• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin Bogor, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor (Gambar 5). Lokasi ini dipilih berdasarkan kesamaan topografi, letak wilayah administrasi yang sama, tipe rumah dan luas lahan perumahan yang kurang lebih sama, dilalui jalur tranportasi yang sama, serta lokasi kedua perumahan yang saling berdekatan. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai dari bulan Mei 2010 sampai September 2010.

Gambar 5 Peta lokasi penelitian.

3.2 Alat dan Bahan

Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian meliputi data fisik dan administrasi, data kendaraan, serta data penunjang lainnya (Tabel 6). Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini diantaranya:

a. Citra satelit Quickbird 2006 sebagai data spasial yang dapat digunakan untuk data atribut pohon yang akan didigitasi.

(2)

b. Kamera digital digunakan untuk menggambarkan kondisi eksisting tapak. c. Hagameter, merupakan alat bantu untuk membantu dalam menghitung tinggi

pohon. Alat ukur roll meter, digunakan untuk mengukur diameter tajuk dan batang pohon.

d. Adobe Photoshop digunakan untuk mengolah gambar jpeg seperti peta lokasi. Excel 2003 digunakan untuk mengolah data hasil kegiatan ground check. e. Perangkat lunak ArcView GIS 3.2 untuk mengumpulkan dan menyimpan

data, mengolah data, serta mempermudah proses digitasi canopy dan non-canopy. Ekstensi CITYgreen 5.4 untuk menganalisis hasil input data, menghitung nilai ekologis dan ekonomi dari RTH dalam menyerap dan menyimpan karbon di udara berdasarkan data atribut pohon dilihat dari citra satelit, area studi (acres), persentase penutupan tajuk, dan tipe distribusi pohon.

Tabel 6. Jenis, sumber dan cara pengambilan data

No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengmbilan

Data

1. Data Fisik, dan Administrasi:

Citra Satelit Quickbird 2006

Lab. Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap IPB

Studi Pustaka

Master Plan Kawasan Perumahan

Pihak Pengelola Kawasan

Perumahan

Studi Pustaka

Letak, Luas, Batas Tapak

Tapak dan Pihak Pengelola

Kawasan Perumahan

Studi Pustaka

Vegetasi (pohon) Tapak, Lab. Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap IPB Survei Lapang dan Studi Pustaka

2. Data Penunjang Tesis dan

Disertasi

(3)

3.3 Batasan Penelitian

Penelitian dibatasi hingga tahap analisis dari manfaat pohon dengan menggunakan CITYgreen 5.4. Penekanan pengkajian permasalahan dibatasi pada aspek manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan. Adapun keterangan lebih lanjut mengenai batasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Tahap analisis dibatasi hanya pada aspek vegetasi yaitu pohon sedangkan semak dan ground cover tidak termasuk analisis.

2. Pada penelitian ini, hanya menghitung manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dan Taman Yasmin, Bogor.

3. Analisis manfaat pohon pada suatu ruang terbuka hijau (RTH) di perumahan dilakukan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4 berdasarkan sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan persentase luas kanopi pohon menggunakan dua klasifikasi theme yaitu canopy dan non-canopy.

Data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder dan pengklasifikasian data pada citra satelit Quickbird tahun 2006 yang terdiri dari data canopy dan non-canopy. Data canopy didapat dari hasil digitasi citra satelit yang menampilkan tampak atas pohon-pohon. Data non-canopy didapat dari hasil digitasi citra satelit yang menampilkan tampak atas bangunan. Batas area kerja dinamakan study area. Secara garis besar, study area yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Perumahan Taman Yasmin Bogor. Batas tapak pada study area dinamakan site.

Pada penelitian ini dilakukan pengelompokkan site dan pengambilan sampel pada masing-masing perumahan. Hal ini dikarenakan luas kawasan perumahan yang cukup besar dan untuk memudahkan perhitungan. Pengelompokkan site dilakukan berdasarkan kesamaan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon dan tipe rumah yang sama (atap). Sampel dipilih berdasarkan pengelompokan site persentase luas kanopi pohon dan dianggap mewakili kelompok site yang lain.

(4)

Adapun beberapa asumsi yang digunakan untuk menghitung nilai manfaat kanopi pohon dengan menggunakan analisis CITYgreen adalah sebagai berikut:

1. Setiap kawasan perumahan didigitasi kedalam tiga theme yaitu canopy theme, non-canopy theme, dan site theme.

2. Setiap pohon yang didigitasi dikelompokkan kedalam canopy theme. Setiap bangunan (rumah dan ruko) didigitasi dan dikelompokkan kedalam non-canopy theme. Setiap batas tapak yang didigitasi dikelompokkan kedalam site theme.

3. Semak dan rumput yang berada di bawah tajuk pohon tidak dihitung sebagai penyerap gas CO2.

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pengkajian terhadap data sekunder (citra satelit). Analisis nilai manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan dengan perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Hasil analisis menggunakan CITYgreen ini digunakan untuk:

1. Menghitung dan membandingkan luas kanopi dan non-kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4.

2. Membandingkan hasil pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpanan dan menyerap karbon pada masing-masing kawasan perumahan.

3. Memprediksi serta membandingkan kemampuan pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon pada 10 dan 20 tahun yang akan datang dengan simulasi menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4.

4. Rekomendasi.

3.5 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dibagi kedalam dua tahap yaitu inventarisasi dan analisis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap inventarisasi yaitu pengumpulan

(5)

data atribut canopy theme di perumahan. Sementara itu, kegiatan analisis dilakukan dengan menggunakan ekstensi CITYgreen 5.4.

3.5.1 Inventarisasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap inventarisasi adalah mengumpulkan data atribut canopi theme di perumahan. Sebelum melakukan inventarisasi, dilakukan beberapa kegiatan antara lain persiapan citra satelit, penentuan batas area studi (lokasi penelitian), digitasi site, canopy, non-canopy theme, pengelompokan site dan penentuan sampel (Gambar 6).

Gambar 6 Bagan alur kegiatan dalam tahapan inventarisasi.

3.5.1.1 Persiapan citra satelit

Sebelum melakukan inventarisasi di lapang harus dilakukan proses digitasi. Langkah awal dalam proses digitasi adalah persiapan peta dasar berupa raster image yang telah memiliki referensi geografis (memiliki koordinat lintang dan bujur yang sesuai). Peta dasar ini merupakan data pokok yang dibutuhkan CITYgreen 5.4 dalam proses analisis data. Peta atau raster image yang tidak memiliki referensi geografis, raster image tersebut harus diregistrasi terlebih dahulu.

Persiapan Citra Satelit

Penentuan Batas Area Studi (lokasi Penelitian)

Digitasi Site, Canopy, dan Non-Canopy Theme

Pengelompokkan Site dan Penentuan Sampel

(6)

Pada penelitian ini, data raster yang digunakan adalah citra satelit Quickbird 2006 Kota Bogor yang telah memiliki referensi geografis. Citra satelit Quickbird 2006 yang digunakan mencakup dua kawasan perumahan di Kota Bogor yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City dan Taman Yasmin, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor.

3.5.1.2 Penentuan batas area studi (lokasi penelitian)

Penentuan batas area studi (study area) dilakukan berdasarkan lokasi penelitian yaitu Kawasan Perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) dan Perumahan Taman Yasmin, Bogor. Penentuan Batas Area Studi (Study Area) ini sangat penting untuk menentukan batas area yang akan didigitasi. Secara umum, tampilan citra kedua perumahan tersebut setelah di-subset dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Bagian citra satelit yang tidak termasuk ke dalam area studi dihilangkan dengan tool image analysis, subset.

3.5.1.3 Digitasi site, canopy, dan non-canopy theme

Konsep dasar CITYgreen adalah mengidentifikasi penutupan lahan berupa canopy dan non canopy. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, ada tiga theme yang dibutuhkan dalam analisis CITYgreen 5.4, yaitu canopy, non-canopy, dan site berupa polygon-polygon.

Canopy merupakan theme yang menampilkan kanopi pohon berupa tampilan tampak atas pohon-pohon dan berwarna hijau. Non-canopy merupakan theme yang menampilkan penutupan lahan selain kanopi pohon, yaitu bangunan, badan air (sungai, waduk/situ), dan lahan terbuka (sawah, padang rumput, perkerasan, dan lain-lain). Site merupakan theme yang menampilkan batas tapak yang diteliti. Klasifikasi penutupan lahan untuk data non canopy tidak harus berdasarkan tiga klasifikasi tersebut, dapat disesuaikan dengan kondisi eksisting tapak dan data yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, khusus untuk analisis aspek manfaat pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon, maka data atribut non- kanopi yang dibutuhkan cukup hanya bangunan saja. Berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, data yang dibutuhkan untuk penyimpanan dan penyerapan karbon dapat dilihat pada Tabel 5.

(7)

Tahap awal dalam proses digitasi adalah menentukan batas tapak (site). Site didigitasi dan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan pendugaan persentase kanopi pohon pada masing-masing perumahan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengambilan sampel dan proses analisis. Setelah digitasi site, dilakukan digitasi canopy dan non-canopy di masing-masing perumahan. Contoh hasil digitasi site, canopy, dan non-canopy theme, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 7. Warna merah merupakan perwakilan dari bangunan sedangkan warna hijau merupakan perwakilan dari pohon.

(a) (b)

(c)

Gambar 7 Tampilan hasil digitasi site theme (a), canopy theme (b), dan non- canopy theme (c).

3.5.1.4 Pengelompokkan site dan penentuan sampel

Pada penelitian ini, dilakukan pengelompokkan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon. Hal ini dilakukan karena pada lokasi penelitian terdapat luasan penutupan lahan oleh kanopi pohon yang

(8)

berbeda-beda. Selain itu, pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan proses analisis dan perhitungan pendugaan kapaitas penyimpanan dan penyerapan karbon di perumahan. Berdasarkan hasil digitasi ketiga theme (canopy, non-canopy, dan site), ada tiga pengelompokkan site berdasarkan persentase kanopi pohon pada masing-masing kawasan perumahan yaitu site dengan persentase luas kanopi 0-5% dikelompokkan kedalam kelompok site A, 5-10% dikelompokkan kedalam kelompok site B, dan 10-15% dikelompokkan kedalam kelompok site C.

Kegiatan selanjutnya yaitu penentuan sampel. Penentuan sampel ini dilakukan berdasarkan persentase luas kanopi. Setelah dilakukan pengelompokan site berdasarkan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon, maka dari setiap pengelompokan persentase tersebut diambil sampel site yang diperkirakan dapat mewakili site yang lain. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam perhitungan pendugaan kapasitas penyimpanan dan penyerapan karbon pada masing-masing kawasan perumahan. Contoh hasil pengambilan sampel berdasarkan persentase luas kanopi 0-5% (A), 5-10% (B), dan 10-15% (C), masing-masing dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10.

Gambar 8 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 0-5 %.

(9)

Gambar 9 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 5-10 %.

Gambar 10 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon 10-15 %.

3.5.1.5 Pengumpulan data atribut canopy theme

Secara garis besar, data yang dibutuhkan untuk analisis data dalam CITYgreen 5.4 ada dua yaitu data spasial (citra satelit) dan data atribut (data kanopi dan non kanopi). Data atribut kanopi merupakan data mengenai pohon-pohon yang terdapat di lokasi penelitian yang diamati sedangkan data atribut non kanopi merupakan data mengenai bangunan di lokasi penelitian yang diamati.

Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan survei lapang atau ground check. Kegiatan ini dilakukan untuk melengkapi data atribut pada canopy dan non-canopy theme. Pengumpulan data atribut untuk kanopi, perlu dilakukan inventarisasi pohon pada tapak. Hasil dari inventarisasi pohon ini akan

(10)

dimasukkan kedalam atribut canopy theme. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam inventarisasi pohon berdasarkan User Manual CITYgreen 5.4, yaitu nama spesies pohon, diameter batang setinggi dada atau D.B.H (Measure Diameter at Breast Height), tinggi pohon, kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon. Rincian klasifikasi dari nilai kesehatan, nilai kondisi pertumbuhan, dan kelas tinggi pohon disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kelas tinggi pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon berdasarkan User Manual CITYGreen 5.4

Nilai Kesehatan Pohon

Nilai Pertumbuhan

Pohon Kelas Tinggi Pohon

1= Sangat Buruk 1= Buruk 1= < 20 feet

2= Buruk 2= Sedang 2= 20-45 feet

3= Sedang 3= Baik 3= >45 feet

4= Baik

5= Sangat Baik

Sumber: User Manual CITYGreen 5.4

Tinggi pohon diklasifikasikan kedalam tiga kelas, yaitu kelas I, II, dan III. Evaluasi kesehatan pohon didapat dari melihat kondisi visual tajuk, batang, dan akar pohon. Data diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan. Untuk data tinggi pohon dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu, yaitu Hagameter. Sedangkan diameter tajuk dan batang pohon menggunakan meteran. Perolehan data spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon dilakukan dengan cara studi literatur. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, dapat dicatat dan ditambahkan pada peta atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada peta tersebut.

3.5.2 Analisis

Tahap analisis merupakan tahap dimana data-data hasil inventarisasi (data atribut canopy theme) di analisis menggunakan CITYgreen 5.4 (Gambar 11). Hasil dari analisis CITYgreen ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai manfaat RTH (pepohonan) dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan.

(11)

Gambar 11 Bagan alur kegiatan dalam tahapan analisis.

3.5.2.1 Input data atribut

Input data merupakan kegiatan dimana data-data yang diperoleh dari hasil survei lapang dan studi literatur di-input serta diedit dalam perangkat lunak ArcView 3.2 dan ekstensi CITYgreen 5.4. Pada perangkat lunak ArcView, dilakukan input dan edit data spasial hasil survei lapang. Pohon yang tidak ada pada peta hasil digitasi, ditambahkan pada citra atau sebaliknya, pohon yang ada pada peta hasil digitasi, tetapi tidak ada di lapang dapat dihilangkan pada citra tersebut. Selain itu, dilakukan pengisian identitas dengan meng-add/update data pada CITYgreen. Pengisian identitas sangat penting dilakukan agar CITYgreen dapat mengenali setiap theme yang telah dibuat.

Input Data Atribut Analisis Data dengan CITYgreen 5.4

Analysis Report

• nama spesies pohon • lebar tajuk pohon • tinggi pohon

• D.B.H (Diameter at Breast Height) • nilai kondisi kesehatan dan

pertumbuhan pohon

Menghitung Manfaat Kanopi Pohon

Membandingkan manfaat kanopi pohon saat ini dengan

10 dan 20 tahun mendatang menggunakan Model

pertumbuhan pohon (Tree Growth Model)

Rekomendasi

Membandingkan dengan KDB dan KDH serta Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun

2006

Manfaat ekologi: kemampuan kanopi pohon menyimpan dan menyerap

karbon

Manfaat ekonomi: penghematan biaya yang

dapat diberikan oleh kanopi pohon Luas kanopi dan

(12)

Selain menggunakan perangkat lunak ArcView, digunakan program Excel untuk mempermudah pengolahan data. Langkah awal input data adalah memasukkan data hasil ground check dalam program Excel. Hal ini untuk memudahkan pengisian data atribut pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Data-data yang dimasukkan dalam program Excel adalah nama spesies pohon, nilai kesehatan dan pertumbuhan pohon, diameter tajuk pohon, tinggi pohon, dan diameter batang (DBH). Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam data atribut canopy pada perangkat lunak ArcView dan Ekstensi CITYgreen. Contoh tampilan data atribut canopy theme dapat dilihat pada Gambar 12.

Pada lembar terpisah, dimasukkan data-data seperti nama lokal, nama latin, dan nama CITYgreen dari setiap spesies pohon yang didapat serta ciri spesies yang terdiri dari Leaf Density, Height Growth Rate, Diameter Growth Rate, Crown Form, Leaf Persistance, Max Heigh. Data-data berupa informasi ciri spesies tersebut digunakan ketika pohon-pohon yang di-input tidak terdaftar dalam menu CITYgreen. Data-data ini kemudian dimasukkan kedalam menu CITYgreen – Add Species to Species List. Adapun keterangan mengenai informasi ciri spesies pohon tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

(13)

Tabel 8. Ciri-ciri spesies pohon pada Menu CITYgreen – Add Species to Species List Leaf Density Height Growth Rate Diameter Growth Rate

Crown Form Leaf

Persistance Max Height

Light Fast Fast Shrub Broad-Leaf

Decidous

Short (<15 Feet)

Medium Medium Medium Small Dense

Crown

Needle-Leaf Decidous

Medium (15-35 Feet)

Dense Slow Slow Columnar Broad-Leaf

Evergreen Tall (>35 Feet)

Unknown Unknown Unknown Pyramidal Needle-Leaf

Evergreen Unknown Oval Semi-Evergreen Vase-Shaped Unknown Round Spreading Unknown

Sumber: User Manual CITYGreen 5.4

Pada dasarnya, didalam menu CITYgreen sendiri telah terdaftar beberapa nama-nama sepesies pohon. Sehingga, apabila pohon yang akan dimasukkan sudah ada didalam CITYgreen, maka kita tidak perlu lagi memasukkan data-data tersebut.

(14)

3.5.2.2 Analisis data dengan CITYgreen 5.4

Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak Arcview versi 3.2 dengan ekstensi CITYgreen 5.4. ArcView digunakan untuk menyimpan dan menganalisis informasi-informasi geografis sehingga menghasilkan data berbentuk spasial. Ekstensi CITYgreen 5.4 merupakan salah satu ekstensi dalam perangkat lunak ArcView yang dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) dengan beberapa aspek yang dapat dianalisis, yaitu aliran permukaan (Storm Water Run Off), konservasi Energi (Energy Saving), kualitas udara (Air Quality), serta penyimpanan karbon dan daya serap karbon (Carbon Storage and Sequestration). Pada penelitian ini, aspek yang dianalisis adalah penyimpanan karbon dan daya serap karbon (Carbon Storage and Sequestration).

CITYgreen 5.4 memperkirakan kapasitas karbon tersimpan dan tingkat daya serap karbon per tahun dari pohon pada area studi yang telah ditentukan. Setelah semua data di-input, ter-update, dan terkonfigurasi pada menu CITYgreen, maka langkah selanjutnya adalah dengan memproses data untuk dianalisis pada menu CITYgreen – Analysis data, Study Area, Run Analysis. Run Analysis merupakan tahap akhir dalam menganalisis dengan CITYgreen 5.4. Run Analysis dilakukan untuk menduga seberapa besar peran RTH yang diteliti dengan arah studi yaitu Carbon Storage and Sequestration.

Gambar 14 Tampilan menu CITYgreen Analyze Data dalam ArcView. Hasil akhir dari run analysis adalah berupa sebuah tampilan Analysis Report (Lampiran 3) yang didalamnya berisi keterangan-keterangan yang terbagi

(15)

kedalam tiga aspek, yaitu statistik tapak (Site Statistics), manfaat ekologi (Ecological Benefits), dan rangkuman manfaat ekonomi (Economic Benefit Summary). Statistik tapak mencakup nama area yang diteliti, luas area, dan distribusi penutupan lahan. Manfaat ekologi dalam penelitian ini penyimpanan dan daya serap karbon, mencakup Kapasitas Karbon dan Penyerapannya yang meliputi Distribusi Umur Pohon, Kapasitas Peyimpanan Karbon (ton), dan Penyerapan Karbon (ton/tahun).

Khusus untuk aspek kapasitas karbon, tidak terdapat rangkuman manfaat ekonomi dalam analysis report benefit pada CITYgreen sehingga perhitungan manfaat ekonomi dilakukan berdasarkan harga karbon di pasar perdagangan karbon internasional. Indonesia belum mempunyai harga tetap untuk perdagangan karbon, maka digunakan harga karbon di pasar internasional yang berkisar antara $ 5,00 - $ 15,00 per ton. Pada penelitian ini, diasumsikan harga karbon (ton) yang digunakan adalah $ 5.

3.5.2.3 Menghitung manfaat pohon di perumahan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar manfaat pepohonan dalam menyimpan dan menyerap karbon di kawasan perumahan berdasarkan persentase luas kanopi pohon, maka dilakukan perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi, pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, serta perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon menggunakan Model Pertumbuhan Pohon (Tree Growth Model) dalam CITYgreen. Selain itu, dibuat suatu rekomendasi/usulan berupa penambahan luasan kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menggunakan model alternatif skenario dalam CITYgreen.

3.5.2.3.1 Perbandingan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon

Hasil analisis CITYgreen 5.4 adalah berupa tampilan Analysis Report yang berisi informasi mengenai tiga aspek yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu statistik tapak, manfaat ekologi, dan rangkuman manfaat ekonomi. Pada aspek

(16)

statistik tapak diperoleh informasi mengenai nama tapak, luas area tapak (ha), dan distribusi penutupan lahan (kanopi dan non-kanopi pohon). Hasil analisis dari aspek statistik tapak ini digunakan untuk membandingkan luas penutupan lahan oleh kanopi dan non-kanopi pohon.

Pada penelitian ini, untuk dapat melihat apakah luasan kanopi pohon dari kelompok site sampel sudah sesuai dengan aturan yang ada, maka dilakukan dengan membandingkan antara luas penutupan lahan hasil analisis dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 serta angka koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) di kedua perumahan. Menurut Peratuan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 menyebutkan bahwa untuk persyaratan luas wilayah, ditentukan luas RTH publik (milik pemerintah dan terbuka untuk umum) dan privat (perorangan) paling sedikit 10 % dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan.

Sementara itu, untuk menentukan angka KDB dan KDH, menurut Peraturan

Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2009 dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Angka KDB = Luas bangunan lantai dasar x 100 % Luas tanah atau blok

Adapun rumus untuk menghitung angka KDH di kedua perumahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Angka KDH = 100 % - (KDB + (20 % x KDB))

Keterangan:

KDB = Koefisien Dasar Bangunan KDH = Koefisien Dasar Hijau

Luas bangunan lantai dasar merupakan luas penutupan lahan oleh non-kanopi pohon dari hasil digitasi bangunan (rumah atau ruko) dalam analisis CITYgreen. Sementara itu, luas tanah atau blok merupakan luas tapak (site) atau area analisis hasil digitasi dalam analisis CITYgreen.

(17)

3.5.2.3.2 Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan

Pendugaan manfaat kanopi pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon dilakukan menggunakan analisis CITYgreen 5.4. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan di masing-masing perumahan berdasarkan kelompok site sampel. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kemampuan pohon dalam menyimpan dan menyerap karbon di perumahan, maka dilakukan perbandingan di setiap kelompok site sampel.

3.5.2.3.3 Perbandingan kondisi kawasan perumahan saat ini dan beberapa tahun kedepan dengan simulasi pengembangan luasan kanopi pohon (Tree Growth Model)

Tree Growth Model merupakan salah satu menu dalam CITYgreen yang dapat memodelkan perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan. Hal ini berguna untuk mengetahui bagaimana perkembangan kanopi beberapa tahun kedepan pada suatu wilayah atau area yang dianalisis sehingga kita dapat memperkirakan tindakan apa saja yang harus dilakukan dan sebagai bahan masukkan untuk perencanaan selanjutnya.

CITYgreen membutuhkan informasi mengenai wilayah perkembangan kanopi tersebut (Growth Region). Hal ini untuk mengetahui kesesuaian antara kondisi wilayah setempat dengan kondisi pohon itu sendiri. Pada penelitian ini, dipilih wilayah southeast dikarenakan wilayah penelitian memiliki karakteristik daerah yang hampir sama dengan Indonesia. Tahun perkembangan kanopi yang ada pada menu CITYgreen berkisar antara 0-50 tahun saja. Pada penelitian ini dipilih tahun perkembangan yaitu 10, dan 20 tahun untuk memudahkan perbandingan pada setiap kelipatan tahun tersebut. Perbedaannya dapat dilihat pada Gambar 16.

Kanopi pohon berwarna hijau merupakan hasil digitasi kanopi pohon pada kondisi eksisting tapak (saat ini). Kanopi pohon berwarna biru merupakan kanopi pohon hasil digitasi pada kondisi pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dengan asumsi kesehatan dan kondisi pertumbuhan pohon sama dengan kondisi eksisting.

(18)

Gambar 15 Tampilan menu CITYgreen Tree Growth Model dalam ArcView.

Gambar 16 Contoh tampilan kanopi pohon eksisting dengan site Tree Growth Model pertumbuhan kanopi 10 tahun kedepan dalam ArcView.

3.6 Rekomendasi

Rekomendasi merupakan suatu usulan luasan RTH dengan penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

(19)

Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan yang menyatakan bahwa RTH publik dan privat paling sedikit 10 % dari seluruh luas wilayah kawasan perumahan. Rekomendasi luasan RTH (kanopi pohon) ini dibuat dengan menggunakan model alternatif skenario dalam ekstensi CITYgreen 5.4.

Model Alternatif Skenario (Modeling of Alternate Scenarios) merupakan model skenario yang terdapat dalam ekstensi CITYgreen. Pada penelitian ini akan dibandingkan kondisi saat ini (eksisting) dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006 tersebut. Hasil dari perbandingan ini akan terlihat perbedaan manfaat ekologi dan ekonomi dari kanopi pohon pada tapak yang dianalisis sehingga akan terlihat luasan mana yang lebih optimal dalam memberikan manfaat ekologi dan ekonomi.

Terdapat dua alternatif skenario pada tapak yang dianalisis, yaitu:

1. Alternatif skenario kondisi eksisting tapak (tanpa penambahan kanopi pohon), yaitu hasil digitasi kondisi eksisting tapak.

2. Alternatif skenario kondisi dengan tambahan persentase penutupan lahan oleh kanopi pohon berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34 tahun 2006.

Langkah-langkah dalam membuat alternatif skenario tersebut anatara lain:

1. Aktifkan canopy theme yang akan dibuat alternatif skenario. Kemudian pilih Convert to shapefile pada menu Theme dalam ArcView 3.2. Kemudian beri nama file yang baru dan simpan (Gambar 17).

(20)

2. Setelah canopy theme yang baru tersebut di-configure theme(s) for CITYgreen, kemudian di analisis menggunakan CITYgreen dengan memilih Analyze Data dalam menu CITYgreen. Langkah selanjutnya mengaktifkan Model Alternate Skenario serta dipilih Create /Edit Alternate Scenarios dan New Scenario. Ketik persentase luasan kanopi yang ingin ditambahkan, lalu klik ok (Gambar 18).

Gambar 18 Contoh tampilan Create /Edit Alternate Scenarios dan New Scenario dalam ArcView 3.2.

3. Klik save and close. Kemudian klik Run Analysis (Gambar 19).

Gambar 19 Contoh tampilan save and close dalam ArcView 3.2.

Gambar

Gambar 5 Peta lokasi penelitian.
Gambar 6 Bagan alur kegiatan dalam tahapan inventarisasi.
Gambar 7 Tampilan hasil digitasi site theme (a), canopy theme (b), dan non-  canopy theme (c)
Gambar 8 Tampilan contoh hasil digitasi dengan persentase penutupan lahan oleh   kanopi pohon 0-5 %
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dijelaskan Hanum (2013) biaya depresiasi merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak, maka dengan semakin besar

Dapat dilihat pada table 3 dan 4 bahwa pada penggunaan Filter aktif Cascaded Multilevel Inverter, nilai THD arus dan tegangan sumber masih dibawah batas yang diijinkan atau sesuai

Maka pelu dilakukan penelitian mengenai : keanekaragaman jenis, serta kelimpahan teripang dan kondisi lingkungan pendukung kehidupan teripang di pesisir desa

Dapensi Trio Usaha Cabang Surabaya dengan pekerja outsourcing menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT ) yang sebagian besar di dalam perjanjian tersebut

Berdasarkan tipe perkembangan anak dan aktivitas/permainan yang dilakukan dari tipe perkembangan anak tersebut, zoning pada Ruang Bermain Edukatif dapat dibagi

040447 Kabanjahe pada tahun 1991 dan diselesaikan pada tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kabanjahe pada tahun 1997 dan diselesaikan pada tahun 2000,

Dengan penubuhan ISDA, antara tunggak utama yang boleh dibangunkan untuk langkah seterunya ialah satu gagasan yang dicadangkan dengan nama Wawasan Induk Kedah sejahtera 2030

Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun 2016 merupakan gambaran pencapaian pembangunan bidang kesehatan dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan