• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI

KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA)

(030T)

Putu Alit Suthanaya1dan Nyoman Tripidiana Putra2

1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl.Kampus Bukit Jimbaran-Bali

Email: suthanaya@rocketmail.com

2

Alumni Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl.Kampus Bukit Jimbaran-Balil Email: tripidiana@yahoo.com

ABSTRAK

Kota Denpasar merupakan pusat kegiatan pendidikan di Provinsi Bali. Banyak terdapat sekolah yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang cukup besar dan sering mengakibatkan kemacetan. Salah satu solusi untuk mengurangi beban lalu lintas adalah dengan mengembangkan angkutan sekolah. Pelayanan angkutan sekolah di Kota Denpasar sangat terbatas dan yang masih bertahan sampai saat ini salah satunya adalah Sekolah Raj Yamuna. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik sosial-ekonomi keluarga siswa, untuk menganalisis sistem operasional, untuk menganalisis biaya operasi kendaraan dan pendapatan, serta menganalisis tingkat kelayakan finansial pengoperasiannya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survai pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder didapat dari BPS dan pihak Sekolah Raj Yamuna. Metode yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah dimulai dari menganalisis karakteristik sosial-ekonomi keluarga siswa dengan statistik deskriptif, kemudian menganalisis sistem operasional angkutan sekolah, biaya operasi kendaraan dengan metode Departemen Perhubungan dan pendapatan. Indikator analisis kelayakan finansial pengoperasian angkutan sekolah dilakukan dengan NPV, BCR dan IRR. Dari hasil analisis karakteristik sosial-ekonomi keluarga siswa didapat 30% pendapatan keluarga perbulan kurang dari Rp.1.500.000, 49,17% siswa diantar menuju sekolah, dan 76,51% menginginkan pola layanan antar jemput langsung ke rumah masing-masing. Untuk sistem operasional didapat waktu sirkulasi terlama (106 menit) pada rute Denpasar Barat dan tercepat (63 menit) yaitu pada rute Dalam Kota. Dari hasil analisis BOK per tahun didapat BOK tertinggi yaitu pada Kendaraan 5 dengan rute Gianyar sebesar Rp.67.599.926/th, sedangkan yang paling rendah yaitu pada kendaraan 6 dengan rute Dalam Kota sebesar Rp.36.486.648/th. Dari hasil analisis pendapatan pertahun didapat, untuk pendapatan antar jemput yaitu Rp.360.000.000/th, pendapatan antar atau jemput yaitu Rp.186.000.000/th dan pendapatan untuk yang tidak ikut antar jemput yaitu Rp.115.200.000/th. Untuk hasil analisis finansial didapat nilai NPV yaitu Rp. 1.560.576.400, BCR yaitu 1,5874 sehingga dikatakan layak secara finansial.

Kata kunci: angkutan sekolah, karakteristik sosial-ekonomi, BOK, pendapatan, kelayakan finansial

1.

PENDAHULUAN

Sebagai pusat kegiatan, Kota Denpasar mengalami peningkatan volume lalu lintas. Hal ini dikarenakan antara lain Kota Denpasar sebagai pusat pendidikan dimana banyak terdapat sekolah sehingga menimbulkan bangkitan perjalanan yang besar. Kegiatan mengantar dan menjemput yang dilakukan oleh para orang tua telah menambah kepadatan lalu lintas yang sering menimbulkan kemacetan. Selain faktor antar jemput, banyaknya siswa, guru dan pegawai yang menggunakan kendaraan pribadi juga menjadi faktor lainnya yang menyebabkan padatnya arus lalu lintas. Aktivitas antar jemput anak sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi menambah beban pada ruas jalan, sehingga jika dibiarkan akan menyebabkan permasalahan yang lebih kompleks termasuk masalah keselamatan lalu lintas dan kerugian masyarakat pengguna jalan secara umum.

Salah satu alternatif penanganan permasalahan yaitu dengan menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah. Dengan adanya angkutan sekolah, bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi dapat memanfaatkannya untuk bepergian ke sekolah. Penggunaan angkutan sekolah juga dapat mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan kesalamatan lalu lintas. Namun di Kota Denpasar masih sedikit pihak sekolah yang menyediakan jasa layanan angkutan sekolah.

(2)

Pada penelitian ini dilakukan kajian pada Sekolah Raj Yamuna, dimana sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang menyediakan layanan angkutan sekolah di Kota Denpasar. Jumlah siswa yaitu TK sebanyak 38 siswa, SD 328 siswa dan SMP 109 siswa. Dari jumlah siswa tersebut yang menggunakan angkutan sekolah yaitu sebesar 59,58 % atau sebanyak 283 siswa. Angkutan sekolah tersebut dikelola oleh pihak Sekolah Raj Yamuna. Jumlah armada yang disediakan yaitu sebanyak 10 armada dengan jenis kendaraan yaitu Isuzu, Mercedes-benz dan Daihatsu. Dimana dari 10 armada tersebut yang beroperasi untuk kegiatan antar jemput yaitu sebanyak 8 armada, sedangkan untuk 2 armada lagi digunakan sebagai cadangan. Angkutan sekolah tersebut tidak hanya digunakan untuk antar jemput saja, namun juga digunakan untuk kegiatan sekolah lainnya seperti untuk mengantar olah raga, kunjungan ke museum, kemah dan lainnya. Implementasi angkutan sekolah di Sekolah Raj Yamuna ini menarik untuk dikaji karena merupakan salah satu sekolah yang masih bisa tetap bertahan menyediakan layanan angkutan sekolah sampai saat ini. Komponen yang dikaji yaitu komponen manfaat dan komponen biaya. Dari komponen-komponen tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui apakah sebenarnya pengoperasian angkutan sekolah tersebut layak atau tidak. Maka dari itu perlu dilakukan kajian terhadap kelayakan finansial dari pengoperasian angkutan sekolah tersebut, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi sekolah lainnya untuk menyediakan layanan angkutan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem operasional angkutan sekolah, biaya operasi kendaraan dan pendapatan serta tingkat kelayakan finansial pengoperasiannya.

2.

STUDI PUSTAKA

Angkutan antar jemput anak sekolah

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Nomor:SK.967, Tahun 2007, angkutan antar jemput anak sekolah adalah angkutan yang khusus melayani siswa sekolah dengan asal dan atau tujuan perjalanan yang tetap, dari dan ke sekolah yang bersangkutan dimana yang dimaksud siswa adalah murid sekolah pada tingkat Taman Kanak–kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dengan menggunakan mobil bus atau mobil penumpang umum. Pola pelayanan angkutan antar jemput anak sekolah sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Nomor : SK.967, Tahun 2007, dapat diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan atau/pihak yang mempunyai bus atau mobil penumpang, dimana siswa dijemput di rumah masing-masing atau tempat lain yang telah disepakati.

Pelayanan angkutan antar jemput anak sekolah diselenggarakan dengan ciri-ciri (Peraturan direktur Jenderal Perhubungan Darat, Nomor : SK.967, Tahun 2007), yaitu :

1. Mengangkut siswa pada sekolah yang menyelenggarakan angkutan antar jemput anak sekolah, siswa dari sekolah yang saling bekerjasama untuk menyelenggarakan angkutan antar jemput anak sekolah atau siswa sekolah lain yang sekolahnya telah bekerjasama dengan sekolah yang menyelenggarakan angkutan antar jemput anak sekolah.

2. Berjadwal dan singgah pada tempat-tempat yang telah ditentukan pihak sekolah penyelenggara angkutan antar jemput anak sekolah.

3. Menggunakan bus dan/atau mobil penumpang.

4. Tarif angkutan antar jemput anak sekolah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar pengguna jasa dengan penyelenggara angkutan antar jemput anak sekolah.

Biaya operasi kendaraan (BOK)

Menurut Departemen Perhubungan (1996,) Biaya operasi kendaraan didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomi terjadi dengan dioperasikannya kendaraan dengan kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pengertian biaya ekonomi yang terjadi disini adalah biaya yang sebenarnya terjadi. Komponen biaya operasi kendaraan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya tetap adalah biaya yang terjadi pada awal dioperasikannya suatu sistem angkutan umum (Departemen Perhubungan,1996). Biaya tetap tergantung dari waktu dan tidak terpengaruh dengan penggunaan kendaraan. Komponen biaya tetap terdiri dari :

1. Biaya Penyusutan Kendaraan (Depresiasi)

Biaya penyusutan kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai ekonomis kendaraan akibat kerusakan teknis karena melakukan operasi.

2. Biaya Administrasi

(3)

b. Ijin usaha, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin dalam pengusahaan kendaraan angkutan penumpang umum. Biaya ini dikeluarkan setiap satu tahun sekali.

c. Ijin trayek, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin pengoperasian kendaraan untuk melayani suatu trayek tertentu. Biaya ini dikeluarkan setiap enam bulan sekali.

d. Iuran organda, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan umum sebagai anggota organda yang besarnya berdasarkan tarif resmi dari pemerintah daerah.

e. KIR, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara teknik apakah layak atau tidak untuk beroperasi di jalan raya.

Selain biaya penyusutan kendaraan (Depresiasi) dan biaya administrasi, ada juga biaya tetap tambahan seperti biaya sewa kantor, gaji pegawai administrasi, biaya telepon, biaya air dan listrik. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi. Biaya tidak tetap sangat bervariasi tergantung dari hasil produksi, seperti jarak tempuh. Komponen biaya tidak tetap terdiri dari (Departemen perhubungan,1996): 1. Biaya Pemakaian Bahan Bakar

Biaya pemakaian bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar kendaraan yang digunakan untuk mengoperasikan kendaraan dan tergantung dari jarak tempuh yang dilakukan untuk setiap liter bahan bakar yang digunakan.

2. Biaya Pemakaian Ban

Biaya pemakaian ban yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban luar dan ban dalam yang jangka waktu pengunaannya dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan perkilometer.

3. Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan

Biaya pemeliharaan dan perawatan kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan, perbaikan dan penggantian suku cadang (termasuk ongkos kerja).

4. Biaya Minyak Pelumas (Oli)

Biaya minyak pelumas adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian minyak pelumas, misalnya minyak oli mesin.

5. Gaji Pengemudi

Biaya yang dikeluarkan untuk gaji pengemudi.

Selain biaya tetap dan biaya tidak tetap, ada juga biaya tambahan (overhead). Analisis kelayakan finansial

Pada dasarnya analisis finansial proyek dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang nenyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan proyek. Secara umum ada beberapa metode yang sering digunakan: Metode Net Persent Value (NPV)

Metode ini berusaha untuk membandingkan semua komponen biaya dan manfaat dari suatu proyek dengan acuan yang sama agar dapat diperbandingkan satu dengan yang lainnya (LPKM-ITB, 1997). Dalam hal ini acuan yang dipergunakan adalah besaran net saat ini (net persent value), artinya semua besaran komponen didefinisikan sebagai selisih antara persent value dari komponen manfaat dan persent value dari komponen biaya. Secara sistematis rumusnya sebagai berikut:

(1) Dimana:

B(t) = besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun ke –t C(t) = besaran total dari komponen biaya pada tahun ke –t

i = tingkat bunga yang diperhitungkan

t = periode tahun

Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Prinsip dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfaat yang diperoleh. Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio, yang secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:

















n 0 t t n 0 t t

i)

(1

(C(t))

i)

(1

(B(t))

NPV









n 0 t t

i)

(1

C(t))

-(B(t)

NPV

(4)





 







n t n t

i

t

C

0 0 t

)

1

(

))

(

(

i)

(1

(B(t))

BCR

(2) Dimana:

B(t) = besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun ke –t C(t) = besaran total dari komponen biaya pada tahun ke –t

i = tingkat bunga yang diperhitungkan

t = periode tahun

Metode Internal Rate Of Return (IRR)

IRR atau Internal Rate Of Return adalah besaran yang menunjukan harga discount rate pada saat besaran NPV = 0. Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam proyek, secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:





 





n 0 t t n 0 t

i)

(1

C(t))

-(B(t)

IRR

(3) Dimana:

B(t) = besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun ke –t C(t) = besaran total dari komponen biaya pada tahun ke –t

i = tingkat bunga yang diperhitungkan

t = periode tahun

3.

METODE PENELITIAN

Langkah pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan, lalu identifikasi masalah dan penetapan tujuan yang dilanjutkan dengan studi pustaka, dan desain penelitian. Kemudian dilakukan survai pendahuluan dan pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti dari pihak Sekolah Raj Yamuna dan Badan Pusat Statistik. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan melaksanakan survai pengamatan langsung di lapangan atau objek penelitian yang meliputi: Survai On Board yang bertujuan untuk mengetahui jarak masing-masing rute dan waktu tempuh masing-masing-masing-masing armada angkutan sekolah. Survai wawancara dilakukan kepada pengemudi/pemilik angkutan sekolah, bengkel, toko suku cadang serta instansi yang terkait. Survai kuisioner dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada responden, dimana yang menjadi responden yaitu orang tua siswa yang terpilih sebagai sampel. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis sistem operasional angkutan sekolah kemudian perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan pendapatan. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan analisis kelayakan finansial dengan metode perbandingan biaya dan manfaat. Dalam hal ini yang dimaksud dengan biaya adalah BOK sedangkan manfaat adalah pendapatan yang diperoleh. Analisis kelayakan finansial dilakukan terhadap tiga kriteria yaitu NPV, BCR dan IRR. Gambar 1 memperlihatkan peta lokasi studi Sekolah Raj Yamuna yang berlokasi di Jalan Sekar Sari, By Pass Ngurah Rai Denpasar di Kota Denpasar.

(5)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Angkutan Sekolah Raj Yamuna dan Rute Yang Dilalui

Berdasarkan dari survai wawancara dengan pihak Sekolah Raj Yamuna, jumlah angkutan sekolah yang disediakan di sekolah tersebut yaitu sebanyak 10 armada. Dari 10 armada tersebut, hanya 8 armada yang beroperasi untuk kegiatan antar jemput dan 2 armada lagi digunakan sebagai cadangan. Jumlah armada dan rute yang dilalui dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah Armada dan Rute Yang Dilalui

No Merk Kendaraan No Plat Rute

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Isuzu NHR 55 Isuzu NHR 55 Isuzu NHR 55 Isuzu NKR 58 Isuzu NKR 58 Isuzu KAD 51 Mercedes-Benz 508D Mercedes-Benz 508D Mercedes-Benz 508D Daihatsu Zebra DK 9020 A DK 7865 BZ DK 9037 AC DK 9271 B DK 9011 B DK 796 AV DK 9163 AB DK 9083 E DK 9046 AB DK 974 D Ubud Denpasar Barat Panjer Sanur Gianyar Dalam Kota Jl. Jagapati Sukawati -Sumber : Sekolah Raj Yamuna, 2013

Tarif Angkutan Sekolah Raj Yamuna

Tarif yang dikenakan yaitu tarif bulanan yang terbagi atas 2 golongan yaitu tarif antar jemput dan tarif antar atau jemput saja. Besarnya tarif sudah ditetapkan olek pihak Sekolah Raj Yamuna yaitu berdasarkan dari rute-rute yang dilalui. Untuk siswa yang tidak ikut antar jemput angkutan sekolah tetap dikenakan biaya sebesar Rp.75.000/bln, dimana biaya tersebut digunakan untuk kegiatan lain di luar kegiatan antar jemput seperti kegiatan olah raga. Besarnya tarif riil di lapangan berdasarkan survai wawancara dengan pihak sekolah Raj Yamuna, dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Tarif Antar Jemput

No Rute Tarif (Rp/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ubud Denpasar Barat Panjer Sanur Gianyar Dalam Kota Jalan Jagapati Sukawati 300.000 275.000 225.000 275.000 300.000 225.000 275.000 300.000 Sumber : Sekolah Raj Yamuna, 2013

Tabel 3 Tarif Antar atau Jemput

No Rute Tarif (Rp/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ubud Denpasar Barat Panjer Sanur Gianyar Dalam Kota Jalan Jagapati Sukawati 225.000 200.000 150.000 200.000 225.000 150.000 200.000 225.000 Sumber : Sekolah Raj Yamuna, 2013

Jumlah Siswa Yang Menggunakan Angkutan Sekolah

Data jumlah siswa yang menggunakan angkutan sekolah digunakan untuk mencari nilai pendapatan. Jumlah siswa yang menggunakan angkutan sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.

(6)

Tabel 4 Jumlah Siswa Yang Menggunakan Angkutan Sekolah

No Unit Antar jemput

(orang)

Antar atau Jemput (orang) 1 2 3 TK SD SMP 3 109 51 7 87 26 Jumlah 163 120

Sumber : Sekolah Raj Yamuna, 2013 Cara Siswa Menuju sekolah Saat Ini

Komposisi cara siswa menuju sekolah saat ini dibedakan atas tiga katagori yaitu diantar, sendiri atau menggunakan angkutan sekolah. Prosentase jumlah masing-masing katagori cara siswa menuju sekolah saat ini diperlihatkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Cara Siswa Menuju Sekolah Saat Ini

No Cara ke Sekolah Jumlah (Orang) Prosentase (%)

1 2 3

Diantar Sendiri

Menggunakan angkutan sekolah

118 17 105 49,17 7,08 43,75 Jumlah 240 100

Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Analisis Biaya Operasi Kendaraan

Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang secara ekonomi terjadi dengan dioperasikannya kendaraan pada kondisi normal. Pada penelitian ini, kendaraan yang digunakan sebagai cadangan dihitung hanya BOK tetap saja (Variable

Cost). Tabel 6 memperlihatkan nilai BOK angkutan sekolah untuk masing-masing kendaraan. Perbedaan BOK per

tahun pada tiap-tiap rute disebabkan karena adanya perbedaan jarak tempuh dari masing-masing rute dan jenis kendaraan yang digunakan yang nantinya akan berimplikasi pada biaya yang dikeluarkan untuk menempuh jarak tersebut.

Tabel 6 BOK per Tahun Masing-Masing Kendaraan

Kendaraan Rute Hari Operasi

Rata-rata/th (Hari/th) BOK Tetap/th (Rp/th) BOK Tidak Tetap/th (Rp/th) BOK Total/th (Rp/th) BOK Total/km (Rp/km) 1 Ubud 240 16.318.000 44.099.416 60.417.416 2.208 2 Denpasar Barat 240 16.318.000 41.624.140 57.942.140 2.308 3 Panjer 240 22.847.500 41.698.655 64.546.155 2.740 4 Sanur 240 9.668.000 42.448.288 52.116.288 2.268 5 Gianyar 240 19.079.000 48.520.926 67.599.926 1.895 6 Dalam Kota 240 3.950.000 32.536.648 36.486.648 2.157 7 Jalan Jagapati 240 8.300.000 43.601.911 51.901.911 2.146 8 Sukawati 240 6.253.000 43.698.950 49.951.950 2.031 9 - - 6.253.000 - 6.253.000 -10 - - 13.950.000 - 13.950.000 -Total 122.936.500 338.228.934 461.165.434 17.754 Rata-rata 240 12.293.650 42.278.617 46.116.543 2.219

Sumber: Hasil Analisis, 2013 Analisis Pendapatan

Tabel 7 memperlihatkan pendapatan per tahun untuk antar jemput. Tabel 8 memperlihatkan pendapatan per tahun untuk antar atau jemput saja dan Tabel 9 memperlihatkan pendapatan per tahun untuk siswa yang tidak ikut antar jemput angkutan sekolah. Pendapatan total per tahun dapat dilihat pada Tabel 10, yang didapat dengan cara total dari pendapatan untuk antar jemput ditambah dengan total dari pendapatan untuk antar atau jemput kemudian ditambah dengan total dari pendapatan untuk siswa yang tidak ikut antar jemput angkutan sekolah.

(7)

Tabel 7 Pendapatan Untuk Antar Jemput

Kendaraan Rute Tarif per

Bulan (Rp) Jumlah Penumpang (Orang) Operasi per Tahun (bulan) Pendapatan per Tahun (Rp) 1 Ubud 300.000 17 8 40.800.000 2 Denpasar Barat 275.000 15 8 33.000.000 3 Panjer 225.000 20 8 36.000.000 4 Sanur 275.000 21 8 46.200.000 5 Gianyar 300.000 22 8 52.800.000 6 Dalam Kota 225.000 16 8 28.800.000 7 Jalan Jagapati 275.000 24 8 52.800.000 8 Sukawati 300.000 29 8 69.600.000 Total 360.000.000

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 8 Pendapatan Untuk Antar atau Jemput

kendaraan Rute Tarif per

Bulan (Rp) Jumlah Penumpang (orang) Operasi per Tahun (bulan) Pendapatan per Tahun (Rp) 1 Ubud 225.000 7 8 12.600.000 2 Denpasar Barat 200.000 14 8 22.400.000 3 Panjer 150.000 14 8 16.800.000 4 Sanur 200.000 22 8 35.200.000 5 Gianyar 225.000 7 8 12.600.000 6 Dalam Kota 150.000 13 8 15.600.000 7 Jalan Jagapati 200.000 24 8 38.400.000 8 Sukawati 225.000 18 8 32.400.000 Total 186.000.000

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 9 Pendapatan Untuk Yang Tidak Ikut Antar Jemput Angkutan sekolah

Jumlah (Orang) Tarif per bulan (Rp)

Operasi per tahun (bulan)

Pendapatan per tahun (Rp)

192 75.000 8 115.200.000

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 10 Total Pendapatan Pendapatan Antar

Jemput (Rp)

Pendapatan Antar atau Jemput (Rp)

Pendapatan Untuk Yang Tidak Ikut Antar

Jemput (Rp)

Total Pendapatan per Tahun (Rp)

1 2 3 4=1+2+3

360.000.000 186.000.000 115.200.000 661.200.000

(8)

Analisis kelayakan finansial

Berdasarkan dari hasil analisis yang didapat dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah dijelaskan dalam Bab II, dapat diketahui nilai NPV yaitu sebesar Rp. 1.560.576.400 > 0 dan nilai BCR yaitu 1,5874 > 1. Dari hasil analisis finansial tersebut maka angkutan Sekolah Raj Yamuna dapat dikatakan layak secara finansial. Selanjutnya berdasarkan dari hasil analisis sensitivitas yaitu dengan menaikkan biaya 20% sedangkan pendapatan tetap, biaya tetap sedangkan pendapatan menurun 20% dan biaya naik 20% sedangkan pendapatan turun 20%, didapat nilai NPV > 0, BCR > 1 dan IRR > i. Berdasarkan dari nilai-nilai tersebut maka pengoperasian Angkutan Sekolah Raj Yamuna masih dikatakan layak.

5. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil studi ini adalah sebagai berikut:

1. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan pendapatan angkutan Sekolah Raj Yamuna adalah sebagai berikut:

a. Biaya Operasi Kendaraan (BOK) angkutan Sekolah Raj Yamuna

Total BOK per tahun dari seluruh kendaraan yaitu sebesar RP. 461.165.434/th. BOK per kilometer angkutan Sekolah Raj Yamuna yang paling tinggi yaitu pada kendaraan 3 dengan rute Panjer sebesar Rp. 2.740/km, sedangkan yang paling rendah yaitu pada kendaraan 5 dengan rute Gianyar sebesar Rp. 1.895/km.

b. Pendapatan angkutan Sekolah Raj Yamuna berdasarkan tarif riil dilapangan adalah sebagai berikut :

Pendapatan untuk antar jemput yaitu sebesar Rp. 360.000.000/th

Pendapatan untuk antar atau jemput yaitu sebesar Rp. 186.000.000/th

Pendapatan untuk yang tidak ikut antar jemput yaitu sebesar Rp.115.200.000/th

Sehingga total pendapatan angkutan Sekolah Raj Yamuna menjadi sebesar Rp.661.200.000/th, jadi lebih besar daripada BOK/th yaitu RP.461.165.434/th.

2. Kelayakan finansial pengoperasian angkutan Sekolah Raj Yamuna berdasarkan kriteria NPV, BCR dan IRR dengan tingkat suku bunga yaitu 17%. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan diketahui nilai NPV > 0, BCR>1 dan IRR > i. Dengan demikian analisis kelayakan pengoperasian angkutan Sekolah Raj Yamuna layak secara finansial. Setelah dilakukan analisis sensitivitas yaitu dengan menaikkan biaya 20% sedangkan manfaat tetap, manfaat menurun 20% sedangkan biaya tetap dan biaya naik 20% sedangkan manfaat menurun 20% didapat nilai NPV > 0, BCR > 1 dan IR >i. Berdasarkan dari nilai-nalai tersebut maka pengoperasian Angkutan Sekolah Raj Yamuna masih dikatakan layak.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A.A. 2005. Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Universitas Muhammadiyah, Malang. Badan Pusat Statistik. 2012. Denpasar Dalam Angka 2011, Denpasar.

Departemen Perhubungan. 2003. Keputusan Menteri Perhubungan No KM. 35 tahun 2003, Penyelenggaraan

Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum.

Departemen Perhubungan. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Penumpang di Wilayah

Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.

LPKM-ITB. 1997. Modul Pelatihan, Studi Kelayakan Proyek Transportasi. Lembaga Pengabdian Kepala Masyarakat ITB bekerjasama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik sipil ITB, Bandung.

Salim, A. 1993. Manajemen Transportasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Warpani, S.P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, Bandung.

Gambar

Tabel 1 Jumlah Armada dan Rute Yang Dilalui
Tabel 6 BOK per Tahun Masing-Masing Kendaraan Kendaraan Rute Hari Operasi
Tabel 7 Pendapatan Untuk Antar Jemput

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2752/AJ.402/DRJD/2006 TENTANG

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1187/PR.301/DRJD/2002 tentang Pemberian Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran yang dilakukan oleh Pengusaha

Hal ini memperlihatkan bahwa minat berwirausaha pada mahasiswa program studi kewirausahaan Institut Teknologi Bandung mampu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan

untuk menghasilkan sesuatu hasil operasi tunggal yang utuh (Larson, 1972:158). Tujuan lembar operasi adalah untuk memberikan tahap- tahapan yang lengkap untuk

Kemudian dianalisis dengan metode Full Costing untuk menentukan harga pokok produksi (HPP) dan besaran biaya produksi, serta ratio profitabilitas untuk mengukur kemampuan

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat Hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Desain Busana dengan Hasil Menggambar Busana Kreasi

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan wahana untuk mendidik sekolah, terutama sekolah yang selama ini memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap pusat, menjadi

21. Mineral berikut yang manakah yang bukan komponen yang banyak terdapat pada batuan mendak?. A) kuarza