Overview of Indonesian Taxation
SubTopics
1. Definition
2. Function of tax
3. Classification
4. Collection Proscedures
5. Tax rate
6. Right and obligation of Taxpayer
7. NPWP and PKP
1. Ability to explain overview of Indonesian taxation 2. Ability to explain tax procedures in Indonesia
DEFINITION
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran Rakyat (UU
KUP no 28 tahun 2007).
FUNCTION OF TAX
• Fungsi Budgetair ( Sumber Keuangan Negara) • Fungsi Regularend ( Pengatur)
FUNCTION OF TAX
Fungsi pajak:
•
Fungsi budgetair (Sumber keuangan negara)
artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan
pemerintah
untuk
membiayai
pengeluaran rutin&pembangunan.
Upaya
:
dapat
melalui
intensifikasi
dan
ekstensifikasi pemungutan
pajak
melalui
penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak
seperti PPH, PPN, PPnBM,PBB dan lain – lain.
FUNCTION OF TAX
• Fungsi Regularend (Pengatur).
Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi dan serta mencapai tujuan – tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Contoh :
1. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang – barang yang mewah.
2. Pengenaan tarif progresif
3. Pengenaan tarif pajak ekspor 0% agar pengusaha terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga memperbesar devisa negara.
CLASSIFICATION
•
Jenis pajak menurut golongan(class of the
tax)
•
Jenis pajak menurut sifatnya
(characteristic of the tax)
•
Jenis pajak menurut lembaga pemungut
( based on Tax Collector Institutions ):
CLASSIFICATION
• Jenis pajak menurut golongan(class of the tax) Pajak dikelompokkan menjadi dua :
1. Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. Pajak harus
menjadi beban WP yang bersangkutan. contoh : Pajak Penghasilan
2. Pajak tidak langsung
Pajak yang dapat dibebankan / dilimpahkan kepada orang lain/pihak ke tiga
CLASSIFICATION
• Jenis pajak menurut sifatnya (characteristic of the tax):
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi subjeknya. Contoh: PPh orang pribadi
2. Pajak objektif yaitu pajak yang pengenaanya
berdasarkan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya kewajiban membayar pajak tanpa
memperhatikan keadaan Subjek pajak maupun tempat tinggal.
CLASSIFICATION
• Jenis pajak menurut lembaga pemungut ( based on Tax
Collector Institutions )
Pajak dikelompokkan menjadi dua : 1. Pajak pusat/ pajak negara
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
2. Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik tingkat I (pajak propinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing – masing.
Pajak pusat:
1. PPh : Pajak Penghasilan
2. PPN : Pajak Pertambahan Nilai
3. PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
4. Bea Meterai
Pajak daerah:
1. Jenis Pajak provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
2. Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
COLLECTION PROCEDURE
•
Stelsel pajak (tax stelsel):
1. Nyata/riil yaitu pengenaan pajak didasarkan
pada objek yg sesungguhnya terjadi. Dilakukan
pada akhir tahun. Lebih akurat realistis.
2. Anggapan/fiktif yaitu
didasarkan pada
anggapan yang diatur sesuai Undang - Undang.
Contoh : PPh tahun ini dianggap sama dgn
tahun sebelumnya.
3. Campuran yaitu kombinasi stelsel nyata dan
fiktif
awal tahun
pajak
dianggap spt stelsel
COLLECTION PROCEDURE
• Asas pemungutan pajak (tax collector system): 1. Domisili (asas tempat tinggal)
Negara mengenakan pajak pada penghasilan Wajib Pajak yg bertempat tinggal di wilayahnya, baik punya penghasilan di dalam negeri dan luar negeri.
2. Sumber
Negara mengenakan pajak atas penghasilan yg
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan domisili WP
3. Kebangsaan.
dihubungkan dgn kebangsaan suatu negara, WNA bekerja dan tinggal di Ind dikenakan pajak
COLLECTION PROCEDURE
•
Sistem pemungutan pajak (collector
prosedure):
1. Official Assessment system.
kewenangan di fiscus (petugas pajak)
2. Self Assessment system.
kewenangan di WP
3. With Holding system.
kewenangan di pihak ketiga
PENGHITUNGAN PAJAK TERUTANG
( Calculate Tax Payable)
• Perlu 2 unsur :
1. Tarif pajak : dapat berupa angka / % tertentu 2. Dasar pengenaan pajak
TAX RATE
•
Tarif tetap : jml/ angka nya tetap
berapapun DPPnya ex : Bea materai
•
Tarif proporsional (sebanding): % tertentu
berapapun DPP nya ex : PPN(10%), Pph
Psl 26(20%), Pph psl 23(15%,2%), Pph
Badan DL, BUT dsb
•
Tarif progresif : % tertentu yg makin
meningkat dengan meningkatnya DPP
Ketentuan Umum & Tata Cara
Perpajakan (KUP)
• UU No 6 Tahun 1983 • UU No 9 Tahun 1994 • UU no 16 Tahun 2000 • UU No 28 Tahun 2007Obligation and right of taxpayer
• Kewajiban wajib pajak:
1. Mendaftarkan diri pada kantor DJP. 2. Melaporkan usahanya pada kantor DJP.
3. Mengisi SPT dengan benar,lengkap dan jelas, dalam Bahasa Indonesia satuan mata uang Rupiah.
4. Menyampaikan SPT dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan mata uang selain rupiah yang diizinkan.
5. Membayar pajak yang terutang dengan SSP ke kas negara. 6. Membayar pajak terutang sesuai peraturan perpajakan. 7. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
8. - Memperlihatkan buku/catatan/dokumen yang menjadi dasarnya. -Memberi kesempatan ke tempat/ruang yang dipandang perlu.
-Memberi keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa.
Obligation and right of taxpayer
• Hak wajib pajak:
1. Melaporkan beberapa masa pajak dalam 1 SPT. 2. Mengajukan keberatan dan banding.
3. Memperpanjang waktu penyampaian SPT . 4. Membetulkan SPT.
5. Mamgajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
6. Mengajukan keberatan atas SKP. 7. Mengajukan permohonan banding.
8. Menunjuk seorang kuasa untuk menjalankan hak dan kewajiban. 9. Memperoleh pengurangan/penghapusan sanksi administrasi.
Tax identification number
(NPWP) and PKP
NPWP
sebagai
sarana
dalam
administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak.
NPWP terdiri dari 15 digit, dimana 9 digit pertama
merupakan kode wajib pajak dan 6 digit
berikutnya
merupakan
kode
administrasi
perpajakan.
Tax identification number
(NPWP) and PKP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak.
Tax identification number (NPWP)
and PKP
Fungsi Pengukuhan PKP selain dipergunakan
untuk mengetahui identitas PKP yang
sebenarnya
juga
berguna
untuk
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang
PPN
fan
PPnBM
untuk
pengawasan
administrasi perpajakan.
Tax identification number (NPWP)
and PKP
Penghapusan NPWP dilakukan oleh DJP apabila:
a. diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. dianggap perlu oleh DJP untuk menghapuskan NPWP dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Tax payment
Pembayaran pajak dan SSP:
1. Membayar sendiri pajak terutang (PPh 25 dan PPh
29)
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak
lain (PPh 4 ayat 2, PPh 15, PPh 21, 22, 23, 26)
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh 24)
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh
pihak yang ditunjuk pemerintah (bendaharawan
pemerintah)
5. Pembayaran pajak-pajak lainnya (PBB,BPHTB,Bea
Meterai).
Indonesian Taxation
Pajak pusat:
1. PPh : Pajak Penghasilan
2. PPN : Pajak Pertambahan Nilai
3. PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
4. Bea Meterai
Indonesian Taxation
Pajak daerah:
1. Jenis Pajak provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
Indonesian Taxation
2. Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
References
• Siti Resmi. (2016). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 978-979-061-652-3.