• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI 1)1 SMA 1NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008/2009 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI 1)1 SMA 1NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008/2009 - Test Repository"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI

PADA SISWA KELAS XI 1)1 SM A 1 NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008 / 2009

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

FATIH KHOIRUL NAJICH

NIM : 111 04 006

JU R U SA N TARBIYAH

P R O G R A M STUDI PEN DID IK AN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Website : E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 15 Agustus 2008 Peneliti

(3)

DEPARTEM EN AGAM A RI

SEK O LAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI SALATIG A

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

PENGESAHAN

SKRIPSI Saudara : Fatili Klioiru! Najich dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 006 yang berjudul: KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI DI SMA 1 NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008 / 2009, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri v Salatiga, pada hari selasa, tanggal 16 September 2008, yang bertepatan pada tanggal 16 Ramadhan 1429 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu l'arbiyah.

(4)

NOTA PEMBIMBING Salatiga, Agustus 2008 Lamp. : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Fatih Khoirul Najich Ketua STAIN Salatiga di

-SALATIGA

Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara :

Nama : Fatih Khirul Najich

NIM : 111 04 006

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Judul : KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI DI SMA I NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008 / 2009 Telah selesai proses bimbingannya, selanjutnya mohon agar skripsi tersebut segera dimunaqosahkan.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Suwardi M.Pd

iii

(5)

MOTTO

Jadilah Dhomir

Nahnu

Yang Selalu Mewakili

Orang Banyak Dan Selalu Mementingkan

(6)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

> Ayahanda dan ibunda tercinta (Ayahanda Supaijan dan Bunda Solikah) yang telah mengorbankan apa saja dan telah mengajarkan arti kehormatan, cinta, dan kasih sayang sehingga aku berbakti kepadanya

> Untuk bapak dan ibuku (K Munawir beserta Rohmi) yang telah memberikan subuah arti perjuangan kepada penulis, sehungga penulis mampu menitik tapak demi tapak untuk melangsungkan hidup.

> Kakakku, Mas Ahmad Daelami, M. Khanifudin, Anas Ma’ruf yang senantiasa mendoakanku serta adik-adikku (Nurul Istiqomah, Anis Juliana), serta keponakanku yang sangat lucu walaupun agak bandel (Ashif, Jihan, Indana) > Ku haturkan trima kasih pada seluruh jajaran pendidik Ml Al-Islam Bedono

mulai dari kepala sekolah, dewan guru dan karyawan, atas bimbingan dan doanya

> seluruh anak-anak didikku terutama kelas V MI Al-lslam bedono, yang dengan senda guraunya dan tawa lucunya, tak ketinggalan teman-temanku di sana, mudah-mudahan kalian diberikan kelancaran dalam menggapai cita-cita. > Tuk Sandaran Hatiku Sekaligus calon Istriku , Love you full

> Seluruh anggota genk yayank, sudah lama kita tertawa terbahak dan gundah gulana bersama, semoga kita semua termasuk hamba yang sukses

> Budu mania yang telah memnerikan arti kebersamaan walaupun hanya selama satu setengah bulan kita melaksanakan PPL di SM A N 1 Salatiga

> Temen-temen KKN dan saudara-saudaraku di semen trenten, makasi banget atas doanya

> Dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, trimakasih banget.

(7)

K A TA PENG ANTA R

<Ull

, e.LnjVl ^ _lc- ^LuJIj aX-allj..<—jt&3l a^JC. ^^ic- (J^jl -l»aJl

( j j j J l ^»j j A l x J j J j j QiLj^aIIj 4 .y \,x < a j AJI ^gJc. j

Alhamdulillahi robbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menumpahkan taufiq, hidayah dan inayah, serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar, sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Berkat ketekunan serta dorongan berbagai pihak, maka penyusunan skripsi yang berjudul “KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEWIBAWAAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS X DI S MA 1 NEGERI TUNTANG TAHUN AJARAN 2008 / 2009” dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1 . Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan rekomendasi untuk penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Suwardi M.Pd, selaku pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran, berkenaan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Segenap Civitas akademik STAIN Salatiga yang telah banyak membantu penulis dalam menuntut.

4. Segenap Guru dan karyawan SM A N 1 Tuntang yang telah banyak membantu dengan sabar dan secara sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data- data yang diperlukan.

5. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

(8)

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala jasa yang diberikan.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan pahala yang setimpal atas amal baiknya.

Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu harapan penulis kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis

Fatih Khoirul Najich

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis ... 4

E. Manfaat... 6

F. Definisi Operasional ... 6

G. Indikator Variabel... 9

H. Metode Penelitian... 10

L Sistematika Penulisan ... 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI... 23

1. Persepsi Siswa... 23

(10)

1. Pengertian Motivasi... 46 2. Pelajaran PAI... 50 C. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI

dan Motivasi Mengikuti Pelajaran PA I... 51 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Keadaaan Umum SMA N 1 Tuntang... 54 B. Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI Pada Siswa

Kelas XI SMA N 1 Tuntang Tahun Ajaran 2008/2009 ... 58 C. Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI Pada Siswa Kelas XI

SMA N 1 Tuntang Tahun Ajaran 2008/2009 ... 64 BAB IV ANALISIS DATA

A. Variabel Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI Pada Siswa Kelas XI Tahun 2007/2008... 70 B. Variabel Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI Pada Siswa

Kelas XI di SMA N 1 Tuntang Tahun 2007/2008... 75 {

C. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI Dengan Motivasi Mengikuti Pelajaan PAI Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Tuntang Tahun 2007/2008... 80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 87 B. Saran-saran... 88

(11)

C. Penutup... 90 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

13 Uji Coba Validitas Variabel Persepsi siswa tentang kewibawan guru PAI... Perbaikan Angket yang Gugur Variabel Persepsi siswa tentang kewibawan guru PA I... Uji Coba Validitas Variabel motivasi mengikuti pelajaran p a i... Perbaikan Angket yang Gugur Variabel motivasi mengikuti pelajaran PA I... Peran dan Tugas G uru... . Komponen, Kompetensi, Standar Kompetensi Guru (SKG).... Data Tenaga Pengajar SMA N 1 Tuntang... Data Mengenai Persepsi siswa Tentang kewibawaan guru PA I... Data Skor Variabel Persepsi siswa Tentang kewibawaan guru PAI... Data Mengenai motivasi mengikuti pelajaran P A I... Data Skor Variabel motivasi mengikuti pelajaran PAI... Data Skor dan katagori Persepsi siswa Tentang kewibawaan guru PAI... Distribusi Tingkat Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI pada siswa kelas XI SMA N 1 Tuntang...

(13)

Tabel XV Data Score dan katagori motivasi mengikuti pelajaran PA I... 76 Tabel XVI Distribusi Tingkat motivasi mengikuti pelajaran PAI pada

siswa kelas XI SMA N 1 Tuntang... 79 Tabel XVII tabel kerja koefesien korelasi antara variabel X dan variabel

Y, dan mengkuadratkan serta mengkalikannya... 81 Tabel XVIII pembuktian analisis... 85

(14)

A. Latar Belakang

Guru memegang peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. Di pundaknya terpikul tanggung jaw ab utama keefektifan seluruh usaha pendidikan. Di negara maju, media elektronik telah digunakan sebagai media penyampai bahan pengajaran kepada pelajar. Namun, keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan sosok guru. Ada sesuatu yang hilang yang selama ini disumbangkan oleh adanya interaksi antar manusia, antara guru dengan siswa. Kehilangan yang pertama adalah segi keteladanan dan penanaman nilai- nilai yang dikristalisasikan dalam pengajaran. Sebab, tujuan yang mengarahkan pelajar tersebut lebih bersumber pada guru daripada pelajar tersebut sekalipun tujuan itu dirumuskan oleh tenaga kependidikan yang lebih tinggi kedudukannya di dalam srtuktur birokrasi.

Dalam ta’lim muta’alim dikatakan bahwa Ali r.a betkata :

(jLuj l g. . c- t j c.

nl

u i *

4S

jjij

VI ^1*J1 JU

j

VV1

j ( _ J J iGujl j L i j I J * A i i j j jLlxu<al j

“ketahuilah, kamu tidak akan memeperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu: cerdas, semangat, sabar, memiliki bekal, petunjuk/bimbingan guru, dan waktu yang tidak sebentar”, dengan hal itu, maka sosok guru di manapun berada akan selalu menjadi tumpuan bagi anak didiknya.

1 Az-Zamuji, T a’lim M uta’alim, terj. Abdul Kadir Aljufri, Mutiara Ilmu, Surabaya, 1995. hlm.23

(15)

2

Guru yang selama ini dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati atau dalam istilah jaw a sering dikatakan sebagai “orang yang pa tu t digugu lan ditiru” membawa suatu daya kekuatan tersendiri pada masyarakat, tentunya dengan berbagai aspek penialainnya. Siswa sebagai peserta didik dalam lingkungan sekolahan juga mempunyai pandangan tersendiri tentang sosok guru yang ideal, yang dapat memberikan dorongan atau keinginginan terhadap apa yang dibawanya.

Seorang guru yang wibawa adalah guru yang dapat menyesuaikan dan menempatkan posisinya pada tempat dan situasi tertentu. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pendidikan adalah adanya interaksi timbal balik antara murid dengan murid, murid dengan guru, guru dengan guru, dan kesinambungan di antara ketiga hal tersebut. Hal ini mendorong para guru untuk selalu menjaga dan menyeimbangkan antara kemapuan yang dimiliki dengan penyampaian yang dapat dipahami oleh siswanya. Guru bidang agama (PAI) adalah salah satu penopang yang mendapat tanggung jaw ab besar dalam hal ini, tidak hanya sebagai penyampai materi kepada siswa, tetapi juga sebagai sosok yang dituntut untuk dapat memberikan contoh tauladan yang baik.

(16)

dengan prestasi. Beberapa siswa yang mendapat nilai bagus dalam pelajaran masing-masing, mempunyai pendapat atau pandangan tertentu tentang sosok gurunya. Cerminan guru yang wibawa inilah sebagai salah pemicu menigkatnya prestasi yang diraih.

Guru yang mampu menjaga kewibawaanya, baik segi pengetahuan, kesopanan, metode menyampaikan, sampai ikatan emosional yang harmonis dengan siswa akan mempengaruhi siswa tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal inilah, kemudian yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian adakah hubungan yang positif antara pandangan atau persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran PAI dengan motifasi untuk mendorong siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berawal dari itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “K O R ELA SI ANTARA PE R SEPSI SISW A TENTANG KEW IBAW AAN GURU PEN D ID IK A N AGAM A ISLAM DENGAN M OTIV A SI M EN G IK U TI PELA JA R A N PENDIDIKAN AGAMA ISLA M (PAI) PADA SISW A K ELA S X I SM A N 1 TUNTANG TAHUN 2008/2009.

B. R um u san M asalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah presepsi siswa tentang kewibawaan guru Pendidikan agama Islam pada siswa kelas XI di SMA N 1 Tuntang tahun 2008/2009 ?

(17)

4

3. Adakah hubungan antara presepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI pada siswa kelas XI di SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2008/2009 ?

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui presepsi siswa tentang kewibawaan guru Pendidikan agama Islam pada siswa kelas XI di SMA N 1 Tuntang tahun 2008/2009 2. Untuk mengetahui motivasi mengikuti pelajaran PAI pada siswa kelas XI di

SMA N 1 Tuntang tahun 2008/2009

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara presepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI pada siswa kelas XI di SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2008/2009

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “Hypo” yang berarti di bawah dan “these” yang berarti kebenaran. Dari kedua kata tersebut hipotesa diartikan sebagai dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa diuji kebenarannya,2

Muh Uzer Usman mengatakan bahwa :

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan m otif - m otif menjadi suatu perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.3

(18)

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dari luar individu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar.4 Berkenaan dengan ini guru sering memperoleh peran sebagai panutan untuk beberapa aspek kepribadian,5 maka kewibawaan guru adalah ketaatan dan kepatuhan anak didik jika mendapat perintah dari pendidik.6

Hal ini menggambarkan suatu kewibawaan guru akan mempunyai dampak positif pada ketaatan siswa yang memunculkan motivasi atau dorongan untuk belajar, motivasi peserta didik dalam belajar akan muncul apabila siswa memandang pada suatu sosok guru yang wibawa dan sebagai panutan.

Berdasarkan dengan hal itu maka hipotesis yang dikemukakan adalah Ada Korelasi Antara Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Motivasi Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas XI SM A N 1 Tuntang, atau dengan kata lain semakin tinggi siswa memandang kewibawaan guru PAI, maka semakin besar motivasi mengikuti pelajaran PAI.

4 Ibid.

(19)

6

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis, maupun secara praktis :

1. Secara teoritis

Secara teori, hasil penalitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan pengetahuan, teori keguruan dan teori motivasi.

2. Secara praktis

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pemahaman.

b. Bagi guru agama Islam, dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan kompetensinya.

c. Bagi sekolah, dapat menjadi wacana untuk mengembangkan iklim pembelajaran ynag harmonis.

d. bagi masyarakat, dapat dijadikan bahan untuk memunculkan sifat yang dikagumi dan kharismatik.

F. Definisi Operasional

1. Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI.

Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu.7 Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa sekarang dan harapan masa yang akan datang.8 Sedang

7 EM. Zulfajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Dita Publiser, him. 470.

(20)

siswa adalah peserta didik yang merupakan subjek pendidikan, sesuai dengan kritik Ivor K Davis bahwa:

kita cenderung melupakan bahwa pendidikan adalah belajarnya murid, dan bukan mengajarnya guru, namun kita telah menciptakan suatu posisi yang istimewa untuk guru didalam proses pendidikan, dan telah mengaaikan keinginan dan kemampuan murid-murid secara perorangan untuk menciptakan, menemukan dan belajar untuk dirinya sendiri.9 Jadi persepsi siswa yang dimaksud adalah adanya suatu tanggapan atau respon terhadap stimulus yang ada, dan bisa ditangkap oleh panca indera siswa atau peserta didik.

Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti kharisma.l0Sedangkan yang dimaksud kewibawaan adalah suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap mengikuti, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut.11

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.12 Sedangkan dalam undang-undang RI no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan pada babi ayat 1 bahwa “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” 13 Maka guru

9 Ivor K Davis, Pengelolaan Belajar, terj. Sudarsono Sudirjo dkk, Rajawali, Jakarta, 1987, hlm.31

10 Yudrik Yahya, op.cit him.7

(21)

8

merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.14

Sedangkan guru Pendidikan Agama Islam dapat digolongkan dengan guru secara umum yang memiliki kesamaan dalam kualifikasi kompetensi maupun tanggung jaw ab administratif, tetapi mempunyai tugas khusus mengajar materi agama islam. Ciri khusus yang melekat pada guru agama adalah tuntutan kualitas kepribadian yang integral (internalisasi nilai - nilai agama yang mewujud dalam tampilan keseharian), bukan skedar penguasaan bahan ajar.

Jadi pengertian persepsi siswa tentang kewibawaan guru Pendidikan Agama Islam adalah suatu tanggapan dalam diri siswa yang dapat menimbulkan sikap mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian terhadap guru pandidikan agama islam.

2. Motivasi mengikuti pelajaran pendidikan agama islam (PAI)

Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara - cara yang khas.15 Sedangkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolahan. Mata pelajaran ini adalah sub dari kurikulum pendidikan nasional, sesuai dengan undang - undang RI no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat 1 yang berbunyi bahwa “ kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

14 Moh User Usman, Op.cit, hlm.4

(22)

memuat pendidikan agama”.16 Sehingga diposisikan sejajar dengan bahan ajar lainnya, tetapi porsi muatannya berbeda dalam aplikasinya antara lembaga agama dan umum.

Adapun yang dimaksud dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI adalah suatu dorongan dalam diri siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran PAI.

G. Indikator Variabel

Adapun sebagai indikator dari kedua variabel adalah :

1. Indikator persepsi siswa tentang kewibawaan guru pai adalah : a. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui guru PAI b. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima guru PAI

c. Tanggapan atau sikap siswa untuk menuruti atau mematuhi guru PAI dengan penuh pengertian

2. Indikator dari motifasi mengikuti pelajaran PAI adalah : a. Kehadiran siswa dalam pelajaran PAI.

b. Membaca buku ajar atau panduan ;

c. Membuat catatan tentang pelajaran PAI

d. Bertanya terhadap suatu hal yang belum dimengerti

e. Bersungguh - sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan

(23)

10

H. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sample

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.17 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Tuntang sebanyak 160 siswa.

sample terdiri dari sekelompok individu yang dipilih dari kelompok yang lebih besar di mana pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan.18 Jadi sampelnya adalah 40 siswa atau 25% dari populasi dan dilakukan dengan teknik random sampling atau acak.

2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Tuntang Pada Tanggal 28 j uli 2008 sampai dengan 30 agustus 2008.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih

pada penelitian itu : a. Variabel pertama

Persepsi siswa tentang kewibawaan guru mata pelajaran PAI dengan simbol (X).

17 Suharsimi Arikunto op.cit., him. 91

(24)

Indikator dari persepsi siswa tentang kewibawaan guru mata pelajaran PAI adalah:

1) . Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui guru PAI 2) . Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima guru PAI

3) . Tanggapan atau sikap siswa untuk menuruti atau mematuhi guru PAI dengan penuh pengertian

b. Variabel kedua

Motivasi mengikuti pelajaran PAI dengan simbol (Y) Indikator dari motivasi mengiktui pelajaran PAI adalah :

1) . Kehadiran siswa dalam pelajaran PAI. 2) . Membaca buku ajar atau panduan 3) . Membuat catatan tentang pelajaran PAI

4) . Bertanya terhadap suatu hal yang belum dimengerti

5) . Bersungguh - sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan 4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket

Angket sering juga disebut kuisioner, menurut Koentjaraningrat “Kuisioner merupakan suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal atau dalam suatu bidang”.19

Dengan demikian maka kuisioner yang dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari

(25)

12

para responden. Dalam hal ini angket ditujukan kepada para siswa untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motifasi mengikuti pelajaran PAI siswa SMA N 1 Tuntang.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata document, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, penulis meneliti benda-benda tertulis. Seperti buku-buku, dokumentasi, majalah, dan sebagainya, yang berada di Sekolahan atau lingkungan sekolah sebagai pelengkap data. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdiri, struktur kepengurusan, ataupun data lain yang berkaitan dengan segala kegiatan proses belajar mengajar termasuk sarana dan prasarana yang dimiliki SMA N 1 Tuntang.

5. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan metode pengumpulan data yang telah diuraikan di atas, maka instrumen pengumpulan data m eliputi:

a. Untuk metode angket menggunakan angket 1). Penyusunan angket

Penyusunan angket didasarkan pada kisi-kisi angket sebagai berikut:

20

(26)

Tabel I Kisi-Kisi Angket N

Variabel Definisi Indikator Jmlh No.

0 Oprasionai Variabel Item Angket

1 Persepsi Tanggapan a. Tanggapan 5 1,2,

siswa Siswa dalam siswa untuk 3,4,5

tentang diri yang dapat mengakui guru kewibawaa menimbulkan pai

n guru sikap b. Tanggapan 5 6,7,8,9,10

Agama mengakui, siswa untuk

Islam menerima, dan menerima guru

menuruti pai

dengan penuh c.Tanggapan 5 11,12,13,

pengertian siswa untuk 14,15

terhadap guru menuruti atau pendidikan mematuhi guru agama islam. pai dengan

penuh pengertian

2 Motivasi Suatu dorongan a. Kehadiran 3 1 ,2 ,3 mengikuti dalam diri dalam pelajaran

pelajaran siswa untuk PAI

PAI berpartisipasi b. Membaca 3 4,5,6

secara aktif buku ajar atau dalam pelajaran panduan

PAI. c. Membuat J 7,8,9

catatan

(27)

14

2). Validitas butir angket

Untuk mengetahui validitas butir angket, maka penulis malakukan uji coba angket dengan responden sebanyak 40 responden. Uji coba validitas angket penulis menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

__________ iV -Z A T -(Z X )(S r)________ '5' y J i N - z x 1 - ( l x ) 2}{n -i y 2 - ( s r ) 2}

Di m a n a :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang di korelasikan.21

Hasil Uji coba validitas angket dengan responden adalah sebagai berikut:

hlm.69

21 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1997,

(28)

Variabel persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI Tabel II

Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI

no

r xy hitung r tabel Ket.

1 0,487 0,312 Shohih

2 0,608 0,312 Shohih

3 0,576 0,312 Shohih

4 0,472 0,312 Shohih

5 0,463 0,312 Shohih

6 0,236 0,312 Gugur

7 0,572 0,312 Shohih

8 0,553 0,312 Shohih

9 0,306 0,312 Gugur

10 0,350 0,312 Shohih

11 0,060 0,312 Gugur

12 0,367 0,312 Shohih

13 0,394 0,312 Shohih

14 0,298 0,312 Gugur

15 0,397 0,312 Shohih

(29)

16

Tabel III

Perbaikan Angket Yang Gugur Variabel Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI

No Item

pertanyaan Angket Gugur Angket perbaikan 1 Item

penjelasan dari guru PAI?

Apakah anda kecewa, jika guru PAI tidak mengajar? menghafal doa-doa, apakah anda akan

menghafalkannya?

4 Item

pertanyaan nomor 14

Jika anda disuruh untuk melaksanakan sholat dhuha, apakah anda akan menj al ankanny a?

Apakah anda

melaksanakan sholat-sholat sunah karena perintah guru?

Variabel motivasi mengikuti pelajaran PAI Tabel IV

motivasi mengikuti pelajaran PAI

No. item r hitung r tabel Ket.

1 0,305 0,312 Gugur

(30)

3 0,471 0,312 Shohih item pertanyaan yang tidak valid dari variabel motivasi mengikuti pelajaran PAI yang telah dihitung melalui rumus Product moment. Maka, harus dilakukan perbaikan angket.

Tabel V

Perbaikan Angket Yang Gugur Variabel Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI

No Item

pertanyaan Angket Gugur Angket perbaikan

1 Item

pertanyaan nomor 1

Apakah anda hadir dalam pelajaran PAI ?

(31)

18

No Item

pertanyaan Angket Gugur Angket perbaikan

2 Item

pertanyaan nomor 14

Ketika diberikan tugas untuk menghafalkan suatu ayat atau hadist, apakah anda melaksanakannya?

Apakah anda

menghafalkan suatu ayat atau hadis yang diberikan oleh guru PAI?

Angket uji coba hubungan persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI terlampir pada lampiran I.

c. reliabilitas angket

Sedangkan untuk menguji reliabilitas angket, penulis menggunakan rumus uji belah dua atau rulon :

Vd

r» =1- —

Vt D im an a:

r n = reabilitas instrumen

Vt = varians total atau sekor total Vd = varians beda22

Hasil uji reliabilitas angket:

1413-1405

r.. =1-

---2818

(32)

r.. =

1

- —

2818

1*11 = 1 - 0 . 0 0 3

T il = 0 ,9 9 7

Setelah diketahui hasil uji reliabilitas, kemudian dikorelasikan dengan r tabel product moment N : 40 taraf signifikansi 5% hasilnya 0,312. jadi angket hubungan persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motivasi mengikuti pelajaran PAI adalah reliabel.

6. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut, untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan langkah-langkah sebagai b erik u t:

a. Analisis tingkat persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motivasi mengikuti pelajaran PAI

Untuk menjawab rumusan masalah tingkat persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motivasi mengikuti pelajaran PAI akan dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus prosentase.

1). penentuan kriteria tinggi, sedang, dan rendah dengan rumus: . _ (nilai tertinggi - nilai terendah) +1

8

(33)

20

2). prosentase

Adapun rumus prosentase adalah sebagai berikut:

P = — x 100% N

Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi

N : Jumlah S am pel23

b. Analisis korelasi persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI

Kemudian untuk membuktikan hipotesis korelasi persepsi siswa tentang kewibawaan guru PA I dengan motivasi mengikuti pelajaran PAI akan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai b erik u t:

Keterangan :

t x y : Korelasi Variabel x dan y

23Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994,

CLXX2Y)

r

(34)

XY : Product dari Variabel x dan y

X : Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI Y : Motifasi mengikuti mata pelajaran PAI N : Jumlah Sam pel24

Selanjutnya hasil perhitungan akan dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%. peneliti menggunkan kerelasi product moment dengan alasan bahwa variabel X dan variabel Y berskala interval. I. Sistem atika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran jelas dari penelitian skripsi maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai b erik u t:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, indikator variabel, metode penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang Kajian persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI yaitu Pengertian persepsi, faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi, Pengertian kewibawaan, beberapa cara menumbuhkan kewibawaan, Kewibawaan dalam pendidikan, serta Kajian tentang motifasi mengikuti pelajaran PAI yaitu Pengertian motifasi,

(35)

22

faktor motifasi, macam-macam motifasi, mata pelajaran PAI, hubungan persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motifasi mengikuti pelajaran PAI.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Laporan hasil penelitian berisi tantang keadaaan umum SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008 yaitu sejarah berdirinya SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, lokasi SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, fasilitas SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, struktur organisasi guru SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, dan laporan hasil penelitian yang menyajikan data mengenai persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, data mengenai motifasi mengikuti pelajaran PAI SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008

BAB IV : ANALISIS DATA

Analisis data ini menyajikan: a). Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008, b). Motifasi mengikuti pelajaran PAI siswa SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/2008, c). Hubungan Persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan Motifasi mengikuti pelajaran PAI siswa SMA N 1 Tuntang tahun ajaran 2007/ 2008

BAB V : PENUTUP

(36)

A. Kajian Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI 1. Persepsi Siswa

a) Pengertian Persepsi

Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu.1 Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengamatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang akan datang.2

Menurut Sondang OP. Siagian, persepsi adalah bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya, keinginan itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interprestasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu.3

persepsi juga merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kcdalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus-menerus mangadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan

'EM. Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.. Dita Publiser, him. 470

2Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan (Landasan kerja pemimpin pendidikan), Rineka Cipta, Jakarta, 1990,. hlm.24

3Sondang OP. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2004. hlm.104-105

(37)

24

ini dilakukan dengan inderanya.4 bagi guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi sangat penting, hal ini karena: pertama, makin baik suatu objek, atau peristiwa akan semakin mudah diingat, kedua, dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal harus dapat dilakukan oleh guru, sebab salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru.

beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang harus diketahui oleh guru antara lain:5

1) . persepsi itu relatif tidak absolute 2) . persepsi itu selektif

3) . persepsi itu mempunyai tatanan

4) . persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan

5) . persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi oaring atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

b) Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Jalaluddin Rahmad, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada tiga, yaitu :6

4 Slameto, Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 104

*Ibit. him. 105

(38)

1) Perhatian; adalah proses mental ketika stimulus rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah.

2) Faktor-faktor yang fungsional meliputi kebutuhan, pengalaman masalah dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut faktor- faktor personal.

3) Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. 2. Kewibawaan Guru

a. Pengertian Kewibawaan

Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti

n

kharisma. Sedangkan yang dimaksud kewibawaan adalah suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap mengikuti, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas

Q

kekuasaan tersebut.

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.7 8 9 Sedangkan dalam undang-undang RI no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan pada babi ayat 1 bahwa “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

7 Yudrik Yahya, Wawasan Kependidikan, Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2003, him.7

(39)

2 6

jalu r pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” 10 Maka guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai

guru.11

Sedangkan guru Pendidikan Agama Islam dapat digolongkan dengan guru secara umum yang memiliki kesamaan dalam kualifikasi kompetensi maupun tanggung jawab administratif, tetapi mempunyai tugas khusus mengajar materi agama islam. Ciri khusus yang melekat pada guru agama adalah tuntutan kualitas kepribadian yang integral (internalisasi nilai - nilai agama yang mewujud dalam tampilan keseharian), bukan skedar penguasaan bahan ajar.

1). Status Guru

Dalam melaksanakan peran dan tugasnya, guru memiliki berbagai status, antara lain :12

a). Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Swasta

Seseorang akan memiliki status sebagai guru ketika ia telah memperoleh Surat Keputusan (SK), baik yang diperoleh dari pemerintah maupun dari lembaga penyedia layanan pendidikan (ieducation service provider) dengan SK tersebut, ia akan

10 Undang-Undang RI no 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm.2

11 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, hlm.4

(40)

memperoleh hak dan kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian legal-formal, surat edaran Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 57696/MPK/1989 telah menjelaskan bahwa “Guru ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, tanggung jaw ab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah (termasuk hak yang melekat dalam jabatan).”

b) . Guru Sebagai Profesi

Sebagai profesi, guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat dengan profesi lain seperti dokter, apoteker, insinyur, hakim, jaksa, akuntan, arsitek dan masih banyak profesi terhormat lainnya. Karena sesungguhnya guru sering disebut sebagai ibu dari semua profesi. Hal itu dapat dimengerti, karena guru dapat menghasilkan profesi lainnya. Profesional menunjuk pada dua hal, yakni orang tua dan penampilan atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas atau pengajaran dan pembelajaran secara profesional. Sementara itu, profesionalisme menunjuk pada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai seorang profesional dalam melaksanakan profesi yang mulia itu.

(41)

28

Guru sebagai pemimpin masyarakat {social leader) dan pekerja sosial {social woker) khususnya dalam masyarakat paguyuban. Dalam masyarakat paguyuban, antara satu warga dengan warga yang lain masih terikat perasaan kebersamaan yang amat kental, dan guru sering menduduki posisi sebagai tokoh yang diteladani oleh warga masyarakat. Ia menjadi satu-satunya sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, guru sering dipandang menjadi sosok yang ‘digugu dan ditiru’.

Status guru seperti itu mulai bergeser, karena adanya perubahan dan perkembangan dari masyarakat paguyuban menjadi masyarakat patembayan. Dalam masyarakat patembayan, hubungan antar satu warga dengan warga lain dalam masyarakat yang lebih kepada kepentingan, bukan karena kebersamaan. Guru, menjadi sosok yang kurang dikenal dalam masyarakat patembayan karena sumber dan media informasi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, bukan semata-mata dari ketokohan seorang guru. Status guru dipandang sebagai profesi yang kurang dihargai, karena adanya pengeseran pandangan masyarakat ke arah yang bersifat matrealistis.

2). Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

(42)

dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan yang dianggap dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut :13

a). Guru sebagai Demonstrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru hendaknya senantiasai menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasan mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu hal yang akan diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus.

Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TIK, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber terampil dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar, guru harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu

(43)

30

pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan.

b) . Guru sebagai Pengelola Kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Tujuan umum pengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya ialah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

c) . Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

(44)

proses belajar mengajar . Sebagai mediator guru pun menjadi peranan dalam hubungan antar manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya ialah agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang beruipa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar,

d). Guru sebagai Evaluator

Kalau memperhatikan dunia pendidikan, akan diketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu- waktu tertentu selama satu periode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak di didik maupun terdidik.

Penilaian perlu dilakukan karena, dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan dan keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian di antaranya ialah untuk

(45)

mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk ke dalam kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibandingkan dengan teman- temannya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus-menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu.

Dalam buku bertajuk Dinamika Sekolah dan Bilik Darjah, Kamarudin Haji Husin memaparkan peran guru dalam berbagai aspek, yaitu sebagai (1) Pendidik, (2) Pengajar, (3) Fasilitator, (4) Pembimbing, (5) Pelayan, (6) Perancang, (7) Pengelola, (8) Inovator, dan (9) Penilai. Peran dan tugas pokok guru tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut :14

Tabel VI

Peran dan Tugas Guru

No. Peranan Tugas Pokok

1. Pendidik • Mengembangkan kepribadian • Membina budi pekerti

2. Pengajar

• Menyampaikan ilmu pengetahuan

• Melatih ketrampilan, memberikan panduan atau petunjuk

• Panduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan ketrampilan

(46)

• Merancang pengajaran • Melaksanakan pembelajaran • Menilai aktivitas pembelajaran

3. Fasilitator

• Memotivasi siswa • Membantu siswa

• Membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan diluar kelas

• Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai

• Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar

• Menyediakan bahan pengajaran

• Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar

• Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat pendidikan

• Mewujudkan disiplin

4. Pembimbing

• Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa

• Mencari kekuatan dan kelemahan siswa • Memberikan latihan

• Memberikan penghargaan kepada siswa

• Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan pemecahannya

• Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat siswa (karir di masa depan)

• Mengenal perbedaan individu siswa

5. Pelayan

(47)

34

seperti ruang belajar, meja kursi, papan tulis, almari, alat peraga, dan papan pengumuman

• Memberikan layanan sumber belajar

6. Perancang

• Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku

• Menyusun rencana mengajar

• Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)

7. Pengelola

• Melaksanakan administrasi kelas • Melaksanakan presensi kelas

• Memilih strategi dan metode pembelajaran yang efektif

8. Inovator

• Menemukan strategi dan metode pengajaran yang efektif

• Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penggunaan strategi dan metode mengajar

• Mau mencoba dan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang baru

9. Penilai

• Menyusun tes dan instumen penilaian lain

• Melaksanakan penilaian terhadap terhadap siswa secara objektif

• Mengadakan pembelajaran remedial

• Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran

3). Standar Kompetensi Guru (SKG)

(48)

pengembangan profesi, dan (3) penguasaan akademik. Ketiga komponen SKG ini masing-masing terdiri atas beberapa kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat komponen, komponen kedua memiliki satu kompetensi, dan komponen. Ketiga terdiri atas dua kompetensi. Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar, yaitu :

1. Penyusunan rencana pembelajaran 2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

5. Pengembangan profesi

6. Pemahaman wawasan kependidikan, dan

7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan)

Hubungan antara tiga komponen, tujuh kompetensi dan indikator dalam standar kompetensi guru tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut :15

(49)

36

TABEL VII

Komponen, Kompetensi, Standar Kompetensi Guru (SKG)

Komponen Kompetensi Indikator

Pengelolaan pembelajaran

1. Penyusunan pembelajaran

1.1 Mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran

1.2 Mampu memilih / menentukan materi

1.3 Mampu mengorganisasi materi 1.4 Mampu menentukan metode

strategi pembelajaran

1.5 Mampu menentukan media/alat peraga

1.6 Mampu menyusun perangkat penilaian

1.7 Mampu menentukan teknik penilaian

1.8 Mampu mengalokasikan waktu

2. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar

2.1 Mampu membuka pelajaran 2.2 mampu menyajikan materi

(50)

3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

2.4 Mampu menggunakan alat peraga media

2.5 Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif

2.6 Mampu memotivasi siswa 2.7 Mampu mengorganisasi kegiatan 2.8 Mampu berinteraksi dengan

siswa secara komunikatif

2.9 Mampu menyimpulkan

pembelajaran

2.10 Mampu memberikan umpan balik

2.11 Mampu melaksanakan penilaian 2.12 Mampu menggunakan waktu 3.1 Mampu memilih soal berdasarkan

tingkat kesukaran

3.2 Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda

3.3 Mampu memperbaiki soal yang tidak valid

(51)

38

hasil-hasil penilaian

3.6 Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian 3.7 Mampu menyusun laporan hasil

penilaian

3.8 Mampu membuat interprestasi kecenderungan hasil penilaian 3.9 Mampu menentukan korelasi

antar soal berdasarkan hasil penilaian

3.10 Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian

3.11 Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis 4. Pelaksanaan 4.1 Menyusun program tindak lanjut

tindak lanjut hasil penilaian

penilaian 4.2 Mengklasifikasikan kemampuan

prestasi siswa

belajar 4.3 Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik tindak lanjut hasil penilaian

(52)

penilaian

4.6 Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian

Pengembangan profesi

Pengembangan diri

1.1 Mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah

1.2 Mengalihbahasakan buku pelajaran / karya ilmiah

1.3 Mengembangkan berbagai model pembelajaran

1.4 menulis makalah

1.5 Menulis / menyusun diklat pelajaran

1.6 Menulis buku pelajaran 1.7 Menulis modul pelajaran 1.8 Menulis karya ilmiah

1.9 Melakukan penelitian ilmiah (action research)

(53)

39

Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian

Mengikuti informasi

perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah

Menulis / menyusun diklat pelajaran

Menulis buku pelajaran Menulis modul pelajaran Menulis karya ilmiah

Melakukan penelitian ilmiah

(<action research

)

(54)

1.11 Membuat alat peraga / media 1.12 Menciptakan karya seni

1.13 Mengikuti pelatihan terakreditas 1.14 Mengikuti pendidikan kualifikasi 1.15 Mengikuti kegiatan

pengembangan kurikulum Penguasaan

akademik

1. Pemahaman wawasan

1.1 Memahami visi dan misi pendidikan nasional

1.2 Memahami hubungan

pendidikan dan pengajaran

1.3 Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah

1.4 Memahami fungsi sekolah

1.5 Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan 1.6 Membangun sistem yang

(55)

41

2. Penguasaan 2.1 Memahami struktur pengetahuan bahan kajian 2.1 Menguasai subtansi materi akademik 2.1 Menguasai subtansi kekhususan

sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa

4). Hak dan Kewajiban Guru

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan tentang hak-hak pendidikan dan tenaga kependidikan sebagai berikut :16

a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai

b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi keija

c. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual, dan

d. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Dengan demikian, maka guru harus dapat menunjukkan bahwa hak-hak yang akan diperoleh haruslah setara dengan kewajiban yang diberikan dalam pelaksanaan tugasnya dalam pasal 40 ayat 2 UU

(56)

Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan lebih lanjut pendidikan dan tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai b erik u t:

1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan

3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan keududukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

5). Kode Etik Sebagai Profesi

Sebagai tenaga profesional, guru juga memiliki kode etik, sebagai ketentuan dasar yang harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam menjalankan tugas profesionalnya. Berikut adalah Kode Etik Guru Indonesia oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).17

Kode Etik Guru Indonesia

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yanga Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang beijiwa Pancasila dan setia pada

(57)

43

UUD 1945, turut bertanggungjawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, guru Indonesia terpanggil untuk menuaikan karyanya dengan memedomani dasar- dasar sebagai b erik u t:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya tyang beijiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran dan rasa tanggung jaw ab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan sesuai, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI, sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

(58)

b. Hal-Hal Yang Mencerminkan Sikap Kewibawaan

kewibawaan adalah ibarat cahaya lampu, bagaimanapun juga suatu kewibawaan dapat memudar jika tidak dirawat dan dibina, kewibawaan adalah cerminan dari lancarnya adanya proses pembelajaran yang matang. Untuk itu ada beberapa hal yang mencerminkan sikap kewibawaan seorang guru:18 pertam a, kepercayaan, pendidik harus percaya bahwa dirinya dapat mendidik dan juga harus percaya bahwa peserta didik dapat dididik, keseimbangan ini

*

akan memunculkan sikap saling mempercayai yang akan membawa proses kewibawaan kepada keberhasilan pendidikan . kedua, kasih sayang, kasih sayang mempunyai dua makna yakni penyerahan diri kepada yang disayangi dan pengendalian terhadap yang disayangi, dengan adanya sifat ini maka pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk kongkretnya berupa pengabdian dalam keija, hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya, ketiga, kemampuan, kemampuan adalah cara yang terakhir dalam memelihara kewibawaan, kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman keija, dan lain-lain.

guru juga akan dikatakan berwibawa tinggi, bila ia melaksanakan perbuatan yang ia nasihatkan atau ajarkan kepada

(59)

45

murid.19 Di samping itu diperlukan hubungan kasih sayang yang tulus dan ikhlas, sehingga terjalin hubungan kepercayaan yang mantap terhadap pendidikan,

c. Kewibawaan Dalam Pendidikan

proses pendidikan akan teijadi jika ada pergaulan antara anak didik dengan orang dewasa. Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani uang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bula individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal, sedangkan kedewasaan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita- cita dan pandangan hidup yang mantap. Cita-cita dan pandangna hidup yang sudap teijalin mantap akan mendorong seseorang untuk merealisasikan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.

sebagai pendidik, realisasi cita-cita dan pandangan hidup itu secara kongkret berlangsung melalui aktivitas statusnya sebagai pendidik. Orang dewasa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan segenap aktivitas yang berkaitan dengan statusnya. Yang dimaksud dengan bertanggungjawab adalah kemampuan untuk menyatukan diri dengan norma-norma hidup dan memprakteknnya dalam kehidupan. Bagi orang yang telah dewasa bila melanggar norma ia bersedia menerima tuntutan hukum atas dirinya.

(60)

pendidik adalah pendukung norma-norma (pendukung kewibawaan).20 dia mempunyai tugas untuk mentransformasikan norma-norma atau kewibawaan itu kepada peserta didik, peserta didik membutuhkan sesuatu dari pandidik baik berupa perlindungan, bantuan, bimbingan, dan lain-lain, dan pendidik bersedia dengan rela memenuhinya, sepanjang antara peserta didik dengan pendidiknya terdapat hubungan yang harmonis selama itu pula terdapat pengakuan adanya kewibawaan pendidik.

B. Kajian Tentang Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI 1. Pengertian Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Kata “m otif’, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, m otif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan, bahkan m otif dapat diartikan sebagai kondisi intern, berawal dari kata “m o tif1 itu, maka

i

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.21

20Umar Tirtarahardja, Op.Cit, hlm.54

(61)

47

Jeremy Harmer bekata motivastion is kind o f an internal drive which pushes someone to do things in order to achieve something?2

Maksudnya motivasi adalah sejenis pengendalian internal yang mana seseorang melakukan hal untuk mencapai suatu tujuan.

Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara - cara yang khas.22 23

b. Faktor-Faktor Motivasi

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah umur, kondisi fisik, dan kekuatan intelegensi.24 secara umum manusia membutuhkan motivasi untuk dapat giat bekerja keculai orang yang sudah tua dan orang yang sedang sakit.

1). Umur, seseorang akan merasa terdorong untuk berbuat atau melakukan sesuatu sangat dipengaruhi oleh faktor usia. • sebagai contoh, anak yang masih berusia muda sangat

bersemangat untuk belajar mengetahui sesuatu, akan tetapi berbeda dengan orang yang sudah berusia lansia, yang hanya melakukan perbuatan untuk membekali hati dan menenangkan hati diakhir usianya.

22 Jeremy Harmer, the practice o f English Language Teaching, Longman, New York, hlm.51

23 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam ,Tim Derektoral Jendral him. 82

(62)

2) . Kondisi fisik, hal ini terlihat jelas terhadap orang yang secara jasm ani bugar, maka ia akan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan bersemangat, akan tetapi berbeda halnya dengan orang yang kondisi badannya kurang segar atau sehat, maka ia tidak bersemangat untuk melakukan sesuatu.

3) . Kekuatan intelegensi, orang yang secara pengetahuan lebih luas, akan berusaha melakukan sesuatu yang ia pahami, dengan bekal pengetahuan yang dimiliki, ia akan merasa terdorong untuk selalu menambah pengetahuannya dan mempraktekannya.

c. Macam-Macam Motivasi

1). Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a) , motif-motif bawaan

yang dimaksud dengan m otif bawaan adalah m otif yang dibawa sejak lahir, jadi motif iniada tanpa dipelajari, contoh: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, m otif ini seringkah disebut m otif yang disyaratkan secara biologis.

b) , motif-motif yang dipelajari

(63)

49

pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat, m otif ini seringkah disebut juga dengan motif yang disyaratkan secara sosial.

2) . Motivasi jasmaniah dan rohaniah

motivasi jasmaniah adalah m otif yang terbentuk karena adanya peran jasmani seperti : refleks, instink otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan. kemauan pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen:

a) , momen timbulnya alasan.

b) , momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara alternatif atau alasan itu.

c) , momen putusan, dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah tentu akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif yang kemudian menjadi putusan untuk dikeijakan.

d) , momen terbentuknya kemauan. jika putusan sudah diambil untuk dikeijakan, maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.

(64)

a) , motivasi instrinsik

yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. “ instrinsic motivations are inherent inthe learning situasions a nd meet

pupil-needs and purposes“25 itulah sebabnya motivasi instrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.

b) , motivasi ekstrinsik

motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya dikarenakan adanya rangsangan dari luar, atau juga dapat disebut sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

(65)

51

2. Pelajaran PAI

Sedangkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolahan. M ata pelajaran ini adalah sub dari kurikulum pendidikan nasional, sesuai dengan undang - undang RI no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat 1 yang berbunyi bahwa “ kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama”.26 Sehingga diposisikan sejajar dengan bahan ajar lainnya, tetapi porsi muatannya berbeda dalam aplikasinya antara lembaga agama dan umum.

C. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kewibawaan Guru PAI dengan Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI.

Guru yang selama ini dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati atau dalam istilah jaw a sering dikatakan sebagai “orang yang patut digugu lan ditiru” membawa suatu daya kekuatan tersendiri pada

masyarakat, tentunya dengan berbagai aspek penialainnya. Siswa sebagai i

peserta didik dalam lingkungan sekolahan juga mempunyai pandangan tersendiri tentang sosok guru yang ideal, yang dapat memberikan dorongan atau keinginginan terhadap apa yang dibawanya, dalam ta’lim muta’alim disebutkan :

(66)

a

I&I

j

^i*Jl

Vi 4j

V j

JUjV

pistil L_llUa

( j \ j

^ic-l

27 ^

jtLaiV LejJa*Jj

bahwa pelajar tidak akan mendapatkan ilmu dan manfaatnya, tanpa menghormati ilmu dan guru itu sendiri.

Seorang guru yang wibawa adalah guru yang dapat menyesuaikan dan menempatkan posisinya pada tempat dan situasi tertentu. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pendidikan adalah adanya interaksi timbal balik antara murid dengan murid, murid dengan guru, guru dengan guru, dan kesinambungan di antara ketiga hal tersebut. Hal ini mendorong para guru untuk selalu menjaga dan menyeimbangkan antara kemapuan yang dimiliki dengan penyampaian yang dapat dipahami oleh siswanya. Guru bidang agama (PAI) adalah salah satu penopang yang mendapat tanggung jaw ab besar dalam hal ini, tidak hanya sebagai penyampai materi kepada siswa, tetapi juga sebagai sosok yang dituntut untuk dapat memberikan contoh tauladan yang baik.

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dari luar individu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar. Berkenaan dengan ini guru sering memperoleh peran sebagai panutan untuk beberapa aspek kepribadian,27 28 29 maka kewibawaan

27 Az-Zamuji, T a ’lim M uta’alim, terj. Abdul Kadir Al Jufri, Mutiara Ilmu, Surabaya, 1995.hlm.25

(67)

53

guru adalah ketaatan dan kepatuhan anak didik jika mendapat perintah dari pendidik.30

Hal ini menggambarkan suatu kewibawaan guru akan mempunyai dampak positif pada ketaatan siswa yang memunculkan motivasi atau dorongan untuk belajar, motivasi peserta didik dalam belajar akan muncul apabila siswa memandang pada suatu sosok guru yang wibawa dan sebagai panutan.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa antara persepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI dan motivasi mengikuti pelajaran pai telah teijadi korelasi atau keseimbangan, yakni sama-sama ingin mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

i

Gambar

Tabel XV Data Score dan katagori motivasi mengikuti pelajaran PAI......
Tabel IKisi-Kisi Angket
Tabel IIPersepsi siswa tentang kewibawaan guru PAI
Perbaikan Angket Yang Gugur Variabel Persepsi SiswaTabel III
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan pengambilan pembayaran pajak sebagaimana

PENGKLASIFIKASIAN ANDOSOLS SEDEP DAN PASIR MALANG,

Inceptisols memiliki kesuburan dan bahan organik yang rendah serta memiliki reaksi tanah masam (Abdurrachman, 2008).Kebutuhan pupuk Nitrogen (N) pada Inceptisols lebih tinggi

Uji organoleptik penilaian panelis terhadap rasa pada abon biji durian dengan penambahan subtitusi tempe pada konsentrasi 25% mengasilkan nilai kesukaan tertinggi

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan

Od hrvatskih čipki najpoznatije čipke na iglu su paška čipka i hvarska čipka, a najpoznatije čipke na batiće su lepoglavska čipka i svetomarska čipka iz Međimurja. Dvije

Data yang diperoleh dengan wawancara kepada 1 wanita pengusaha pemilik Bandeng Presto “Citra Rasa” Semarang, suami wanita pengusaha, dan 3 orang karyawan yang