• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN

METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV

MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

HUSNUL KHOTIMAH

NIM: 11408182

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STA IN ) SALATIGA ]1. Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara HUSNUL KHOTIMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa

11408182 yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

ANAK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV

MI NEGERI KALIKURMO KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN

SEMARANG telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan

Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28

Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Saijana Pendidikan islam (S.Pd.I).

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Husnul Khotimah

NIM : 11408182

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 10 Agustus 2010

Yang menyatakan,

(5)

Motto

Jadilah salah satu orang dari para penebar kedamaian, tentulah dengan

kebijaksanaanmu.

Hiasilah hidupmu dengan mencintai ilmu, niscaya hidupmu akan

bercahaya, yakinlah dengan ilmu hidupmu akan indah dan bermakna.

Persembahan

1. Kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya

2. Kepada Suamiku Joko Hartono dan anaku Azzahra

Sherina Mayra yang telah memberikan do’a dan

semangatnya untukku

3. Untuk para Sahabat dan Teman yang telah

membantu dalam penyelesaikan skripsi ini.

4. Terima kasih kepada Bapak Yahya S.Ag yang

telah banyak memberikan bimbingannya dalam

penyelesaian skripsi ini.

(6)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji syukur bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

tidak ada Tuhan selain Allah. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Agung Muhammad SAW yang membawa risalah Allah terakhir dan sebagai

penyempurna risalah sebelumnya.

Pada akhirnya penulisan skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya tanpa

suatu halangan apapun, penulis sadar bahwa selesainya penulisan ini berkat

bantuan dari orang- orang disekitamya, tidak ada kata yang patut diucapkan untuk

beliau- beliau ini, hanya dengan kata terima kasih.

Terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Rektor STAIN.

2. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Pendidikan Agama Islam.

3. Y ahya S .Ag, selaku dosen pembimbing skripsi

4. Kepala Madrasah, guru, dan siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo

Kec.Bringin Kab. Semarang.

5. Kedua orang tuaku yang kuhormati yang telah memberikan doanya.

6. Suamiku yang selalu setia mendampingi dan mendukung dalam penyelesaian

skripsi ini.

7. Sri, Ida, Adi & Imron teman seperjuanganku, kau sahabat baik bagiku.

8. Teman-teman Kelas 08-H yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi ini.

(7)

maaf tidak bisa disebutkan secara terperinci karena kekurangan penulis.

Salatiga, 10 Agustus 2010

Hush 11408182

(8)

Pelajaran Akidah Akhlak Dengan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV M I Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembingbing: Yahya, S.Ag

K ata Kunci : metode sosiodrama, minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji.

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Akhlak Terpuji melalui metode sosiodrama pada siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah

(1) Apakah penerapan metode sosiodrama dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji? (2) Apakah penggunaan metode sosiodrama dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akhlak terpuji ? (3) Apakah pemeran metode sosiodrama dapat meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran akhlak terpuji? (4) Apakah penerpan metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan evaluasi dan pengamatan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode sosiodrama dilaksanakan dengan cara guru menyampaikan materi kemudian menyuruh siswa untuk memerankan drama yang terdapat dalam naskah skenario, setelah itu disimpulkan, materi yang disampaikan dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu minat siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan metode sosiodrama dan setelah menggunakan metode sosiodrama.

(9)

HALAMAN JU D U L ... i

PERSETUJUAN PEM BIM BING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR IS I... ix

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Definisi Operasional... 5

F. Hipotesis Tindakan... 7

G. Metode Penelitian... B 1. Rancangan Penelitian... . 8

2. Subyek Penelitian... 9

3. Instrumen Penelitian... 10

4. Teknik Pengumpulan D ata... 10

5. Analisis D ata... 11

H. Sistematika Penulisan... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat B elajar... 12

B. Mata pelajaran akidah Akhlak ...20

C. Metode Sosiodrama... 24

(10)

B. Deskripsi P ersiklus...31

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...31

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...33

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I I ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian...39

B. Hasil Penelitian per Siklus ... 46

1. Siklus I ... 46

2. Siklus I I ... 49

3. Siklus III... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP A. K esim pulan... 58

B. S aran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(11)

Tabel 1 : Data Siswa Kelas IV MI Negeri Kalikurmo... 30

Tabel 2 : Data guru dan Karyawan MI Negeri K alikurm o... 40

Tabel 3 : Data Siswa MI Negeri Kalikurmo... 41

Tabel 4 : Data Susunan Komite MI Negeri K alikurm o... 42

Tabel 5 : Keadaan Ruang MI Negeri Kalikurmo...43

Tabel 6 : Hasil observasi minat siswa siklus I ... 46

Tabel 7 : Hasil nilai tes formatif siklus I ...48

Tabel 8 : Hasil obsevasi minat siswa siklus II... 49

Tabel 9 : Hasil nilai tes formatif siklus II... 51

Tabel 10 : Hasil obsevasi minat siswa siklus III... 52

Tabel 11 : Hasil nilai tes formatif siklus III...54

Grafik 1 : Perhatian Siswa dari Siklus I sampai Siklus II ... 55

Grafik 2 : Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai Siklus III ... 56

Grafik 3 : Minat Siswa dari Siklus I sampai Siklus III ... 56

Grafik 4 : Prestasi Belajar Siswa... 57

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna,

dibekali akal pikiran (cipta), perasaan (rasa), dan kemauan (karsa). Masa kanak-

kanak adalah masa manusia mengalami proses menuju pendewasaan, yang

merupakan suatu proses yang penuh dengan hal-hal yang baru.Pada waktu itu

manusia mengalami perubahan yang menyangkut kepribadian perilaku yang

menciptakan sifat terpuji atau tercela. Belajar merupakan proses orang

memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil

sampai akhir hayat seseorang. Orang tua wajib membelajarkan anak-anaknya agar

kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya, demikian

juga sebuah syair Islam dalam baitnya yang berbunyi; “belajar diwaktu kecil

ibarat melukis di atas batu” (Yamin, 2003 : 97).

Pendidikan Agama Islam yang menduduki peranan sangat dominan

dalam mensukseskan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Undang-undang SISDIKNAS

No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

(13)

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

(Jumali dkk,2008:85).

Salah satu butir pendidikan agama adalah Pendidikan Akhlak penting bagi

anak. Dalam al-Qur’an banyak sekali kita dijumpai ayat-ayat yang bertemakan

ajaran akhlak. Ajaran - ajaran itu menyerukan kepada manusia agar antara lain

mengarahkan hati dan jiwanya pada sifat-sifat jiw a yang terpuji (Dahlan, 1997 :

298). Sifat jiw a terpuji diantaranya adalah jujur, setia kawan, persaudaraan, adil,

murah hati, tolong - menolong, berbaik sangka, ramah, bersih hati, berani, sabar,

penyantun, pemaaf, sopan, disiplin, mencintai ilmu, sampai bersikap terpuji pada

Allah dan sesama manusia.

Minat merupakan salah satu kunci dalam meraih keberhasilan. Bagi

seorang anak tidak mudah dalam menerima materi pelajaran apabila tidak

ada minat yang muncul dari dalam hatinya. Tumbuhnya minat membuat anak

lebih mudah menerima materi yang diajarkan guru. Untuk menumbuhkan minat

belajar siswa guru dituntut menguasai metode yang diajarkan. Selain itu

penggunaan metode harus dipetimbangakan sesuai dengan kondisi kelas. Guru

harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif kreatif dan menyenangkan

sehingga anak tidak bosan.

Bukan rahasia umum bahwa materi keagamaan di sekolah termasuk di

dalamnya materi akidah akhlak seakan - akan menjadi materi pelengkap saja.

Banyak dari peserta didik yang memandang bahwa materi keagamaan itu tidak

penting. Akibatnya minat mereka mengkaji lebih akidah sesuai dengan tuntunan

(14)

Kenyataan di atas menginspirasi peneliti untuk malakukan penelitian

bagaimana meningkatkan minat belajar anak pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

Peneliti bermaksut menggunakan mengunakan metode sosiodrama untuk

meningkatkan minat dan prestasi siswa dibidang ini. judul penelitian ini adalah:

UPAYA MENINGKATKAN MINAT ANAK TERHADAP MATA

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC.

BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah minat anak dalam mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak

pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang selama ini?

2. Bagaimanakah proses penyelenggaraan metode sosiodrama pada siswa kelas

IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

3. Adakah peningkatan minat belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah

Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI

Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?

4. Adakah peningkatan prestasi belajar anak terhadap mata pelajaran Akidah

Akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI

(15)

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arah yang jelas dalam

pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai

yaitu:

1. Mengetahui minat anak dalam mengikuti Pelajaran Akidah Akhlak pada siswa

kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

Tahun ajaran 2009/2010.

2. Mengetahui bagaimana metode sosiodrama digunakan pada mata pelajaran

Akidah Akhlak pada siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

3. Mengetahui perubahan minat anak dalam mengikuti pelajaran Akidah Akhlak

setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI Negeri

Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

4. Mengetahui peningkatan prestasi anak dalam mengikuti pelajaran Akidah

Akhlak setelah menggunakan metode sosiodrama pada siswa kelas IV MI

Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2009/2010.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentang ada tidaknya hubungan antara peningkatan minat anak dalam mengikuti

pelajaran akidah akhlak dengan penggunaan metode sosiodrama. Dari

informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis

(16)

1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan

pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia

pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

2. Secara praktis, apabila ternyata ada hubungan hal ini berarti bagi seorang

guru dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan

akhlak bagi siswa yang ternyata mempunyai hubungan positif terhadap

peningkatan akhlak siswa. Selanjutnya dari pemahaman tersebut, seorang

guru dapat senantiasa memaksimalkan minat anak ketika mengikuti pelajaran

akidah akhlak dengan metode yang sosiodrama dan membiasakan siswa

untuk berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan interpretasi, maka

perlu diberi penegasan terhadap istilah - istilah pokok yang terdapat dalam judul

tersebut.

1. Upaya

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata upaya berarti usaha,

ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Purwadarminta,2007:1250).

2 Meningkatkan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata tingkat yang berarti

susunan yang berlapis lapis; tiggi rendah kedudukan. Sedangkan kata

meningkatkan artinya meninggikan taraf kedudukan martabat seseorang

(17)

3 Minat Belajar

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia minat dapat diartikan sebagai

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan (

Purwadarminta,2007:744). Sementara belajar dapat diartikan yaitu

memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta,2007:17).sementara

Usman dkk (1994 : 4) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan

lingkungannya. Jadi minat belajar adalah keinginan seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar.

4 Pengertian Akidah

Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab berasal dari kata

yang berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44 ).

Adapun secara terminologi menurut Razak (1977 : 119) akidah dapat

diartikan sebagai iman atau kepercayaan, yang sumber asasinya ialah al-

Qur’an dan al-Sunah. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama

dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan

yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh

persangkaan.

5 Pengertian Akhlak

Menurut Asmaran (2002: 1) Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa

sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sedangkan

(18)

bentuk jamak. Kata tunggalnya adalah yang berarti perangai atau

akhlak (Yunus, 1982:120).

Jadi pengertian mata pelajaran akidah akhlak adalah sub mata pelajaran

Agama Islam yang membahas segi akidah dan akhlak, yang memberikan

bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran

ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari.

6 Metode Sosiodrama

Menurut kamus besar bahasa Indonesia Metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang

telah ditentukan (Purwadarminta,2007:740). Sementara istilah sosiodrama

berasal dari istilah sosio (social). Artinya masyarakat. Sedangkan istilah

Drama adalah keadaan orang, peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah

lakunya dan hubungan orang dengan orang lain (Ismail,2008: 7). Metode

sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengan jalan

mendramakan atau memerankan sejumlah aksi (Arief,2002:182).

F . Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 1996:67). Hipotensis penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan minat siswa kelas

IV MI Negeri Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun

(19)

2. Ada hubungan metode sosiodrama dengan peningkatan prestasi belajar siswa

kelas IV MI Negeri kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

tahun ajaran 2009/2010.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Dalam tahapan ini peneliti menjelaskan tentang setting penelitian baik

lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang diketahui

tindakan (Arikunto; 2007 : 16). Adapun sebagai siklus atau tahapan penelitian

tintakan kelas adalah sebagai b erikut:

(20)

a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum

pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat pembelajaran

berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi.

b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan.

Menggambarkan objek yang diamati

d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan

suatu tindakan yang telah dilakukan.

2. Subjek penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di

desa Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa

Tengah. Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas 4 semester 2.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada

hari Rabu tanggal 19 Mei 2010, sementara siklus ke II pada hari Rabu

tanggal 26 Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni

2010

.

c. Subyek penelitian

Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV MI Negeri Kalikurmo

(21)

dengan jumlah 22 (Dua puluh dua) siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan

10 perempuan.

3. Instrumen penelitian

a. Lembar tes formatif

b. Lembar observasi

c. Lembar rencana pembelajaran

4. Teknis pengumpulan data

a. Dokumentasi

Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk

tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa foto. Dokumentasi

digunakan untuk memperoleh daftar siswa kelas IV MI Negeri

Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2009/2010.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Akidah Akhlak. Tes yang dimaksud termasuk pre test dan

post test.

c. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

pencatatan dengan sistematis fenomena - fenomena yang diselidiki (N

Observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan

kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan penggunaan alat

(22)

pelajaran akidah akhlak dalam rangka untuk meningkatkan minat

belajar siswa.

5. Analisis data

Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Ada tiga instrumen yang digunakan, yaitu :

a. Analisis dengan menggunakan tes, untuk mengukur motivasi belajar

siswa.

b. Statistik diskriptif untuk mengukur perhatian, aktifitas atau keaktifan

siswa dan minat siswa dalam belajar mengajar.

c. Interprestasi hasil dianalisis secara kuantitatif.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam format

skripsi sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan berisikan,latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi

pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan deskripsi per siklus dan

pembahasan tiap siklus.

(23)

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Baharudin

, 2007:24). Jadi sebenarnya perbuatan itu dapat diberi nilai baik atau buruk

karena dilihat dari niat orang yang melakukannya. Maka perbuatan yang

disertai dengan niat baik, maka bernilai baik, meskipun mengakibatkan

keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk tetap bernilai buruk, meskipun

menghasilkan kebaikan (Asmaran,2002:36).

Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena member

pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak mempunyai

minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan

tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, guru perlu

membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi yang dipelajarinya.

Untuk membangkitkan minat belajar siswa terebut, banyak cara yang

dipergunakan. Antara lain, dengan membuat materi semenarik mungkin dan

tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang

membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan

(24)

belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran harus dapat

menggairahkan anak agar lebih berminat untuk belajar (Baharudin,2007:24).

Dari definisi minat tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud minat adalah suatu keinginan yang timbul dari dalam

diri seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan. Kaitannya dengan

penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana minat anak dalam

mengikuti pelajaran akidah akhlak, yang kemudian dijadikan sebagai variabel

bebas untuk diteliti dengan menggunakan metode sosiodrama pada siswa

kelas IV MI Negeri Kalikurmo Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun Ajaran

2009/2010.

2. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Purwadarminta,

2007:17). Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi, sehingga mampu berinteraksi dengan

lingkungannya (Usman dkk, 1993:4).

Bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandian

atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha

manusia untuk memenuhi kebutuhan tentang ilmu, yang belum dipunyai

sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, untuk

memahami, mengerti, dan membawa perubahan pengetahuan, sikap maupun

(25)

Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan

makhluk lain, belajar merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang

hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian belajar

tidak hanya dipahami sebagai aktivitas pelajar saja, tetapi juga bagi mereka

yang mengikuti kursus, pelatihan dan kgiatan pendidikan lainnya

(Wahyuni,2007:12).

Menurut Hamalik (2001,23-24) berdasarkan aliran psikologi

pendidikan, belajar adalah

a. Psikologi Klasik

Menurut teori ini manusia terdiri dari jiw a (mind) dan badan

(body) atau zat (matter). Bahwa hakikat belajar adalah melihat objek

dengan menggunakan substansi dan sensasi, yang merupakan proses dari

dalam.

b. Psikologi Daya

Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari berbagai daya,

mengingat, berpikir, merasakan, dan kemauan. Tiap daya mempunyai

fungsinya sendiri-sendiri. Agar daya dapat berkembang dan terbentuk,

maka daya itu perlu dilatih agar berfungsi optimal.

c. Psikologi Mental State

Menurut teori ini, jiw a manusia terdiri dari kesan-kesan atau

tanggapan yang masuk melalui penginderaan. Kesan itu membentuk

(26)

pengetahuan melalui alat indra, yang disampaikan dalam bentuk

rangsangan dari luar.

d. Psikologi Behavioristik

Bahwa belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan

hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan stimulus - respon ini

akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar.

Dari pengertian-pengertian belajar diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

melalui interaksi dengan lingkungan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu

keinginan seseorang yang kuat untuk melakukan perubahan tingkah laku

guna memperoleh ilmu pengetahuan.

3. Jenis-jenis Belajar

Menurut Muhibin ( 1995:125-126), jenis-jenis belajar terdiri d a ri:

a. Belajar Abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir

absrak, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, dan materi

agama seperti tauhid.

b. Belajar Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan

motorik, yakni berhubungan dengan urat saraf dan otot (neorumuscular).

(27)

misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, dan materi agama

seperti ibadah salat dan haji.

c. Belajar Sosial

Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan

teknik untuk memecahkan masalah tersebut, seperti masalah keluarga,

persahabatan, kelompok, dan masalah yang bersifat kemasyarakatan.

d. Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-

metode ilmiah atau berpikir secara sistimatis, logis, teratur dan teliti,

seperti matematika, dan IPA.

e. Belajar Rasional

Belajar rasional adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir

secara logis dan rasional (sesuwai akal sehat), seperti matematika, fisika,

dan akutansi.

f. Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-

kebiasaan baru, atau kebiasaan yang telah ada. Biasanya menggunakan

perintah, suri teladan dan pengalaman. Serta adanya hukuman dan

ganjaran. Tujuannya adalah untuk memperoleh sikap yang positif atau

(28)

4. Efisiensi Belajar

Menurut martinis (2003:102), efisiensi belajar adalah:

Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbalik

antara usaha dengan hasilnya. Ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai

siswa yaitu:

a. Efisiensi Usaha Belajar

Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi

belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Usaha

dalam hal ini adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil

belajar yang memuaskan. Seperti tenaga, pikiran,waktu, dan peralatan

belajar.

b. Efisiensi Hasil Belajar

Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efisiens, apabila

dengan usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang

tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh prestasi

belajar yang tinggi atau memuaskan.

5. Penilaian keberhasilan Belajar

Menurut Usman (1993:9) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya,

tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai

berikut.

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan bahasan

(29)

siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes ini digunakan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar, yakni bahan tertentu dan waktu

tertentu pula, atau sebagai fe e d back (umpan balik) dalam memperbaiki

proses belajar mengajar.

b. Tes Subsumatif

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan

pembahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah

selain untuk memperoleh gambaran daya serap, juga untuk menetapkan

tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya digunakan untuk menentukan nilai

rapot.

c. Tes Sumatif

Penilaian ini dilakukan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Hasil

dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat

(ranking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.

6. Tingkat Keberhasilan Belajar

Menurut Usman (1993 : 8) untuk mengetahui sampai di mana tingkat

keberhasilan siswa dan guru terhadap proses belajar yang telah dilakukan,

guru dapat menggunakan acuan sebagai berikut yaitu:

a. Istimewa/maksimal

Yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat

(30)

b. Baik sekali/optimal

Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 85% - 94% yang

dikuasai oleh siswa.

c. Baik/ minimal

Yaitu apabila bahan pelajaraan yang diajarkan hanya 75% - 84%

yang dikuasai oleh siswa.

d. Kurang

Yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa kurang

dari 75% yang dikuasai oleh siswa.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor

ekstern (faktor yang berasal dari luar). Menurut Slameto faktor intern terdiri

dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor ekstern terdiri

dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:

54). Faktor sekolah antara lain meliputi metode mengajar, alat atau media

pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di

sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal

lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta

didik dalam belajar yaitu cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak

(31)

B. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

1. Definisi Akidah

Akidah secara etimologi berasal dari bahasa Arab dari kata (■^c-) yang

berarti meyakini atau yang dipercayai oleh hati (Yunus, 1982:44). Dalam

Islam, akidah ialah iman atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi ialah al-

Qur’an. Di dalam bidang akidah (keyakinan), petunjuk al-Qur’an merupakan

yang paling bermanfaat dan terbaik untuk mengembangkan, dan

menyempurnakan jiwa manusia (Dahlan, 1997:298).

Akidah memberikan kekuatan jiw a bagi manusia, sehingga tidak

merasa rendah derajatnya ketika berhadapan dengan manusia lain. Dengan

berpegang al-Quran, manusia menjadi sadar mereka sama - sama makhluk

yang diciptakan Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah yang telah

menciptakan alam semesta dan seisinya.

2. Definisi Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk jamak.

Kata tunggalnya adalah i3^- yang berarti perangai atau akhlak (Yunus,

1982:120). Secara terminologi, akhlak mempunyai pengertian yang berbeda-

beda. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Mahmud (2004 : 26), akhlak (moral) adalah sebuah sistem

yang lengkap terdiri dari karakteristik - karakteristik akal atau tingkah laku

yang membuat orang menjadi istimewa. Sedikit berbeda menurut Yuhanar

(32)

manusia, sehingga akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa

memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Sementara

menurut Asmaran (2002 : 1), Akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak

lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu bisa

berupa perbuatan baik yang disebut dengan istilah akhlak mulia atau

perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela, sesuai dengan

pembinaannya.

Di bidang akhlak, al-Quran menyeru manusia agar mengarahkan hati

dan jiwanya pada sifat - sifat jiw a yang terpuji. Sifat - sifat tersebut mulai

dari jujur, setia kawan, adil, murah hati, tolong menolong, ramah, sabar,

pemaaf, hemat, disiplin dan mencintai ilmu(Dahlan, 1997:298).

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiw a manusia, yang berupa perbuatan akhlak

terpuji dan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya. Mata pelajaran

akidah akhlak adalah sub mata pelajaran yang membahas tentang ajaran

agama Islam dari segi aqidah dan akhlak, yang memberikan bimbingan

kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam,

serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari.

3. Ruang Lingkup Akhlak

Menurut Ilyas (2006:5) ruang lingkup akhlak dibagi menjadi lima

bagian yaitu:

a. Akhalq pribadi (al-akhlaq al-fardiyah), yang terdiri dari:

(33)

2) Yang dilarang

3) Yang dibolehkan

4) Akhlak dalam keadaan darurat.

b. Akhlak berkeluarga (al-akhlak al-usariyah), yang terdiri dari:

1) Kewajiban timbalik balik antara orang tua dan anak

2) Kewajiban suami istri

3) Kewaj iban terhadap karib dan kerabat.

c. Akhlak bermasyarakat {al-akhlak al-ijtima ’iyyah), yang terdiri dari:

1) Yang dilarang

2) Yang diperintahkan

3) Kaidah-kaidah adab.

d. Akhlak bernegara (aklhlaq al-daulah). yang terdiri dari:

1) Hubungan antara pemimpin dan rakyat

2) Hubungan dengan luar negeri.

e. Akhlaq beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). yaitu kewajiban terhadap Allah

SWT.

Bahwa pada dasarnya ruang lingkup akhlak itu sangat luas mencakup seluruh

aspek kehidupan, baik secara vertikal dan horizontal sesama makluk-Nya.

4. Dasar - Dasar Pendidikan Akidah Akhlak

Hal yang paling mendasar adalah akhlak (perilaku) seorang muslim

yang harus sesuai dengan akidah yang diyakininya. Akidah mempunyai posisi

pokok atau dasar, sedang akhlak mempunyai posisi cabang. Dapat

(34)

pondasinya yang tertanam di dalam tanah, sedang akhlak adalah gedung -

gedung dan benda - benda yang didirikan di atasnya (Asmaran,2002:96).

Firman Allah SWT:

Artinya:” Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar - benar berbudi

pekerti yang agung”. {0) s al-Qalam;4)

(Al-Qur’an dan terjemah, 1984: 960)

Dalam perspektif Islam segala hal dan semua aspek kehidupan ini

harus disandarkan kepada al-Qur'an dan Sunnah. Begitu juga dasar

pelaksanaan pendidikan akidah akhlak juga harus sejalan dengan al-Qur'an

dan Sunnah. Di dalam al-Qur’an maupun Sunnah banyak disebutkan aturan -

aturan tentang hidup dan kehidupan manusia, kalau manusia mengikutinya

maka tidak akan tersesat, dalam arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia

dan di akhirat.

Diantara ayat al-Qur’an yang menyatakan hal ini adalah Q.S. Al-

Baqarah: 148:

(35)

5. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak

Adapun tujuan pendidikan akidah akhlak adalah Menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang

terpuji, melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan

pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam. Tujuannya adalah untuk

mengembangkan dan meningkatkan kualitas keimanan siswa kepada Allah

SWT dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara (Kurikulum KTSP, 2006:18).

C. Metode Sosiodrama

1. Tujuan Sosiodrama

Tujuan dari metode sosiodrama yaitu:

a. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

b. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

c. Dapat belajar bagimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok

secara spontan.

d. Merangsang kelas unuk berfikir dan memecahkan masalah.

2. Keuntungan metode Sosiodrama

Adapun keuntungan dari metode sosiodrama yaitu :

a. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih

keberaniaan.

b. Metode ini akan lebih menarik perhatiaan anak, sehingga suasana kelas

(36)

c. Anak - anak lebih menghayati suatu peristiwa, sehinngga mudah

mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.

d. Penyaluran perasaan atau keinginan - keinginan yang terpendam karena

memperoleh kesempatan untuk belajar untuk mengekspresikan

(mencurahkan) penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan

orang banyak.

e. Untuk mengajar anak supaya ia bisa menempatkan dirinya diantara

orang lain.

3. Kelemahan Metode sosiodrama

Adapun kelemahan- kelemahan metode sosiodrama yaitu:

a. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, memiliki

kekurangan kualitas emosional dengan situasi sosial sebenarnya.

b. Sukar untuk memilih anak-anak yang berwatak cemerlang untuk

memecahkan masalah.

c. Perbedaan adat istiadat, kebiasaan dalam masyarakat akan mempersulit

pengaplikasian metode ini.

d. Kadang-kadang anak tidak mau memerankan sesuatu adegan karena

malu.

e. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

f. Anak-anak yang tidak mendapat giliran menjadi pasif.

4. L angkah - Langkah Pelaksanaan Sosiodrama

Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:

(37)

b. Menentukan pelaku atau pemeran

c. Permainan sosiodrama atau pelaku

d. Menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks

e. Menganalisa dan membahas permainan peran

f. Mengadakan evaluasi.

5. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Sosiodrama

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode

sosiodrama yaitu:

a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian

siswa.

b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari diri

sendiri.

c. Jangan banyak menyutradarai atau mengatur, biarkan anak

mengembangkan kreatifitas mereka.

d. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan).

e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.

Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode

Sosiodrama adalah salah satu bentuk metode belajar mengajar dengn jalan

mendramakan atau memerankan aksi.

6. Urgensi Metode Sosiodrama Terhadap Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Dalam mata pelajaran akidah akhlak, metode sosiodrama dimanfaatkan

untuk mempermudah anak untuk memahami sekaligus agar terbiasa dengan

(38)

dapat melatih siswa agar lebih mengetahui tentang kehidupan sosial masyarakat,

sehingga dapat belajar untuk melatih anak agar lebih menghargai perasaan orang

lain, bertanggung jawab, dan untuk berfikir untuk memecahkan masalah yang

sedang dihadapi. Metode sosiodrama adalah metode untuk bermain peran,

sehingga anak merasa mengalaminya secara langsung. Metode ini tidak perlu

adanya persiapan latihan terlebih dahulu, dilakukan secara spontan. Dalam

metode ini, anak bisa menyalurkan perasaannya atau pun keinginannya yang

tependam karena memperoleh kesempatan untuk belajar mengekspresikan atau

mencurahkan isi hati.

Dalam metode sosiodrama guru hanya sebagai moderator atau mungkin

hanya sebagai penonton saja, sehingga anak yang lebih aktif. Untuk

melaksanakan metode ini pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan

topik atau masalahnya, memilih tokoh pelakunya, memainkan sosiodrama di

depan kelas, menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks. Bagi siswa yang

tidak mendapatkan peran harus lebih aktif untuk menaggapi dari permainan

temannya. Anak pun berlatih memecahkan masalah dan mencari solusi untuk

mengatasi masalah yang dihadapi. Adapun hal - hal yang harus diperhatikan

dalam pelaksanaan metode sosiodrama yaitu:

a. Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar

siswa.

b. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela, dan motivasi dari diri sendiri.

c. Guru jangan banyak menyutradarai, biarkan anak untuk berkretifitas sendiri.

(39)

e. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.

f. Sosiodrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan suatu peranan

(40)

A. Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa

Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.

Siswa yamg diteliti adalah siswa kelas IV semester 2.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini terbagi atas tiga siklus yaitu siklus I dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 19 Mei 2010. Sementara siklus ke II pada hari Rabu tanggal 26

Mei 2010 dan siklus ke III pada hari Rabu tanggal 02 Juni 2010.

3. Karakteristik siswa

Jumlah siswa kelas IV MI Kalikurmo Kec. Bringin, Kab. Semarang yang

dijadikan subjek penelitian adalah 22 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 10

perempuan. Karakteristik siswa ini secara lebih terperinci dapat digambarkan

sebagai b erik u t:

1. Usia siswa rata-rata 9-10 tahun

2. Latar belakang keluarga atau orang tua adalah pendidikan dasar atau

madrasah, dan menengah.

3. Pekeijaan orang tua adalah petani dan wiraswasta.

4. Tingkat pendidikan siswa sedang.

(41)

Nomor

8 1509 Ulya Latifatul Ummah P

9 1510 Novi Dewi Sari P

10 1511 M. Muhlis L

11 1513 Arif Wahyudi L

12 1515 Devi permata Sari P

13 1523 Ida Zulva P

14 1524 Dewi Ayu Syafitri P

15 1525 Sinta Widya Wati P

16 1528 Suryati P

17 1529 Puji Lestari P

18 1533 Rudiawan L

19 1534 Sugiono L

20 1537 M. Syamsul Arifin L

21 1539 Nur Nuzi Liani P

22 1596 Kholifatul Ardliyan L

4. Keadaan Siswa kelas IV sebelum diobservasi

Pada siswa kelas IV minat anak dalam mengikuti mata pelajaran Akidah

(42)

Sehingga anak menyepelekan pelajaran tersebut. Di kelas siswa terkadang

ramai sendiri, tidak mau mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan

oleh guru. Hal ini menyebabkan prestasi belajar Akidah Akhlak belum tuntas.

B. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus dimulai

dari tahapan perencanaan, implementasi, observasi dan refleksi.

1. Deskripsi pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

1) Tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah peneliti bekerja

sama dengan teman sejawat dan supervisor untuk mengungkap dan

memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan

pemecahan yang tepat.

2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama

3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan

4) Menyusun tes formatif

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:

1) Kegiatan awal (Apersepsi)

a) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.

b) Guru memberi salam dan dimulai dengan berdoa bersama

c) Guru membahas pr, kemudian guru memberikan pertanyaan.

(43)

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji, kemudian

memberi pengarahan tentang drama kepada siswa

b) Guru menunjuk siswa yang akan memainkan sosiodrama,

kemudian siswa yang lain sebagai komentator.

c) Siswa memainkan sosiodrama berdasarkan skenario.

d) Guru menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.

e) Siswa yang lain memberi komentar sosiodrama yang diperankan

f) Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari peran sosiodrama yang

diperagakan.

3) Kegiatan Akhir

a) Mengadakan evaluasi

b) Memberi motivasi pada siswa

c) Menganalisis hasil evaluasi kemudian memberi tugas rumah.

d) Menutup pelajaran

c. Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk

mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus

I ini penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses

perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.

(44)

pertanyaan.

3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,

penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,

bimbingan pada siswa, evaluasi, media, dan mengakhiri pelajaran.

d. Refleksi

Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil yang

memuaskan karena minat siswa untuk mengikuti pelajaran Akidah

Akhlak masih kurang, serta nilai rata-rata hasil tes formatif juga masih

banyak yang kurang, dan siswa juga belum begitu memahami materi

tentang akhlak terpuji, dan juga belum mampu bertanya dan menjawab

soal dari guru selama pembelajaran berlangsung. Maka pada siklus II

peneliti (guru) menugaskan kepada siswa untuk membaca cerita tentang

akhlak terpuji, agar terjadi perbaikan pembelajaran selanjutnya. Dengan

indikator siswa membiasakan berakhlak terpuji melalui penerapan metode

sosiodrama.

2. Deskripsi pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada

siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri

dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi,

a. Perencanaan

(45)

2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama

yang lebih optimal.

3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan

4) Menyusun tes formatif

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama

b) Apersepsi berupa tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan materi tentang akhlak terpuji, kemudian

memberi pengarahan tentang drama kepada siswa

b) Guru menunjuk siswa yang akan memainkan sosiodrama,

kemudian siswa yang lain sebagai komentator.

c) Siswa memainkan sosiodrama berdasarkan skenario.

d) Guru menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.

e) Siswa yang lain memberi komentar sosiodrama yang diperankan

f) Siswa menyimpulkan hasil dari peran sosiodrama yang

diperagakan.

3) Kegiatan Akhir

a) Mengadakan evaluasi

(46)

c) Menganalisis hasil evaluasi

d) Menutup pelajaran

c. Pengamatan

1) Teman sejawat mengamati proses pembelajaran, yaitu pada awalnya

menggunakan tanya jawab

2) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran

3) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan,

minat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan menjawab pertanyaan,

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

4) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,

penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,

bimbingan pada siswa, evaluasi, media tongkat, dan mengakhiri

pelajaran.

d. Refleksi

Hasil pembelajaran dari siklus II ini sudah menunjukkan

perubahan. Bertambahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran tentang

akhlak terpuji, yaitu dengan membiasakan berakhlak terpuji. Nilai rata-

rata hasil tes formatif cukup memuaskan dan sebagian siswa sudah dapat

menjawab pertanyaan.

Pada siklus II siswa ditugaskan untuk menyebutkan contoh-contoh

akhlak terpuji. Dalam siklus III siswa lebih mudah untuk menjawab

(47)

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada

siklus II, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang

terdiri dari rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus II.

2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama

yang lebih optimal

3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan

4) Menyusun tes formatif

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah:

1) Kegiatan awal

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

b) Guru membahas pr, kemudian apersepsi berupa tanya jawab

mengenai pelajaran yang lalu.

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menunjuk siswa yang belum memerankan sosiodrama.

b) Siswa memainkan sosiodrama di depan kelas

c) Guru menghentikan drama setelah mencapai klimaks

d) Siswa mengomentari sosiodrama yang diperankan oleh teman

(48)

3) Kegiatan Akhir

a) Mengadakan evaluasi dan tanya jawab tentang materi

b) Memberikan motivasi pada siswa

c) Menganalisis hasil evaluasi

d) Menutup pelajaran dengan bacaan tahmid dan berdoa bersama

3. Pengamatan

a. Teman sejawat mengamati proses pembelajaran, yaitu pada awalnya

menggunakan tanya jawab

b. Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran

c. Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan,

siswa mengikuti pelajaran, kemampuan menjawab pertanyaan,

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

d. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,

penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, metode,

bimbingan pada siswa, evaluasi, dan mengakhiri pelajaran.

4. Refleksi

Hasil pembelajaran dari siklus III ini sudah menunjukkan adanya

perubahan, minat yang tinggi telah dimiliki siswa untuk belajar dan lebih

banyak membaca buku tentang cerita akhlak yang terpuji. Nilai rata-rata

hasil tes formatif memuaskan dan siswa sudah memahami tentang cerita

para rasul yang mempunyai akhlak mulia. Siswa juga sudah mampu

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Proses

(49)

Setelah melaksanakan siklus III ini dan menganalisis hasil

pengamatan dan hasil dari nilai tes formatif penulis mengambil kesimpulan,

perubahan nilai para siswa melalui metode sosiodrama dapat meningkatkan

minat belajar siswa yang berakhir dengan nilai prestasi siswa meningkat

(50)

A. Deskripsi Subyek Penelitian

1. Sejarah Singkat

Pada tahun 1957 masyarakat Desa Kalikurmo mengadakan

musyawarah untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang dipelopori

oleh Kyai Ahmad Dalail, beliau adalah pemilik Pondok Pesantren As - Salam

dan Kepala Dusun Krajan. Tanah untuk membangun madrasah adalah wakaf

dari Kyai Ahmad Dalail dan sebagian tanah bengkok milik desa Kalikurmo.

Dari hasil musyawarah diputuskan bahwa madrasah itu bernama MI Islamiyah

Kalikurmo. Pembangunan madrasah dipimpin oleh Bapak Imam Hidayah

selaku kepala desa Kalikurmo, sekretaris Bapak Muslimin dan bendahara

Bapak Juremi. Dalam waktu hampir dua bulan madrasah selesai dibangun

karena gotong royong dan semangat yang tinggi dari masyarakat.

2. Letak Geografis

Letak MI Negeri Kalikurmo berada di Dusun Krajan Desa Kalikurmo

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Jawa Tengah, sebelah Barat

Kecamatan Bringin. Adapun batas-batas dari MI Negeri Kalikurmo sebagai

b erikut:

a. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya.

(51)

c. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya.

d. Sebelah barat berbatasan dengan kebun jati.

MI Negeri Kalikurmo merupakan lokasi yang sangat strategis, untuk

dijadikan tempat dalam kegiatan belajar mengajar, karena lokasinya di tengah

desa dan mudah di jangkau oleh masyarakat disekitamya. Di desa Kalikurmo

pada umumnya masyarakat sekitar beragama Islam.

3. Keadaan Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan karyawan yang ada di MI Negeri Kalikurmo

sebanyak 15 orang guru terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 8 guru kelas, 3

orang guru mata pelajaran, 1 orang tenaga tata usaha, dan 1 orang tukang

kebun, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2

Data Guru dan Karyawan MI Negeri Kalikurmo

No Nama Jabatan Pendidikan Keterangan

1

. Basirun S.Pdl Kepala Madrasah S 1

2. Tri Lestari, A.Ma Guru Kelas IA D II Melanjutkan SI di STAIN

Salatiga 3. Ristiana, A.Ma Guru Kelas I B D II Melanjutkan SI

(52)

8. Siti M ighfaroh, 11. Atma Khomsatun Guru SBK

Kelas III- V I

SMA Melanjutkan SI di Universitas

Terbuka 12. Supriyadi, A.Ma Guru Mapel

Matematika

14. Suryono Penjaga dan

tukang kebun

SMA

Sumber MI Negeri kalikurmo

4. Keadaan Siswa

Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 129 orang

siswa yang dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3

Data Siswa MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010

(53)

5. Komite Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo

Tabel 4

Susunan komite di MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010 yaitu:

No Nama Jabatan Alamat

1 Nur Anwarudin Ketua I Dusun Pungkruk

2 M. Sholeh Ketua II Dusun Sengkrik

3 M. Ghuffon Bendahara I Dusun Krajan

4 M. Rawuh Bendahara II Dusun Sengkrik

5 Khoirudin Sekretaris I Dusun Getasan

6 Said Sekretaris II Dusun Krajan

Sumber MI Negeri Kalikurmo

6. Profil sekolah

Nama Madrasah adalah MI Negeri Kalikurmo, yang berada di desa

Kalikurmo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.

Madrasah didirikan pada tahun 1957 oleh Kyai Ahmat Dalail. Tanahnya

adalah wakaf dari dari Bapak Imam Hidayah dan sebagian adalah wakaf dari

bengkok desa, yaitu seluas 1587. Luas bangunan Madrasah adalah 1446 m2,

status bangunan adalah milik Negara. Jarak tempuh MI Negeri Kalikurmo ke

Kecamatan kurang lebih 10 Km. Akreditasi Madrasah diselenggarakan pada

tahun 2009, yaitu dengan terakreditasi Baik. Kegiatan belajar mengajar di MI

Negeri Kalikurmodiselenggarakan pada pagi hari yang dimulai dari pukul

(54)

7. Sarana dan Prasarana

Tabel 5

Keadaan Ruang MI Negeri Kalikurmo

No Ruangan Jumlah

Kondisi ruang

baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 Kelas 6 ruang V

2 Ruang Kepala 1 ruang V '

4 Ruang Guru 1 ruang V

3 Perpustakaan 1 ruang V '

4 Ruang UKS 1 ruang V

5 Ruang Dapur 1 ruang V

6 WC Guru 1 ruang V '

7 WC Siswa 2 ruang V V '

8 Gudang 1 ruang v'

Sumber : MI Negeri Kalikurmo

Gedung yang digunakan sebagai tempat belajar di MI Negeri

Kalikurmo digunakan gedung yang permanen layak pakai, sehingga dengan

tersedianya lokal baik untuk kelas maupun kantor yang permanen menjadi

salah satu faktor yang memang harus disiapkan dalam lembaga pendidikan.

Sementara yang dimiliki MI Negeri Kalikurmo di antaranya sebagai berikut:

a. Peralatan olah raga

Peralatan olahraga terdiri dari bola voli 3 buah, bola basket 2 buah, bola

(55)

b. Peralatan ketrampilan

Peralatan ketrampilan terdiri dari komputer 12 buah, kompor 2 buah,

oven 1 buah, dan alat pencetak roti 1 buah.

c. Seperangkat alat praktek

Alat praktek terdiri dari peta 4 buah, globe 2 buah, patung manusia 1

buah, cermin cekung 2 buah, dan kaca pembesar 2 buah.

d. Alat-alat kesenian

Alat-alat kesenian terdiri dari seruling 10 buah, gendang 2 buah, dan ecrek

(56)

8. Organisasi Sekolah

(57)

B. Hasil Penelitian per Siklus

1. Siklus I

Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar

observasi. Dari instrumental tersebut diperoleh data tentang nilai perhatian,

keaktifan, dan minat siswa sebagai fokus observasi, karena dalam sebuah

keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari hal tersebut, bila

perhatian, keaktifan, dan minat siswa baik, maka diharapkan materi benar-

benar dipahami sehingga minat dan prestasi belajar siswa semakin

meningkat.

Dari observasi diperoleh data sebagai b erik u t:

Observasi pada siklus I diselenggarakan pada hari Rabu, 19 Mei 2010.

Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak adalah

akhlak terpuji, siddiq dan fatanah.

Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 6

No Nama Perhatian Keaktifan Minat

1 Indru Wibowo C B B

2 Edi Saputra B C B

3 M. Shodiq B A B

4 Kurdi B B B

5 Nur Cahyo A B A

6 M. Zumrofi A B B

7 Ucik Sofiati A B A

8 Ulya Latifatul Ummah A A A

(58)

10 M. Muhlis C B A

11 A rif Wahyudi A A A

12 Devi permata Sari B A A

13 Ida Zulva B A A

14 Dewi Ayu Syafitri A A A

15 Sinta Widya Wati A B A

16 Suryati B B A

17 Puji Lestari C C B

18 Rudiawan B B B

19 Sugiono A A B

20 M. Syamsul Arifin C B B

21 Nur Nuzi Liani B C B

22 Kholifatul Ardliyan A A A

Siswa 9 8 11

Prosentase 40,90% 36,36% 50,00%

Nilai A yaitu baik sekali, B yaitu baik, C yaitu cukup, dan D yaitu kurang

memuaskan. Nilai huruf A, B, C, dan D untuk mengukur kriteria perhatian

siswa, keaktifan siswa, dan minat belajar siswa.

Pada siklus I hasil observasi mengenai minat belajar, yaitu tentang perhatian

siswa mencapai 40,90%, keaktifan siswa mencapai 36,36%, dan minat siswa

(59)

Tes formatif pada siklus I diselenggarakan pada hari Rabu, 19 Mei 2010.

Materi yang diujikan adalah mata pelajaran Akidah Akhlak adalah akhlak

terpuji, siddiq dan fatanah. Dengan kriteria ketuntasan belajar 65.

Hasil nilai tes formatif siklus I sebagai berikut:

Tabel 7

1 Indru Wibowo 60 60 Belum Tuntas

2 Edi Saputra 50 60 Belum Tuntas

3 M. Shodiq 40 60 Belum Tuntas

4 Kurdi 70 80 Tuntas

5 Nur Cahyo 70 70 Tuntas

6 M. Zumrofi 80 70 Tuntas

7 Ucik Sofiati 60 80 Tuntas

8 Ulya Latifatul Ummah 80 80 Tuntas

9 Novi Dewi Sari 50 60 Belum Tuntas

10 M. Muhlis 60 70 Tuntas

11 A rif Wahyudi 80 90 Tuntas

12 Devi permata Sari 70 80 Tuntas

13 Ida Zulva 80 70 Tuntas

14 Dewi Ayu Syafitri 70 80 Tuntas

15 Sinta Widya Wati 60 60 Belum Tuntas

16 Suryati 70 70 Tuntas

17 Puji Lestari 40 50 Belum Tuntas

18 Rudiawan 60 60 Belum Tuntas

19 Sugiono 60 80 Tuntas

(60)

21 Nur Nuzi Liani 50 50 Belum Tuntas

22 Kholifatul Ardliyan 80 100 Tuntas

jumlah 1400 1540 13

Rata - rata 63,63 70,00 59,09%

Pada siklus I diperoleh hasil nilai tes formatif siswa yaitu tentang nilai rata-

rata tes formatif 70,00 sedangkan siswa yang tuntas belajar hanya 59,09 %.

2. Siklus II

Pada siklus II penulis masih mengadakan observasi yang sama pada

siklus I yaitu tentang perhatian, keaktifan dan minat siswa dalam proses

belajar mengajar materi akhlak terpuji, amanah dan fatanah.

Dari observasi diperoleh data sebagai b erikut:

Observasi pada siklus II diselenggarakan pada hari Rabu, 26 Mei

2010. Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak

adalah akhlak terpuji, amanah dan fatanah.

Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil observasi minat siswa

No Nama Perhatian Keaktifan Minat

1 Indru Wibowo B B A

2 Edi Saputra B C A

3 M. Shodiq A B B

4 Kurdi A A A

5 Nur Cahyo A A A

6 M. Zumrofi A A A

(61)

8 Ulya Latifatul Ummah A A A

22 Kholifatul Ardliyan A A A

Siswa 15 13 18

Prosentase 68,18% 68,18 81,81%

Nilai A yaitu baik sekali, B yaitu baik, C yaitu cukup, dan D yaitu

kurang memuaskan. Nilai huruf A, B, C, dan D untuk mengukur kriteria

perhatian siswa, keaktifan siswa, dan minat belajar siswa.

Pada siklus II ini diperoleh hasil yang meningkat dari siklus I, yaitu tentang

perhatian siswa naik 27,28% menjadi 68,18%, keaktifan siswa naik 31,82%

menjadi 68,18%, minat siswa naik 31,81% menjadi 81,81%

Hasil nilai tes formatif pada siklus II

Tes formatif pada siklus II diselenggarakan pada hari Rabu, 26 Mei 2010.

Materi yang diujikan adalah mata pelajaran Akidah Akhlak adalah akhlak

terpuji, amanah dan fatanah. Dengan kriteria ketuntasan belajar 65.

Tabel 9

1 Indru Wibowo 50 50 Belum Tuntas

2 Edi Saputra 50 60 Belum Tuntas

3 M. Shodiq 60 80 Tuntas

4 Kurdi 70 90 Tuntas

5 Nur Cahyo 70 80 Tuntas

6 M. Zumrofi 80 80 Tuntas

7 Ucik Sofiati 70 80 Tuntas

8 Ulya Latifatul Ummah 80 100 Tuntas

9 Novi Dewi Sari 50 60 Belum Tuntas

(62)

tuntas belajar naik 22,72% menjadi 81,81%.

3. Siklus III

Pada siklus III penulis masih mengadakan observasi yang sama pada

siklus II yaitu tentang perhatian, keaktifan, dan minat siswa dalam proses

belajar mengajar mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak terpuji, dengan

teman.

Dari observasi diperoleh data sebagai b erikut:

Observasi pada siklus III diselenggarakan pada hari Rabu, 02 Mei

2010. Materi yang diobservasi adalah pada mata pelajaran Akidah Akhlak

adalah akhlak terpuji dengan teman.

Hasil observasi tersebut adalah sebagai b erikut:

Tabel 10

8 Ulya Latifatul Ummah A A A

(63)

Tabel 11

1 Indra Wibowo 60 70 Tuntas

2 Edi Saputra 80 80 Tuntas

3 M. Shodiq 60 70 Tuntas

4 Kurdi 70 80 Tuntas

5 Nur Cahyo 70 80 Tuntas

6 M. Zumrofi 80 80 Tuntas

7 Ucik Sofiati 60 80 Tuntas

8 Ulya Latifatul Ummah 80 80 Tuntas

9 Novi Dewi Sari 60 70 Tuntas

10 M. Muhlis 60 70 Tuntas

11 A rif Wahyudi 80 90 Tuntas

12 Devi permata Sari 80 100 Tuntas

13 Ida Zulva 80 90 Tuntas

14 Dewi Ayu Syafitri 70 100 Tuntas

15 Sinta Widya Wati 60 80 Tuntas

16 Suryati 80 70 Tuntas

17 Puji Lestari 70 90 Tuntas

18 Rudiawan 80 100 Tuntas

19 Sugiono 60 80 Tuntas

20 M. Syamsul Arifin 60 60 Belum Tuntas

21 Nur Nuzi Liani 80 80 Tuntas

22 Kholifatul Ardliyan 80 100 Tuntas

Jumlah 1560 1800 21

(64)

Pada siklus III ini diperoleh hasil yang meningkat dari siklus II,yaitu

tentang hasil nilai tesformatif siswa naik 05,00 menjadi 81,81 sedangkan

yang tuntas belajar naik 13,64% menjadi 95,45%.

C. Pembahasan Penelitian

Dari paparan hasil dari siklus I sampai siklus III diperoleh data-data nilai

hasil belajar keseluruhan di bawah i n i :

Grafik 1.

Perhatian Siswa dari Siklus I sampai Siklus III

100.0% - 90.90%

Siklus I Siklus II Siklus III

Dari hasil nilai di atas dapat dijelaskan pada siklus I perhatian siswa

mencapai 40,90%, pada siklus II mencapai 68,18% dan pada siklus III perhatian

siswa mencapai 90,90%. Ini berarti perhatian belajar siswa dilihat dari prestasinya

meningkat.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai dari siklus I sampai

siklus III, siswa mengalami peningkatan yang baik. Dan dilihat dari keaktifan

(65)

Grafik 2.

Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai Siklus III

Siklus I Siklus II Siklus III

Dari hasil nilai di atas dapat dijelaskan pada siklus I keaktifan siswa

mencapai 36,36% pada siklus II mencapai 68,18% dan pada siklus III keaktifan

siswa mencapai 86,36%. Ini berarti keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran meningkat.

Grafik 3.

Minat Siswa dari Siklus I sampai Siklus III

1 0 0.0% - 95.4 5%

Gambar

Tabel 2Data Guru dan Karyawan MI Negeri Kalikurmo
Tabel 3Data Siswa MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010
Tabel 4Susunan komite di MI Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010 yaitu:
Tabel 5Keadaan Ruang MI Negeri Kalikurmo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.11 Inverter satu fasa jembatan penuh kendali arus hysteresis ganda 31 Gambar 3.12 (a)pengendali hysteresis ganda,(b)tegangan V AN ,(c)tegangan V BN ,dan (d)

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dr.Vu Nang Dung, Ketua Asosiasi Ilmu Tanah Vietnam mengatakan bahwa untuk memiliki strategi penggunaan tanah

Sejalan dengan hasil penelitian menurut Kuswardi (2012), yang menyatakan bahwa solvabilitas perusahaan memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan terhadap opini audit

(9) Rekan – rekan program studi Teknik Sipil angkatan 2013 yang telah berjuang bersama dari awal kuliah hingga mencapai gelar Sarjana Teknik dan semua pihak yang telah

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian dalam putusan nomor:

1 Pasien yang masuk dengan masalah gizi maupun tidak merupakan tanggung jawab

yang diuapkan di wadah akan terfraksinasi saat mencapai kolom yang berisi bola terbuat dari gelas. Kontak intim antara uap/gas dengan bola di kolom inilah

Sehingga hasilnya adalah 3,33% pada 5 responden memiliki kategori bentuk perilaku seksual sangat tinggi yaitu 4 responden di kategori berciuman dan 1 responden di