• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM Sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN UMUM Sejarah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEADAAN UMUM

Sejarah

Cikal bakal dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat adalah perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang diambil alih oleh Negara menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Bagian penelitian marihat ini terus dilanjutkan walaupun telah terjadi reorganisasi yang didasarkan jenis komoditi yang yang diusahakan sehingga terbentuklah yang disebut PPN Karet, PPN Gula, PPN Tembakau, PPN Serat dan PPN Aneka Tanaman. Pada aneka tanaman dimasukan tanaman kelapa sawit, teh, kina, coklat, pinus,kapuk dan lain-lain. Badan Usaha Pengawasan Urusan (BPU) melihat bahwa pekerjaan penelitian yang dilakukan masing-masing PPN dalam lingkup PPN aneka tanaman perlu diorganisir dengan baik agar terarah dan memperoleh hasil maksimum. Atas prakarsa Ir. H. Suherlan, Direktur teknik/produksi BPU Aneka Tanaman maka melalui SE No. 57/III/1007/AT/64 yang dikeluarkan pada tanggal 6 Juni 1964 dibentuklah Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera atau disingkat dengan PUPENAS berkantor di Marihat, Pematang Siantar (Sumatera Utara)(Lubis, 2008).

Berdasarkan Intruksi Dirjen Perkebunan dan BPU Aneka Tanaman masing-masing bernomor 168/D/1967 tangga 20 Desember 1967 dan No.26/III/1007/AT/67 tanggal 23 Desember 1967 maka semua pohon-pohon induk material seleksi, kebun/blok pengujian dan usaha-usaha penyediaan material tanaman yang ada di masing-masing unit diserahkan pengawasan dan penguasaanya kepada PUPENAS (Lubis, 2008).

Pada tahun 1968 nama PUPENAS diganti menjadi Marihat Research Station dan pembinaannya diserahkan kepada Perseroan Negara Perkebunan (PNP) I, II, VI, dan VII. Pada tahun 1973- 1992 pembinaanya dilakukan Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP) VI dan PNP VII. Pada tahun 1981 sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Penyantun dan Pembina yang didasarkan pada Instruksi Menteri Pertanian, nama Marihat Research Station diganti menjadi Pusat Penelitian Marihat yang disingkat dengan PPM (Pusat Penelitian Marihat, 1983).

(2)

Berdasarkan surat keputusan Ketua DPH-AP31 No.084/Kpts/ DPH/XII/1992 pada 24 Desember 1992 tentang pengelolaan unit pelaksana penelitian di lingkungan AP3I, maka pada tanggal 4 Februari 1993 dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan yang merupakan gabungan dari 3 lembaga penelitian, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar Kuala (Lubis, 2008).

Perbaikan organisasi PPKS selanjutnya dilakukan pada tahun 1996. Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) dalam suratnya No. 03/RA-APPI/11/1996, Pusat Penelitian Kelapa Sawit berada dalam koordinasi Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) yang anggotanya terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya, PPKS dibina oleh Dewan Penyantun LRPI yang beranggotakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kepala Badan Litbang Pertanian, Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan, dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan yang mewakili pemerintah (Lubis, 2008).

Visi dan Misi Visi

1. Menjadi lembaga penelitian yang memegang peranan penting dalam pembangunan industri kelapa sawit Indonesia yang tangguh dan berkelanjutan melalui penyiapan paket teknologi yang mempunyai keunggulan kompetitif di pasar dalam dan luar negeri.

2. Menjadi centre of excelence yang dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan pembangunan industri kelapa sawit.

3. Menjadi institusi penelitian yang mengacu pada bussines research (hasil penelitiannya dapat dipasarkan secara bisnis dan mandiri dalam pembiayaan) dan menyediakan paket teknologi kelapa sawit yang bermanfaat.

(3)

Misi

1. Menunjang industri kelapa sawit di Indonesia melalui penelitian dan pengembangan, serta pelayanan.

2. Diharapkan melalui paket teknologi maupun pengembangan IPTEK yang dihasilkan, PPKS dapat menjadi motor penggerak (prime mover) bagi pengembangan industri perkebunan. kelapa sawit di Indonesia.

3. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian yang efektif dan efisien dan melakukan kegiatan pelayanan tepat sasaran.

4. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja, dan pelestarian sumber daya alam/lingkungan.

5. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang memiliki badan hukum, untuk dapat mandiri dan sejahtera secara berkesinambungan.

Struktur Organisasi

PPKS dipimpin oleh seorang Direktur, Dr. Ir. Witjaksana Darmosarkoro adalah Direktur terpilih saat ini sesuai dengan SK RA APPI No. 04/RA-APPI/II/2004 tanggal 30 November 2004. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh 2 orang Kepala Bidang, yaitu Kepala Bidang Penelitian, Kepala Bidang Usaha dan 1 orang Kepala Biro Umum/Sumberdaya Manusia; dan 1 orang Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman.

Bidang penelitian PPKS dibagi menjadi 7 kelompok peneliti (Kelti), yaitu Kelti Pemuliaan, Bioteknologi Tanaman, Tanah dan Agronomi, Proteksi Tanaman, Enjinering Lingkungan, Pengolahan Hasil dan Nutrisi, dan Sosial Ekonomi. Koordinasi kegiatan penelitian di setiap Kelti dilakukan oleh seorang Ketua Kelti .

Biro Umum/Sumberdaya Manusia mempunyai 3 urusan, yaitu Urusan Sumberdaya Manusia dan Hukum, Urusan Akuntansi dan Keuangan, serta Urusan Rumah Tangga. Urusan Satuan Pengawasan Intern (SPI) langsung berada di bawah koordinasi Direktur. SPI berfungsi untuk memantau administrasi dan keuangan serta kemajuan pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pelayanan. Bidang Usaha terdiri dari empat unit usaha, yaitu Unit Usaha Marihat, Unit Usaha Medan, Manager Pengembangan Usaha dan Promosi, dan Manager

(4)

Pelayanan dan Konsultasi. Unit Kebun Medan mengelola kebun percobaan yang terletak di Aek Pancur, Sei Pancur, Pagar Merbau, dan Bukit Sentang (Sumatera Utara), Betung (Sumatera Selatan), dan Parindu (Kalimantan Barat). Unit Kebun Marihat mengelola kebun percobaan yang terletak di Teluk Dalam, Pulau Maria, Pargarutan, Padang Bulan 17, Simirik, Sijambu-jambu, dan Padang Mandarsyah di Provinsi Sumatera Utara, serta Kalianta dan Dalu-dalu di Provinsi Riau.

Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman membawahi 3 manager yaitu manager QC/R&D, manager Pemasaran dan Logistik, dan Manager Produksi. Dengan struktur organisasi PPKS tersebut di atas diharapkan sasaran dan tujuan PPKS dalam mengemban visi dan misinya dapat tercapai sesuai dengan harapan banyak pihak. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Lokasi dan Letak Geografis Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat terletak di Marihat, pematang siantar kabupaten Simalungun propinsi Sumatera Utara atau 135 km di sebelah selatan Medan. Areal kompleks termasuk dalam konsensi PTP Nusantara IV.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat mempunyai topografi lahan dengan ketinggian 369 meter di atas permukaan laut, curah hujan rata-rata 3 331 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 184 hari/tahun dan kisaran suhu minimum 200C dan maksimum 290C. Jenis tanah Podzolik dengan pH rata-rata berkisar antara 5,0 – 6,0. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan maka kebun PPKS Marihat termasuk ke dalam lahan kelas S1.

Sarana Penelitian dan Sumber Daya Manusia

Sebagai sarana pendukung pelaksanaan program penelitian, PPKS memiliki kebun percobaan, rumah kaca, stasiun klimatologi, pabrik kelapa sawit mini dan supermini, laboratorium kultur jaringan tanaman, laboratorium pemuliaan tanaman dan genetika, laboratorium analisis tanah, daun, dan pupuk, laboratorium proteksi tanaman, laboratorium pengujian mutu hasil perkebunan dan laboratorium penelitian teknologi limbah yang dilengkapi dengan peralatan modern.

(5)

Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Sebagai lembaga penelitian, PPKS Marihat didukung oleh 290 orang dengan rincian 27 orang staf dengan pendidikan Diploma – Doktor dan 263 karyawan (SD - SMA), sedangkan jumlah karyawan harian lepas dan karyawan kontrak yang dimiliki PPKS marihat adalah 444 orang (SD - Sarjana). Para peneliti membentuk kelompok-kelompok peneliti (kelti) yaitu Kelti Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Tanaman, Kelti Tanah dan Agronomi, Kelti Proteksi Tanaman, Enjinering dan Lingkungan, Kelti Pengolahan Hasil dan Mutu, dan Kelti Sosio Tekno Ekonomi. 

Keadaan Tanaman dan Produksi

Saat ini jumlah pohon induk yang masih aktif dari empat sub stasiun adalah 7032 pohon. dan lokasi Pohon Induk Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4. Rencana divisi pohon induk PPKS pada tahun 2010 untuk produksi tandan benih yaitu 40 000 tandan layak proses dengan jumlah benih yang ditargetkan sekitar 54 000 000.

(6)

Tabel 4. Jumlah dan Lokasi Pohon Induk dan Pohon Bapak Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2010 (Bulan Januari-Maret).

No Lokasi Jumlah (Pohon) Induk

1 Sub. Stasiun Marihat 2 754

2 Sub. Stasiun Aek Pancur (Medan) 2 476 3 Sub. Stasiun Parindu (Kalimantan Barat) 1 280

4 Sub. Stasiun Dalu-dalu (Riau) 522

No Lokasi Jumlah (Pohon) Bapak

1 Sub. Stasiun Marihat 141

Gambar

Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Tabel 4. Jumlah dan Lokasi Pohon Induk dan Pohon Bapak Pusat Penelitian  Kelapa Sawit Tahun 2010 (Bulan Januari-Maret)

Referensi

Dokumen terkait

Selama seseorang mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan tertentu, maka orang tersebut akan dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik sesuai dengan taraf

Dari permasalahan tersebut peneliti membuat program latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dribble siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA

Seringkali bias kekerasan atas dasar SOGIE dikarenakan mereka dituduh sebagai perihal baru dan ‘barat’, yang pada kenyataannya dalam struktur tradisional masyarakat mana pun,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien stroke

Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh akun @kulinerdisolo adalah menyampaikan pesan berupa informasi kuliner dan

TEKNOLOGI KONSERVASI LINGKUNGAN MARITIM TEKNOLOGI PENGUATAN INFRASTRUKTU R MARITIM Ketahanan sosial dan penguatan ekonomi pesisir Kedaulatan pangan masyarakat pesisir dan

Berdasarkan analisis sidik ragam, menunjukkan bahwa perlakuan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada variabel jumlah klorofil, susut bobot, laju respirasi, dan