• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH PENUTUPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNTUK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT : SUATU TINJAUAN JURIDIS Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MASALAH PENUTUPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNTUK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT : SUATU TINJAUAN JURIDIS Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRI PSI

S U P I I I Y A D I

MASALAH PENUT UPAN KANTOR PERWAKILAN

PLO UNT UK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT :

SUAT U T INJAUAN JURIDIS

M i i- I PERPLji mkaaN UNIVERSli Ab AiKLANGGA’

S U R A t M V A

% i , / (>r /n

/Wi-Fa k u l t a s h u k u m u n iv e r s it a s a ir l a n g g a S U R A B A Y A

(2)

MASALAH. PENUTUPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNTUK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT:.

SUATU TINJAUAN JURIDIS

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT

MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEE SUPRIYADI 038311692

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(3)

Diuji pada tanggal 1 Juli 1991

Dewan Penguji

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu alaikum war. wab,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menye­ lesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Hermawan Ps. Notodipoero, S,H#f yang telah mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu- nya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Abdoel Rasjid, S.H.tLL#M,f beserta anggota dewan penguji skripsi saya yang telah menguji dan manberikan saran-saran untuk kesempurnaan

i

skripsi ini.

3. Bapak Dekan dan seluruh civitas, akademika Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah banyak

' memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada saya. 4. Saudara Anhari Sulthoni, S.H#f Saudara Muhammad

Ahmadi, S.H, dan Bapak Aryanto dari perpustakaan UNIC (United Nations Information Centre) yang telah meminjamkan buku-buku literatur dan memberikan

(5)

5. Semua pihak yang telah tnembantu saya namun tidak eerapat saya sebutkan nama«nama mereka di dalam tulisan ini.

Teristimewa, ucapan terima kasih yang tak terhingga, saya sampaikan kepada yang tercinta dan terhormat Ibu dan Bapak yang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik saya dan membiayal saya dengan segala jerih payahnya dan dengan ketabahan dan keuletannya untuk menuntut ilmu pengetahuan.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, segala kritik dan saran'yang

i

konstruktif dari semua pihak dengan senang hati saya menerimanya.

Semoga dengan rido Allah SWTf skripsi ini dapat mencapai sasarannya, Amin,

Wassalaamu alaikum War, wab.

i

(6)

Kita sudah sering membaca dan mendengar melalui media massa tentang pengusiran perwakilan diplomatic antara dua negara yang mengalami ketegangan hubungan. Hal yang demikian ini dianggap biasa oleh para ahli dan memang sudah biasa terjadi sehingga kurang begitu menarik untuk dipermasalahkan. Berbeda halnya dengan usaha Amerika Serikat baru-baru ini untuk menutup kantor perwakilan PLO untuk PBB yang berada di New York, Amerika Serikat, di mana kasus ini sempat menjadi polemik bagi para ahli.

(7)

DAFTAH ISI

lalaman. KATA PENGANTAR... iii DAETAR I S I ...* V E A E :

I. PENDAHULUAN... 1. V* Permasalahan: Latar Bfelakang. dan.

Rumusan-nya .**... ... 1 2, Penjelasan. Judul ... 9 5* Alasan. Pemilifcaa Judul ... 10 if.* Tujuan Penulisan... ... IV 5* Ketodologi ... ... •••*.. J 12 6* PertanggiungjawabaiL Sistematika... \ 13 II. KEDUDUKAN MARKAS BESAR PBB. DI NEW. YORK DA—

LAM. RAHGKA PELAKSANAAN

FUU.GSINYA'SEBAGAI---ORGANISASI INTERNASIONAL... .. 14 1.. Kebutuhaai. Markas Besar dan. Kelengkapaji

PBB sebagai Organisasi International .... 14. 2. Dipilihnya New York sebagai Kedudukan

. Markas Besar EBE dan. Konsekuensi Juridis—

nya •••••*•*..•... ... 18 3. Kedudukan Perwakilan PLO di PBB: dan Hn-

frungannya dengan Amerika Serikat... 2.1 III. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PBE DEKGAN AMERIKA. SE­

RIKAT. ... 25 1., Hubungan. Hukum. Berdasarkan Piagam PBE •*. 26 2* Hubungan Hukum. Berdasarkan, Headquarters

(8)

IV.* PENYELESAIAN. MASALAH PERSELISIHAN..' ANTABA. PBE DENGAN. NEGARA. TUAN. RUMAH MENGENAI MARKAS BESAB P B E . ... ...

1.. Tinjauan. dari Segi Headquarters Agree­ ment ... .... .... . 2* Tinjauan dari Segi Hukum. Per Jahjiaii In­

ternational ... .

V* PENTOUE... ... I* Kesimpulan... .. 2* Saran ... D A K A R BA.CAAN

LAMPIRAK - LAMP.IRAN

li. Headquarters Agreement of the United Na­ tions

2. Convention, on the Privileges and Immuni­ ties of the United Nations

3, Resolusi Majelis Umum PBB tentang Pales— tina (Resolusi Pembagiaa);

if. Piagam. Nasional Palestine

5. Resolusi Majelis Umum. PBB nomor 3236 (XXIX),

6# Resolusi Majelis Umum. PBB nomor 3237 (XXIX)

7. Resolusi Majeli6 Umum PBE nomor A/RES/ 42/210

8. Report of the $ecretary-G.eneral l6 March 1988

9. Letter dated 11. March 1.988 from the

(9)

Permanent Representative of the United States to the United Nations addressed to

the Secretary-General

11. Letter dated 11 March 1988 from- the Per­ manent Observer of the Palestine Libe­

ration Organization to the United Nations addressed to the Secretary-General

12* Letter dated 13 March 1988 from, the Se­ cretary-General addressed to the Acting Permanent Representative of the United States to the United Nations

13. Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/ 42/ 230

(10)

g A. B ^ P E R P U S T A iv A ftr ^ " U N IV E R S 1 T A S A l K L A f s u t . A "

S U R A B A Y A

P E N D A H U L U A N --

---1. Permasalahan Latar Belakang dan Humusannya

Masalah Palestina yang merupakan inti dari dasar sengketa antara Arab dan Israel adalah sengketa atas Palestina antara penduduk Arab dan penduduk Yahudiyah yang kedudukannya serasa berhak atas negeri itu dan ber-usaha untuk menguasainya dan mengembangkan kehidupan

1 nasionalnya.

Sejak jaman dahulu wilayah merupakan faktor penting bagi suatu bangsa. Maka tidaklah tnengherankan apabila Arab dan Israel saling memperebutkan wilayah Palestina itu.

Secara geografis, Palestina terletak antara Mesir dan benua Afrika, Barat Daya benua Asia, dan lautan

Mediterania. Oleh karena itu, Palestina merupakan titik temu tiga benua, yaitu benua Asia, benua Afrika dan benua Eropa. Dari posisi yang vital inilah menyebabkan bahwa Palestina sepanjang masa merupakan "a center of

(11)

konflik selama ribuan tahutt.

Dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1969/1870, dan ditemukannya sumber*sumber minyak di seluruh kawasan Timur Tengah pada permulaan abad ke 20, beserta

bangkit-H nya nasionaliame Arab dan dunia Islam, maka Palestina,

3 merupakan incaran bagi negara-negara besar*

Akibat berdirinya negara Israel yang zionis pada tahun 1948 dan merupakan negara "cangkokan" zionisme internasional di tengah-tengah dunia Arab/Islam, maka rakyat Palestina diteror dan diusir dari tanah airnya. Jutaan rakyat Palestina kehilangan rumah dan halamannya. Sejak tahun 1948 itu telah berkali-kali timbul perang Arab Israel:

a. Yang pertama pada tahun 1948 b. Yang kedua pada tahun 1956 c. Yang ketiga pada tahun 1§67 d. Yang keempat. pada tahun 1973

e. Yang kelima pada tahun 1982, sewaktu Israel menyerbutke Libanon.

Biarpun pecah dan tersebar dalam pengasingan di- berbagai negara, orang-orang Arab Palestine tetap merasa terikat dengan negara asal mereka dan merindukannya.

2

2

Ceramah tentang Masalah Kampuchea dan Palestina oleh Roeslan Abdulgani dalam rangka Wisata Ilmiah Jakarta FH Unair 1987, 17 Pebruari 1987, h. 4.

(12)

Mereka merasa dirinya sebagai orang Palestina, yang pada suatu ketika akan kembali ke tanah air mereka*

Biarpun merana, nasionalisme Palestina tetap hidup ddn lambat laun berkembang lagi, terutama setelah di kalangan mereka muncul pemimpin-pemimpin baru yang menjadi perintis gerakan nasional Palestina. Mereka ini memperjuangkan

pembebasan negeri mereka dari kekuasaan Israel dan dalam rangka itu berusaha mengobarkan semangat nasional dan

5 menyusun suatu kekuatan sosial.

Dengan maksud untuk membebaskan mereka dari kekuasaan Israel, maka pada tanggal 2 Juni 1964 mereka

dengan dukungan-dukungan negara-negara Arab menyelenggarakan suatu konggres wakil-wakil rakyat dalam membentukforgani­

sasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai pimpinan

penggerak kekuatan-kekuatan rakyat Arab Palestina untuk melancarkan perang pembebasan, sebagai perisai hak-hak dan aspirasi-aspirasi rakyat Palestina dan sebagai jalan kemenangan.^

(13)

berkemauan keras, berpendirian teguh, berintelek, trampil, berwiraswasta dan religius. Berkat rapinya organisasi

mereka dan semangat perjuangannya di medan gerilya, maka PLO diakui oleh Liga Arab dan oleh PBB pada tahun 1974

sebagai "the sole, legitimate representative of the Palestinian people, " PLO juga menjadi anggota gerakan Non blok dan OKI.^

PLO adalah suatu organisasi induk yang mencakup hamper semua organisasi gerilya dan organisasi massa Palestina. Susunannyd meliputi Dewan Nasional, Komite Eksekutif, Tentara Pembebasan Palestina, Dewan Perancang, Pusat Penelitian dan Dana Nasional Palestina. Dewan Nasional Palestina adalah bidang tertinggi di bawah konggres rakyat dan berfungsi seb,agai Parlemen. Selain itu ia juga memilih anggota-anggota Komite Eksekutif, yang berfungsi sebagai pemerintah di bawah pimpinan Yaser Arafat, ketua Al Fatah, Organisasi gerilya Palestina yang paling besar dan

o dominan di kalangan PLO.

Karena pengakuan-pengakuan oleh berbagai forum' Internasional, seperti PBB, Liga Arab, Gerakan Non Blok dan Organisasi Konferensi Islam, maka PLO adalah ber-

(14)

masih belum berwilayah. Wilayah yang diidam-idamkan adalah Palestina yang kini diduduki oleh Israel,^

Gerakan nasional Palestina mendapatkan salah satu kemenangan yang gemilang dalam perdebetan yang diadakan dalam sidang Majelis Umum PBB tentang masalah Palestina* Perdebetan dibuka dengan suatu. pidano Yaser Arafat pada tanggal 13 Nopember 1974 dan berakhir pada tanggal 22 Nopember 1974 dengan menerima dua resolusi.^

Resolusi yang pertama, yaitu resolusi nomor 3236 mengukuhkan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib- nya sendiri, memiliki kemerdekaan dan kedaulatan nasional kembali ke rumah dan milik mereka dan untuk mendapatkan hak-hak itu dengan segala cara yang sesuai dengan

asas-! ' 1

asas dan tujuan-tujuan piagam PBB. Resolusi yang kedua, yaitu resolusi nomor

323

7

memberikan kedudukan sebagai

peninjau tetap kepada PLO pada semua persidingan Majelis Umum dan konferensi-konferensi internasional yang dispon- ©ori oleh PBB# Kepada negara-negara dan organisasi-orga- nisasi.internasional disampaikan seruan agar mfendukung mereka dalam perjuangan selanjutnya untuk mendapatkan hak-hak nasional itu.1^

%oeslan Abdulgani, loc.cit.

(15)

Pada kesempatan berpidato itu Yaser Arafat menya-takan bahwa rakyat Palestina sebagai fihak utama dalam usaha-usaha menyelesaikan sengketa Arab Israel secara

12 damai*

Tercapainya hak-hak rakyat Palestina yang dilak-sanakan oleh PLO sebagai wakilnya, mempunyai peran yang menentukan terhadap perdamaian di Timur Tengah. Hal ini diakui oleh Dewan Ifeamanan PBB pada suatu perdebatan mengenai Timur Tengah pada bulan Januari l976i

Pada tanggal 15 Nopemher 1988, Negara Palestina Merdeka diproklamasikan dalam sidang Dewan Nasional

Palestina (PRC) di Aljir, Aljazair dan diakui oleh banyak 14

negara di dunia*

Dengan status peninjau tetap di PBB# ¥10 mempunyai peran yang sangat besar dalam us aha perdamaian di Timur Tengah. Tanpa PU) yang diakui sah sebagai perwakilan rakyat Palestina di PBB# PBB tidak akan dapat mengadakan

15 diskusi-diskusi mengenai Timur Tengah.

12Ibld.

13Ibld.

^"Palestina, Sengketa Warisan Leluhur", Kompaa 30 Nopenber, 1988, h. VIII.

(16)

h.lol-Sebagaimana diketahui bahwa tujuan utama didlrikan PBB adalah untuk memelihara perdamaian dan keamanan

dunia, di samping tujuan itu adalah untuk mengembangkan kerjasama dan hubungan persahabatan antar bangsa dalam

memeeahkan masalah-masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan. Di samping itu, PBB juga bertujuan untuk menjadi pusat

dalam merukunkan bangsa-bangsa dalam rangka mencapai 16

tujuan-tujuan itu.

Untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya dan dalam rangka mengkoordinasikan anggota-anggota PBB diperlukan suatu sistem administrasi tertentu, dan untuk itu diper­ lukan sekretariat yang permanen. Oleh karena organisasi

internasional tidak mempunyai kedaulatan teritorial sen- diri, maka ia harus mendirikan tempatnya di wilayah suatu negara.1^

Sebelum sekretariat didirikan biasanya diadakan suatu perjanjian lebih dahulu antara organisasi inter­

nasional dengan negara yang ditempati. Di dalam perjanjian itu pada umumnya diatur adanya kewajiban semua orang yang

*

ada di lingkungan sekretariat untuk mengiormati hukum negara tuan rumah, sedangkan negara tuan rumah wajib

^"Majelis Umum PBB Bersidang Darurat Bahas Penu-* ~tupan Missi PLO", Pelita. 2 Maret, 1988, h. I,

(17)

memberikan perlindungan kepada mereka beserta sarana dan prasarananya. Termasuk kewajiban tuan rumah adalah

mem-18

berikan hak kebebasan dan keistimawaan kepada mereka. Demikian juga adanya sekretariat PBB yang berada di New York/ Amerika Serikat, ia didirikan dengan suatu perjanjian antara PBB dengan Amerika Serikat, yaitu. Headquarters Agreement 1947*^

PLO sebagai peninjau tetap di PBB mempunyai kantor sekretariat di New York* Amerika Serikat. Kantor Perwa­ kilan itu ada dan bekerjanya para pejabat PLO di situ dibawah kapasitas Headquarters Agreement. Oleh karena itu Amerika. Serikat befrkewajlban manberikan ijin dan jaminan

kekebalan terhadap Kantor Perwakilan itu beserta para 2o pejabatnya,1 agar dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.

^eberapa waktu yang lalu timbul masalah tentang

kantor perwakilan PLO untuk PBB tersebut. Pemerintah Amerika Serikat yang didukung perundang-undangan yang disahkan

18Ibid. .

IQ

^Konfrontasi PBB dengan Amerika Soal PLO # Mer- deka.

29

Maret, 1988, h. 1.

20General Assembly of the United Nations, "Provi$i- "Onal Verbatim Record of the One Hundredth Meeting”, Re-*

port of the Committee on Relations with The. Host Country: Report of the Secretary ©r-GSnSrarl^ .NewJforl?.,..

29

: February,

(18)

Konggres, berusaha menutup kantor tersebut; Perselisihan mengenai penutupan kantor PLO tersebut dimulai ketika Konggres Amerika Serikat memerintahkan kepada Menteri Kehakiman untuk menutupnya paling lambat tanggal 21 Maret 1988. Keputusan itu diambil berdasarkan

Undang-Undang anti teoritis yang telah disahkan Konggres sebelum-! nya, Masalah ini sempat menarik perhatian bagi berbagai

21

pihak, terutama bagi para ahli hukum internasional. Dari uraian di atas, pertnasalahan yang akan di- bahas sebagai berikut :

1, ^agaimanakah kedudukan Markas Besar PBB di New York dan kedudukan Perwakilan PLO di PBB ?

2, Ketentuan manakah yang digunakan untuk mengatur i hubungan hukum antara PBB dengan Amerika Serikat ? 3, Apakah tindakan penutupan itu tidak bertentangan

i dengan hukum perjanjian internasional, khususnya

i dengan Headquarters Agreement I

9

U

7

yang telah

j

mereka buat ?

2, Pen.jelasan Judul

Skripsi yang saya tulis ini berjudul "Masalah penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh ftmerika

”Sekutu Amerika Serikat Menghimbau Washington Jangan

(19)

Serikat : Suatu Tinjauan Yuridis 11 * Dan judul tersebut dapat saya terangkan beberaps hal sebagai berikut :

a. Penutupan : Yang dialaksud penutupan di sini adalah . tindakan menghentikan fungsi kantor perwakilan

tersebut, baik secara fisik; misalnya dengan

menutup pintu kantor, maupun dengan cara-cara yang lain sehingga kantor, beserta para pejabatnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

b« Kantor Perwakilan PLO x Yang dimaksud dengan kantor Perwakilan PLO adalah kantor yang digunakan se- nagai tempat para pejabat atau utusan PLO beserta sarana dan prasarana yang digunakan dalam men-

jalankan fungsinya. PLO adalah "Palestine Liberation Organization" yaitu Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina sebagai wakil sah rakyat Palestina*

i

c. Untuk PBB : Yang dimaksud dengan untuk PBB adalah bahwa kantor beserta para pejabat yang ada bekerja dan berfungsi untuk berkoordinasi dengan PBB# Ini perlu dibedakan dengan kantor perwakilan. PLO lain- hya yang tidak untuk PBB# PBB adalah Perserikatan Bangsa-bangsa, sebagai terjemahan dari "United Nations Organization".

3. Alasan Pemilihan Judul

(20)

media massa tentang pengusiran perwakilan diplomatik aiitara dua negara yang mengalami ketegangan hubungan. Hal yang demikian ini dianggap biasa oleh para ahli dan

i

memang sudah biasa terjadi sehingga kurang begitu menarik untuk dipermasalahkan. Berbeda halnya dengan usaha Amerika Serikat baru-baru ini untuk menutup kantor perwakilan PLO untuk PBB yang berada di New York, Amerika Serikat, di mana kasus ini sempat menjadi polemik bagi para ahli,

Masalah penutupan kantor perwakilan PLO ini memang tidak lepas dari motif politik, namun masalah ini dapat juga ditinjau dari segi hukum. Hal ini disebabkan keber- adaan serta beroperasinya kantor perwakilan itu diatur pula dalam instrumen hukum internasional, baik kebiasaan maupun perjanjian-perjanjian internasional yang diadakan. Oleh karena saya sedang dalam proses pendalaman di bidang hukum, meka tinjauannya sedapat mungkin dari segi Juridis. Beranjak dari uraian di atas, maka skripsi ini saya beri judul Masalah Penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh Amerika Serikat ; Suatu Tln.lauan Juridis.

4. Tu.luan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah s

a. Untuk melengkapi persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Hukum.

(21)

untuk menutup kantor Perwakilan FLO untuk PBB pada kasus di atas secara juridis dapat dibenarkan

menurut hukum internasional.

Metodologi

a. Pendekatan masalah:

Pendekatan permasalahan dilakukan dengan metode defikfriptif angiitis,

b. Sumber data:.

Data. diperoleh melalui studi kepustakaan, yang berupa buku-bukuf majalah dan koran serta bentuk tertulis lainnya.

c. Pengumpulan dan pengolahan data:

Data yang telah terkumpul dinilai, diolah dan kemudian disusun sesuai dengan permasalahan se-i- hingga diperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.

d. Analisis data :

Berbagai data yang terhimpun dianaligis, kemudian. . dihubungkan dengan teori ilmu hukum dan kenyataian

(22)

6. Pertanggung.jawaban Slstematlka

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Sebagai pengan- tar sebelum memasuki bab pembahasan materi, saya jelaskan seperlunya masalah yang akan dibahas. Karena sifatnya yang demikian ini, maka hal itu saya masukkan dalam Bab I.

Pada Bab II, saya membahas teori-teori umum Hukum Internasional untuk memudahkan dalam rangka penyelesaian masalah. Sedangkan teori-teori Hukum Internasional yang bersifat khusus, saya bahas dalam Bab III. Hal ini untuk lebih menfokuskan terhadap masalah yang dibahas.

Setelah penjelasan aturan yang bersifat umum dan khusus selesai, sampailah pada pemaparan masalah yang , dibahas, yaitu Penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh Amerika Serikat, di sinilah masalahnya diselesaikan hal ini saya tempatkan dalam Bab IV,

(23)

KEDUDUKAN MARKAS PBB DI NEW YORK DALAM RANGKA PELAKSANAAN FUNGSINYA SEBAGAI ORGANISASI

INTERNASIONAL

1. Kebutuhan Markas Besar dan Kelengkauan PBB Sebagai Organisasi Internasional

Dalam Bab III Piagam PBB, telah diteyapkan enam badan utama untuk keperluan semua aktifitas yang harus

dilaksanakan oleh PBB yaitu : Majelis Umum, Dewan Keainanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwakilan, Mahkamah

In-22

ternasional dan Sekretariat,

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang akan 4icapaii* salah satu jalan yang harus ditempuh PBB adalah memberi

i

kesempatan kepada para pejabat, wakil pemerintah atau

bangsa serta orang-orang yang diundang oleh PBB untuk ber-temu, bertukar pikiran, dan bermusyawarah mengenai masa-lah-masalah internasional, Dengan cara demikian akan mem-bantu mereka menyelesaikan permasalahan yang timbul

sehingga tidak terjadi pertentangan atau aalah pengertian terhadap maksud dan kepentingan nssional negara atau bangsa yang bersangkutan.

B A B II

(24)

Untuk mempermudah dan memperlancar maksud tersebut di atas diperlukan suatu sistem kesekretariatan tertentu septa gedung sekretariat atau markas besar yang bertugas dan bertanggung jawab atas terlaksananya berbagai fungsi secara menyeluruh.

Adalah hal yang tidak mungkin suatu organisasi

Internasional dapat berfungsi tanpa sekretariat dan markas besar y ang permanen* Oleh karena tidak ada suatu organi­ sasi internasional-pun yang mempunyai teritorial tertentu, maka organisasi internasional tersebut harus mendirikan

1 23

markas besarnya di wilayah suatu negara.

Biasanya sebelum mendirikan sebuah markas besar dari suatu organisasi internasional, diadakan perjanjian

internasional antara negara tuan rumah- dengan organisasi

• l

tersebut. Perjanjian antara organisasi Internasional dengan negara tuan rumah tentang markas besar dari orga­ nisasi internasional tersebut dituangkan dalam bentuk agreement. Di dalam Headquarters Agreement itulah diatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak pem-

buat perjanjian. Begitu juga halnya antara PBB sebagai organisasi internasional yang menempatkan markas besarnya di New York Amerika Serikat dengan Amerika Serikat sebagai

(25)

negara tuan rumah, Tentang hak dan kewajiban PBB dan Amerika Serikat sebagai plhak-pihak yang mengadakan per­

janjian internasional ini, saya bahas lebih lanjut dalam Bab III,

Pada garis besarnya Sekretariat mempunyai tanggung jawab terhadap dua hal :

\ \

1, M.em p e r s i a p k a n segala sesuatu dalam rangka periye-

lenggaraan pertemuanyang akan diadakan oleh Majelis Umum dan badan-badan utama PBB lainnya, dan

2, Melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diha- silkan oleh badan-badan utama PBB dengan cara se- baik-baiknya.24

Sekretariat merupakan organ tetap dan resmi yang bertugas melayani kepentingan masyarakat Internasional, Dia merupakan jnjsat penghubung dan pengkoordinasi, Di dalam organisasi PBB, sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretariat Jenderal, Chase, di dalam bukunya "The United

Nations in Action", mengumpatoakan kedudukan seorang Sekjen PBB sebagai seekor laba-laba yang berada di tengah-tehgah sarangnya. Ia merupakan manusia yang paling penting di

antara manusia yang berada di delam organisasi Internasional itu, Dalam semua pertemuan ia wajib hadir, baik ia sendiri yang hadir atau diwakili oleh salah seorang pembantunya,

la mengangkat para pegawai sekretariat dan memimpinnya.

(26)

Juga la menyelesaikan semua persoalan organisasi interna­ sional itu. Piagam PBB mengfrendaki bahwa Sekjen PBB ada­ lah orang pertama yang berini£iatif penuh untuk mengada- kan koordinasi diantara fcrgajn-drgajn yang terdapat dalam

tubuh PBB.^

Piagam PBB telah memberikan wewenang kepada Sekjen i

PBB untuk mengadakan tiridakan :

1. Mengepalai seluruh aparatur Sekretariat dan menjadi sekjen dalam semua pertemuan yang diadakan oleh

Majelis Umum dan Badan-Badan Utama lainnya, kecuali i

Dewan Ekonomi dan Sosial (pasal 98 Piagam).

2. Atas persetujuan Dewan Keamanan ia mengusahakan sidang Majelis Umum yang akan membahas semua per­ soalan yang menyangkur ancaman terhadap perdamaiari dan keamanan Internasional (pasal 12 ayat (2) *

Piagam). (

3. Mengadakan sidang khusus atas permintaan Dewan Ke­ amanan atau sebagian besar anggota PBB (pasal 20 ayat (2) Piagam),

4. Penyelenggarakan semua persiapan sehubungan dengan adanya langkah-langkah yang akan dijalankan oleh Mahkamah Internasional,

(27)

akan mengancam perdamaian dan keamanan Internasio­ nal (pasal 99 Piagam),

6. Membuat laporan tahunan yang akan diserahkan Ite- pada Majelis Umum mengenai hasil yang telah di- capai oleh PBB (pasal 15 ayat (2) jof pasal 98 Piagam)’.

7. Menjalankan beberapa fungsi lainnya, sebagaimana •yang dipercayakan kepadanya oleh Majelis Umum dan

26 organ Utama lainnya,

2. Djpllihnva New York sebagai Kedudukan Markas Besar PBB

dan Konsekuensi Juridisnva

Kota yang ditempati Sekretariat suatu organisasi internasional disebut sebagai "seat" atau kedudukan orga­ nisasi. Pengalaman telah menunjukkan bahwa tidak ada suatu

i organisasi internasional dapat berfungsi dengan baik tanpa Sekretariat dan "seat'1 yang permanen.2^

Biasanya negara-negara menginginkan untuk menerima organisasi internasional berada di wilayah negara mereka, Pendirian markas besar suatu organisasi internasional di

i

wilayah suatu negara akan memberikan keuntungan finansial*

26Ibid, h. U 2.:

(28)

Berdiri dan beroperasinya suatu markas besar dari suatu organisasi internasional akan menyebabkan perputaran uang asing di negara itu, sehingga devisa negara itu akan ber-

28 tarabah besar.

Pi samping keuntungan finansial, negara tuan rumah akan menikmati keuntungan-keuntungan lain. Dalam hubuhgan- nya dengan organisasi internasional itu, negara tuan rumah akan lebih dekat dan lebih mudah apabila dibandingkan(de­ ngan negara yang lain, Markas besar itu akan menyebabkan kota itu sebagai pusat kegiatan yang berhubungan dengan organisasi internasional, sehingga hal ini akan meningkat-kan aktifitas-aktifitas lainnya. Prestise serta

perekonomi-1 2Q an kota dan negara tuan rumah juga akan meningkat, ^

Di dalam pemilihan tempat kedudukan markas besar suatu organisasi internasional, ada beberapa hal yang di- jadikan bahan pertimbangan :

a. Negara tuan rumah harus bersedia menjamiri hakr-hak istimewa dan kekebalan-kekebalan gedung sekretariat, para pejabat dan pegawai sekretariat, para delega-

si serta para peninjau.

b, Satu dari bahasa resmi organisasi internasional tersebut digunakan di negara tuan rumah.

(29)

^-c. Cukup tersedia gedung-gedung yang diperlukan. Tidak hanya gedung-gedung untuk akomodasi Sekreta­ riat Organisasi, tetapi juga hotel dan penginapan untuk akomodasi pada delegasi pada pertemuan, para

* peninjau, serta para wartawan yang meliputi per- temuan itu.

i d. Cukup tersedia jaringan komunikasi. Hal ini uiituk

%

menjamin para pejabat, para delegasi dan wartawan rlapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar* e. Masyarakat dari negara tuan rumah mau menerima

kehadiran markas besar dari organisasi internasio-

nal.30 ' . , , •

Kalau diamati secara seksama, nampaknya New York sudah memenuhi syarat untuk dijadikan kedudukan Markas Besar PBB. Dengan dipilihnya New York sebagai kedudukan Markas Besar PBB, akan timbul konsekuensi juridis bagi

kedua belah pihak. Konsekuensi juridis itu berupa hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi PBB yang menempatkap Markas Besarnya di wilayah jurisdiksi Amerika Serikat dan Amerika Serikat sebagai negara tua rumah. Untuk menegaskan dan menjamin hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak, maka dibuatlah suatu perjanjian yang dinamakan Headquarters Agreement.

(30)

bagi seluruh orang yang berada di Sekretariat baik sebagai pejabat, pegawai, maupun yang masuk ke negara itu sebagai delegasi ataupun sebagai peninjau untuk menghormati hukum negara tuan rumah, sedangkan negara tuan rumah w^jib mem-berikan perlindungan dan fasilitas kepada. mereka

Kewajiban negara tuan rumah yang lain adalah raem-berikan hak kekebalan dan keistimewaan kepada semua orang dan benda yang diakreditasikan untuk PBB, Hak-hak itu diberikan untuk menjamin kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan fungsi organisasi, oleh sebab itu digunakan

sesuai dengan tujuan diberikannya hak itu dan tidak dl- 32

salahgunakan.

3. Kedudukan Perwakilan PLO di PBB Dan Hubungannya Dengan Amerika Serikat

Setelah orang-orang Palestina diakui PBB sebagai bangsa pada tahun 1969 dan perjuangannya diakui sebagai perjuangan yang legal pada tahun 1971, suatu sukses

gemilang lainnya dicapainya pada sidang Majelis Umum PBB yang membicarakan masalah Palestina, Perdebatan dimulai dengan pidato Ketua PLO Yasser Arafat dan berakhir dengan diterimanya dua* resolusi pada tanggal 22 Nopember 1974,

(31)

Resolusi yang pertama yaitu resolusi nomor 3236 tentang pengukyhan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib

sendiri, memiliki kemerdekaan dan kedaulatan nasional, kembali ke rumah dan hak milik mereka dan untuk memper- juangkan hak-hak itu dengan segala cara yang sesuai

dengan asas-asas dan tujuan-tujuan PBB. Dan ditegaskan pula rakyat Palestina sebagai pihak utama dalam usaha- usaha perdamaiarn Arab' Israel. Resolusi yang kedua yaitu resolusi Majelis Umum nomor 3237 memberikan kedudukan peninjau tetap. kepada PLO pada semua persidangan Majelis Umum PBB,^

Turut sertanya wakil-wakil dari PLO di dalam

per-!

debatan-perdebatan yang membicarakan masalah Timur Tengah dan Palestina untuk pertama kalinya diakui oleh PBB

dengan dikeluarkannya resolusi Majelis Umum PBB homor 3210 pada tanggal 14 Oktober 1974 yang telah memutuskan untuk mengundang PLO di dalam sidang-sidang yang diadakan oleh Majelis Umum PBB. Majelis Umum selain telah memutus­ kan bahwa bangsa Palestina merupakan bagian pokok dalam

\

masalah Palestina juga telah mengakui PLO sebagai satu-34

satunya wakil sah rakyat Palestina.

(32)

Dengan status peninjau tetap bagi PLO, Maje-lis Umum PBB telah raengizinkan wakil-wakil PLO untuk ber*- bicara di dalam persidangan yang diadakannya, suatu hak yang awalnya hanya diberikan kepada negara-negara anggota, Selanjutnya Ketua Dewan Keamanan PBB, di dalam mengizin- kan wakil-wakil PLO untuk berpartisipasi di PBB dengan

<

tidak mengkhususkan peraturan yang digunakan untuk meng-,

ambil keputusan itu, telah menjelaskan : i

... it approved by the council, the invitation to participate in the debate would confer on the

Palestine Liberation Organization the same rights of participation as those confered on Member States when

they are invited to participate pursuant to rule 37.35 Dari penjelasan1Dewan Keamanan PBB tersebut di*- atas jelaslah bahwa PLO diberi hak yang sama seperti negara anggota untuk berpartisipasi dalam persidangan1 yang diadakan oleh PBB dalam rangka usaha memelihara perdamaian dan keamanan dunia.

(33)

.,, they have some access to the meetings and they never vote ,,. Observers often have the opportunity to speak with delegates and to convey thoughts to them. They may even persuade delegates to adopt a certain line of policy,36

Bagaimanakah hubungan antara Perwakilan PLO dengan Amerika Serikat ? Keberadaan Perwakilan PLO di PBB adalah untuk PBB dan tidak untuk Amerika Serikat. Kantor

Per-i

wakilan PLO untuk PBB dan seluruh pejabat dan pegawainya berada di bawah kewenangan PBB. Dengan demikian antara Amerika Serikat dengan Perwakilan PLO untuk PBB tidak ada hubungan secara langsung, Hal ini ditegaskan oleh Sekretaj^is Jenderal PBB di dalam resolusi Majelis Umum nomor 42/210 B pada tanggal 22 Oktober 1987, sebagai berikut :

The members of the PLO observer Mission are, by virtue of resolution 3237 (XXIX), invitees to the United Nations. As such they are covered by sections

11, 12 and 13 of the Headquarters Agreement of 26 June 1947.

There is therefore a treaty obligation on the host country to permit PLO personnel to enter and remain in the United States to carry out their official functions at United Nations Headquarters,37

(34)

B A B III

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PBB DENGAN AMERIKA SERIKAT

Sudah di^jelaskan pada bab yang terdahulu bahwa ^BB adalah suatu organisasi internasional, Amerika Serikat termasuk salah satu negara anggota organisasi tersebut, bahkan dia termasuk anggota asli (original member), yaitu negara yang ikut menandatangani piagam pendirian organi­

sasi itu.

Dalam hal pembahasan hubungan hukum antara PBB dengan Amerika Serikat dapat dipandang dari dua sudut :

1. Amerika Serikat sebagai anggota PBB, sehingga Amerika Serikat sebagai unsur atau elemen organi­

sasi internasional, maka bentuk hubungannya adalah ke dalam (internal relations).

2. Amerika Serikat sebagai kawan bekerja organisasi internasional, maka bentuk hubungan hukumnya adalah keluar (external relations),^®

(35)

Jika kewajiban-kewajiban dan hak-hak timbul dari konsti- tusi, piagam atau peraturan-peraturan Organisasi yang biasanya diberlakukan bagi seluruh anggota sebagai elemen organisasi, tanpa terkecuali dan tanpa perbedaant beiituk hubungan hukumnya adalah kedalam, Jika timbulnya kewajiban kewajiban dan hak-hak itu berasal dari adanya per;Jan;)ian perjanjian khusus antara negara anggota ataupun negara bukan anggota organisasi internasional, maka bentuk

hubungan hukumnya adalah keluar. 1

1. Hubungan Hukum Berdasarkan Piagam ~EBB

Sebagai negara anggota organisasi PBB, Amerika Serikat, seperti halnya negara-negara anggota yang lain, mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak tertentu,

Seperti sudah dibahas di atas bahwa tinjauan dari segi elemen organisasi intemasional, yaitu sebagai negara anggota, hubungan hukum antara PBB dan Amerika Serikat adalah hubungan hukum ke dalam.

Adapun kewajiban-kewajiban negara anggota organi­ sasi internasional dalam bentuk hubungan hukum kedalam antara lain:

(36)

1. Tidak selalu absen dalam semua pertemuan; 2, Mematuhi putusan organisasi internasional;

3. Membayar iuran anggaran organisasi internasional; 4, Menjamin kapasitas hukum, hak kekebalan dan ke-

istimewaan kepada organisasi internasional dan para pejabat-pejabatnya.40

Tentang pemberian kapasitas hukum, hak kekebalan dan keistimewaan kepada PBB di wilayah negara anggota,

secara rinci diatur sebagai berikut : I

i

a. Negara anggota wajib memberikan fasilitas yang diperlukan PBB untuk melaksanakah kapasitas. hukum-*i nya (legal capacity) dalam rangka melaksanakah fungsi dan tujuannya. Sebagaimana pasal 104 Piagam PBB menyatakan : "The Organization shall enjoy in the territory of each of its Members such legal capacity as may be necessary for the exercisejof its functions and the fulfilment of its purposes", Perlu dijelaskan di sini bahwa kemampuan hukum itu ada tiga hal, yaitu :

1. Kemampuan, membuat kontrak atau perjanjian; 2. Dapat memiliki atau melepaskan barang bergerak

atau barang tidak bergerak;

41 3. Sebagai pihak di depan pengadilan.

(37)

Tiga aspek kemampuan hukum itu dapat juga kita jumpai pada pasal 1 Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations 19^6 sebagai berikut :

The United Nations shall possess Juridical per­ sonality *

It shall have the capacity : (a) to contract;

(b) to acquire and dispose of immovable and movable property;

(c) to insitute legal proceeding.

b, Negara anggota wajib memberikan keiStimewaan dan kekebalan yang diberlakukan bagi PBB, wakil | negara-negara anggota PBB, pejabat PBB dan tehaga ahli yang diperlukan PBB dalam mencapai tujuan. Pasal 105 ayat (1) menyatakan : "The Organization

shall enjoy in the territory of each of its Members such privileges and immunities as are necessary for the fulfilment of its purposes*1. Pada ayat (2)-nya dinyatakan "Representatives of the Members of the United Nations and officials•i of the Organization shall similarly enjoy such privileges and immunities as are necessary for the independent exercise of their functions iii

connection with the Organization",

Selanjutnya mengenai hak-hak istimewa dan kekebal- an-kekebalan itu diatur pula secara terinci di dalam

(38)

1) Wakil negara-negara anggota PBB1:

Pasal A ayat 11 menyatakan : Perwakilan-perwakilan

i

negara-negara anggota PBB yang dikirim ke konperensi konperensi yang diadakan oleh PBB, pada waktu men-

jalankan tugas-tugas atau fungsi-fungsi mereka

di dalam perjalanannya menuju ke dan dari konperensi di mana diadakan, akan menikmati kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewa sebagai berikut :

(a) Kekebalan terhadap penangkapan dan penahanan pribadinya dan terhadap penggeledakan dan pe-

nyitaan personal baggage-nya dan di dalam hal kata-kata baik yang tertulis maupun yang di- ucapkan dan juga terhadap tindakan-tindakan yang dijalankan dalam kedudukan resminya f

sebagai wakil negaranya dan kekebalan terhadap setiap bentuk proses peradilan.

(b) Semua surat-surat dan dokumen-dokumennya tidak dapat diganggu gugat.

(c) Hak untuk menggunakan kode-kode sandi dan untuk menerima surat-surat atau korespondensi oleh kurir-kurir atau bungkusan yang disegel. (d) Pembebasan dari pembatasan-pembatasan peraturan

(39)

(e) Dan lain-lain kekebalan dan hak-hak istimewa yang tidak bertentangan dengan kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewa yang dimiliki oleh seorang wakil diplomatik.^

2) Pegawai-pegawai atau pejabat-pejabat PBB.

Di dalam pasal 5 ayat 17 ditetapkan bahwa Sekfetaris Jenderallah yang berhak menentukan pejabat-pejabat mana yang berhak menikmati hak-hak istimew^ dan kekebalan-kekebalan.

Adapun kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewa yang diberikan kepada pegawai-pegawai atau pejabat-

pejabat PBB sebagaimana tercantum di dalam pasal 5 ayat 18f antara lain ;

a) Kebal terhadap segala bentuk proses peradilan karena kata-kata yang diucapkan atau ditulis dan segala tindakan yang dijalankan dalam ke- dudukan resminya,

b) Pembebasan dari semua pajak pendapatan dari gaji dan honor yang dibayarkan oleh PBB kepada mereka. c) Kebal terhadap pembatasan-pembatasan imigrasi

dan pencatatan orang asing, demikian juga untuk istri dan anggota keluarga yang menjadi

(40)

annya.

d) Kebal terhadap kewajiban-kewajiban jasa-jasa yang diberikan.

e) Diberikan kekebalan di dalam hal fasilitas- fasilitas pertukaran uang.

f) Diberikan fasilitas-fasilitas untuk kembali ke negaranya, dalam hal terjadi krisis inter- nasional.

g) Mempunyai hak untuk mengimpor barang-barang perlengkapan'dan barang-barang keperluan pada waktu pertama kali datang di’ negara di mana ia bertugas. ^

Selanjutnya pada pasal 5 ayat 20 ditetapkan bahwa kekebalan dan hak-hak istimewa yang diberi­ kan kepada pejabat-pejabat atau pegawai-pegawai PBB adalah untuk kepentingan PBB dan tidak untuk kepentingan pribadi.

"Privileges of the United Nations and not for the personal benefit of the individuals themselves.*"

3) Tenaga-tenaga ahli misi PBB,

(41)

yang tersebut pada pasal 5) yang raenjalankan misi yntuk PBB harus diberi hak-hak istimewa dan keke­ balan - kekebalan untuk melaksanakan fungsi-fung-

sinya secara bebas selama menjalankan misinya, termasuk waktu yang dipergunakan dalam perjalanan sehubungan dengan misi mereka.

Terutama mereka harus mendapatkan:

(a) Kekebalan dari penangkapan terhadap pribadi- nya dan kebal dari pemeriksaan atau penahanan

terhadap personal baggege-nya.

(b) Kekebalan terhadap s.etiap proses peradilan me- ngenai kata-kata tertulis dan tindakan-tindak- an yang dilakukan sehubungan dengan pelaksana- an misi mereka*

(c) Kekebalan terhadap semua surat-surat dan doku- men - dokumen.

(d) Hak untuk menggunakan kode-kode dan menerima surat - surat korespondensi melalui kurir atau dalam bungkus segel, untuk maksud komunikasi mereka dengan PBB.

(42)

menja-UU lankan misi.

"Pasal 6- ayat 23 menyatakan bahwa hak-hak istimewa dan kekebalan-kekebalan itu diberikan kepada-kepada tena­

ga-tenaga ahli untuk kepentingan PBB dan tidak untuk ke­ pentingan pribadi11.

2. Hubungan Hukum Berdasarkan Headquarters Agreement

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa,hubung­ an hukum antaaa PBB dengan Amerika Serikat dapat bersifat kedalam dan dapat pula bersifat keluar. Hubungan hukum ke- dalam apabila ditinjau dari segi Amerika Serikat sebagai elemen atau lebih tepatnya sebagai sanggota PBB. Sedangkan hubungan hukum keluar apabila ditinjau dari segi Amerika Serikat sebagai teman bekerja atau sebagai pihak yang me- ngadakan perjanjian dengan PBB terlepas bahwa Amerika Se­ rikat sebagai anggota PBB. Perjanjian yangdibuat oleh PBB , dengan Amerika Serikat tentang penempatan Markas Besar PBB di New York, terlepas dari beranggotakan Amerika Seri­ kat di PBB* di dalam hal ini Amerika Serikat bertindak

se-A c

bagai tuan rumah (Host State). J Perjanjian antara PBB de­ ngan Amerika Serikat tentang markas Besar PBB ini dikenal

(43)

Agreement between the United States of Amerika and the h£> United Nations on Headquarters of the United Nations*

Semua masalah mengenai hubungan antara PBB dengan negara tuan rumahnya telah dituangkan kedalam Headquarters Agreement. Di sini tidak berarti bahwa apabila tidak ada Headquarters Agreement tidak ada hak dan kewajiban bagi Amerika Serikat dan PBB secara timbal balik. Namun hak dan kewajiban itu tetap ada berdasarkan hukum kebiasaan inter­ nasional, raisalnya kewajiban bagi PBB untuk menghormati hukum negara tuan rumah dan sebaliknya Amerika Serikat berkewajiban memberikan perlindungan dan hak-hak istimewa kepada Markas Besar PBB beserta para pejabatnya serta hak- hak istimewa yang lain.

Dalam. hal ini, Schermers memberikan uraian sebagai ber- ikut :

Even in the absence of such agreement, the Organization will be under a general obligation to respect the laws of the host state. The host state on the other hand is obliged to facilitate the work of the Organization as much as possible, to respect the immunity of its

buildings and archives from search and to grant immunity grom taxation to the Organization for its income, k l

Oleh karena Amerika Serikat merupakan salah satu negara anggota PBB yang di dalam wilayahnya PBB menempat- kan Markas Besarnya dan telah dikukuhkan dalam bentuk

(44)

perjanjian, tnaka timbullah akibat hukum yang berbeda de­ ngan anggota-anggota lainnya. Dari Headquarters Agreement itulah dapat dilihat tentang hukum dan kewenangan yang ter- dapat di dalam Markas Besar PBB sert.a kewenangan dan kewa- jiban Amerika Serikat terhadap PBB di Markas Besarnya*

a* Hukum dan kewenangan yang ada di Markas Besar PBB* 1. Wilayah Markas Besar PBB di bavah kewenangan dan

i kontrol PBB;

2* Hukum dan peraturan Amerika Serikat yang berten- tangan vdengan peraturan yang berlaku di distrik Markas Besar PBB tidak dapat diterapkan di dalam-

nya;

3• PBB memiliki kekuasaan untuk membuat peraturan yang berlaku di dalam distrik markas besarnya* 4* Distrik Markas Besar PBB tidak dapat diganggu

gugat.

Pejabat federal, negara bagian, lokal atau pega- wai Amerika Serikat, baik di bidang administratif maupun hukum, polisi maupun militer dilarang ma-

suk dalam rangka melaksanakan tugasnya, kecuali mendapatkan izin dan di bawah syarat-syarat yang ditentukan oleh sekjen PBB;

(45)

6. PBB dilarang melindungi orang yang menghindari penangkapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat atau yang diperlukan untuk diekstradisikan ke negara lain atau orang yang menghindari

kewajib-48 an dalam proses peradilan,

b, Kewenangan dan kewajiban Amerika yang tercantum di dalam Headquarters Agreement :

1. Sepanjang tidak diatur dalam Headquarters Agree­ ment dan Konvensi Wina 1946, hukum Amerika Seri­ kat dapat diterapkan di Markas Besar PBB;

2. Amerika Serikat memptinyai yurisdiksi terhadap tindakan yang dilakukan dan transaksi yang me- ngambil tempat di distrik Markas Besar apabila tidak ditentukan lain dalam Headquarters Agree­ ment dan Konvensi Wina 1946;

3. Pejabat Amerika Serikat harus memberikan perlin- dungan polisi yang cukup untuk menjamin agar dis­ trik Markas Besar tidak diganggu oleh masuknya j orang dari luar;

4. Amerika Serikat harus memberikan pelayalian umum yang cukup layak yang diminta oleh Sekjen PBB; 5. Amerika Serikat harus melakukan tindakan untuk

La >

(46)

menjamin bahwa fasilitas-fasilitas yang ada di distrik Markas Besar araan dan tidak tgrhalang oleh bangunan disekitar Markas Besar.

(47)

B A B IV

PENYELESAIAN MASALAH PERSELISIHAN ANTARA PBB DENGAN NEGARA TUAN RUMAH MENGENAI MARKAS

BESAR PBB

Untuk memudahkan pembahasan, dipandang perlu di- jelaskan kasus penutupan kantor Misi Peninjau PLO untuk PBB oleh Amerika Serikat, Adapun kasusnya adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 22 Deseraber 1987, the:Foreign Relations Authorization Act tahun 1988 dan 1989 telah ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagen, menjadi

Undang-undang, Titel X dari the Foreign Relations ! Authorization Act tersebut mengatur tentang anti

teroris-Pada waktu menandatangani undang-undang itu, Presiden Konald Reagen mengatakan :

Certain issues raised by its provisions, however, require comment. Section 1003 of the Act prohibits the establishment anywhere within the jurisdiction of the United States of an office,to further the interests on the Palestine Liberation Organization. The effect of this provision is to prohibit diplomatic

contact with the PLO, I am signing this act only

(48)

Dari alasan penandatanganan Undang-undang itu oleh Presiden Amerika Serikat dinyatakan bahwa undang-undang itu melarang keberadaan PLO untuk memelihara kepentingan- kepentingannya di wilayah jurisdiksi Amerika Serikat dan

selanjutnya kontak diplomatik dengan PLO dilarang.

Presiden ^merika Serikat menandatangani Undang-undang itu karena ia tidak ada maksud untuk mengadakan hubungan di­ plomatik dengan PLO.

i

Setelah itu pada tanggal 11 waret 1988 Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengirim surat kepada sekreta-ris Jenderal PBB bahwa ia berdasarkan undang-undang

anti teroris tersebut wajib menutup kantor Misi Peninjau PLO untuk PBB di New York pada tanggal 21 Maret 1988, yang

52 merupakan tanggal efektifnya Undang-undang tersebut*

I wish to inform you that Attorney General of the United States has determined that he is required by the Anti-Terrorism Act of 1987 to close the office of the Palestine Liberation Organization observer

Mission to the United Nations in New York, irrespective of any obligations the United States may have under the Agreement between the United Nations and the

United States regarding the Headquarters of the United

52

^ General Assembly of the United Nations,

"Applicability of the Obligation to Arbitrate under section 21 of the United Nations Headquarters Agreement of 26 June

(49)

Nations.. ^

Pada tanggal yahg sama Departemen Kehakiman

Amerika Serikat juga mengirim surat kepada Misi peninjau PLO untuk PBB di New York, sebagai berikut:

"I am writing to notify you that on March 21, 1$88 the provisions of the "Anti-Terrorism Act"

... will become effective. The Act prohibits, among other things, the Palestine Liberation Organization (PLO) from establishing or maintaining an office within the jurisdiction of the United states.

Accordingly, as of March 21, 1988, maintaining the PLO Observer Mission to the United Nations in the United States will be unlawful.

The legislation charges the Attorney General with the responsibility of enforcing the Act .,,".54

Dari surat yang dikirim 'oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat kepada Misi Peninjau PLO tersebut dapat diketahui bahwa secara tegas Amerika Serikat melarang Misi Peninjau PLO untuk mendirikan kantor dan menjalankan fungsinya di dalam wilayah jurisdiksi Amerika Derikat. Dan oleh karenanya sejak tanggal 21 Maret 1988, mendiri­ kan dan menjalankan fungsi kantor Misi Peninjau PLO^di- Amerika Serikat dipandang tidak sah oleh Amerika Serikat.

Lebih jauh lagi Departemen Kehakiman Amerika Serikat memberikan pernyataan kepada pers bahwa Amerika

Serikat telah memutuskan untuk tidak membawa dan menyelesai- kan permasalahan itu melalui peradilan arbitrase

(50)

sebagaimana tercantum pada pasal 21 United Nations

Headquarters Agreement atau melalui Mahkamah Internasional dan penyelesaian melalui pengadilan apapun dianggap tidak berguna, dan tidak ada cara lain kecuali Amerika Serikat memaksakan kehendaknya, Pernyataan Departemen Kehakiman Amerika Serikat:

We have determined that we would not participate in any forum, either the arbitral tribunal that might be constituted under Article XXI, as I understand it, of the United Nations Headquarters Agreement, or the International Court of Justice,

,,,, participation in any of these tribunals that you cite would be no useful end.

The statute.1 s mandate governs, and we have no choice

but to enforce it.55 ’

Pada tanggal 22 Maret 1988 Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengajukan permohonan kepada pengadilan Federal New York supaya menutup kantor Misi peninjau PLO untuk PBB, sementara itu PBB menyewa jasa perusahaan

pengacara di New York untuk membantunya raencegah ditutup- ■ nya kantor peninjau PLO yang sudah dijalankan bertahun- tahun itu, dan Majelis Umum PBB dengan sengit membahas persoalan itu, Di samping permohonan untuk menutup kantor perwakilan itu, Amerika Serikat juga merencanakan untuk

56 membekukan segala dana perwakilan itu.

^ Ibid., h. 16,

(51)

Pemerintah Amerika Serikat telah mengajukan perintah melalui pengadilan untuk melarang PLO, Zuhdi Labib Terri, pemimpin misi peninjau dan lima orang pejabat misi

lain-*57 nya untuk tidak melanjutkan operasinya.

Tetapi para pengacara PLO yang dipelopori oleh Ramsey Clark, mantan Jaksa Agung Amerika Serikat, menyata­ kan bahwa pengadilan Amerika Serikat tidak mempunyai

wewenang untuk menutup Misi Peninjau PLO di PBB, Pernyataan ini telah disebutkan dalam permohonannya kepada pengadilan federal bahwa pengadilan Amerika ^erikat tidak mempunyai kewenangan untuk membicarakan dan memberi putusan terhadap masalah tersebut, karena dapat melanggar hukum internasio- nal yang telah dibuat oleh PBB dan Amerika Serikat tentang Markas Besar PBB,^®

Sidang Umum PBB pada tanggal 23 Maret 1988, Majelis

5Q t-v 1

Umum telah memutuskan suatu resolusi. Resolusi tersebut diputuskan dengan suara mayoritas mutlak, yaitu dengan perbahdingan 148 mendukung dan 2 menolak, yaitu hanya Amerika Serikat dan Israel yang menentang. Resolusi ter­

sebut memprotes keputusan yang telah d-ikeluarkan oleh

^"Pengadilan Federal AS tak Berwenang Menutup Missi Peninjau PLO di PBB", Pelita, 16 April, 1988, h. 1,

58Ibid..

(52)

Pemerintah Amerika Serikat untuk menutup kantor misi Organisasi Pembebasan Palestine (PLO) untuk PBB yang . terletak di kota metropolitan New York.^

Sidang umum tidak saja memprotes perintah penutup- an itu, tetapi juga meminta kepada Washington agar per-masalahan ini diselesaikan melalui Mahkamah Internasional

i

di Ben Haag. Pemerintah Amerika Serikat menolak desakan ini dengan alasan bahwa ia tidak mengakui PLO .dan dengan demikian keputusannya untuk menutup kantor Misi PLO

tidak bertentangan dengan perjanjian tentang Markas Besar 19^7. 61

Pada tanggal 26 April 1988, Mahkamah Internasional di Den Haag secara bulat memutuskan menentang maksud

Pemerintah Amerika Serikat untuk menutup kantor ^isi PLO fi2.

di Manhattan, New York* Organ PBB ini memberikan

Advisary Opinion bahwa Amerika Serikat harus menyerahkan perselisihannya dengan PBB kepada peradilan arbitraise yang independent^

^Angkatan Bersenjata, 6 April, 1988, loc.cit.

^"Salah Langkah Tindakan AS Menutup Kantor Per­ wakilan PLO", Kompas. 26 Maret, 1988, h.1.

62

(53)

Menurut harian berpengaruh di New York, New York Times, dalam tajuk rencananya, perintah untuk menutup Avantor Perwakilan PLO untuk PBB menghina tradisi Amerika Serikat dan melanggar kewajiban-kewajiban Amerika Serikat

£>k sebagai tuan rumah dari PBB,

Memang masalah ini tidak dapat terlepas dari segi politis, namun sesuai dengan judul skripsi ini maka

akan dibahas dari segi juridis saja.

1. Tjn.jauan Dari Segi Headquarters Agreement

Pada tanggal 26 Juni 19^7 telah ditandatangani perjanjian antara P B B dengan Amerika Serikat tentang

Markas Besar P B B di New Y0rk, Maksud dari perjanjian itu

adalah untuk mengorganisasikan hubungan antara organisasi internasional itu dengan negara tuan rumah, terraasuk

I

fungsi-fungsi organisasi tersebut di negara tuan rumah. y Dengan adanya Headquarters Agreement.dan melalui komite untuk hubungan pada negara tuan rumah, PBB dengan misi-misi tetap dan peninjau untuk PBB telah mampu

melaksanakan konvensi-konvensi sesuai dengan tujuannya. Konvensi-konvensi itu telah memungkinkan PBB dengan

misi-misi tetap dan pehinjau mengatasi kesulitan-kesulitan

(54)

yang dihadapi dalam berkoordinasi dengan pemerintah, Amerika ^erikat.^

Maksud yang tidak kalah pentingnya diadakannya

Headquarters Agreement adalah "to define the legal status” dari organisasi internasional tersebut di wilayah negara

Cn

tuan rumah, Adapun legal capacity yang berada di

Markas Besar PBB sebagaimana yang tercantum dalam pasal 7 sampai dengan pasal 9 Headquarters Agreement, yaitu(:

1. wilayah Markas Besar PBB di bawah kewenangan dan kontrol PBB.

2. Hukum dan peraturan Amerika Serikat yang ber- tentangan dengan peraturan yang ada di distrik markas besar tidak dapat diterapkan di dalamnya. 3. PBB memiliki kekuasaan untuk membuat peraturan

yang berlaku di dalam distrik markas besamya. 4. Distrik markas besar PBB tidak dapat diganggu

gugat, Peja'bat federal, negara bagian, pemerintah lokal, atau pegawai Amerika Serikat, baik di bidang administratif maupun hukum, polisi maupun militer dilarang masuk dalam rangka melaksanakan tugasnya kecuali mendapatkan izin dari Sekjen PBB.

(55)

Sekretaris Jenderal PBB, mengenai kasus penutupan kantor Misi Peninjau PLO untuk PBB ini, berpendapat bahwa Misi Peninjau PLO tercakup di dalam pasal 11, 12 dan 13 Headquarters Agreement dan oleh karenanya negara tuan rumah harus mengizinkan wakil misi peninjau PLO untuk masuk dan tinggal di Amerika berikat untuk melaksanakan fungsinya di Markas Besar PBB, Hal ini tercantum di dalam resolusi Majelis Umum PBB No. 42/210, sebagai berikut :

i

The members of the PLO observer Mission are, by virtue of resolution 3237 (XXIX), invitees to the United Nations. As such, they are covered by sections.

11. 12 and 13 of the Headquarters Agreement of 26 June 1947,

There is, therefore a treaty obligation on'the host country to permit PLO personnel to enter and remain in the United States to carry out their official functions at United Nations Headquarters.68

Menurut pasal 11 Headquarters Agreement, Negara Federal, Negara Bagian atau Pemerintah Amerika setempat tidak boleh melaksanakan kehendak atau ketentuan yang dapat menghambat tugas-tugas resmi wakil-wakil anggota PBB dan keluarganya dan orang-orang lain yang diundang ke dikstrik Markas Besar oleh PBB :

The’"Feder&l, state'or local.authorities of the United States shall not impose any impediments to transit to or from the headquarters district of, (1) representatives of members . or the families of such representatives

(56)

district, by the United Nations ... on official business,

Terlihat pada pasal 11 Headquarters Agreement ter­ sebut di atas b&hwa misi peninjau PLO berada di Amerika Serikat tercakup pada butir yang kelima yaitu orang-orang lain yang diundang oleh PBB untuk tugas-tugas resmi.

Di pasal 12-nya dinyatakan bahwa ketentuan yang ada pada pasal 11 tersebut harus dilaksanakan dengari

tanpa memandang apakah ada atau tidak hubungan diploraatik antara pemerintah negara pengirim dengan Pemerintah

Amerika Serikat : ''The provisions of section 11 shall applicable irrespective of the relations existing between the government of the persons referred to in.that section and the Government of the United States",

(57)

PLO ..."^9 tidak dapat diterima.

Al Shakar, wakil dari Bahrain untuk PBB, juga ber-pendapat bahwa Amerika Serikat tidak berhak untuk menutup misi tetap negara anggota PBB dan selain negara anggota yang mempunyai status sebagai peninjau atau pergerakan pembebasan nasional yang diundang oleh PBB: ■ ,

The host country has no right to close the permanent mission of a member state, of a non member state having observer status or of a national liberation movement acredited to the United Nations invoking the require­ ments of its own national security, particurily since many state members non members of the United Nations and organizations are not represented in the country, the United States of America, but are represented at United Nations Headquarters.

ii Di dalam pasal 13 Headquarters Agreement dinyata- kan : "Laws and regulations in force in the United States regarding the entry of aliens shall not be applied in such manner as to interfere with the privileges referred

in section 1 1 ^

Menurut pasal 13 ini bahwa peraturan perundahgan yang berlaku di Amerika Serikat yang mengatur tentang masuknya orang-orang asing tidak seharusnya diterapkan sedemikian rupa sehingga melanggar hak-hak istimewa sebagaimana yang tercantum di dalam pasal 11.

(58)

Pada tanggal 23 Maret 1988, Majelis Umum PBB pada sidangnya telah memutuskan suatu resolusi nomor 42/230. Pada resolusi itu dinyatakan bahwa telah terjadi sengketa antara PBB dengan Amerika Serikat, negara tuan rumah, tentang interpretasi atau penerapan dari Headquarters Agreement dan dinyatakan pula bahwa satu-satunya cara i untuk menyelesaikan masalah itu adalah sesuai prosedur di dalam pasal 21 dari perjanjian tersebut. Resolusi nomor 42/230 menyatakan:

a dispute exist between the United Nations and the United States of Amerika, the host country concerning the interpretation or aplidation of the Headquarters Agreement, and that the dispute settlement procedure provided for under section 21 of the Agreement^ which constitutes the only legal remedy to solve the dispute should be set in operation1' .71

Pasal 21 (a) dari Headquarters Agreement mengatur tentang cara yang harus ditempuh oleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul mengenai penapsiran atau penerapan perjanjian tersebut :

(59)

fail to agree upon a third,then by the President of the International Court of Justice".

Ditinjau dari pasal 21 (a) Headquarters Agreement tersebut, jelaslah bahwa ada 2 fase proses penyelesaian yang harus ditempuh oleh kedua belah pihak :

1. Fase pertama, para pihak harus berusaha menyelesai- kan masalahnya melalui negosiasi atau cara penyele­ saian lainnya yang mereka sepakati. Jika dengan cara demikian tidak dapat diselesaikan, maka harus ditempuh fase kedua.

2. Fase kedua, para pihak harus mefiibawa masalahhya dan menerima putusan akhir melalui arbitrase oleh 3 arbitrator. Dengan ketentuan seorang

arbitrator dipilih oleh Sekretaris ^enderal PBB, seorang dipilih oleh Sekretaris Negara Amerika ^erikat dan yang ketiga dipilih oleh keduanya, atau jika keduanya gagal memilih, maka dipilih oleh Ketua Mahkamah Internasional.

(60)

Is of the opinion that the United States of America as a party to the Agreement between the United

Nations and the United States of America regarding the Head quarters of the United Nations of 26 June 19^7, is under an obligation, in accordance with ' section 21 of that Agreement, to enter into arbitra­ tion for the settlement of the dispute between itself and the United Nations.72

2. Tln.jauan Dari Segi Hukum Per.jan.1ian Internasionaj

Pacta sunt servanda adalah prinsip yang sangat fundamental dalam hukum internasional dan menjadi norma imperatif dalam praktek perjanjian internasional. Pacta

i sunt servanda merupakan jawabah atas pertanyaan mengapa

7 3

perjanjian internasional mempunyai kekuatan men^ikat, ■ DI dalam pasal 26 Vienna Convention on the Law of Treaties 1969 jo. pasal 26 Vienna Convention on the law of treaties between States and International

I Organizations or between International Organizations

1986 dinyatakan : "Every treaty in force is binding upon the parties to it and must be performed by then in good faith",

Di dalam pasal tersebut di atas, nampaklah bahwa MPacta

72Ibld.. h. 17. 7*x

(61)

sunt servanda” ‘didampingi itikat baik atau ''good faith" Kewajiban untuk taat pada perjanjian berdasarkan itikat baik adalah berkenaan dengan martabat manusia, seperti ditegaskan oleh von Glahn sebagai berikut :

If not duty of carrying out international treaty obligations in good faith existed, whatever there exist in the way of an international legal order would dissapear and anarchy would be the normal condition of mandkind.75

Dengan demikian apabila Headquarters Agreement di-hubungkan dengan pasal 26 Konvensi Wina tersebut jelaslah

j bahwa PBB dan Amerika Serikat, sebagai pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, terikat dengan Isi perjanoian ter­

sebut. Dan dengan didasari oleh itikat baik, masing-masing

i

pihak wajib melaksanakannya,

^alau dilihat dari alasan penutupan kantor misi PLO tersebut yaitu dengan dalil hukum nasional, Amerika Serikat menghendaki demikian, sebagaimana tercantum pada surat

wakil tetap Amerika Serikat di PBB kepada Majelis Umum PBB pada tanggal 11 Maret 1988, sebagai berikut :

X Wish to inform you, that the Attorney General of the United States has determined that he is required by the Anti Terrorism Act of 1987 to close the office of the Palestine Liberation Organization observer mission to the United Nations in New York, irrespec­

tive of any obligations the United States may have

(62)

under the Agreement between the United Nations and the United States regarding the Headquarters of the United Nations.76

Dalam hal terjadi pertentangan antara ketentuan hukum nasional dan hukum internasional, Oppenheim memberi-kan pendapatnya sebagai berikut : "As the Law of Nations is based upon the common consent of different states, it is improbable that an elightened state would

intentio-• ■ 7 7

nally enact a rule conflicting with the law of Nations'. Logika pendapat ini ialah bahwa tidak mungkih suatu negara akan menyetujui rancangan ketentuan suatu perjanjian yang bertentangan dengan hukum nasionalnya. Akan lebih jauh lagi, suatu negara hanya akan menyetujui

i

ketentuan-ketentuan perjanjian internasional yang tidak bertentangan dengan hukum nasionalnya. Jadi sikapiiya

dalam menghadapi pembentukan suatu perjanjian internasional

<7Q

merup^kan manifestasi dari kesadaran hukum nasionalnya/ Ketentuan yang mempunyai kekuatan mengikat bahwa suatu negara atau organisasi internasional sebagai pihak yang mengadakan perjanjian internasional tidak boleh mendalihkan ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya atau

^General Assembly of the United Nations II, Loc.cit.

(63)

ketentuan-ketentuan organisasinya sebagai alasan pembenar untuk kegagalannya dalam melaksanakan perjanjian inter­ nasional yang telah mereka buat.

Pasal 27 ayat (1) dari Vienna Convention on the Law of Treaties between States and International Organizations or between International Organizations 1986 menyatakan:

| "A state party to a treaty may not invoke the provision of its internal law as justification for its failure to perform the treaty",

Di dalam ayat (2) nya dinyatakan :

"An international organization party to a treaty may not invoke the rules of the organization as justification for its failure to perform the treaty".

Dengan dasar pasal 26 dan 27 dari Vienna Convention on the Law of Treaties between States and International Organizations or between International Organizations,

(64)
(65)

B A B Y

P E N U T U P

1. Kesimpulan

a, Keberadaan Perwakilan PLO untuk PBB di New York, Amerika Serikat, adalah dalam rangka kedudukannya sebagai peninjau tetap di Organisasi Internasional tersebut. Berdiri dan beroperasinya Kantor. Per­

wakilan PLO untuk PBB adalah di bawah kontrol

PBB, ‘

Oleh sebab itu apabila ada tindakan-tindakan^ yang dilakukan oleh para pejabat dan pegawai perwakil­ an itu yang dianggap menyimpang atau melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka yang ber- w'enang menjatuhkan sanksi adalah PBB, -bukan

Amerika Serikat,

b, Apabila dipandang ada pelanggaran yang dilakukan anggota Perwakilan PLO, Amerika Serikat harus ber- tindak melalui PBB, Dengan demikian penutupan

Kantor Perwakilan PLO untuk PBB yang dilakukan oleh Amerika Serikat adalah di luar kewenangannya, c, Dalil yang digunakan Amerika Serikat untuk menutup

*

Kantor Perwakilan PLO untuk PBB adalah bahwa

(66)

dengan PBB terikat perjanjian internasional yang telah mereka buat yaitu Headquarters Agreement 1947. Menurut perjanjian tersebut Amerika Serikat sebagai .negara tuan rumah harus memberikan fasilitas fasilitas dan kemudahan-kemudahan bagi orang-orang yang diundang oleh PBB dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya di PBB. Dengan demikian tindakan Amerika Serikat untuk menutup Kantor Perwakilan

PLO untuk PBB tersebut tidak dapat dibenarkan, karea hal itu bertentangan dengan Hukum Perjanjian Internasional yang telah mereka buat.

2, Saran

a. Jika keberadaan Misi PLO untuk PBB di New York di- permasalahkan oleh Amerika Serikat dengan alasan bahwa Misi PLO untuk PBB merugikan kepentingan nasional Amerika Serikat, maka Amerika Serikat harus dapat menunjukkan bukti-bukti yang konkrit tentang tindakan PLO yang dianggap merugikan itu. Amerika Serikat seharusnya membicarakan permasalahan tersebut dengan PBB dengan disertai itikad baik

(67)

b. Akhir-akhir ini nampaknya. Amerika, Serikat aktif berperan. dalam usaha perdamaian di Timur Tengah* Sehubungan. dengaa hal' itu hendaknya ia^ mengakui dan memberikan jaminan kenmdahan-kemudahan. yang, wajar dinikmati oleh wakil-wakil Misi PLO untuk PBB:, ate— ngiugat pentiugnya peran Mi6i PLO di Badaxt Dunia ini* Seperti halnya diakui olek PBfi. bahwa. tanpa PLO di sana, PBE tidak. dapat membi car akan. b&nyak hal tentang Timur Tengalu

c. Memang. dengan. b.ukti-bukti yang cukup kuat, Ameri­ ka Serikat dapat. menutup kantor-kantor PLO di. Ame­ rika Serikat kecuali kantor Mi6i PLO untuk. PBB, di New. York, sebab. kantor Misi PLO untuk. PBE di bawah kapaeitas Headquarters Agreement

Eendaknya sengjseta yang timbul mengenai markas be­ sar PBB diselesalkan melalui cara. yang, telah. diatur di dalam perianiian tersebut, yaitu dengan. cara ae- gosiasi dan jika tidak berhasil dengan. cara arbitra- se*

(68)

DAFTAR b a c a.au

Brownly, I., prj.p^ple of Public. International Law, feet.

II, Clarenson Press, Oxford, 1973.

B i i d i o n o K n s u m o h a j n i d i o i b , S u a t u S t u d l T e r & a d a p A s p e k O p e r a s i o a a l K o n v e n s i W in a T a h u n 1 9 6 9 t e n t a n g Hiikiam E e r i g a j i a n I n t e r n a s i o n a l . c e t . I , B i n a . C i p t a , B a n d u n g .

1966.

D e B a r t m e n t o f P u b l i c I n f o r m a t i o n . U n i t e d N a t i o n s , Y e a r b o o k

a t The United Mail one. Vol. 35 dan. 56, Hew. f o F E T W Kirdi Didoyudo, Timur Teng^h ,palam. PergolakanT CSIS, Ja­

karta, 1982.

______ * Timur Tengak Easaran: Strategj Dunia^ CSIS, Ja­ karta:, 1981#

Lauterpacht, Oppenheim., “International Law a treaties”. Vol. I : Peace, edisi ke 8, cet. V, 1961.

Schermers, Henry f International Institutional Lawf Vol. I, A.W. Sijthoff, Leiden, 1970.

Syahmin Ak., Pokok-pokok Hukum Organisasi Internasional,. Binacipta* Bandung, 1986.

United Nations, The International Status of The Palestine People. New York, 1981.

Majalah:

Pakistan. Horizon. Vol. XXVII, No. Zf, 1975*

Surat Kabar:

Angkatan Berseniata. 1 April 1988.

(69)

Suara Pembaharuanf 23 Maret 1988.

Lain-lain:

Agreement between the United States of America, and the United Nations on. Headquarters of the United Nations, 21 November 1947.

Charter of the United Nations, 26 June 1946#

Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations, 13 Pebruari 194-6*

Letter dated 11 March 1988 from the Acting, Permanent Representative of the United States to the United Nations addressed to the Secretary-General.

Letter dated 11 March 1988 from the Attorney General of the United States of America to the Permanent Observer of the Palestine Liberation Organization to the United Nations.

Letter dated 15 March 1988 from, the Secretary General addressed to the Acting Permanent Representative of the United States to the United Nations.

Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 3236 (XXIX)f 22. Nopember 1974.

Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 3237 (XXIX), 22. Nopember 1974.

Resolusi Majelis Umum PBB. Nomor A/RES/42/210, 26 Pebruari 1-988.

Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/^ES/42/230, 24. Maret

1988

.

(70)
(71)
(72)

Referensi

Dokumen terkait

a) Proses Isotermal : proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. b) Proses Isokhorik : proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap c) Proses Isobarik :

yang siap ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan Jumlah RASNI yang siap ditetapkan 8762 9262 9762 10262 1076 2 Dokumen RASNI 2 Memastikan

%enis-jenis kecelakaan kerja nis kecelakaan kerja akibat pekerjaan galian akibat pekerjaan galian dapat berupa tertimbun tanah, dapat berupa tertimbun tanah, terseng tersengat

Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya

Honorarium Tim/ Pelaksana Kegiatan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil/Non Pegawai Negeri yang diberikan tugas untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan Surat Keputusan

Dalam naskah tersebut mengungkapkan kisah cinta Pakubuwana X dengan Kanjeng Ratu Mas dan 5 pokok bahasan yaitu: karakter seorang pemimpin yang baik, gambaran

Untuk maklumat lanjut tentang langkah berjaga-jaga sewaktu pemprosesan, rujuk Dokumen Data Kraton Polymers, Buletin Elektrik Statik (Nombor Dokumen K0073), atau bahan