PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN, FREKUENSI PERDAGANGAN, DAN
HARI PERDAGANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
2010-2013
Rifka S. Dai1, Raflin Hinelo2, Mohamad Agussalim Monoarfa3 Jurusan Manajemen
Rifka S. Dai. Pengaruh Volume Perdagangan, Frekuensi Perdagangan, dan Hari Perdagangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan yang List di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Di bawah bimbingan Bapak Raflin Hinelo, S.Pd., M.Si dan Bapak Moh. Agussalim Monoarfa, SE., MM.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial dan secara simultan variabel volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan pada perusahaan yang list di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel penelitian yang akan diteliti. Sampel penelitian terdiri dari 20 perusahaan yang list di bursa efek indonesia periode 2010-2013. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Secara bersama-sama, variabel volume perdagangan (X1), frekuensi perdagangan (X2), dan hari perdagangan (X3) berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, variabel hari perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.Variabel volume perdagangan dan frekuensi perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham namun bentuk pengaruhnya berbeda dimana volume perdagangan memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham sementara variabel frekuensi perdagangan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham. Besar pengaruh dari variabel volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan terhadap harga saham sebesar 96.16% sedangkan sisanya sebesar 3.84% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kata Kunci: Harga Saham, Volume Perdagangan, Frekuensi Perdagangan, dan Hari Perdagangan.
PENDAHULUAN
Berbagai macam kebutuhan manusia dipenuhi dengan melakukan sejumlah aktivitas atau pekerjaan yang mampu memberikan imbal hasil lebih atau memiliki manfaat tersendiri baginya. Aktivitas bisnis yang dapat dilakukan adalah dengan berinvestasi. Salah satu sarana tempat untuk berinvestasi adalah pasar modal. Salah satu bentuk pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini akan membahas lebih lanjut tentang saham. Membaiknya kondisi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia
1
Rifka S. Dai, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
2
R
aflin Hinelo, S.Pd., M.SiDosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo.
3
Mohamad Agussalim Monoarfa SE,. MM, Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
(BEI) mampu menarik kembali para investor untuk meramaikan perdagangan saham di lantai bursa bahkan mampu menarik masyarakat umum untuk menginvestasikan kelebihan dananya di pasar saham.
Harga saham sangat penting berdasarkan harga inilah investor mengukur seberapa besar keuntungan dan kerugian investasinya. Pergerakan harga saham dapat memberikan petunjuk tentang peningkatan dan penurunan aktivitas pasar modal dan pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham. Harga saham yang rendah akan mendorong investor untuk melakukan transaksi saham hal tersebut akan membuat saham tersebut menjadi aktif dan likuid. Berikut ini fenomena harga saham pada saat penutupan (closing price):
Tabel 1
Data Harga Saham Penutupan (Closing Price) Periode 2010-2013
No kode Harga Saham Rata-rata
2010 2011 2012 2013 1. AALI 26200 21700 19700 25100 23175 2. ASII 54550 74000 7600 6800 35530 3. BBCA 6400 8000 9100 9600 8275 4. BBRI 10500 6750 6950 7250 7863 5. INDF 4875 4600 5850 6600 5481 6. ITMG 50750 38650 41550 28500 39863 7. JSMR 3425 4200 5450 4725 4450 8. KLBF 3250 3400 1060 1430 2285 9. PTBA 22950 17350 15100 10200 16400 10. TLKM 7950 7050 9050 2150 6550 11. ASRM 1040 820 980 960 950 12. DLTA 120000 111500 255000 380000 216625 13. GSMF 90 107 178 96 118 14. GDYR 12500 9550 12300 19000 13338 15. BRAM 2400 2150 3000 2250 2450 16. HMSP 28150 39000 59900 62400 47363 17. IKBI 1200 750 1530 920 1100 18 MERK 96500 132500 152000 189000 142500 19 SIAP 86 58 120 127 98 20. UNIC 1830 2000 2000 1910 1935
Jika dilihat dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010-2011 mayoritas emiten baik yang masuk dalam indeks LQ45 maupun yang non LQ45 mengalami penurunan harga saham. Kemudian pada tahun 2012 mayoritas emiten mengalami peningkatan harga saham dari tahun 2011, dan kemudian di tahun 2013 mayoritas emiten mengalami penurunan kembali. Berdasarkan fenomena tersebut hal inilah yang akan berdampak pada likuditas saham.
Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Jadi semakin likuid saham maka frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham biasanya akan mempengaruhi harga saham. Jadi suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut banyak yang beredar serta sering diperjualbelikan.
Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang ditentukan. Naik turunnya harga saham biasanya berhubungan dengan kenaikan atau penurunan dalam volume perdagangan.
Frekuensi perdagangan juga dapat mempengaruhi jumlah saham yang beredar, jika jumlah frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut dinyatakan sebagai saham teraktif yang diperdagangkan dan secara tidak langsung berpengaruh pada volume perdagangan saham. Saham yang frekuensi perdagangannya besar diduga dipengaruhi oleh banyaknya investor yang melakukan transaksi saham yang aktif. Terjadinya peningkatan permintaan saham maka secara tidak langsung akan terjadi peningkatan frekuensi perdagangan (Ang, 1997).
Indikator lain yang digunakan untuk melihat likuiditas suatu saham adalah jumlah hari transaksi di bursa. Hari perdagangan adalah hari yang ditentukan oleh bursa sebagai
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data-data diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan secara parsial dan simultan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang list di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013?
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Harga saham adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2003). Menurut Jogiyanto (2003) perubahan harga saham adalah kenaikan atau penurunan harga saham sebagai akibat adanya dari adanya informasi baru yang mempengaruhi harga saham. Presentase perubahan harga saham. Diukur dengan rumus sebagai berikut:
Perubahan harga saham =
x 100%
P = Harga saham periode t Pt-1= Harga saham periode t-1
Harga saham menurut Widiatmojo (2001), dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi.
3. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu ke investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek.
4. Harga Pembukaan
Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saat akhir dibuka.
6. Harga Tertinggi
Harga saham tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga saham yang lama. Dari harga-harga yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.
7. Harga terendah
Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga yang paling rendah pada satu hari bursa.
8. Harga Rata-rata
Harga rata-rata merupakan harga rata-rata dari harga tertinggi dan terendah. Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu (Husnan, 2005). Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor karena mempengaruhi harga saham perusahaan, karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan kondisi
efek yang diperjualbelikan di pasar modal yang mampu berdampak pada harga saham (Wahyu dan Wijayanto, 2005).
Ang (1997) menyatakan perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan manifestasi dari tingkah laku investor. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga saham.
Frekuensi Perdagangan
Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu (Rohana dkk, 2003). Ang (1997) frekuensi perdagangan saham adalah jumlah transaksi perdagangan saham pada periode tertentu. Frekuensi perdagangan saham sangat mempengaruhi jumlah saham yang beredar, jika jumlah frekuensi perdagangan besar maka saham tersebut dinyatakan sebagai saham teraktif yang diperdagangkan dan secara tidak langsung berpengaruh pada volume perdagangan saham. Saham yang frekuensi perdagangannya besar diduga dipengaruhi oleh banyaknya investor yang melakukan transaksi saham yang aktif. Terjadinya peningkatan permintaan saham maka secara tidak langsung akan terjadi peningkatan frekuensi perdagangan (Ang, 1997). Semakin tinggi frekuensi perdagangan suatu saham menunjukkan bahwa saham tersebut semakin aktif diperdagangkan.
Hari Perdagangan
Hari perdagangan adalah hari yang ditentukan oleh bursa sebagai hari untuk
melaksanakan perdagangan kontrak berjangka dan atau kontrak derivatif lainnya.
Trading day hanya dicatat bila saham tersebut melakukan aktivitas perdagangan.
Jika suatu saham diperdagangkan pada setiap hari transaksi maka hal ini menjadi
indikator awal bahwa saham tersebut cukup likuid. Semakin banyak hari transaksi
dimana saham tersebut diperdagangkan maka saham tersebut semakin likuid.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran yang mendasari pelaksanaan penelitian ini adalah usaha-usaha untuk menilai seberapa besar pengaruh antara volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Hal ini didasarkan pada naik turunnya harga saham setiap
tahun yang dalam hal ini fokus peneliti adalah pengaruh volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan terhadap perubahan harga saham.
Likuiditas saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor karena mempengaruhi harga saham perusahaan. Semakin likuid suatu saham maka volume dan frekuensi transaksi semakin tinggi. Hal ini akan menunjukkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dimungkinkan karena saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham akan mempengaruhi naik turunnya harga saham. Variabel likuditas saham yaang digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan. Dimana ketiga variabel tersebut akan mempengaruhi likuditas suatu saham dan akhirnya akan berdampak ke perubahan harga saham.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
(Sumber: diolah oleh peneliti)
HIPOTESIS
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan dan dikaitkan dengan teori-teori yang ada maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
H1 = Diduga terdapat pengaruh volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan secara parsial terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
H2 = Diduga terdapat pengaruh volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan secara simultan terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur yang mungkin dapat menguji hipotesis penelitian, agar bisa mencapai kesimpulan mengenai hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam suatu penelitian. Metode penelitian yang
Likuiditas Volume Perdagangan Frekuensi Perdagangan Hari Perdagangan Perubahan harga saham
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain. Dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan berpengaruh terhadap harga saham secara parsial dan simultan.
Penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Berdasarkan tingkat eksplanasi atau penjelasan, penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:40). Dalam penelitian ini menggunakan indikator likuiditas yang terdiri dari volume perdagangan (X1), frekuensi perdagangan (X2), dan hari perdagangan (X3).
Gambar 2 Desain Penelitian
Sumber: diolah oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang mempunyai likuiditas yang tinggi, baik yang masuk dalam kriteria indeks LQ45 maupun yang non LQ45 periode 2010-2013. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu.
Tabel 2 Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan 1. AALI Astra Agro Lestari
2. ASII Atra International 3. BBCA Bank Central Asia 4. BBRI Bank Rakyat Indonesia 5. INDF Indofood Sukses Makmur 6. ITMG Indo Tambangraya Megah 7. JSMR Jasa Marga
8. KLBF Kalbe Farma
9. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam 10. TLKM Telekomunikasi
11. ASRM Asuransi Ramayana 12. BRAM Indo Kordsa 13. DLTA Delta Djakarta 14. GDYR Goodyear Indonesia
15. GSMF Equity Development Investama 16. HMSP HM Sampoerna
17. IKBI Sumi Indo Kabel 18 MERK Merck
19 SIAP Sekawan Intipratama 20. UNIC Unggul Indah Cahaya Sumber: Bursa Efek Indonesia
Volume Perdagangan(X1) Frekuensi Perdagangan(X1) Hari Perdagangan(X1) Harga Saham (Y)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Pengujian Normalitas Data
No Series Jarque-Bera Probability
1 PRICE_AALI 1.335 0.513 2 PRICE_ASII 2.009 0.366 3 PRICE_ASRM 19.437 0.000 4 PRICE_BBCA 0.734 0.693 5 PRICE_BBRI 1.476 0.478 6 PRICE_BRAM 1.240 0.538 7 PRICE_DLTA 1.947 0.378 8 PRICE_GDYR 4.321 0.115 9 PRICE_GSMF 2.655 0.265 10 PRICE_HMSP 1.021 0.600 11 PRICE_IKBI 0.690 0.708 12 PRICE_INDF 0.788 0.674 13 PRICE_ITMG 0.434 0.805 14 PRICE_JSMR 1.047 0.593 15 PRICE_KLBF 1.028 0.598 16 PRICE_MERK 0.624 0.732 17 PRICE_PTBA 0.323 0.851 18 PRICE_SIAP 5.856 0.054 19 PRICE_TLKM 3.520 0.172 20 PRICE_UNIC 2.438 0.296
Sumber : Data Olahan, 2015
Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel harga saham pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga saham dari seluruh perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran kondisi ideal yang
disebabkan adanya hubungan linear diantara variabel regresor. Model regresi yang
tidak mempunyai gejala multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF lebih kecil dari
10dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10.
Berikut ini adalah hasil pengujian asumsi multikolinearitas dengan menggunakan E-Views adalah sebagai berikut:Tabel 4
Hasil Pengujian Multikoloniearitas
Variabel R-Square VIF
Volume Perdagangan 0.104 1.115
Hari Perdagangan 0.132 1.153
Frekuensi Perdagangan 0.036 1.037
Sumber : Data Olahan, 2015
Dari hasil diatas terlihat bahwa seluruh variabel bebas yang diamati memiliki nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam data yang dianalisis tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan pelanggaran dari asumsi homoskedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul dalam model persamaan regresi bersifat homoskedastik atau mempunyai varians yang sama pada tiap kondisi pengamatan). Dasar analisis yang digunakan adalah jika hasil regresi menunjukkan variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, dan demikian pula sebaliknya.
Tabel 5
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Dependent Variable: @LOG(RESID?^2)Method: Pooled Least Squares Date: 01/15/15 Time: 09:27 Sample: 2010Q1 2013Q4 Included observations: 16 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 320
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -4.221345 1.089350 -3.875105 0.0001
@LOG(VOL?) 0.135930 0.109788 1.238111 0.2166
@LOG(HARI?) -0.403252 0.268481 -1.501974 0.1341
@LOG(FREK?) 0.026997 0.059798 0.451467 0.6520
R-squared 0.008266 Mean dependent var -3.769289
Adjusted R-squared -0.001149 S.D. dependent var 2.599494
S.E. of regression 2.600987 Akaike info criterion 4.762080
Sum squared resid 2137.782 Schwarz criterion 4.809184
Log likelihood -757.9328 F-statistic 0.877972
Hasil pengujian menunjukkan nilai F-hitung sebesar 0,878 dengan nilai signifikansi sebesar 0,4527. Nilai signifikansi ini lebih besar dari nilai alpha (0,05) sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model.
Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi non-autokorelasi. Hal ini disebabkan karena adanya korelasi antar gangguan/error pada setiap pengamatan. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Makridakis dkk, 1983):
1. Jika nilai : 1.65 < DW < 2.35 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. 2. Jika nilai : 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79, tidak dapat diambil kesimpulan.
Jika tidak dapat diambil kesimpulan, maka perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan Run Test untuk melihat apakah terjadi autkorelasi atau tidak.
3. Jika nilai : DW < 1.21 atau DW > 2.79, maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi. Dari hasil analisis diatas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 0,628. Nilai ini berada pada interval 2.35< DW <2.79 sehingga tidak dapat diambil kesimpulan apakah dalam model yang dianalisis terjadi gejala autokorelasi atau tidak.
Analisis Regresi
Karena data yang dianalisis berupa datapooled (gabungan antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun) maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil estimasi model regresi dengan menggunakan bantuan E-Views adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Pengujian Analisis Regresi Dependent Variable: @LOG(PRICE?)
Method: Pooled Least Squares Date: 01/15/15 Time: 08:31 Sample: 2010Q1 2013Q4 Included observations: 16 Cross-sections included: 20
Total pool (balanced) observations: 320
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 10.08001 0.260867 38.64042 0.0000
@LOG(VOL?) -0.190313 0.035031 -5.432681 0.0000
@LOG(HARI?) 0.064161 0.070108 0.915179 0.3608
Pengujian Hipotesis
Uji T
Nilai signifikansi untuk variabel untuk variabel volume perdagangan (X1) sebesar 0,0000, frekuensi perdagangan (X2) sebesar 0,3608 dan hari perdagangan (X3) sebesar 0,0775. Angka-angka ini jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan sebesar 5% pada variabel volume perdagangan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham karena nilai signifikansi yang diperoleh masih lebih kecil dari alpha. Hari perdagangan tidak berpengaruh signifikan karena nilai signifikansi yang diperoleh masih lebih besar dari alpha 5%. Frekuensi perdagangan memiliki nilai signifikansi lebih besar dari alpha 5% sehingga tidak memiliki pengaruh, namun bila menggunakan alpha 10% maka nilai signifikansi yang diperoleh masih lebih kecil sehingga dengan demikian pada tingkat kepercayaan 90% dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dalam penelitian ini variabel frekuensi perdagangan menggunakan nilai signifikansi 10%.
Uji F
pengujian secara simultan yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara bersama dari variabel volume perdagangan, frekuensi perdagangan dan hari perdagangan terhadap harga saham.
Tabel
Hasil Pengujian Secara Simultan
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.961673 Mean dependent var 8.729640
Adjusted R-squared 0.958833 S.D. dependent var 1.939687
S.E. of regression 0.393554 Akaike info criterion 1.041962
Sum squared resid 46.00067 Schwarz criterion 1.312810
Log likelihood -143.7139 F-statistic 338.7277
Durbin-Watson stat 0.628164 Prob(F-statistic) 0.000000
Dari hasil analisis diatas didapat nilai F-hitung sebesar 338,00. Adapun nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas df1=20+3-1=21 dan df2=320-20-3=207 adalah sebesar 1,61. Jika kedua nilai F ini dibandingkan maka nilai F-hitung yang diperoleh masih lebih besar dari nilai F-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan sudah sesuai dengan data.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi yang diamati adalah sebesar 0,9616. Nilai ini berarti bahwa sebesar 96.16% perubahan harga saham dari perusahaan yang diamati selama tahun 2010.1-2013.4 dipengaruhi variabel yang diamati, sedangkan sisanya sebesar 3,84% dipengaruhi oleh variabel lain.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari volume transaksi saham terhadap harga saham tersebut. Adapun koefisien regresi untuk variabel volume saham sebesar -0,190 menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang negatif dari volume perdagangan terhadap harga saham. Ini berarti semakin tinggi volume transaksi saham maka akan menurunkan harga saham yang ditransaksikan. Hasil pengujian secara statistika yang memberikan nilai t-hitung sebesar 5,42 dengan nilai signifikansi 0,0000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan berpengaruh secara signifikan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah hari perdagangan terhadap harga saham. Koefisien regresi untuk variabel hari perdagangan sebesar 0,064 menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang positif dari variabel hari perdagangan terhadap harga saham akan tetapi tidak signifikansi karena nilai signifikansi sebesar 0,361 lebih besar dari nilai alpha 0,05.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel frekuensi perdagangan terhadap harga saham. Koefisien regresi untuk variabel frekuensi perdagangan sebesar 0,106 menunjukkan bahwa terjadi pengaruh yang positif dari variabel frekuensi perdagangan terhadap harga saham dengan nilai signifikansi sebesar 0,078 pada tingkat signifikansi 10% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa frekuensi perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadapharga saham perusahaan yang diamati.
Hasil pengujian hipotesis berikutnya diperoleh kesimpulan bahwa volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa diperoleh nilai F-hitung sebesar 338,00 dan nilai signifikansi 0.0000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% atau (0,0000 < 0,05). Dengan demikian, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan berikut ini:
1. Secara bersama-sama, variabel volume perdagangan (X1), frekuensi perdagangan (X2), dan hari perdagangan (X3) berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dilihat dari F-hitung sebesar 338,00 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
2. Secara parsial, variabel hari perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
3. Variabel volume perdagangan dan frekuensi perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham namun bentuk pengaruhnya berbeda dimana volume perdagangan memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham sementara variabel frekuensi perdagangan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham.
4. Besar pengaruh dari variabel volume perdagangan, frekuensi perdagangan, dan hari perdagangan terhadap harga saham sebesar 96.16% sedangkan sisanya sebesar 3.84% dipengaruhi oleh variabel lain.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi investor maupun dan calon investor yang ingin menginvestasikan sahamnya
pada suatu perusahaan sebaiknya melihat terlebih dahulu kondisi perusahaan yang akan dipilih. Dalam hal ini investor harus menempatkan saham yang akan ditanamnya pada perusahaan yang tepat, dan investor harus memilih saham yang benar-benar likuid serta mempunyai kinerja keuangan yang baik.
2. Melihat keterbatasan penelitian ini, disarankan agar dilakukan perluasan dengan mengganti atau menambah variabel lain, memperpanjang waktu penelitian atau menambah jumlah sampel penelitian sehingga dapat diketahui hasil yang lebih signifikan tentang variabel yang mempengaruhi harga saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi 1, Mediasoft Indonesia.
Dananti, Kristyana, 2004, Pengujian Kausalitas Volume Perdagangan dan Perubahan Harga Saham di Bursa Efek Jakarta, PERSPEKTIF Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 9 No. 2, Halaman 105-116
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP UNDIP, Semarang.
Gujarati Damodar N, 2002, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta
Husnan, Suad, 2005, Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 3, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. ed.2. Yogyakarta: BPFE.
Makridakis, S., Wheelwright, S.C., dan McGee, V.E. 1983.Forecasting: Methods and Applications. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Mulyana, Deden, 2011, Analisis Likuiditas Saham serta Pengaruhnya Harga Saham pada Perusahaan yang Berada pada Indeks LQ45 dI Bursa Efek Indonesia. Diterbitkan pada JURNAL Magister Manajemen Volume 4 Nomor 1 Maret 2011 halaman 77-96. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi 1, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Wiyani, Wahyu dan Andi Wijayanto. 2005. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat
Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Harga
Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 9, No. 3, Halaman 884-903.
www.bursaok.com diakses tanggal diakses tanggal 19/11/2014 www.bisnisinvestasisaham.co.id diakses tanggal 22/11/2014 www.idx.co.id diakses tanggal 03/12/2014