• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM - DOCRPIJM 1537892213BAB II GAMBARAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN UMUM - DOCRPIJM 1537892213BAB II GAMBARAN UMUM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

II

GAMBARAN UMUM

2.1 Wilayah Administrasi

2.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Kotawaringin Timur berada pada posisi 0°23’14”- 3°32’54”

Lintang Selatan, dan 111°0’50” - 113°0’46” Bujur Timur. Secara administratif, luas

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah 16.496 km2. Adapun batas-batas wilayah

secara administratif, yaitu sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Katingan • Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Katingan

Tabel 2.1

Luas Wilayah dan Persentase Luas Terhadap Kabupaten Kotawaringin Timur

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Persentase Luas Wilayah Terhadap Kabupaten

(2)
(3)

2.1.2 Kondisi Fisik Dasar

A. Topografi

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur jika dilihat dari topografinya

Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi dalam 3 (tiga) zona daerah, yaitu: • Daerah pegunungan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl.

• Daerah bergelombang / berbukit dengan ketinggian 100 – 200 m dpl • Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 50 m dpl.

Daerah berbukit hingga pegunungan yang terdiri dari batuan intrusi masam

terdapat dibagian utara wilayah ini, sedangkan bagian tengah sampai selatan

banyak di dominasi oleh dataran rendah. Dataran bagian tengan terdiri dari dome

gambut serta dataran rendah endapan sungai (fluvial) serta backswamp atau rawa

belakang di sepanjang aliran sungai. Dibagian selatan, dataran rendah didominasi

oleh dataran rendah endapan pantai (fluvio marine) dan pesisir pantai.

B. Kelerengan

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang bervariasi,

dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok lereng yaitu 0 – 2%, 2 – 15 % dan 15 – 40%,

wilayah Kabupaten ini tidak memiliki lahan dengan tingkat kemiringan lebih dari

40%, sebagian besar merupakan dataran rendah 0 – 2% dengan luasan

496.367,68 Ha yang meliputi bagian selatan dan di sepanjang sungai-sungai

utama, sedangkan kelas lereng 2-15% terdapat di bagian tengah, di belakang

wilayah sungai-sungai besar dan di sepanjang sungai-sungai kecil dengan luas

kawasan lereng 503.331,89 Ha. Sedangkan Kelas lereng 15-40% terdapat di

bagian utara, terutama di wilayah yang tidak dialiri sungai.

C. Klimatologi

Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim tropis basah

(lembab) dengan tipe B (menurut Schmidt dan Ferguson) dengan kelembaban

nisbi berkisar antara 82% – 89% dan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 27˚C

- 36˚C.

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan curah hujan

(4)

dikawasan pantai memiliki curah hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di

wilayah kabupaten ini berkisar antara 1.934 mm/tahun.

D. Hidrologi

Secara umum pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola dendritik dimana

salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan merata di seluruh daerah

aliran sungai, maka puncak banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai

potensi besar untuk menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai,

khususnya di bagian hilir sungai.

Dalam Wilayah Kotawaringin Timur terdapat 6 buah sungai besar yang

mengalir dari utara ke selatan dan bermuara di laut Jawa, yang dapat digunakan

sebagai sumber air maupun sebagai prasarana transportasi. Keenam sungai

tersebut dapat dilayari oleh sarana perhubungan seperti kapal, speed boat, dan

long boat. Air sungai tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk untuk mandi,

cuci, kakus (mck), air minum, serta persawahan.

Selain air sungai, penduduk juga memanfaatkan air tanah. Menurut RUTR

Kotawaringin Timur Tahun 1992 kedalaman air tanah berkisar antara 1 sampai 7

meter pada sistem lahan dataran (wilayah pengamatan pada Kecamatan

Parenggean, Seruyan Hilir, dan Mentawa Baru), sedangkan pada sistem lahan

perbukitan kedalaman air tanah lebih dari 7 meter. Sungai Mentaya merupakan

sumber air bagi penduduk di sekitar aliran Sungai Mentaya. Namun sungai ini

dapat menimbulkan genangan pada daerah sekitarnya, baik tergenang secara

(5)

Gambar 2.2 Peta Aliran Sungai Kabupaten Kotawaringin TImur Sumber: RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur

E. Fisiografi

Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi ke dalam beberapa wilayah

fisiografis, yaitu:

1 Dataran rendah, endapan pantai

Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang berbatasan

dengan Laut Jawa, yang berjarak 2-5 km dari pantai. Dataran ini terbentuk

dari hasil pengendapan pantai, yang berupa tanah kering atau sedikit

tergenang dan memiliki tekstur kasar.

2 Dataran rendah, endapan sungai

Wilayah ini terdapat di tepian sungai yang berbelok-belok (meander) atau

(6)

banjir akibat limpahan air sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang

sampai halus. Seluruh wilayah dataran rendah, baik yang berupa endapan

sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi oleh pasang surut air

laut.

3 Lahan gambut

Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai (levee), yang

terbentuk akibat hutan rawa monoton telah mencapai klomaks, sehingga

terbentuk gambut yang cembung (dome).

4 Dataran rendah, batuan endapan pantai

Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama di sekitar Sungai

Mentaya. Dataran ini membentang dari Pangkalan Bun sampai

Palangkaraya terus ke timur. Pada wilayah ini air sulit mengalir keluar

karena wilayah ini sangat datar, sehingga pada beberapa tempat drainase

agak terhambat. Dataran ini memiliki tekstur tanah yang kasar.

5 Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam

Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan (fault), terdapat

di bagian hulu. Bentuk wilayah ini berbukit dan bergunung, yang

didominasi oleh batuan endapan pasir dan liat dan diselingi dengan

batuan intrusi yang umumnya masam.

6 Delta/Pulau

Merupakan daratan dengan luasan yang kecil di tengah laut maupun

sungai.

7 Lain-lain

Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya danau dan

rawa, yaitu merupakan depresi atau cekungan yang airnya masih dalam.

Pada daerah ini belum sempat terbentuk gambut.

Kabupaten Kotawaringin Timur didominasi oleh pegunungan/ perbukitan

intrusi masam dan dataran rendah batuan pantai. Pegunungan atau perbukitan

terdapat pada bagian Utara wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Pegunungan/perbukitan tersebut terdiri dari batuan intrusi dan endapan masam,

(7)

pantai banyak ditemui pada bagian tengah dan pesisir Kabupaten Kotawaringin

Timur. Selain dataran rendah dengan batuan pantai, pada bagian tengah

Kabupaten Kotawaringin Timur juga memiliki kondisi fisiografis yang terdiri dari

dome gambut, serta dataran rendah endapan sungai dan backswamps di

sepanjang aliran sungai. Sedangkan pada bagian Selatan, fisiografis wilayahnya

merupakan dome gambut dan dataran rendah endapan sungai. Pada bagian

pesisir fisiografis wilayahnya terdiri dari dataran rendah endapan pantai. Kendala

yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur terutama dalam membangun

saluran air, dimana air sulit mengalir keluar serta kadang-kadang tergenang dan

banjir.

F. Jenis Tanah

Jenis tanah yang mendominasi wilayah ini adalah tanah jenis podsolik merah

kuning, walaupun ada beberapa bagian juga ditemui jenis tanah lainnya:

1. Bagian Selatan : adalah wilayah dataran rendah merupakan daerah pantai

dan rawa dengan jenis tanah orgosol dan alluvial gleihumus yang memiliki

unsur hara yang baik, di bagian pesisir dengan jenis tanah alluvial marin

yang memiliki unsur hara rendah, dipengaruhi pasang surut air laut;

2. Bagian Tengah : adalah wilayah dataran yang sebagian besar ditumbuhi

hutan tropis, memiliki jenis tanah podsol air tanah, podsolik kuning, dan

alluvial gleihumus yang berada di sepanjang sungai;

3. Bagian Utara : adalah wilayah dataran tinggi merupakan daerah dengan

fisiografi berbukit-bukit memiliki jenis tanah podsolik merah kuning, regosol,

dan litosol, wilayah ini terdiri dari batuan yang sebagian bersifat masam

dengan kandungan hara yang rendah.

G. Geologi

Geologi daerah Kabupaten Kotawaringin Timur tersusun oleh lima jenis

formasi yaitu Formasi Dahor, Formasi Kuayan, Formasi Mentaya, Formasi

Pembuang dan endapan Aluvial. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi

(8)

a. Formasi Dahor dapat ditemui di sebagian besar selatan wilayah

kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya pada bagian belakang

disepanjang Daerah Aliran Sungai Mentaya.Satuan batuan

(satuanlitologi) penyusun formasi Dahor ini terdiri dari konglomerat

dengan komponen fragmen kuarsif dan basal berselingan dengan batu

pasir, batu lempung. Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah

sampai Pleistosen, berdasarkan korelasi dengan formasi Dahor

dilembar Tewah (Sumintadipura, 1976). Tebal formasi ini diperkirakan

300 m yang diendapkan dilingkungan paralik.

b. Formasi Kuayan terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur tepatnya di Utara. Satuan batuan (satuan litologi)

penyusun formasi Kuayan ini terdiri dari breksi dengan komposisi

andesit dan basal, aliran lava, batu pasir tufaan dan tuf.

c. Formasi Mentaya terletak disekitar Kota Kuala Kuayan. Satuan batuan

(satuan litologi) penyusun Formasi Mentaya ini dibagian bawah

didominasi oleh batu pasir sedangkan dibagian atas batu pasir arkosa

berbutir halus-kasar, terdapat struktur silang siur (cross bedding) dan

gelembur gelombang. Setempat terdapat sisipan konglomerat kuarsa

dan batu lempung yang kadang-kadang mengandung batubara.

Formasi ini diendapkan pada kala Eosen-Oligosen dalam lingkungan

pengendapan litoral, setempat berupa rawa-rawa.

d. Formasi Pembuang terletak dibagian selatan wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur, terutama di sekitar Kecamatan Mentaya Hilir

Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Satuan batuan (satuan

litologi) penyusun Formasi Pembuang ini terdiri dari batupasir karbonan

(carbonaceous sandstone), konglomerat (conglomerate), batulanau

(siltstone), batu lempung (claystone) dan gambut (peat).

e. Endapan aluvial, tersusun oleh endapan delta (deltaic deposit) dan

endapan klastika tak terpisahkan (undifferenttiated clastic deposit).

Endapan delta terdiri dari pasir kasar-halus (coarse to fine grained

(9)

terpisahkan terdiri dari pasir (sand), lanau (silt), lempung (clay) dan

gambut (peat). Struktur geologi yang terdapat di Kabupaten

Kotawaringin Timur adalah struktur sesar/patahan (fault) dan kekar

(join). Struktur patahan dapat memicu terjadinya bencana alam geologi.

Daerah yang rawan terhadap bencana alam geologi ini antara lain

Kecamatan Mentaya Hulu karena pada daerah ini terdapat struktur

sesar/patahan. Potensi pertambangan bahan galian yang terdapat di

Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain batubara, bijih besi, emas

primer (dengan asosiasi mineral perak dan atau mineral tembaga timah

hitam atau seng), emas sekunder, kwarsa kristal (termasuk kecubung

atau amethist), bentonit, kaolin, pasir kwarsa, granit, basalt, gambut,

dan tanah liat.

2.3 Potensi Wilayah Kabupaten

Adapun sektor-sektor ekonomi yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin

Timur antara lain pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan pariwisata.

A. Tanaman Pangan

Usaha pertanian tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin

Timur menghasilkan komoditi berupa jenis padi-padian, jagung, jenis ubi-ubian,

jenis kacang- kacangan, sayuran dan buah-buahan. Untuk hasil pertanian berupa

sayuran, total produksi sayuran di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun

2015 mencapai 1.004,73 Ton. Produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mentawa

Baru Ketapang yaitu mencapai 571 ton atau mencapai 56,83 % dari keseluruhan

produksi sayuran di Kabupaten Kotawaringin Timur. Sedangkan kecamatan yang

tidak menghasilkan produksi sayuran berada di Kecamatan Bukit Santuai.

Sedangkan untuk hasil pertanian berupa buahan, total produksi

buah-buahan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2015 mencapai 7.556,7 Ton.

Produksi terbesar terdapat di Kecamatan Baamang yaitu mencapai 2.623,8 ton

atau mencapai 34,72 % dari keseluruhan produksi buah-buahan di Kabupaten

Kotawaringin Timur. Sedangkan kecamatan yang tidak menghasilkan produksi

(10)

B. Perkebunan

Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan baik yang

diusahakan oleh rakyat maupun yang dikelola oleh perusahaan perkebunan

(perkebunan skala besar), seperti karet kering (karet), daun kering (teh dan

tembakau), biji kering (kopi dan coklat) dan lain sebagainya. Kecamatan Cempaga

merupakan wilayah penghasil komoditi perkebunan tertinggi dibandingkan dengan

wilayah lainnya. Produksi komoditi perkebunannya pada tahun 2015 mencapai

933.072,2 Ton atau sekitar 92,58 % dari total produksi. Sedangkan wilayah yang

memiliki produksi komoditi perkebunan terendah adalah Kecamatan Seranau yang

hanya mencapai 462,76 Ton atau kurang dari 1 % dari total produksi. Sementara

itu, dilihat dari sisi komoditi, dapat diketahui bahwa Kelapa Sawit merupakan

komoditi perkebunan yang paling banyak dihasilkan dibandingkan dengan

komoditi lainnya. Besarnya produksi pada tahun 2015 mencapai 879.386,69 Ton

atau sekitar 97,07% dari total produksi seluruh komoditi yang ada. Sedangkan

untuk komoditi perkebunan rakyat, seperti jenis karet dan kelapa, persebarannya

cukup merata di semua kecamatan. Dilihat dari sisi persebaran komoditi, hampir di

semua kecamatan memiliki potensi untuk pengembangan karet, kopi dan kelapa.

C. Perikanan

Pada data perikanan terlihat bahwa produksi perikanan darat tersebar

Kabupaten Kotawaringin Timur ada pada jenis perairansungai. Dalam hal ini

sungai Mentaya menjadi penyumbang terbanyak dari hasil produksi perikanan

sungai kabupaten Kotawaringin. Secara lebih spesifik, komoditas ikan terbanyak

adalah ikan patin yaitu sejumlah 2.433,80 ton.

D. Peternakan

Sub-sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun

hasil-hasil ternak, seperti sapi, ker-bau, bai, unggas, ayam buras, ayam petelur

dan itik. Hingga tahun 2016, produksi daging tertinggi di Kabu-paten Kotawaringin

(11)

Sementara itu, produksi daging bukan unggas tertinggi berasal dari ternak , yaitu

sebesar 751,746 Ton.

E. Kehutanan

Memiliki potensi hutan kurang lebih 411.898 Ha. Secara keseluruhan

diperuntukkan untuk Hutan Lindung 6.558,97 ha; Hutan Tanaman Industri (HTI)

85.230,00 ha; Hutan Produksi Terbatas 234.804,10 ha, Hutan Produksi Tetap

388.923,13 ha, Monumental 625,00 ha; Kawasan Pemukiman dan Penggunaan

Lainnya (KPPL) 258.129,38 ha; dan Kawasan Pengembangan Produksi

595.607,97 ha.

F. Industri

Secara garis besar, pengelompokan industri terbagi atas 2 macam, yaitu

industri kecil formal - mesin dan industri kecil formal. Industri kecil formal – mesin

terdiri dari bengkel mobil, motor sepeda dan las. Pada industri kecil formal – mesin

memiliki 19 perusahaan dengan 76 tenaga kerja serta kapasitas produksi dan

investasi sebesar 500 produksi dan 3,8 miliar. Sedangkan untuk industri kecil

formal terdiri dari reparasi radio-TV, jok kursi, salon dan penjahit pakaian. . Pada

industri kecil formal memiliki 11 industri kecil dengan 27 tenaga kerja serta

kapasitas produksi dan investasi sebesar 388 produksi dan 1,75 miliar.

G. Pertambangan

Potensi tambahan yang telah dikembangkan di Kabupaten Kotawaringin Timur

adalah Biji Besi dengan produksi di tahun 2007 sebesar 1.375.698 dan 2.640.881

serta tambang emas rakyat dengan produksi tahun 2007 sebesar 31.907.000 dan

tahun 2008 sebesar 13.718.000. Produksi pertambangan di Kabupaten

Kotawaringin Timur terdiri dari 2 komoditas yaitu batubara dan bauksit. Produksi

batubara tahun 2016 mencapai 686.285 ton, sedangkan untuk bauksit sebesar

(12)

Tabel 2.2

Potensi Tambang di Kabupaten Kotawaringin Timur

No Kecamatan Potensi Bahan Galian Jenis Bahan Galian

1 Mentaya Hilir

Selatan Pasir Batuan 2 Teluk Sampit Zorcon Mineral non Logam 3 Pulau Hanaut Pasir, Batubara, Zicron Mineral non logam &

Batubara 4 Mentawa

Baru/Ketapang Pasir Batuan 5 Seranau Zircon, Pasir Urug Mineral Non Logam 6 Mentaya Hilir 8 Telawang Zircon, Bauksit, BijihBesi Mineral Logam & nonLogam 9 Baamang Pasir, Gambut Batuan 10 Cempaga Bauksit, Pasir, Bijih

besi, batubara

Mineral logam & batubara 11 Cempaga Hulu Batubara, bauksit Mineral logam &batubara 12 Parenggean Bauksit, Emas, Zircon,

14 Bukit Santuai Bijih Besi, Emas Mineral Logam

15 Antang Kalang Andesit, Emas, Zircon,

Bijih Besi, Batubara

Mineral Logam & non Logam, Batubara

Sumber Data: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kotawaringin Timur

H. Pariwisata

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki sektor pariwisata yang sangat

potensial untuk dikembangkan. Dari tahun 2015 ke 2016, telah terjadi peningkatan

kunjungan wisatawan khususnya wisatawan domestik sebesar 119,55%. Potensi

sektor pariwisata juga dapat terlihat dari adanya peninggalan sejarah dan

kepurbakaan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Tercatat ada 3 tugu, 2 monumen,

25 komples sandung dan 23 kompleks sepundu ditambah 9 unit makam. Dari

sektor wisata alam, pantai Ujung Pandaran menjadi daya tarik bagi para

(13)

Gambar 2.3 Potensi Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur Sumber: https://goo.gl/images/UXofcf

I. Pesisir dan Kelautan

Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur pada umumnya

berada di dalam dan muara sungai Mentaya, dimana yang tercatat dan memiliki

nama sampai dengan saat ini antara lain adalah Pulau Hanaut, Pulau Lepeh,

Pulau Kamapit, dan Pulau Hanibung. Pulau-pulau tersebut pada umumnya

dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa milik masyarakat dan yang

lainnya belum dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi oleh semak dan pepohonan liar.

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki wilayah pesisir dengan perairan

estuarine yang luasnya sekitar 78.000 ha, merupakan daerah subur dan virgin

sebagai fishing ground dan nursery ground, dan perairan laut dengan panjang

pantai sekitar 70 Km² sebagai daerah penangkapan (fishing ground) sekaligus

memiliki mangrove seluas 33.400 Ha

2.4 Demografi

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah kabupaten dengan jumlah penduduk

terbanyak di Provinsi Kalimantan Tengah. Laju pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2016 sebanyak 2,37 persen.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2016 sebesar

26 penduduk per km. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sedangkan kecamatan dengan kepadatan

(14)

Ditinjau dari komposisi penduduknya, sebanyak 10 persen penduduk

Kabupaten Kotawaringin Timur masuk dalam kelompok umur 0 sampai dengan 4

tahun. Hal ini menunjukan tingginya angka kelahiran di Kotawaringin Timur. Jika

dikaitkan dengan angka beban ketergantungan, jumlah penduduk produktif yang

menanggung penduduk tidak produktif masih tinggi. Pada proporsi jenis kelamin

total, penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur lebih banyak laki-laki dibanding

dengan perempuan. Dari total 436.276 penduduk pada tahun 2016, terdapat

230.497 laki-laki atau 53 persen. Angka sex ratio tahun 2016 sebesar 112.01 yang

berarti bahwa dari 100 penduduk perempuan terdapat 112 penduduk laki-laki.

Tabel 2.3

Indikator Kependudukan Kabupaten Kotawaringin Timur

Uraian Tahun

2014 2015 2016

Jumlah Penduduk (Jiwa) 416.151 426.176 436.276 Kepadatan (Jiwa/Km²) 24,78 25,37 25,97

Sex Ratio(L/P) (%) 112 112 112

Jumlah Rumah Tangga 109.489 111.955 114.608 Rata-rata ART (Jiwa/RT) 3,80 3,81 3,81 % penduduk menurut kelompok umur

0 – 14 tahun 28,81 28,47 28,05 15-64 tahun 68,63 68,92 69,23 ≥ 65 Tahun 2,56 2,61 2,67

Sumber: Kotawaringin Timur dalam Angka 2017

2.5 Isu Strategis Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur berkisar pada

permasalahan umumyang ada. Sejalan dengan isu-isu yang dihadapi secara

nasional dan provinsi, beberapa isu strategis disini dikelompokkan menurut tiga

kategori besar kegiatan membangun di dalam lingkup pembangunan daerah yang

mendefinisikan spektrum-spektrum perencanaannya. Masyarakat/manusia adalah

inti atau sumber dari seluruh spektrum perencanaan pembangunan tersebut. Ke

tiga kategori besar di dalam lingkup pembangunan daerah tersebut, adalah

sebagai berikut:

1. Pembangunan Perekonomian, terkait dengan seluruh kegiatan membangun

untuk meningkatkan manusia/masyarakat di dalam tatanan perekonomian

(15)

antara lain: mata pencaharian, berusaha, bekerja, produksi, nilai tambah,

konsumsi, kompetisi, proteksi, investasi, moneter, fiskal, akses kepada modal,

akses ke pasar, perniagaan, dan lain sebagainya.

a. Peningkatan dan Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk membuka keterisolasian

masyarakat dari akses perekonomian, akses informasi, serta pemerataan

hasil pembangunan. Seperti kita ketahui bahwa di Kabupaten

Kotawaringin Timur masih banyak terdapat daerah yang terpencil dan

terisolasi sehingga sulit dijangkau. Kondisi ini akan berdampak terhadap

pemerataan pembangunan. Kondisi tersebut juga akan menyebabkan

hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, serta industri yang potensial

yang berada di daerah terpencil ini akan sulit dijangkau oleh akses

pemasarannya. Untuk saat ini, infrastruktur jalan serta jembatan masih

sangat prioritas untuk dikembangkan. Selain itu, dengan mulai diliriknya

lagi bidang pertanian di daerah perdesaan, maka pengairan juga perlu

diprioritaskan. Demikian juga penunjang bagi program peningkatan

kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air

bersih mutlak diperlukan.

Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk membuka keterisolasian

masyarakat dari akses perekonomian, akses informasi, serta pemerataan

hasil pembangunan. Seperti kita ketahui bahwa di Kabupaten

Kotawaringin Timur masih banyak terdapat daerah yang terpencil dan

terisolasi sehingga sulit dijangkau. Kondisi ini akan berdampak terhadap

pemerataan pembangunan. Hal ini juga akan menyebabkan hasil

pertanian, perkebunan, pertambangan, serta industri yang potensial yang

berada di daerah terpencil akan sulit dijangkau oleh akses pemasarannya.

Untuk saat ini, infrastruktur jalan serta jembatan masih sangat prioritas

untuk dikembangkan. Selain itu, dengan mulai diliriknya lagi bidang

pertanian di daerah perdesaan, maka pengairan juga perlu diprioritaskan.

(16)

masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih juga

mutlak diperlukan.

Kelangkaan sumber energi kelistrikan yang sedang terjadi di seluruh

wilayah Indonesia juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kelangkaan dalam hal sumber energi maupun mesin pembangkit yang

sudah mulai usang menyebabkan penyediaan listrik di kabupaten ini tidak

dapat lagi memenuhi permintaan. Untuk memenuhi pelayanan kelistrikan

di daerah pedesaan diharapkan mulai dapat dikembangkan dengan energi

alternatif seperti Solar system, Micro Hydro, dan Energi Angin.

b. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Sistem Ekonomi Kerakyatan ditujukan untuk mengentaskan masyarakat

dari lingkaran kemiskinan serta meningkatkan kemandirian masyarakat.

Seperti kita ketahui bersama bahwa selama ini masyarakat pedalaman

Kabupaten Kotawaringin Timur terlalu bergantung pada sumberdaya

hutan terutama kayu. Dengan adanya komitmen pemerintah untuk

menertibkan illegal logging banyak masyarakat yang kehilangan mata

pencaharian. Untuk itu pemerintah daerah harus mampu untuk

memberikan dukungan baik berupa dana maupun pembinaan kepada

masyarakat untuk kembali menekuni bidang pertanian dalam arti luas

yaitu bercocok tanam, berkebun, beternak, serta perikanan.

Pengembangan ekonomi kerakyatan juga mencakup dukungan terhadap

Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

2. Pembangunan Sosial, terkait dengan seluruh kegiatan membangun untuk

meningkatkan manusia/masyarakat di dalam tatanan sosial dengan spektrum

perencanaan pembangunan segala sesuatu tentangnya, antara lain:

pendidikan, peribadatan, kebugaran, kemiskinan, tradisi, budaya,

transformasi, komunikasi, keamanan, keselamatan, ideologi, politik, dan lain

sebagainya .

(17)

Peningkatan akses dan kualitas pendidikan merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan daerah yang menyangkut pada

pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

dalam menyongsong era globalisasi. Isu-isu utama yang menjadi

permasalahan dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten

Kotawaringin Timur, antara lain:

Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan belum

tercapai.

Sebagai gambaran, peserta didik yang akan melanjutkan ke sekolah lanjutan setingkat SLTA mengalami kesulitan karena tidak tersedia

sarana dan prasarana pendidikan dan juga sarana transportasi yang

memadai untuk menjangkau sekolah seperti SLTA yang di sejumlah

desa di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Parenggean,

Mentaya Hulu, Antang Kalang, dan Kecamatan Bukit Satuai .

Mutu dan relevansi pendidikan yang menyangkut jumlah dan sebaran tenaga pendidik/guru berdasarkan lokasi/daerah/sekolah yang masih

kurang dan belum merata.

Kompetensi guru dibeberapa mata pelajaran masih lemah serta pengelolaan manajemen pelayanan pendidikan masih belum

menunjukan tingkat efisiensi dan efektivitas

b. Peningkatan Pelayanan dan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk

peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur

dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM,

kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan

pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk mendukung

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya

(18)

kesehatan dibutuhkan perubahan pola berpikir (mindset) dari paradigma

sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010 dan

Menuju Keluarga Berkualitas 2015.

Adapun permasalahan kesehatan yang masih dihadapi di Kabupaten

Kotawaringin Timur adalah:

Masih banyak daerah yang sulit dijangkau pelayanan kesehatan serta kurangnya jumlah tenaga medis serta penyebarannya yang tidak

merata

Masih tingginya angka kesakitan, rendahnya angka harapan hidup, dan masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Masih tingginya jumlah balita yang kurang gizi.

Masih tingginya ancaman penyebaran penyakit menular seperti Filariasis, TB Paru, Demam Berdarah, HIV Aids.

Kemampuan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan yang masih rendah

3. Pembangunan Lingkungan, terkait dengan seluruh kegiatan membangun

untuk meningkatkan kelayakan tempat hidupnya dengan spektrum

perencanaan pembangunan segala sesuatu tentangnya, antara lain: air

bersih, udara bersih, lingkungan bersih, kemudahan/teknologi, kesehatan,

kebersihan, polusi, kerawanan bencana, pemanasan global, perubahan iklim,

dan lain sebagainya.

Bencana banjir yang mulai dirasakan semakin meluas akhir-akhir ini baik di

daerah hulu maupun di daerah perkotaan selain disebabkan oleh faktor alam

yang menyangkut perubahan iklim global, juga sangat dipengaruhi oleh

menurunnya kualitas dan kuantitas hutan yang menjadi daerah penyangga

serta tangkapan hujan. Selain itu, sistem drainase perkotaan yang belum

memadai serta pemeliharaan yang belum dibarengi dengan tanggung jawab

yang tinggi dari masyarakat dalam memperhatikan kebersihan lingkungannya,

(19)

Kabut asap sebagai dampak dari kebakaran lahan dan hutan yang baik

disengaja maupun tidak menjadi permasalahan yang terjadi hampir setiap

tahun di Kabupaten Kotawaringin Timur. Permasalahan ini tidak akan dapat

diatasi tanpa adanya komitmen dari tingkat Pemerintahan Pusat sampai

Gambar

Tabel 2.1Luas Wilayah dan Persentase Luas Terhadap Kabupaten Kotawaringin Timur
Gambar 2.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Kotawaringin TimurSumber: RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur
Gambar 2.2 Peta Aliran Sungai Kabupaten Kotawaringin TImurSumber: RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur
Tabel 2.2Potensi Tambang di Kabupaten Kotawaringin Timur
+3

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Kondisi Pendukung Dalam Penerapan Aplikasi Pencatatan Penjualan Secara Komputerisasi Pada Toko Buku Penuntun Palembang

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “

Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh negatif tidak signifikan pada personal financial need terhadap financial statement fraud dan mendukung penelitian yang

Hasil penelitian pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis, dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian pada Jegeg ayu Boutique di Kuta

(2) Dalam hal rumah/tempat dipakai untuk keperluan lain dari pada untuk tempat tinggal (untuk toko, perusahaan dan sebagainya) maka besarnya/luasnya rumah/tempat pengganti

Gyyas Putra, 2009.. Dalam menganalisis dan menginterpretasikan data penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud untuk

Stop Out (Istirahat kuliah) adalah mengadakan penudaan registrasi administrasi, registrasi akademik dan perkuliahan serta kegiatan lain dikampus dalam jangka waktu semester

Hasil penelitian pada tikus jantan yang diturunkan kinerja reproduksinya menunjukan bahwa ekstrak rumput kebar dapat mengembalikan berat testis mulai perlakuan hari ke-7.. Untuk