memiliki kualitas suara yang bagus. Untuk melihat sinyal dari file suara yang diujikan menggunakan Cool Edit Pro 2.0 dan Vox Studio. Sinyal-sinyal tersebut seperti pada gambar-gambar di bawah :

(51)

Gambar 4.3 Sinyal suara ADPCM8KHz.wav

Gambar 4.4 Sinyal suara 8KHz LINEAR.wav

Dengan menggunakan Multi-Thread Voice dapat dilakukan perekaman dengan empat format dimana masing-masing format memiliki kapasitas maksimal perekaman yang berbeda-beda seperti terlihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.2 Tabel hasil pengujian rekam suara

Format Perekaman Waktu Maksimal Ukuran (KB)

ADPCM 6KHz 30,49 detik 87

ADPCM 8KHZ 30,49 detik 116

Linier PCM 8KHz 30,49 detik 231

(52)

Dari data-data tersebut didapatkan waktu rata-rata maksimal perekaman suara adalah 30,56 detik

4.3.3 Fungsi wtring

Untuk menguji fungsi ini dapat dilakukan dengan menekan nomor dialogic, apabila terdengar nada sambung, maka dialogic akan menunggu hingga jumlah waitring / ring back tone (RBT) terpenuhi dan kemudian akan mengubah kondisi channel menjadi

on hook dan offhook.

Tabel 4.3 Tabel hasil pengujian fungsi wtring No Jumlah waitring Delay sampai

off hook (detik)

1 1 3.20 2 1 3.70 3 1 2.23 4 1 2.35 5 2 3.80 6 1 3.36 7 1 3.32 8 2 3.75 9 1 3.07 10 1 3.20

Dari data pengujian fungsi wtring menunjukkan bahwa terjadi perbedaan jumlah ring back tone yang diset pada program dengan aplikasinya. Pada program diset 2 ring back tone dan pada aplikasinya terjadi 1 ring back tone dan 2 ring back tone, tetapi lebih banyak 1 ring back tone. Hal ini dipengaruhi oleh proses switching pada PABX

(53)

4.3.4 Transfer Panggilan

Untuk menguji sistem ini dapat dilakukan dengan menekan nomor dialogic (dalam hal ini yakni nomor101 atau 103) pada

keypad pesawat telepon. Apabila sudah tersambung maka perlu

diberikan nomor yang merupakan nomor telepon tujuan.

Pengujian pertama dari transfer panggilan dengan mencoba melakukan transfer dalam waktu yang hampir bersamaan. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali, dibawah ini hasil dari pengujian tersebut

Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian transfer.

Hasil pengujian Transfer Banyaknya

pengujian berhasil gagal

1 nomor tujuan 10 10 -

2 nomor tujuan 10 10 -

Karena dialogic tidak dapat dibuat hunting maka untuk transfer 2 nomor tujuan diperlukan dua program yang dijalankan bersamaan.

Berikut ini hasil dari pengujian kedua dengan melihat waktu yang diperlukan untuk transfer dari penekanan digit sampai terdengar adanya ringtone pada sisi penerima :

Tabel 4.5 Waktu transfer dari nomor 100 Waktu yang diperlukan(detik) Percobaan

ke Dial no. 200 Dial no. 202 Dial no. 204 1. 1,82 1,36 1,.45 2. 1,70 1,41 1,39 3. 1,67 1,36 1,33 4. 1,61 1,42 1,40 5. 1,76 1,37 1,37 total 8,56 6,92 6,94

(54)

Tabel 4.6 Waktu transfer dari nomor 200 Waktu yang diperlukan(detik) Percobaan

ke Dial No 100 Dial No 202 Dial No 204

1 1,54 1,43 1,44 2 1,74 1,44 1,38 3 1,59 1,43 1,37 4 1,70 1,42 1,40 5 1,64 1,40 1,33 total 8,21 7,12 6,92

Tabel 4.7 Waktu transfer dari nomor 202 Waktu yang diperlukan(detik) Percobaan

ke Dial No 100 Dial No 200 Dial No 204

1 1,84 1,60 1,56 2 1,49 1,27 1,48 3 1,46 1,63 1,70 4 1,54 1,42 1,67 5 1,44 1.,3 1,58 total 7,77 7,35 7,99

Tabel 4.8 Waktu transfer dari nomor 204. Waktu yang diperlukan(detik) Percobaan

ke Dial No 100 Dial No 200 Dial No 202

1 1,67 1,17 1,30 2 1,78 1,35 1,21 3 1,28 1,19 1,19 4 1,41 1,23 1,37 5 1,37 1,44 1,16 total 7,51 6,38 6,23

(55)

Dari hasil pengujian tersebut diatas dapat dihitung rata-rata

waktu dengan menggunakan rumus

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = −

jumlah

sample waktu rata Rata

didapatkan nilai rata-rata total:

Rata-rata = ( 8,56 + 6,92 + 6,94 + 8,21 + 7,12 + 6,92 + 7,77 + 7,35 +7,99 + 7,51 + 6,38 + 6,23 ) / (60)

= ( 87.9 / 60 ) = 1,465 detik

Jadi rata-rata waktu yang diperlukan untuk transfer dari penekanan digit sampai terdengar adanya ringtone pada sisi penerima adalah 1,465 detik.

(56)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian alat, maka diperoleh kesimpulan dan yang diharapkan berguna untuk perbendaharaan ilmu dan teknologi serta bagi kelanjutan dalam penyempurnaan alat ini.

Dari hasil pengujian dan analisa diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

• Dalam Transfer panggilan diperlukan minimal dua buah jalur agar dapat terlaksana, dua jalur tersebut digunakan sebagai jalur input dan output dialogic.

• Sistem informasi ini tidak menggunakan sistem hunting sehingga ada dua jalur yang digunakan sebagai server yaitu nomor 101 dan nomor 103, sedangkan dua jalur yang lain digunakan untuk jalur transfer panggilan.

• Fungsi pendeteksian digit berakhir sesudah pemasukan sejumlah digit maksimum yang telah di-set, sehingga digit yang melebihi batas maksimum dianggap sebagai karakter kosong.Delay maksimum untuk memasukkan 3 digit adalah 15 detik dan delay maksimum untuk setiap digit adalah 5 detik. • Waktu rata-rata yang diperlukan untuk transfer sebesar 1,465

detik. 5.2 SARAN-SARAN

Saran untuk pengembangan pada proyek akhir di masa mendatang :

• Sistem informasi yang menggunakan sistem hunting sehingga hanya perlu satu nomor server.

• Sistem tidak hanya untuk penyambungan tetapi dapat dibuat untuk percakapan.

(57)
(58)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kristalina, Prima, “Introduction to Computer Telephony Integration CTI”, In-House Training CTI Telecommunication – Department, 2005.

[2] Kristalina, Prima, “Introduction to Voice Processing Board”, In-House Training CTI Telecommunication – Department, 2005.

[3] Kristalina, Prima, “Aplikasi Voice Programming pada Dialogic Card”, In-House Training CTI Telecommunication –

Department, 2005.

[4] Kristalina, Prima, “Praktikum IVR”,_____.

[5] Kristalina, Prima, ”Praktikum Instalasi PABX”,_____. [6] Kurniawati, Endah, ”Aplikasi Studi Islam Anak – anak dengan

menggunakan Dialogic D/41 JCT-LS”, Proyek Akhir PENS-ITS, 2005.

[7] Anang Fauzi, “Layanan Sistem Informasi Menggunakan Dialogic Card D/41 JCT-LS”, Proyek Akhir PENS -ITS, 2004 [8] Setyowati, Eryk, ”Pembuatan Sistem Informasi Nilai IP PENS Via Telepon dengan Pemanfaatan Dialogic Card D/4”, Proyek Akhir PENS-ITS, 2005.

[9] Abdul Kadir, ”PEMROGRAMAN C++”, Andi, Yogyakarta.

(59)

Algoritma Program

1. Tekan nomor server 101 atau 103.

2. Set hook menjadi off-hook, play pesan pembuka.

3. Play menu utama yaitu nomor-nomor yang dapat dihubungi (tujuan).

4. Deteksi digit yang ditekan oleh pengguna. 5. Cek apakah nomor ada dalam pilihan. 6. Kondisi jika tidak ada maka

• Play pilihan salah

• Kembali ke menu pilihan utama. 7. Kondisi jika ada maka rekam pesan. 8. Transfer ke nomor tujuan.

9. Cek status nomor yang dipanggil 10. Kondisi :

• Sibuk (busy)

• Tidak ada jawaban (no answer) • Tersambung (connect)

11. Jika kondisi sibuk atau tidak ada jawaban maka set hook menjadi off-hook

12. Selesai

13. Jika kondisi tersambung maka play suara yang direkam oleh pengguna ke nomor tujuan

14. Selesai

(60)

Dialogic D/41JCT-LS

4-Port PCI Voice Processing Board Features and Benefits

• Four independent voice processing ports in a single PCI slot for low- to medium-density enterprise CT applications

• With approvals in North America, Europe, and Japan, the D/41JCT-LS board cost effectively expands an application's ability to serve several global markets (other international approvals pending)

• CT Bus* connector increases the board's capacity to interoperate with other CT Bus/SCbus compatible boards • SCbus connectivity through a simple cable adapter enables

applications to access additional resources such as text-to-speech (TTS) and automatic text-to-speech recognition (ASR)

• Universal PCI edge-connector for compatibility with 3.3 volt and 5.0 volt bus signals, enables deployment in a wide variety of PCI chassis from popular manufacturers

• Plug and Play* ready. Simplifies hardware installation by eliminating DIP switches and jumper settings and enabling software controlled configuration.

• Configure multiple boards in a single chassis, PCI bus or mixed PCI/ISA bus, for easy and cost-effective system expansion up to 32 analog ports

• Downloadable Spring Ware firmware signal and call processing firmware, provides field-proven performance based on over 3 million installed ports with access to future feature enhancements

• DTMF (touch tone) detection provides reliable detection during voice playback - lets callers "type-ahead" through menus • A-law or µ-law voice coding at dynamically selectable data

rates, 24 Kb/s to 64 Kb/s, selectable on a channel-by-channel basis for optimal tradeoff between disk storage and voice quality

• International Caller ID capability via on-hook audio path. Supports Bellcore CLASS*, UK CLI, Japanese Caller ID, and other international protocols.

(61)

• Patented outbound call progress analysis monitors outgoing call status quickly and accurately

• C language application program interfaces (API) for Windows NT*, Windows 2000*, UNIX*, and Linux shorten the development cycle for faster time to market

• Supports the PBX Expert32 tool, a software utility that simplifies switch integration

• Optional onboard Global Dial Pulse Detection (Global DPD) feature enables callers with non-touch-tone phones to access applications without additional "pulse-to-tone conversion" equipment

Applications

• Voice messaging

• Interactive voice response • Call center • Audiotex • Operator services • Dictation • Auto dialers • Notification systems • Online data entry/query

The D/41JCT-LS board is a four-port analog converged communications voice processing board ideal for developers building enterprise unified messaging and interactive voice response (IVR) applications for the global market. The D/41JCT-LS provides four telephone line interface circuits for direct connection to analog loop start lines. A dual-processor architecture, comprising a digital signal processor (DSP) and a general-purpose microprocessor, handles all telephony signaling and performs DTMF (touch tone) and audio/voice signal processing tasks. The D/41JCT-LS board, a part of the Intel PCI board product family, conforms to the H.100 CT Bus standard. The open architecture enables developers to build converged communications solutions using products from multiple vendors. And since you can install multiple D/41JCT-LS boards in a single PC chassis, you can build systems scaling up to 32 ports.

(62)

Downloaded Spring Ware firmware algorithms, executed by the onboard DSP, provide variable voice coding at 24 and 32 Kb/s ADPCM, and 48 and 64 Kb/s µ-law or A-law PCM, as well as µ-law to A-law conversion. Sampling rates and coding methods are selectable on a channel-by-channel basis. Applications may dynamically switch sampling rate and coding method to optimize data storage or voice quality as the need arises. Additional coding algorithms such as GSM and G.726 are available for use in applications that support the Voice Profile for Internet Mail (VPIM) standard.

Spring Ware firmware also provides reliable DTMF detection, DTMF cut-through, and talk off/play off suppression over a wide variety of telephone line conditions.

Global Dial Pulse Detection (Global DPD) algorithm, available as a software option for the D/41JCT-LS board, lets you use the board in countries that have limited touchtone telephone service. The Global DPD product can be optimized on a country-by-country basis to provide superior dial pulse detection.

Configurations

Use the D/41JCT-LS board to build sophisticated CT systems to which capabilities such as speech recognition, facsimile, and text-to-speech (TTS) can be added. The D/41JCT-LS board shares a common hardware and firmware architecture with other CT Bus and SCbus based boards for maximum flexibility and scalability. Add features or grow the system while protecting your investment in hardware and application code. Applications can be easily ported to lower or higher line-density platforms with minimum modifications.

The D/41JCT-LS board installs in PCI-based PCs or servers (PCI bus or mixed PCI/ISA) and compatible computers (Intel® 80486, or Pentium® processor-based PC platforms). The D/41JCT-LS board provides for building integrated voice solutions scalable from four ports to 32 ports. The maximum number of lines that can be supported is dependent on the application, the amount of disk I/O required, and the host computer CPU and power supply.

(63)

The D/41JCT-LS board can operate within a mixed chassis containing PCI and ISA products. The forward-looking design of the D/41JCT-LS conforms to the new H.100 CT Bus to enable connection to next-generation CT Bus products. The D/41JCT-LS can also connect to existing SCbus products through the use of an optional CT Bus/SCbus adapter. The adapter provides both SCbus and H.100 physical connectors required to link the D/41JCT-LS to current SCbus products. Mixed PCI/ISA Configuration Example

Software Support

The D/41JCT-LS board is currently supported by the System Software and Software Development Kit for Windows NT and Windows 2000, and the System Software and Software Development Kit for UNIX and Linux Systems. These packages contain a set of tools for developing complex multichannel applications.

Functional Description

The D/41JCT-LS board uses a dual-processor architecture that combines the signal processing capabilities of a DSP with the decision-making and data movement functionality of a general-purpose 80186 control microprocessor. This dual-processor approach offloads many low-level decision-making tasks from the host computer and thus enables easier development of more powerful applications. This architecture handles real-time events, manages data flow to the host PC for faster system response time, reduces host PC processing demands, processes DTMF and telephony signaling, and frees the DSP to perform signal processing on the incoming call.

Each of four analog loop start telephone line interfaces on the D/41JCT-LS board receives analog voice and telephony signaling information from the telephone network (see block diagram). Each telephone line interface uses reliable, solid-state hook switches (no mechanical contacts) and part 68 class B ring detection circuitry. This FCC-approved ring detector is less susceptible to spurious rings created by random voltage fluctuations on the network. Each interface also incorporates circuitry that protects against high-voltage spikes and

Gambar

Tabel 2.1 Nada-nada pada Tone Signalling
Tabel 2.2 Pengaturan Tombol Sistem DTMF  FREKUENSI 1209  Hz  1336 Hz  1477 Hz  1633 Hz  697 Hz  1  2  3  A  770 Hz  4  5  6  B  852 Hz  7  8  9  C  941 Hz  *  0  #  D
Tabel 2.3 Fungsi Dasar Peralatan Sentral  Fungsi Dasar Peralatan  Operasi Pensinyalan  Pelanggan Pemanggil  1
Gambar 2.2 Dialogic Card D/41 JCT-LS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Endapan kering (prekursor) yang terbentuk selanjutnya diubah menjadi oksida perovskit dengan proses kalsinasi pada suhu yang diperoleh dari analisis DTA/TGA.. Penentuan

Dengan adanya pameran perhiasan terbesar di Dunia yang diselenggarakan Italia yaitu Vicenzaoro sebagai salah satu trend setter dibidang perhiasan, Indonesia diharapkan

tersebut. Menyusun ayat sesuai dengan urutan-urutannya, dengan memahami sebab turunnya. Melihat mun ā sabah ayat-ayat tersebut dalam masing- masing suratnya. Membuat

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Labuapi Pada Materi Pokok

Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun

Pada penelitian ini dibuat sistem filter bandpass radio FM pada frekuensi 88 – 108 MHz dengan menambahkan rangkaian m-derived section [8] yang berfungsi memberi

PRU hospital &amp; surgical cover plus syariah Memberikan manfaat harian Rawat Inap, ICU, Pembedahan untuk Peserta Utama Yang Diasuransikan setelah PRUhospital &amp; surgical cover

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas