HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG ASURANSI PENDIDIKAN, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS
PEKERJAAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI ASURANSI PENDIDIKAN
Studi Kasus Warga Desa Wijimulyo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Agus Puji Susanto
991334100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO
Allah memberikan wahyu kepadaku agar
hendaknya kalian bertawadhu hingga tidak
ada seseorang yang berbuat curang atas
orang lain, dan tidak ada seorang pun
yang berbangga diri atas orang lain
( Dr. Aidh Qarni, 2005. Tersenyumlah. Jakarta : Al-Qalam )
Kehidupan hanya akan berarti jika dan
hanya jika ada rasa saling berbagi & tahu
diri. The End will always never exist & We
will always walk alone
( Agus Puji Susanto )
Kebahagiaan dalam hidup bukan
bagaimana kamu berbahagia, tapi bagaimana
orang lain bahagia karena kamu
( Anonim )
Orang yang senang tertawa, gembira ketika
diberikan dan berbahagia ketika diminta
( Dr. Aidh Al-Qarni, 2005. Tersenyumlah. Jakarta : Al-Qalam)
v
PERSEMBAHAN
Kepada Tuhanku
Kepada Bangsaku, Duniaku
Kepada Masyarakatku
Kepada Kedua orang tuaku (Bp Sardi, Ny. Rukiyah)
Kepada kakak-kakakku (Mbak Tutik, Mbak Retno)
Kepada Fi-3, semoga kesempatan itu selalu ada
Kepada semua yang telah berjuang dengan sungguh-sungguh
sesuai proporsinya masing-masing
Kepada semua yang mengangkat dan yang terangkat dari
kesia-siaan.
Kepada sahabat-sahabatku dan teman-temanku semua yang
tak bisa kusebut satu per satu
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Maret 2007 Penulis
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG ASURANSI PENDIDIKAN, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS
PEKERJAAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI ASURANSI PENDIDIKAN
Agus Puji Susanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara : (1) persepsi tentang asuransi pendidikan dan minat mengikuti asuransi penelitian pendidikan, (2) tingkat pendidikan dan minat mengikuti asuransi pendidikan, (3) tingkat pendapatan dan minat mengikuti asuransi pendidikan, (4) jenis pekerjaan dan minat mengikuti asuransi pendidikan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di desa Wijimulyo kecamatan Nanggulan kabupaten Kulonprogo pada bulan September 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 230 responden dari populasi sebanyak 1153 responden. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknis
analisis data dilakukan dengan menggunakan koefisien kontingensi.
viii ABSTRACT
The Relationship of Respondents Perception about Education Insurance, Educational level, Income Level and Kinds of Jobs with Interest in Buying Education Insurance.
Agus Puji Susanto Sanatar Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was aimed to know the relationship between : (1) the respondents perception about education insurance and the interest in buying education insurance, (2) the educational level and the interest in buying education insurance, (3) the income level and the interest in buying education insurance, (4) the kinds of jobs and the interest in buying education insurance.
This case study was conducted in Wijimulyo, Nanggulan, Kulonprogo areas, on September 2006. The size of population was 1153 respondents with the sample of 230 respondents. The data collecting tecniques used were questionnaire. Contingency coefficient was used to analyze the obtained data.
ix
KATA PENGANTAR
Sungguh segala puji dan syukur sudah sepantasnya dipanjatkan kehadirat-Nya atas segala Maha karya-Nya yang ada dan tak pernah sia-sia. Segala karya akan memiliki arti jika dan hanya jika karya itu dapat memberikan manfaat. Sekecil apapun itu semoga tak akan pernah ada yang sia-sia.
Secara umum penulisan karya ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Dalam kesempatan ini pula, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perjuangan dan kerja keras yang sungguh-sungguh kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak S Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
4. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., selaku dosen pembimbing 1 yang telah banyak melakukan hal-hal besar dalam memberi arti di bidang pendidikan, pembelajaran, motivasi, empati, dan kerelaannya.
5. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah dengan kerelaannya membimbing, berbagi, berempati, dan memenuhi kewajiban dengan tanggung jawab. Andai semua masalah bisa dihadapi dengan senyum yang pak.
6. Kedua orang tuaku Bapak Sardi dan Ibu Rukiyah ”Terima kasih dan maafkan ya”, kakak-kakakku ”Sabar”.
7. Teman-teman dan sahabat-sahabatku pendidikan akuntansi ”perjuangan tak pernah berhenti”.
x
9. Teman-teman dan sahabat-sahabatku yang pernah ada dan yang akan ada ”Ncap & Amel (Sorry, I have nothing to say), Wondo (Whateverlah), Jaenal, Josua, M. Kir & M. Nita (Urip koyo ngene Mas, M, Koko, M Gandi, Mei, Bambang P. FIS 98.
10. Semuanya saja yang tak bisa aku sebutkan satu-satu, Makasih semua dan maaf, walau aku tak pernah tahu bagaimana cara berterima kasih buat semua saja yang telah membuat hidup jadi lengkap, ada yang pergi ada yang datang pokoke easy come easy go, semoga tak terjadi.
11. Someone, somewhere, someplace ”matur nuwun” semua ada waktu dan tempatnya sendiri-sendiri. OK !
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teori ... 6
xii
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 23
D. Hipotesis ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 39
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 43
A. Letak Geografis ... 43
B. Bidang Pemerintahan ... 43
C. Dusun di Desa Wijimulyo ... 44
D. Kependudukan ... 44
E. Kondisi Sosial Ekonomi... 47
F. Potensi Desa ... 48
G. Keadaan Geografis ... 48
H. Demografi Penduduk ... 48
BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ... 50
A. Deskripsi Data ... 50
B. Pengujian Hipotesis ... 54
xiii
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN ... 70
A. Kesimpulan... 70
B. Keterbatasan ... 71
C. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penilaian dengan Menggunakan PAP tipe II... 32
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner... 33
Tabel 3 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Persepsi tentang Asuransi Pendidikan ... 36
Tabel 4 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Persepsi tentang Asuransi Pendidikan ... 37
Tabel 5 Pedoman Hasil Perhitungan menurut Chi-Kuadrat untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi menurut Chi Kuadrat ... 42
Tabl 6 Kategorisasi Persepsi tentang Asuransi Pendidikan ... 50
Tabel 7 Kategorisasi Tingkat Pendidikan Responden ... 51
Tabel 8 Kategorisasi Tingkat Pendapatan Responden ... 52
Tabel 9 Kategorisasi Jenis Pekerjaan Responden ... 53
Tabel 10 Kategorisasi Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan ... 53
Tabel 11 Kontingensi Persepsi Tentang Asuransi Pendidikan ... 54
Tabel 12 Kontingensi Tingkat Pendidikan Responden ... 57
Tabel 13 Kontingensi Tingkat Pendapatan Responden... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner... 75
Lampiran II Validitas dan Reliabilitas ... 81
Lampiran III Data Mentah ... 83
Lampiran IV Daftar Tabel ... 89
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu negara, karena pendidikan merupakan suatu dasar bagi pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan pembangunan harus didukung oleh manusia yang cerdas, trampil, berbudi pekerti serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mengingat pentingnya sumber daya manusia (SDM) dalam pembangunan, maka peningkatan SDM perlu diupayakan. Peningkatan SDM dapat ditempuh dengan peningkatan generasi muda sebagai calon motor penggerak pembangunan. Generasi muda merupakan generasi penerus suatu bangsa untuk kemajuan yang akan datang.
Dewasa ini pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk menyiapkan SDM yang berkualitas. Melalui pendidikan, setiap warga masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuan dan keahlian, sehingga kekuatan potensial yang ada dapat berkembang secara maksimal. Demikian halnya dengan keinginan orang tua yang ingin memberikan bekal melalui pendidikan bagi anaknya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan yang dijalani oleh orang tuanya. Untuk memperoleh pendidikan yang kita inginkan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya pendidikan yang semakin tinggi sesuai jenjang atau tingkat pendidikan yang ditekuni sering menjadi
kendala bagi keluarga. Untuk itu sebagai orang tua perlu sejak dini sudah memikirkan tentang biaya pendidikan anaknya agar pendidikan anak dapat terjamin. Tetapi orang tua yang sudah merencanakan biaya pendidikan anak dari Taman Kanak-kanak ( TK ) sampai dengan jenjang pendidikan tinggi masih sedikit jumlahnya. Terbukti bahwa masih banyak jumlah anak yang pendidikannya di bawah Sekolah Dasar ( SD ) dan tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) dan tidak mampu melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Umum ( SMU ) dan tidak mampu melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi ( PT ) karena tidak adanya biaya untuk pendidikan tersebut.
Dalam hal ini kita akan berfikir adakah alternatif lain agar anak dapat tetap melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Alternatif lain adalah melalui jasa asuransi. Adapun pengertian perusahaan asuransi adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa di mana segala kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, kita pindahkan kepada perusahaan asuransi. Asuransi pendidikan adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa di mana penerimaannya secara bertahap pada waktu anak mau masuk ke sekolah sehingga kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang kita pindahkan kepada perusahaan asuransi. Dengan asuransi kita akan mendapatkan perlindungan, jaminan untuk mempersiapkan masa depan.
Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang sangat penting untuk kemajuan manusia dan keberhasilan diri seseorang. Minat juga merupakan pendorong bagi seseorang untuk terlibat secara aktif dan mengarahkan perhatian pada obyek yang ia sukai. Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang di antaranya adalah status sosial, tingkat ekonomi, umur, bakat, pengetahuan (tingkat pendidikan), jenis kelamin, pekerjaan, kepribadian, dan lain-lain. Selain itu seseorang akan memiliki minat terhadap obyek tertentu apabila sebelumnya telah memiliki persepsi positif terhadap obyek itu. Persepsi merupakan penafsiran, pemberian makna atau pengertian terhadap obyek tertentu sebagai hasil pengamatan.
Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Jenis Pekerjaan Terhadap Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan”.
B. Batasan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini akan difokuskan pada masalah yang berkaitan dengan persepsi tentang asuransi pendidikan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara persepsi responden tentang asuransi pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan ?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan ?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat pendapatan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi responden tentang asuransi pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang minat masyarakat dan sekaligus sebagai bahan pembanding bagi penelitian sejenis.
2. Bagi Perusahaan
Semoga hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi dalam rangka meningkatkan minat masyarakat mengikuti program asuransi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma ( USD )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Selain itu minat juga merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat.
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984: 30). Sedangkan menurut E. Hurlock (1989 : 114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai minat yang tinggi kebanyakan akan mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut disebabkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu (Abu Ahmadi , 1991 : 195) :
a. Biogenic Motive
Motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk yang hidup, yang terdapat di dalam lingkungan pada internal dan tidak banyak tergantung pada lingkungan di luar diri individu itu.
b. Sociogenic motive
Motif yang timbul di dalam diri individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, timbulnya motif ini karena interaksi dengan orang lain.
Fungsi dari minat adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat / bertindak, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan kita (Ngalim Purwanto, 1996 : 70-71)
Berbicara tentang minat, munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di sekolah, masyarakat, dan di dalam keluarga. Menurut Andi Mappiare (1982 : 64) menyatakan bahwa minat dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang daerah, tingkat ekonomi, status sosial, dan jenis kelamin.
Menurut Abin Syamsuddin (2002 : 37) minat dapat digolongkan menjadi dua :
a. Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri.. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensia.
b. Minat secara ekstrinsik
antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.
Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di sekolah, masyarakat dan di dalam keluarga.
2. Asuransi
a. Pengertian Asuransi
Pengertian asuransi menurut Abbas Salim (1998: 1) ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Dari perumusan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang, agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. Misalnya dalam asuransi kebakaran, seseorang mengasuransikan rumahnya kepada perusahaan asuransi. Dalam hal ini orang tersebut membayar premi terhadap perusahaan asuransi, bilamana terjadi kebakaran, perusahaan akan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran tersebut. Jadi segala kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, dapat dipercayakan kepada perusahaan asuransi.
b. Tujuan Asuransi 1) Tujuan ganti rugi
bertujuan untuk mengembalikan tertanggung pada posisinya semula atau untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Penanggung (perseorangan atau perusahaan) bergerak dalam bidang pemberian jasa berupa jaminan.
2) Tujuan tertanggung
Maksudnya agar tertanggung memperoleh rasa tentram atas resiko usaha atau harta milik yang dihadapinya dan mendorong keberanian tertanggung menggiatkan usahanya menjadi usaha dengan risiko lebih besar lagi.
3) Tujuan penanggung
Tujuan ini dibedakan menjadi 2 macam : tujuan umum yaitu memperoleh keuntungan, dan tujuan khusus yaitu meringankan risiko yang dihadapi para tertanggung, mengumpulkan dana melalui premi yang terkumpul sehingga menjadi dana besar yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan.
4) Jenis-Jenis Asuransi a) Asuransi Jiwa
b) Asuransi Beasiswa / Pendidikan
Asuransi beasiswa adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa di mana penerimaannya secara bertahap pada waktu anak mau masuk sekolah sehingga kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang kita pindahkan kepada perusahaan asuransi. c) Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan menurut Radiks Purba (1992:356) adalah pelimpahan resiko (risks shifting) oleh tertanggung karena serangan penyakit dijamin oleh penanggung.
d) Asuransi Kebakaran
Asuransi kebakaran menurut Radiks Purba (1992:381) adalah pertanggungan yang menjamin kerugian/kerusakan atas harta benda (harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara jelek, kurang hati-hati,kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayanan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimana pun sebab timbulnya kebakaran (Pasal 290 KUHD).
5) Jenis-jenis Resiko
a) Resiko kehilangan pendapatan
Disebabkan oleh kematian, cacat permanen, cacat sementara, pengangguran.
b) Kerugian hak milik
Disebabkan oleh: kebakaran, kilat, angin, gempa bumi.
3. Asuransi Pendidikan
Untuk melayani kebutuhan biaya pendidikan sekaligus sebagai proteksi keuangan maka asuransi jiwa bersama Bumiputera memberikan:
a. Manfaat asuransi pendidikan
Menurut Drs. H. Suparwanto, MBA yang dikutip oleh MM Nugrohowati RR (2005:10) manfaat asuransi pendidikan meliputi:
1) Jika tertanggung hidup atau meninggal dalam masa asuransi,maka kepada pemegang polis atau yang ditunjuk dibayarkan dana kelangsungan belajar.
2) Pada waktu masa asuransi berakhir kepada yang ditunjuk masih diberikan dana pembayaran beasiswa secara sekaligus atau berkala. 3) Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi maka kepada
yang ditunjuk dibayarkan uang pertanggungan klaim meninggal, polis menjadi bebas premi.
4) Jika anak yang ditunjuk meninggal dunia dalam masa kontrak asuransi atau dalam masa pembayaran dana beasiswa secara berkala, dapat ditunjuk penggantinya (anak lain) untuk menerima dana beasiswa secara berkala yang belum diberikan sesuai jadwal yang berlaku berdasarkan umur anak yang ditunjuk yang meninggal dunia.
b. Masa asuransi dan usia tertanggung
masa asuransi dihitung antara umur anak pada saat masuk asuransi dan berakhir pada saat anak mencapai umur 18 tahun, dengan jangka waktu maksimal 17 tahun dan minimal 2 tahun.
4. Persepsi
Persepsi pada hakekatnya adalah mengenal sesuatu melalui alat indera dengan secara global dan belum disertai kesadaran sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari lainnya (Shalahuddin Mahfudh, 1990:91)
Menurut Linda L.Davidoff (1988:230) menyatakan bahwa persepsi adalah proses mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan diri sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, menurut Bimo Walgito (1994:54) adalah :
a. Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar rangsang mengenai alat indera ( reseptor ), dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indera atau reseptor
Merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.
Menurut Morgan, King dan Robinson yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi (1994:105), persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. Karena faktor-faktor yang ada pada setiap orang itu berbeda, maka persepsi yang dilakukan oleh beberapa orang terhadap objek yang sama dapat menghasilkan beberapa persepsi yang berbeda pula. Demikian pula persepsi orang tua terhadap asuransi pendidikan adalah sangat tergantung kepada bagaimana orang tua mengadakan penilaian terhadap asuransi pendidikan. Inilah yang membuat perbedaan persepsi antara orang tua yang satu dengan orang tua yang lain. 5. Tingkat Pendidikan
Sejak dahulu sebenarnya manusia telah mengenal pendidikan, namun dalam perwujudannya yang berbeda-beda, sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan terjadinya perkembangan ilmu dan teknologi, maka timbul bermacam-macam pendapat mengenai pendidikan yaitu :
pendampingan yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif sehingga sungguh-sungguh menunjang perkembangannya. Sedangkan menurut Muhibbin Syah pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 1997 : 10).
Pengertian pendidikan menurut John Dewey yang dikutip A. Muri Yusuf (1982 : 23) adalah suatu proses pengalaman yang terus menerus termasuk perbaikan dan penyusunan kembali pengalaman.
Terdapat bermacam-macam bentuk pendidikan dengan sifat yang berbeda-beda pula. Menurut A. Muri Yusuf (1982 : 61) mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu :
a. Pendidikan informal adalah suatu proses yang sesungguhnya terjadi seumur hidup yang karenanya tiap-tiap individu memperoleh sikap nilai, keterampilan, dan pengetahuan dari pengalaman sehari-hari dan pengaruh lingkungannya dari famili / keluarga, dan tetangga dari pekerjaan dan permainan dari pasar, perpustakaan, dan media massa.
b. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang / tingkat, dalam periode sewaktu-waktu tertentu, berlangsung dari SD sampai ke Universitas dan tercakup di samping studi akademis umum, juga berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan teknis dan profesional.
c. Pendidikan nonformal adalah pendidikan di luar sekolah yang secara potensial dapat membantu, dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek-aspek tertentu, seperti pendidikan dasar atau keterampilan kejuruan khusus.
tetapi tidak sesistematis pendidikan sekolah, maksudnya dalam pendidikan formal pendidikannya diatur sedemikian rupa misalnya kurikulumnya harus sesuai dengan aturan pemerintah sedangkan pendidikan nonformal tidak terlalu dituntut supaya sesuai dengan aturan misalnya penataran dan kursus. Sedangkan tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh orang tua yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya misalnya : lulus SD, SMP/SMP, SMU/SLTA, Akademi / Sarjana Muda, Sarjana.
6. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
a. uang pensiun bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lain
b. sumbangan atau hadiah misalnya sokongan dari saudara atau famili, warisan, dari nenek, hadiah tabungan, dll
c. pinjaman atau hutang merupakan uang masuk, tetapi pada suatu saat akan harus dilunasi atau dikembalikan
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982 : 257) yang dimaksud pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan dari usaha subsistem dari semua anggota rumah tangga. Menurut biro pusat statistik yang dikutip dari Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982 : 93) memerinci pendapatan dan pengeluaran dalam kategori sebagai berikut :
a. Pendapatan berupa uang :
1) dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur, kerja kadang-kadang
2) dari usaha sendiri seperti hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah
3) dari hasil investasi seperti pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah
4) dari keuntungan sosial seperti pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial
b. Pendapatan berupa barang : pembayaran upah dan gaji dalam bentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan, rekreasi dan barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah seperti pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, penulis meneliti besarnya arus uang dan barang yang masuk dalam suatu rumah tangga yang diperoleh dari sektor usaha baik sektor formal maupun sektor informal yang dinilai dengan satuan uang.
Pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Bagian terbesar dari pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di antaranya makan, membeli barang dan jasa, rekreasi dan pendidikan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut T. Gilarso (1992:65) tergantung dari banyak faktor seperti : Besarnya jumlahnya penghasilan yang masuk, besarnya keluarga, tingkat harga kebutuhan hidup, tingkat pendidikan keluarga dan status sosialnya, lingkungan sosial dan ekonomis keluarga, kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.
7. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang menjadi sebagian besar waktu seseorang untuk berlangsung terus menerus. Pekerjaan orang tua berarti aktivitas keseharian yang dilakukan orang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang aktivitas tersebut menyita begitu banyak waktu.
Pekerjaan dibedakan menjadi Mulyanto sumardi dan Hans dieters evers (1982 : 257-259) :
a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari pendapatan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apalagi pendapatan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya. Maka perlu diusahakan adanya pendapatan lain di luar pendapatan pokok yang disebut sebagai pekerjaan dan pendapatan tambahan atau sampingan.
b. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh pendapatan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti halnya pekerjaan pokok. tetapi tidaklah sama untuk masing-masing orang.
a. Golongan A : pensiunan ( pegawai rendah ), tidak mempunyai pekerjaan tetap
b. Golongan B : buruh nelayan, buruh tani, petani kecil ( penggarap sawah orang lain ), penebang kayu
c. Golongan C : petani penyewa, buruh tidak tetap, penarik becak d. Golongan D : pembantu rumah tangga, penjual keliling, tukang cuci e. Golongan E : seniman, montir, penjahit, sopir bus / colt, tukang listrik,
pande besi, penjaga atau satpam, tukang kayu, tukang mesin
f. Golongan F : pemilik bus / colt, petani, pemilik bus / colt, petani pemilik tanah, mandor, pedagang, pemilik toko, tuan tanah, pengawas keamanan, pegawai sipil ( ABRI ), pemilik perusahaan / toko / pabrik / perikanan, pegawai kantor, peternak
g. Golongan G : ABRI ( tamtama sampai dengan bintara ), kepala kantor pos cabang, supervisi/pengawas, guru SD, pegawai negeri (golongan IA - ID), pegawai badan hukum, manajer perusahaan kecil, pamong praja, kepala bagian
h. Golongan H : guru SMP / SLTA, pekerja sosial, pegawai negeri (golongan IIA – IID), pegawai kontraktor, juru rawat, perwira ABRI (letda / lettu / kapten), kepala sekolah, wartawan
Dalam penelitian ini peneliti menggolongkan jenis pekerjaan menurut pendapat James Spillane dan Ninik Yudianti, peneliti memodifikasi jenis pekerjaan yang pada umumnya ditekuni sebagian besar khalayak. Sasaran dalam penelitian ini menjadi 5 golongan adalah :
a. Golongan A skor 1, jenis pekerjaan tidak memiliki pekerjaan seperti ibu rumah tangga
b. Golongan B skor 2, jenis pekerjaan pensiunan, pegawai negeri golongan IA, IB, IC, ID
c. Golongan C skor 3, jenis pekerjaan petani seperti pemilik lahan
d. Golongan D skor 4, jenis pekerjaan pedagang / wiraswasta seperti pemilik toko, peternak, pedagang
e. Golongan E skor 5, jenis pekerjaan pegawai swasta dan pegawai negeri seperti manajer, pekerja sosial, perwira ABRI, pegawai negeri golongan IIA, IIB, IIC, IID, IIIA, IIIB, IIIC ,IIID, IVA, IVB, IVC, IVD
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara persepsi responden tentang asuransi pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
Minat adalah suatu keadaan di mana seseorang menaruh perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek itu. Pada dasarnya, seseorang yang mempunyai keinginan yang tinggi yang sudah didasari dengan minat akan mencapai hasil yang maksimal.
2. Hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan
Tingkat kepribadian seseorang akan ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Kepribadian seseorang akan ditunjukkan dengan bagaimana proses berpikirnya, sikap dan gaya hidupnya. Dari sini dapat dimengerti bahwa dalam menanggapi obyek tertentu erat kaitannya dengan tingkat pendidikannya, latar belakang pengalaman dan pengetahuan seseorang. Orang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah dalam kepribadiannya.
Orang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai minat yang sangat tinggi dalam menentukan masa depannya dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan tinggi akan berusaha semaksimal mungkin demi masa depannya.
3. Hubungan antara tingkat pendapatan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan
pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Orang yang berpendapatan tinggi dengan orang yang berpendapatan rendah akan berbeda dalam kemampuan dan daya beli yang mana hal ini akan berpengaruh terhadap minat. Jadi pada dasarnya tingkat pendapatan dapat mempengaruhi minat seseorang dalam memutuskan membeli barang/jasa.
Berkaitan dengan minat masyarakat untuk mengikuti asuransi pendidikan tingkat pendapatan yang berbeda dapat menimbulkan minat yang berbeda pula. Seseorang dalam kondisi berpendapatan tinggi akan lebih mudah mengeluarkan uang untuk pembelian barang dan jasa sehingga mereka cenderung mendukung pada tindakan mengikuti asuransi pendidikan.
Keadaan ini akan berbeda pada masyarakat yang berpendapatan rendah, mereka hanya memiliki kemampuan / daya beli yang relatif kecil sehingga mereka cenderung menolak tindakan mengikuti asuransi pendidikan. 4. Hubungan antara jenis pekerjaan responden terhadap minat mengikuti
asuransi pendidikan
: tidak memiliki pekerjaan, pensiunan, petani, pedagang / wiraswasta, pegawai swasta, PNS.
Semakin responden mempunyai jenis pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang semakin tinggi maka akan mempengaruhi pola pikir sehingga pada akhirnya dapat memberikan bantuan untuk mempertimbangkan, menentukan, dan melaksanakan keputusan-keputusan dalam hidup responden. Sehingga minat untuk mengikuti asuransi pendidikan semakin tinggi dengan responden yang memiliki jenis pekerjaan tertentu berdasarkan klasifikasi jenis pekerjaan diatas.
C. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelitian MM Nugrohowati RR yang berjudul ” hubungan antara persepsi tentang asuransi beasiswa, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan terhadap minat mengikuti asuransi beasiswa Bumi Putera ” adalah :
1. tidak ada hubungan antara persepsi responden tentang asuransi beasiswa terhadap minat mengikuti asuransi beasiswa Bumi Putera.
2. ada hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi beasiswa Bumi Putera.
D. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara persepsi responden tentang asuransi pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
3. Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian yang dilaksanakan, jenis penelitian meliputi :
1. Studi kasus (case study) yaitu penelitian dengan mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian antara lain Persepsi Tentang Asuransi Pendidikan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, Jenis Pekerjaan dan Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan. Penelitian hanya pada obyek tertentu, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang obyek penelitian tersebut.
2. Study Ex Post Factoyaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan berlangsung dan data yang diperoleh tidak dapat dimanipulasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian di desa Wijimulyo Kecamatan Nanggulan
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2006.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Responden yang mempunyai anak sekolah dan belum mengikuti asuransi pendidikan.
2. Obyek Penelitian
a. Persepsi responden terhadap asuransi pendidikan responden. b. Tingkat pendidikan responden
c. Tingkat pendapatan responden d. Jenis pekerjaan responden
e. Minat mengikuti asuransi pendidikan responden
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 108) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang ada di desa Wijimulyo kecamatan Nanggulan. Jumlah keseluruhan ada 1153 responden. 2. Sampel Penelitian
(Sugiyono,2005: 62 ). Dari keseluruhan populasi diambil sampel sebanyak 230 orang, sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto (1997 : 112) menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20-25 % atau lebih. Dari populasi berjumlah 1153 diambil 20% nya, maka ditemukan 230,6 dibulatkan menjadi 230 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampel proporsi atau proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang. Penelitian ini mengambil sampel 230 orang, dilakukan secara kelompok berimbang dengan perhitungan sebagai berikut :
Dengan demikian diharapkan daerah Temanggal, Tegalsari, Sokorojo, Rejoso, Kemiri, Ndukuh, Setan, Wijilan, Demen, Cepitan, Krinjing dapat terwakili.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
1) Persepsi adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan rangsang dari lingkungannya melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang dihadirkan. Asuransi pendidikan adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa dimana penerimaannya secara bertahap sehingga kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang kita pindahkan pada perusahaan asuransi. Persepsi tentang asuransi pendidikan adalah proses pemahaman dan menerima rangsang dari lingkungan melalui panca indera tentang asuransi pendidikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang asuransi pendidikan.
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang ditempuh oleh orang tua yaitu ayah atau ibu. Pengukuran variabel tingkat pendidikan diberikan skor :
Lulus SD skor 1
Lulus SMU/ sederajat skor 3
Akademi / Sarjana Muda skor 4
Lulus S1 ke atas skor 5 3) Tingkat Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah rupiah pendapatan yang diperoleh ayah dan ibu dari pekerjaan pokok dan sampingan. diterima dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan selama satu bulan.
Dalam hal ini pendapatan berdasarkan kebutuhan hidup minimum DIY untuk pekerja dalam sebulan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :
Kurang dari Rp 370. 000 skor 1 dengan kriteria sangat rendah
Antara Rp 370.001 - Rp 739.999 skor 2 dengan kriteria rendah
Antara Rp 740.00 - Rp 1.109.999 skor 3 dengan kriteria sedang
Antara Rp 1.110.000 - Rp 1.479.999 skor 4 dengan kriteria tinggi
Lebih dari Rp 1.480.000 skor 5 dengan kriteria sangat tinggi 4) Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dikelompokkan menjadi 5 golongan dan masing-masing diberi skor sebagai berikut :
- Golongan A skor 1, jenis pekerjaan tidak memiliki pekerjaan seperti ibu rumah tangga
- Golongan B skor 2, jenis pekerjaan pensiunan, pegawai negeri golongan IA, IB, IC, ID
- Golongan D skor 4 jenis pekerjaan pedagang / wiraswasta seperti pemilik toko, peternak, pedagang
- Golongan E skor 5 meliputi jenis pekerjaan pegawai swasta dan pegawai negeri sipil seperti manajer, pekerja sosial, perwira ABRI, pegawai negeri golongan IIA, IIB, IIC, IID IIIA, IIIB, IIIC ,IIID, IVA, IVB, IVC, IVD
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Minat adalah perhatian, keinginan, ketertarikan dan kesesuaian yang ada pada diri responden. Asuransi pendidikan adalah suatu usaha yang bergerak dalam bidang jasa dimana penerimaannya secara bertahap sehingga kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang kita pindahkan pada perusahaan asuransi. Minat mengikuti asuransi pendidikan adalah keinginan pada diri responden untuk menetapkan kerugian yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang pada perusahaan asuransi. Untuk mengukur minat responden dalam mengikuti asuransi pendidikan, cara yang digunakan penulis adalah dengan kuesioner tipe pilihan yang disusun seperti model 4 alternatif jawaban. Skor bergerak dari 1 sampai dengan 4. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban untuk item positif adalah sebagai berikut :
Jawaban Skor
Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Sangat tidak setuju (STS) 1 Sedangkan untuk item negatif
Jawaban Skor
Sangat setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Tidak setuju (TS) 3
Sangat tidak setuju (STS) 4
Selanjutnya minat responden dalam mengikuti asuransi pendidikan dikelompokkan menjadi tinggi dan rendah dengan langkah sebagai berikut :
Skor tertinggi yang dapat dicapai dari sampel minat responden adalah 100 dan skor terendah 17.
Keterangan : Skor tertinggi, 4 x 17 = 68; Skor terendah, 1 x 17 = 17 Maka titik tengah yang dicapai adalah 68 + 17 = 42,5
2
Berdasarkan kategori perhitungan di atas responden dapat dikelompokkan menjadi 2 kelas :
- Tinggi, lebih dari 42,5
- Rendah, kurang dari / sama dengan 42,5
2. Kategori kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai dengan PAP tipe II.
Tabel 1
Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Di bawah 46%
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut:
a. Kuesioner atau angket
Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1997: 128).
Kuesioner untuk mengungkap data persepsi tentang asuransi pendidikan dan minat mengikuti asuransi pendidikan disusun dengan menggunakan kisi-kisi seperti pada tabel berikut :
Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Dimensi Variabel Indikator No Item 1. Persepsi tentang
asuransi pendidikan
2. Minat mengikuti asuransi pendidikan
1. Menabung
2. Perlindungan
1. Endogen
2. Eksogen
a. Polis sebagai alat untuk menabung
b. Biaya pendidikan
c. Dana kelangsungan belajar a. Pelimpahan resiko
b. Memberikan perlindungan c. Pembangunan ekonomi d. Pemberian upah utuh dan
bonus
e. Polis bebas premi f. Batasan umur g. Pembayaran premi h. Uang pertanggungan i. Nilai tunai polis j. Penjualan polis k. Pengurusan klaim
l. Pertanggungjawaban orang tua
a. Ketenangan hidup b. Jaminan masa depan c. Asuransi lebih baik
daripada menabung d. Sikap disiplin
e. Keikutsertaan asuransi f. Kesenangan asuransi a. Uang pensiun
b. Informasi asuransi
b. Wawancara /interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan.
Metode ini digunakan untuk mendukung kelengkapan penelitian, antara lain untuk memperoleh informasi tentang asuransi pendidikan.
2. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas
Validitas adalah Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto,1997 : 144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas digunakan teknik korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 1997 : 14 ).
Rumus KorelasiProduct Momentini sebagai berikut:
rxy=
2 2
2
2
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
Keterangan:rxy = Koefisien korelasiproduct moment
X = Jumlah skor butir
Y = Jumlah skor total
XY = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
X2 = Jumlah kuadrat skor butir
Y2 = Jumlah kuadrat skor total
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasiproduct momentpada tabel. Jika hargarhitunglebih besar daripada r
tabel maka butir soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya apabila harga rhitunglebih kecil daripadartabel, berarti butir soal tersebut tidak valid. Hasil
perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel yaitu sebesar 0,195
pada taraf signifikansi 5% dan n = 100.
Instrumen yang baik harus dapat mengukur dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Untuk itu instrumen tersebut haruslah valid atau sahih. Validitas instrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus korelasiProduct Moment.
- Jika r hitung > rtabel, maka instrumen dikatakan valid - Jika r hitung < rtabel, maka instrumen dikatakan tidak valid
Berdasarkan hasil pengukuran validitas dari setiap item, memperlihatkan bahwa rhitung lebih besar daripada rtabel. Adapun rangkuman dari hasil pengukuran validitas tampak dari tabel berikut ini:
Tabel 3
Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Persepsi tentang Asuransi Pendidikan No Item r hitung ( x1) r table Keterangan
1 0,3739 0,135 Valid
2 0,4722 0,135 Valid
3 0,3920 0,135 Valid
4 0,4039 0,135 Valid
5 0,4201 0,135 Valid
6 0,3444 0,135 Valid
7 0,3484 0,135 Valid
8 0,3374 0,135 Valid
9 0,3743 0,135 Valid
10 0,3385 0,135 Valid
11 0,4425 0,135 Valid
12 0,3648 0,135 Valid
13 0,3813 0,135 Valid
14 0,3573 0,135 Valid
15 0,3391 0,135 Valid
16 0,4234 0,135 Valid
17 0,3894 0,135 Valid
18 0,3326 0,135 Valid
19 0,4525 0,135 Valid
20 0,3536 0,135 Valid
21 0,3312 0,135 Valid
22 0,3691 0,135 Valid
23 0,3505 0,135 Valid
24 0,4380 0,135 Valid
Tabel 4
Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan No Item r hitung (y1) r tabel Keterangan
1 0,3543 0,135 Valid
2 0,3706 0,135 Valid
3 0,3549 0,135 Valid
4 0,3589 0,135 Valid
5 0,3643 0,135 Valid
6 0,3405 0,135 Valid
7 0,3568 0,135 Valid
8 0,4846 0,135 Valid
9 0,3332 0,135 Valid
10 0,3432 0,135 Valid
11 0,3386 0,135 Valid
12 0,3507 0,135 Valid
13 0,3538 0,135 Valid
14 0,3434 0,135 Valid
15 0,4200 0,135 Valid
16 0,3416 0,135 Valid
17 0,4594 0,135 Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Suharsimi, 1997: 154 ).
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach (Suharsimi Arikunto, 1997 : 171). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:
r11=
1 1
212
b k
k
k = Banyaknya butir pertanyaan / banyaknya soal
b2
= Jumlah varians butir
1
2
= Varians total
Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen, sebagai pedoman didasarkan pada ketentuan sebagai berikut:
0,80 – 1,00 = sangat tinggi 0,60 – 0,79 = tinggi
0,40 – 0,59 = cukup 0,20 – 0,39 = rendah
0,00 – 0,19 = sangat rendah
Instrumen yang baik harus reliabel atau andal, artinya instrumen dapat digunakan untuk mengukur ulang subyek yang sama dan memberikan hasil yang relatif tidak berbeda, sehingga perlu dilakukan uji reliabilitas instrumen untuk mengukur apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak. Koefisien reliabilitas instrumen ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil analisis yang diperoleh, koefisien alpha atau r11 nya sebesar 0,8345 dan 0,7705 (lihat lampiran II). Kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga kategori nilai r menurut Suharsimi Arikunto, karena r11 nya berada pada taraf 0,80 – 1,00 dan 0,60 – 0,79, dapat dikatakan bahwa instrumen dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas sangat tinggi dan tinggi.
yaitu valid dan reliabel, sehingga instrumen persepsi tentang asuransi pendidikan dan minat mengikuti asuransi pendidikan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh data.
G. Teknik Analisa Data
1. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
a. H1 = ada hubungan antara persepsi responden tentang asuransi pendidikan (X1) terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (Y)
b. H2 = ada hubungan antara tingkat pendidikan responden (X2) terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (Y)
c. H3 = ada hubungan antara tingkat pendapatan responden (X3) terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (Y)
d. H4 = ada hubungan antara jenis pekerjaan responden (X4) terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (Y)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus chi kuadrat yang digunakan adalah uji independen antara dua variabel, yang tiap faktor terdiri atas beberapa kategori, dan data hasil pengamatan disusun dalam daftar kontingensi (Sudjana, 1996: 278). Pengujian hipotesis dengan rumus chi kuadrat karena merupakan statistik nonparametris untuk data nominal dan ordinal.
n n n Eij io ij Keterangan:
Eij = frekuensi teoritik yang diharapkan nio = jumlah baris ke-i
nij = jumlah kolom ke-i
n = jumlah semua frekuensi pengamatan
Daftar kontingensi sering memudahkan ketika melakukan perhitungan untuk menentukan harga statistik yang diperlukan untuk tes hipotesis. Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga di atas adalah sebagai berikut (Donald R. Cooper, 1998:78) :
Eij Eij Oij
K j B
j i
2 1
2
2. Pengujian Besarnya Hubungan
Karena penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen maka perlu mengetahui besarnya hubungan antara kedua variabel.
Setelah dihitung Chi-Kuadrat (2) dan ditemukan ada hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen maka langkah selanjutnya adalah menghitung C (koefisien kontingensi) untuk dibandingkan dengan Cmaks.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan variabel independen berhubungan terhadap variabel dependen (besar kecilnya hubungan). Caranya yaitu dengan nilai Chi-Kuadrat diuji dengan koefisien kontingensi sebagai berikut (Sudjana, 1996: 282):
n C
2 2
Keterangan:
C = koefisien kontingensi
2
= Chi-Kuadrat
n = jumlah sampel
m m Cmaks
1
Keterangan:
m = harga minimum antara B dan K (yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom)
Makin dekat harga C kepada Cmaksmakin besar derajat asosiasi antara faktor. Dengan kata lain, faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor yang lain.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5
Pedoman Hasil Perhitungan menurut Chi-Kuadrat untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi menurut Chi-Kuadrat
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
< 20 % dari Cmaks Sangat rendah
20 % - 40 % dari Cmaks Rendah
40 % - 60 % dari Cmaks Sedang
60 % - 80 % dari Cmaks Kuat
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DESA WIJIMULYO
1. Letak Geografis
Desa / Kelurahan : Wijimulyo No. Kode Wilayah : 33. 003 Kecamatan : Nanggulan Kabupaten : Kulon Progo
Propinsi Dati I : Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Bidang Pemerintahan 1. Luas dan batas wilayah
a. Luas desa 557,3695 Ha b. Batas Wilayah
1) Sebelah Utara : Desa Jatisarono
2) Sebelah Selatan : Desa Banguncipto dan Desa Donomulyo 3) Sebelah Barat : Desa Tanjungharjo
4) Sebelah Timur : Kabupaten Sleman 2) Kondisi Geografis
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 85 m
3) Orbitan (jarak dari pemerintah desa / kelurahan)
a. Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 2 km b. Jarak dari pusat Pemerintahan Kota Administratif: -c. Jarak dari Ibukota Kabupaten/Kotamadya Dati II : 19 km d. Jarak dari Ibukota Propinsi Dati I : 22 km e. Jarak dari Ibukota Negara : 548 km
C. Dusun Di Desa Wijimulyo
Desa Wijimulyo terdiri dari 11 dusun yaitu : Temanggal, Tegalsari, Sokorojo, Rejoso, Kemiri, Ndukuh, Setan, Wijilan, Demen, Cepitan, Krinjing.
D. Kependudukan
1. Jumlah penduduk menurut: a. Jenis Kelamin :
1) Laki – laki : 2.992 orang 2) Perempuan : 3.316 orang Jumlah : 6.308 orang b. Kepala Keluarga : 1.153 orang c. Kewarganegaraan
1) WNI - Laki-laki : 2.893 orang - Perempuan : 3.223 orang 2) WNA - Laki-laki : - orang
2. Jumlah penduduk menurut usia a. Kelompok Pendidikan :
1) 00 – 03 tahun : 529 Orang 2) 04 – 06 tahun : 253 Orang 3) 07 – 12 tahun : 345 Orang 4) 13 – 15 tahun : 337 Orang 5) 16 – 18 tahun : 269 Orang 6) 19 tahun ke atas : 4.308 Orang b. Kelompok tenaga kerja :
1) 10 – 14 tahun : 404 orang 2) 15 – 19 tahun : 526 orang 3) 20 – 26 tahun : 791 orang 4) 27 – 40 tahun : 1.353 orang 5) 41 – 56 tahun : 1.131 orang 6) 57 tahun ke atas : 1.835 orang 3. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
a. Lulusan pendidikan umum :
1) TK : 76 orang
2) SD : 367 orang
b. Lulusan pendidikan khusus :
1) Pondok Pesantren : - orang
2) Madrasah : - orang
3) Pendidikan Keagamaan : - orang
4) SLB : - orang
5) Kursus / ketrampilan : - orang 4. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
a. Karyawan :
1) PNS : 278 orang
2) ABRI : 62 orang
3) SWASTA : 326 orang
b. Wiraswasta/Pedagang : 303 orang
c. Tani : 1.266 orang
d. Pertukangan : 112 orang
e. Pensiunan : 115 orang
f. Buruh tani : 297 orang
g. Nelayan : - orang
h. Pemulung : - orang
E. Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi penduduk di desa Wijimulyo dipengaruhi oleh faktor yaitu potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana yang tersedia, keamanan, dan kesuburan tanah.
1. Potensi Sumber Daya Alam
Penduduk desa Wijimulyo berada di daerah dataran rendah. Dengan keadaan alam yang terbentang dengan persawahan sehingga banyak petani yang bercocok tanam padi.
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh desa Wijimulyo merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi penduduk. Kemampuan sumber daya manusia yang mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi sehingga mayoritas banyak yang bekerja di departemen pemerintahan.
3. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah di desa Wijimulyo mempunyai kaitan yang erat dengan usaha pertanian. Wilayah Wijimulyo yang tanahnya subur akan berkembang menjadi pusat ekonomi pendidikan yang berbasis agraris.
4. Keamanan
5. Prasarana dan sarana
Prasarana dan sarana merupakan faktor dalam perkembangan perekonomian penduduk Wijimulyo. Di desa Wijimulyo jaringan lalu lintas cukup memadai, sarana telekomunikasi, lokasi industri pasir, dan fasilitas lain yang merupakan faktor penunjang dalam kegiatan ekonomi.
F. Potensi Desa
Desa Wijimulyo terletak di daerah dataran rendah dan merupakan berpotensi dalam hal bidang pertanian dan industri penggilingan pasir. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik, terutama iklim dan keadaan dataran. Dan di desa banyak sungai yang membatasi seperti sungai Progo sehingga banyak industri pengilingan pasir dan batu.
G. Keadaan Geografis
Secara geografis desa wijimulyo terletak pada daerah dataran rendah dengan kesuburan tanah yang sebagian besar terdiri tanah endapan ( tanah alluvial ) dan tanah vulkanis yang cocok untuk usaha pertanian yang dipengaruhi oleh kondisi fisik terutama iklim. Dengan curah hujan yang banyak dan suhu rata-rata yang tinggi sepanjang tahun.
H. Demografi Penduduk
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sebelum data analisis, langkah pertama akan disajikan di skripsi data tentang hubungan antara persepsi tentang asuransi pendidikan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
Adapun penilaian masing-masing variabel menggunakan penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) sebagai berikut:
1. Persepsi Responden tentang Asuransi Pendidikan
Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 25 item. Skor tertinggi 100 dan skor terendah 25.
Tabel 6
Kategorisasi Persepsi Responden tentang Asuransi Pendidikan
Variabel Skor Frekuensi Persentase Penilaian
25 + 81% (100-25) = 85,7586 86 - 100 43 18,69 % Sangat tinggi 25 + 66% (100-25) = 74,574 74 – 85 122 53,04 % Tinggi 25 + 56% (100-25) = 67 67 – 73 35 15,22 % Cukup 25 + 46% (100-25) = 59,559 59 – 66 30 13,04 % Rendah
< 59 0 0% Sangat rendah
Jumlah 230 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persepsi tentang asuransi pendidikan adalah 18,69 % sangat tinggi, 53,04 % tinggi, 15,22 % cukup, 13,04 % rendah, dan 0% sangat rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi responden tentang asuransi pendidikan tergolong tinggi.
2. Tingkat Pendidikan Responden
Dari data induk tingkat pendidikan, dibedakan menjadi tingkat pendidikan SD, SMP/SLTP, SMU/SLTA, Akademi / Sarjana muda, dan S1 keatas.
Tabel 7
Kategorisasi Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan F % Penilaian
S1 keatas 46 20 % Sangat tinggi
Akademi/Sarjana Muda 78 33,9 % Tinggi
SMU / SLTA 68 29,6 % Cukup
SMP / SLTP 38 16,5 % Rendah
SD 0 0 % Sangat rendah
Jumlah 230 100%
3. Tingkat Pendapatan Responden
Dari data induk tingkat pendapatan dibedakan menjadi tingkat pendapatan < 370.000, antara 370.001 – 739.999, antara 740.000 -1.109.999, antara 1.110.000 – 1.479.999, dan > 1.480.000.
Tabel 8
Kategorisasi Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat Pendapatan F % Penilaian
> 1.480.000 49 21,3% Sangat tinggi 1.110.000 – 1.479.999 86 37,39% Tinggi
740.000 – 1.109.999 66 28,69% Cukup 370.001 – 739.999 29 12,61% Rendah
< 370.000 0 0% Sangat rendah
Jumlah 230 100%
Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa orang tua berpendapatan antara < 370.000 sebanyak 0%; antara 370.001– 739.999 sebanyak 12,61%; antara 740.000 – 1.109.999 sebanyak 28,69%; antara 1.110.000 – 1.479.999 sebanyak 37,39% dan > 1.480.000 sebanyak 21,3%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan responden tergolong tinggi. 4. Jenis Pekerjaan Responden
Dari data induk jenis pekerjaan dibedakan menjadi jenis pekerjaan tidak memiliki pekerjaan seperti ibu rumah tangga, pensiunan dan PNS Gol IA – ID, petani, pedagang / wiraswasta, pegawai swasta ( manajer & pekerja sosial ), dan PNS Gol IIA – IVD.
Kategorisasi Jenis Pekerjaan Responden
Jenis Pekerjaan F % Penilaian
pegawai swasta ( manajer & pekerja sosial ) dan PNS Gol IIA – IVD.
82 35,7% Sangat tinggi
Pedagang / wiraswasta 40 17,4% Tinggi
Petani 61 26,5% Cukup
Pensiunan & PNS Gol IA –ID 37 16,1% Rendah Tidak memiliki pekerjaan seperti ibu
rumah tangga
10 4,3% Sangat rendah
Jumlah 230 100%
Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa orang tua mempunyai jenis pekerjaan tidak memiliki pekerjaan sebanyak 4,3%, pensiunan / PNS Gol IA - ID sebanyak 16,1%, petani sebanyak 26,5%, pedagang / wiraswasta sebanyak 17,4%, dan pegawai swasta ( manajer & pekerja sosial ) dan PNS Gol IIA – IVD sebanyak 35,7%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan responden tergolong sangat tinggi.
5. Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan
Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 17 item. Skor tertinggi 68 dan skor terendah 17.
Tabel 10
Kategorisasi Minat Mengikuti Asuransi Pendidikan
Variabel Skor Frekuensi Persentase Penilaian
17 + 81% (68-17) = 58,3158 58 – 68 41 17,83% Sangat tinggi 17 + 66% (68-17) = 50,6651 51 – 57 142 61,74% Tinggi 17 + 56% (68-17) = 45,5646 46 – 50 24 10,43% Cukup 17 + 46% (68-17) = 40,4640 40 – 45 23 10% Rendah
< 40 0 0% Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minat mengikuti asuransi pendidikan yang tergolong sangat tinggi sebesar 17,83%,tinggi sebesar 61,74%, cukup sebesar 10,43%, rendah sebesar 10% dan sangat rendah sebesar 0%. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat mengikuti asuransi pendidikan tergolong tinggi.
B. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama
Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis pertama sebagai berikut:
a. Mengkategorikan persepsi responden tentang asuransi pendidikan menjadi dua yaitu positif dan negatif.
b. Mengkategorikan minat mengikuti asuransi pendidikan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
c. Membuat tabel kontingensi.
Tabel 11
Tabel Kontingensi Persepsi tentang Asuransi pendidikan Persepsi tentang asuransi
pendidikan Minat mengikuti
asuransi pendidikan
Positif Negatif
Jumlah
Tinggi 189
182,7 18
24,3
207
Rendah
14
20,3 9
2,7
23
d. Menghitung frekuensi teoretik 7 , 182 230 207 203 Ea 3 , 24 230 207 27 Eb 3 , 20 230 23
203
Ec 7 , 2 230 23
27
Ed
e. Menghitung 2berdasarkan tabel kontingensi di atas dihitung minat 2 sebagai berikut :
Ed Ed d Ec Ec c Eb Eb b Ea Eaa 2 2 2 2
2
7 , 2 7 , 2 9 3 , 20 3 , 20 14 3 , 24 3 , 24 18 7 , 182 7 , 182189 2 2 2 2
2
= 0,217 + 1,633 + 1,955 +, 14,7 = 18,505
Pada = 0,05 dan dk = (2-1) (2-1) = 1, maka berdasarkan daftar distribusi chi kuadratdidapat2tabel = 3,841. Nilai2hitung= 18,505 > 2
f. Menghitung C dan Cmaks
Besar kecilnya hubungan persepsi tentang asuransi pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan koefisien kontingensi (C) sebagai berikut:
C =
n x
x
2 2
=
230 505 , 18
505 , 18
=
505 , 248
505 , 18
= 0,27
Nilai C selanjutnya dibandingkan dengan Cmaks yang bisa terjadi. Harga Cmaksditentukan berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Cmaks= 2
1 2
= 0,707
g. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi tentang asuransi pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (2hitung = 18,505 > 2tabel = 3,841). Besarnya hubungan antara persepsi tentang asuransi pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan adalah C = 0,27 dan terkategorikan rendah.
2. Hipotesis kedua
Hipotesis kedua diuji dengan menggunakan Chi Kuadrat. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis kedua sebagai berikut :
a. Mengkategorikan tingkat pendidikan responden menjadi tiga yaitu tinggi, menengah, dan rendah.
b. Mengkategorikan minat mengikuti asuransi pendidikan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
c. Membuat tabel kontingensi
Tabel 12
Tabel Kontingensi Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Minat Mengikuti
Asuransi Pendidikan Tinggi Menengah Rendah
Jumlah
Tinggi 118
111,6 60
61,2 29
34,2
207
Rendah 6
12,4 8
6,8 9
3,8
23
d. Menghitung frekuensi teoritik 6 , 111 230 207 124
Ea 6,8
230 23 68 Ee 2 , 61 230 207
68
Eb 3,8
230 23
38
Ef 2 , 34 230 207
38
Ec 4 , 12 230 23 124 Ed
e. Menghitung 2 berdasarkan tabel kontingensi di atas dihitung minat 2 sebagai berikut :
Ef Ef f Ee Ee e Ed Ed d Ec Ec c Eb Eb b Ea Eaa 2 2 2 2 2 2
2
8 , 3 8 , 3 9 8 , 6 8 , 6 8 4 , 12 4 , 12 6 2 , 34 2 , 34 29 2 , 61 2 , 61 60 6 , 111 6 , 111118 2 2 2 2 2 2
= 0,3670 0,0235 +, 0,7906 + 3,3032 + 0,3032 + 0,2117 + 7,1157 = 11,8117
Pada = 0,05 dan dk = (2-1) (2-1) = 1, maka berdasar daftar distribusi Chi Kuadrat didapat 2tabel = 3,841. Nilai2hitung = 11,8117 >2tabel = 3,841 dengan demikian H2 diterima. Artinya, pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan.
Besar kecilnya hubungan tingkat pendidikan terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan koefisien kontingensi (C) sebagai berikut:
C =
n x
x
2 2
=
230 8117 , 11
8117 , 11
=
8117 , 241
8117 , 11
= 0,22
Nilai C selanjutnya dibandingkan dengan Cmaks yang bisa terjadi. Harga Cmaksditentukan berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Cmaks= 2
1 2
= 0,707
g. Kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan (2hitung = 11,8117 > 2tabel = 3,841). Besarnya hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap minat mengikuti asuransi pendidikan adalah C = 0,22 dan terkategorikan rendah.
3. Hipotesis ketiga
Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan chi kuadrat. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :
a. Mengkategorikan tingkat pendapatan responden menjadi tiga yaitu tinggi, menengah, dan rendah.
b. Mengkategorikan minat mengikuti asuransi pendidikan menjadi dua tinggi dan rendah.
c. Membuat tabel kontingensi
Tabel 13
Tabel Kontingensi Tingkat Pendapatan Responden Tingkat Pendidikan
Minat mengikuti Asuransi
Pendidikan Tinggi Menengah Rendah
Jumlah Tinggi 129
121,5 54
59,4 24
26,1
207
Rendah 6
13,5 12
6,6 5
2,9
23
d. Menghitung frekuensi teoretik 5 , 121 230 207 135
Ea 6,6
230 23 66 Ee 4 , 59 230 207
66
Eb 2,9
230 23
29
Ef 1 , 26 230 207
29
Ec 5 , 13 230 23 135 Ed
e. Menghitung 2bedasarkan tabel kontingensi di atas dihitung minat 2 sebagai berikut :