• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi pada PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi pada PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA IBU BEKERJA

PADA BAGIAN MANAJEMEN DAN BAGIAN PRODUKSI

PADA PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT

SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Nama : Indah Puti

NIM : 009114145

PROGRAM

STUDI

PSIKOLOGI

JURUSAN

PSIKOLOGI

FAKULTAS

PSIKOLOGI

(2)
(3)
(4)

iv

Halaman Persembahan

SKRIPSI

PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA IBU BEKERJA

PADA BAGIAN MANAJEMEN DAN BAGIAN PRODUKSI PADA

PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT SLEMAN YOGYAKARTA

Saya persembahkan kepada :

Bapa di Surga

Sang Juru Selamat

Mama dan Bapak

Bapak dan Ibu Muntilan

Kakak dan Adikku

Suami ku &

My Angel Avilla Adelia

yang telah banyak memberi dorongan dan doa, yang

selalu membantu, yang selalu setia mendukung, yang

selalu memberikan senyuman, keceriaan, kebahagiaan

dan memberikan semangat di setiap perjalanan hidupku.

(5)

v Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang

lain, kecuali yang telah yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, September 2007

(6)

vi

ABSTRAK

Perbedaan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja Pada Bagian Manajamen dan

Bagian Produksi Pada PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta

Indah Puti Loekitasari

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi. Konflik Peran Ganda merupakan suatu situasi pertentangan antara pemenuhan harapan atau kebutuhan pada peran yang satu dengan pemenuhan kebutuhan atau harapan pada peran lainnya. Berdasarkan sumber masalah yang dialami ibu bekerja ada tujuh aspek konflik peran ganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek pengasuhan anak, aspek bantuan pekerjaan rumah tangga, aspek komunikasi dan interaksi dengan suami dan anak, aspek waktu untuk keluarga, aspek menentukan prioritas, aspek tekanan karir dan keluarga, aspek pandangan suami terhadap peran ganda.

Subjek dalam penelitian ini ada 60 orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut wanita berusia 21-40 tahun yang merupakan masa dewasa awal, bekerja sebagai karyawati pada bagian manajemen atau yang bekerja dengan status jabatan lebih tinggi dan pekerja bagian produksi yang bekerja pada status jabatan lebih rendah. Subjek wanita yang digunakan sudah berstatus menikah atau berkeluarga, pendidikan minimal SD untuk bagian produksi dan SMA untuk bagian manajemen. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu untuk membandingkan konflik peran ganda dilihat dari status jabatan pekerjaan. Pengambilan data dilakukan dengan skala konflik peran ganda. Reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas 0, 9360.

(7)

vii

ABSTRACT

The Differences of Dual Role Conflict of Mother who Works in Management and Production Department in PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta

Indah Puti Loekitasari Faculty of Psychology

Sanata Dharma University Yogyakarta 2007

This research aimed to know the differences of dual role conflict of mothers who work in management and production department. The dual role conflict is one of the controversial situations between the fulfilment of expectations and necessities in one role by fulfilling any necessities or expectations on the other role. Based on the problems causes which were had by the mothers who work, there are seven aspects of dual role conflict which were used in this research, i.e aspect of childern nurturing, aspect of household ativities helping, aspect of communication and interaction with husband and childern, aspect of time for family, aspect to determine the priority, aspect of carrier and family pressures, aspect of husband perception toward dual role.

The subject of this research were 60 persons who has characteristics as follows, women by the age of 21-40 years old who are the initial adulthood period, work as the staffs in management department or who work in the higher level of occupational status and work in production department who work in the lower level occupation status. The subject of women were used have married statues or has family, at least have educational background of Junior School for production department and Senior High School for management department. The type of this research was comparative research, i.e. to compare the dual role conflict perceived from the working position status. The data collection was conducted by using scale of dual role conflict. The reliability of research scale produced reliability coefficient of 0,9360.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan kasihNya sehingga skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari berbagai permasalahan dan hambatan yang muncul pada

saat menyusun, melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini. Pelaksanaan

penelitian ini dari awal hingga akhir banyak melibatkan berbagai pihak. Bantuan dan

dukungan yang bersifat moril maupun materiil telah diberikan demi penelitian ini.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu yaitu:

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi

ini.

2. Bapak T. Priyo W, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing,

memberikan masukan, menyediakan waktu dan membantu kelancaran

penyelesaian skripsi ini. “Terima kasih atas kesabaran bapak dalam

menghadapi ketidakdisiplinan saya dalam melakukan bimbingan. Bapak

mengajarkan saya untuk menggali rasa ingin tahu saya dengan mencari secara

mandiri bahan bacaan atau sumber informasi yang berguna dalam penelitian

(9)

ix

3. Ibu Lusi dan Bapak Didik selaku dosen fakultas dan dosen penguji yang telah

memberikan saran, nasehat, dalam perbaikan skripsi ini. Terima kasih atas

pengertian, kebaikan yang telah Bapak dan Ibu berikan mulai dari awal

perkuliahan sampai dengan akhir perkuliahan saya. Saya merasa senang dapat

mengenal Bu Lusi, dan Pak Didik. Semoga Tuhan memberkati.

4. Ibu Agnes, Ibu Susan, Bapak Wahyudi selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membantu selama masa perkuliahan. Terima kasih atas dukungan dan

semangat yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.

5. Bapak Agung Santoso selaku dosen yang telah bersedia menyediakan waktu

untuk menjawab ketidaktahuan saya tentang statistik.

6. Ibu Maria, selaku bagian personalia PT. Mataram Tunggal Garment yang telah

mengijinkan saya melaksanakan penelitian di perusahaan, menyediakan waktu

untuk saya, memberikan informasi dan masukan sehingga skripsi saya bisa

selesai. Semoga atas semua kebaikan yang ibu berikan, mendapatkan hadiah

istimewa dari Bapa di Surga.

7. Pihak keamanan PT. Mataram Tunggal Garment yang telah bersedia direpotkan

oleh kehadiran saya, dan terima kasih atas obrolan, dan guyonan selama saya

mengunjungi perusahaan.

8. Seluruh karyawati bagian manajemen dan bagian produksi dari PT. Mataram

Tunggal Garment yang bersedia menjadi bagian dalam penelitian ini dan telah

menyediakan waktu untuk mengisi kuisioner.

9. Orang tua yang telah melahirkanku dan membuat aku ada, Mama dan Bapak.

(10)

x

kalian yang tidak terbayar dengan rupiah atau mata uang manapun menjadikan

aku mengerti betapa berat menjadi orang tua. Semoga Tuhan dapat memberikan

kelegaan bagi kita.

10. Ibu dan Bapak di Muntilan yang telah mau menerimaku sebagai anak kalian dan

begitu sabar menghadapi sifatku yang keras. Terima kasih atas bantuan dan

dukungan yang tak terhingga sehingga Puti dapat menyelesaikan kuliah.

11. Mbak Iin, Ayu, Anton yang telah menjadikanku adik dan kakak yang memiliki

arti, tanpa kalian aku akan merasa kesepian. Terima kasih atas cinta kalian

terutama yang telah kalian berikan kepada anak-anakku Avilla dan Adelia.

12. Untuk suamiku tercinta yang telah bersedia mengorbankan segalanya demi aku.

Terima kasih atas kesabaranmu menghadapi aku, bersedia menjadi pengantarku

yang setia kemanapun aku pergi, dan juga atas hari-hari yang berarti.

13. Kedua bidadari kecilku Avilla dan Adelia yang selalu memberikan keceriaan dan

senyuman sehingga membuat diriku menjadi kuat menghadapi masalah dalam

hidup.

14. Mas Nono yang telah memberikan pinjaman buku manajemen dan SPSS, thanks

bro’.

15. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gi’ yang menjadi kru sekretariat yang

memberikan bantuan dalam pengurusan surat-surat dan memberikan dukungan

untuk segera menyelesaikan skripsi.

14. Mas Doni dan Mas Muji yang telah membantu dalam praktikum dan dalam

(11)

xi

15. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Ajeng (“akhirnya

selesai juga ya….” ), Desi (kapan dikerjainnya?), mbak dian ’99 (kita maju

bersama ya!), mbak lina, mbak anna, mbak rani (jangan putus asa, chayo!!!)

16. Teman-teman angkatan 2001 yang sering bersama mencari wahyu di

perpustakaan good luck otre!!

17. Helen, Yofi, Rini (lanjutkan kuliahmu ya and take care of your baby), Eta, kalian membantuku menyelesaikan PSP thank you!!!

18. Trini bagaimana kabarmu, semoga kamu bisa selesaikan tugasmu seperti aku.

Walaupun berat menjalani dua peran sekaligus, aku percaya kamu pasti dapat

melakukannya.

19. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan, skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Pada akhir kata, penulis berharap skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi

penulis maupun pembaca.

Yogyakarta, September 2007

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Konflik... 9

(13)

xiii

2. Macam-macam Konflik ... 10

3. Faktor-faktor Terjadinya Konflik ... 11

B. Peran... 12

C. Konflik Peran Ganda... 13

1. Pengertian Konflik Peran Ganda ... 13

2. Faktor-faktor Penentu Konflik Peran Ganda……….. 14

3. Jenis-jenis Konflik Peran Ganda ... 16

4. Sumber Masalah Wanita Berperan Ganda………. 16

5. Aspek-aspek Konflik Peran Ganda... 18

D. Bagian Manajemen ... 20

E. Bagian Produksi ... 21

F. Perbedaan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja Bagian Manajemen dan Bagian Produksi... 21

G. Hipotesis... ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Identifikasi Penelitian ... 24

C. Definisi Operasional ... 25

1. Konflik Peran Ganda ... 25

2. Bagian Manajemen ... 25

3. Bagian Produksi... 25

D. Subjek Penelitian ... 26

(14)

xiv

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 29

1. Validitas... 29

2. Analisis Item ... 30

3. Reliabilitas... 31

G. Metode Analisis Data……… 32

1. Uji Normalitas... 32

2. Uji Homogenitas... 33

3. Uji Hipotesa... 33

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN... 34

A. Deskripsi Perusahaan... 34

1. Sejarah dan Lokasi Perusahaan...……. 34

2. Struktur Organisasi Perusahaan... 35

3. Personalia Perusahaan... 41

4. Produksi... 42

B. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Penelitian ... 43

C. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian... 47

1. Proses Pelaksanaan Penelitian ... 47

2. Proses Input Data... 47

3. Hasil Penelitian... 50

a. Uji Asumsi Penelitian... 50

1. Uji Normalitas... 50

2. Uji Homogenitas... 51

(15)

xv

4. Deskripsi Data Penelitian……… 54

a. Norma Kategorisasi……….. 54

b. Data Subjek Penelitian………. 56

c. Analisis Tambahan Uji T………. 58

5. Pembahasan………. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 64

A. Kesimpulan... 64

B. Keterbatasan Penelitian... 64

C. Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA... 67

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda ... 28

Tabel 2. Blue Print Setelah Uji Coba... 45

Tabel 3. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda untuk Penelitian ... 46

Tabel 4. Ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 51

Tabel 5. Ringkasan Test of Homogenity of Variance... 52

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis………. 52

Tabel 7. Norma Kategorisasi……… 54

Tabel 8. Kategorisasi……… 56

Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian………... 57

Tabel 10. Data Jabatan Bagian Manajemen………. 57

Tabel 11. Data Jabatan Bagian Produksi………. 57

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Uji Coba ... 70

Lampiran 2. Data Penelitian ... 91

Lampiran 3. Uji Homogenitas, Uji Normalitas, Uji Hipotesis... 116

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bekerja tidak hanya dapat dilakukan oleh kaum pria, akan tetapi dapat dilakukan pula oleh kaum perempuan. Memasuki abad ke-21, peran serta kaum perempuan untuk terlibat dalam pembangunan telah diakui oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dalam program pembangunan pemerintah yang menyebutkan adanya Panca Tugas Perempuan yaitu:

1. Sebagai istri mendampingi suami bersama-sama membina keluarga yang bahagia.

2. Sebagai ibu pendidik dan pembina supaya anak-anak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

3. Sebagai pengatur rumah tangga supaya rumah tangga menjadi tempat yang aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga.

4. Sebagai tenaga kerja dan dalam profesi, bekerja di pemerintahan, perusahaan swasta, dunia politik, berwiraswasta, dan sebagainya untuk menambah penghasilan keluarga.

5. Sebagai anggota organisasi masyarakat terutama organisasi perempuan, badan-badan sosial.

(20)

wanita yang hanya bergerak di dalam rumah tangga telah mengalami pergeseran. (Soetrisno, 1997)

Kaum perempuan tidak hanya bertugas untuk mengurus rumah tangga namun juga memiliki peran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara bekerja, baik secara wirausaha maupun bekerja pada sektor informal. Peran serta dari perempuan dalam perekonomian keluarga dapat menunjang dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Tidak hanya berdasarkan motif ekonomi, terjunnya perempuan ke dalam sektor informal juga didasarkan atas kemampuan dan ketrampilan serta pendidikan yang dimiliki sehingga ada motif prestasi atau mungkin penghargaan atas kemampuan yang dimiliki tersebut. Menurut Jacinta dalam www.e-psikologi.com, motif-motif yang mendasari kebutuhan untuk bekerja di luar rumah antara lain kebutuhan finansial, kebutuhan sosial relasional dan kebutuhan aktualisasi diri yang menurut Maslow dengan bekerja seseorang akan dapat menemukan makna hidupnya (Davis dan Newstrom, 1989).

(21)

3

antara pekerjaan dan rumah tangga, maka tidak akan terjadi konflik dalam menjalankan kedua peran tersebut. Menurut Hurlock (1996), penyesuaian diri terhadap pekerjaan dan keluarga merupakan tugas perkembangan pada masa dewasa dini yang harus dijalankan oleh tiap manusia. Apabila seseorang pada masa dewasa ini tidak mampu menyesuaikan diri terhadap pekerjaan dan keluarga maka akan timbul konflik dan masalah dalam penyesuaian dirinya.

Bekerja di luar rumah bagi ibu rumah tangga membawa pengaruh terhadap kehidupan rumah tangganya, karena dengan bekerja maka waktu yang dipergunakan untuk mengurus keluarga menjadi berkurang, Rolland dan Harris (dalam Wikarto, 1989). Terutama jika ibu tersebut memiliki anak, akan cenderung timbul perasaan bersalah karena waktu yang digunakan untuk anak menjadi berkurang, perhatian ibu terhadap masalah anak cenderung berkurang sehingga akan cenderung memunculkan konflik dalam peran ganda ibu bekerja yaitu situasi dilematis antara pekerjaan dan keluarga (rumah tangga). Adanya harapan dari masyarakat terhadap para ibu mengenai tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak, pergaulan dan kesehatan, menambah situasi dilematis ibu bekerja.

(22)

kondisi yang ada. Ibu bekerja akan memperoleh variasi hidup yang lebih menyenangkan, akan mendapatkan kepuasan, menambah rasa percaya diri, dan merasa berguna karena mampu berbuat sesuatu. Di lain pihak peran ganda dapat menimbulkan ketegangan dalam kehidupan sehingga muncul rasa bersalah, frustasi dan stress (Shaevitz, 1991).

Berkaitan dengan konflik peran, menurut Greenhaus dan Butell (dalam Soeharto, 2004), konflik peran merupakan bentuk dari interrole conflict atau konflik antar peran. Konflik antar peran akan terjadi pada diri wanita apabila pekerjaan dan keluarga membutuhkan perhatian yang sama, saling menuntut untuk dipenuhi tapi pemenuhan salah satu peran dapat menghasilkan kesulitan pemenuhan kebutuhan yang lain. Individu yang mengalami konflik peran pada umumnya akan mengalami frustasi dan kebingungan, karena dalam keterbatasan waktu individu harus menentukan peran mana yang harus dipilih dan peran mana yang harus ditinggalkan (Wexley dan Yukl, 1977), demikian pula dialami ibu bekerja.

(23)

5

Menurut Katz dan Kahn dalam Darwin (1984), konflik peran yang terjadi dalam diri seseorang yang bekerja ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah besar atau kecilnya suatu organisasi, struktur dan iklim organisasi, kedudukan atau posisi seseorang dalam organisasi, bentuk kegiatan yang dijalankan dalam organisasi, letak pada jenjang serta unsur-unsur kepribadian seseorang. Sedangkan menurut Holahan dan Gilbert dalam Schabracq (1996) yang menjadi sumber terjadinya konflik peran adalah saat seseorang memiliki anak, komitmen seseorang terhadap pekerjaan dan jumlah waktu yang diluangkan di tempat kerja. Semakin seseorang memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya, maka konsentrasi atau perhatian terhadap pekerjaan akan lebih tinggi sehingga konflik antara pemenuhan pada peran keluarga dan peran dalam pekejaan menjadi tinggi. Demikan pula dengan banyaknya waktu yang digunakan di tempat kerja, semakin lama seseorang meluangkan waktunya untuk pekerjaan semakin tinggi pula munculnya konflik peran ditandai dengan perasaan bersalah karena meninggalkan anak dan keluarga.

(24)

WIB atau ± 7 jam kerja. Sedangkan untuk pekerja produksi bekerja dari pukul 07.30 – 15.45 (berlaku hari Senin – Jumat), dan hari Sabtu dari pukul 07.30 – 12.30. Total waktu kerja pekerja produksi yaitu ± 8 jam untuk hari Senin – Jumat, dan ± 5 jam untuk hari Sabtu. Berdasarkan jam kerja tersebut, maka untuk bagian manajemen terutama staf office dan staf produksi lebih banyak meluangkan waktu di tempat kerja daripada pekerja produksi, sehingga konflik peran yang dialami seorang ibu bekerja akan lebih tinggi pada bagian manajemen.

Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan dalam diri peneliti apakah benar secara empiris ada perbedaan konflik peran ganda yang dialami antara ibu yang bekerja pada bagian manajemen dengan ibu yang bekerja pada bagian produksi?

(25)

7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian yang akan dikemukakan adalah, “Apakah ada perbedaan konflik peran ganda ibu yang bekerja pada bagian manajemen dan ibu yang bekerja pada bagian produksi?

C. Tujuan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan peneliti mampu mengetahui perbedaan konflik peran ganda yang dialami antara ibu yang bekerja pada bagian manajemen dan ibu yang bekerja pada bagian produksi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan melalui bukti empiris dari penelitian ini, adalah:

1. Secara praktis:

a.) Memberikan wacana bagi lingkungan di sekitar ibu bekerja untuk dapat memberi dorongan, perhatian, penghargaan agar ibu bekerja dapat mengatasi konflik akibat peran ganda dengan baik sehingga tidak terjadi gangguan yang mengarah pada kecemasan, stress, somatisasi, antisosial dan sebagainya.

(26)

2 Secara teoretis,

a. Menambah literatur penelitian disiplin ilmu psikologi, khususnya mengenai psikologi industri dan psikologi sosial.

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konflik

1. Pengertian Konflik

Menurut Budiharjo (1992) dan Lazarus dalam Maharatni (2003), konflik merupakan suatu ketidaksesuaian antara tendensi perilaku atau tujuan, seperti misalnya adanya ketidaksesuaian atau pertentangan antara kebutuhan dalam diri individu (kebutuhan internal) dengan tuntutan yang datang dari luar diri individu (tuntutan eksternal). Dua hal yang saling bertentangan tersebut memiliki kekuatan yang sama untuk dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.

Hal senada diungkapkan pula oleh Duffy dalam Hartanti (2006) bahwa jika dua atau lebih tujuan atau kepentingan dalam diri seseorang yang saling bertentangan dan datang dalam waktu yang bersamaan sehingga seseorang itu harus memilih salah satu, maka dapat terjadi suatu konflik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pun, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan atau ketidaksesuaian.

(28)

2. Macam-macam Konflik

Menurut Sarbin (dalam Wangi, 1995) jika dimensi-dimensi hidup tidak sesuai dengan harapan peran yang dimainkan akan menimbulkan suatu konflik. Interaksi masing-masing komponen self, peran dan posisi dapat menjadi konflik. Ada tiga macam konflik yaitu :

a. Konflik norma dan nilai; konflik yang mengarah pada konsep diri dari individu tersebut yang takut bertentangan dengan adat istiadat.

b. Konflik antara self dan peran; sistem bertindak lebih menyangkut keadaan kepribadian dari individu yang bersangkutan. Self memainkan peran yang tidak sesuai dengan self. Self mengambil peran yang tidak sesuai dengan harapan peran, sebagai manifestasinya akan timbul suatu ketidakpastian dalam dirinya.

c. Konflik antara posisi dan self; menyangkut konflik antara hak dan kewajiban individu terhadap peran yang dimainkan. Dibagi lagi menjadi dua macam konflik yaitu :

1) Self Role Conflict, konflik yang sebenarnya menjauhkan diri daripada tanggung jawab self. Contoh: mekanisme pertahanan diri. 2) Role-role Conflict, terjadi jika individu harus melakukan dua tugas

atau peran sebagai akibat dari posisi yang diduduki. 3. Faktor-faktor Terjadinya Konflik

(29)

11

a. Karakteristik individu yaitu nilai, sikap dan keyakinan, kebutuhan dan kepribadian, persepsi atau pendapat.

b. Kondisi situasional yang dapat mendorong timbulnya konflik yaitu keadaan saling bergantung, kebutuhan berinteraksi, kebutuhan akan konsensus, perbedaan status, komunikasi, tanggung jawab dan ada peraturan ambigu.

c. Faktor-faktor kompleks dalam kelompok yang dapat menyebabkan konflik yaitu adanya spesialisasi dan differensiasi kerja, tugas yang saling bergantung, tujuan utama yang ingin dicapai, sumber-sumber lama, otoritas dan pengaruh yang beragam, keputusan, peraturan-peraturan dan prosedur. (Rizko dkk, dalam Mardianto 1999)

Berdasarkan uraian pengertian konflik di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan situasi pertentangan antara dua atau lebih harapan, keinginan atau tujuan yang datang pada waktu bersamaan dan memiliki kekuatan yang sama untuk dipenuhi.

B. Peran

(30)

dalam menjalankan perannya, seorang individu mampu berperilaku sesuai dengan norma dalam lingkungan sosial.

Menurut Chaplin (2000), ada 3 macam pengertian peran yaitu :

1. Merupakan fungsi individu atau peranannya dalam suatu kelompok atau institusi.

2. Merupakan fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu atau yang menjadi ciri atau sifat individu.

3. Merupakan fungsi sembarangan variabel dalam satu kaitan sebab akibat. Menurut Robbins (2001), peran merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan dan terkait dalam diri seseorang pada saat seseorang tersebut menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit sosial.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan pola tingkah laku seseorang yang berakarakter akibat dari status atau posisi dalam masyarakat atau lingkungan sosial dimana ada harapan, hak, kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.

C. Konflik Peran Ganda

1. Pengertian Konflik Peran Ganda

(31)

13

Menurut Robbins (2001), konflik peran dapat terjadi bila seorang individu mematuhi persyaratan pada peran yang satu akan mengalami kesulitan pada pemenuhan persyaratan pada peran lainnya atau adanya situasi dimana seseorang dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan.

Berkaitan dengan konflik peran, menurut Greenhaus dan Beutell (dalam Soeharto, 2004), konflik peran merupakan bentuk dari interrole conflict atau konflik antar peran. Konflik antar peran akan terjadi pada diri wanita apabila pekerjaan dan keluarga membutuhkan perhatian yang sama, saling menuntut untuk dipenuhi tapi pemenuhan salah satu peran dapat menghasilkan kesulitan pemenuhan kebutuhan yang lain. Seseorang diketahui memiliki konflik peran ganda apabila merasakan ketegangan dalam memenuhi tuntutan antara tugas rumah tangga dan pekerjaan. Semakin seseorang mengkonsentrasikan diri pada pekerjaan maka akan lebih sulit untuk memenuhi tuntutan keluarga.

(32)

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik peran ganda merupakan suatu situasi pertentangan antara pemenuhan harapan pada peran yang satu dengan pemenuhan harapan pada peran lainnya dalam hal ini antara peran dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konflik Peran Ganda

Menurut Getsels dan Guba (dalam Darwin, 1984) mengatakan bahwa derajad konflik peran ganda tergantung dari:

a. Keadaan yaitu seberapa jauh pengharapan-pengharapan saling bertentangan dan bersifat kaku,

b. Kepribadian dari pemegang peran, yaitu dari cara-cara penyesuaian diri yang dipergunakannya.

Sedangkan menurut Katz dan Kahn dalam Darwin (1984) penentu-penentu dari konflik peran dibagi menjadi:

a. Ukuran organisasi, dimana pada organisasi yang besar sulit untuk dicapai kesepakatan dan penyimpangan-penyimpangan dari garis wewenang yang terjadi dalam perusahaan kurang dapat diterima.

b. Cara-cara bekerja yang ketat.

c. Letak kedudukan dalam organisasi, dimana kedudukan pada permukaan organisasi lebih mengalami konflik daripada yang di tengah.

(33)

15

e. Letak pada jenjang.

f. Unsur-unsur kepribadian seperti kelenturan dan kekakuan, kepekaan emosional, introversi dan ekstroversi, serta cita-cita yang kuat untuk maju.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Holahan dan Gilbert dalam Schabracq (1996), sumber-sumber dari munculnya konflik peran ganda adalah komitmen terhadap pekerjaan, dimana semakin tinggi komitmen seorang terhadap pekerjaan, orang tersebut akan lebih mengutamakan pekerjaan, meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga di tempat kerja serta mengerjakan atau menjalankan tugas yang lebih menantang atau menarik di tempat kerja, sehingga akan mengalami konflik peran yang lebih tinggi. Faktor lainnya yang menentukan konflik peran adalah tugas menjadi orang tua. Kehadiran anak terutama anak yang berusia bayi dan prasekolah akan meningkatkan konflik peran terutama pada wanita yang bekerja secara profesional.

3. Jenis-jenis Konflik Peran Ganda

Menurut Greenhause dan Beutell dalam Schabracq (1996), ada 3 macam konflik peran ganda yaitu:

a. Time Based Conflict

Muncul karena penggunaan waktu yang digunakan untuk bekerja tidak dapat dipakai untuk melakukan kegiatan rumah tangga dan sebaliknya. b. Strain Based Conflict

(34)

menjadi orang tua yang efektif, karena dalam sebuah pekerjaan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi mengandung ketegangan yang tinggi pula. c. Behavior Based Conflict

Konflik peran yang disebabkan oleh kesulitan perubahan perilaku dari peran satu ke peran lainnya.

4. Sumber Masalah Wanita Berperan Ganda

Menurut Hardanti (2002), peran ganda pada seorang wanita mengalami banyak tekanan dan masalah yang sulit untuk dihindari dan dapat mengahmbat perkembangan diri. Tiga sumber masalah yang harus dihadapi oleh seorang wanita berperan ganda yaitu:

a. Wanita dan Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial dengan aturan atau norma-norma yang masih beranggapan bahwa seorang wanita atau ibu memiliki tugas mengasuh anak dan mengurus rumah tangga akan menjadi penghambat bagi seorang wanita atau ibu yang memiliki keinginan untuk bekerja. Apabila seorang wanita atau ibu tetap memutuskan untuk bekerja namun tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial akan mempengaruhi pekerjaan, diri sendiri sehingga dapat mengurangi keyakinan atau kepercayaan diri.

b. Wanita dan Pembagian Kerja Domestik

(35)

17

kenyataannya, seorang wanita bekerja tidak dapat lepas dari tanggung jawabnya terhadap pekerjaan rumah tangga. Wanita bekerja tetap harus memikirkan seseorang yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga selama dirinya bekerja.

Selain masalah pekerjaan rumah tangga, seorang wanita berperan ganda akan merasa bahwa pengasuhan anak adalah masalah terpenting yang harus ditangani. Seorang ibu akan mengalami kesulitan untuk meninggalkan anaknya terutama apabila anak tersebut belum bersekolah. Oleh karena itu banyak ibu bekerja akan mengambil cuti demi mengurus anak hingga anak masuk sekolah.

c. Wanita dan Konflik diri

Seorang ibu yang bekerja mudah mengalami konflik diri, dimana di satu sisi seorang ibu merasa dibutuhkan di rumah oleh keluarga, namun di sisi lainnya sulit untuk melepaskan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu perasaan bersalah yang muncul dapat mempengaruhi pekerjaan dan sebaliknya.

5. Aspek- aspek Konflik Peran Ganda

Berdasarkan sumber-sumber masalah yang dihadapi wanita berperan ganda, maka dapat digolongkan 7 aspek yang termasuk kedalam aspek konflik peran ganda yaitu: (Arinta dalam Mitayani, 2004)

a. Aspek pengasuhan anak

(36)

dialami oleh para wanita sebagai ibu ketika harus meninggalkan anak-anak di rumah sementara mereka bekerja.

b. Aspek bantuan pekerjaan rumah

Fokus pada sikap emosional yang dialami wanita, dengan adanya keterlibatan dari pihak lain (suami, ibu mertua, pengasuh) dalam mengurus pekerjaan rumah tangga.

c. Aspek komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami

Terkait proses komunikasi dan menjalin relasi interpersonal antara kaum wanita sebagai istri dengan suami dan anak-anak.

d. Aspek waktu untuk keluarga

Terkait dengan banyaknya waktu yang dihabiskan karyawan untuk bekerja, serta sistem penjadwalan kerja yang diterapkan oleh perusahaan terhadap karyawan. Hal ini sangat mempengaruhi intensitas pertemuan antara karyawan wanita khusus dengan anak dan suami.

e. Aspek menentukan prioritas

Kemampuan wanita untuk menentukan prioritas dalam kehidupan baik untuk keluarga atau pekerjaan.

f. Aspek tekanan karir dan tekanan keluarga

(37)

19

g. Aspek pandangan suami terhadap peran ganda

Berkaitan dengan cara pandang suami terhadap istri yang memilih untuk bekerja meskipun sudah memiliki keluarga.

D. Bagian Manajemen

Manajemen merupakan inti dari administrasi, dimana administrasi secara harafiah berasal dari kata “ad” dan “mimastrae” yang berarti mengelola, mengurus, memelihara, mengendalikan dan memerintah. Menurut Siagian (dalam Kartono, 1985) administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kerja sama tersebut dapat dicapai dengan efisien dan efektif apabila dilaksanakan menurut satu cara tertentu yaitu manajemen, oleh karena itu manajemen dapat dianggap sebagai inti dari administrasi.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda, peneliti menggunakan faktor lamanya waktu selama berada di tempat kerja. Seorang ibu yang memutuskan untuk bekerja akan menerima konsekuensi harus meninggalkan keluarganya. Semakin lama ibu tersebut meninggalkan keluarganya untuk bekerja akan semakin menambah perasaan bersalahnya terhadap keluarga terutama terhadap anak, karena menurut Sheavitz dalam Hartanti (2006), beban terberat seorang ibu yang berperan ganda adalah masalah pengasuhan anak.

(38)

Pembagian jam kerja untuk staf office dan staf produksi adalah dari pukul 08.00 – 17.15 WIB yang berlaku dari hari Senin hingga Jumat, sedangkan untuk hari Sabtu adalah dari pukul 08.00 – 15.15 WIB. Berdasarkan jadwal kerja tersebut dapat diketahui bahwa setiap hari Senin – Jumat, staf bagian manajemen atau staf office bekerja selama ± 9 jam sedangkan untuk hari Sabtu ± 7 jam.

E. Bagian Produksi

Pada PT. Mataram Tunggal Garment pekerja produksi atau disebut operator memiliki jam kerja dari pukul 07.30 - pukul 15.45 WIB untuk hari Senin– Jumat dan untuk hari Sabtu bekerja dari pukul 07.30 – pukul 12.30 WIB. Setiap hari para operator tersebut bekerja tanpa ada pembagian jam kerja/ shift sehingga semua operator bekerja pada waktu yang sama. Total keselurahan pekerja produksi berjumlah 1042 orang. Kegiatan produksi yang terdapat dalam garment ini dibagi ke dalam 4 tahap proses produksi yaitu pemotongan (cutting), jahit (sewing), quality qontrol, dan pengepakan.

Berdasarkan waktu kerja yang disebutkan, dapat diketahui bahwa operator atau pekerja produksi menghabiskan ± 8 jam di tempat kerja pada hari Senin – Jumat, sedangkan hari Sabtu menghabiskan ± 5 jam kerja.

F. Perbedaan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja Pada Bagian Manajemen

dengan Konflik Ibu Bekerja Pada Bagian Produksi

(39)

21

meluangkan waktu dan tenaganya di tempat kerja maka akan menimbulkan konflik dalam menjalankan peran gandanya terutama peran dalam keluarga.

Pada bagian manajemen, waktu yang digunakan untuk bekerja relatif lebih lama dibandingkan bagian produksi. Setiap hari Senin – Jumat bagian manajemen bekerja ± 9 jam dan 7 jam untuk hari Sabtu, sedangkan bagian produksi bekerja ± 8 jam untuk hari Senin – Jumat dan ± 5 jam untuk hari Sabtu. Berdasarkan jam kerja dari bagian manajemen dan bagian produksi tersebut terlihat dengan jelas bahwa bagian manajemen meluangkan lebih banyak waktu di tempat kerja dibandingkan bagian produksi.

(40)

waktu kerja relatif lebih singkat daripada bagian manajemen yaitu 5 – 8 jam setiap harinya sehingga konflik peran yang dialami relatif lebih rendah dibandingkan bagian manajemen.

G. Hipotesis

(41)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk melihat perbedaan antara dua subjek penelitian yang dihubungkan dengan variabel-variabel tertentu. Dalam penelitian ini ingin melihat adanya perbedaan antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi dalam hal konflik peran ganda.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut S.Margono dalam Zuriah (2006), variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya tingkat pendidikan manajer, volume penjualan). Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. Identifikasi variabel yang dilakukan adalah berdasarkan fungsinya dalam penelitian, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel tergantung (dependent variabel).

Variabel Tergantung : Konflik Peran Ganda

Variabel Bebas : Bagian Manajemen dan Bagian Produksi

C. Definisi Operasional

1. Konflik Peran Ganda

(42)

lainnya. Tuntutan tugas atau peran yang harus dipenuhi yaitu antara tugas rumah tangga dan pekerjaan.

Tuntutan pemenuhan peran meliputi 7 aspek yaitu masalah pengasuhan anak, bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami, masalah waktu untuk keluarga, penentuan prioritas, tekanan karir dan keluarga, pandangan suami tehadap peran ganda. Konflik Peran Ganda akan diukur dengan menggunakan Skala Konflik Peran Ganda yang dikembangkan dari Skala Konflik Peran Ganda yang ditulis Arinta (1993). 2. Bagian Manajemen

Bagian manajemen merupakan inti dari administrasi yang berarti keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian manajemen dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan dengan efektif dan efisien, sehingga karyawan harus mampu berpikir secara dinamis dan kreatif. Bagian ini meliputi staf office dan staf produksi yang menjalankan fungsi adminstrasi perusahaan.

3. Bagian Produksi

(43)

25

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini diambil melalui purposive sampling, dimana subjek yang akan dijadikan sampel telah diketahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Subjek berjumlah 30 untuk ibu bekerja pada bagian manajemen dan 30 untuk ibu bekerja pada bagian produksi.

Subjek memiliki karakteristik sebagai berikut :

- wanita berusia 21 – 40 tahun, merupakan masa dewasa dini dimana wanita memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan masalah keluarga dan pekerjaan (Hurlock, 1997),

- bekerja sebagai karyawati pada bagian manajemen, - bekerja sebagai karyawati pada bagian produksi,

- sudah menikah dan memiliki anak karena cenderung akan memiliki konflik peran daripada perempuan yang sudah menikah namun belum memiliki anak, - pendidikan minimal SD (untuk bagian produksi) dan pendidikan minimal

SLTA/ SMK (untuk bagian manajemen), - masa kerja diatas 1 tahun,

E. Metode dan Alat Pengumpul Data

(44)

Metode penskalaan yang digunakan dalam skala konflik peran ganda adalah metode summated rating dengan menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert terdapat dua macam pernyataan yaitu pernyataan yang bersifat positif atau mendukung (favorable) terhadap objek psikologis yang hendak diukur dan jenis pernyataan yang bersifat negatif atau tidak mendukung (unfavorable) terhadap objek psikologis yang hendak diukur. Pada setiap pernyataan terdiri dari empat kategori jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS), untuk memberikan kesempatan kepada subjek memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya, tanpa mengadakan pilihan netral atau ragu-ragu.

Untuk item favorable memiliki rentang skor sebagai berikut : Sangat Sesuai (SS) : diberi skor 4

Sesuai (S) : diberi skor 3 Kurang Sesuai (KS): diberi skor 2 Tidak Sesuai (TS) : diberi skor 1

Sedangkan untuk item unfavorable, rentang skornya yaitu : Sangat Sesuai (SS) : diberi skor 1

Sesuai (S) : diberi skor 2 Kurang Sesuai (KS): diberi skor 3 Tidak Sesuai (TS) : diberi skor 4

(45)

27

diartikan belum dapat memutuskan. Tersedianya jawaban di tengah atau netral juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya. Maksud dari kategori jawaban sangat sesuai (SS) adalah untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah setuju dan tidak sesuai (TS) adalah untuk melihat kecenderungan pendapat subjek ke arah tidak setuju.

Untuk menyusun skala, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat blue print. Blue print skala disajikan dalam bentuk table yang memuat uraian komponen-komponen atribut yang harus dibuat itemnya, proporsi item dalam masing-masing komponen, dan juga memuat indikator-indikator perilaku dalam setiap komponen, karena dalam penulisan item, blue print akan memberikan gambaran mengenai isi skala (Azwar, 2000).

Tabel 1. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda

ITEM TOTAL

meninggalkan anak untuk bekerja

1,2,3,4,5 46,67,68,

69,70

10 14

2. Bantuan pekerjaan rumah

a.peran serta suami dan pengasuh anak (nenek, baby sitter) pengganti ibu dalam melakukan pekerjaan rumah tangga

(46)

3. Komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami

a. komunikasi dengan suami mengenai pekerjaan rumah tangga, pekerjaan kantor, dan anak

b. interaksi dengan suami, misalkan mengisi waktu luang bersama suami c. komunikasi dengan anak mengenai

tugas-tugas sekolah anak, pelajaran, dan kehidupan sosial anak.

d. interaksi dengan anak, misalkan mengisi waktu luang bersama anak

14,15,16,

17,18,19

58,59,60,

61,62,63

12 17

4. Waktu dengan keluarga

a. beban jam kerja berlebih/tidak

b. setelah pulang kerja masih memiliki waktu untuk anak dan suami/tidak

9,10,11, masih memikirkan tugas-tugas di tempat kerja.

b. di saat sedang berada di tempat kerja apakah masih memikirkan keadaan di rumah.

6. Tekanan karir dan keluarga

a. kebijakan-kebijakan di tempat kerja mendukung peran ibu bekerja/tidak b. fasilitas di tempat kerja membuat

peran ibu bekerja menjadi nyaman/tidak.

7. Pandangan suami terhadap peran ganda a. apakah suami memiliki cara pandang

positif/ negatif terhadap peran ibu bekerja

20,21,22 36,37,38 6 9

TOTAL 35 35 70 100%

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Validitas

(47)

29

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran. (Azwar,1997)

Menurut Margono dalam Zuriah (2006), validitas terdiri dari beberapa macam yaitu construct validity, content validity, face validity, dan predictive validity. Sedangkan dalam penelitian ini yang digunakan adalah content

validity atau validitas isi. Validitas isi menunjuk pada suatu instrument yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Penentuan suatu alat ukur mempunyai validitas isi didasarkan pada penilaian para ahli atau professional judgement. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi yang tinggi apabila isi dari tes atau alat ukur tersebut komprehensif serta memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari tujuan ukur. Pengukuran validitas tergantung pada penilaian subjektif karena pengukuran validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun sehingga ada kemungkinan setiap orang memiliki pendapat yang berbeda mengenai suatu tes atau alat ukur tersebut. Item-item yang disusun akan dinilai oleh seseorang yang ahli, dalam hal ini yaitu dosen pembimbing. (Azwar, 1997)

2. Analisis Item

(48)

Parameter daya beda item yang berupa koefisien korelasi item total memperlihatkan adanya kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam mengungkap perbedaan individu. Dengan demikian koefisien korelasi total dapat mendasari seleksi item. Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 – 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1,00 yang bertanda positif maka daya beda atau daya diskriminasi itemnya semakin baik. Sebagai kriteria seleksi item yang memiliki korelasi item total minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item. Dan jika dengan batasan ini jumlah item yang terseleksi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. (Azwar, 1999)

Perlu untuk diketahui bahwa tingginya korelasi skor item total dengan skor skala selalu akan meningkatkan validitas skala, bahkan terkadang dapat menurunkan validitas isi. Oleh karena itu parameter daya diskriminasi item hendaknya tidak dijadikan patokan tunggal dalam menyeleksi item. Ada beberapa pertimbangan lain yaitu tujuan penggunaan hasil ukur skala dan komposisi aspek-aspek seperti ada pada pada blue print. (Azwar, 1999)

3. Reliabilitas

(49)

31

homogenitas. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Azwar (2000) yaitu bahwa reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Pendekatan yang digunakan dalam mengestimasi reliabilitas ini adalah pendekatan satu kali pengukuran melalui teknik koefisien Alpha Cronbach. Pendekatan satu kali ini dapat menghindarkan diri dari kesulitan yang timbul dari pendekatan dengan pengukuran ulang maupun pendekatan dengan tes paralel (Suryabrata, 2004).

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang mencapai angka rxx’ =1,00 tidak pernah dapat dijumpai.

G. Metode Analisis Data

Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis.

1. Uji Normalitas

(50)

terdistribusi dengan normal jika nilai probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov Smirnov > 0,05, dan sebaliknya jika nilai uji One-Sample Kolmogorov Smirnov < 0,05, maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal (Santoso, 2000).

2. Uji Homogenitas

(51)

33

BAB IV

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah dan Lokasi Perusahan

PT. Mataram Tunggal Garment didirikan pada tahun 1992. Perusahaan ini merupakan perusahaan non-PMA berdasarkan Akte Notaris No.23 tertanggal 8 Januari 1991 oleh Notaris RM. Soenyanto Partaningrat dan susulan akte Perubahan No.209 pada tanggal 27 Februari 1992 oleh Notaris Drs. H. Saidus Sjahrar, SH. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT), berstatus swasta nasional. Selanjutnya dikukuhkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No.02-2491, pada tanggal 1 Januari 1993. berdasarkan Surat Keputusan tersebut PT. Mataram Tunggal Garment secara resmi menjadi perusahaan swasta nasional. Pembangunan pabrik secara fisik dimulai pada awal Januari 1992 dan selesai pada bulan April 1992. PT. Mataram Tunggal Garment diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 6 Mei 1992 sekaligus mulai beroperasi dan berproduksi secara komersial.

(52)

pabrik yang berada di daerah pedesaan sehingga menjamin ketenangan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu organisasi yang baik, penetapan struktur organisasi yang jelas sangat diperlukan untuk mengetahui seluruh tugas, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi merupakan hal yang bersifat fundamental dalam pendirian, pengelolaan dan pengendalian organisasi perusahaan. Pada PT. Mataram Tunggal Garment struktur organisasi yang digunakan memiliki tipe organisasi garis, dimana otoritas dan tanggung jawab paling besar berada pada tingkatan manajemen puncak dan berkurang pada tingkat lebih rendah. Sesuai dengan aktivitas perusahaan, struktur organisasi PT. Mataram Tunggal Garment akan mengikuti sistem staf fungsional, sehingga setiap manajer departemen (kepala bagian) selain dalam hal tertentu mempunyai wewenang dan tanggung jawab kepada atasannya, juga membawahi kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Struktur organisasi PT. Mataram Tunggal Garment secara garis besar dapat dilihat dalam lampiran pada gambar 1. Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang berdasarkan struktur organisasi yang ada, adalah sebagai berikut:

a. Share Holders

(53)

35

wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan pimpinan perusahaan.

b. Board of Commisioners

Merupakan susunan dewan komisaris, yang mempunyai modal dan digunakan untuk kepentingan pabrik. Mereka secara tidak langsung terjun dalam kegiatan operasional pabrik seperti menangani dana pembangunan dan keuntungan perusahaan. Pemegang saham terbesar dijadikan komisaris utama.

c. Direktur Utama

Mempunyai tugas untuk memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan agar tercapai pengawasan yang baik, serta bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan atas nama perusahaan baik di dalam maupun di luar.

d. Consultants and Partners

Memiliki tugas untuk membantu direktur utama dalam hal pemberian nasehat yang berhubungan dengan semua kegiatan pabrik.

e. Direktur I (Coorperate & HRD)

(54)

1. HRD & Personal

Bertanggung jawab terhadap perkembangan yang ada dalam perusahaan, melalui ketersediaan bahan baku (perencanaan), pengendalian kualitas produk yang dihasilkan dan menangani manejemen personal yang ada di perusahaan. Selain itu bertanggung jawab pula terhadap pengawasan karyawan, mengurus masalah-masalah personalia, seperti administrasi, surat menyurat, lembur, cuti, gaji, absensi serta peningkatan keahlian karyawan.

2. General Affair & Public Relation

Bertugas untuk mengurus masalah hubungan masyarakat, kunjungan, riset/ kerja dan sejenisnya baik siswa maupun mahasiswa, instansi/ perusahaan, dan juga bertugas untuk mengadakan pameran-pameran ataupun kegiatan kesenian yang ditujukan pada masyarakat.

3. Maintenance

(55)

37

4. Office Service

Mempunyai tugas menganalisa pekerjaan yang berlangsung, memperhatikan segala fasilitas kerja yang dibutuhkan, menentukan luas area yang diperlukan, dan menganalisa derajat hubungan antara masing-masing aktivitas bagian dari kantor tersebut.

5. Security

6. Transportation

f. Direktur II (Supporting Departement), membawahi: 1. Financial departement

Mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pencatatan biaya yang dipergunakan perusahaan.

2. Accounting department

Bertugas melaksanakan pembayaran terhadap pajak-pajak yang dikenakan peralatan yang bernama petty cash yang bertugas dalam hal pendanaan yaitu penyimpanan dan pengeluaran uang tunai lewat kas kecil.

3. Logistic departement

Bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pelaksanaan pengadaan barang-barang yang dibutuhkan, baik untuk kebutuhan produksi maupun non produksi yang hendak dibeli.

g. Direktur III (Production, Planning & Control, and Marketing)

(56)

pembuatan satu pakaian bisa memakan waktu yang lama, karena dibutuhkan ketelitian yang sangat besar. Direktur III membawahi:

1. Production departement

Departemen ini bertanggung jawab atas kegiatan proses produksi, yaitu dari pengaturan, pengadaan bahan baku (kain), penjadwalan dan pengaturan operasi mesin sampai produk selesai dikerjakan dan siap packing. Selain itu juga mempelajari lintasan produksi yang baik yang akan digunakan dalam produksi dan atau mengadakan perbaikan lintasan produksi saat operas sedang berjalan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu diadakan perombakan letak peralatan yang digunakan. Departemen ini juga bertugas dalam menentukan pelimpahan pesanan perusahaan kepada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sejenis (sub kontrak).

2. Merchandiser

Bagian ini bertugas memasarkan hasil produksi dari perusahaan kepada pihak konsumen yang berada di luar negeri. Bagian ini juga menangani barang-barang yang akan diekspor ke luar negeri termasuk pemasarannya.

3. Marketing and Export Shipping

(57)

39

dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu juga bertugas untuk membuat dan menentukan kebijaksanaan dalam bidang promosi yang telah digariskan. Apabila diperlukan dapat mengadakan penelitian terhadap situasi pasar dan melaksanakan kebijakan pengembangan pemasaran dalam arti luas dengan cara yang paling effisien dengan tujuan perusahaan.

Bagian ekspor dan shipping mempunyai dua tugas utama, yaitu administration and process yang bertugas menangani administrasi

barang-barang yang akan dieskpor dan kebijaksanaan proses yang akan dilalui yang berhubungan dengan pengiriman barang ke luar negeri. Tugas yang kedua adalah shipping, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pakaian jadi yang hendak dikirim, dan administrasi pengiriman produk kepada agen yang berada di Semarang dan Jakarta.

3. Personalia Perusahaan

Yang termasuk di dalamnya adalah rekrutmen tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, jam kerja karyawan, system pengupahan, dan kesejahteraan karyawan.

a. Tenaga kerja yang diserap oleh PT. Mataram Tunggal Garment adalah 70% masyarakat di sekitar lokasi perusahaan, dan 30% diambil dari daerah lain. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan telah mencapai 1.700 orang, dengan rincian sebagai berikut:

(58)

- Tenaga asing (Quality Control) : 436 orang - Operator : 1042 orang

Jumlah tenaga kerja wanita yang telah berumah tangga berjumlah 156 untuk bagian manajemen dan 798 untuk bagian produksi.

b. Pembagian jam kerja sangat menentukan efektifitas perusahaan, sehingga para karyawan diharapkan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Jam-jam kerja diatur dengan ketentuan sebagi berikut:

- Staf office dan staf produksi

Hari Senin s/d Jumat : Pk.08.00 – 17.15 Hari Sabtu : Pk.08.00 – 15.15 - Produksi dan karyawan harian

Hari Senin s/d Jumat : Pk.07.30 – 15.45 Hari Sabtu : Pk.07.30 – 12.30 - Security

Shift I : Pk.07.00 – 19.00

Shift II : Pk.19.00 – 07.00

Waktu istirahat diatur sebagai berikut : - Hari Senin s/d Jumat : 45 menit

c. Sistem pembayaran gaji dilakukan tiap awal bulan, sedangkan pembayaran uang lembur dilakukan pada tanggal 10 tiap bulannya.

(59)

41

4. Produksi

Produk yang dihasilkan adalah Blouse, Dresses, Pant dan Blazer. Bahan yang digunakan dalam proses produksi meliputi :

a. Bahan baku yang digunakan adalah kain.

b. Bahan penoong terdiri dari aksesoris, kancing baju, benang jahit dan retsluiting.

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah mesin high speed, automatic cutting machine, vacum iron table with heater, fusing

press machine, dan turn collar.

Proses produksi pada PT. Mataram Tunggal Garment secara garis besar dibagi melalui 4 tahap, yaitu:

a. Pemotongan (cutting) yaitu: kain dimasukkan ke bagian potong untuk dibentuk menjadi potongan badan, lengan, dan kerah baju.

b. Jahit (sewing) yaitu: proses penjahitan potongan kain yang dikirim dari bagian cutting.

c. Quality Control yaitu: proses terima hasil produksi untuk diteliti apakah perlu ada perbaikan atau tidak, apabila tidak diperlukan perbaikan maka barang langsung dikirim ke bagian selanjutnya.

d. Pengepakan (packing) yaitu: memasukkan dan mengatur barang dalam

(60)

B. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Penelitian

Setelah mendapat ijin dari dosen pembimbing untuk melakukan uji coba, peneliti meminta surat keterangan penelitian dari pihak fakultas. Peneliti mencari beberapa pabrik yang memiliki tenaga kerja wanita dengan jumlah besar. Langkah selanjutnya adalah memasukkan proposal penelitian disertakan dengan surat keterangan penelitian. Setelah menunggu jawaban dari beberapa pabrik, yang memakan waktu 1 bulan, maka hanya ada satu pabrik yang menyetujui yaitu PT. Mataram Tunggal Garment yang berada di desa Balong, dusun Donoharjo, Ngaglik, Sleman. Peneliti meminta ijin kepada bagian personalia untuk melakukan penelitian dari tahap uji coba hingga ke tahap pengambilan data untuk penelitian. Setelah diberikan ijin, peneliti menyebarkan kuisioner untuk uji coba sebanyak 60 eksemplar pada tanggal 17 April 2007. Pada setiap kuisioner terdapat 7 lembar kertas yang terdiri dari 2 halaman pendahuluan dan petunjuk serta 5 halaman yang berisi 70 pernyataan. Kuisioner yang dibagikan tersebut hanya dapat diisi pada saat waktu luang para pekerja pabrik dan karyawan manajemen, dikarenakan aktivitas produksi yang terus berlangsung. Proses uji coba ini memakan waktu hampir 1 bulan. Setelah waktu yang cukup lama tersebut, hanya ada 41 kuisioner yang kembali. Dari 41 kuisioner tersebut ada satu kuisioner yang tidak terisi secara lengkap sehingga tersisa hanya 40 kuisioner yang dapat dianalisa. Langkah selanjutnya adalah menganalisis data uji coba tersebut. Untuk melakukan analisis item, peneliti menggunakan Reliability Analysis Scale (Alpha) dari program SPSS 10.0 for windows. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan, maka diperoleh

(61)

43

kesahihan item dalam skala penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5 % dari product moment serta menggunakan batas kriteria ≥ 0,30. Item yang memiliki

koefisien korelasi item ≥ 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan dan termasuk item yang lolos (Azwar, 1999). Setelah melakukan analisis item, maka diperoleh 48 item yang lolos seleksi, dan item yang gugur berjumlah 22 item. Item yang dinyatakan valid sebanyak 48 item, memiliki koefisien korelasi item total antara 0,3044 hingga 0,7060. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini :

Tabel 2. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda yang Lolos Seleksi

dan yang Gugur Setelah Uji Coba

ITEM TOTAL 3. Komunikasi dan interaksi

dengan anak dan suami

14,15,16,

17,18,19

(58),59,60, 61,62,(63)

10

4. Waktu dengan keluarga 9,10,11,

12,13

53,(54,55, 56,57)

6

5. Menentukan prioritas 30,31,32,

(33),34,35

(47,48,49),

50,51,52

8

6. Tekanan karir dan keluarga 23,24,25,

26,27,28,(29)

(39,40),41,

(42),43,44,45

10

7. Pandangan suami terhadap peran ganda

20,21,22 (36,37,38) 3

TOTAL 33 15 48

(62)

Berdasarkan seleksi item yang telah dilakukan, maka banyaknya item yang digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 48 item . Distribusi item yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda yang Lolos Seleksi

dan Dapat Digunakan dalam Penelitian

No. item uji coba No. item penelitian ASPEK

6. Tekanan karir dan keluarga

Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan melalui Reliability-Scale (Alpha) dari program SPSS 10.0 for windows, diperoleh nilai koefisien reliabilitas

(63)

45

koefisien reliabilitas selanjutnya tanpa menyertakan item-item gugur, sehingga diperoleh r=0,9360. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam uji coba mampu memenuhi persyaratan alat ukur yang baik, sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

E. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

1. Proses Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan pelaksanaan uji coba yang berlangsung hampir 1 bulan, maka peneliti berdiskusi dengan pihak pesonalia dalam menentukan subjek yang akan diberikan kuisioner sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan data dari perusahaan. Nama-nama subjek yang akan diberikan kuisioner ditentukan terlebih dahulu agar memudahkan pengumpulan kembali kuisioner dengan batas waktu satu minggu. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dari subjek uji coba, namun jumlah subjek yang digunakan tetap berjumlah 60 orang dengan masing-masing bagian berjumlah 30 orang untuk bagian manajemen dan 30 orang pada bagian produksi. Kuisioner diberikan kepada pesonalia pada tanggal 7 Juni 2007 dan dikembalikan pada tanggal 22 Juni 2007. Kuisioner yang kembali berjumlah 60 eksemplar, dan semua dapat dianalisis.

2. Proses Input Data

(64)

penelitian terhadap item-item skala penelitian, maka langkah selanjutnya adalah memproses data kasar tersebut. Setiap item diberi skor sesuai dengan rumusan item yaitu 1(SS), 2(S), 3(KS), 4(TS) untuk item-item unfavorabel demikian pula sebaliknya untuk item-item favorabel. Skor total diperoleh dengan menjumlahkan skor item pada setiap subjek penelitian, sehingga akan terdapat 60 skor total. Namun, sebelum memperoleh skor total, terlebih dahulu dilakukan penyetaraan bobot pada setiap aspek. Peneyetaraan bobot perlu dilakukan karena terdapat ketimpangan pada jumlah item seperti terdapat pada aspek bantuan pekerjaan rumah tangga (aspek 2) dan aspek pandangan suami terhadap peran ganda (aspek 7) yang tersisa hanya 3 item, dan dengan aspek komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami (aspek 3) serta aspek tekanan karir dan keluarga (aspek 6) yang tersisa 10 item. Ketimpangan yang terjadi menyebabkan bobot item menjadi tidak proporsional, sehingga penyetaraan bobot perlu dilakukan agar setiap aspek memiliki sumbangan atau peranan yang sama.

Penyetaraan bobot perlu dilakukan pada pembobotan tiap aspek, dengan dasar pemikiran sebagai berikut :

a.) aspek dengan jumlah item paling sedikit harus dikalikan dengan angka yang lebih besar dari aspek dengan jumlah item paling banyak.

b.) skor setiap aspek dijumlahkan terlebih dahulu kemudian dikalikan dengan bilangan yang lebih besar lalu dibagi dengan jumlah item setiap aspek.

(65)

47

mengalami pembobotan. Rumus-rumus dari dasar pemikiran di atas adalah sebagai berikut:

Contoh 1 :

Total skor subjek 1 pada aspek pengasuhan anak (Total A1):

= skor subjek pada item10 + skor subjek pada item12 + skor subj.pada item14 + skor subj.pada item16 + skor subj.pada item18 + skor subj.pada item20 + skor subj.pada item25 + skor subj.pada item 27

= 1+1+2+3+2+2+1+2 =14

Penghitungan ini dilanjutkan seterusnya hingga aspek ke-7 dan hingga keseluruhan 60 subjek. Selanjutnya adalah menghitung skor pada setiap aspek. Contoh 2:

Skor Aspek Pengasuhan Anak (Skor A1)

= total skor subjek pada aspek 1

×

Σ item paling banyak/ Σ item aspek1 =14

×

10/8 = 17.5

penghitungan tersebut dilakukan pula hingga aspek ke-7 dan keseluruhan 60 subjek.

Setelah kedua tahap penghitungan tersebut dilakukan, langkah selanjutnya adalah menghitung skor total. Skor total diperoleh dengan cara menjumlahkan skor A1 sampai skor A7 setelah mengalami pembobotan seperti terdapat pada contoh di atas.

Rumus :

(66)

Hasil penghitungan total skor subjek tiap aspek, skor subjek pada tiap aspek yang telah mengalami pembobotan dan skor total tiap subjek setelah pembobotan dapat dilihat pada lampiran.

3. Hasil Penelitian

a.) Uji Asumsi Penelitian

Uji asumsi terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

1.) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk dapat mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari penyebaran kuisioner terdistribusi dengan normal atau tidak. Metode analisis yang digunakan menggunakan bantuan komputer SPSS 10.0 for windows yaitu uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dikatakan terdistribusi dengan normal jika nilai probabilitas (p) pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov > 0,05, dan jika nilai probabilitas (p) pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov < 0,05, maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal (Santoso, 2002).

(67)

49

Tabel 4.

Ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov

N Z Asymp. Sig. (2-tailed)

60 0,695 0,720

2.) Uji Homogenitas

Syarat uji perbedaan antara dua sampel yang saling independent adalah bahwa data kedua sampel berasal dari populasi yang memiliki varians sama, oleh karena itu untuk mengetahui apakah kedua sampel memiliki variansi data yang sama digunakan uji homogenitas. Apabila nilai probabilitas (p) lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka kedua sampel memiliki variansi data yang sama, namun sebaliknya jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 (p<0,05), maka kedua sampel memiliki variansi data yang berbeda.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, menggunakan Levene Test pada program SPSS 10.0 for windows, maka diperoleh nilai F sebesar 1,304 dengan nilai siginfikansi (Sig.) atau probabilitas 0,258 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

Tabel 5.

Ringkasan Test of Homogeneity of Variance

Levene’s Test for Equality of Variance

F Siginfikansi (Sig.)

(68)

b.) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Independent Sample T-Test, dengan bantuan program SPSS 10.0 for windows. Hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manjemen dan bagian produksi. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6.

df : derajat kebebasan (degree of freedom) Sig. (2-tailed) : probabilitas (taraf signifikansi 5%) Mean Difference : perbedaan rata-rata

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada perbedaan konflik peran ganda antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi.”

Berdasarkan statistik, hipotesis dalam penelitian terdiri dari hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Adapun hipotesis nihil maupun hipotesis alternatif adalah sebagai berikut :

(69)

51

Ha: Ada perbedaan antara konflik peran ganda antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas (p) > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak

Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh nilai hitung t sebesar – 1,123 dengan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,266. Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan, maka nilai p menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga Ho diterima. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa ada perbedaan antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi tidak terbukti, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi.

4. Deskripsi Data Penelitian

a) Norma Kategorisasi

(70)

Kategori ini dihitung berdasarkan standar deviasi (σ) dan mean teoritis (µ). Norma kategorisasi yang digunakan terbagi ke dalam 5 kategori yaitu :

Tabel 7. Norma Kategorisasi

Kategori Keterangan X ≤ (µ – 1,5 σ) Sangat Rendah

(µ –1,5 σ) <X ≤ (µ – 0,5 σ) Rendah (µ – 0,5 σ) < X ≤ (µ + 0,5 σ) Sedang (µ + 0,5 σ) < X ≤ (µ + 1,5 σ) Tinggi (µ + 1,5 σ) < X Sangat Tinggi

Skala konflik peran ganda terdiri dari 48 item yang diberi skor mulai dari 1, 2, 3, 4. Perhitungan kategorisasi untuk skala ini telah mengalami penyetaraan bobot sehingga perhitungan menjadi berbeda. Rentang minimum maksimumnya adalah :

Nilai minimum = (1×ΣitemA1×10/8) + (1×ΣitemA2×10/3) + (1×ΣitemA3×10/10) + (1×ΣitemA4×10/6) + (1×ΣitemA5×10/8) + (1×ΣitemA6×10/10) + (1×ΣitemA7 ×10/3)

= (1×8×10/8) + (1×3×10/3) + (1×10×10/10) +

(1×6×10/6) + (1×8×10/8) + (1×8×10/10) + (1×3×10/3)

= 10+10+10+10+10+10+10

= 70

Gambar

Tabel 1. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda
Tabel 2. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda yang Lolos Seleksi
Tabel 3. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda yang Lolos Seleksi
Tabel 4. Ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh faktor ekonomi terhadap perkembangan pasar saham ditinjau dari nilai transaksi perdagangan dan indeks

Untuk mengevaluasi kinerja fasilitas kerb kedatangan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh IATA, maka diperlukan data penumpang yang tiba di area kerb keberangkatan

Alasan kepala madrasah mendukung pendidikan kepramukaan yaitu adanya Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014, kegiatan ekstrakurikuler pramuka memiliki pengaruh positif dan

Guru menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan karena guru berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Mutu dan kepribadian

Sedangkan dalam Pasal 4 yang menjadi objek dari pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib

Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah penghasilan ataupun kejadian transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan

Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh

Dari hasil penelitian dilapangan penulis dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi adanya penyimpangan yaitu penggunaan bahan dilapangan berbeda dengan yang