MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN
METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV
MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
HUSNUL KHOTIMAH
NIM: 11408182
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STA IN ) SALATIGA ]1. Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara HUSNUL KHOTIMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa
11408182 yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
ANAK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV
MI NEGERI KALIKURMO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN
SEMARANG telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28
Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Saijana Pendidikan islam (S.Pd.I).
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Husnul Khotimah
NIM : 11408182
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Yang menyatakan,
Motto
Jadilah salah satu orang dari para penebar kedamaian, tentulah dengan
kebijaksanaanmu.
Hiasilah hidupmu dengan mencintai ilmu, niscaya hidupmu akan
bercahaya, yakinlah dengan ilmu hidupmu akan indah dan bermakna.
Persembahan
1. Kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya
2. Kepada Suamiku Joko Hartono dan anaku Azzahra
Sherina Mayra yang telah memberikan do’a dan
semangatnya untukku
3. Untuk para Sahabat dan Teman yang telah
membantu dalam penyelesaikan skripsi ini.
4. Terima kasih kepada Bapak Yahya S.Ag yang
telah banyak memberikan bimbingannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai
penyempurna risalah sebelumnya.
Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya tanpa
suatu halangan apapun, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat
bantuan dari orang- orang disekitamya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk
beliau- beliau ini, hanya dengan kata terima kasih.
Terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Rektor STAIN.
2. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Pendidikan Agama Islam.
3. Y ahya S .Ag, selaku dosen pembimbing skripsi
4. Kepala Madrasah, guru, dan siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo
Kec.Bringin Kab. Semarang.
5. Kedua orang tuaku yang kuhormati yang telah memberikan doanya.
6. Suamiku yang selalu setia mendampingi dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Sri, Ida, Adi & Imron teman seperjuanganku, kau sahabat baik bagiku.
8. Teman-teman Kelas 08-H yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
maaf tidak bisa disebutkan secara terperinci karena kekurangan penulis.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Hush 11408182
Pelajaran Akidah Akhlak Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV M I Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembingbing: Yahya, S.Ag
K ata Kunci : metode sosiodrama, minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji.
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji melalui metode sosiodrama pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah
(1) Apakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji? (2) Apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji ? (3) Apakah pemeran metode sosiodrama dapat meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran akhlak terpuji? (4) Apakah penerpan metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan evaluasi dan pengamatan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode sosiodrama dilaksanakan dengan cara guru menyampaikan materi kemudian menyuruh siswa untuk memerankan drama yang terdapat dalam naskah skenario, setelah itu disimpulkan, materi yang disampaikan dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu minat siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan metode sosiodrama dan setelah menggunakan metode sosiodrama.
HALAMAN JU D U L ... i
PERSETUJUAN PEM BIM BING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... vii
DAFTAR IS I... ix
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Definisi Operasional... 5
F. Hipotesis Tindakan... 7
G. Metode Penelitian... B 1. Rancangan Penelitian... . 8
2. Subyek Penelitian... 9
3. Instrumen Penelitian... 10
4. Teknik Pengumpulan D ata... 10
5. Analisis D ata... 11
H. Sistematika Penulisan... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat B elajar... 12
B. Mata pelajaran akidah Akhlak ...20
C. Metode Sosiodrama... 24
B. Deskripsi P ersiklus...31
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...31
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...33
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I I ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian...39
B. Hasil Penelitian per Siklus ... 46
1. Siklus I ... 46
2. Siklus I I ... 49
3. Siklus III... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V PENUTUP A. K esim pulan... 58
B. S aran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Tabel 1 : Data Siswa Kelas IV MI Negeri Kalikurmo... 30
Tabel 2 : Data guru dan Karyawan MI Negeri K alikurm o... 40
Tabel 3 : Data Siswa MI Negeri Kalikurmo... 41
Tabel 4 : Data Susunan Komite MI Negeri K alikurm o... 42
Tabel 5 : Keadaan Ruang MI Negeri Kalikurmo...43
Tabel 6 : Hasil observasi minat siswa siklus I ... 46
Tabel 7 : Hasil nilai tes formatif siklus I ...48
Tabel 8 : Hasil obsevasi minat siswa siklus II... 49
Tabel 9 : Hasil nilai tes formatif siklus II... 51
Tabel 10 : Hasil obsevasi minat siswa siklus III... 52
Tabel 11 : Hasil nilai tes formatif siklus III...54
Grafik 1 : Perhatian Siswa dari Siklus I sampai Siklus II ... 55
Grafik 2 : Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai Siklus III ... 56
Grafik 3 : Minat Siswa dari Siklus I sampai Siklus III ... 56
Grafik 4 : Prestasi Belajar Siswa... 57
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna,
dibekali akal pikiran (cipta), perasaan (rasa), dan kemauan (karsa). Masa kanak-
kanak adalah masa manusia mengalami proses menuju pendewasaan, yang
merupakan suatu proses yang penuh dengan hal-hal yang baru.Pada waktu itu
manusia mengalami perubahan yang menyangkut kepribadian perilaku yang
menciptakan sifat terpuji atau tercela. Belajar merupakan proses orang
memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil
sampai akhir hayat seseorang. Orang tua wajib membelajarkan anak-anaknya agar
kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya, demikian
juga sebuah syair Islam dalam baitnya yang berbunyi; “belajar diwaktu kecil
ibarat melukis di atas batu” (Yamin, 2003 : 97).
Pendidikan Agama Islam yang menduduki peranan sangat dominan
dalam mensukseskan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Undang-undang SISDIKNAS
No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
(Jumali dkk,2008:85).
Salah satu butir pendidikan agama adalah Pendidikan Akhlak penting bagi
anak. Dalam al-Qur’an banyak sekali kita dijumpai ayat-ayat yang bertemakan
ajaran akhlak. Ajaran - ajaran itu menyerukan kepada manusia agar antara lain
mengarahkan hati dan jiwanya pada sifat-sifat jiw a yang terpuji (Dahlan, 1997 :
298). Sifat jiw a terpuji diantaranya adalah jujur, setia kawan, persaudaraan, adil,
murah hati, tolong - menolong, berbaik sangka, ramah, bersih hati, berani, sabar,
penyantun, pemaaf, sopan, disiplin, mencintai ilmu, sampai bersikap terpuji pada
Allah dan sesama manusia.
Minat merupakan salah satu kunci dalam meraih keberhasilan. Bagi
seorang anak tidak mudah dalam menerima materi pelajaran apabila tidak
ada minat yang muncul dari dalam hatinya. Tumbuhnya minat membuat anak
lebih mudah menerima materi yang diajarkan guru. Untuk menumbuhkan minat
belajar siswa guru dituntut menguasai metode yang diajarkan. Selain itu
penggunaan metode harus dipetimbangakan sesuai dengan kondisi kelas. Guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif kreatif dan menyenangkan
sehingga anak tidak bosan.
Bukan rahasia umum bahwa materi keagamaan di sekolah termasuk di
dalamnya materi akidah akhlak seakan - akan menjadi materi pelengkap saja.
Banyak dari peserta didik yang memandang bahwa materi keagamaan itu tidak
penting. Akibatnya minat mereka mengkaji lebih akidah sesuai dengan tuntunan
Kenyataan di atas menginspirasi peneliti untuk malakukan penelitian
bagaimana meningkatkan minat belajar anak pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
Peneliti bermaksut menggunakan mengunakan metode sosiodrama untuk
meningkatkan minat dan prestasi siswa dibidang ini. judul penelitian ini adalah:
UPAYA MENINGKATKAN MINAT ANAK TERHADAP MATA
PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC.
BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah minat anak dalam mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak
pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten
Semarang selama ini?
2. Bagaimanakah proses penyelenggaraan metode sosiodrama pada siswa kelas
IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?
3. Adakah peningkatan minat belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah
Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI
Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?
4. Adakah peningkatan prestasi belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah
Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI
C. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas dalam
pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
1. Mengetahui minat anak dalam mengikuti Pelajaran Akidah Akhlak pada siswa
kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
Tahun ajaran 2009/2010.
2. Mengetahui bagaimana metode sosiodrama digunakan pada mata pelajaran
Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.
3. Mengetahui perubahan minat anak dalam mengikuti pelajaran Akidah Akhlak
setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri
Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.
4. Mengetahui peningkatan prestasi anak dalam mengikuti pelajaran Akidah
Akhlak setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI
Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran
2009/2010.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas
tentang ada tidaknya hubungan antara peningkatan minat anak dalam mengikuti
pelajaran akidah akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama. Dari
informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan
pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia
pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.
2. Secara praktis, apabila ternyata ada hubungan hal ini berarti bagi seorang
guru dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan
akhlak bagi siswa yang ternyata mempunyai hubungan positif terhadap
peningkatan akhlak siswa. Selanjutnya dari pemahaman tersebut, seorang
guru dapat senantiasa memaksimalkan minat anak ketika mengikuti pelajaran
akidah akhlak dengan metode yang sosiodrama dan membiasakan siswa
untuk berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan interpretasi, maka
perlu diberi penegasan terhadap istilah - istilah pokok yang terdapat dalam judul
tersebut.
1. Upaya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata upaya berarti usaha,
ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Purwadarminta,2007:1250).
2 Meningkatkan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata tingkat yang berarti
susunan yang berlapis lapis; tiggi rendah kedudukan. Sedangkan kata
meningkatkan artinya meninggikan taraf kedudukan martabat seseorang
3 Minat Belajar
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia minat dapat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan (
Purwadarminta,2007:744). Sementara belajar dapat diartikan yaitu
memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta,2007:17).sementara
Usman dkk (1994 : 4) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Jadi minat belajar adalah keinginan seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar.
4 Pengertian Akidah
Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab berasal dari kata
yang berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44 ).
Adapun secara terminologi menurut Razak (1977 : 119) akidah dapat
diartikan sebagai iman atau kepercayaan, yang sumber asasinya ialah al-
Qur’an dan al-Sunah. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan
yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh
persangkaan.
5 Pengertian Akhlak
Menurut Asmaran (2002: 1) Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa
sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sedangkan
bentuk jamak. Kata tunggalnya adalah yang berarti perangai atau
akhlak (Yunus, 1982:120).
Jadi pengertian mata pelajaran akidah akhlak adalah sub mata pelajaran
Agama Islam yang membahas segi akidah dan akhlak, yang memberikan
bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran
ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari.
6 Metode Sosiodrama
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang
telah ditentukan (Purwadarminta,2007:740). Sementara istilah sosiodrama
berasal dari istilah sosio (social). Artinya masyarakat. Sedangkan istilah
Drama adalah keadaan orang, peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah
lakunya dan hubungan orang dengan orang lain (Ismail,2008: 7). Metode
sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengan jalan
mendramakan atau memerankan sejumlah aksi (Arief,2002:182).
F . Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 1996:67). Hipotensis penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan minat siswa kelas
IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
2. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan prestasi belajar siswa
kelas IV MI Negeri kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2009/2010.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang setting penelitian baik
lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang diketahui
tindakan (Arikunto; 2007 : 16). Adapun sebagai siklus atau tahapan penelitian
tintakan kelas adalah sebagai b erikut:
a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum
pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat pembelajaran
berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan.
Menggambarkan objek yang diamati
d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan
suatu tindakan yang telah dilakukan.
2. Subjek penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di
desa Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa
Tengah. Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas 4 semester 2.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 19 Mei 2010, sementara siklus ke II pada hari Rabu
tanggal 26 Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni
2010
.c. Subyek penelitian
Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo
dengan jumlah 22 (Dua puluh dua) siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan
10 perempuan.
3. Instrumen penelitian
a. Lembar tes formatif
b. Lembar observasi
c. Lembar rencana pembelajaran
4. Teknis pengumpulan data
a. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk
tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa foto. Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh daftar siswa kelas IV MI Negeri
Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran
2009/2010.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Akidah Akhlak. Tes yang dimaksud termasuk pre test dan
post test.
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
pencatatan dengan sistematis fenomena - fenomena yang diselidiki (N
Observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan
kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan penggunaan alat
pelajaran akidah akhlak dalam rangka untuk meningkatkan minat
belajar siswa.
5. Analisis data
Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Ada tiga instrumen yang digunakan, yaitu :
a. Analisis dengan menggunakan tes, untuk mengukur motivasi belajar
siswa.
b. Statistik diskriptif untuk mengukur perhatian, aktifitas atau keaktifan
siswa dan minat siswa dalam belajar mengajar.
c. Interprestasi hasil dianalisis secara kuantitatif.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam format
skripsi sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan berisikan,latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi
pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan deskripsi per siklus dan
pembahasan tiap siklus.
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Baharudin
, 2007:24). Jadi sebenarnya perbuatan itu dapat diberi nilai baik atau buruk
karena dilihat dari niat orang yang melakukannya. Maka perbuatan yang
disertai dengan niat baik, maka bernilai baik, meskipun mengakibatkan
keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk tetap bernilai buruk, meskipun
menghasilkan kebaikan (Asmaran,2002:36).
Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena member
pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak mempunyai
minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan
tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, guru perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi yang dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa terebut, banyak cara yang
dipergunakan. Antara lain, dengan membuat materi semenarik mungkin dan
tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang
membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan
belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran harus dapat
menggairahkan anak agar lebih berminat untuk belajar (Baharudin,2007:24).
Dari definisi minat tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud minat adalah suatu keinginan yang timbul dari dalam
diri seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Kaitannya dengan
penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana minat anak dalam
mengikuti pelajaran akidah akhlak, yang kemudian dijadikan sebagai variabel
bebas untuk diteliti dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa
kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun Ajaran
2009/2010.
2. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta,
2007:17). Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi, sehingga mampu berinteraksi dengan
lingkungannya (Usman dkk, 1993:4).
Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandian
atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhan tentang ilmu, yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, untuk
memahami, mengerti, dan membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan
makhluk lain, belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang
hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian belajar
tidak hanya dipahami sebagai aktivitas pelajar saja, tetapi juga bagi mereka
yang mengikuti kursus, pelatihan dan kgiatan pendidikan lainnya
(Wahyuni,2007:12).
Menurut Hamalik (2001,23-24) berdasarkan aliran psikologi
pendidikan, belajar adalah
a. Psikologi Klasik
Menurut teori ini manusia terdiri dari jiw a (mind) dan badan
(body) atau zat (matter). Bahwa hakikat belajar adalah melihat objek
dengan menggunakan substansi dan sensasi, yang merupakan proses dari
dalam.
b. Psikologi Daya
Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari berbagai daya,
mengingat, berpikir, merasakan, dan kemauan. Tiap daya mempunyai
fungsinya sendiri-sendiri. Agar daya dapat berkembang dan terbentuk,
maka daya itu perlu dilatih agar berfungsi optimal.
c. Psikologi Mental State
Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari kesan-kesan atau
tanggapan yang masuk melalui penginderaan. Kesan itu membentuk
pengetahuan melalui alat indra, yang disampaikan dalam bentuk
rangsangan dari luar.
d. Psikologi Behavioristik
Bahwa belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan stimulus - respon ini
akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar.
Dari pengertian-pengertian belajar diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
melalui interaksi dengan lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu
keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan perubahan tingkah laku
guna memperoleh ilmu pengetahuan.
3. Jenis-jenis Belajar
Menurut Muhibin ( 1995:125-126), jenis-jenis belajar terdiri d a ri:
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
absrak, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, dan materi
agama seperti tauhid.
b. Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan
motorik, yakni berhubungan dengan urat saraf dan otot (neorumuscular).
misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, dan materi agama
seperti ibadah salat dan haji.
c. Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan
teknik untuk memecahkan masalah tersebut, seperti masalah keluarga,
persahabatan, kelompok, dan masalah yang bersifat kemasyarakatan.
d. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-
metode ilmiah atau berpikir secara sistimatis, logis, teratur dan teliti,
seperti matematika, dan IPA.
e. Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuwai akal sehat), seperti matematika, fisika,
dan akutansi.
f. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru, atau kebiasaan yang telah ada. Biasanya menggunakan
perintah, suri teladan dan pengalaman. Serta adanya hukuman dan
ganjaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh sikap yang positif atau
4. Efisiensi Belajar
Menurut martinis (2003:102), efisiensi belajar adalah:
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbalik
antara usaha dengan hasilnya. Ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai
siswa yaitu:
a. Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi
belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Usaha
dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil
belajar yang memuaskan. Seperti tenaga, pikiran,waktu, dan peralatan
belajar.
b. Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisiens, apabila
dengan usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang
tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh prestasi
belajar yang tinggi atau memuaskan.
5. Penilaian keberhasilan Belajar
Menurut Usman (1993:9) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya,
tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai
berikut.
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan
siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar, yakni bahan tertentu dan waktu
tertentu pula, atau sebagai fe e d back (umpan balik) dalam memperbaiki
proses belajar mengajar.
b. Tes Subsumatif
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan
pembahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah
selain untuk memperoleh gambaran daya serap, juga untuk menetapkan
tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya digunakan untuk menentukan nilai
rapot.
c. Tes Sumatif
Penilaian ini dilakukan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Hasil
dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat
(ranking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.
6. Tingkat Keberhasilan Belajar
Menurut Usman (1993 : 8) untuk mengetahui sampai di mana tingkat
keberhasilan siswa dan guru terhadap proses belajar yang telah dilakukan,
guru dapat menggunakan acuan sebagai berikut yaitu:
a. Istimewa/maksimal
Yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat
b. Baik sekali/optimal
Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 85% - 94% yang
dikuasai oleh siswa.
c. Baik/ minimal
Yaitu apabila bahan pelajaraan yang diajarkan hanya 75% - 84%
yang dikuasai oleh siswa.
d. Kurang
Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa kurang
dari 75% yang dikuasai oleh siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor
ekstern (faktor yang berasal dari luar). Menurut Slameto faktor intern terdiri
dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern terdiri
dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:
54). Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar, alat atau media
pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di
sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal
lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta
didik dalam belajar yaitu cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak
B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak
1. Definisi Akidah
Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab dari kata (■^c-) yang
berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44). Dalam
Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah al-
Qur’an. Di dalam bidang akidah (keyakinan), petunjuk al-Qur’an merupakan
yang paling bermanfaat dan terbaik untuk mengembangkan, dan
menyempurnakan jiwa manusia (Dahlan, 1997:298).
Akidah memberikan kekuatan jiw a bagi manusia, sehingga tidak
merasa rendah derajatnya ketika berhadapan dengan manusia lain. Dengan
berpegang al-Quran, manusia menjadi sadar mereka sama - sama makhluk
yang diciptakan Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah yang telah
menciptakan alam semesta dan seisinya.
2. Definisi Akhlak
Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk jamak.
Kata tunggalnya adalah i3^- yang berarti perangai atau akhlak (Yunus,
1982:120). Secara terminologi, akhlak mempunyai pengertian yang berbeda-
beda. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Mahmud (2004 : 26), akhlak (moral) adalah sebuah sistem
yang lengkap terdiri dari karakteristik - karakteristik akal atau tingkah laku
yang membuat orang menjadi istimewa. Sedikit berbeda menurut Yuhanar
manusia, sehingga akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Sementara
menurut Asmaran (2002 : 1), Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak
lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu bisa
berupa perbuatan baik yang disebut dengan istilah akhlak mulia atau
perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela, sesuai dengan
pembinaannya.
Di bidang akhlak, al-Quran menyeru manusia agar mengarahkan hati
dan jiwanya pada sifat - sifat jiw a yang terpuji. Sifat - sifat tersebut mulai
dari jujur, setia kawan, adil, murah hati, tolong menolong, ramah, sabar,
pemaaf, hemat, disiplin dan mencintai ilmu(Dahlan, 1997:298).
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiw a manusia, yang berupa perbuatan akhlak
terpuji dan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya. Mata pelajaran
akidah akhlak adalah sub mata pelajaran yang membahas tentang ajaran
agama Islam dari segi aqidah dan akhlak, yang memberikan bimbingan
kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam,
serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari.
3. Ruang Lingkup Akhlak
Menurut Ilyas (2006:5) ruang lingkup akhlak dibagi menjadi lima
bagian yaitu:
a. Akhalq pribadi (al-akhlaq al-fardiyah), yang terdiri dari:
2) Yang dilarang
3) Yang dibolehkan
4) Akhlak dalam keadaan darurat.
b. Akhlak berkeluarga (al-akhlak al-usariyah), yang terdiri dari:
1) Kewajiban timbalik balik antara orang tua dan anak
2) Kewajiban suami istri
3) Kewaj iban terhadap karib dan kerabat.
c. Akhlak bermasyarakat {al-akhlak al-ijtima ’iyyah), yang terdiri dari:
1) Yang dilarang
2) Yang diperintahkan
3) Kaidah-kaidah adab.
d. Akhlak bernegara (aklhlaq al-daulah). yang terdiri dari:
1) Hubungan antara pemimpin dan rakyat
2) Hubungan dengan luar negeri.
e. Akhlaq beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). yaitu kewajiban terhadap Allah
SWT.
Bahwa pada dasarnya ruang lingkup akhlak itu sangat luas mencakup seluruh
aspek kehidupan, baik secara vertikal dan horizontal sesama makluk-Nya.
4. Dasar - Dasar Pendidikan Akidah Akhlak
Hal yang paling mendasar adalah akhlak (perilaku) seorang muslim
yang harus sesuai dengan akidah yang diyakininya. Akidah mempunyai posisi
pokok atau dasar, sedang akhlak mempunyai posisi cabang. Dapat
pondasinya yang tertanam di dalam tanah, sedang akhlak adalah gedung -
gedung dan benda - benda yang didirikan di atasnya (Asmaran,2002:96).
Firman Allah SWT:
Artinya:” Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar - benar berbudi
pekerti yang agung”. {0) s al-Qalam;4)
(Al-Qur’an dan terjemah, 1984: 960)
Dalam perspektif Islam segala hal dan semua aspek kehidupan ini
harus disandarkan kepada al-Qur'an dan Sunnah. Begitu juga dasar
pelaksanaan pendidikan akidah akhlak juga harus sejalan dengan al-Qur'an
dan Sunnah. Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah banyak disebutkan aturan -
aturan tentang hidup dan kehidupan manusia, kalau manusia mengikutinya
maka tidak akan tersesat, dalam arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia
dan di akhirat.
Diantara ayat al-Qur’an yang menyatakan hal ini adalah Q.S. Al-
Baqarah: 148:
5. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak
Adapun tujuan pendidikan akidah akhlak adalah Menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang
terpuji, melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan
pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas keimanan siswa kepada Allah
SWT dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Kurikulum KTSP, 2006:18).
C. Metode Sosiodrama
1. Tujuan Sosiodrama
Tujuan dari metode sosiodrama yaitu:
a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c. Dapat belajar bagimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d. Merangsang kelas unuk berfikir dan memecahkan masalah.
2. Keuntungan metode Sosiodrama
Adapun keuntungan dari metode sosiodrama yaitu :
a. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih
keberaniaan.
b. Metode ini akan lebih menarik perhatiaan anak, sehingga suasana kelas
c. Anak - anak lebih menghayati suatu peristiwa, sehinngga mudah
mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
d. Penyaluran perasaan atau keinginan - keinginan yang terpendam karena
memperoleh kesempatan untuk belajar untuk mengekspresikan
(mencurahkan) penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan
orang banyak.
e. Untuk mengajar anak supaya ia bisa menempatkan dirinya diantara
orang lain.
3. Kelemahan Metode sosiodrama
Adapun kelemahan- kelemahan metode sosiodrama yaitu:
a. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, memiliki
kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial sebenarnya.
b. Sukar untuk memilih anak-anak yang berwatak cemerlang untuk
memecahkan masalah.
c. Perbedaan adat istiadat, kebiasaan dalam masyarakat akan mempersulit
pengaplikasian metode ini.
d. Kadang-kadang anak tidak mau memerankan sesuatu adegan karena
malu.
e. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
f. Anak-anak yang tidak mendapat giliran menjadi pasif.
4. L angkah - Langkah Pelaksanaan Sosiodrama
Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:
b. Menentukan pelaku atau pemeran
c. Permainan sosiodrama atau pelaku
d. Menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks
e. Menganalisa dan membahas permainan peran
f. Mengadakan evaluasi.
5. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Sosiodrama
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode
sosiodrama yaitu:
a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian
siswa.
b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari diri
sendiri.
c. Jangan banyak menyutradarai atau mengatur, biarkan anak
mengembangkan kreatifitas mereka.
d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan).
e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode
Sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengn jalan
mendramakan atau memerankan aksi.
6. Urgensi Metode Sosiodrama Terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Dalam mata pelajaran akidah akhlak, metode sosiodrama dimanfaatkan
untuk mempermudah anak untuk memahami sekaligus agar terbiasa dengan
dapat melatih siswa agar lebih mengetahui tentang kehidupan sosial masyarakat,
sehingga dapat belajar untuk melatih anak agar lebih menghargai perasaan orang
lain, bertanggung jawab, dan untuk berfikir untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi. Metode sosiodrama adalah metode untuk bermain peran,
sehingga anak merasa mengalaminya secara langsung. Metode ini tidak perlu
adanya persiapan latihan terlebih dahulu, dilakukan secara spontan. Dalam
metode ini, anak bisa menyalurkan perasaannya atau pun keinginannya yang
tependam karena memperoleh kesempatan untuk belajar mengekspresikan atau
mencurahkan isi hati.
Dalam metode sosiodrama guru hanya sebagai moderator atau mungkin
hanya sebagai penonton saja, sehingga anak yang lebih aktif. Untuk
melaksanakan metode ini pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan
topik atau masalahnya, memilih tokoh pelakunya, memainkan sosiodrama di
depan kelas, menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks. Bagi siswa yang
tidak mendapatkan peran harus lebih aktif untuk menaggapi dari permainan
temannya. Anak pun berlatih memecahkan masalah dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Adapun hal - hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:
a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar
siswa.
b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela, dan motivasi dari diri sendiri.
c. Guru jangan banyak menyutradarai, biarkan anak untuk berkretifitas sendiri.
e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.
f. Sosiodrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan suatu peranan
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa
Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.
Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas IV semester 2.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 19 Mei 2010. Sementara siklus ke II pada hari Rabu tanggal 26
Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni 2010.
3. Karakteristik siswa
Jumlah siswa kelas IV MI Kalikurmo Kec. Bringin, Kab. Semarang yang
dijadikan subjek penelitian adalah 22 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 10
perempuan. Karakteristik siswa ini secara lebih terperinci dapat digambarkan
sebagai b erik u t:
1. Usia siswa rata-rata 9-10 tahun
2. Latar belakang keluarga atau orang tua adalah pendidikan dasar atau
madrasah, dan menengah.
3. Pekeijaan orang tua adalah petani dan wiraswasta.
4. Tingkat pendidikan siswa sedang.
Nomor
8 1509 Ulya Latifatul Ummah P
9 1510 Novi Dewi Sari P
10 1511 M. Muhlis L
11 1513 Arif Wahyudi L
12 1515 Devi permata Sari P
13 1523 Ida Zulva P
14 1524 Dewi Ayu Syafitri P
15 1525 Sinta Widya Wati P
16 1528 Suryati P
17 1529 Puji Lestari P
18 1533 Rudiawan L
19 1534 Sugiono L
20 1537 M. Syamsul Arifin L
21 1539 Nur Nuzi Liani P
22 1596 Kholifatul Ardliyan L
4. Keadaan Siswa kelas IV sebelum diobservasi
Pada siswa kelas IV minat anak dalam mengikuti mata pelajaran Akidah
Sehingga anak menyepelekan pelajaran tersebut. Di kelas siswa terkadang
ramai sendiri, tidak mau mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru. Hal ini menyebabkan prestasi belajar Akidah Akhlak belum tuntas.
B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus dimulai
dari tahapan perencanaan, implementasi, observasi dan refleksi.
1. Deskripsi pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
1) Tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah peneliti bekerja
sama dengan teman sejawat dan supervisor untuk mengungkap dan
memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan
pemecahan yang tepat.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
4) Menyusun tes formatif
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal (Apersepsi)
a) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.
b) Guru memberi salam dan dimulai dengan berdoa bersama
c) Guru membahas pr, kemudian guru memberikan pertanyaan.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji, kemudian
memberi pengarahan tentang drama kepada siswa
b) Guru menunjuk siswa yang akan memainkan sosiodrama,
kemudian siswa yang lain sebagai komentator.
c) Siswa memainkan sosiodrama berdasarkan skenario.
d) Guru menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.
e) Siswa yang lain memberi komentar sosiodrama yang diperankan
f) Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari peran sosiodrama yang
diperagakan.
3) Kegiatan Akhir
a) Mengadakan evaluasi
b) Memberi motivasi pada siswa
c) Menganalisis hasil evaluasi kemudian memberi tugas rumah.
d) Menutup pelajaran
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus
I ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses
perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi, media, dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil yang
memuaskan karena minat siswa untuk mengikuti pelajaran Akidah
Akhlak masih kurang, serta nilai rata-rata hasil tes formatif juga masih
banyak yang kurang, dan siswa juga belum begitu memahami materi
tentang akhlak terpuji, dan juga belum mampu bertanya dan menjawab
soal dari guru selama pembelajaran berlangsung. Maka pada siklus II
peneliti (guru) menugaskan kepada siswa untuk membaca cerita tentang
akhlak terpuji, agar terjadi perbaikan pembelajaran selanjutnya. Dengan
indikator siswa membiasakan berakhlak terpuji melalui penerapan metode
sosiodrama.
2. Deskripsi pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada
siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri
dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi,
a. Perencanaan
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama
yang lebih optimal.
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
4) Menyusun tes formatif
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
b) Apersepsi berupa tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji, kemudian
memberi pengarahan tentang drama kepada siswa
b) Guru menunjuk siswa yang akan memainkan sosiodrama,
kemudian siswa yang lain sebagai komentator.
c) Siswa memainkan sosiodrama berdasarkan skenario.
d) Guru menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.
e) Siswa yang lain memberi komentar sosiodrama yang diperankan
f) Siswa menyimpulkan hasil dari peran sosiodrama yang
diperagakan.
3) Kegiatan Akhir
a) Mengadakan evaluasi
c) Menganalisis hasil evaluasi
d) Menutup pelajaran
c. Pengamatan
1) Teman sejawat mengamati proses pembelajaran, yaitu pada awalnya
menggunakan tanya jawab
2) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
3) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan,
minat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan menjawab pertanyaan,
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
4) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi, media tongkat, dan mengakhiri
pelajaran.
d. Refleksi
Hasil pembelajaran dari siklus II ini sudah menunjukkan
perubahan. Bertambahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran tentang
akhlak terpuji, yaitu dengan membiasakan berakhlak terpuji. Nilai rata-
rata hasil tes formatif cukup memuaskan dan sebagian siswa sudah dapat
menjawab pertanyaan.
Pada siklus II siswa ditugaskan untuk menyebutkan contoh-contoh
akhlak terpuji. Dalam siklus III siswa lebih mudah untuk menjawab
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada
siklus II, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang
terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus II.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama
yang lebih optimal
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan
4) Menyusun tes formatif
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
b) Guru membahas pr, kemudian apersepsi berupa tanya jawab
mengenai pelajaran yang lalu.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menunjuk siswa yang belum memerankan sosiodrama.
b) Siswa memainkan sosiodrama di depan kelas
c) Guru menghentikan drama setelah mencapai klimaks
d) Siswa mengomentari sosiodrama yang diperankan oleh teman
3) Kegiatan Akhir
a) Mengadakan evaluasi dan tanya jawab tentang materi
b) Memberikan motivasi pada siswa
c) Menganalisis hasil evaluasi
d) Menutup pelajaran dengan bacaan tahmid dan berdoa bersama
3. Pengamatan
a. Teman sejawat mengamati proses pembelajaran, yaitu pada awalnya
menggunakan tanya jawab
b. Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran
c. Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan,
siswa mengikuti pelajaran, kemampuan menjawab pertanyaan,
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
d. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,
penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,
bimbingan pada siswa, evaluasi, dan mengakhiri pelajaran.
4. Refleksi
Hasil pembelajaran dari siklus III ini sudah menunjukkan adanya
perubahan, minat yang tinggi telah dimiliki siswa untuk belajar dan lebih
banyak membaca buku tentang cerita akhlak yang terpuji. Nilai rata-rata
hasil tes formatif memuaskan dan siswa sudah memahami tentang cerita
para rasul yang mempunyai akhlak mulia. Siswa juga sudah mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Proses
Setelah melaksanakan siklus III ini dan menganalisis hasil
pengamatan dan hasil dari nilai tes formatif penulis mengambil kesimpulan,
perubahan nilai para siswa melalui metode sosiodrama dapat meningkatkan
minat belajar siswa yang berakhir dengan nilai prestasi siswa meningkat
A. Deskripsi Subyek Penelitian
1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1957 masyarakat Desa Kalikurmo mengadakan
musyawarah untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang dipelopori
oleh Kyai Ahmad Dalail, beliau adalah pemilik Pondok Pesantren As - Salam
dan Kepala Dusun Krajan. Tanah untuk membangun madrasah adalah wakaf
dari Kyai Ahmad Dalail dan sebagian tanah bengkok milik desa Kalikurmo.
Dari hasil musyawarah diputuskan bahwa madrasah itu bernama MI Islamiyah
Kalikurmo. Pembangunan madrasah dipimpin oleh Bapak Imam Hidayah
selaku kepala desa Kalikurmo, sekretaris Bapak Muslimin dan bendahara
Bapak Juremi. Dalam waktu hampir dua bulan madrasah selesai dibangun
karena gotong royong dan semangat yang tinggi dari masyarakat.
2. Letak Geografis
Letak MI Negeri Kalikurmo berada di Dusun Krajan Desa Kalikurmo
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Jawa Tengah, sebelah Barat
Kecamatan Bringin. Adapun batas-batas dari MI Negeri Kalikurmo sebagai
b erikut:
a. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya.
c. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya.
d. Sebelah barat berbatasan dengan kebun jati.
MI Negeri Kalikurmo merupakan lokasi yang sangat strategis, untuk
dijadikan tempat dalam kegiatan belajar mengajar, karena lokasinya di tengah
desa dan mudah di jangkau oleh masyarakat disekitamya. Di desa Kalikurmo
pada umumnya masyarakat sekitar beragama Islam.
3. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah guru dan karyawan yang ada di MI Negeri Kalikurmo
sebanyak 15 orang guru terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 8 guru kelas, 3
orang guru mata pelajaran, 1 orang tenaga tata usaha, dan 1 orang tukang
kebun, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2
Data Guru dan Karyawan MI Negeri Kalikurmo
No Nama Jabatan Pendidikan Keterangan
1
. Basirun S.Pdl Kepala Madrasah S 12. Tri Lestari, A.Ma Guru Kelas IA D II Melanjutkan SI di STAIN
Salatiga 3. Ristiana, A.Ma Guru Kelas I B D II Melanjutkan SI
8. Siti M ighfaroh, 11. Atma Khomsatun Guru SBK
Kelas III- V I
SMA Melanjutkan SI di Universitas
Terbuka 12. Supriyadi, A.Ma Guru Mapel
Matematika
14. Suryono Penjaga dan
tukang kebun
SMA
Sumber MI Negeri kalikurmo
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 129 orang
siswa yang dapat digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3
Data Siswa MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010
5. Komite Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo
Tabel 4
Susunan komite di MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010 yaitu:
No Nama Jabatan Alamat
1 Nur Anwarudin Ketua I Dusun Pungkruk
2 M. Sholeh Ketua II Dusun Sengkrik
3 M. Ghuffon Bendahara I Dusun Krajan
4 M. Rawuh Bendahara II Dusun Sengkrik
5 Khoirudin Sekretaris I Dusun Getasan
6 Said Sekretaris II Dusun Krajan
Sumber MI Negeri Kalikurmo
6. Profil sekolah
Nama Madrasah adalah MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa
Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.
Madrasah didirikan pada tahun 1957 oleh Kyai Ahmat Dalail. Tanahnya
adalah wakaf dari dari Bapak Imam Hidayah dan sebagian adalah wakaf dari
bengkok desa, yaitu seluas 1587. Luas bangunan Madrasah adalah 1446 m2,
status bangunan adalah milik Negara. Jarak tempuh MI Negeri Kalikurmo ke
Kecamatan kurang lebih 10 Km. Akreditasi Madrasah diselenggarakan pada
tahun 2009, yaitu dengan terakreditasi Baik. Kegiatan belajar mengajar di MI
Negeri Kalikurmodiselenggarakan pada pagi hari yang dimulai dari pukul
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 5
Keadaan Ruang MI Negeri Kalikurmo
No Ruangan Jumlah
Kondisi ruang
baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 Kelas 6 ruang V
2 Ruang Kepala 1 ruang V '
4 Ruang Guru 1 ruang V
3 Perpustakaan 1 ruang V '
4 Ruang UKS 1 ruang V
5 Ruang Dapur 1 ruang V
6 WC Guru 1 ruang V '
7 WC Siswa 2 ruang V V '
8 Gudang 1 ruang v'
Sumber : MI Negeri Kalikurmo
Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar di MI Negeri
Kalikurmo digunakan gedung yang permanen layak pakai, sehingga dengan
tersedianya lokal baik untuk kelas maupun kantor yang permanen menjadi
salah satu faktor yang memang harus disiapkan dalam lembaga pendidikan.
Sementara yang dimiliki MI Negeri Kalikurmo di antaranya sebagai berikut:
a. Peralatan olah raga
Peralatan olahraga terdiri dari bola voli 3 buah, bola basket 2 buah, bola
b. Peralatan ketrampilan
Peralatan ketrampilan terdiri dari komputer 12 buah, kompor 2 buah,
oven 1 buah, dan alat pencetak roti 1 buah.
c. Seperangkat alat praktek
Alat praktek terdiri dari peta 4 buah, globe 2 buah, patung manusia 1
buah, cermin cekung 2 buah, dan kaca pembesar 2 buah.
d. Alat-alat kesenian
Alat-alat kesenian terdiri dari seruling 10 buah, gendang 2 buah, dan ecrek
8. Organisasi Sekolah
B. Hasil Penelitian per Siklus
1. Siklus I
Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar
observasi. Dari instrumental tersebut diperoleh data tentang nilai perhatian,
keaktifan, dan minat siswa sebagai fokus observasi, karena dalam sebuah
keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari hal tersebut, bila
perhatian, keaktifan, dan minat siswa baik, maka diharapkan materi benar-
benar dipahami sehingga minat dan prestasi belajar siswa semakin
meningkat.
Dari observasi diperoleh data sebagai b erik u t:
Observasi pada siklus I diselenggarakan pada hari Rabu, 19 Mei 2010.
Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak adalah
akhlak terpuji, siddiq dan fatanah.
Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 6
No Nama Perhatian Keaktifan Minat
1 Indru Wibowo C B B
2 Edi Saputra B C B
3 M. Shodiq B A B
4 Kurdi B B B
5 Nur Cahyo A B A
6 M. Zumrofi A B B
7 Ucik Sofiati A B A
8 Ulya Latifatul Ummah A A A
10 M. Muhlis C B A
11 A rif Wahyudi A A A
12 Devi permata Sari B A A
13 Ida Zulva B A A
14 Dewi Ayu Syafitri A A A
15 Sinta Widya Wati A B A
16 Suryati B B A
17 Puji Lestari C C B
18 Rudiawan B B B
19 Sugiono A A B
20 M. Syamsul Arifin C B B
21 Nur Nuzi Liani B C B
22 Kholifatul Ardliyan A A A
Siswa 9 8 11
Prosentase 40,90% 36,36% 50,00%
Nilai A yaitu baik sekali, B yaitu baik, C yaitu cukup, dan D yaitu kurang
memuaskan. Nilai huruf A, B, C, dan D untuk mengukur kriteria perhatian
siswa, keaktifan siswa, dan minat belajar siswa.
Pada siklus I hasil observasi mengenai minat belajar, yaitu tentang perhatian
siswa mencapai 40,90%, keaktifan siswa mencapai 36,36%, dan minat siswa
Tes formatif pada siklus I diselenggarakan pada hari Rabu, 19 Mei 2010.
Materi yang diujikan adalah mata pelajaran Akidah Akhlak adalah akhlak
terpuji, siddiq dan fatanah. Dengan kriteria ketuntasan belajar 65.
Hasil nilai tes formatif siklus I sebagai berikut:
Tabel 7
1 Indru Wibowo 60 60 Belum Tuntas
2 Edi Saputra 50 60 Belum Tuntas
3 M. Shodiq 40 60 Belum Tuntas
4 Kurdi 70 80 Tuntas
5 Nur Cahyo 70 70 Tuntas
6 M. Zumrofi 80 70 Tuntas
7 Ucik Sofiati 60 80 Tuntas
8 Ulya Latifatul Ummah 80 80 Tuntas
9 Novi Dewi Sari 50 60 Belum Tuntas
10 M. Muhlis 60 70 Tuntas
11 A rif Wahyudi 80 90 Tuntas
12 Devi permata Sari 70 80 Tuntas
13 Ida Zulva 80 70 Tuntas
14 Dewi Ayu Syafitri 70 80 Tuntas
15 Sinta Widya Wati 60 60 Belum Tuntas
16 Suryati 70 70 Tuntas
17 Puji Lestari 40 50 Belum Tuntas
18 Rudiawan 60 60 Belum Tuntas
19 Sugiono 60 80 Tuntas
21 Nur Nuzi Liani 50 50 Belum Tuntas
22 Kholifatul Ardliyan 80 100 Tuntas
jumlah 1400 1540 13
Rata - rata 63,63 70,00 59,09%
Pada siklus I diperoleh hasil nilai tes formatif siswa yaitu tentang nilai rata-
rata tes formatif 70,00 sedangkan siswa yang tuntas belajar hanya 59,09 %.
2. Siklus II
Pada siklus II penulis masih mengadakan observasi yang sama pada
siklus I yaitu tentang perhatian, keaktifan dan minat siswa dalam proses
belajar mengajar materi akhlak terpuji, amanah dan fatanah.
Dari observasi diperoleh data sebagai b erikut:
Observasi pada siklus II diselenggarakan pada hari Rabu, 26 Mei
2010. Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak
adalah akhlak terpuji, amanah dan fatanah.
Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil observasi minat siswa
No Nama Perhatian Keaktifan Minat
1 Indru Wibowo B B A
2 Edi Saputra B C A
3 M. Shodiq A B B
4 Kurdi A A A
5 Nur Cahyo A A A
6 M. Zumrofi A A A
8 Ulya Latifatul Ummah A A A
22 Kholifatul Ardliyan A A A
Siswa 15 13 18
Prosentase 68,18% 68,18 81,81%
Nilai A yaitu baik sekali, B yaitu baik, C yaitu cukup, dan D yaitu
kurang memuaskan. Nilai huruf A, B, C, dan D untuk mengukur kriteria
perhatian siswa, keaktifan siswa, dan minat belajar siswa.
Pada siklus II ini diperoleh hasil yang meningkat dari siklus I, yaitu tentang
perhatian siswa naik 27,28% menjadi 68,18%, keaktifan siswa naik 31,82%
menjadi 68,18%, minat siswa naik 31,81% menjadi 81,81%
Hasil nilai tes formatif pada siklus II
Tes formatif pada siklus II diselenggarakan pada hari Rabu, 26 Mei 2010.
Materi yang diujikan adalah mata pelajaran Akidah Akhlak adalah akhlak
terpuji, amanah dan fatanah. Dengan kriteria ketuntasan belajar 65.
Tabel 9
1 Indru Wibowo 50 50 Belum Tuntas
2 Edi Saputra 50 60 Belum Tuntas
3 M. Shodiq 60 80 Tuntas
4 Kurdi 70 90 Tuntas
5 Nur Cahyo 70 80 Tuntas
6 M. Zumrofi 80 80 Tuntas
7 Ucik Sofiati 70 80 Tuntas
8 Ulya Latifatul Ummah 80 100 Tuntas
9 Novi Dewi Sari 50 60 Belum Tuntas
tuntas belajar naik 22,72% menjadi 81,81%.
3. Siklus III
Pada siklus III penulis masih mengadakan observasi yang sama pada
siklus II yaitu tentang perhatian, keaktifan, dan minat siswa dalam proses
belajar mengajar mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji, dengan
teman.
Dari observasi diperoleh data sebagai b erikut:
Observasi pada siklus III diselenggarakan pada hari Rabu, 02 Mei
2010. Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak
adalah akhlak terpuji dengan teman.
Hasil observasi tersebut adalah sebagai b erikut:
Tabel 10
8 Ulya Latifatul Ummah A A A
Tabel 11
1 Indra Wibowo 60 70 Tuntas
2 Edi Saputra 80 80 Tuntas
3 M. Shodiq 60 70 Tuntas
4 Kurdi 70 80 Tuntas
5 Nur Cahyo 70 80 Tuntas
6 M. Zumrofi 80 80 Tuntas
7 Ucik Sofiati 60 80 Tuntas
8 Ulya Latifatul Ummah 80 80 Tuntas
9 Novi Dewi Sari 60 70 Tuntas
10 M. Muhlis 60 70 Tuntas
11 A rif Wahyudi 80 90 Tuntas
12 Devi permata Sari 80 100 Tuntas
13 Ida Zulva 80 90 Tuntas
14 Dewi Ayu Syafitri 70 100 Tuntas
15 Sinta Widya Wati 60 80 Tuntas
16 Suryati 80 70 Tuntas
17 Puji Lestari 70 90 Tuntas
18 Rudiawan 80 100 Tuntas
19 Sugiono 60 80 Tuntas
20 M. Syamsul Arifin 60 60 Belum Tuntas
21 Nur Nuzi Liani 80 80 Tuntas
22 Kholifatul Ardliyan 80 100 Tuntas
Jumlah 1560 1800 21
Pada siklus III ini diperoleh hasil yang meningkat dari siklus II,yaitu
tentang hasil nilai tesformatif siswa naik 05,00 menjadi 81,81 sedangkan
yang tuntas belajar naik 13,64% menjadi 95,45%.
C. Pembahasan Penelitian
Dari paparan hasil dari siklus I sampai siklus III diperoleh data-data nilai
hasil belajar keseluruhan di bawah i n i :
Grafik 1.
Perhatian Siswa dari Siklus I sampai Siklus III
100.0% - 90.90%
Siklus I Siklus II Siklus III
Dari hasil nilai di atas dapat dijelaskan pada siklus I perhatian siswa
mencapai 40,90%, pada siklus II mencapai 68,18% dan pada siklus III perhatian
siswa mencapai 90,90%. Ini berarti perhatian belajar siswa dilihat dari prestasinya
meningkat.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai dari siklus I sampai
siklus III, siswa mengalami peningkatan yang baik. Dan dilihat dari keaktifan
Grafik 2.
Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai Siklus III
Siklus I Siklus II Siklus III
Dari hasil nilai di atas dapat dijelaskan pada siklus I keaktifan siswa
mencapai 36,36% pada siklus II mencapai 68,18% dan pada siklus III keaktifan
siswa mencapai 86,36%. Ini berarti keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran meningkat.
Grafik 3.
Minat Siswa dari Siklus I sampai Siklus III
1 0 0.0% - 95.4 5%