BAB 2
DATA DAN ANALISA
Pemaparan Data 2.1 Animasi
Animasi adalah tayangan gambar sequence 2D maupun 3D yang dibuat secara sedemikian rupa hingga membentuk ilusi gerak. Merupakan optical illusion dari suatu gerakan berdasarkan dari fenomena gambar perisisi, bisa dibuat dan di demonstrasikan dengan berbagai cara. Metode yang paling sering dipakai untuk mempresentasikan animasi adalah dengan film layar lebar ataupun video, walaupun masih banyak cara-cara lain untuk mempresentasikan animsi lainnya. Dunia film sebetulnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu illustrasi desain grafis (desain komunikasi visual).
2.1.1 Sejarah animasi
Animasi berasal dari bahasa latin anima, yang berarti kehidupan atau jiwa. Animasi motion pictures dibuat dari beberapa rangkaian gambar diam, yang terdiri dari berbagai macam posisi dan gerakan, dan jika dimainkan (played back) tidak hanya menjadi gambar statis lagi, tetapi sudah berupa perpaduan yang menghasilkan suatu gerakan ilusi yang halus. Definisi animasi sendiri berasal dari kata ‘to animate’ yang berarti menggerakan, menghidupkan. Misalkan sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan yang sedikit-sedikit dan teratur sehingga memberikan kesan hidup. Untuk membedakan antara animasi dengan seni lain yang menhidupkan benda mati melalui gerakan (misalkan wayang atau boneka), maka biasanya animasi diberikan tambahan kata film animasi.
Salah satu bentuk animasi tertua di dunia adalah Wayang Kulit . Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.
Banyak cara yang digunakan untuk membuat animasi, tergantung dari medianya, seperti media daftar flat (kertas,lukisan, atau potongan dari beberapa kertas, dan sebagainya), atau emdia yang berdimensional (boneka,household, atau bahkan orang).
Keberadaan animasi berkat penemuan Paul Rogest (dari Perancis). Ia menemukan thaumatrope. Thaumatrope adalah semacam alat berupa piringan bundar dengan tali di kedua sisinya. Satu permukaan piringan itu bergambar burung, di permukaan sebaliknya ada gambar sangkar kosong. Kalau piringan itu diputar, akan tampak gambar seolah-olah burung itu berada di dalam sangkar.
Gambar 2.1 Thaumatrope
Phenakistocope merupakan sebaut cakram yang di seutarnya dibuat gambar-gambar yang menggambarkan gerak, serta lobang-lobang yang diabaut secara teratur untuk mengintip. Di temukan oleh seorang ahli sains Belgia Joseph Plateu pada tahun 1832. Dengan memutar cakram Phenakistocope yang terletak didepan cermin sabil kita mengintipnya dari lobang-lobang tersebut, kita akan melihat gambar yang bergerak. Teknik yang sama ditmapilkan pada alat bernama Zoetrope, ditemukan oleh William G. Horner, seorang metematikawan Inggris, pada tahun 1833, yaitu berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
Gambar 2.1 Zeotrope 2.2 Beberapa Jenis Teknik Film Animasi
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar, sebab hamper semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan di atas bidang datar atau papar.
2.2.1 Beberapa jenis film animasi dwi-matra adalah: a. Film animasi sel(Cel Technique)
Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun (cartoon animation). Teknik animasi ini memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran plastic tembus pandang, disebut sel.
Figur animasi digambar sendiri-sendiri di atas sel untuk tiap perubahan gambar yang bergerak, selain itu ada bagian yang diam, yaitu latar belakang (background), dibuat untuk tiap adegan, digambar memanjang lebih besar daripada lembaran sel.
Lembaran sel dan latar diberi lobang pada salah satu sisinya, untuk dudukan standar page pada meja animator sewaktu di gambar, dan meja dudukan sewaktu dipotret.
b. Penggambaran langsung pada film
Tidak seperti pada film animasi lainnya, jenis film animasi ini menggunakan teknik penggambaran obyek animasi dibuat langsung pada pita seluloid baik positif atau negative,
tanpa melalui runtun pemotretan kamera stop frame, untuk suatu kebutuhan karya seni yang bersifat pengungkapan. Atau yang bersifat percobaan, mencari sesuatu yang baru.
2.2.2 Film Animasi Tri-matra (Object Animation)
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang.
Untuk mengerakkan benda tri-matra, walaupun itu mungkin, tapi cukup sulit untuk melaksanakannya, karena sifat bahan yang dipakai mempunyai ruang gerak yang terbatas. Tidak seperti jenis., film animasi gambar, bebas melakukanberbagai gerakan yang diinginkan.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis film animasi ini adalah :
- Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film animasi ini adalah boneka dan figur lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan yang mempunyai sifat lentuk (plastik) dan mudah untuk digerakkan sewaktu melakukan pemotretan bingkai per bingkai, seperti bahan kayu yang mudah ditatah atau diukir, kain, kertas, lilin, tanah lempung dan lain-lain, untuk dapat menciptakan karakter yang tidak kaku dan terlalu sederhana.
- Film Animasi Model
Obyek animasi tri-matra dalam jenis film ini berupa macammacam bentuk animasi ayng bukan boneka dan sejenisnya, seperti bentuk-bentuk abstark; balok, bola, prisma, piramida, silinder, kerucut dan lain-lain. Atau bentuk model, percontohan bentuk dari ukuran sebenarnya, seperti bentuk molekul dalam senyawa kimia, bola bumi.
Bentuk obyek animasi sederhana, penggunaannya pun tidak terlalu rumit dan tidak banyak membutuhkan gerak, bahan yang dipakai terdiri dari kayu, plastic keras dan bahan keras
lainnya yang sesuai denga sifat karakter materi yang dimiliki, tetapi tidak berarti bahan lentuk tidak dipakai.
Disebut juga film animasi non-figur, karena keseluruhan cerita tidak membutuhkan tokoh atau figure lainnya. Jenis film Teknik yang memanfaatkan lembaran sel merupakan suatu pertimbangan penghematan gambar, dengan memisahkan bagian dari obyek animasi yang bergerak, dibuat beberapa gambar sesuai kebutuhan; dan bagian yang tidak bergerak, cukup dibuat sekali saja.
- Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)
Jenis film animasi ini, termasuk penggunaan teknik yang sederhana dan mudah. Figur atau obyek animasi dirancang, digambar pada lembaran kertas lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang telah dibuat, dan diletakkan pada sebuah bidang datar sebagai latar belakangnya. Pemotretan dilakukan dengan menganalisis langsung tiap gerakan dengan tangan, sesuai denagn tuntutan cerita.
Dengan teknik yang sederhana, gerak figur atau obyek animasi menjadi terbatas sehingga karakternyapun terbatas pula. Karakter figur dibuat terpisah, biasanya, terdiri dari tujuh bagian yang berbeda; kepala, leher, badan, dua tangan dan dua kaki. Untuk menggerakkan dan menghidupkan karakter, pemisahan itu bias disesuaikan dengan tuntutan cerita, bisa dibuat kurang dari bagian tadi atau lebih.
- Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)
Seperti halnya pertunjukan wayang kulit, jenis film animasi ini menggunakan cara yang hampir sama, figur atau obyek animasi berupa bayangan dengan latar belakang yang terang, karena pencahayaannya berada di belakang layer.
Teknik yang dipakai sama dengan film animasi potongan, yaitu figur digambar lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang digambar dan diletakkan pada latar di meja dudukan kamera untuk dipotret. Bedanya di sini, kertas yang dipakai tidak seperti animasi potongan, bahan kertas berwarna atau diberi warna sesuai dengan kebutuhan, sedangkan film animasi
bayangan seluruhnya menggunakan bahan kertas berwarna gelap atau warna hitam, baik itu figur atau obyek animasi lainnya.
- Film Animasi Kolase (Collage Animation)
Yang selalu berhubungan dengan jenis film animasi ini adalah sebuah teknik yang bebas mengembangkan keinginan kita untuk menggerakkan obyek animasi semaunya di meja dudukan kamera. Teknik cukup sederhana dan mudah dengan beberapa bahan yang bisa dipakai; potongan Koran, potret, gambar-gambar, huruf atau penggabungan dari semuanya. Gambar dan berbagai bahan yang dipakai, disusun sedemikian rupa lalu dirubah secara berangsurangsur menjadi bentuk susunan baru, dimana tiap perubahan penempelan dipotret dengan kamera menjadi suatu bentuk film animasi yang bebas.
2.2.3 Target Audience/Penonton
Penonton short movie animation secara garis besar dapat di golongkan menjadi 3, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa.
2.2.3.1 Anak-anak
Anak-anak usia 4-12 tahun. Film short movie yang ditayangkan bersifat mendidik, simple, tidak mengandung unsur kekerasan, dan tidak vulgar.
2.2.3.2 Remaja
Remaja usia 13-21 tahun. Film short movie animasi yang di tayangkan bersifat action adventure, entertaiment, memiliki cerita yang kompleks atau susah di tebak, terdapat karakter hero.
2.2.3.3 Dewasa
Orang dewasa usia 21 tahun atau lebih, Film serial animasi yang di tayangkan bersifat vulgar.
Perjalanan animasi di Indonesia juga tidak jauh berbeda. Puluhan tahun yang lalu, di sulawesi Selatan dan Papua juga sudah ditemukan Cave painting yang bercerita tentang binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Wyang yang jelas-jelas cikal bakal lahirnya animasi, berasal dari indonesia. Ternyata indonesia juga punya sejarah animasi.
Awal mula muculnya aniamsi di indonesia bisa kita telusuri sejak tahun 1933. Ketuka itu presiden pertama kita Bung Karno mengirimkan seorang seniman, Dukut Hendronoto (Pak Ooq) untuk belajar animasi di studio Disney. Beliau kemudian membuat film animasi pertama di Indonesia berjudul “ Si Doel Memilih” (1955). Disusul pada tahun 1970-an ada satu studio animasi di jakarta yang cukup produktif, yaitu Anima Indah yang didirikan oleh orang Amerika.
Pada tahun 1980-an, terdapat pula film animasi produk Indonesia yang jadi serial televisi yaitu Petualangan Si Huma yang menjadi Favourit anak-anak pada masa itu yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk serial TV.
Pada era tahun 1990-an makin banyak muncul berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya.
Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti
Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi.
Pada tahun 2004 studio Kasat Mata membuat film animasi 3D berjudul “Homeland” berdurasi panjang (full animation) buatan anak bangsa sekitar 30 menit. Yang menceritakan tenatng kisah petualangan seorang bocah bernama bumi dalam menempuh perjalanannya, disertani dengan binatang layaknya manusia. Hingga pada tahun 2009, Indonesia berhasil membuat film animasi bertaraf International dengan judul “ Sing to the Dawn” atau “ Meraih Mimpi” yang diproduksi oleh Indinite Frameworks (IFW)
2.3 Data Umum
Dikisahkan ada seorang pemuda yang sangat rajin bekerja. Meskipun begitu, dia tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu hari, dia melewati sebuah desa dan melihat seekor lembu betina yang baru saja melahirkan. Pemuda itu pun berpikir, “Jika aku membeli seekor anak lembu, memeliharanya hingga besar, lalu menjualnya kembali, maka aku akan mendapatkan uang untuk modal usaha.”
Kebetulan pemilik lembu ini juga sedang risau. Jika lembu betinanya yang baru lahir harus menyusui, lembu itu akan kelelahan sehingga tidak dapat bekerja. Karena itu, pemilik lembu pun menjual anak lembu ini kepada pemuda itu dengan harga murah.
Dengan menuntun anak lembu kecil, sangpemuda meneruskan perjalanan. Di suatu tempat, dia bertemu denganseorang nenek yang tinggal sendirian. Sang pemuda berniat menyewa sebuah kamar di rumah nenek itu, dan berjanji akan membayar uang sewa dan uang makannya nanti bila dia sudah menedapatkan uang. Sejak saat itu, sang nenek menyediakan makanan tiga kali sehari bagi pemuda dan juga membantu memberikan makan pada lembu kecil.
Selang beberapa hari, sang pemuda merasa nenek akan kelelahan jika setiap hari harus menyediakan makanan bagi dirinya dan lembu kecil. Sementara, dia sendiri harus menunggu si lembu kecil tumbuh besar baru bisa membayar nenek. Dia merasa tidak enak hati karena telah merepotkan nenek. Maka dia lalu berkata kepada nenek, “Nek, aku tak bisa lagi merepotkanmu. Aku berencana mencari pekerjaan untuk mendapat nafkah. Selama ini Nenek sudah merawat aku dan aku tak punya apapun untuk membalasnya.Karena itu,aku berikan lembu ini pada Nenek”. Sang nenek yang baik hati itu menjawab dengan ramah, “Nak, pergilah mencari pekerjaan dengan tenang, aku akan merawat lembu kecil ini dengan baik.” Maka sejak saat itu, si Nenek merawat lembu itu bagaikan merawat anaknya sendiri.
Karena seluruh tubuh lembu kecil ini tertutup bulu hitam yang mengkilap, dan sering berada di dekat sang Nenek, lalu sang Nenek memberinya nama kesayangan yang unik, yaitu “ Tahi Lalat Nenek”.
Si Tahi Lalat Nenek sering bermain dengan anak-anak di desa itu.Dia juga berteman baik dengan lembu-lembu ain di sana. Tahi lalat nenek tumbuh besar dan kuat di lingkungan yang penuh cinta kasih. Dia juga sangat terampil dan pandai. Lembu yang tumbuh semakin besar ini berpikir, “ Nenek sudah berusia lanjut tapi dia masih harus merawatku. Aku harus membalas kebaikan sang Nenek, tapi bagaimana caranya, ya?”
Suatu hari, sekelompok pedagang melewati desa itu dengan membawa beberapa gerobak penuh muatan yang ditarik oleh beberapa ekor lembu. Mereka tiba di tepi sungai dan masuk ke dalam air untuk menyeberang. Tak disangka, karena muatan yang dibawa terlalu berat, gerobak-gerobak itu terjebak lumpur di dasar sungai. Walau telah berusaha sekuat tenaga, lembuh-lembuhpenarik tetap tidak sanggup mengeluarka gerobak dari jebakan lumpur.
Di dalam rombongan itu, ada seorang pedagang yang sangat memahami sifat seekor lembu.
Dia melihat di tepi sungai ada sekelompok lembu. Untuk menyemangati lembu-lembu penarik, pedagang itu berencana mencari seekor lembu yang kuat untuk membantu menarik gerobak. Setelah mencari di antara kelompok lembu di tepi sungai, dia menemukan Si Tahi Lalat Nenek yang bebulu hitam mengkilapdna berkaki kuat.
Pedagang itu bertanya pada si penjaga lembu itu apakah dia boleh meminjam lembu yang berwarna hitam. Si penjaga pun menjawab bahwa pemilik lembu itu sedang tidak berada di sana. Maka pedagang tersenut berjalan ke arah Tahi Lalat Nenek dan berkata, “Wahai Lembu, jika engkau bersedia membantuku menarik gerobak kami, aku akan memberimu lima ratus keping uang. “Tahi Lalat Nenek bergeming. Merasa tawarannya tidak ditanggapi, lalu pedagang itu kembali berkata, “Bagaimana kalau seribu keping?”
Setelah mendengarnya, Tahi Lalat Nenek dengan lincah bergerak menghampiri gerokbak yang terjebak itu. Pedagang segera memasang pengait gerobak pada Tahi Lalat Nenek. Dengan mantap lembu perkasa ini pun menarik satu demi satu gerobak dari lumpur sungai. Tak sampai setengah hari, semua gerobak telah berhasil ditarik ke seberang sungai.
Si pedagang kemudian mengikatkan lima ratus keping uang di leher Tahi Lalat Nenek. Lembuh ini tampak tidak senang dan berdiri menghadang di depan rombongan,menghalangi mereka pergi.
Pedagang itu pun menyadari kekeliruannya, dan segera menambahkan lima ratus keping uang lagi di leher Tahi Lalalt Nenek. Setelah itu, barulah lembu ini mau menepi dan membiarkan rombongan gerobak meneruskan perjalanan.
Tahi Lalat Nenek berlari pulang ke rumah. Melihat begitu banyak keping uang yang dikaitkan di leher Tahi Lalat Nenek, sang Nenek merasa terkejut dan bertanya, “Anakku, sebenarnya apa yang terjadi? Dari mana engkau mendapatkan uang sebanyak ini?”
Namun sang lembu tidak dapat menjawab. Nenek pun pergi bertanya kepada si penjaga lembu. Setelah mengetahui ceritanya, hati Nenek sangat tersentuh dan tak kuasa menahan air mata. Ia memeluk Tahi Lalat Nenek dan berkata, “Anakku, engkau menghabisakan banyak tenaga demi mendapatkan uang ini, aku sangat berterima kasih sekaligus merasa tidak tega.” Tahi Lalat Nenek pun mendekatkan wajahnya ke wajah Nenek, dan ikut meneteskan air mata.
2.3.2 Data Umum tentang judul
Judul animasi “Si Tahi Lalat Nenek” ini di angkat dari Buku cerita Dharma Master Cheng Yen. Dimana diceritakan rasa syukur dan cinta kasih universal. Cinta kasih universal adalah berbelas kasih kepada semua makhluk. Meski semua makhluk hidup memiliki wujud yang berbeda-beda, namun sama seperti manusia, mereka juga dapat merasa gembira, marah, sedih, dan bahagia,selain itu mereka juga memiliki sifat kebuddhaan yang hakiko dan murni.
Realitas yang kita hadapi seringkali tidak sesuai dengan harapan. Banyak impian yang belum terwujud sesuai dengan keinginan. Tekanan dan tantangan hidu kian memancing kita untuk lebih sering mengeluh daripada bersyukur.
Bersyukur adalah cara yang paling mudah dan efectif untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun kenyataan yang kita terima tidak sesempurna seperti yang kita inginkan, jangan pernah mengurangi rasa syukur terhadap Tuhan YME. Zig ziglar mengatakan, “ The more you express gratitude for what you have, the more you will have to express gratitude for (semakin Anda mengungkapkan rasa syukur atas semua yang Anda miliki, Anda harus merasa lebih bersyukur.” Semakin kita pandai mensyukuri nikmat karunia Tuhan YME, maka kita akan semakin mudah menciptakan perubahan luar biasa, misalnya : Hidup lebih tenang, perasaan lebih peka, penmapilan lebih segar, dan menyenangkan, serta hidup lebih sukses dan bahagia.
2.4 Pembanding Data Visual Character
Gambar 2.2 Up
Background
Gambar 2.3 Bamboo Background Gambar 2.4 Sky Background Environtment
Gambar 2.5 Envi style Gambar 2.6 Perabotan 2.5 Sinopsis Cerita “Si Tahi Lalat Nenek”
Dalam hubungan sesama manusia, seringkali tidak dibutuhkan kata-kata untuk saling memahami maksud masing-masing. Demikian pula halnya antara manusia dan makhluk lain,
mereka dapat saling mengutarakan perasaan dengan menggunakan cinta kasih yang tulus. Dengan cinta kasih yang tulus ini, akan tercipta dunia yang harmonis dan penuh kehangatan.
2.6 Karakteristik orang china Orang China
A. Ciri Fisik :
Orang Cina cenderung memiliki wajah bulat daripada orang Korea dan Jepang. Cina adalah negara multi-etnis besar tak seperti Korea dan Jepang (yang lebih etnis homogen) sehingga lebih sulit untuk membedakan atau mengeneralisasi.
B. Perilaku Baik Yang Dapat Menginspirasi :
1. Kegiatan kehidupan mereka yang terpusat pada perdagangan, industri, dan berbagai pelayanan jasa yang tidak digeluti oleh anggota masyarakat (berusaha berbeda). 2. Berani Mengambil Resiko.
Karena berdagang itu penuh resiko. Sifat bisnis pedagang Cina yang lain adalah tahan banting, Mereka harus kuat, termasuk sanggup mengorbankan diri dalam beberapa hal, seperti waktu, tenaga, dan uang demi mencapai tujuan menjadi orang kaya, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
3. Kerja Keras.
Percaya pada takdir, tapi tidak mau menyerah pada nasib, mereka percaya nasib ibarat roda, sesekali di atas dan sesekali di bawah. Kerja keras tanpa kenal lelah menjadi ciri dari orang Cina yang mengakibatkan mereka unggul dari yang lain. Ada filsafat Cina yang berbunyi seperti ini :
"Hiduplah nikmat, maka nanti kau akan sengsara. Orang-orang yang sukses dibentuk dari kehidupan yang sulit". Jadi dalam berusaha, banyak pengusaha yang awalnya bersusah susah dahulu, kemudian baru ketika sudah kaya mulai berani bersenang-senang.
4. Enterprenuer yang Selalu Menjaga Kualitas dan Kepercayaan.
Bangsa Cina ini mempunyai sifat-sifat yang agak aneh di banding bangsa-bangsa yang lain, orang Cina itu kalau yang terbaik untuk dijual, sedang yang jelek untuk dipakai sendiri. Orang Cina itu pekerja keras dan cerdas, orang Cina kalau ayahnya jualan kacang buntelan, maka pada saat anaknya nanti, usaha sudah menjadi pabrik kacang, jadi untuk faktor enterpreneurship mungkin cina itu nomor satu di dunia.
5. Orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total.
Maka hijrah adalah sebuah keharusan, orang itu harus hijrah bukan saja secara fisik melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya. Keinginan seseorang untuk berubah adalah kunci utama keberhasilan orang Cina.
6. Belajar Dari Kegagalan dan Berusaha Mempertahankan Keberhasilan.
Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya. Mereka mengevaluasi segala kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari kegagalan itu. Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya, sebaliknya justru akan membuatnya lebih gigih, kegagalan kedua dijadikannya pelajaran, kegagalan ketiga menjadikannya lebih bijak, kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal beberapa kali bagi orang cina tidak berarti akan gagal untuk seterusnya. Orang Cina percaya dan yakin mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti.
2.6.1 Warna Dan Maknanya Dalam Budaya China
Merah, Warna merah melambangkan keberuntungan. Warna ini sangat identik dengan perayaan tahun baru China/ Imlek. Warna merah dilarang sama sekali dalam upacara pengebumian karena melambangkan suka cita.
Kuning / Emas, warna kuning menghasilkan Yin dan Yang, merupakan pusat dari segala sesuatu. Kuning dianggap warna yang paling indah dan melambangkan netralisasi serta keberuntungan. Warna kuning sering dipasangkan dengan warna merah dan sebagai ganti warna emas (gold).
Hijau, warna hijau berkaitan dengan alam umumnya dikaitkan dengan kemakmuran, keharmonisan, dan kesehatan.
Biru, merupakan warna yang juga mewakili alam serta pembaharuan, menunjukkan kekuatan dan vitalistas. Namun, warna biru dalam gradasi gelap cenderung banyak digunakan untuk melambangkan peristiwa berduka seperti upacara kematian.
Putih / Perak, putih berarti kemurnian tetapi dalam budaya China warna putih sering juga dianggap melambangkan kematian dan banyak digunakan pada upacara pengebumian.
Orang Tiongkok kuno memakai pakaian dan topi warna putih hanya pada saat mereka berkabung. Warna putih sering digantikan dengan warna perak.
Hitam, dalam budaya China, I ching menganggap warna hitam sebagai warna surga. Simbol Taiji menggunakan warna hitam dan warna putih untuk melambangkan kesatuan Yin dan Yang. Namun, pada China modern warna hitam sama halnya dengan warna putih, hitam juga merupakan warna yang melambangkan kematian serta berkabung.
2.6.2 Kesadaran Diri dan Perbuatan Tanpa Pamri
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadara yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tetang kesadaran merupakan sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniahi akal budi merpakan mahluk hidup yang sadar dengan drinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai entitas yang terpisah serta memiliki kesadaran akan jangka hidup yang pendek, akan fakta ia dilahirkan di luar kemauannya dan akan mati di luar keinginannya. Kesadaran manusia ia akan mati mendahului orang-orang yang disayanginya, atau sebaliknya bahwa yang ia cintai akan mendahuluimya , kesadran akan kesendirian, keterpisahan, akan kelelamahan dalam menghadapi kekuatan alam dan masyarakat. Semuanya kenyataan itu membuat keterpisahan manusia, eksistensi tak bersatunya sebgai penjara yang tak terperikan.
Manusia akan menjadi gila bila tak dapat melepaskan diri dari penjara tersebut. (Erich Fromm, The Art of Love).
2.6.3 Mengapa kita perlu meningkatkan kesadaran diri?
1. Musuh Terbesar Kita Adalah Diri Sendiri
Banyak hal yang dapat membuat kita lengah dan kurang waspada. Terjebak dalam rutinitas, berada di zona nyaman atau sikap yang terlalu bergantung pada orang lain. Hal itu membuat kita tidak siap menghadapi situasi darurat atau perubahan yang mendadak. Sebaliknya, sikap ambisi tak terkendali juga bisa membuat lupa diri dan berakibat fatal.
2. Situasi Di Sekitar Kita Berubah Setiap Saat
Kehidupan kita bagaikan orbit alam semesta. Ketika bumi berputar pada porosnya, ia juga beredar mengelilingi matahari. Hidup kita berubah, situasi di sekitar juga berubah. Hidup adalah perubahan dan hidup adalah perjuangan. Perubahan selalu membawa dinamika dan perjuangan selalu membutuhkan kewaspadaan. Perubahan bisa menjadi sebuah kemajuan, jika diwaspadai dan disikapi dengan positif. Tapi perubahan akan menjadi musuh dan penghambat bagi kita yang tidak pernah mengantisipasi dan mewaspadainya.
3. Kesadaran Diri Membangun Rasa Tanggung Jawab
Kesadaran diri berarti mengetahui dengan tepat apa yang sedang kita alami. Kesadaran diri menimbulkan respons dan sikap antisipasi. Sehingga kita mempersiapkan diri dengan baik menghadapi situasi yang sedang dan yang akan terjadi. Kesadaran diri secara positif membangun sikap tanggung jawab dalam diri kita. Hanya seorang yang bersedia mengambil tanggung jawablah yang mampu memenangkan peperangan.
Threats
Faktor Pendukung:
- Animasi di Indonesia masih dalam tahap berkembang, sehingga peluang untuk berhasil cukup besar.
- Animasi yang bermakna Cinta kasih kurang didengar dimasayrakat terutama kalangan anak-anak, seringkali anak-anak berperilaku buruk diakrnakan tontonan yang tidak mendidik.
Faktor Penghambat:
- Keterbatasan waktu yang mungkin bisa membuat short animation “Si Tahi Lalat nenek” ini tidak bisa mencapai tingkat detail yang diharapkan.
- Kepercaya dari kalangan anak-anak sampai remaja akan film animasi Indonesia sehingga di cap tidak menarik sejak awal.