JURNAL
KESIAPAN KELOMPOK SIAGA BENCANA SMA DI WILAYAH
ZONA MERAH DI KOTA PADANG DALAM MENGHADAPI
BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI
OLEH :
IRFAN TANJUNG
NPM.11030151
PEMBIMBING I:
PEMBIMBING II:
Drs. Helfia Edial, MT
Farida, S.Si, M.Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
ABSTRACT
Irfan Tanjug (11030151): "The Readiness of Disaster Preparedness Group of Padang High
School in The Red Zone to Disaster of Earthquake and Tsunami ": Skripsi Geography
Education Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015.
This study aim to described the data; (1) Understand of disaster preparedness group
(KSB) of Padang High School in the red zone to disastered mitigation of earthquake and
tsunami. (2) Knowledge of disaster preparedness group of Padang High School in the red zone to
confronted of earthquake and tsunami. (3) Preparation by disaster preparedness group of Padang
High School in the red zone to confronted of earthquake and tsunami.
The study population is disaster preparedness group (KSB) of Padang High School in the
Red Zone which amounted to 14 groups was 20 members. Sample of respondents use cluster
proportional random sampling technique with 10% proportions. So respondents in this study was
42 peoples.
The results of this study showed that; (1) Mitigation of disaster preparedness group of
Padang High School in the red zone is categorized “pretty good” was 67.74%, (2) Knowledge of
disaster preparedness group of Padang High School in the red zone is categorized “good” was
78.45% (3). Preparation by disaster preparedness group of Padang High School in the red zone is
categorized “pretty good” was 73.57%.
ABSTRAK
Irfan Tanjung (11030151): “Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona
Merah di Kota Padang dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami” : Skripsi.
Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang: (1). Pemahaman Kelompok
Siaga Bencana (KSB) SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang terhadap Mitigasi Bencana
Gempa dan Tsunami. (2). Pengetahuan Kelompok Siaga Bencana (KSB) SMA di Wilayah Zona
Merah di Kota Padang dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. (3). Persiapan yang
dilakukan Kelompok Siaga Bencana (KSB) SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dalam
menghadapi bencana gempa dan tsunami.
Populasi penelitian adalah Kelompok Siaga Bencana (KSB) SMA di Wilayah Zona Merah
di Kota Padang yang berjumlah 14 kelompok dengan jumlah anggota lebih kurang 20 orang.
Sampel responden menggunakan teknik
Cluster Proportional Random Sampling
. Berdasarkan
teknik tersebut maka responden ditemukan secara acak dengan proporsi yang sama setiap
kelompok yaitu 10%. Dengan demikian jumlah responden dalam penelitian ini adalah 42 orang.
Dari hasil penelitian ini didapatkan: (1). Mitigasi Bencana KSB SMA di Wilayah Zona
Merah di Kota Padang berkategori cukup baik yaitu sebanyak 67,74% (2). Pengetahuan KSB
SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang berkategori baik yaitu sebanyak 78,45% (3).
Persiapan KSB SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang berkategori cukup baik yaitu
sebanyak 73,57%.
Kata Kunci : Kesiapan, Kelompok Siaga, Bencana
A. PENDAHULUAN
Indonesia mengalami bencana yang besar dalam 10 tahun terakhir, yaitu bencana gempa bumi dan tsunami Aceh pada tahun 2004, yang mengakibatkan korban meninggal dan kerugian harta benda. Gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terjadi pada tahun 2006, yang mengakibatkan korban meninggal dan kerusakan rumah serta bangunan-bangunan lain. Gempa bumi tahun 2009 yang melanda Kota Padang, yang mengakibatkan banyaknya kerusakan rumah dan gedung-gedung.
Sebagai daerah rawan bencana, Pemerintah Indonesia khususnya Pemerintahan Kota Padang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang besar dalam mengantisipasi terjadinya bencana sebelum atau setelah terjadinya bencana yakni dengan cara memitigasi bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi rekonstruksi bangunan.
BNPB berwenang merumuskan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional, memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Dengan program yang direncanakan BNPB berdasarkan Peraturan Kepala BNPB no. 4 tahun 2008 tentang pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana,
sedangkan yang bertanggung jawab di Pemerintahan Kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) (Fakhriyani, 2011).
Untuk mengatasi dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana diadakanlah kegiatan penanggulangan bencana. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, penanggulangan bencana adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Kegiatan penanggulangan bencana ini tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah, tapi juga lembaga-lemabaga lain yang ikut membantu dan tanggap dalam bencana seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS).
KSBS dibentuk semenjak bencana sering melanda Kota Padang, KSBS SMA di Kota Padang beranggotakan sebanyak 20 orang, yang mana mereka telah diberikan pengetahuan tentang bagaimana cara meminimalisir resiko bencana, hal ini dibentuk agar bisa membantu masyarakat yang ada di Kota Padang jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Dengan demikian KSBS sebagai suatu lembaga pendidikan yang membentuk suatu komunitas siaga bencana dengan bertujuan ingin membantu kinerja dari pemerintah untuk meminimalisir resiko dari bencana yang akhir-akhir ini sering melanda Kota Padang khususnya. Karena umumnya bencana yang sering melanda Kota Padang merupakan bencana yang banyak menimbulkan kerugian baik dari segi korban jiwa maupun materil. Meski KSBS merupakan Kelompok Siaga Bencana Sekolah tapi kehadirannya sangat membantu kinerja BNPB dan BPBD didalam meminimalisir resiko akibat dari bencana tersebut. Seharusnya KSBS lebih harus mendapatkan dukungan dari segala pihak baik dari instansi terkait maupun dari masyarakat sekitar karena ini akan menjadi kelancaran dalam perjalanan KSBS dalam memberikan pengetahuan tentang bencana dan cara meminimalisir resiko dari bencana tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami”. B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaiamana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisa (Tika, 2005 : 4).
Populasi dalam penelitian ini semua Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS) di Wilayah Zona Merah di Kota Padang yang berjumlah 14 kelompok. Setiap sekolah membentuk keanggotaan KSBS dengan jumlah siswa 20 orang setiap sekolah, sehingga jumlah populasi dari kermpat belas sekolah ini adalah 480 orang siswa.
No Nama Sekolah Jumlah Siswa KSBS 1 SMA 1 20 2 SMA 2 20 3 SMA 7 20 4 SMA 8 20 5 SMA 11 20 6 SMA PERTIWI 1 20 7 SMA PEMBANGUNAN 20 8 SMA BUNDA 20 9 SMA EKASAKTI 20 10 SMA BAITURAHMAN 20 11 SMA PERTIWI 2 20
12 SMA DON BOSCO 20
13 SMA PERTI 20
14 SMA MURNI 20
Jumlah 480
Penarikan sampel menggunakan teknik
Cluster Proportional Random Sampling, yaitu penarikan sampel dengan proporsi tertentu secara acak pada kelompok populasi. Proposi yang digunakan dalam penarikan sampel adalah sebesar 15% sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 42 siswa dengan menjadikan kepala sekolah sebagai responden kunci.
Teknik data dan analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mnggunakan rumus formula persentase untuk melihat kecenderungan masing-masing variabel, yang mana rumus yang digunakan Arikunto, 2006 adalah sebagai berikut : 𝑃 =𝐹 𝑁 𝑥 100% Keterangan : P : Presentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian mengenai Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang.
Pertama, Pemahaman Kelompok Siaga
Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang Terhadap Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami. Mitigasi Bencana di Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang hanya berkategori cukup baik, ini dapat dilihat dari masih terdapatnya sebagian responden yang menjawab cukup baik 21 orang(50%) dan kurang baik 7 orang (16,7%) dalam kegiatan mitigasi di sekolah.
Mitigasi Bencana merupakan upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Hermon, 2012).
Mengantisipasi Bencana merupakan salah satu langkah yang memberikan gambaran kesiapsiagaan komunitas menghadapi potensi bencana. Mitigasi Bencana tindakan untuk mengurangi konsekuensi bencana dan marabahaya, mitigasi merupakan upaya kerawanan dan kerapuhan yang ditemukan dalam komunitas, baik sebelum maupun sesudah terjadinya bencana (Purwana, 2013 : 19).
Kedua, Pengetahuan Kelompok Siaga
Padang Dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa pengetahuan dari anggota Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dapat nilai dari mengikuti simulasi.
Dengan hasil penelitian mengatakan yang menjawab sering sebanyak 7 orang (16,7%), yang menjawab pernah sebanyak 10 orang (23,8%), yang menjawab jarang sebanyak 24 orang (57,1%), dan yang menjawab tidak pernah sama sekali sebanyak 1 orang (2,4%).Jadi dapat disimpulkan bahwa anggota dari Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang masih banyak yang belum ikut serta dalam simulasi gempa dan tsunami.
Simulasi gempa adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk memberikan cara-cara menghadapi gempa (BPBD, 2015).
Ketiga, Persiapan Yang Dilakukan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang Dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami
Dari hasil penelitian dari lapangan masih kurangnya pemahaman anggota Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang akan persiapan yang harus dilakukan saat terjadinya gempa yang berpotensi tsunami.
Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dengan hasil sebanyak 1 orang (2,4%), yang menjawab mengetahui sebanyak 11 orang (26,2%), yang menjawab cukup mengetahui sebanyak 20 orang (47,6%), dan yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 10 orang (23,8%).
Persiapan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007).
Persiapan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk kedalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharan dan pelatihan personil.
D. SIMPULAN
1. Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami tidak mampu menentukan sikap dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami demi mengurangi resiko dari bencana tersebut, mereka yang tidak mampu bersikap dengan baik dalam mengurangi resiko dari bencana yaitu sebanyak 17 orang (40,5%).
2. Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami secara praktek simulasi gempa mereka sangat jarang mendapatkannya, mereka yang jarang mengikuti simulasi gempa yaitu sebanyak 24 orang (57,1%).
3. Kesiapan Kelompok Siaga Bencana SMA di Wilayah Zona Merah di Kota Padang dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami belum sepenuhnya mengetahui persiapan yang harus dilakukan saat terjadi bencana gempa yang berpotensi tsunami, mereka yang cukup mengetahui persiapan tersebut yaitu sebanyak 20 orang (47,6%).
DAFTAR PUSTAKA
BNPB no. 4 tahun 2008 tentang pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana.
Fakhriyani. 2011. Skripsi (Implementasi Kebijakan Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami Pemerintah Kota Padang).
Hermon, Dedi. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi. Padang: UNP Perss.
Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung: Pustaka Setia.
Ristrini, dkk. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 15 No. 1 Januari 2012: 91–102.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
UU RI No.24 Tahun 2007 tentang persiapan menghadapi bencana.