Judul : Peran Brand Awareness dalam Memediasi Hubungan Iklan dan Personal Selling dengan Niat Beli (Studi pada Calon Nasabah AJB Bumiputera 1912 di Kota Denpasar)
Nama : Kadek Teddy Surya Prabawa NIM : 1306205081
ABSTRAK
Pertumbuhan pasar asuransi jiwa di Indonesia yang terus meningkat, membuat perusahaan asuransi asing maupun lokal berlomba untuk dapat menjadi perusahaan asuransi terbaik dan mendapatkan pangsa pasar yang potensial. Masalah mulai timbul saat perusahaan asuransi lokal Indonesia seperti AJB Bumiputera 1912 kalah dalam persaingan dengan perusahaan asuransi asing dari segi niat beli konsumen maupun brand awareness yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran brand awareness dalam memediasi hubungan iklan dan personal selling dengan niat beli.
Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dengan menggunakan kuesioner. Sampel diambil sebanyak 110 orang responden dengan metode
purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner yang
menggunakan 5 poin skala likert untuk mengukur 22 indikator. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis SEM serta uji sobel.
Hasil penelitian menemukan bahwa iklan dan personal selling secara signifikan berpengaruh positif dengan brand awareness dan niat beli. Brand
awareness juga secara positif signifikan berpengaruh dengan niat beli, serta
mampu memediasi hubungan iklan dan personal selling dengan niat beli secara signifikan. Hal ini berarti dengan meningkatkan iklan dan personal selling perusahaan, maka secara langsung akan mampu meningkatkan brand awareness serta niat beli konsumen.
AJB Bumiputera 1912 harus memastikan bahwa masyarakat memiliki cukup brand awareness untuk dapat memunculkan sebuah niat beli. Hal itu dapat dilakukan dengan memastikan bahwa iklan yang dimiliki maupun kegiatan
personal selling yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh calon konsumen. Kata Kunci: iklan, personal selling, brand awareness, niat beli
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5 Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 13
2.1.1 Niat beli ... 13
2.1.2 Brand awareness ... 14
2.1.3 Iklan ... 17
2.1.4 Personal selling ... 19
2.2 Hipotesis Penelitian ... 21
2.2.1 Hubungan iklan dengan brand awareness ... 21
2.2.2 Hubungan iklan dengan niat beli ... 22
2.2.3 Hubungan personal selling dengan brand awareness ... 23
2.2.4 Hubungan personal selling dengan niat beli ... 23
2.2.5 Hubungan brand awareness dengan niat beli ... 24
2.2.6 Peran brand awareness dalam memediasi hubungan iklan dengan niat beli ... 24
2.2.7 Peran brand awareness dalam memediasi hubungan personal selling dengan niat beli ... 25
2.3 Model Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28
3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 28
3.3 Obyek Penelitian ... 28
3.4 Identifikasi Variabel ... 29
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 29
3.5.2 Personal selling ... 30
3.5.3 Brand awareness ... 31
3.5.4 Niat beli ... 31
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.6.1 Jenis data ... 32
3.6.2 Sumber data ... 32
3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 33
3.7.1 Populasi ... 33
3.7.2 Sampel dan metode penentuan sampel ... 33
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.8.1 Pengujian instrumen ... 37
3.8.2 Teknik analisis data ... 40
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50
4.2 Karakteristik Responden ... 51
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 53
4.3.1 Iklan ... 53
4.3.2 Personal selling ... 54
4.3.3 Brand awareness ... 56
4.3.4 Niat beli ... 57
4.4 Analisis Data dengan Stuctural Equation Modeling ... 58
4.4.1 Evaluasi normalitas data ... 58
4.4.2 Evaluasi outlier ... 59
4.4.3 Evaliuasi multicollinearity dan singularity ... 59
4.4.4 Uji measurement model ... 59
4.5 Uji Struktural Model ... 61
4.6 Hasil Uji Sobel ... 63
4.7 Hasil Pengujian Hipotesis... 65
4.7.1 Hasil pengujian hipotesis hubungan iklan dengan brand awareness ... 65
4.7.2 Hasil pengujian hipotesis hubungan iklan dengan niat beli ... 66
4.7.3 Hasil pengujian hipotesis hubungan personal selling dengan brand awareness ... 67
4.7.4 Hasil pengujian hipotesis hubungan personal selling dengan niat beli ... 68
4.7.5 Hasil pengujian hipotesis hubungan brand awareness dengan niat beli ... 69
4.7.6 Hasil pengujian hipotesis peran brand awareness dalam memediasi hubungan iklan dengan niat beli ... 70
4.7.7 Hasil pengujian hipotesis peran brand awareness dalam memediasi hubungan personal selling dengan niat beli ... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
DAFTAR RUJUKAN ... 76
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Top Brand Award 2016 Fase I Kategori Asuransi Jiwa ... 4
3.1 Pengukuran Skor ... 35
3.2 Hasil Pengujian Validitas ... 38
3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39
3.4 Indeks Pengujian Kelayakan Model ... 46
4.1 Karakteristik Responden ... 52
4.2 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Iklan (X1) ... 53
4.3 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Personal Selling (X2) ... 55
4.4 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Brand Awareness (Y1) ... 56
4.5 Deskripsi Jawaban Responden Variabel Niat Beli (Y2) ... 57
4.6 Assessment of Normality ... 58
4.7 Indeks Goodness of Fit Multivariat ... 59
4.8 Convergent Validity ... 61
4.9 Loading Factor Masing-Masing Konstruk ... 62
4.10 Estimasi Parameter ... 65
4.11 Standardized Direct Effect, Indirect Effect, dan Total Effect ... 70
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Piramida Brand Awareness ... 16 2.2 Model Konseptual Penelitian ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Karakteristik Responden ... 82
2 Uji Validitas ... 84
3 Uji Reliabilitas ... 86
4 Deskrptif Variabel ... 87
5 Uji Stuctural Equation Modeling (SEM) ... 93
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuransi jiwa merupakan hal yang dibutuhkan karena berguna pada saat tertentu tetapi seringkali tidak terpikirkan ketika keadaan aman. Asuransi dapat dianalogikan seperti pelampung di pesawat udara atau kapal laut dan payung di rumah. Asuransi adalah program perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Mishkin, 2011:55). Setiap orang memerlukan asuransi jiwa untuk persiapan hari tua yang sejahtera dan bahagia, serta agar kebutuhan ekonomi tidak terganggu akibat terjadinya risiko terhadap pencari nafkah selama masa-masa produktif (aaji.or.id). Kasmir (2013:263) mengemukakan bahwa asuransi jiwa dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, asuransi berjangka (term insurance), asuransi tabungan (endiowment insurance), anuitas (anuity
contrac insurance), dan asuransi seumur hidup (whole life insurance).
Bentuk dari asuransi jiwa adalah polis atau suatu kontrak perlindungan yang disajikan dalam bentuk tertulis. Polis berisi kontrak antara pemegang polis dan perusahaan asuransi jiwa, dimana perusahaan asuransi jiwa berkewajiban untuk memberikan sejumlah uang yang telah ditentukan kepada pemegang polis pada akhir masa kontrak (sesuai masa pertanggungan) atau kepada yang ditunjuk (biasanya ahli waris) jika terjadi kematian, dan besarnya polis akan memengaruhi klaim yang akan diterima (Kasmir, 2013:8). Sebagai imbalan atas pengalihan risiko tersebut, pemegang polis mempunyai kewajiban kepada perusahaan asuransi jiwa, yang disebut dengan pembayaran premi (aaji.or.id).
Data dari bisnisasuransi.info menyatakan bahwa pasar asuransi di Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu dari pasar potensial asuransi di dunia. Dari total 250 juta lebih
penduduk Indonesia, baru sekitar 10 juta penduduk yang memiliki polis asuransi individu, dan 57 juta adalah asuransi perkumpulan, jadi jumlah penduduk yang belum memiliki polis asuransi individu ada di atas angka 190 juta penduduk. Berdasarkan data AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 total premi mengalami peningkatan 95.6 triliun, yaitu pada tahun 2004 total premi sebesar Rp 18,3 triliun, kemudian pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 113,9 triliun. Tingkat pertumbuhan total premi dalam 10 tahun yang mencapai 522 persen, menunjukkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan memiliki asuransi mengalami peningkatan.
Perusahaan asuransi wajib mengambil peluang dari terus meningkatnya peminat asuransi dan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang didukung pengembangan SDM yang berkualitas (kompas.com). Herdana (2015), menyatakan bahwa dewasa ini, semakin banyaknya jumlah kelas menengah di kalangan masyarakat telah menunjukan grafik peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik. Daya beli masyarakat kelas menengah ini merupakan peluang pasar yang cukup menjanjikan bagi kalangan industri, termasuk industri asuransi jiwa, karena jika dilihat dari sisi industri asuransi jiwa, masyarakat kelas menengah merupakan pangsa potensial bagi penjualan polis.
Perkembangan dan peningkatan terhadap penggunaan jasa asuransi yang terus meningkat dari tahun ke tahun telah menjadi perhatian di kalangan masyarakat, yang dapat dilihat dengan semakin merebaknya persaingan antar perusahaan jasa asuransi (Fayshal dan Medyawati, 2013). Pesatnya pertumbuhan pasar asuransi di Indonesia, membuat banyak perusahaan asing datang dan beroperasi di Indonesia untuk ikut mencicipi pertumbuhan pasar asuransi itu sendiri. Sebagai buktinya, dari 51 perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia, 21 di antaranya merupakan perusahaan patungan antara pengusaha lokal dengan asing. Ironisnya dari 10 besar
perusahaan asuransi dengan pangsa pasar terbesar, sebagian besar adalah perusahaan asuransi asing (indonesianreview.com).
Penduduk Indonesia yang lebih memilih dan percaya kualitas perusahaan asuransi asing, bahkan tidak sedikit yang belum mengetahui bahwa di Indonesia juga memiliki perusahaan asuransi lokal dengan kualitas dan pelayanan yang tidak kalah dari perusahaan asing, merupakan salah satu penyebab rendahnya niat beli terhadap asuransi lokal. Perusahaan dalam kondisi ini dapat dikatakan belum memiliki brand awareness, dimana menurut Dharma dan Sukaatmadja (2015), brand awareness adalah kemampuan dari seorang pembeli untuk mengingat kembali suatu merek. Menurut data yang diperoleh dari Top Brand Award fase 1, terdapat beberapa merek asuransi yang masuk dalam kategori merek dengan market share terbesar.
Tabel 1.1 Top Brand Award 2016 Fase 1 Kategori Asuransi Jiwa
MEREK TBI TOP
Prodential Life Assurance 33.1% TOP
Ajb Bumiputera 1912 11.1% TOP
Manulife Indonesia 7.0%
Jiwasraya 5.8%
Axa Life Indonesia 3.7%
Allianz Life Indonesia 3.2%
Sumber: topbrand-award.com, 2016
Salah satu asuransi lokal dan terbesar adalah AJB (Asuransi Jiwa Bersama) Bumiputera 1912 yang telah berusia 104 tahun pada tahun 2016 dan telah membuktikan kredibilitasnya setelah berhasil selamat dari krisis ekonomi pada tahun 1998 dan menjadi pelopor asuransi jiwa di Indonesia. Data dari bumiputera.com menyatakan bahwa AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi mutual, dioperasikan untuk kepentingan pemegang polis Indonesia, dan dimiliki oleh pemegang polis Indonesia, dibangun berdasarkan tiga pilar 'mutualisme',
'profesionalisme' dan 'idealisme'. AJB Bumiputera 1912 telah merintis industri asuransi jiwa di Indonesia dan hingga saat ini tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia, dibuktikan dengan sederet penghargaan yang telah dicapai.
AJB Bumiputera 1912 telah mendapat banyak penghargaan seperti; Predikat Good The
Net Promoter Score (NPS) untuk kategori Life Insurance (asuransi jiwa) dalam ajang Customer Loyalty 2014 dari Majalah SWA, meraih penghargaan Solo Best Brand Index (SBBI) dan Jogja Best Brand Index (JBBI) 2015 untuk kategori Asuransi Jiwa yang diselenggarakan oleh Solopos
& Harian Yogya, Top Brand Award 2015 untuk kategori "Life Insurance" dari majalah
Marketing, meraih penghargaan pada The Best Risk Management Islamic Finance Award 2015
untuk kategori Life Insurance, Asset ≥ IDR 150 Billion yang diselenggarakan Karim Consulting dan dinobatkan sebagai Top 3 Best Customer Choice pada Indonesia Insurance Consumer
Choice Award 2015 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi pada oktober lalu
(bumiputera.com).
Sederet prestasi yang telah dicapai, tetapi masih saja masyarakat meragukan kinerja dari perusahaan asuransi lokal, yang berakibat pada rendahnya niat beli pada asuransi lokal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan sebagai penelitian awal mengenai niat beli pada AJB Bumiputera 1912, didapatkan hasil bahwa dari 10 orang responden yang berada di Kota Denpasar, hanya 2 di antaranya yang memiliki niat untuk membeli produk dari asuransi AJB Bumiputera 1912, dan sebanyak 4 orang responden bahkan tidak mengetahui apa itu AJB Bumiputera 1912.
Muthohar dan Triatmaja (2013) menyatakan bahwa niat beli adalah suatu rencana keputusan sebuah produk atau merek tertentu. Senada dengan pendapat tersebut, Arista dan Astuti (2011) menyatakan bahwa niat beli diperoleh dari suatu proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi dan proses belajar. Niat beli akan menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak konsumen dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada di dalam benaknya itu. Nuralamy dan Jasfar (2015), menyatakan bahwa niat beli adalah seberapa besar individu menunjukan kemungkinan akan membeli produk. Menurut Gunawan dan Dharmayanti (2014), niat beli adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Roozy et al. (2014) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa niat beli dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh sebuah brand awareness.
Brand awareness dari masyarakat yang masih sangat kurang mengenai AJB Bumiputera
1912 menyebabkan keraguan masyarakat untuk ikut bergabung dalam perusahaan tersebut. Menurut Jalilvand et al. (2011), brand awarenesss tertuju pada kuatnya kehadiran merek di pikiran konsumen. Meningkatkan brand awareness adalah salah satu cara dalam mengembangkan pangsa pasar dari suatu merek (Agusli dan Kunto, 2013). Herdana (2015) menyatakan bahwa, brand awareness adalah kesanggupan masyarakat sebagai calon pembeli untuk mengenali dan mengingat keberadaan merek di pikiran mereka sendiri. Yudhiartika dan Haryanto (2012) menyatakan bahwa brand awareness memiliki beberapa tingkatan, yaitu dari tingkatan tidak menyadari merek sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu top of mind, yang bisa digambarkan dalam sebuah piramida.
Shah et al. (2012) menyatakan bahwa, brand awareness memiliki empat peranan utama yaitu; menjadi sumber asosiasi lain, menimbulkan rasa suka atau familiar, sumber komitmen terhadap merek, dan menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan merek. Brand awareness merupakan salah satu alasan konsumen untuk membeli suatu produk yang didasarkan hasil
identifikasi atas suatu merek produk, semakin tinggi tingkatan brand awareness yang dimiliki suatu produk maka semakin tinggi pula niat konsumen untuk melakukan beli terhadap produk tersebut (Agusli dan Kunto, 2013). Hal selaras juga disampaikan oleh Chi et al. (2009), yang menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh positif dan signifikan dengan niat beli. Dari berbagai macam strategi yang digunakan untuk membangun sebuah brand awareness yang paling sering digunakan adalah iklan dan personal selling yang merupakan bagian dari
promotion mix, karena menurut Tulasi (2012) iklan dan personal selling memengaruhi brand awareness secara positif dan signifikan.
Personal selling yang dianggap sebagai sub elemen promosi yang memiliki dampak sangat
berbeda dibandingkan dengan sub elemen promosi lain, misalnya dengan bombardir periklanan di media masa atau dengan kegiatan promosi visual dan display lainnya yang bersifat publikasi (Rizan dan Anjarestu, 2013). Menurut Sitompul (2015), personal selling digunakan agar para calon konsumen lebih dapat mengetahui produk yang akan dibeli serta berdampak positif bagi perusahaan karena menjadi sumber informasi perusahaan yang dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Dalam penelitian Yudhiartika dan Haryanto (2012), justru mendapatkan hasil berlawanan yang menyatakan bahwa personal selling tidak memengaruhi
brand awareness tetapi berpengaruh dengan niat beli. Hal selaras juga disampaikan oleh Keke
(2015) bahwa personal selling tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan brand
awareness konsumen. Hasil sebaliknya ditemukan oleh Tulasi (2012) yang menyatakan bahwa personal selling memiliki hubungan dengan brand awareness.
Menurut Heridiansyah (2012), variabel iklan dapat diartikan segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. Iklan juga berfungsi untuk memengaruhi konsumen agar memahami dan sadar dengan
merek yang akan dan telah menjadi pilihannya. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang dan mampu menjangkau calon konsumen walau letaknya berjauhan, sehingga iklan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan atau informasi suatu merek kepada konsumen. Menurut Arista dan Astuti (2011) iklan berpengaruh signifikan dengan niat beli. Sawant (2012) menyatakan bahwa iklan berpengaruh signifikan dengan brand awareness suatu produk. Hasil bertentangan ditunjukan oleh Keke (2015), yang menyatakan bahwa iklan tidak berpengaruh dengan brand awareness.
Penelitian mengenai brand awareness yang memediasi hubungan iklan dan personal
selling dengan niat beli pada calon nasabah AJB Bumiputera 1912 sangat menarik untuk
dilakukan, karena melihat sebuah fenomena bahwa saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih perusahaan asuransi asing dibandingkan dengan perusahaan asuransi lokal seperti AJB Bumiputera 1912 yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional tertua dan terbesar di Indonesia. Rendahnya niat beli pada AJB Bumiputera 1912, diakibatkan oleh kurangnya brand awareness yang dimiliki. Melalui iklan dan personal selling diharapkan dapat meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap AJB Bumiputera 1912 dan secara tidak langsung dapat meningkatkan niat beli masyarakat terhadap AJB Bumiputera 1912, tetapi dengan adanya research gap seperti pendapat dari Yudhiartika dan Haryanto (2012) yang menyatakan bahwa personal selling tidak berpengaruh positif dengan brand awareness, kemudian penelitian dari Keke (2015) yang mengemukakan bahwa iklan dan personal selling tidak berpengaruh signifikan dengan brand awareness konsumen, serta penelitian oleh Susilo dan Semuel (2015) yang menyatakan bahwa brand awareness berpengaruh positif dengan niat beli tetapi tidak signifikan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apakah hubungan iklan dengan brand awareness? 2) Apakah hubungan iklan dengan niat beli?
3) Apakah hubungan personal selling dengan brand awareness? 4) Apakah hubungan personal selling dengan niat beli?
5) Apakah hubungan brand awareness dengan niat beli?
6) Apakah brand awareness memediasi hubungan iklan dengan niat beli?
7) Apakah brand awareness memediasi hubungan personal selling dengan niat beli?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini disusun sebagai berikut :
1) Untuk menjelaskan hubungan iklan dengan brand awareness. 2) Untuk menjelaskan hubungan iklan dengan niat beli.
3) Untuk menjelaskan hubungan personal selling dengan brand awareness. 4) Untuk menjelaskan hubungan personal selling dengan niat beli.
5) Untuk menjelaskan hubungan brand awareness dengan niat beli.
6) Untuk menjelaskan peran brand awareness dalam memediasi hubungan iklan dengan niat beli.
7) Untuk menjelaskan peran brand awareness dalam memediasi hubungan personal selling dengan niat beli.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi ilmu manajemen pemasaran, yaitu untuk memperjelas hubungan antara iklan, personal selling, brand awareness, dan niat beli.
2) Kegunaan Praktis
(1) Untuk mengetahui potensi niat beli pada AJB Bumiputera 1912 yang dipengaruhi oleh
brand awareness, personal selling, dan iklan.
(2) Untuk memberikan informasi kepada AJB Bumiputera 1912, mengenai strategi yang sebaiknya lebih ditekankan apakah iklan, personal selling, atau keduanya.
(3) Untuk menambah referensi kepustakaan bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang hubungan antara iklan, personal selling, brand awareness, dan niat beli.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan secara sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan diuraikan secara ringkas meliputi 5 (lima) bab, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, meliputi uraian mengenai latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penyajian.
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini memuat uraian sistematis tentang teori-teori dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian serta hasil-hasil penelitian sebelumnya yang akan digunakan untuk membangun rumusan hipotesis sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis, sumber dan metode pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menyajikan hasil pengujian atas hipotesis penelitian ini dan deskripsi hasil penelitian (pembahasan) mengacu pada pokok permasalahan serta tujuan penelitian, yang disesuaikan dengan teknik analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menyajikan simpulan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.