II
GAMBARAN UMUM
2.1 Wilayah Administrasi
2.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Kotawaringin Timur berada pada posisi 0°23’14”- 3°32’54”
Lintang Selatan, dan 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur. Secara administratif, luas
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah 16.496 km2. Adapun batas-batas wilayah
secara administratif, yaitu sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Katingan • Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Katingan
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Persentase Luas Terhadap Kabupaten Kotawaringin Timur
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Persentase Luas Wilayah Terhadap Kabupaten
2.1.2 Kondisi Fisik Dasar
A. Topografi
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur jika dilihat dari topografinya
Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi dalam 3 (tiga) zona daerah, yaitu: • Daerah pegunungan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl.
• Daerah bergelombang / berbukit dengan ketinggian 100 – 200 m dpl • Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 50 m dpl.
Daerah berbukit hingga pegunungan yang terdiri dari batuan intrusi masam
terdapat dibagian utara wilayah ini, sedangkan bagian tengah sampai selatan
banyak di dominasi oleh dataran rendah. Dataran bagian tengan terdiri dari dome
gambut serta dataran rendah endapan sungai (fluvial) serta backswamp atau rawa
belakang di sepanjang aliran sungai. Dibagian selatan, dataran rendah didominasi
oleh dataran rendah endapan pantai (fluvio marine) dan pesisir pantai.
B. Kelerengan
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang bervariasi,
dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok lereng yaitu 0 – 2%, 2 – 15 % dan 15 – 40%,
wilayah Kabupaten ini tidak memiliki lahan dengan tingkat kemiringan lebih dari
40%, sebagian besar merupakan dataran rendah 0 – 2% dengan luasan
496.367,68 Ha yang meliputi bagian selatan dan di sepanjang sungai-sungai
utama, sedangkan kelas lereng 2-15% terdapat di bagian tengah, di belakang
wilayah sungai-sungai besar dan di sepanjang sungai-sungai kecil dengan luas
kawasan lereng 503.331,89 Ha. Sedangkan Kelas lereng 15-40% terdapat di
bagian utara, terutama di wilayah yang tidak dialiri sungai.
C. Klimatologi
Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim tropis basah
(lembab) dengan tipe B (menurut Schmidt dan Ferguson) dengan kelembaban
nisbi berkisar antara 82% – 89% dan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 27˚C
- 36˚C.
Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan curah hujan
dikawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di
wilayah kabupaten ini berkisar antara 1.934 mm/tahun.
D. Hidrologi
Secara umum pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola dendritik dimana
salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan merata di seluruh daerah
aliran sungai, maka puncak banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai
potensi besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai,
khususnya di bagian hilir sungai.
Dalam Wilayah Kotawaringin Timur terdapat 6 buah sungai besar yang
mengalir dari utara ke selatan dan bermuara di laut Jawa, yang dapat digunakan
sebagai sumber air maupun sebagai prasarana transportasi. Keenam sungai
tersebut dapat dilayari oleh sarana perhubungan seperti kapal, speed boat, dan
long boat. Air sungai tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk mandi,
cuci, kakus (mck), air minum, serta persawahan.
Selain air sungai, penduduk juga memanfaatkan air tanah. Menurut RUTR
Kotawaringin Timur Tahun 1992 kedalaman air tanah berkisar antara 1 sampai 7
meter pada sistem lahan dataran (wilayah pengamatan pada Kecamatan
Parenggean, Seruyan Hilir, dan Mentawa Baru), sedangkan pada sistem lahan
perbukitan kedalaman air tanah lebih dari 7 meter. Sungai Mentaya merupakan
sumber air bagi penduduk di sekitar aliran Sungai Mentaya. Namun sungai ini
dapat menimbulkan genangan pada daerah sekitarnya, baik tergenang secara
Gambar 2.2 Peta Aliran Sungai Kabupaten Kotawaringin TImur Sumber: RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur
E. Fisiografi
Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi ke dalam beberapa wilayah
fisiografis, yaitu:
1 Dataran rendah, endapan pantai
Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang berbatasan
dengan Laut Jawa, yang berjarak 2-5 km dari pantai. Dataran ini terbentuk
dari hasil pengendapan pantai, yang berupa tanah kering atau sedikit
tergenang dan memiliki tekstur kasar.
2 Dataran rendah, endapan sungai
Wilayah ini terdapat di tepian sungai yang berbelok-belok (meander) atau
banjir akibat limpahan air sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang
sampai halus. Seluruh wilayah dataran rendah, baik yang berupa endapan
sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi oleh pasang surut air
laut.
3 Lahan gambut
Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai (levee), yang
terbentuk akibat hutan rawa monoton telah mencapai klomaks, sehingga
terbentuk gambut yang cembung (dome).
4 Dataran rendah, batuan endapan pantai
Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama di sekitar Sungai
Mentaya. Dataran ini membentang dari Pangkalan Bun sampai
Palangkaraya terus ke timur. Pada wilayah ini air sulit mengalir keluar
karena wilayah ini sangat datar, sehingga pada beberapa tempat drainase
agak terhambat. Dataran ini memiliki tekstur tanah yang kasar.
5 Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam
Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan (fault), terdapat
di bagian hulu. Bentuk wilayah ini berbukit dan bergunung, yang
didominasi oleh batuan endapan pasir dan liat dan diselingi dengan
batuan intrusi yang umumnya masam.
6 Delta/Pulau
Merupakan daratan dengan luasan yang kecil di tengah laut maupun
sungai.
7 Lain-lain
Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya danau dan
rawa, yaitu merupakan depresi atau cekungan yang airnya masih dalam.
Pada daerah ini belum sempat terbentuk gambut.
Kabupaten Kotawaringin Timur didominasi oleh pegunungan/ perbukitan
intrusi masam dan dataran rendah batuan pantai. Pegunungan atau perbukitan
terdapat pada bagian Utara wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pegunungan/perbukitan tersebut terdiri dari batuan intrusi dan endapan masam,
pantai banyak ditemui pada bagian tengah dan pesisir Kabupaten Kotawaringin
Timur. Selain dataran rendah dengan batuan pantai, pada bagian tengah
Kabupaten Kotawaringin Timur juga memiliki kondisi fisiografis yang terdiri dari
dome gambut, serta dataran rendah endapan sungai dan backswamps di
sepanjang aliran sungai. Sedangkan pada bagian Selatan, fisiografis wilayahnya
merupakan dome gambut dan dataran rendah endapan sungai. Pada bagian
pesisir fisiografis wilayahnya terdiri dari dataran rendah endapan pantai. Kendala
yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur terutama dalam membangun
saluran air, dimana air sulit mengalir keluar serta kadang-kadang tergenang dan
banjir.
F. Jenis Tanah
Jenis tanah yang mendominasi wilayah ini adalah tanah jenis podsolik merah
kuning, walaupun ada beberapa bagian juga ditemui jenis tanah lainnya:
1. Bagian Selatan : adalah wilayah dataran rendah merupakan daerah pantai
dan rawa dengan jenis tanah orgosol dan alluvial gleihumus yang memiliki
unsur hara yang baik, di bagian pesisir dengan jenis tanah alluvial marin
yang memiliki unsur hara rendah, dipengaruhi pasang surut air laut;
2. Bagian Tengah : adalah wilayah dataran yang sebagian besar ditumbuhi
hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol air tanah, podsolik kuning, dan
alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai;
3. Bagian Utara : adalah wilayah dataran tinggi merupakan daerah dengan
fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis tanah podsolik merah kuning, regosol,
dan litosol, wilayah ini terdiri dari batuan yang sebagian bersifat masam
dengan kandungan hara yang rendah.
G. Geologi
Geologi daerah Kabupaten Kotawaringin Timur tersusun oleh lima jenis
formasi yaitu Formasi Dahor, Formasi Kuayan, Formasi Mentaya, Formasi
Pembuang dan endapan Aluvial. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi
a. Formasi Dahor dapat ditemui di sebagian besar selatan wilayah
kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya pada bagian belakang
disepanjang Daerah Aliran Sungai Mentaya.Satuan batuan
(satuanlitologi) penyusun formasi Dahor ini terdiri dari konglomerat
dengan komponen fragmen kuarsif dan basal berselingan dengan batu
pasir, batu lempung. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah
sampai Pleistosen, berdasarkan korelasi dengan formasi Dahor
dilembar Tewah (Sumintadipura, 1976). Tebal formasi ini diperkirakan
300 m yang diendapkan dilingkungan paralik.
b. Formasi Kuayan terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur tepatnya di Utara. Satuan batuan (satuan litologi)
penyusun formasi Kuayan ini terdiri dari breksi dengan komposisi
andesit dan basal, aliran lava, batu pasir tufaan dan tuf.
c. Formasi Mentaya terletak disekitar Kota Kuala Kuayan. Satuan batuan
(satuan litologi) penyusun Formasi Mentaya ini dibagian bawah
didominasi oleh batu pasir sedangkan dibagian atas batu pasir arkosa
berbutir halus-kasar, terdapat struktur silang siur (cross bedding) dan
gelembur gelombang. Setempat terdapat sisipan konglomerat kuarsa
dan batu lempung yang kadang-kadang mengandung batubara.
Formasi ini diendapkan pada kala Eosen-Oligosen dalam lingkungan
pengendapan litoral, setempat berupa rawa-rawa.
d. Formasi Pembuang terletak dibagian selatan wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur, terutama di sekitar Kecamatan Mentaya Hilir
Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Satuan batuan (satuan
litologi) penyusun Formasi Pembuang ini terdiri dari batupasir karbonan
(carbonaceous sandstone), konglomerat (conglomerate), batulanau
(siltstone), batu lempung (claystone) dan gambut (peat).
e. Endapan aluvial, tersusun oleh endapan delta (deltaic deposit) dan
endapan klastika tak terpisahkan (undifferenttiated clastic deposit).
Endapan delta terdiri dari pasir kasar-halus (coarse to fine grained
terpisahkan terdiri dari pasir (sand), lanau (silt), lempung (clay) dan
gambut (peat). Struktur geologi yang terdapat di Kabupaten
Kotawaringin Timur adalah struktur sesar/patahan (fault) dan kekar
(join). Struktur patahan dapat memicu terjadinya bencana alam geologi.
Daerah yang rawan terhadap bencana alam geologi ini antara lain
Kecamatan Mentaya Hulu karena pada daerah ini terdapat struktur
sesar/patahan. Potensi pertambangan bahan galian yang terdapat di
Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain batubara, bijih besi, emas
primer (dengan asosiasi mineral perak dan atau mineral tembaga timah
hitam atau seng), emas sekunder, kwarsa kristal (termasuk kecubung
atau amethist), bentonit, kaolin, pasir kwarsa, granit, basalt, gambut,
dan tanah liat.
2.3 Potensi Wilayah Kabupaten
Adapun sektor-sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin
Timur antara lain pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan pariwisata.
A. Tanaman Pangan
Usaha pertanian tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin
Timur menghasilkan komoditi berupa jenis padi-padian, jagung, jenis ubi-ubian,
jenis kacang- kacangan, sayuran dan buah-buahan. Untuk hasil pertanian berupa
sayuran, total produksi sayuran di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun
2015 mencapai 1.004,73 Ton. Produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mentawa
Baru Ketapang yaitu mencapai 571 ton atau mencapai 56,83 % dari keseluruhan
produksi sayuran di Kabupaten Kotawaringin Timur. Sedangkan kecamatan yang
tidak menghasilkan produksi sayuran berada di Kecamatan Bukit Santuai.
Sedangkan untuk hasil pertanian berupa buahan, total produksi
buah-buahan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2015 mencapai 7.556,7 Ton.
Produksi terbesar terdapat di Kecamatan Baamang yaitu mencapai 2.623,8 ton
atau mencapai 34,72 % dari keseluruhan produksi buah-buahan di Kabupaten
Kotawaringin Timur. Sedangkan kecamatan yang tidak menghasilkan produksi
B. Perkebunan
Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan baik yang
diusahakan oleh rakyat maupun yang dikelola oleh perusahaan perkebunan
(perkebunan skala besar), seperti karet kering (karet), daun kering (teh dan
tembakau), biji kering (kopi dan coklat) dan lain sebagainya. Kecamatan Cempaga
merupakan wilayah penghasil komoditi perkebunan tertinggi dibandingkan dengan
wilayah lainnya. Produksi komoditi perkebunannya pada tahun 2015 mencapai
933.072,2 Ton atau sekitar 92,58 % dari total produksi. Sedangkan wilayah yang
memiliki produksi komoditi perkebunan terendah adalah Kecamatan Seranau yang
hanya mencapai 462,76 Ton atau kurang dari 1 % dari total produksi. Sementara
itu, dilihat dari sisi komoditi, dapat diketahui bahwa Kelapa Sawit merupakan
komoditi perkebunan yang paling banyak dihasilkan dibandingkan dengan
komoditi lainnya. Besarnya produksi pada tahun 2015 mencapai 879.386,69 Ton
atau sekitar 97,07% dari total produksi seluruh komoditi yang ada. Sedangkan
untuk komoditi perkebunan rakyat, seperti jenis karet dan kelapa, persebarannya
cukup merata di semua kecamatan. Dilihat dari sisi persebaran komoditi, hampir di
semua kecamatan memiliki potensi untuk pengembangan karet, kopi dan kelapa.
C. Perikanan
Pada data perikanan terlihat bahwa produksi perikanan darat tersebar
Kabupaten Kotawaringin Timur ada pada jenis perairansungai. Dalam hal ini
sungai Mentaya menjadi penyumbang terbanyak dari hasil produksi perikanan
sungai kabupaten Kotawaringin. Secara lebih spesifik, komoditas ikan terbanyak
adalah ikan patin yaitu sejumlah 2.433,80 ton.
D. Peternakan
Sub-sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun
hasil-hasil ternak, seperti sapi, ker-bau, bai, unggas, ayam buras, ayam petelur
dan itik. Hingga tahun 2016, produksi daging tertinggi di Kabu-paten Kotawaringin
Sementara itu, produksi daging bukan unggas tertinggi berasal dari ternak , yaitu
sebesar 751,746 Ton.
E. Kehutanan
Memiliki potensi hutan kurang lebih 411.898 Ha. Secara keseluruhan
diperuntukkan untuk Hutan Lindung 6.558,97 ha; Hutan Tanaman Industri (HTI)
85.230,00 ha; Hutan Produksi Terbatas 234.804,10 ha, Hutan Produksi Tetap
388.923,13 ha, Monumental 625,00 ha; Kawasan Pemukiman dan Penggunaan
Lainnya (KPPL) 258.129,38 ha; dan Kawasan Pengembangan Produksi
595.607,97 ha.
F. Industri
Secara garis besar, pengelompokan industri terbagi atas 2 macam, yaitu
industri kecil formal - mesin dan industri kecil formal. Industri kecil formal – mesin
terdiri dari bengkel mobil, motor sepeda dan las. Pada industri kecil formal – mesin
memiliki 19 perusahaan dengan 76 tenaga kerja serta kapasitas produksi dan
investasi sebesar 500 produksi dan 3,8 miliar. Sedangkan untuk industri kecil
formal terdiri dari reparasi radio-TV, jok kursi, salon dan penjahit pakaian. . Pada
industri kecil formal memiliki 11 industri kecil dengan 27 tenaga kerja serta
kapasitas produksi dan investasi sebesar 388 produksi dan 1,75 miliar.
G. Pertambangan
Potensi tambahan yang telah dikembangkan di Kabupaten Kotawaringin Timur
adalah Biji Besi dengan produksi di tahun 2007 sebesar 1.375.698 dan 2.640.881
serta tambang emas rakyat dengan produksi tahun 2007 sebesar 31.907.000 dan
tahun 2008 sebesar 13.718.000. Produksi pertambangan di Kabupaten
Kotawaringin Timur terdiri dari 2 komoditas yaitu batubara dan bauksit. Produksi
batubara tahun 2016 mencapai 686.285 ton, sedangkan untuk bauksit sebesar
Tabel 2.2
Potensi Tambang di Kabupaten Kotawaringin Timur
No Kecamatan Potensi Bahan Galian Jenis Bahan Galian
1 Mentaya Hilir
Selatan Pasir Batuan 2 Teluk Sampit Zorcon Mineral non Logam 3 Pulau Hanaut Pasir, Batubara, Zicron Mineral non logam &
Batubara 4 Mentawa
Baru/Ketapang Pasir Batuan 5 Seranau Zircon, Pasir Urug Mineral Non Logam 6 Mentaya Hilir 8 Telawang Zircon, Bauksit, BijihBesi Mineral Logam & nonLogam 9 Baamang Pasir, Gambut Batuan 10 Cempaga Bauksit, Pasir, Bijih
besi, batubara
Mineral logam & batubara 11 Cempaga Hulu Batubara, bauksit Mineral logam &batubara 12 Parenggean Bauksit, Emas, Zircon,
14 Bukit Santuai Bijih Besi, Emas Mineral Logam
15 Antang Kalang Andesit, Emas, Zircon,
Bijih Besi, Batubara
Mineral Logam & non Logam, Batubara
Sumber Data: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kotawaringin Timur
H. Pariwisata
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki sektor pariwisata yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Dari tahun 2015 ke 2016, telah terjadi peningkatan
kunjungan wisatawan khususnya wisatawan domestik sebesar 119,55%. Potensi
sektor pariwisata juga dapat terlihat dari adanya peninggalan sejarah dan
kepurbakaan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Tercatat ada 3 tugu, 2 monumen,
25 komples sandung dan 23 kompleks sepundu ditambah 9 unit makam. Dari
sektor wisata alam, pantai Ujung Pandaran menjadi daya tarik bagi para
Gambar 2.3 Potensi Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur Sumber: https://goo.gl/images/UXofcf
I. Pesisir dan Kelautan
Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya
berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan memiliki
nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau Lepeh,
Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang
lainnya belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.
Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir dengan perairan
estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah subur dan virgin
sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang
pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing ground) sekaligus
memiliki mangrove seluas 33.400 Ha
2.4 Demografi
Kabupaten Kotawaringin Timur adalah kabupaten dengan jumlah penduduk
terbanyak di Provinsi Kalimantan Tengah. Laju pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2016 sebanyak 2,37 persen.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2016 sebesar
26 penduduk per km. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sedangkan kecamatan dengan kepadatan
Ditinjau dari komposisi penduduknya, sebanyak 10 persen penduduk
Kabupaten Kotawaringin Timur masuk dalam kelompok umur 0 sampai dengan 4
tahun. Hal ini menunjukan tingginya angka kelahiran di Kotawaringin Timur. Jika
dikaitkan dengan angka beban ketergantungan, jumlah penduduk produktif yang
menanggung penduduk tidak produktif masih tinggi. Pada proporsi jenis kelamin
total, penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur lebih banyak laki-laki dibanding
dengan perempuan. Dari total 436.276 penduduk pada tahun 2016, terdapat
230.497 laki-laki atau 53 persen. Angka sex ratio tahun 2016 sebesar 112.01 yang
berarti bahwa dari 100 penduduk perempuan terdapat 112 penduduk laki-laki.
Tabel 2.3
Indikator Kependudukan Kabupaten Kotawaringin Timur
Uraian Tahun
2014 2015 2016
Jumlah Penduduk (Jiwa) 416.151 426.176 436.276 Kepadatan (Jiwa/Km²) 24,78 25,37 25,97
Sex Ratio(L/P) (%) 112 112 112
Jumlah Rumah Tangga 109.489 111.955 114.608 Rata-rata ART (Jiwa/RT) 3,80 3,81 3,81 % penduduk menurut kelompok umur
0 – 14 tahun 28,81 28,47 28,05 15-64 tahun 68,63 68,92 69,23 ≥ 65 Tahun 2,56 2,61 2,67
Sumber: Kotawaringin Timur dalam Angka 2017
2.5 Isu Strategis Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur berkisar pada
permasalahan umumyang ada. Sejalan dengan isu-isu yang dihadapi secara
nasional dan provinsi, beberapa isu strategis disini dikelompokkan menurut tiga
kategori besar kegiatan membangun di dalam lingkup pembangunan daerah yang
mendefinisikan spektrum-spektrum perencanaannya. Masyarakat/manusia adalah
inti atau sumber dari seluruh spektrum perencanaan pembangunan tersebut. Ke
tiga kategori besar di dalam lingkup pembangunan daerah tersebut, adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan Perekonomian, terkait dengan seluruh kegiatan membangun
untuk meningkatkan manusia/masyarakat di dalam tatanan perekonomian
antara lain: mata pencaharian, berusaha, bekerja, produksi, nilai tambah,
konsumsi, kompetisi, proteksi, investasi, moneter, fiskal, akses kepada modal,
akses ke pasar, perniagaan, dan lain sebagainya.
a. Peningkatan dan Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk membuka keterisolasian
masyarakat dari akses perekonomian, akses informasi, serta pemerataan
hasil pembangunan. Seperti kita ketahui bahwa di Kabupaten
Kotawaringin Timur masih banyak terdapat daerah yang terpencil dan
terisolasi sehingga sulit dijangkau. Kondisi ini akan berdampak terhadap
pemerataan pembangunan. Kondisi tersebut juga akan menyebabkan
hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, serta industri yang potensial
yang berada di daerah terpencil ini akan sulit dijangkau oleh akses
pemasarannya. Untuk saat ini, infrastruktur jalan serta jembatan masih
sangat prioritas untuk dikembangkan. Selain itu, dengan mulai diliriknya
lagi bidang pertanian di daerah perdesaan, maka pengairan juga perlu
diprioritaskan. Demikian juga penunjang bagi program peningkatan
kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air
bersih mutlak diperlukan.
Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk membuka keterisolasian
masyarakat dari akses perekonomian, akses informasi, serta pemerataan
hasil pembangunan. Seperti kita ketahui bahwa di Kabupaten
Kotawaringin Timur masih banyak terdapat daerah yang terpencil dan
terisolasi sehingga sulit dijangkau. Kondisi ini akan berdampak terhadap
pemerataan pembangunan. Hal ini juga akan menyebabkan hasil
pertanian, perkebunan, pertambangan, serta industri yang potensial yang
berada di daerah terpencil akan sulit dijangkau oleh akses pemasarannya.
Untuk saat ini, infrastruktur jalan serta jembatan masih sangat prioritas
untuk dikembangkan. Selain itu, dengan mulai diliriknya lagi bidang
pertanian di daerah perdesaan, maka pengairan juga perlu diprioritaskan.
masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih juga
mutlak diperlukan.
Kelangkaan sumber energi kelistrikan yang sedang terjadi di seluruh
wilayah Indonesia juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kelangkaan dalam hal sumber energi maupun mesin pembangkit yang
sudah mulai usang menyebabkan penyediaan listrik di kabupaten ini tidak
dapat lagi memenuhi permintaan. Untuk memenuhi pelayanan kelistrikan
di daerah pedesaan diharapkan mulai dapat dikembangkan dengan energi
alternatif seperti Solar system, Micro Hydro, dan Energi Angin.
b. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi Kerakyatan ditujukan untuk mengentaskan masyarakat
dari lingkaran kemiskinan serta meningkatkan kemandirian masyarakat.
Seperti kita ketahui bersama bahwa selama ini masyarakat pedalaman
Kabupaten Kotawaringin Timur terlalu bergantung pada sumberdaya
hutan terutama kayu. Dengan adanya komitmen pemerintah untuk
menertibkan illegal logging banyak masyarakat yang kehilangan mata
pencaharian. Untuk itu pemerintah daerah harus mampu untuk
memberikan dukungan baik berupa dana maupun pembinaan kepada
masyarakat untuk kembali menekuni bidang pertanian dalam arti luas
yaitu bercocok tanam, berkebun, beternak, serta perikanan.
Pengembangan ekonomi kerakyatan juga mencakup dukungan terhadap
Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
2. Pembangunan Sosial, terkait dengan seluruh kegiatan membangun untuk
meningkatkan manusia/masyarakat di dalam tatanan sosial dengan spektrum
perencanaan pembangunan segala sesuatu tentangnya, antara lain:
pendidikan, peribadatan, kebugaran, kemiskinan, tradisi, budaya,
transformasi, komunikasi, keamanan, keselamatan, ideologi, politik, dan lain
sebagainya .
Peningkatan akses dan kualitas pendidikan merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan daerah yang menyangkut pada
pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
dalam menyongsong era globalisasi. Isu-isu utama yang menjadi
permasalahan dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten
Kotawaringin Timur, antara lain:
•
Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga perluasan dan pemerataan kesempatanmemperoleh pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan belum
tercapai.
•
Sebagai gambaran, peserta didik yang akan melanjutkan ke sekolah lanjutan setingkat SLTA mengalami kesulitan karena tidak tersediasarana dan prasarana pendidikan dan juga sarana transportasi yang
memadai untuk menjangkau sekolah seperti SLTA yang di sejumlah
desa di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Parenggean,
Mentaya Hulu, Antang Kalang, dan Kecamatan Bukit Satuai .
•
Mutu dan relevansi pendidikan yang menyangkut jumlah dan sebaran tenaga pendidik/guru berdasarkan lokasi/daerah/sekolah yang masihkurang dan belum merata.
•
Kompetensi guru dibeberapa mata pelajaran masih lemah serta pengelolaan manajemen pelayanan pendidikan masih belummenunjukan tingkat efisiensi dan efektivitas
b. Peningkatan Pelayanan dan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM,
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan
pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung
pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
kesehatan dibutuhkan perubahan pola berpikir (mindset) dari paradigma
sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010 dan
Menuju Keluarga Berkualitas 2015.
Adapun permasalahan kesehatan yang masih dihadapi di Kabupaten
Kotawaringin Timur adalah:
•
Masih banyak daerah yang sulit dijangkau pelayanan kesehatan serta kurangnya jumlah tenaga medis serta penyebarannya yang tidakmerata
•
Masih tingginya angka kesakitan, rendahnya angka harapan hidup, dan masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan.•
Masih tingginya jumlah balita yang kurang gizi.•
Masih tingginya ancaman penyebaran penyakit menular seperti Filariasis, TB Paru, Demam Berdarah, HIV Aids.•
Kemampuan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan yang masih rendah3. Pembangunan Lingkungan, terkait dengan seluruh kegiatan membangun
untuk meningkatkan kelayakan tempat hidupnya dengan spektrum
perencanaan pembangunan segala sesuatu tentangnya, antara lain: air
bersih, udara bersih, lingkungan bersih, kemudahan/teknologi, kesehatan,
kebersihan, polusi, kerawanan bencana, pemanasan global, perubahan iklim,
dan lain sebagainya.
Bencana banjir yang mulai dirasakan semakin meluas akhir-akhir ini baik di
daerah hulu maupun di daerah perkotaan selain disebabkan oleh faktor alam
yang menyangkut perubahan iklim global, juga sangat dipengaruhi oleh
menurunnya kualitas dan kuantitas hutan yang menjadi daerah penyangga
serta tangkapan hujan. Selain itu, sistem drainase perkotaan yang belum
memadai serta pemeliharaan yang belum dibarengi dengan tanggung jawab
yang tinggi dari masyarakat dalam memperhatikan kebersihan lingkungannya,
Kabut asap sebagai dampak dari kebakaran lahan dan hutan yang baik
disengaja maupun tidak menjadi permasalahan yang terjadi hampir setiap
tahun di Kabupaten Kotawaringin Timur. Permasalahan ini tidak akan dapat
diatasi tanpa adanya komitmen dari tingkat Pemerintahan Pusat sampai