• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI UJI PROVENAN MERBAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI UJI PROVENAN MERBAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Provenance Test Evaluation Of 6 Years Old Of Merbau (Intsia bijuga) At KHDTK Sumberwringin, Bondowoso

Burhan Ismail

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

email: burhan_ismail17@yahoo.co.id

ABSTRACT

Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement has been conducting provenance test of merbau (Intsia bijuga) at Special Purposed Forest (KHDTK) Sumberwringin, Bondowoso, East Java since 2006. This study aimed to evaluate growth variations of six provenances at 6 year of age. The trial was designed by Randomized Completely Block Design (RCBD) wich comprised of 6 provenances as (East Halmahera, Waigo, Oransbari, Wasior, Nabire and Seram) 3 replicate each provenance consists of 60 tree plots. Results indicated that the survival rate of six provenances were high (after 6 years) with an average of 80.78%. The growth of 6 provenances were non significantly different between height and diameter at 6 year of age.

Keywords: Merbau, Provenance, Genetic conservation ABSTRAK

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan telah melakukan pembangunan plot uji provenan jenis merbau (Intsia bijuga) di KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) Sumberwringin, Bondowoso, Jawa Timur sejak tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi variasi pertumbuhan uji provenan pada umur 6 tahun. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak Lengkap Berblok (RCBD) dengan menggunakan 6 provenan (Halmahera Timur, Waigo, Oransbari, Wasior, Nabire dan Seram) dengan 3 blok dan 60 treeplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan hidup tanaman merbau dari keenam provenan termasuk tinggi dengan persentase hidup rata rata sebesar 80,78%. Pertumbuhan tinggi dan diameter untuk 6 provenan yang diuji tidak menunjukkan perbedaan nyata pada umur 6 tahun.

Kata Kunci: Merbau, Provenan, Konservasi genetik

I. PENDAHULUAN

(2)

untuk penebangan merbau, konversi hutan untuk pertanian dan pertambangan, semuanya berakibat serius terhadap penurunan populasi merbau di Papua. Penebangan pohon umumnya hanya menebang pohon yang dengan phenotype yang baik, sehingga terjadi penurunan sumber daya genetik dan akhirnya terjadi inbreeding. Ancaman penting lain untuk populasi merbau adalah rendahnya tingkat regenerasi alaminya. Nurhasybi dan Sudrajat, (2009), melaporkan bahwa tingkat keberhasilan merbau bertahan hidup di alam hanya 4,75%. Penurunan populasi dapat mengakibatkan penurunan keragaman genetik. Keragaman genetik adalah faktor utama yang memungkinkan populasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, karena akan menjadi dasar genetik yang kuat untuk proses pembuahan dan evolusi dalam waktu yang lama. Hilangnya keragaman genetik dapat menyebabkan penurunan spesies untuk bertahan hidup dalam kondisi variasi lingkungan yang berbeda. (Neel et al, 2001).

Penanaman merbau merupakan salah satu solusi untuk mengurangi penurunan populasi merbau dan denagn benih berkualitas akan mendukung keberhasilan program penanaman merbau. Peran sumber daya genetik sangat penting untuk meningkatkan produktivitas hutan tanaman, sedangkan materi genetik diperlukan sebagai dasar untuk program pemuliaan dalam rangka mengoptimalkan seleksi dan rekombinasi. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta telah membangun Plot Uji provenan jenis merbau di KHDTK Sumberwringin Bondowoso, Jawa Timur pada tahun 2006. Uji provenan merbau dengan materi genetik dari Halmahera Timur, Waigo, Wasior, Nabire, Seram dan Oransbari. Pengamatan secara periodik diperlukan untuk mengetahui variasi pertumbuhan dari provenan yang diuji sebagai rekomendasi dalam program pertanaman merbau.

II. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian berada di KHDTK Sumberwringin, Bondowoso pada 7 o 59’ 56,3

LS dan 113 o 59” 57,9 BT. Iklim menurut Schmidt dan Ferguson masuk dalam klasifikasi

B dengan curah hujan 2.400 mm/Tahun. Dengan tipe tanah andosol dan kelerengan antara 0-15%, serta ketinggian dari permukaan laut adalah 800 m dpl (BBPBPTH, 2013). Data yang diambil adalah data hasil pengukuran bulan Desember 2012.

(3)

Gambar 1. Lokasi Sumberwringin, Bondowoso. B. Bahan dan Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; alat tulis, spidol, peta tanaman, kompas, altimeter, pengukur tinggi pohon, caliper, dan tally sheet. Materi genetik yang dilibatkan dalam uji provenen Merbau dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Asal materi genetik merbau

No Provenan Koordinat Ketinggian (m dpl)

1 Halmahera Timur 0o48` LU dan 127o52`BT 50-200

2 Waigo 1o23` LU dan 131o58`BT 50-200 3 Nabire 3o38` LU dan 135o13`BT 200-500 4 Seram 0o48` LU dan 127o52`BT 200-500 5 Wasior 0o48` LU dan 127o52`BT 200-500 6 Oransbari 2o55` LU dan 128o48`BT 50-200 C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah RCBD (Randomized Completely Block Design). dengan 6 provenan ( Halmahera Timur, Waigo, Nabire, Seram, Wasior, dan

(4)

D. Data Analisis

Data dianalisa dengan menggunakan analisis varian, dan apabila terjadi perbedaan maka akan diuji dengan uji jarak berganda (Duncan’s Multiple Range Test). Model matematiknya adalah sebagai berikut:

Yijk = μ + Bi + Pj + Ɛijk Catatan:

Yijk = Karakteristik yang diukur μ = rata-rata populasi

Pj = pengaruh provenan ke-j Bi = efek blok ke-i

Ɛijk = Random Error pada pengamatan ke-ijk

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Persen Hidup

Tanaman merbau umur 6 Tahun di KHDTK Sumberwringin, Bondowoso meunjukkan rata-rata persen hidup masih tinggi meskipun ada kecenderungan penurunan dari umur 1 tahun sampai dengan umur 3 tahun. Dari hasil pengamatan persen hidup dari 6 provenan pada umur 1, 2, 3 dan 6 tahun, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata persen hidup tanaman pada uji provenan merbau di Bondowoso, Jawa Timur.

No. Provenan Persen hidup (Umur /Tahun)

1 2 3 6 1. Halmahera Timur 98,33 88,33 87,22 87,00 2. Waigo 96,11 90,00 89,44 84,17 3. Nabire 98,33 93,33 87,22 76,67 4. Seram 97,72 88,58 84,47 62,67 5. Wasior 100,00 93,89 92,22 87,92 6. Oransbari 97,22 90,56 88,33 86,25 2. Pertumbuhan tanaman

(5)

Tabel 3. Rata rata tinggi dan diameter tanaman merbau umur 6 tahun pada plot uji provenan di KHDTK Sumberwringin, Bondowoso

No. Provenan Rata-rata tinggi/m Rata-rata diameter/cm

1. Halmahera Timur 2,84 5,5 2. Waigo 2,67 4,9 3. Nabire 2,12 4,0 4. Seram 2,09 3,7 5. Wasior 2,70 5,2 6. Oransbari 2,82 5,2 Total Rata-rata 2,54 4,8 3. Analisa Variasi

Analisis varian untuk sifat tinggi dan diameter tanman merbau umur 6 tahun pada plot uji provenan di Bondowoso disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis varian untuk sifat tinggi dan diameter tanaman merbau umur 6 tahun pada plot uji provenan di KHDTK Sumberwringin, Bondowoso

Sumber

Variasi Derajat Bebas

Tinggi Diameter

Kuadrat

Tengah Nilai P Kuadrat Tengah Nilai P

Provenan 5 3569,421ns 0,256 170,867 ns 0,081

Blok 2 7020,438 ns 0,091 389,412* 0,017

error 10 2282,839 62,148

Keterangan: * = berbeda nyata pada tahap uji 5 %

ns= tidak berbeda nyata pada tahap uji 5%

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil analisis varian tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata antar provenan yang diuji untuk sifat tinggi dan diameter.

B. Pembahasan

Tingkat persen hidup adalah merupakan indikasi kemampuan tanaman untuk tumbuh dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan, ini adalah salah satu kriteria yang dapat diterapkan untuk memilih provenan yang mampu beradaptasi. Persentase merbau yang tumbuh hingga umur 6 tahun bervariasi dari 62,67% (Seram) sampai dengan 87,92% (Wasior) dengan

(6)

rata-Sumberwringin, Bondowoso. Distribusi alami merbau menempati kisaran yang cukup luas hingga ketinggian 1000 m dpl pada berbagai jenis tanah kecuali tanah gambut. (Yudohartono dan Ismail, 2012). Variasi genetik merbau juga ditemukan cukup tinggi, mulai dari 2,296 sampai 0,425 (Rimbawanto dan Widyatmoko, 2006; Yudohartono, 2008).

Hasil dari analisis varian menunjukkan bahwa perbedaan tinggi antara provenan tidak berbeda nyata. Ini menunjukkan perbedaan asal-usul sumber benih dan kondisi lokasi tidak mempengaruhi pembentukan keragaman yang tinggi dalam karakter pada umur 6 tahun. Hasil yang berbeda telah dilaporkan oleh Yudohartono (2012) yang mengamati variasi dari polulasi merbau pada umur 1, 2 dan 3 Tahun dengan perbedaan yang nyata antar provenan. Menurut Leksono dan Herdis Rosiawan (1997), hasil evaluasi uji provenan Acacia mangium umur 30 bulan yang berasal dari 14 provenan untuk pertumbuhan tinggi, diameter dan volume batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara provenan yang diuji. Pada uji provenan Acacia crassicarpa umur 2 tahun yang terdiri dari 17 provenan yang berasal dari Queensland-Australia dan Papua Nugini menunjukkan adanya perbedaan diantara provenan yang diuji untuk diameter dan volume batang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara provenan yang diuji (Leksono dkk, 1997). Perbedaan ini mungkin karena pengaruh pertumbuhan yang belum stabil dari setiap umur. Hal ini diperkuat oleh pertumbuhan tinggi yang masih mengalami perubahan. Menurut Zobel dan Talbert (1984), perbedaan antara pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh lingkungan dimana pohon tumbuh, perbedaan genetik antara pohon-pohon dan interaksi antara genotype dengan faktor lingkungan dan umur tanaman.

Pada pengamatan diameter juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda antar provenan yang diuji. Pada tahun pertama dan kedua provenan Wasior untuk diameter adalah yang terbesar, namun pada tahun ketiga berubah provenan Halmahera Timur yang terbesar. Hal ini menunjukkan sifat yang belum stabil pada umur 6 tahun.

IV. KESIMPULAN

Kemampuan hidup tanaman merbau dari keenam provenan merbau di KHDTK Sumberwringin adalah sangat tinggi, dengan rata-rata persen hidup sampai umur 6 tahun sebesar 80,78%. Persen hidup relatif menurun setiap tahun. Pada umur 6 tahun, provenan yang diuji tidak menunjukkan perbedaan yang nyata untuk tinggi dan diameter batang meskipun pada umur 1-3 tahun menujukkan perbedaan antar provenan.

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penelitian ini, khususnya kepada Tri Pamungkas, S.Hut, MSc yang membantu dalam meng-analisis data, serta Diro Eko Pramono, S.Hut.T dan Peri Mandala Putra dalam membantu pengumpulan data dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. 2013. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Sumberwringin Bondowoso.

Budi Leksono dan Herdis Rosiawan. 1997. Evaluasi Uji Provenansi Acacia mungium umur 30 Bulan di Kampar Kiri, Riau. Bulletin Kehutanan Nomor 32, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta-Indonesia.

Budi Leksono, Rusli MS Harahap dan Herdis Rosiawan. 1997. Keragaman Provenansi Acacia crassicarpa di PT. Perawang Sukses Perkasa Indusrti Riau. Bulletin Penelitian Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar.

Keong, C.,H. 2006. Revie of Trade in Merbau (Intsia spp.) from Major Range States to Germany and the EU: A preliminary assessment. Selangor, Malaysia: TRAFFIC International.

Ministry of Forestry. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.22/Menhut-V/2007 Tanggal 20 Juni 2007. www.dephut.go.ig/files/12_P22_07.pdf. Downloaed at 12 May 2013.

Neel, M.C., J.R. Ibarra, and N.C. Ellstrand. 2001. Implications of Mating Patterns for Conservation of the Endangered plant Erigonum Ovalifolium var. vineum (Polygonaceae). American Journal of Botany, 88 (7), 1214-1222

Nurhasybi dan D.J. Sudrajat. 2009. Teknik penaburan langsung benih merbau (Intsia bijuga) secara langsung di hutan penelitian Parung Panjang, Bogor. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6 (4), 209-217.

Rimbawanto, A., dan A.Y.P.B.C Widyatmoko, 2006. Keragaman Genetik Empat Populasi Intsia bijuga Berdasarkan Penanda RAPD dan Implikasinya bagi Program Konservasi Genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3 (3): 149-154.

Soerianegara I., and R.H.M.J. Lemmens. 1994. Timber Trees: Major Commercial Timbers. Bogor: PROSEA.

(8)

Berbagai Tingkatan Umur. Prosiding Peran Strategis Konservasi Sumberdaya Genetik Hutan dalam Mendukung Program Pemuliaan Tanaman Hutan: 31-36. Yogyakarta, 8 Desember 2010. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan.

Yudohartono, T.P., dan B. Ismail. 2012. Variasi Genetik Uji Provenan Merbau Sampai Umur 3 Tahun di Bondowoso, Jawa Timur. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 6 (1): 11-26. Zobel, B., dan J. Talbert. 1984. Applied Forest Tree Improvement. New York: Waveland Press

Gambar

Gambar 1.  Lokasi Sumberwringin, Bondowoso.
Tabel 2.  Rata-rata persen hidup tanaman pada uji provenan merbau di Bondowoso, Jawa  Timur.
Tabel 3.  Rata rata tinggi dan diameter tanaman merbau umur 6 tahun pada plot uji provenan  di KHDTK Sumberwringin, Bondowoso

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh penerimaan kayu olahan lanjutan dari CV Irian Hutama yang diterima PT GPS periode bulan Maret 2016 s/d Februari 2017 dilengkapi dengan dokumen angkutan

Manfaat bisnis TI (IT business value) [1][2][3] didefinisikan sebagai manfaat atau hasil yang diperoleh dari suatu investasi TI yang dapat meningkatkan kinerja

Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus “Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan mulai dari ibu hamil trimester III, Persalinan, BBL, Nifas dan

Aksesi-aksesi plasma nutfah terpilih di atas telah digunakan dalam pembentukan populasi haploid ganda hasil silang ganda dengan varietas terseleksi Bio110

Analisis SWOT yang dilakukan terhadap produk lilin kencur: 1) Strength: a) Bahan baku yang digunakan tersedia dalam jumlah yang melimpah, b) Harga produk lilin yang

Adapun simpulan dari kegiatan yang telah dilakukan adalah (1) skala merupakan suatu bentuk perbandingan yang biasa digunakan dalam membuat model gedung, peta, denah, dan

sublimasi pada ruang !akum dengan suhu -"0ºC# $emudian blok sublimasi pada ruang !akum dengan suhu -"0ºC# $emudian blok diletakkan pada suhu ruangan dan di%iksasi dengan

Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahan posisi, berikan