• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN UU PATEN NO. 13/2016 Tentang Paten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN UU PATEN NO. 13/2016 Tentang Paten"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN UU PATEN NO. 13/2016

Tentang Paten

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Dr. M.Athar Ismail Muzakir

Kasie Kebijakan Iptek

(2)

LATAR BELAKANG

Sumber : Rakornas Ristek, 2008, Diolah Kembali , 2011 didalam BPPT, 2012 yang diperkaya dari model Kuhlmann and Arnold (2001)

The added Value Chain

Sumber: McPhee and Wheeler (2009)

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development) PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

(3)

Realworld of Innovation Performance

Sumber: World Economic Forum, 2016

Hasil studi APO

Hasil studi Sarel (1997).

Hasil Studi Collin and Bosworth (1996).

Gr

ow

th

TFP

In

d

one

sia

1

9

8

7

-20

12

r

at

a-ra

ta

0,

68

%

(e

td.

reposi

tor

y.

ugm.

ac.

id/

do

wnl

oadfile

/)

(4)

Realworld of Policy – TFP Relation

Iptek Non Iptek

1 Linkage between

governance and productivity: A S ituationer (K as us F ilipina), 2001

E duardo T Gonz ales , Magdalena L Mendoz a

Analis is korelas i antara TF P dengan K ualitas Biroks ai dan NP R

K ualitas birokras i,Net P erformance R ating (NP R )

Tidak ada hubungan dan arah yang jelas antar kedua variabel ts b dengan TF P

2 UNDE R S TANDING TO TAL F AC TO R P R O DUC TIVITY GR O WTH IN S UB S AHAR AN AF R IC A C O UNTR IE S , 2006 O us manou NJ IK AM, J oachim Nymeck BINAM, S imon TAC HI

F ixed E ffect Model (P anel Data); TF P = openes s , outward-oriented trade policies , Dukungan anggaran human capital)

openes s , outward-oriented trade policies

O pennes dan outward-oriented trade policies menyebabkan TF P turun. S ementatra variabel dukungan anggaran, inves atas i GDP , akumulas i modal fis ik jelas s ignifikan menaikkan TF P

3 F aktor-F aktor Yang Mempengaruhi TF P

Donni F ajar Anugrah, Bank Indones ia

R egres i data panel, 26 provinces as cros s s ection and time period 1985-2005 as time s eries .

human kapital life expectancy and tlerms of trade (TO T);inflation, ris k, and external debt;opens s , and price deviation

The firs t model reports that the role of both life expectancy and terms of trade (TO T) to TF P is s ignificantly pos itive. O n the contrary, the other factors , for example, inflation, ris k, and external debt have negative effect. Meanwhile, the s econd model applying openes s , human capital and price deviation as explanatory variables

concludes that openes s and price deviation have the negative effect. O n the other hand, human kapital pos itively affected TF P even its s hare relatively s mall.

4 Analis is P ertumbuhan Total F actor P roductivity Indones ia dan F aktor-F aktor yang Mempengaruhinya

S olichah Vichy Budiwati, Aris Yunanto, 2013 UI

O dinary Leas t S quare (O LS ) dengan model regres i linear berganda

Adapun faktor yang memberikan pengaruh paling kuat dalam pertumbuhan TF P adalah anggaran litbang pemerintah .

faktor yang s ignifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan TF P di Indones ia adalah inflas i, nett export, anggaran litbang dan tingkat pendidikan pekerja,

faktor yang s ignifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan TF P di Indones ia adalah inflas i, nett export, anggaran litbang dan tingkat pendidikan pekerja, s edangkan faktor yang tidak s ignifikan mempengaruhi pertumbuhan TF P adalah F oreign Direct Inves tment (F DI). Adapun faktor yang memberikan pengaruh paling kuat dalam pertumbuhan TF P adalah anggaran litbang pemerintah .

Peneliti Variabel

J udul R is et Model Has il

(5)

Kontruksi Permasalahan Iptek Nasional

Lembaga Riset Industri:

Riset berbasis demand driven

Lembaga Riset Universitas

Riset berbasis tri darma PT

Lembaga Riset Pemerintah:

berbasis supply push

Kegiatan Riset pada Level Operasional

SEKTOR RISET SEKTOR KEUAN GAN PERBANKAN SEKTOR INDUST RI

Kebijakan Pada Level Sektor

UU 17/2007 RPJP 2005-2025 Perpres No.2/2015 RPJPMN 2015-2019

UU 18/2002

Kebijakan Pada Level Nasional

UU 18/2003 BELUM SEJALAN DENGAN UU 25/2005 SPPN

UU 17/2003 KN:

ARAH KEBIJAKAN IPTEK -SEKTOR IPTEK VS ARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPTEK-RPJMN

BELUM TERJADI SINERGI ANTAR UNSUR LEMBAGA IPTEK

PERBEDAAN MINDSET ANTAR UNSUR LEMBAGA IPTEK

SDM, DANA, INFSTRKTUR MSH LEMAH ROYALTI INVENT PNS (HKI)-UU 13/16-PMK 72/2014 PERTJAWABAN KEUANGN PERPES 54/2010 PP 35 vs PP 95

SISTEM LEASING PRODUK TEKN ??? PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS TEK INDEGENOUS

Konsorsi Inovasi

Gambar Disharmonisasi Kebijakan Riset Berbasis pada Konsep Policy Process as

Hierarchy Bromley, 1989 yang diadaptasi dari Disertasi M. Athar, 2015

RIRN-PRN

SBKU PATEN-PMK 72/1 INS SINAS PPTI INOVASI INDUTRI

(6)

KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM TRIP’s AGREEMENT*

*Indonesia meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7 Tahun 1984, dalam ketentuan tsb diatur aspek

perdagang di bidang HKI atau

TRIP’s: Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights

COPYRIGHTS AND

RELATED RIGHTS

TRADEMARKS

GEOGRAPHICAL

INDICATIONS

INDUSTRIAL DESIGNS

PATENTS

LAYOUT-DESIGN

(TOPOGRAPHIES) OF

INTEGRATED CIRCUITS

PROTECTION OF UNDISCLOSED

INFROMATION

CONTROL OF ANTI-COMPETITIVE

PRACTICES IN CONTRACTUAL

LICENCES

(7)

 Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir

manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi,

dan teknologi.

 Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan

patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi

invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang

memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat

diterapkan dalam industri.

 Diatur dg UU 14/2001 tt Perlindungan Paten:

 paten biasa adalah 20 thn

 paten sederhana 10 thn

 masing-masing tidak dapat diperpanjang.

Paten

(8)

Mengapa RI Mematuhi HKI?

 Indonesia Negara Terbuka, Anggota:

• WTO

(World Trade Organization)

• TRIPs

(Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights) th 1997

• APEC

 Ratifikasinya konvensi-konvensi

internasional di bidang Hak Kekayaan

Intelektual

(9)

Global Competitiveness Index WEF 2016

KI (Patent)- Perspective

Sumber: World Economic Forum, 2016

Ranking

Perolehan Paten

(10)

PERMASALAHAN PATEN

a. PCT/1 juta penduduk

yaitu

ranking 106 dari 144.

b. Pendaftaran di dirjen HKI

didominasi oleh

paten asing

.

c. HKI yang diaplikasikan belum

dinilai

dampak ekonominya

.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Domestik 233 285 283 388 423 500 535 614 678 762 677 Asing 4181 4426 4921 4796 4173 5097 5357 6184 7021 7937 5009 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Jm lh

Ranking

Perolehan Paten

99 dari 138

Perbandingan perolehan Paten antar negara ASEAN

2006-2013

(11)

11

Macro

Level

Meso

Level

Micro

Level

Regulation Level:

Amandemen UU Paten

PP, Peraturan Presiden/Menteri

Institution Level:

Lembaga Pengelola HKI

Sentra HKI

Operation Level:

Pelatihan Penulisan Draft

paten

(12)
(13)

PERKEMBANGAN UU PATEN

13

(14)

Alasan Perubahan UU 14/2001

(15)

Permasalahan Royalti Nasional Sebelum PMK 72/2014

15

BLU

Menggunakan payung PP Tarif (otonom) Fleksibilitas (adm) tinggi Berbasis remunerasi

PNBP

Menggunakan payung KMK Fleksibilitas pertanggungjawaban rendah Berbasisi kegiatan

Deptan (≤40%)

(PNPB dan PP tarif)

BPPT (40%)

(BLU dan KMK)

LIPI (40%)

(PNBP dan PP tarif)

Mekanisme pembayaran RBI dengan BLU

vs PNPB

Belum ada

PMK

Permasalahan dalam pengajuan royalti bagi inventor

(RBI) dengan BLU or PNBP

(16)
(17)

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(20 BAB,173 PASAL)

KETENTUAN UMUM

LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN

PERMOHONAN PATEN

PENGUMUMN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF

PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN

KOMISI BANDING PATEN DAN PERMOHONAN BANDING

PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

I.

II.

III.

IV.

VI.

V.

VII.

(18)

PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH

PATEN SEDERHANA

DOKUMENTASI DAN PELAYANANINFORMASI PATEN

BIAYA

PENGHAPUSAN PATEN

PENYELESAIAN SENGKETA

PENETAPAN SEMENTARAPENGADILAN

VIII.

IX.

X.

XI.

XII.

XIII.

XIV.

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(20 BAB, 173 PASAL)

(19)

PENYIDIKAN

PERBUATAN YANG DILARANG

KETENTUAN PIDANA

KETENTUAN LAIN-LAIN

KETENTUAN PERALIHAN

KETENTUAN PENUTUP

XV.

XVI.

XVII.

XVIII.

XIX.

XX.

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016

(20 BAB, 173 PASAL)

(20)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

1. Perluasan objek pelindungan Paten Sederhana

(prinsip dasar: pelindungan bersifat teritorial)

 Paten sederhana diberikan untuk setiap

Invensi baru

atau pengembangan dari produk atau proses yang

telah ada

, dan dapat diterapkan dalam industri.

(21)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

2. Publikasi

di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional

Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling

lama 6

(enam) bulan

sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:

c. diumumkan oleh Inventornya dalam:

1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian

skripsi, tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau

2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian

di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian

(22)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

3. Inventor ASN/PNS: sebagai Pemegang Paten, mendapatkan Imbalan

dan Royalti, dan dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.

1. Pemegang Paten dalam hubungan dinas adalah instansi pemerintah dan

Inventor

, kecuali diperjanjikan lain.

2. Setelah Paten dikomersialkan, Inventor mendapatkan Imbalan.

3. Dalam hal instansi pemerintah sebagai Pemegang Paten tidak dapat

melaksanakan Patennya, Inventor atas persetujuan Pemegang Paten

dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga

.

4. Selain Pemegang Paten,

Inventor memperoleh Royalti

dari pihak ketiga.

5. Ketentuan ini tidak menghapuskan hak

Inventor

untuk tetap dicantumkan

namanya dalam

sertifikat paten

.

(23)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

4

.

Pengangkatan Expert/Ahli sebagai Pemeriksa Paten

Pasal 53

1) Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh Pemeriksa.

2) Menteri dapat meminta bantuan ahli

dan/atau menggunakan

fasilitas yang diperlukan dari instansi lain untuk keperluan

pemeriksaan substantif.

(24)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

5. Percepatan/Pengurangan

waktu

penyelesaian pemeriksaan

substantif

Pasal 57

Paten, paling lama

30 (tiga puluh) bulan

terhitung sejak tanggal pengajuan

permohonan substantif

Pasal 124 ayat (1)

Paten sederhana, paling lama

12 (dua belas) bulan

terhitung sejak Tanggal

Penerimaan Permohonan

6. Pengecualian pembayaran

biaya tahunan

Paten bagi Perguruan

Tinggi dan Litbang Pemerintah,

Pasal 126 ayat (4)

(25)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

7.

Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual

(e-filing)

Permohonan dapat diajukan baik

secara elektronik

maupun non- elektronik.

(26)

RINGKASAN PENGATURAN

SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN

8.

Mekanisme Paralel Impor dan

Bolar Provision

Pasal 167

Dikecualikan

dari ketentuan

pidana

sebagaimana dimaksud

dalam Bab XVII dan gugatan

perdata

atas:

(2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di

Indonesia dalam jangka waktu

5 (lima) tahun sebelum

berakhirnya pelindungan Paten

dengan tujuan untuk

proses perizinan kemudian melakukan pemasaran

setelah pelindungan Paten tersebut berakhir.

(27)
(28)

Peraturan Menteri Keuangan 72/2014

I.

Perhitungannya dibagi menjadi empat kelompok.;

Jika inovasi menghasilkan PNBP hingga Rp 100 juta dalam setahun, peneliti mendapatkan royalti 40%

FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN

Nilai Sampai 100 jt

:

40%

Nilai 100 jt – 500 jt

:

30%

Nilai 500 jt – 1 M

:

20%

(29)

Contoh Penghitungan Imbalan Atas 1 Paten, 1 Inventor

Paten Z pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xx

sebesar Rpl.250.000.000,-. Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar

80%. Dasar penghitungan Imbalan sebesar:

DPI

= Rpl.250.000.000,-

× 80%

=

Rpl.000.000.000,-Penghitungan Imbalan:

Lapisan DPI (Rp)

Penghitungan DPI (Rp)

Nilai DPI (Rp)

Tarif

Penghitungan

1

2

3

4

5 = 3

× 4

s.d 100.000.000,-

100.000.000,-

– 0,00

100.000.000,-

40%

40.000.000,-Lebih dari

100.000.000,- s.d.

500.000.000,-500.000.000,-

100.000.000,-400.000.000,-

30%

120.000.000,-Lebih dari

500.000.000,- s.d.

1.000.000.000,-1.000.000.000,-

500.000.000,-500.000.000,-

20%

100.000.000,-Lebih dari

1.000.000.000,-1.000.000.000,-

1.000.000.000,-0

10%

0

Total

l.000.000.000,-

(30)

TERIMA KASIH

Gambar

Gambar Disharmonisasi Kebijakan Riset Berbasis pada Konsep Policy Process as  Hierarchy Bromley, 1989 yang diadaptasi dari Disertasi M

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini peneliti menemukan data yang menggunakan penanda kesantunan yang dituturkan oleh guru ataupun siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII meliputi,

2. Modal politik yang paling berpengaruh adalah seberapa besar dukungan partai baik dalam proses rekrutmen mau pun dalam proses kampanye itu sendiri. Sementara

Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur penting dari paten, yaitu bahwa hak paten merupakan hak yang diberikan oleh pemerintah, dan bersifat eksklusif bagi pemegang hak

Jika seseorang pelaku telah memenuhi syarat untuk dapat dimintai pertanggungjawaban pidananya, dan dalam hal ini adalah terkait dengan kesengajaannya untuk

Dari kesimpulan di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan saran yaitu sebaiknya perusahaan meningkatkan pelaksanaan manajemen komplainnya karena hal tersebut

Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur dapat meningkatkan riap pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman meranti Shorea johorensis, Shorea leprosula dan Shorea parvifolia pada

Tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tentang kesamaan nilai pecahan siswa kelas D3-B SLB-C Negeri Pembina Banjarbaru, dan untuk mengetahui respon siswa

DAERAH ASAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. PERIODE 2011 S.D 2015 (S.D