• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah negara diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

Di Indonesia, awal mulanya narkoba adalah persoalan kecil dan pemerintah ORBA (orde baru) pada waktu itu memandang bahwa masalah narkoba tidak akan berkembang sebab jika melilihat dasar indonesia yaitu Pancasila dan Agamais. Pandangan pemerintah itu membuat pemerintah dan seluruh bangsa indonesia lengah terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya laten narkoba bagi masa depan bangsa Indonesia.

Kesadaran akan bahayanya narkoba bagi masa depan seseorang dan bangsa indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, hal ini dapat dilihat dari survei prevalensi (angka kejadian) penyalahgunaan narkoba yang dilakkan oleh BNN di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada umumnya pemakai narkoba ini adalah pekerja swasta, wiraswasta dan buruh di atas 30 tahun.

Dalam survei BNN sejak tahun 2009, prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2009 adalah 1,99 persen dari penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun atau sekitar 3,6 juta orang. Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan

(2)

narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang.1

Sampai tahun 2012 ini pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5 juta orang. Penggunaan narkoba akan makin meningkat tiap-tiap tahunnya bila tidak ada penanggulangan terhadap penggunaan narkoba, kerja keras pemerintah dan kesadaran masyarakat. Bahaya penggunaan narkoba harus senantiasa dikerjakan lewat cara terus berkerjasama saat memberantas penyalahgunaan narkoba yang makin hari terus bertambah dan mengancam jiwa manusia.

Angka-angka kasus narkoba tersebut tentu saja tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor yang membuat angka kasus tersangka narkoba tersebut selalu ada di Indonesia. Indonesia sendiri sudah menjadi pangsa pasar narkoba internasional, hal ini dapat di lihat dari banyaknnya tersangka kasus narkoba yang merupakan warga negara asing. Di Indonesia sendiri banyak faktor yang membuat narkoba tumbuh subur dan sulit untuk di musnahkan. Penyalahgunaan narkoba oleh masyarakat yang minim akan pengetahuan terhadap bahaya yang terjadi bila memakai narkoba, pasti akan mengganggu stabilitas keamanan kehidupan masyarakat baik itu didalam keluarga, tetangga juga lingkungan tempat tinggal.

Banyak faktor yang membuat narkoba seperti tumbuh subur di Indonesi, antara lain ialah Kurang tegasanya penegakan hukum di Indonesia membuat para pengedar narkotika internasional menjadikan negeri ini sebagai surga peredaran

1

Suci Dian Firani, Pemakai narkoba di Indonesia meningkat, diakses tanggal 1 Dsember 2012 dari http:// www.detik.com/.../bnn-pemakai-narkoba-di-indonesia-meningkat

(3)

narkotika tingkat dunia. Tingginya jumlah pemakai narkotika dan tidak maksimalnya penegakan hukum di Indonesia, menjadi faktor diincarnya Indonesia oleh para pengedar narkotika kelas kakap.

Padahal, dalam UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sudah jelas disebutkan bahwa pengedar narkoba golongan satu di atas lima gram, dapat dikenakan sanksi pidana mati dan denda maksimum 8 miliar. Namun, berdasarkan catatan BNN, tidak satu pun pengedar sabu yang dijatuhi hukuman mati karena membawa narkotika kelas satu di atas lima gram.2

Berhubungan dengan tantangan dan hambatan dalam upaya pemberantasan narkoba, masalah pokoknya berpijak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang jauh di bawah standar, sehingga mudah dijadikan kurir narkoba. Mental masyarakat kita sangat rapuh, seperti mudah disuap, suka mengambil yang bukan haknya, mementingkan diri sendiri, susah diajak koordinasi serta menghindar dari tanggung jawab, yang berakibat sering menjadi bagian dari sindikat narkoba.

Sementara hambatannya, belum ada keseragaman visi, misi dan interpretasi di seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara yang menyatakan bahwa narkoba adalah musuh bersama dan kejahatan yang harus diperangi.

2

Nurul Arifin, Kurangnya Penegakan Hukum Terhadap Peredaran Narkoba Di Indonesia, diakses tanggal 2 Desember dari www.nurularifin.com › Berita

(4)

Hambatan-hambatan yang ada dalam upaya memberantas penyalahgunaan narkoba ini sulit untuk dilalui karena seperti kita ketahui bersama, para penegak hukum seperti tidak berani untuk memberikan hukuman yang berat kepada para tersangka kasus narkoba, sehingga banyak dari mereka tidak jera, sehingga mereka kembali menjual narkoba di Indonesia. Untuk itu di perlukan ketegasan dari semua lembaga penegak hukum kepada tersangka kasus narkoba, dalam upaya bersama untuk memberantas peredaraan narkoba di Indonesia.

Menghadapi permasalahan narkoba yang cenderung terus meningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden Abdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait. BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personil dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal.3

3

Badan Narkotika Nasional, Sejarah Singkat Badan Narkotika Nasional, diaskses tanggal 2 Desember dari www.bnn.go.id

(5)

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh karenanya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan operasional.4

Sebagai lembaga pemerintah yang bertujuan menanggulangi dan memberantas permasalahan narkoba di Indonesia, BNN mepunyai tugas yang sangat banyak, namun salah satu tugas utama BNN adalah memeberikan informasi tentang narkoba kepada masyarakat, sehingg masyarakat memiliki pengetahuan mengenai narkoba. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan masyarakt dapat menghindari narkoba.

Untuk menjalankan tugasnya yang cukup banyak, BNN memiliki banyak deputi yang membantu kinerjanya, deputi-deputi tersebut memilki tugas yang berbeda-beda. Salah satu deputi yang dimiliki BNN adalah deputi humas. Deputi humas BNN memiliki tugas sebagai penyebar informasi mengenai apa saja yang dilakukan BNN kepada masyarakat luas, selain itu humas BNN juga bertugas memberikan pendidikan narkoba kepada masyarakat, pendidikan narkoba tersebut berupa penyebaran informasi mengenai jenis-jenis narkoba sehingga masyarakat memilki pengetahuan tentang narkoba.

4

(6)

Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas memberantas dan menanggulangi peredaran narkoba, Humas BNN memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Dimana dalam tanggung jawab tersebut di dalamnya ada suatu keharusan humas BNN untuk berkontribusi dalam memberikan informasi dan sosialisasi tentang narkoba kepada masyarakat

Aspek tanggung jawab dalam dunia humas adalah cukup penting, karena humas tidak hanya memikiran citra lembaga yang diwakilinya, akan tetapi juga pengetahuan masyarakat tentang narkoba, sehingga masyarakat bisa menjauhi barang haram tersebut. Hal tersebut akan menumbuhkan opini positif dari masyarakat bila dilakukan secara positif.

Seorang humas harus dapat menjadi jembatan atau perantara yang baik anatara publik dengan lembaga, dimana humas menjadi jendela informasi tentang segala aktivitas lembaga kepada publik secara umum. Sehingga pada saat menjalankan perannya humas harus dapat menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Tantangan yang di hadapi oleh humas BNN adalah untuk menciptakan opini publik yang positif tentang BNN, dengan opini yang positif masyarakat kepada BNN, diharapkan akan mempermudah masyarakat menerima informasi dan sosialisasi narkoba yang diberikan humas BNN.

Banyak hal yang sudah dilakukan oleh humas BNN, semuanya bertujuan memberikan informasi dan sosialisasi tentang narkoba kepada masyarakat, antara lain melakukan pameran dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi, maupun ditempat umum lainnya. Hal itu dilakukan untuk menyebarkan informasi

(7)

seluas-luasnya kepada masyarakat umum. Selain melakukan pameran dan sosialisasi narkoba di tempat umum, Humas BNN juga secara berkala melakukan seminar yang dapat dikuti masyarakat..

Tekanan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar tersebut, harus dapat dihadapi humas BNN agar dapat mempertahankan citra lembaga dalam menghadapi sulitnya tugas yang dijalankan BNN. Dengan adanya tekanan tersebut, peran humas amat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja lembaga BNN. Dalam menjalankan tugasnya, humas menyadari bahwa peranan pokok atau tanggung jawab humas adalah bagaimana menciptakan kepercayaan,goodwill, dan kejujuran dalam menyampaikan pesan atau informasi, taktik serta teknik dalam bersosialisasi untuk memperoleh opini publik yang positif bagi lembaga yang diwakilinya.5

Dalam melakukan kegiatannya, Humas BNN banyak menemui kendala yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak efektif, salah satu kendala yang dialami humas BNN ialah kurang beratnya hukuman bagi para tersangka kasus narkoba, bila dibadingkan dengan beberapa negara di asia, hukuman bagi para pengedar narkoba di Indonesia merupakan yang paling ringan, hal ini tidak memberikan efek jera bagi para tersangka narkoba. Sehingga para tersangka tersebut kembali menjual barang haramnya kepada masyarakat setelah masa hukumannya berakhir.

5

Rosady Ruslan, kiat dan strategi kampanye Public Relation, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hal 63

(8)

Selain itu kendala yang dialami oleh humas BNN juga karena mereka masih sangat monoton dalam penyebaran informasi dan sosialisasi tentang narkoba kepada masyarakat, hal ini membuat masyarakat jenuh dan kurang antusias untuk mengikuti program yang dilakukan oleh humas BNN. Masyarakat kurang antusias mengikuti program BNN yang sudah ada karena mereka merasa seperti dinasehati dari pada di berikan informasi, masyarakat saat ini lebih senang jika penyebaran informasi tentang narkoba yang diberikan oleh BNN lebih bersifat diskusi baik secara langsung maupun melalui media.

Seperti kita ketahui saat ini masih banyak ditemukan para tersangka kasus narkoba, hal ini mengindikasikan jika peredaran narkoba masih marak terjadi di Indonesia, untuk itu diperlukan sebuah terobosan program dari humas BNN, untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.

Untuk mendengarkan aspirasi masyarakat pada tangal 1 Desember 2011 humas BNN membuat sebuah program yang diberi nama DEDI (drugs education drugs information) humas BNN. Program DEDI humas BNN adalah website edukasi mengenai pencegahan dan pemberantasan narkoba dan memuat konten permainan yang menarik untuk remaja. Masyarakat dapat berkontribusi dan berkolaborasi di website ini dengan memposting artikel, komentar, berdiskusi. website ini berbasis komunitas, sehingga masyarakat dan humas BNN dapat berkolaborasi untu memberikan informasi terbaru dan berkualitas.

Yang menarik perhatian adalah cara pendekatan website ini dalam menyampaikan informasi-informasi tersebut. Website DEDI Humas BNN

(9)

dikemas dengan tampilan dan desain website yang menarik layaknya website jejaring sosial yang saat ini paling banyak diakses oleh kalangan anak muda. Dan juga yang berbeda dari website pemerintah pada umumnya, DEDI Humas BNN menyampaikan informasi dan edukasi tersebut tidak hanya dalam bentuk tulisan melainkan juga dalam sebuah portal game online. Sehingga para orang tua dapat mengenalkan dan mengajarkan anak-anaknya tentang bahaya dan efek buruk dari penyalahgunaan narkoba dengan cara atau metode yang lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Dalam program DEDI, secara sadar atau tidak, masyarakat akan mendapatkan pengetahuan dan pendidikan narkoba yang akan menambah pengetahuam mereka mengenai narkoba. Seperti kita ketahui pada era modern seperti sekarang, masyarakat lebih senag menggunakan media internet untuk mendapatkan informasi, untuk itu humas BNN berusaha memenuhi keinginan masyarakat akan informasi tentang narkoba melalui media internet. Dengan begitu diharapkam penyebaran informasi narkoba menjadi lebih efektif diterima masyarakat dan dapat menekan angka penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Indonesia.

Dalam pelaksanaan sosialisasi program DEDI tersebut, Hums BNN membuat media Humas berupa sticker, flyer, banner, spanduk dan lain-lain. Selain itu Humas BNN juga mengadakan kegiatan pameran dan sosialisasi mengenai narkoba dan program DEDI Humas BNN. Dalam pelaksaannya kegiatan tersebut, Humas BNN akan mengunjungi tempat umum, seperti sekolah, universitas dan mall di beberapa lokasi di JABODETABEK secara berkala.

(10)

Beberapa contoh sekolah yang telah di kunjungi oleh BNN untuk melakuakan sosialisai mengenai narkoba dan Program DEDI Humas adalah SMK Sandhy Putra Telkom, SMA Negeri 8 dan SMA Yadika 1. Selain di lembga pendidikan, BNN juga mengadakan sosialisasi mengenai narkoba dan program DEDI di tempat-tempau umum, seperti mall dan lembaga pemerintahan lain.

Alasan penulis memilih program DEDI humas BNN untuk melakukan penelitian ialah karena BNN merupakan lembaga yang bertugas memberantas peredaraan narkoba di Indonesia, seperti kita ketahui bersama, narkoba merupakan zat yang sangat berbahaya bagi sebuah negara, karena narkoba dapat merusak generasi muda yang merupakan calon pemimpin bangsa Indonesia. Oleh karena itu penulis ingin melihat bagaimana humas BNN menjalankan sebuah program yang bertujuan memberikan edukasi tentang narkoba kepada masyarakat, yang bertujuan menjauhkan dan membentengi masyarakat dari pengaruh buruk narkoba.

Seorang humas harus mampu membaca keadaan, yang dimana dimaksudkan agar seorang humas dapat membuat program yang tepat, menarik dan bermanfaat bagi masyarakat, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial. yang tentunya juga mengguntungkan bagi lembaga yang diwakilinya.

(11)

1.2Perumusan Masalah

Peneliti meneliti : “Bagaimana Upaya Humas BNN Dalam Menyosialisasikan Program DEDI (Drugs Education Drugs Information) Humas BNN (periode Januari 2012 – Januari 2013)”?

1.3Tujuan Penelian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Upaya Humas BNN Dalam Menyosialisasikan Program DEDI Humas BNN (periode Januari 2012-Januari 2013).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Dapat memberi sumbangsih kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan komunikasi khususnya Humas dalam hal upaya humas dalam Mensosialisasikan suatu program intitusi/lembaga.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan referensi bagi humas BNN mengenai upaya Humas dalam menyosialisasikan program lembaga kepada masyarakat dan dapat digunakan juga sebagai bahan pertimbangan humas BNN dalam mensosialisasikan program lembaga.

Referensi

Dokumen terkait

• Jika bilangan pokok a > 1, kamu cukup mengambil numerus pada masing-masing bentuk logaritma dan gunakan tanda penghubung ketidaksamaan yang sama.. • Jika bilangan pokok

Namun Anda kuatir operator juga menguasai cara memilih database dengan ODBC. Karena itu Anda bisa tambahkan password untuk database. Dengan demikian operator dari perusahaan A

Hubungan Kadar Gula darah Sewaktu Dengan Kejadian Stroke Iskemik Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Adni

Narasumber : Masalah waktu Tobasa bisa memakan waktu panjang yaitu sampai jam 10 malam selesai acara adatnya kalau di Yogyakarta sekitar jam 6 malam sudah

Hasil tangkapan udang mantis di perairan Arafura termasuk udang mantis yang mempunyai nilai ekonomis tinggi (>20 cm), namun volume kecil, sebagian besar ukuran udang mantis

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengangkatan dan

Tahap umum penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa di Kelurahan Tanjung Hilir sungguh sangat memperihatinkan, jika dilihat dari tahap-tahap perilaku umum pengguna