• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Kecamatan Bebandem merupakan salah satu kecamatan yang ada di. Kabupaten Karangasem. Kecamatan Bebandem memiliki masalah yang paling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Kecamatan Bebandem merupakan salah satu kecamatan yang ada di. Kabupaten Karangasem. Kecamatan Bebandem memiliki masalah yang paling"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kecamatan Bebandem merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Karangasem. Kecamatan Bebandem memiliki masalah yang paling krusial yang di jumpai di wilayah ini, yaitu masih tingginya angka kemiskinan. Pada tahun 2008 tercatat penduduk miskin di Kecamatan Bebandem berjumlah 5.996 KK (14,33%) dari total 41.835 KK di Kabupaten Karangasem. Kondisi ini menuntut adanya upaya menentukan strategi khusus dan langkah yang lebih serius dalam membangun perekonomian masyarakat. Strategi yang ditempuh adalah melalui pemberdayaan segenap potensi masyarakat secara sinergis, holistik dan berkelanjutan (Siti dkk., 2011).

Desa Bebandem merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Berdasarkan data kependudukan yang ada, Desa Bebandem memiliki jumlah penduduk sebesar 10.414 jiwa yang terdiri dari 5.270 jiwa laki-laki dan 5.144 jiwa perempuan. Jumlah KK sebesar 3.165 KK di Desa Bebandem masih memiliki permasalahan dengan tingginya jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) sebesar 1.248 KK atau sebesar 39,43% (Desa Bebandem, 2011). Tingginya tingkat kemiskinan di Desa Bebandem mendapat tanggapan dari pemerintah untuk menjalani program pemberdayaan sehingga dapat meretas kemiskinan dari setiap lini dan membawa Desa Bebandem ke arah yang lebih baik.

Pemerintah Provinsi Bali dengan inisiatif membangun dan mengentaskan laju kemiskinan membentuk program yang berlandaskan pemberdayaan

(2)

masyarakat melalui Gerakan Pembangunan Desa Terpadu atau yang selanjutnya disebut Gerbang Sadu Mandara. Program ini dirancang untuk mengentaskan kemiskinan khususnya pada wilayah perdesaan. Bantuan program Gerbang Sadu Mandara diberikan kepada desa-desa di seluruh Bali yang memiliki tingkat kemiskinan diatas 35% dan pengelolaan bantuan tersebut dilakukan oleh perangkat desa untuk memberdayakan masyarakatnya. Kegiatan Gerbang Sadu Mandara yang merupakan program pemerintah provinsi yang direncanakan, dilaksanakan dan didanai dari APBD Perubahan Provinsi Bali Tahun Anggaran 2013 melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Gerbang Sadu Mandara ke desa sebesar Rp. 1.020.000.000,00 (satu milyar dua puluh juta rupiah) pada masing-masing desa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes (BPMPD, 2014). Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem adalah salah satu desa yang mendapat bantuan program Gerbang Sadu Mandara dan program tersebut telah berjalan sejak tahun 2012.

Tujuan dari terbentuknya pogram Gerbang Sadu Mandara untuk membantu mengurangi kemiskinan dari segala lini yang ada di masyarakat melalui kelompok-kelompok binaan desa untuk dapat membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dan partisipatif demi terwujudnya pengembangan usaha ekonomi produktif di perdesaan. Kelompok-kelompok tersebut terbentuk dari berbagai jenis kelompok dengan tujuan terserapnya masyarakat miskin agar dapat berpartisipasi dalam aktivitas kelompok dan kegiatan perekonomian desa (BPMPD, 2014).

Dana bantuan Gerbang Sadu Mandara yang didapatkan kelompok merupakan dana hibah bergulir yang didapatkan kelompok setelah mengirimkan

(3)

permohonan proposal kepada BUMDes dan setelah melalui tahap verifikasi dari BUMDes. Terdapat kebijakan pengembalian dana setiap bulannya ke BUMDes dengan bunga sebesar 1%. Dana bantuan tersebut diberikan kepada berbagai macam kelompok binaan yang terbentuk di desa seperti kelompok pengerajin, kelompok dagang, kelompok ukiran. Salah satu kelompok yang terbentuk dan menjadi perhatian adalah kelompok yang bergerak di sektor pertanian yang terdiri dari beberapa orang individu.

Kelompok Tani Pelita Hati II merupakan salah satu kelompok yang terbentuk di Desa Bebandem dan mendapatkan bantuan dari program Gerbang Sadu Mandara. Kelompok Tani Pelita Hati II berdiri pada tahun 2012 dan sampai saat ini memiliki anggota sebanyak 10 orang. Kelompok tersebut memiliki kegiatan dengan memproduksi produk olahan dari buah salak. Produk olahan salak tersebut berupa pia salak dan dodol salak. Hingga kini hasil produksi olahan salak yang dihasilkan sudah berhasil merambah ke pasar lokal di Desa Bebandem dan Kabupaten Karangasem.

BPMPD (2014) menyampaikan, pedoman yang digunakan dalam melaksanakan program Gerbang Sadu Mandara adalah Petunjuk Teknis (Juknis) melalui Peraturan Gubernur Bali No.52 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Khusus kepada desa melalui Program Gerbang Sadu Mandara. Petunjuk teknis tersebut telah merangkum lengkap tujuan dan sasaran dari program Gerbang Sadu Mandara.

Sejak bergulirnya program tersebut pada tahun 2012 di Desa Bebandem, terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Permasalahan pertama yang dihadapi adalah belum optimalnya pelaksanaan

(4)

program Gerbang Sadu Mandara. Berkaitan dengan sudah berjalannya program tersebut selama tiga tahun dan telah diberikannya bantuan pada Kelompok Tani Pelita Hati II, permasalahan kedua yaitu terkait permasalahan fungsi manajemen dan pengelolaan kelompok yang dijalani oleh jumlah anggota yang tergolong sedikit (10 orang). Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan dari kegiatan kelompok. Permasalahan ketiga adalah tingginya tingkat kemiskinan di Desa Bebandem (39,43%) dan mengacu pada tujuan program Gerbang Sadu Mandara yang terbentuk untuk membantu mengurangi kemiskinan dari segala lini, sehingga ditempuh dengan pembentukan kelompok yang dapat menyerap rumah tangga miskin sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mendorong perekonomian dan diharapkan dengan mengikuti kegiatan kelompok dapat meningkatkan pendapatan anggota yang tergabung di dalamnya. Keempat, adalah bagaimana masyarakat merespon program pemerintah dengan mengikuti kegiatan kelompok binaan dan menjadikan kelompok tersebut sebagai wadah interaksi antar masyarakat. Sebab masyarakat perdesaan khususnya umumnya berasumsi jika kegiatan di dalam kelompok kurang bermanfaat dan hal ini mendorong seseorang untuk bekerja secara individu dan cenderung mengesampingkan interaksi sosial. Hal ini juga mengacu pada prinsip Gerbang Sadu Mandara poin kelima yaitu partisipasi, menekankan masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program Gerbang Sadu Mandara dan pada pengawasan program tersebut, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil.

(5)

Melihat uraian diatas serta beberapa permasalahan yang terjadi pada Kelompok Tani Pelita Hati II, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak program Gerbang Sadu Mandara pada Kelompok Tani Pelita Hati II. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui persepsi anggota Kelompok Tani Pelita Hati II terhadap dampak dari adanya program Gerbang Sadu Mandara. Dampak tersebut ditinjau dari fungsi manajemen, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi wanita tani terhadap dampak program Gerbang Sadu Mandara pada Kelompok Tani Pelita Hati II ditinjau dari fungsi manajemen dan aspek sosial? Bagaimana pula dampak pelaksanaan program tersebut terhadap aspek ekonomi (pendapatan) wanita tani anggota kelompok tani tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi wanita tani terhadap dampak program Gerbang Sadu Mandara pada Kelompok Tani Pelita Hati II ditinjau dari fungsi manajemen, dan aspek sosial, juga ingin diketahui dampak pelaksanaan program tersebut terhadap aspek ekonomi (pendapatan) wanita tani anggota kelompok tani.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu, antara lain:

1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan sebagai pembelajaran dalam mengemukakan masalah serta pemecahannya sesuai atas bidang ilmu yang dimiliki dan sebagai pengaplikasian teori-teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah. 2. Bagi Desa Bebandem dan Kelompok Tani Pelita Hati II

Sebagai informasi dan pedoman untuk Desa Bebandem dan Kelompok Tani Pelita Hati II dalam mengetahui dampak dari pelaksanaan program Gerbang Sadu Mandara ditinjau dari fungsi manajemen, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

3. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rekomendasi dalam menetapkan berbagai kebijakan yang menyangkut pelaksanaan program Gerbang Sadu Mandara.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dibatasi hanya mengukur persepsi anggota Kelompok Tani Pelita Hati II terhadap dampak dari adanya program Gerbang Sadu Mandara. Dampak Gerbang Sadu Mandara diukur melalui dampak dari fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Aspek ekonomi meliputi pendapatan anggota kelompok. Aspek sosial meliputi interaksi antara anggota dan anggota, anggota dan kelompok, serta kelompok dan kelompok.

Referensi

Dokumen terkait

Dimana dalam PDCA, setiap proses dilakukan dengan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat, serta tindakan

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh lama fermentasi biji kakao terhadap keragaan mutu fisik dan kimia biji kakao, serta keragaan mutu kimia dan organoleptik

U ovom radu je prikazana analiza položaja žena na tržištu rada. Žene su važan element i pokretač gospodarstva jer upravo one na svijet donose novi život koji s vremenom ulazi na

Pada penyandang tunarungu bukan bawaan lebih mengalami kesulitan dalam membentuk konsep diri karena ketika konsep diri mulai terbentuk pada saat individu masih normal,

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus Hufron (2008) di Puskesmas Penumping, Surakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif namun

Pengasuhan Tidak terlalu menekan Mendidik secara pelan-pelan dan tidak memaksa Disiplin Terdapat hukuman bagi yang melanggar Tidak terdapat sistem reward Hukuman tidak

Detergen etergen ini memiliki rantai karbon yang panjang dan dapat dipecahkan oleh mikroorganisme ini memiliki rantai karbon yang panjang dan dapat dipecahkan oleh