{}1
**r
F-REVTTALISASI PERAN PI'I
DALAM PEMBERDAYAAN I]MMAT Edittr r A. DarunSetiady
CetalonI, Maret$(b
FIak Cipta pada: PW-PUIlawa Barat
Copyright @ 2m5 PW-PUI jawa Barat tlakciph dilindungi
AUightre*roed
Disain sampul & tata letak: PepenNoor Bintang Isi di luar tanggung jawab percetakan
Dago 300, [. Ir. H. Juanda No. fiX] Bandrmg
Telp.(022) 7O77nAg
DAFTAR ISI
Kata Penganar
-
vSambutan Ketua UmumPP-PUI
-
vii
Daftatisi
-
xiBAGIAN
1:
DIMENSI
AQIDAH
o
n?UI" dan Ahl Al-sunnah rUUa Al-JamaahProf.
KH.
Drs.H.O. Taufiqullah
-
I
o
FahamAhlus Sunnah lUfal-JamaahDrc.
H.U.
Yazid Busthami-
19o
Ahlus Sunnah'$TalJama'ah Menurut "Pefsatuafl Ummat Islam"Abu
Muslih
-
27o
Pokok-Pokok Dasar Siyasah (Politik) IslamKH. Idan Hielmy
-
31o
PengetahuanKetgatnaan Minimal Untuk Seotang Muslim Drs. H. Ahmad Subandi-
43o
Rumah Tangga Dalam Petspektif IslamDta.
Hi. Eti
Diuadyah-
53o
Kewaiiban Otang Tua Menuut Tuntunan Agama IslamHi.
AisyahMuttaqin
-
69.
Menepis KDRT, Metaih Keluatga SakinahDta. Hi.
YeniHutiani, M.Hum
-
75o
Stategi Penerapan Syatiat IslamDts.
H. Jai*lahari,
M.Pd.-
81BAGIAN
2:
DIMENSI TARBTTAH
o
Modernisasi Kelemb^gLart Islam PUIProf.
Dt.
H. Hendi
Suhendi, M.Si.-
85o
PUI MenyongsongBta}020Prof.
AzyumatdiAzta,
MA., Ph.D.-
93o
PUI dan Pendidikan Eta GlobalisasiDts. H.
Busytol Karim-
105o
Membangkitkan Kepedulian PUI Tethadap Aspek PendidikanDrs.
HM.
Syarifuddin, M.Pd.-
113xii Revitatisasi Pe?,n PUt datam Pembedayaan lJimat
o
ProblemKultutd
Pengembangan Sekolah-Sekolah PLIIDr. H. As.p
SaefrrlMuhtadi,
}sf,A--
t23o
Perencanaan Peodidikan Tnggt di Ltngkungao PLT lr{asa DepanDta. Hi. Nanih
Machendrawaty' M-Ag.- l3
o
Metodologi dan Aspek SDIU Dalem Peadidikrn IslamKH.
Drs.Iding
Bahrudio, M.Pd--
151o
Menegakkan Ptofesionalisme Guru PUIHi. Munifah,
S.Ag., M.Pd--
159Kepemimpinan Perempuan di Areoz
fubffi
Dta. Hi. Eti
Nuhaya$ M.Si
-
169BAGIAN3
:
DIMENSI DAKIYAI{
o
Refotmasi Pembanguoan lrleoufu \lasrerelzt }[ad2oi Prof.Dt. H.
EndangSoeu'i, Ad-,l'{-SL
- lgl
o
SemangatPUI
dan ProblematikaPolitik Dahm
&n
I-uar Neged IndonesiaPtof.
Dt. H.
Dedi MulSras,"rr l,LPd--
r9no
Meningkatkan Ketqhanan BaogsaIIcLlui
PL-IPtof.
Dt.
HM. lletrnan Soesaai,
b -
m5
o
Tettg-Tenaga Profesiooal Unmk PL-IHM.
Rifai, SE.-
2U
o
Langkah Nyata PUI Dalam Up"y" Pcrnbcrdarran L--mrnetDrs.
H.
MustopaDiamaluddin'
MSt-
Zl5.
Hukum Islam dan Sistem Huhtm NasxroelDrs.
H.
Cik HasanBis4
MS.-
21
o
Merekonstruksi Gerakan Dakcrah PL-IDr. KH. Miftah Faddl
-
235o
Membina Kembali Integnsi Urnrnat IslemDrs.KH.
Solahuddin Saousi-
743BAGIAN
4 :DIMENSI
TARIEI
o
Seiatah Perkembangao Pesatr:anLr"ut
I<}rm@]
Ptof.
Dt. H.
HasanMrt'adf Aobat-r'
}{A-
-
251o
Seiarah PerjuanganUr,'n^t
Isbmd-Jrre Bant
Dt. Hi. Nina Lubis,I\{.S.
-
259.
PUI : Dulu,Kid,
dan lrfesa\{eoda'nu
KEPEMIMPINAN
PEREMPUAN
DI
ARENA PUBLIK
(Faktor Yang
Memperkuat
dan Memperlemah
Kiprah
Perempuan
di
PUI)
Dra.
Hi. Eti
Nurhayati,
M.Si.'
Pendahuluan
Salah satu
kegagalan pengkaderan organisasidi PUI
adalahdalam memahami
dan
mendukung peranproduktif
danreproduktif
pefempuan, yang kemudian menimbulkan persoalan-persoalan ummat
y^flg
cukup
serius.
Persoalan-persoalan perempuanyang
munculterkemas
dalam
iatgon
seperti pelabelan
(snrcogrpe), peminggiran (naryinali<atioa), penempatan padaposisi
sekunder (subordinafl, tidakmatang
(infenonE),tidak
cerdas (irational),penempatat
hanya, padaperan
rumah
tur;rgga (damestication/ boasewifeqation), pengeksploiasian (explaitatian),serta
pelecehan
dan
kekerasan (donutic
or
publicuiolence/wife abuse).
Menghadapi persoalan tersebuq perempuan harus
be{uangsendiri menumbuhkan eksistensinya dan memperoleh pengakuan atas
eksistensinya
dalam proses
pembangunan bangsa
dan
unmat.
Ironisnya, persoalan
ini
tidak
hanya terjadidi
lingkungan masyarakat awam, bahkan banyakt
ri"di
di lingkungan terdidik.Andaikata
PUI
ketika
pengkadetan
segaraformal
maupurlinformal
mampu memahami dan mendukung peran kaum perempuan secara tepat dan propotsional, tampaknya potensi perempuandi PUI
akan
lebih
pesat melampauidari
keadaan seperti sekarangini.
Betapatidak!Jumlah perempuan yang lebih besat dari
lakilaki
-
meski peranmereka sangat
tidak
dihargai karenatidak
tampak (inuitible)-
dapatmemberi kontdbusi bagi kemajuan pembangunafl, termasuk kemajuan
organisasi ini.
Sampai saat
ini,
laki-laki masih senang menyebarkan issue bahwa' Pengurus Daerah PUI Kabupaten Cirebon. Dosen STAIN Cirebon.
IJQ Revitatisasi Peran Pl)t dalam Pen berdayaan ummat
kesalahan pendapat, ketidak-beresarr urusafl, kelambanan
berfikir,
danketidak-tegasan
keputusan adalah sifat-sifat perempuan,
sehinggamenjadi
alasan meminggiikanmeteka dari
kancahpublik.
Laki-lakimasih enggan membed kepercayaan kepada perempuan dan tidak mau melibatkan meteka dalam urusan yang memedukan pendapat. Apabila
ada
gagasanyang
salah,laki-laki
segeramenuding
"itulah
gagasanpetempuan".
Mayoritas
perempuandalam
durria peke{aan,jalur
kepemim-pinan, struktur
organisasi,posisi
iabata4
pengarnbil
keputusan(decission
make), maupun peluang memperoleh
kesempatan, masih terhempas ke pinggiran. Laki-laki yang memperoleh posisi dankesem-patan
yang menguntungkan, biasanyabukan
semata katena meteka"berptestasi"G), tetapi (mungkin) karena mereka laki-laki. Sebaliknya,
perempuan meskipun "berprestasi", sering
tidak
mempetoleh posisidan
kesempatan menguntungkan, semata-mata
katena
meteka(mungkin) perempuan.
Dalam rumah
tangga,
masyatakat,maupun
negara, banyakkebiiakan
dibuat
tanp^
"menganggappenting"
kedudukan
kaumperempuall. Misalnya, anggapan bahwa petempuan
itu
"emosional",sehingga dia tidak tepat untuk memimpin pattat atau meniadi manaiet.
Dengan mengatas-namal<an
ag
mL, petempuan tidak boleh meminpin apapun,
termasuk masalah keduniawian, meski yang betsangkutanmemiliki
keunggulan dibanding laki-laki di lingkungannya.Dalam masyarakat, banyak berkembang stenogpe yang dilabelkan
kepada
kaum
petempuan
yang
mengakibatkan pembatasan danpemiskinan akses yang merugikan kaum perempuari.
Di
sampingitu,
katena p€ran perempuan diposisikan untuk mengelola
rumah
taflgg , makaiika
petempuan memasuki petan pubLk, ia tidak dapatmelepas-kan
sedikit
pun
dari
beban peran
domestik"meskipun
kontdbusiekonomi dari
petanpublik
seorang perempuanitu
cukup
signifikan,perempuan
tidak
mendapat pengharyaandan
apresiasiyang
sama seperti halnya lakiJaki.Oleh
karenaitu,
sayaingin
mencoba menganalisis berdasatkanpetspektif Islam, sejauhmanakah kaum perempuan dapat
betkiptah di
^ten
publik,
dan menganalisis kemungkinan pelbagaifaktot
yangikut
Dra. Hj. Eti Nurhayati, M.Si. 777
berkiprah.
Kiptah
perempuandi
atenapublik,
termasuk organisasiPUI,
tampak akan meniadiansn
segar untuk betsineqgis dengan kaumlaki-laki
menuiu
percepatan kemajuanumat,
sebabfika
PUI
tidakmemiliki model
pengkaderanuntuk
mendukungperan
perempuandan
tetap
membiarkan perempuan hanya mengurusi
pekeriaandomesti\
apzlagp perempuansendiri
metasa enggafl betkompetisi,bekal pendidikannya
kuang,
akses informasinya terbatas, srlPpartnya. tidak memadai, maka ada kekhawatiran generasiPUI
yangakan datang sebagai genemsi lemah, padahal tatananhidup
semakinhad
semakinmeourtut
manusia handal yang berkualitas secara intelektual maupunmoral, berilmu
aniliyrh
dan betamal ilmiyah. Meski agak tedambat,tetapi
PUI
masih tetap
dapat mengupayakan agar generasiPUI
di
masa depan,
baik
secara kuantitas maupun kualitas makin meningkat agat tetap suttsiuedi
tengah percaturanpolitik
dan pengembaflgafi umat yang makin kompleks.Tulisan
ini
lebih merupakan sebuah anggapan yang saya rasakandari
model pengkaderandi PUI,
semog
y^ng tain tidak berperasaanyang sama.
Namun melihat
faktanya, sungguh sangat sedikit perem-puandi
kalanganPUI
yang bethasilmeniadi'brang",
meniadipemim-pin
publit
bahkan tidak ada seorang perempuan ptur saatini
dariPUI
yang meniadi legislatif
G),
atz:uiabatzn
strategislainnya,
padahal kesuksesan perempuanPUI
sangat signifikanunruk
kemaiuanPUI,
setidaknya menurut saya.Kepemimpinan Percmpuan di Arena Publik Menurut Islam
Selamaini be*embaog
anggapan, bahwa perempuan tidak layakuntuk meniadi pemimpin,
dengan memagarikiprah
mereka sebataspetan domestik (fungsi keibu-rumah ttnggaaln). Kepemimpinan sedng
diasosiasikan sebagai kekuasaan,
kekuatan, perifltah,
penaklukan, wewenang, pembuat kebijakan, yang hanya pantas disandang olehlaki-laki
yangmemiliki sifat-sifat
tersebut, sehingga represeotasiperem-puan dalam kepemimpinan
publik
masih sangat rendah, apalagilJ) Revitalisasi Penn PlJl datam Pembedayaan !.lmmat
kaum petempuan (isteri), katena
Allah
telah melebihkan
sebagianmeteka (suami) atas sebagian y^ng
lain
(isteri), karena metekaG"u-i)
telah menafkahi (istetinya) sebagiandari
hata
meteka (suami)" (Q.S.al-Nisa, 4:34).
Ayat
ini
dianggap lcgitinateuntuk
menegakkankekua-saatt (power) iaki-laki atas perempuan.
Memahami
tels,
apalagiteks
al-Qut'an,
sesungguhnya tidakdapat
hanyz
memahami dari segi bahasa, tetapi juga harus memahamilatat belakang teks dan sifat bahasa tetsebut. Maka analisis semantik,
semiotik dan
hermeneutik atas teks, akan membantu memahamial-Qur'an tidak hany^ secata tekstual, tetapi kontekstual.
Parz mufassir berbeda-beda mengintelptetasikan kata qawwamun.
Al-Thabad
(1988:5Q mengartikan dengan "penanggungiarvab" (oblal-qfuar?r), karena
itu
suami harus bertanggung fawab untuk mendidik danmembimbing isteri.
Ibn
Abbas(tt69)
mengartikari qauuamtln dengan "kekuasaan/wewenang (nusballathun), sehinggasuariii?remiliki
wewe-nangwrtuk
mendidik isted: Mohammad Asad (1980:109) mengartikarrq*o*nu
sebagai"to
takefut1rrn
af'
(menizga sepenuhnya), yangbetarti
suami harus
meniaga sepenuhnya tethadap keamananfisik
maupun
moral
isted.
Abdullah
Yusuf
Ali
(1993)
mengartikanq a uvw allt /,t n ada,lah "pelindung'
Dari bebetaia
perrdalat tetsebutdi
atas, suami adalahpenang-gung jarvab, penguasa,
pemimpin,
peniaga,, dan pelindung isteri.Ka-rakteristik
inilah
agalicrya yang menjadi alasan legitinate laki-lakiuntuk
betkuasa atas perempuan. Atas penafsfuan al-Qut'an yang terasa bias dan nircginis
ini,
muncullah para mufassit kontemporet, sepertiFazlur
Rahman, Amina Wadud Muhsin, AsgharAli
Engineet, dan lain-lain.Menurut
Fazlur Rahman (1983:72) ungkapan"laki-laki
(suami)rdalah
qd,vudll,nn atas perempuan(isteti)
katenaAllah
telah
mele-bihkan
sebagianmereka (suami) atas
sebagiany^ng
lain
(isteri)disebabkan
meteka memberi
nafkah
dati
sebagianharta
mereka$uami), bukanlah
petbedaanhakiki,
melainkan fungsional. Artinya,jika seotang isted di bidang ekonomi dapat
betdid
sendiri, baik katenawarisan, maupun katena usaha senditi, dan membedkan sumbangan
bagi kepentingan
rumah
tangga, maka keunggulan suami akanDla.. Hi. EtiNurhafati, M.Si. 173
Seialan dengan
Fazlur
Rahman,
Wadud
Muhsin
(7992:92)berpendapag
"laki-laki qavaan,ln
atas petempuan,tidaklah
bahwa superioritasitu
melekat pada setiap laki-laki secata otomaris, sebab halitu
hanyateriadi
secara fungsional,yaitu
selama yang bersangkutaflmemiliki
keriteria dapat memberi nafkah".Asghar
Ali
Engineer (1994:701) menafsfukan "laki-laki qd,r,yaruilil atas perempuan sesungguhnya merupakan kalimat berita bahwa dalam realitas seiatah, kaum perempuan saatitu
sangat rendah dan peke$aandomestik
dianggap kewajiban
perempuan, sementara lakilaki
menganggap dirinya lebih unggut karena kemampuafl mereka mencari dan membed nafkah untuk isterinya".
Berdasarkan kepemimpinan fungsional
seperi
itu
(di
rrrarra ayuttersebut atas dasat siapa yang membed nafkah rumah tangga) sering
meaia lela ke
bidanglain,
padahalalut
pembicaraan^y^t
tersebuthanya
terfokus
padahukum
keluarga, sehingga kepemimpinan yangdimaksud
tetbatas kepemimpinandalam
rumah
tungga (I\dudhofarBadr,
2002). Menurutnya,'ayat tetsebutturun
dalam kasus khusus, sehingga lebih tepat menggunakan qaidah ushul-fiqh pada kekhususankonteks latar belakang, bukan pada keumrunan
b*yr
teks (al-'ibrahbi
kbusus al+ababla
bi-'umumi al-lafd$. Dengan demikian, yang menjadi pegaflgan harus penafsfuan berdasarkan Imrtz: belakang kasusini,
yaitu kasus rumah tafigga,.Menurut Mudhofar
Badri
Q002:70) ayat tersebut tidakmenggu-nakan istilah
al-dqakaryaitu orang yang berienis kelamin
laki-laki, tetapial-ijal
sebagai bentukjanak
datr kata al-rEul yang berarti"kaki",
yaflg
mengandungmakna bahwa.siapa
pun
yangbatyak
aktivitas dapat disebut al-rijal, sebaliknya yang selaludi
rumah
adalah al-nisa,meski secara biologis dia tetap seoraflg perempuafl atau
lakilaki.
Selanjutnya, suami
sebagai
atasistri
adalah sebagai hak fungsional bukan hak otomatis, artinya suami qawaamilfi atasisteti
iikasecara fungsional dapat memberi nafkah, l<arena
itu Allah
melebihkanderaiat kepada
suami seperti
ini,
tetapi
iika
tidak dapat
memberinafkah,
maka keunggulan suami berkurang. Dengan demikian, ayat tersebut tidak dapat meniadi alasannormatif
bagi kepemimpinantraki-laki,
apalagi kepemimpinannya semeoa-mena.Dalam ayat
tersebutIJQ Revitalkasi Penn PU! datam tumbdayaan Unmat
sebagian laki-taki lain,
ini
menuniukkan dengan ielas tidak semualaki-laki otomatis memiliki
keunggulan, tetaPi hanya sebagiandari
kaum meteka(akiJaki).
Selaniutnya, hadits
Abi
Bakrah yang mengatakan bahwa tidakakan sukses suatu masyarakat yang
dipimpin
oleh seotaflg PetemPuan " lan 1ufliha qavrn ilfl walau ar7rru bil
n
imra'atan'$1R.Al-Bukhary, Al-Nasaidan
Al-Thabtani).
Haditsini
setelah dttakbrii ternyata termasuk hadits"Ahad",
yangtidak
layakuntuk
meniadi dasathukum.
Betdasatkan asbab al-wuntdnya, haditsini
turun
sebagai laniutandati kisah Kista
yang telah merobeksuat Nabi
SAW yang befisi aiakan secafa damai kepada pafa penguasa untuk masuk Islam.Namun
aial<at damaiNabi
SAW, bukan disambut, malah surat tersebut dfuobek
di
depan pesuruhNabi
SAW
sebagai pertanda penolakan, Yaflg kemudianNabi
men-do'akan
kehancutanketaiaat
dengan mensabdakanhadits
tetsebut.Do'a Nabi
Saw.
benar-benat
terkabul,
ketaiaan
Persi
dilandakekacauan
dan telah tetfadi kudeta betdatah yang dilakukan
olehanaknya sendiri
yaitu
Syirawaihbin
Kista. Kotban
pembunuhanitu
adalah
Kisra
dan seluruh anak
laki-lakinya, kecualipelaku
kudeta. Malangnya Syirawaih menduduki tahta keraiaan tefsebuthanya dalamwaktu 6
bulan.Dia tidak
mewariskan tahta ketaiaanitu
kepada aqaklaki-laki, karena ia tidak menyukai tahta ketaiaan pindah
daiistananya,
sehingga diwariskan kepada anak pefempuan bernama Buwatan
bin
Syirawaih (Al-Asqata
n\
797 8:258-259).Terhadap
keiadian tersebugNabi
kemudian bersabda bahvratidak akan sukses masyarakat yang
dipimpin
oleh petempuafl, menufutMudhafat Badd
pantas karenakondisi
saatitu
derqat kaumPerem-puarr betada
di
bawahlakiJaki,
di
mana perempuantidak ditukung
dan
dipercayaoleh kaum laki-laki
untuk
mengutusi
itenra publik,meskipun
iauh
sebelumitu
Nabi SAW
mengetahui bahwa sudah adaseorang perempuan yang sukses meniadi pemimpin, yaitu Ratu Balqis.
Menurut Mudhafat Badri lebih lanjug
hadits tetsebut sebagai haditsAhad, yang
dikemukakanoleh
Abi
Bakrah
seorangdiri,
yang baru dikemukakan kfua-kita 23 tahun setelah Rasulullah wafag pada saat adakonflik
antat^Siti
Aisyah denganAti
RA
yang mulai menampakkan kekalahan pada fihakAli
RA.Dn. Hj Eti Nurhayau, u.Si. 175
informasi
historis
(khabaryah),bukan hukum
normatif
(instruktif)syarat
kepemimpinan.
Menurut Kamal JaudahAbu
al-Ma'athi, pakarfiqh
muqarin
berkebangsaanMesir,
menggunakan haditsAbi
Bakah
untuk
melarang partisipasi perempuao dalam kepemimpinandi
atenapublik
tidak dap*
diterima, kareaa
hadits
tersebut
melarangperemptum dalam memutuskan masalah dan menentukan nasib umat
secara sendirian, sebagaimana kebiasaan p^ra,
Kisra
dan :,:tj*lui1a, padawaktu
itu
yang sangatotoriter.
Kepemimpinan sekarangpada urnrun-nya mendasarkan pada keputusan rnelalui musyawarah. Apalagi alasan dasatnya,ketedibaan
perempuan pada kepemimpinanpublik untuk
urusan
anar'ma'nrf
wa nablianil
munkar (Q.S.Al-Taubah/9:71, siapa pun betkewajiban, dapat dilakukan di rumah tartgg?nyz- (donutic pbere), atau untuk lingkungan lrrarnxnah
tungg nya. (publicebro).
Adalah
benar bahwadalao
setiap kelompok manusia harus adayang
menjadi pemimpin,
sebagaimanaNabi
SAr$ftelah
bersabda:"Tidak
bolehbagnga
orang yang bettempat tinggaldi
suatu tempatdi
bumi
ini,
kecuali meteka meniadikan salah seorang diantaranya sebagaipemimpin"
(If.R.Ahmad). Begrtu juga dalam rumah tangga,pedu
ada seorang yang dianggap sebagai pemimpin, mungkin suami atau isteri, dengan menganalogikan kepada konsep ket'hanan bahuza"Kalau
sajadi
alamini
ada tuhan selainAllah,
niscaya akan rusak binasalah alamini"
(Q.S.Al-Anbiya/2:22). Dengan analogiini,
maka seorangpemim-pin mudak pedu.
Masalahnya, siapakah
yang
pantasmenjadi pemimpin
dalamrumah
tangga? "Andaikatapun"
Allah
menentukanlaki-laki
sebagaipemimpin rumah
tangga,tidak berarti lakiJaki
dapat menguasaipe-rempuan dengan
seenaknyadalam
menentukandan
mengarahkankehidupan
rumah
t^ngganya. HanyalakiJaki
yang secara fungsionalmemiliki
kriteria
pemimpin
yang
rkan
suksesmemimpin
rumahtangga'.
Pada saatmenata urusan betsama ftepentingan
kolektif)
diperin-tahkan agar menggalang
musyawanh
(Q.S.AIiImran/3:759;
e.S.Al-Baqanh/2:233;
Q.S.Al-syura/26:38).
Konsekuensi
dari
syariat
ini
pedu pola pengatruan oparasional dengan mengoptimalkan partisipasi
lJ$
Revitalisasi Peran Pl)l datam Pembedayaan Ummatlibasnl-lakun va arrttrl,
libalul-khunl'
(Q.S. Al-Baqatah /2:707), kerelaankedua betah
pihak
dalam
konttak
petkawinan Qaadbir)
(Q.S.at-Baqanh/2:232),
tanggung
iawab
(Q.S.Al-Nisa/4:48),komitrnen
betsama membangufl kehidupan yangtentfam
(al-sakinah), saling mencurahkan kasih sayang (al-nawaddab wa al-rahruab)(Q.S.AI-Rum/30:21),
pergaulany^ttg
bafi<(nu'ayarab
bi
al-ma'rufi(Q.S.Al-Nisa/4:19),
seimbangdalam
hak dan
kewaiiban
(Q.SAl-Baqarah/ 2:228), serta menghilangkan beban ganda dalam tugas-tugaskeseha-riar
(algburnt bil gbann)(ihat Al-Nadawi,
1994:343).Islam
sebagai aiann telah membed tuntunan, arahafl, etika mo-ral, danpdnsip umuln
kehidupan hubungan antarindividu
dan sosial,hubungan manusia dengan alam, dan dengan Pencipta iagat taya rnr
(Allah).
Al-Qur'an
telah memposisikan kedudukan manusia, baikpetem-puan maupun
lakilaki
sebagai kbalifahfl
ardh (Q.S.N-Baqanh/2:30), menuntut kepatuhan kepada pemimpin (Ulu-al-Any' seiain taatkepadaAllah dan
RasulNya (Q.S.Al-Nisa/4:59), dan sebaik-baik manusiadi
sisNya
adalah tergantuflg pada kadarkiptah
ketaqwaan kepadaNya,iuga
nilai
kehormatan,
iad.diri
ksrn2nusiaan,hak dan
kewaiibanperempuan
setaradan
seimbang denganlakilaki
(Q.S.Al-Hujwat/
49:73;
A1-Nisa/4:1,
A1-Isra/77:70). Aspek
kemanusiaan perempuan sama sempurna"f
ahsanitaqriri'dengan lakiJaki
(Q.S.Al-Thin /95:5).Nabi SA!7
menegaskan, perempuanitu mitta seiait
lakilaki
"Innama al-xisau yagaiqal-ijal'
fl.R.Turtnu
dzidznAl-Darimi).
Mencermati
beberapadalil
naqliafi
tersebut, jelas petempuan pada dasatnyamemiliki
basis kecakapan untuk betbuat dan menedma hak yang sama dengan laki-laki sepaniang kepemilikan potensi ak'alnya.Allah
menginstruksikan ketetlibatan perempuanmukmin
dalam tugas"arilar ma'ruf nallyi
nunkal'
(Q.S.Al-Taabah/:71). Prinsipini
mengin-dikasikan bahura status "keperempuanan"
bukan
merupakanfaktot
pembeda dalam pandangan syariat Islam tethadap
disuibusi
hak-hak dan kewaiiban seorang mukallaf. Maka sepanjang perempuanitu
tidak dinyatakan kehilangan hak-hak petdatanya,ia
berpeluang menikmati hak-hakmenyalukan
aspirasipolitiknya,
termasukbetkiptah
sebagaipemimpin
publik di
lingkungan masing-masing.Dn. Hj. Eti Nufiayati, M.Si. 177
muka,
saya ak^flmengemukakan beberapabulfti
yang dapatmeniadi argumentasi kesetaraan kedudukan perempuan dan laki-laki menurut al-Qur'an adalah sebagaiberikut
(1)
Dari
segi pengabdian.Nilai
pengabdian perempuan dan laki-lakisama betdasarkan
ketaqwaannya, sebagaimanaQS.AI-Hujtxat/
49:13,"Hai
manusia, sesungguhnyaKami
mencipakan kamu dariseorang
laki-laki
dan
seorang perempuan. Sesungguhfly^ yangpaling
mulia
di
sisiAllah
hanyalah yang palingbetaqwa
di
antarakamu".
Demikian pula, petempuan
dan
lakilaki
sama berhakmasuk surga,
rx62
diperbolehkanikut
berpartisipasi dan berlombamelakukan kebaiikan, mengabdi kepada masyarakag negara dan
Lg
mL, sebagaimanaQSAl-Nahl/16:97
"Siapa yang m€ngerlakanamal shalih,
baik
laki-laki rnrupun
perempuandalam
keadaanbedman, maka sesungguhnya
rlan
Kami
bedkan kepadanyakehi-dupan yang baik dan sesungguhnya al<an
Kami
bed balasan kepada meteka dengan pahala yang lebih baikdari
pada yangtelah merekakerjakan".
Demikian pula QS.Ab
Imnn/3:194;
QS.AI-Taubah/9:71 dan QS.Al-Ahzab
/
33:35.Q)Dad
segi status kejadian. Petempuan dan laki-lakidiciptakan
dai
aszl (entiti, nafs) yang salna, sebagimana 6rman Allah:
"Hai
sekalianmanusia,
betaqwalah
kepadaTuhanmu
yang telah menciptakankamu
dari
ienis yang sama,dan
dari padanyaAllah
menciptakan pasangan, dandati
keduanyaAllah
mengembang biakkanlakiJaki
dan perempuan" (QS.Al-Nisa/4: 1).(3)
Dari
segi mendapat
god^anfcob*an
Rayuaniblis
bedaku
bagiperempuan
maupun laki-laki,
sebagaimanaAdam dan
Hasra.Bukan Hawa yang
menyebabkanAdam
dideporasi
dari
surga(QS.Al-'Araf/7:2A).
Dengan demikian,tidak
benat bahwa perem-puanlah sebagai sumber segala bencana.(4)
Dati
segi kemanusiaan. Islam menolak pandangan yang membe-dakan perempuan danlakilaki
dalam bidang kemanusiaan ketika bangsaArab memiliki
tmdisi mengubur hidup-hidup bayiperem-puan karena merasa terhina dan takut
miskin,
sebagaimana pene-gasanAllah,
"tatkala
seseorangdari
merekadiberi
kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitam (metah padam)lah wajahnya danI J$ Revrta/isasi Penn PUI dalam Pemberdayaan Umtnat
banyak
disebabkanburuknya berita
itu,
(a
betpikir)
apalah
iamemeliharanya dengan menanggwrg kehinaan,
atau
mengubuf-kannya ke dalam tanah
(ridup-hidup).
Ketahuilah alangkahburuk
^p^ y^rlgmereka tetapkan
itu"
(QS.Al-Nahl/
1 6: 58).
(5)
Dari
segipemilikan dan
pengurusan harta.Al-Qur'an
member-lalrukan penetapan hak pemilikan dan pembelaniaan atas
hanabagl
kaum
perempuan seperti ketetapan kepadakaum laki-laki,
yang sebelumnya merupakanmonopoli
dan kewenangan suami tethadapharta isteri,
sebagaimaoa pesanAllah,
'B^g
lakilaki
adt
baglandar.
apa yang mereka usahakandan
bagi petempuan ada bagian dari' apa yang mereka usahakan" (QS.Al-Nisa/4:32).(6)
Dari
segi warisan.Al-Qur'an membed
hak wads kepadaperem-puan dan lakiJaki,
di
mana sebagian besarterdiri dad ahli
wadspetempuao
yakni isteri,
anak
petemPuan, saudam perempuan sekandung; saudafa perempuan seayah, saudara pefempuan seibu,cucu
pefempuan,ibu
dan nenek,
sementafaahli wads lakiJaki
adalah
suami,
ayah, liorl<aklaki-laki, dan
saudaralakilaki
seibu.Allah
berfirman:
'tsagi
laki-laki
adahak dad
hata
peninggalan orangtua dan ketabatny4 dan bagi perempuan ada hak bagian puladari
har:a
peninggalanorangtua
dan
kembatnya,sedikit
ataubanyak menururt bagian yang telah ditetapkan" (QS.Al-Nisa/4:7).
[)
Dari
segi petsamaan hukum.Al-Qut'an
telah menegaskan tentangaturan percetaian (Qs.Al-Maidah/5:38),
lanngan zina
(QS.AI-Nvr/
24:2),
lzu:znganmempetolok (Qs.Al-Huiwat/ 49:77),
etikapergaulan suami
isteri
(QS.Al-Baqaah/2:187), aniutan
menahan pandangan (QS.Al-Nut / 24:30-37), dan lain-lain.(8)
Dari
segi kewaiiban.Al-Qut'an
telah menuntut
perempuaa danlaki-taki untuk mewuiudkan kehidup
^n y^rrgbatk (haytan tbayibab)
dengan melakukan
ke{a-ke{a
positif
('amalan sbaliban)(Q.S.AI-Nahl,
76:71).Untuk
tuiuan
ini,
perempuandan
lakilaki
bahumembahu, membantu satu sama lain (Q'S.Al-Thaubah, 9:71).
(9)
Dari
segi mendap^t bal^san.Al-Qur'an
telah menegaskan bahwaperempuan dan
laki-laki memiliki hak
yang samauntuk
mempe-roleh
penghatgarnfbilasan
yang layak
atas keria-ke{a
y^ngDra. Hi. Eti Nuttayati, M.Si. 179
Faktor yang
Memperlorat
dan
Mempedemah
Kiprah
Perempuan
Secara normatif, kedudukan perempuan dalam Islam merupakan
mitra
sei$ar dengankaum laki-laki.
Perempuanbethak
memimpinsebagaimana
kaum lakiJaki
sepaniangmemiliki kriteria
sebagaipemimpin.
Jrdi,
kepemimpinan dalam
Islam
bukan tetletak
padapersoalan, apakah
laki-laki
atau perempuan yangmemimpin,
tetapipada siapa yang
memiliki
kriteria pemimpin yang mampu memimpinsecara adil dan demokratis.
Ada
banyakfaktot
yangikut
memperkuatdan
mempetlemah
kiprah
petempuan
di
^reflL
pubttk,
ternasuk
peluang untuk meniadi pemimpin
A.
Faktor yang
dapat
memperkuat
posisi
perempuan untuk
memimpin, yaitu:
1.
Secaratekstual Q.S.al-Nisa/4:34
di
muka
mengindikasikanbahwa ada sebagian perempuarn y^ng
memiliki
kelebihan dari sebagianlainnya,
sebagaimanaadr
sebagianlakiJaki
y^ragmemiliki
kelebihan
atas
sebagianlainnya kelompok
inilahagaknyt yang
berhak
mendapat peluangmenjadi
pemimpin.Ayat
tetsebut
iog,
menyatakan, bahrxzalaki-laki
"dapa('
menjadi pemimpin atas perempuan, dan bukan
betatti
"harus"menjadi pemimpin terhadap petempwm.
2. Kebii*an
yangmembeti
peluang kepada petempuanuntuk
berkiptah
sebagaihasil pe{uangan
dad
kaum
y^ng
Nncelrlmengangkat
nasib,
ha*at,
d.raiag dan
martabat
kaumpercmpuan,
meski belum
tetcapai secata
optimal,
seperti memperjuangkan quota 30% untuk keterwakilan perempuandi
lembaga legislatif.3.
Kemajuan
teknologi yan1
sangat
beqpetan
membantumedngankan
tugas-tugasdomestik
maupun tugas
publik
perempuan, sehingga kaum peremptxm yang
tertbat
di
dalam-nya tidak pedu tetlalu
mengandalkanotot
dan
mengetahkan enetgi bedebihan seperti sebelumnya.4.
Te{adi
peningkatan kesadaran gender secara berangsur-angsur pada kaum laki-laki maupun petempuan yang memberi suasanakondusif
bagi perempuanuntuk
dapatbetkiptah
secara lebih| $S Revnalisasi Peran Put dalam Pemberdayaan Unmat
5.
Terdapat pengakuan negta
secara bemngsur-angsur terhadappotensi kaum
perempuan dalam pelbagai bidang yang tidakkalah dengan laki-laki, sehingga lambat laun negara membuka
peluang
dan
kesempatan kepadapetempuan
ufltuk
terlibataktif
dalam
pembangunan bangsa,dan mulai
mengapresiasihasil keria dan prestasi perempuan, meski belum
optimal
dan masih "malu-malu"f).
6.
Desakanideologi dunia
yangterus
menggulfukan penegakanHAM
serta demol,catisasi seperti Konferensi Duniadi
Beijing(1995)
di
mana
dalampkforru-nya
berusaha menghapuskan segalabentuk
diskriminasi karena bertentangan dengan hakazasi manusia,
baik
berdasarkanras,
kebangsaan, agmn maupun jenis kelamin.7.
Berkembangnyamedia
masayang
mengekspos keberhasilankaum
perempuafl dalam pembangunan sehingga betdampakpositif
mendorong dan memotivasi kaum
perempuanuntuk
mengembangkan kemampuan
rtiri
melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah.8.
Keberhasilanmengonuol
fungsi reproduksi dengancan
ber-KB,
sehingga banyakwaktu
perempuanuntuk
ikut
terlibatdalam pembangunan.
9.
Terdapat
sosok model
ideal
perempuao sukses
y^ngmemotivasi perempuan untuk mengikuti jejak kesuksesannya.
B.
Faktor
yang
dapat mempedemah
posisi
perempuan untuk
berkiprah dan memimpin di arena
publlq
yaitu:1.
Masih
terdapat kekakuan
dalm
menginterpretasikan nash^g
ma
berkaitan dengan kepemimpinan perempuan
yanghanya
berdasarkantekstual
sehingga acapkaliberbentuan
secara kontekstual.2.
Masih kuat
keyakinan masyarakat atas stmo$pe perempuanyang
disosialisasikandalam
pengasuhananak
secara hrrun temurun, sehingga baik yang mensosialisasikan (otangtua) dan yang disosialisasikan (anak-anak/keturunannya) measabersa-lah,
atau setidaknyatidak
berani bertentangan dengan nofinanenek moyangnya.
Dn. Hj. Eti Nwha@, M.Si 181
perempuan, sehingga seringkali menimbulkan
kekerasanterhadap perempuan,
baik
terhadap istednya
di
rumah, maupun rekan perempuandi
tempat keria (publik).4.
Ada
perasaanragu
dan
tidak
percaya tTin
pada sebagianperempuan sehingga mereka melakukan
kiptah di
masyarakatdengan setengah
had
motivasi berprestasi mereka rendah dan merasa aret:rapublik
bukan tempat bagi mereka (perempuan). Keadaanini
sudahtentu
sangat menguntungkan laki-laki danseolah sebagai pembenaran bahwa tugas perempuan adalah
hanya pantas di wilayah domestik.
5.
Ada
sangkaannegatif
(prejudice)dad
pihak lakiJaki,
bahwaperempuan mendapat
posisi
hanya
dengan mengandalkankeelokan fisiknya dan bukan
dilihat
rasionaliasnya, sehinggaprestasi
perempuan
tidak
mendapat pengakuan
danpengharga an y ang lay ak dzti kaum
lakilakl
6.
Terdapat
eksesnegatif
dari
perempuanyang berkiprah di
sren
publik,
terutarna pefempuanyang telah
berkeluarga,misalnya
jika
terjadi
kegagalan dalampendidikan
anak-anak,segera
dituding
sebagaiakibat
perempuan
lala,. terhadap urusanrumah
taflgga dan pendidikan ar.ark, padahal kegagalanpun
banyak
ioga terjadi
pada perempuan
yang
mumi
menginvesasikan seluruh waktunya
di
rumah tangga. Namundemikian, perempuan
i,rgu
acapkali terlena
dan
merasatetsaniung dengan keberhasilan di wilayah publik.
7
-
Akses
perempuan terhadap
posisi
iabatan
dan
pekerjaanterbatas akibat terbatasnya akses pendidikan dan pemiskinan idealisme.
8.
Tidak
ada
pengakuandan
pengharyaan terhadap peke{aan perempuan karena ketidak-tampakkaa (infib@.9.
Akses
terhadap sumber
informasi
saogat
sempit
akibat subordinag marginalisasi, dan diskriminasi tethadap perolehanhak-hak serta stereotype sebagai mahluk lemah, irrasional dan
inferiot.
10.
Kegagalan
mengontrol
kesuburan
dan
buruknya
tingkat182 Revr,talisasi Penn PUI dalam Pemberdayaan Ummat
11. Ketidakadilan
peremPuan.
12.
Hak
hukum
dan kebiiakan Pemerintahtidak tesponsif
atas kebutuhan peremPuan.13.
Ada
tekanan terhadap pefemptrandi
arena domestik maupwrpubtk,
sehingga
menyurutkan
motivasi
belptestasinya, terutama pada perempuan yang berkeluarga.74.
Hak
perempuan lebih tendah dan terbatas dalam kesempaanbetprestasi sehingga acapkali gagal
mempetoleh hak/posisi
lebih
dibandingkandengan laki-laki, meskipun
kompetensi mereka setara, atau bahkan'1ebihtittgs"
dari laki-laki.15.
Perempuan mendapat
aPfesiasilebih
rendah
dad
laki-lakiakibat hak yang tendah.
1 6.
Be*ur
artgny^ pilihan yang menentukan kompetensi.
17.
Dominasi laki-taki
secafahistoris dan
politis
menyebabkan pefempuan tidakmemiliki
nyali untuk berkompetisi di wilayahpublik.
18.
Ideologi dan
suasana keria yang memihak pada kepentingan laki-laki.19.
Tradisi historis,
tidak
ada atau minimnya
pengalaman danketedibatan perempuan
dalam
kepemimpinan masa
lalt,
sehingga enggan memPercayakan kepada petempuan
untuk
berada dalam struktut yang
biasanya sangathirahkhis
dantidak tamah tethadap petemPuan.
20.
Sistem pemilihan
calon pemimpin
yang belum
fair
darrkondusif,
sehingga menghambat perempuanmasuk
dalamdaftx
calon pemimpin atautelpilih.
21.
Mitos
kuat bahwa pemimpin harus
petkasayakni
lakiJaki,sehingga
petempuan meniadi
tidak
perc^yl
diri
tethadappotensinya.
22. lvlinmnya
stpport terhadap kandidat petempuan, bahkan darisesama perempuan
itu
sendid.23.
Masyankat dan
pefempuansendiri sulit
memisahkan^rrtat^
karif
di
arenlpublik
dan petan tradisional dalam keluatga danlingkungan sosial, khususnya
dalam
kepemimpinan
leveltittgg.
Dn. Hj. Eti Nurhayat, M.Si. 183
Berdasarkan seiumlah
faktor
yang mempedemah kiprahperem-puan
sebagaimana tersebutdi
atas, makapetlu
segera membaogun kesadaran atas situasi perempuan, c@aci! blilding andskill
deuebpnent,pada level keluarga, masyarakat, maupun negara.
Penutup
Dalam
fenomena sering menjumpai apalogiyang
t,k
betepi,
bahwa perempuan
tidak
akan menjadi pemimpin
di
arenap"biik
karena mereka
tidak
memiliki
pengalaman
memimpin,
tetapibagairnana
muagkin
perempuan beqpengaramankalau
Lr.*p"t'
memimpin itupun tidak pernah diperoleh ?
Buktn
s
^tnya,lagi
untuk
mengaakan bahwa "petempuan tidakmeniadi
pemimpin itu
karena salah perempuan sendiri, tidak secerdaslaki-laki, bukan salah sistem". Berdasarkan analisis filsafat Freire, yang
demikian
ini
merupakan pandangan kaum fungsionalism yangmeng-gunakan cara
berfikir nuf.
Padahal saatini
sudah sepatutnya meng-gunakan paradigmabetfikir kritis,
bahuza "perempuantidak
*."iudi
pemimpin, bukan
salah petempuantetapi
karenatidak
ada
sistempengkaderar yang mendukung perempuan untuk
flumpu
memimpin,di
samping sistem pemilihannya yang sering kali tidakfair".
Perbedaan
gaya kepemimpinan perempurn dengan
laki-laki,jargan hendaknya menjadi alasan menurup peluang
rrtok
perempuan menjadi pemimpin, tetapi perbedaan gaya kepemimpinrnh*,
di"rg-gap
sebagaikekuatln
Peluangbagi
perempuanmenjadi
pemimpt
hendaknya
iwa
tidak diarikan
sedang menebarkan to"nit
ir'
petsaingan dengan
lakilaki,
seperti yang
disangkakan selamaini
kegada perempuan, tetapi ketetlibatan perempuan menjadi pemimpin
publik
iustru
sebagaimitra
sinetgis
untuk
mencapai
percepatanpembangunan umat.
untuk
itu,
kaum perempuan harus siap menempadiri,
dengankeahlian yang
mumpuni,
kemudian sedikitbirani
unlut
gigi
danikut
betkompetisi dengan
lakiJaki
dalam memih
peluang
menjadipemimpin
dengan tekaduntuk
melakukan perubahan sosialke
arah yang lebih baik.Menjadi
seorangpemimpin
(perempuan ataulakiJaki)
mampu menggali segala
potensi
yaflg ada., mampu memotivasi lewatketeladanan
hidup
maupun
ucaPan,
mencintai
kerukunan
dankedamaian,
memperbaiki pribadi
dan
kualitas
hidup
dengan dasarakhtaq al-kaimab,
danyatgpaling
penting datiitu
semua adalahuntuk
menegakkan keadilan dan kesetaraan (equaliEand eqxifl).Jik^
perempuan
memiliki
wa\r/asan
kognitif yang
luas,kapabilitas, pengalaman, kewibawaan,
ftikad
y^rtg
baik,
serta masyatakatmau
menerima sebagaipemimpin, maka sudah
sautnyamembed
silp?nrt kepada merekauntuk
menuniukkan kemampuannyadalam
memimpin.
Realitas sosial membuktikan bahwa telah banyakperempuafl
yang
bethasil
dalam
melaksanakan tugas-tugas yang selamaini
dianggap sebagai tugas kaum laki-laki.DAFTAR
PUSTAKA
Al-Asaqalani,
Ibn
H$x.
(1978). Fatb
al-Bai.
Cairo:Makabah
Al-Azha$uz
16.Al-Rahman, Fazlu. (1983).
Tema PokokAl-ptr'an.
Anas
Mahyudin(Penterj emah). Bandung:Pustaka.
Ali
Engineet, Asghat. (1994). Hak-hak Perempuan dalam Islam. FaridWaiidi dan
Cici
Farcha Assegaf pentetiemah).
Yogyakarta: Bentang.Al-Ma'athi, Abu
Jaudah.(fanpa Tahun).
V/adhfab al-Mar'atf
Nadbara l-I s lam. Carto:D
ax
al-Huda.Al-Thabari, ibn Jarit.
(1983). Jami' al-Ba1an 'an Ta'wil.!at
Al-ptr'an.
Jilid
14.Beirut
datal-Fikt
Asad, Mohammad. (1980). The Message of the
par'an
Gibtaltar:Dar
al-Andalus.
Badri,
Mudhafat.
Q002} Panduan Pengq'aran Fiqb Pennpuan di Pesantnn.Yogyakara:YKF.
Ibn
'Abbas. (fanpa Tahun).
Tanpir al-Miqbarnin
Tafsirlbn
Abbas.Abu
Thahir
ibn
Ya'qub
al-Fayruzzabadi (Penyunting).Beirut
Daar el-Fikt.
Maula,
J.M.
(1999). Oanomi Penmpun Menabrak O*odoksi.Yogyakatta:Da Hj. Etitluhayati, il.S1 185
Muhsin,
Amina
Wadud. (1992).
lf,/aaitadi
datan alpur'an.
YaziatRadianti (Pente{emah). Bandung. Pustaka.
Tan,
M.lly
G.
(1991).
Pmmpuan IndonesiaPeninpitt Masa
DQ*.
jakata:Pusaka
Sinat Hatapan.Yusuf
Ali,
Abdullah.
(1993).
Al-'pur'an
dan
Tu7'enahnia. Jalarta: