• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak apu), Ipomou aquatica (kangkung), Paspalidium punctatum (kumpai bab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Lilkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak apu), Ipomou aquatica (kangkung), Paspalidium punctatum (kumpai bab"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN LAHAN RAWA DALAM SISTEM

INTEGRASI DI KABUPATEN TANAH LAUT

ENI SITI ROHAENI I ,M .NAJIB2danE . HANDIWIRAWAN3 'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan

Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru

3Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Raya Pajajaran Kav E-59, Bogor 16152

ABSTRAK

Makalah ini merupakan review dan pemikiran untuk memanfaatkan lahan rawa dalam sistem integrasi di Kabupaten Tanah Laut yang didasarkan pada potensi yang ada dan beberapa kasus di lapangan . Lahan rawa merupakan salah satu lahan yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di masa yang akan datang. Saat ini lahan rawa yang telah dimanfaatkan di Kabupaten Tanah Laut adalah lahan rawa pasang surut dan lahan lebak. Pemanfaatan yang telah dilakukan yaitu untuk pemukiman dan usahatani . Jenis usahatani yang biasa dilakukan adalah usaha padi (lokal maupun unggul) dan trnak (itik dan kerbau) . Integrasi yang telah dilakukan petani di lahan rawa yang ada di Kabupaten Tanah Laut adalah antara padi dan temak itik, selain itu padi dan kerbau . Pada umumnya petani masih melakukan tanam 1 kali dalam 1 tahun sehingga ada waktu kosong (lahan tidak dimanfaatkan), setelah panen, sawah akan digunakan untuk mengusahakan trnak itik secara tradisional untuk memanfaatkan sisa gabah sebagai pakan . Ternak itik secara tidak langsung turut memelihara pertumbuhan padi, karena itik memakan keong mas yang merupakan hama pada tanaman padi dan kotoran itik yang dihasilkan sebagai sumber pupuk organik yang menyuburkan lahan. Untuk petani yang melakukan usaha padi dan kerbau, kotoran kerbau yang dihasilkan dan tersebar di lahan persawahan merupakan sumber pupuk organik, sementara jerami padi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan trnak saat kesulitan pakan .

Kata kunci : Lahan rawa, integrasi, padi, itik, kerbau, Tanah Laut

PENDAHULUAN

Luas lahan rawa di Indonesia yang sekitar 33,4 juta ha merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Dari jumlah tersebut sekitar 9 juta ha mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian yang produktif. Berdasarkan tipologi lahannya, lahan rawa dapat dipilah atas lima tipologi utama yaitu lahan potensial, lahan sulfat masam, lahan gambut, lahan satin dan lahan

lebak (NOOR et al ., 2004) .

Tanah Laut merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai daerah pertanian baik tanaman pangan, perkebunan maupun peternakan . Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut sekitar 3 .729,30 ha, diantaranya lahan rawa pasang surut seluas 14 .156 ha dan lahan rawa lebak 29 .550 ha (DINAS PERTANIAN KALIMANTAN SELATAN, 2007) .

Lahan lebak, terutama rawa dangkal di Kalimantan pada umumnya dihuni oleh

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

penduduk lokal, lahan tersebut diusahakan terutama untuk pertanian . Usaha pertanian yang biasa dilakukan adalah padi dan untuk daerah tertentu selain padi diusahakan kedelai dan tanaman hortikultura seperti cabe, tomat, semangka dan lainnya . Usaha tersebut umumnya dilakukan menjelang musim kering, petani menanam padi yang dikenal dengan persawahan rintak/sawah barat . Pada musim penghujan, lahan ini jadi hamparan rawa dan hanya sedikit yang bisa ditanami padi yaitu pada bagian tebing (lebak pematang) saja, tanaman padi musim penghujan ini disebut sebagai padi sawah timur/padi sawah surung (NOOR dan NOORGINAYUWATI, 1998) .

Menurut CHAIRUDDIN et al. (1998), lahan lebak mempunyai kondisi yang spesifik sehingga memerlukan pengelolaan yang khas dan disesuaikan dengan kondisi lingkungannya . Selanjutnya disebutkan beberapa jenis gulma yang mendominasi di sawah lebak pada saat kondisi lahan masih berair adalah dari gulma air seperti Eichornia crassipes (eceng gondok), Salvinia sp . (Kai

(2)

apu), Ipomou aquatica (kangkung),

Paspalidium punctatum (kumpai babulu),

Leptochloa chinensis (kumpai baminyak) dan

Cyperus (teki) . Menurut ROHAENI et al.

(2005), jenis gulma yang ditemui di daerah rawa lebak terutama pada daerah yang banyak populasi kerbaunya akan dikonsumsi sebagai pakan .

Usahatani lain yang tidak kalah penting dilakukan petani di lahan lebak adalah beternak. Usaha dengan komoditas trnak ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan petani dan dengan mengembang-kan lahan rawa lebak tersebut amengembang-kan memberi peluang usaha bagi petani setempat untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan (ZURAIDA,2004) .

Makalah ini mengungkap tentang potensi dan peluang integrasi dalam pemanfaatan lahan rawa di Kabupaten Tanah Laut .

Tabel 1 . Penggunaan lahan untuk usahatani di Kabupaten Tanah Laut tahun 2006 (ha)

Sumber:DINAS PETANIAN KALIMANTAN SELATAN (2007)

Tabel 2 . Populasi trnak di Kabupaten Tanah Laut tahun 2005

Sumber :DINAS PETERNAKAN KALIMANTAN SELATAN (2006)

POTENSI KABUPATEN TANAH LAUT

Keanekaragaman sumber daya alam di Kabupaten Tanah Laut merupakan peluang investasi untuk dikembangkan . Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan sub sektor yang mendapat prioritas pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi . Lahan pertanian yang ada sebagian besar diusahakan oleh masyarakat untuk menanam sejumlah komoditas utama pertanian seperti padi, jagung, kencur, buah-buahan dan sayuran . Pengembangan pada sub sektor pertanian rakyat bertujuan untuk tetap mempertahankan ketahanan pangan dengan berupaya untuk meningkatkan produksi melalui pemanfaatan lahan secara optimal dengan cara ekstensifikasi, intensifiksi dan diversifikasi serta memfasilitasi pemasaran hasil melalui penguatan kelembagaan petani .

No Penggunaan lahan

Dalam satu tahun

Sementara tidak diusahakan Jumlah Ditanami padi

>2 kali I kali 2 kali Lahan sawah :

Irigasi teknis

Irigasi setengah teknis 313 654 398 125 1 .490

Irigasi sederhana 320 738 938 543 2 .539

Irigasi desa 580 1 .000 595 3 .024 5 .199

Tadah hujan 2 .192 5 .104 7 .878 7 .149 22 .323

Pasang surut 3 .332 5 .807 1 .393 3 .624 14 .156

Lebak 1 .519 4 .050 5 .174 18 .807 29 .550

Polder dan sawah Iainnya

Jumlah 8 .256 17 .353 16 .376 33 .272 75 .257

Lahan bukan sawah

Lahan kering dan lainnya 297.397

Total 372 .654

No Jenis trnak (ekor) Tanah Laut Kalimantan Selatan

1 Sapi 70 .359 182 .832 38,48

2 Kerbau 4 .638 40 .183 11,54

(3)

PELUANG USAHA

Dalam

melakukan usahatani,

sebagian

besar dilakukan secara polikultur, keadaan ini

mempunyai peluang

yang besar dalam hal

integrasi . Sebenarnya petani sejak lama telah

melakukan konsep integrasi antara beberapa

komoditas dengan tingkat keterkaitan

yang

bervariasi. Sebagai contoh petani telah lama

memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk

dan memanfaatkan limbah pertanian sebagai

pakan ternak .

Hasil penelitian yang dilaporkan

GALIB et

al.

(2005), produksi limbah jerami padi dari

lahan sawah sebesar 5,44 ton/ha, sehingga bila

diasumsikan limbah jerami di Tanah Laut

antara 3-5 ton/ha dapat diketahui berapa besar

ketersediaan

jerami

padi

yang

dapat

dimanfaatkan sebagai pakan ternak . Selain itu

untuk memperkirakan besarnya kotoran ternak

yang dihasilkan, berdasarkan laporan

ROHAENI et a!.

(2005),

kotoran

sapi

yang

dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk berkisar antara

3-6

kg/ekor/hari dalam keadaan kering, bila

diasumsikan limbah ternak (kotoran)

yang

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik

berkisar antara 3-5

kg/ekor/hari, maka di

Tanah Laut dapat diketahui berapa besar

kotoran ternak baik dari sapi, kerbau dan

ternak itik .

Integrasi padi dan ternak itik

Integrasi

antara padi

dan ternak itik

mempunyai peluang dan potensi yang besar,

terutama bagi petani yang masih tradisional

dan

modal

kecil . Beberapa manfaat

yang

diperoleh petani yaitu biaya pakan untuk ternak

itik relatif murah karena pakan tergantung

alam, kotoran itik

yang

tercecer di areal

persawahan merupakan sumber pupuk organik

yang

membantu menyuburkan lahan, itik

berperan sebagai pengendali hama padi berupa

keong mas, dan itik dapat memanfaatkan sisa

gabah/padi setelah panen atau tanaman padi

yang tumbuh dengan sendiri setelah panen .

Peran ternak itik sebagai pengendali hama

padi berupa keong mas cukup besar,

WASTTO

dan

KHAIRIAH

(2004) melaporkan bahwa dari

setiap hektar sawah dapat dikumpulkan keong

mas sebanyak 3-5 karung (90-150 kg/ha),

rata-rata 120 kg/ha selama satu musim tanam .

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

Selanjutnya disimpulkan bahwa pemeliharaan

itik di lahan sawah secara tidak langsung

menerapkan metode pengendalian keong mas

secara biologis, memiliki implikasi terhadap

peningkatan produksi telur itik dan padi .

Pemeliharaan ternak itik di Tanah Laut saat

ini masih ada yang dilakukan secara tradisional

yaitu dengan cara dilepas (tanpa dikandangkan

atau dikandangkan tapi tidak secara terus

menerus) .

Pemeliharaan

cara

ini

pada

umumnya dilakukan oleh petani ternak dengan

skala pemeliharaan yang relatif kecil yaitu

antara 25-50 ekor, atau petani ternak yang

melakukan usahanya sebagai pembesaran itik .

Pemeliharaan

itik

dilakukan secara

tradisional yaitu pada pagi hari sampai sore

hari itik dilepas, digembalakan di

sawah-sawah, sungai atau rawa-rawa untuk mencari

pakan. Biaya yang dikeluarkan petani ternak

itik dengan cara ini relatif kecil dan murah,

karena pengeluaran utama

hanya

untuk

pembelian bibit, sedangkan biaya pakan yang

umumnya antara 60-70% dapat ditekan karena

kebutuhan utama ternak itik dapat dipenuhi

dari alam . Pakan tambahan yang diberikan

biasanya dilakukan antara 1-2 kali, yaitu saat

akan melepas itik dan sore hari saat itik pulang

kandang (jika 2 kali) atau itik diberi pakan

pada sore hari (bila 1 kali pemberian) . Jenis

bahan pakan yang diberikan oleh petani ternak

adalah sagu (bahasa lokal : paya),

kadang-kadang dedak, dan tambahan protein berupa

keong

mas atau ikan

kecil

(pada

saat

musim/tersedia) . Pemeliharaan itik dengan cara

ini memang sangat menguntungkan, namun

kekurangannya adalah periode pemeliharaan

terbatas

(tergantung

musim),

jumlah

pemeliharaan

itik

terbatas,

sulit

untuk

mengontrol ternak secara maksimal

(BPTP KALIMANTAN SELATAN,

2006) .

Hasil pengamatan pemeliharaan itik cara

tradisonal

yang dilakukan di Desa Handil

Gayam, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah

Laut yang mempunyai agroekosistem lahan

pasang surut adalah pemeliharaan antara 10-50

ekor

dengan

rataan

25

ekor/KK,

waktu

pemeliharaan itik antara bulan Januari sampai

Juni . Potensi yang ada yaitu tersedianya bahan

pakan tambahan sumber protein berupa keong

mas dan ikan . Pemeliharaan ternak antara

bulan Januari sampai Juni dilakukan untuk

memanfaatkan lahan sawah yang baru panen

(4)

sehingga masih ada sisa padi yang dapat dikonsumsi itik sebagai pakan .

Hasil wawancara dengan petani ternak menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak itik merupakan salah satu sumber pendapatan rumah tangga . Pada Tabel 3 ditampilkan analisis ekonomi usaha pemeliharaan ternak itik. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis yaitu produksi itik tambak/lepas di Desa Handil Gayam 70 - 80%/4 bulan . Harga telur tambak Rp . 900 - 1 .000/butir . Pemeliharaan itik pada musim hujan berkisar 4

Tabel 3 . Analisis usaha temak itik petelur selama 4 bulan dengan skala 80 ekor di Desa Handil Gayam Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Lau, pada musim hujan

Sumber: BPTPKALwANTAN SELATAN(2006)

Berdasarkan informasi tersebut terlihat bahwa pemeliharaan itik yang diintegrasikan dengan tanaman padi dapat dilakukan walaupun dengan beberapa keterbatasan waktu dan pemeliharaan . Yang perlu diperhatikan adalah saat petani memberikan pestisida pada tanaman padi, itik tidak boleh digembalakan di lahan pertanaman padi karena itik dapat keracunan atau bahkan mati .

Integrasi padi dan kerbau

Integrasi padi dan kerbau dilakukan oleh masyarakat yang ada di Desa Banua Raya, Kecamatan Bati-bati . ROHAENI et al. (2006) melaporkan bahwa Desa Banua Raya mempunyai potensi lahan lebak yang cukup luas dengan lama genangan sekitar 4 bulan antara bulan Januari sampai April, kedalaman air mencapai lebih dari 1 meter . Kondisi lebak ini dapat digolongkan dalam kriteria lebak

- 6 bulan . Itik pada musim kemarau tidak bertelur kalaupun bertelur produksinya rendah . Pakan yang diberikan terdiri atas dedak, sagu, singkong, ikan, keong mas dan benih . Ada juga petani yang melakukan usaha pembesaran itik urnur I minggu sampai siap bertelur (5 bulan) . Dengan biaya pembesaran terdiri atas pembelian bibit umur 1 minggu (Rp . 4000) dan biaya pakan (Rp . 20 .000) memberikan keuntungan Rp . 16 .000/ekor setelah 5 bulan (BPTPKALIMANTAN SELATAN,2006) .

tengahan sampai dalam . Tanaman yang sampai saat ini banyak ditemui adalah galam, yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat yaitu sebagai pencari/buruh kayu galam .

Pola usahatani yang dilakukan oleh sebagian besar petani adalah budidaya padi lokal dengan memanfaatkan bagian lahan yang lebih tinggi . Hal ini karena tinggi dan lamanya genangan air di wilayah lahan lebak yang mereka kuasai . Kondisi alam ini oleh sebagian petani dimanfaatkan dengan beternak kerbau dan mencari ikan (ROHAENIet al ., 2006) .

Selanjutnya dalam laporan ROHAENI et al. (2006) populasi kerbau yang ada di Desa Banua Raya mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 1970 yang mencapai 500 ekor, hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya luas padang penggembalaan yang semula 1000 ha menjadi 200 ha sebagai akibat dari pergeseran tataguna lahan menjadi

lahan pertanian dan pemukiman, seiring

Uraian Fisik ' Nilai (Rp)

Input : Bibit 80 ekor x Rp . 40 .000 3 .200 .000 Pakan 1 .200 .000 Tenaga kerja 1 .320 .000 Jumlah 5 .720 .000 Output:

Telur 60ekor x 120 hari Rp . 900 6 .480 .000 Itik afkir 80 ekor x Rp . 30 .000 1 .800 .000

Jumlah 8 .280 .000

Keuntungan 2 .560 .000

(5)

dengan pertambahan jumlah penduduk . Pada tahun 1997, terjadi kematian kerbau yang cukup banyak yaitu sekitar 50 ekor, 50 ekor ternak sakit dijual, dan sisanya yang bertahan sebanyak 50 ekor . Kematian kerbau yang terjadi pada tahun 1997 diduga akibat penyakit, namun tidak ada informasi atau hasil laboratorium yang menyebutkan jenis penyakit yang menyerang. Saat ini populasi telah mencapai 200 ekor, populasi ini selalu dipertahankan untuk menjaga agar pakan yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan kerbau yang ada .

Menurut informasi yang dihimpun dari peternak, masalah yang dihadapi dalam beternak kerbau adalah semakin sempitnya luas padang penggembalaan (akibat dari perubahan tataguna lahan diantaranya untuk pertanian tanaman pangan dan pemukiman), hama ulat yang menyerang/memakan hijauan yang terjadi pada musim kemarau, dan musim kemarau yang panjang antara 6-7 bulan menyebabkan sering terjadi kebakaran di lokasi penggembalaan sehingga hijauan (gulma) yang ada mati terbakar .

Sebagian besar penduduk Banua Raya umumnya berusahatani padi, menggunakan varietas padi lokal, penanaman padi ada yang dilakukan pada saat air menjelang surut (padi rintak) dan ada pula yang menjelang air datang (padi surung), tergantung kondisi lahan . Menurut RINA dan NOORGINAYUWATI (1998), pola usahatani yang dominan dilaksanakan

Sumber : RoHAErn et al . (2006)

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

petani di daerah rawa lebak didominasi padi lokal . Areal usahatani padi yang dilakukan antara 0,5-3 ha/KK dengan rataan 2 ha/KK . Teknologi yang digunakan oleh petani masih sederhana yaitu dengan gulma ditebas, kemudian dipuntal/digulung atau ditumpuk ke pinggir, baru kemudian tanam. Penyiapan lahan dengan cara di atas menurut ZURAIDA dan GALIB (1998) termasuk cara yang dianjurkan karena rumput yang digulung akan membusuk dan dikembalikan sebagai pupuk organik ke dalam petak sawah . Cara ini dalam jangka panjang dapat mempertahankan kesuburan tanah . Lain halnya bila dibakar, walaupun terlihat praktis dan hemat tenaga tapi dalam jangka panjang dapat menurunkan mutu lahan dan memerlukan dana yang lebih besar untuk memperbaikinya kembali . Berdasarkan hasil wawancara petani di Desa Banua Raya melakukan penyemaian 2 kali dengan jarak tanam 30 x 35 cm . Hasil usahatani padi yang diperoleh sekitar 7 blek/borong atau setara dengan 2,5 ton/ha.

Usaha ternak kerbau dan padi yang dilakukan merupakan sumber pendapatan utama bagi petani . Usaha pemeliharaan ternak kerbau yang dipelihara sendiri oleh pemilik ternak dengan skala 4 ekor induk betina dewasa selama 2 tahun memberikan pendapatan sebesar Rp . 10 .450 .000 (Tabel 4) sedangkan bagi penggaduh/pemelihara kerbau dengan cara bagi hasil (2 bagian pemilik dan 1 bagian penggaduh) sekitar Rp. 3 .500 .000 . Tabel 4 . Analisis biaya dan pendapatan pemeliharaan temak kerbau dengan skala 4 ekor induk dewasa dalam

2 tahun

Uraian Fisik Total (Rp)

Biaya

- Bibit 4 ekor x Rp . 7 .000.000 28 .000 .000 - Pagar keliling 4 ekor indukx2 tahun x Rp . 100 .000 800 .000 6 ekor anakxRp . 100 .000 600.000 - Ciri telinga anak kerbau 6 ekor x Rp . 25 .000 150 .000

Jumlah 29.550 .000

Nilai penerimaan

- Nilai bibit 4 ekorxRp . 7 .500 .000 30 .000 .000 - Nilai anak kerbau 4 ekor x Rp . 2 .500 .000 10 .000 .000

Jumlah 40 .000 .000

(6)

Pendapatan dari usahatani padi sebesar Rp . 4.184 .000 dengan nilai R/C 2,07 . Beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini adalah upah tebas rumput dilakukan selama 3 hari oleh 5 orang, upah menggulung/memuntal rumput selama 5 hari oleh 2 orang . Nilai R/C yang dilaporkan ROHAENI et al. (2006) tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian ZURAIDA (1992) bahwa pendapatan

Tabel 5. Analisis biaya dan pendapatan usahatani padi dengan skala 2 ha

Sumber :ROHAENIet al. (2006)

Tabel 6 . Kontribusi pendapatan dari usahatani padi, kerbau dan buruh mencari kayu galam yang dilakukan petani/tahun di Desa Banua Raya, Pelaihari tahun 2006

Sumber :ROHAENIet al. (2006)

Kontribusi pendapatan petani dari usahatani padi sekitar 43,21% dan usaha ternak kerbau sekitar 54,21%, sementara itu buruh mencari kayu galam sekitar 2,58% (Tabel 6) . Pendapatan yang dihasilkan dari usaha pemeliharaan ternak kerbau dinilai tinggi, hal

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

dari usahatani padi dengan 2 kali tanam/tahun (padi surung dan padi rintak) mencapai Rp . 1 .083 .950/ha dengan nilai R/C 2,55 . Laporan lain, ZURAIDA dan GALIB (1998) melaporkan bahwa usahatani padi di lahan lebak Babirik menghasilkan pendapatan bersih antara Rp .

1 .000 .000 -. 1 .450 .000/ha dengan nilai R/C 5,92 - 6,95 (label 5) .

ini menyebabkan petani tetap mempertahankan usaha temak kerbau walaupun dari tahun ke tahun cenderung terjadi penurunan luas areal padang penggembalaan . Kontribusi pendapatan dari usahatani padi pada penelitian tersebut lebih tinggi daripada laporan ZURAIDA dan

Uraian Fisik Total (Rp)

Biaya: Bahan:

Benih Rp . 35 .000 35 .000

Pupuk Urea 50 kg 60.000

SP36 25 kg 45 .000

Obat-obatan Pestisida dan herbisida 2 liter 76 .000

Karung 200 buah 200.000

Jumlah bahan 416 .000

Upah :

Tebas rumput Rp. 10 .000 x 70 brg 700 .000

Menggulung rumput/memuntal Rp. 5 .000 x 70 brg 350 .000

Tanam 2 hari x 25 orang x Rp . 20 .000 1 .000 .000

Panen 450 blek x Rp . 3.000 1 .350 .000

Angkut Rp. 100 .000 100 .000

Jumlah upah 3 .500 .000

Jumlah bahan dan upah 3 .916 .000

Penerimaan

Produksi 450 blek @ Rp . 18 .000 8 .100 .000

Pendapatan 4 .184 .000

R/C 2,07

I No. Macam usaha Skala Pendapatan (Rp)

1 . Padi 2 ha/tahun 4 .184 .000 43,21

2 . Kerbau 4 ekor 5 .225 .000 54,21

3 . Buruh mencari kayu galam 250 .000 2,58

(7)

GALIB (1998) yang mendapatkan angka sebesar 29,2%, hal ini disebabkan ada sumber pendapatan dari usahatani komoditas lain seperti cabe, sayuran, dan ubi Alabio .

KESIMPULAN

Lahan rawa di Kabupaten Tanah Laut telah dimanfaatkan untuk pemukiman dan usahatani . Jenis usahatani yang biasa dilakukan adalah usaha padi (lokal maupun unggul) dan ternak (itik dan kerbau) . Integrasi yang telah dilakukan petani di lahan rawa yang ada di Kabupaten Tanah Laut yaitu antara padi dan ternak itik, serta padi dan kerba.u . Pada umumnya petani masih melakukan tanam 1 kali dalam 1 tahun sehingga adanya waktu kosong (lahan tidak dimanfaatkan) setelah panen, dimana sawah digunakan untuk mengusahakan ternak itik secara tradisional, memanfaatkan sisa gabah sebagai pakan . Ternak itik secara tidak langsung turut memelihara pertumbuhan padi, karena kotoran itik merupakan sumber pupuk organik dan itik memakan keong mas yang merupakan hama tanaman padi sehingga berperan sebagai pengendali hayati . Untuk petani yang melakukan usaha padi dan kerbau, kotoran kerbau yang dihasilkan dan tersebar di lahan persawahan merupakan sumber pupuk organik, sementara jerami padi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak saat kesulitan pakan .

DAFTAR PUSTAKA

BPTP KALIMANTAN SELATAN . 2006 . Laporan PRA di Kabupaten Tanah Laut. Laporan PRA Prima Tani . Banjarbaru.

CHAIRUDDIN, R. S ., SIMATUPANG dan D . NAZEIMI . 1998 . Sistem olah tanah pada budidaya padi rintak di lahan lebak Kalimantan Selatan . Pros. Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan . Banjarbaru, 2-3 Desember 1997 . BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru . Hlm . 413-420 .

DINAS PERTANIAN KALIMANTAN SELATAN . 2007 . Laporan Dinas Pertanian Tahun 2006. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan .

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak

DINAS PETERNAKAN KALIMANTAN SELATAN . 2006 . Statistik Petemakan di Kalimantan Selatan Tahun 2006. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru.

GALIB, R., SUMANTO, A . SUBHAN, SURYANA dan M . DA wis . 2005 . Pengkajian Pengembangan Sistem Integrasi Padi-Sapi di Lahan Sawah Tadah Hujan Kalimantan Selatan . Laporan Akhir. BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru . NOOR, M . dan NOORGINAYUWATL 1998 .

Pengembangan lahan lebak untuk pertanian tanaman pangan : Tinjauan dan review hasil penelitian . Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan. Banjarbaru, 2-3 Desember 1997 . BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru . Hlm . 383-395 .

NooR, M ., A. JUMBERI dan T . ALIHAMSYAH . 2004 . Prospek pertanian lahan rawa pasang surut : Hasil penelitian dan eksplorasi . Lokakarya Penanganan dan Operasional Lahan Pasang Surut dan Lahan Eks-PLG Sejuta Hektar . Palangka Raya, 16 Desember 2004. BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru . Hlm. 395-420 .

RINA, Y . dan NOORGINAYUWATI . 1998 . Pengembangan sistem usahatani di lahan rawa lebak dangkal Kalimantan Selatan . Prosiding Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan . Banjarbaru, 2-3 Desember 1997 . BPTP Kalimantan Selatan, Banjarbaru. Hlm . 421-432 .

ROHAENI, E . S ., A . DARMAWAN, R . QOMARIAH, A. HAMDAN dan A . SUBHAN . 2005 . Inventarisasi dan Karakterisasi Kerbau Rawa sebagai Ternak Plasma Nutfah di Kalimantan Selatan . Laporan Akhir. BPTP Kalimantan Selatan . Banjarbaru .

RoHAENI, E. S ., A . SUBHAN dan A . HAMDAN . 2006 . Kontribusi pendapatan dari pemeliharaan ternak kerbau (Studi kasus di Desa Banua Raya, Kecamatan Bati-bati, Tanah Laut). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Terpadu . Banjarbaru, 28-29 Juli 2006. BPTP Kalimantan Selatan . Banjarbaru. Hlm .

173-182.

WASITO dan KHAIRIAH. 2004 . Peranan ternak itik dalam mengendalikan keong mas di sawah irigasi di Sumatera Utara . Prosiding seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak . Denpasar, 20-22 Juli 2004 . BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru . Him . 186-194 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan bekerjasama dengan BPTP Bali dan CASREN .

(8)

ZURAIDA, R. 1992 . Keragaan Agro-ekonomi Lahan Lebak Dangkal di Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Laporan Hasil Penelitian Proyek Penelitian Tanaman Pangan . Banjarbaru 1991/1992 . Balit Tanaman Pangan, Banjarbaru.

ZURAIDA, R. 2004 . Profil pengusahaan ternak itik pada sistem usahatani di lahan rawa lebak (Studi Kasus di Desa Setiap, HST, Kalimantan Selatan. Pros . Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner . Bogor, 4-5 Agustus 2004 . Puslitbang Peternakan, Bogor . Hlm . 614-620 .

ZURAIDA, R. dan R. GALIB . 1998. Teknologi budidaya padi di lahan lebak Kalimantan Selatan. Pros . Lokakarya Strategi Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan . Banjarbaru, 2-3 Desember 1997 . BPTP Kalimantan Selatan. Banjarbaru . Hlm . 405-412 .

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat mengoptimalkan polisi tidur otomatis dapat dipasang di kota- kota besar dengan pengguna kendaraan bermotor terbanyak dan sering mengalami kemacetan terutama

siswa kelas IV yang terdiri dari 2 kelas berjumlah 40 siswa. Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes pilihan berganda

Akustik aktif memiliki arti yaitu dapat mengukur jarak dari objek yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur waktu tempuh dari pulsa

Hasil uji diagnostik indika- tor fisik DDSK dibandingkan baku emas dalam menegakkan diagnosis terduga kretin pada anak usia bawah tiga tahun (batita) diperoleh

Penguasaan kelas perlu ditingkatkan agar anak-anak lebih memperhatikan saat dijelaskan di depan kelas. Memberikan bimbingan kepada anak-anak secara menyeluruh dengan

Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan informasi laba.Melalu perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan

Berbeda tidak nyata pada kedua parameter tersebut juga disebabkan karena kandungan unsur hara yang terdapat dalam kompos relatif sama, berasal dari bahan organik

Melihat pentingnya merancang Hotel Resort yang memiliki karakter dan memiliki daya tarik untuk memikat konsumen, Desain interior dapat menjadi solusi yang tepat