• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS V SDN I PESU SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS V SDN I PESU SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 20102011"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER

SISWA KELAS V

SDN I PESU SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Farit Purbowo

NIM : 081134221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER

SISWA KELAS V

SDN I PESU SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Farit Purbowo

NIM : 081134221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta

Kakak dan Adikku tercinta

Kakek dan Nenekku tercinta

Keluarga besar Karno Madyo - Siswoprayitno tercinta

Ery Susiana yang aku cintai

Sahabat dan teman-temanku

(6)

v

MOTTO

‘’Kita Menilai Diri Dari Apa Yang Kita Pikir Bisa Kita Lakukan,

Padahal Orang Lain Menilai Kita Dari Apa Yang Sudah Kita

Lakukan. Untuk itu Apabila Anda Berpikir Bisa, Segeralah

Lakukan. Lakukanlah Sesuatu Yang Membawa Berkah Bagimu,

(7)

vi

(8)
(9)

viii

ABSTRAK

Purbowo, Farit. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN I Pesu Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar operasi hitung siswa dikarenakan (a) guru kurang sabar dalam menyampaikan konsep kepada siswa, (b) guru tidak menggunakan media ataupun alat peraga, (c) terkadang guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif. Sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa SDN I Pesu Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian dilaksanakan di SDN I Pesu pada bulan November sampai Desember 2010. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V di SDN I Pesu. Penelitian ini menggunakan garis bilangan sebagai alat bantu siswa dalam melakukan operasi hitung. Teknik pengumpulan datanya menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan menggunakan garis bilangan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar operasi hitung. Nilai ketuntasan siswa sebelum tindakan adalah 39,28%. Pada siklus I 64,28% siswa dapat tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,14% siswa dapat tuntas. Jadi, model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa SDN I Pesu Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Kata Kunci: prestasi, operasi hitung, model pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT)

(10)
(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN I Pesu Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.” dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu pada penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan FKIP USD.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Program Studi PGSD USD, terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat selesai.

3. Drs. Sukardjono, M.Pd. selaku pembimbing I, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.

4. Drs. Y. B. Adimassana, M.A. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.

(12)

xi

5. G. Ari Nugrahanta, S.J. M.A. selaku dosen penguji, terima kasih banyak atas bimbingan dan waktu yang diberikan.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan USD yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar SDN I Pesu yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Ayah dan Ibuku tercinta yang memberikan dukungan, doa, nasehat, dan kesabarannya dalam mendidik saya selama ini

9. Kakak dan Adikku terima kasih atas doa dan semangatnya.

10.Kakek dan Nenekku yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa. 11.Keluarga besar Karno Madyo - Siswoprayitno tercinta terima kasih atas doa

dan semangatnya.

12.Ery Susiana yang telah memberikan bantuan, semangat, perhatian, pengertian, dan doanya.

13.Sahabat-sahabatku, terima kasih atas doa, bantuan dan dukungan kalian semua.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna maka saran dan kritik sangat diperlukan untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 21 Maret 2010

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...…….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...……. iv

HALAMAN MOTTO ………..……. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...…..…. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK …………...……... vii

ABSTRAK ………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...……….…... 1

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ...……….………...………... 6

(14)

xiii

C. Penjumlahan Bilangan Bulat ...……….... 8

1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif, nol, dan bilangan positif ..……….... 8

2. Penjumlahan Bilangan Bulat ..………... 9

D. Model Pembelajaran ...……….………... 10

E. Pembelajaran Kooperatif ...………...…... 11

1. Pengertian Pembelajaran kooperatif ………... 11

2. Manfaat pembelajaran kooperatif ………... 12

F. Numbered Heads Together (NHT) ..………...……... 13

1. Pengertian Numbered Heads Together (NHT) ... 13

2. Langkah-langkah Numbered Heads Together (NHT) ... 13

3. Kelebihan dan Kekurangan NHT ... 14

G. Prestasi Belajar ... 15

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

H. Kerangka Berfikir ... 20

I. Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………...………..…... 22

B. Setting Penelitian ... 23

C. Rencana Tindakan ………... 24

1. Persiapan ...………... 24

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus ………….………... 25

a. Siklus I ... 25

b. Siklus I ... 29

D. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian ... 33

1. Pengumpulan Data ... 33

2. Analisis Data ... 33

(15)

xiv

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………...………..… 39

1. Siklus I ………. 39

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I .………...…… 39

b. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus I .…………..… 40

c. Refleksi ... 44

2. Siklus II ………..……. 45

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus II .………..…… 45

b. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus II .……..…..… 46

c. Refleksi ... 50

B. Pembahasan …...……….… 51

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 56

B. Saran ……… 56

DAFTAR PUSTAKA ………... 58

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan...……... 23

Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 35

Tabel 3. Rubrik Evaluasi ... 37

Tabel 12. Kinerja Kelompok 1 Siklus II ... 46

Tabel 13. Kinerja Kelompok 2 Siklus II ... 47

Tabel 14. Kinerja Kelompok 3 Siklus II ... 47

Tabel 15. Kinerja Kelompok 4 Siklus II ... 47

Tabel 16. Kinerja Kelompok 5 Siklus II ... 48

Tabel 17. Kinerja Kelompok 6 Siklus II ... 48

Tabel 18. Kinerja Kelompok 7 Siklus II ... 48

Tabel 19. Nilai Siklus II ... 49

(18)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1. Prestasi Belajar Siswa ... 16 Grafik 2. Perbandingan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ……… 59

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1...……… 64

Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 2 ………. 68

Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 1....………. 72

Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 2 ...……… 76

Lampiran 6 LKS Siklus I Pertemuan 1 ...……….... 80

Lampiran 7 LKS Siklus I Pertemuan 2 ………. 83

Lampiran 8 LKS Siklus II Pertemuan 1 ………... 86

Lampiran 9 LKS Siklus II Pertemuan 2 ……… 89

Lampiran 10 Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 92

Lampiran 11 Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 .….………... 94

Lampiran 12 Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ………….... 96

Lampiran 13 Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 .………... 98

Lampiran 14 Evaluasi Siklus I ...……….... 100

Lampiran 15 Evaluasi Siklus II ...………... 104

Lampiran 16 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ……….... 108

Lampiran 17 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ...……….... 113

Lampiran 18 Kisi-kisi ……...………... 118

Lampiran 19 Kegiatan Guru dan Siswa ...………... 120

Lampiran 20 Tabel Validitas Butir Soal Siklus I ………... 121

Lampiran 21 Tabel Validitas Butir Soal Siklus II …...………... 122

Lampiran 22 Tabel Validitas Konstruk Siklus I …………..………... 123

Lampiran 23 Tabel Validitas Konstruk Siklus II ...………..………... 124

Lampiran 24 Tabel Reliabilitas Siklus I ………...…..………... 125

Lampiran 25 Tabel Reliabilitas Siklus II ………...…..………... 126

Lampiran 26 Metode Gasal Genap Siklus I ………...………... 127

Lampiran 27 Metode Gasal Genap Siklus II ………...……….... 128

Lampiran 28 Skor Evaluasi Siklus I ... 129

Lampiran 29 Ketuntasan Nilai Siklus I .………... 130

Lampiran 30 Skor Evaluasi Siklus II ... 131

Lampiran 31 Ketuntasan Nilai Siklus II .……….. 132

Lampiran 32 Perbandingan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II …...……….... 133

Lampiran 33 Jadwal Penelitian ...……….... 134

Lampiran 34 Dokumentasi ……….. 135

Lampiran 35 Hasil Pekerjaan Siswa ………..…….. 138

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Mata pelajaran matematika sering membuat siswa ketakutan. Sebagian besar siswa kurang tertarik dan cepat bosan dalam mempelajarinya. Dan kesan ini kadang-kadang terbawa sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam proses pembelajaran matematika masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam, dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa, sehingga guru harus tanggap dengan keadaan siswa yang seperti itu.

(21)

2

matematika khususnya pada materi operasi penjumlahan bilangan bulat. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai ulangan matematika di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan SDN I Pesu adalah 60, dan pada kenyataanya hanya 11 siswa yang nilainya di atas KKM (39,28%) dan 17 siswa yang nilainya di bawah KKM (60,71%).

Kemungkinan faktor penyebab siswa tidak dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat dikarenakan (a) guru kurang sabar dalam menyampaikan konsep kepada siswa, (b) guru tidak menggunakan media ataupun alat peraga, (c) bahkan sering dijumpai dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif. Sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mencoba mengatasi masalah itu dengan mengadakan penelitian dengan judul ”Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN I Pesu Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.”

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di depan, masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut :

1. Materi dalam penelitian ini adalah penjumlahan bilangan bulat.

(22)

C. Perumusan Masalah

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa kelas V SDN I Pesu?

D. Batasan Pengertian

1. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar yang menghasilkan suatu perubahan baik tingkah laku maupun ilmu pengetahuan, yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) dimana tingkah laku tersebut bersifat menetap.

2. Belajar matematika adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar yang berhubungan dengan bilangan dan dalam pemecahan masalahnya membutuhkan penalaran dan analisis sehingga menghasilkan suatu perubahan.

3. Penjumlahan bilangan bulat adalah penambahan sekelompok atau lebih bilangan bulat menjadi suatu bilangan bulat yang merupakan jumlah. 4. Model pembelajaran adalah suatu pola, contoh dan acuan yang sistematis

digunakan dalam pembelajaran untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(23)

4

6. Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa diberi nomor yang dibentuk dalam sebuah kelompok, sehingga terbentuk sebuah diskusi.

7. Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah hasil belajar operasi hitung pada pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat yang ditunjukkan melalui angka atau nilai setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian in adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa kelas V SDN I Pesu.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

2. Bagi Guru

(24)

3. Bagi SDN I Pesu

(25)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dialami semua orang dan bermanfaat bagi semua orang. Seseorang belajar untuk mendapatkan pengetahuan baru dan untuk menyempurnakan pengetahuan yang sudah dimiliki sebagai bekal kehidupan. Seiring dengan kemajuan IPTEK yang menimbulkan perubahan pada segala bidang menunjukkan bahwa belajar perlu bagi manusia agar tetap bisa menyesuaikan diri dan mempertahankan hidup.

Menurut Hilgard dalam Kingsley dan Garry (1957:12), belajar adalah proses yang di dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktik dan latihan. Sedangkan Winkel (1987) dalam Wens Tanlain (2007:9) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung antara interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Sumadi (1983:5), belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti behavior changes), baik aktual maupun potensial.

(26)

(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) dimana tingkahlaku tersebut bersifat menetap.

B. Belajar Matematika

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar yang menghasilkan suatu perubahan baik tingkahlaku maupun ilmu pengetahuan, yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) dimana tingkahlaku tersebut bersifat menetap.

Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya (Permendiknas RI No. 22, 23, 24 tahun Tujuan Mata Pelajaran Matematika Untuk SD)

(27)

8

matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Jadi, matematika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan dan dalam pemecahan masalahnya membutuhkan penalaran dan analisis.

Belajar Matematika adalah kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar yang berhubungan dengan bilangan dan dalam pemecahan masalahnya membutuhkan penalaran dan analisis sehingga menghasilkan suatu perubahan.

C. Penjumlahan Bilangan Bulat

1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif, nol, dan bilangan positif.

a. Bilangan bulat negatif ialah bilangan bulat yang terletak di sebelah kiri

angka 0 (nol).

Bilangan bulat negatif: -1, -2,-3, -4, -5, ...

b. Bilangan bulat positif ialah bilangan bulat yang terletak di sebelah

kanan angka 0 (nol).

Bilangan bulat positif: 1, 2, 3, 4, 5, ...

c. Angka 0 (nol) termasuk bilangan bulat. Bilangan 0 (nol) tidak positif

dan tidak negatif.

(28)

Bilangan 0 (nol) adalah bilangan netral.

d. Pada garis bilangan, letak bilangan makin ke kanan makin besar dan

makin ke kiri makin kecil.

2. Penjumlahan Bilangan Bulat

Penambahan sekelompok atau lebih bilangan bulat menjadi suatu bilangan bulat yang merupakan jumlah.

Contoh :

a. Penjumlahan bilangan positif dengan bilangan positif

b. Penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan negatif

(29)

10

d. Penjumlahan bilangan bulat dengan nol

e. Penjumlahan bilangan bulat yang berlawanan

D. Model Pembelajaran

Menurut Joyce, 1992:4 (dalam Trianto 2009:22) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau sutau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Soekamto, dkk (dalam Trianto 2009:22) menyatakan, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

(30)

Adapun Arends, 1997:7 (dalam Trianto 2009:22) menyatakan, “The term teaching model refers to a particular approach to instuction that

includes its goals, syntax, environment, and management system.” Model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Menurut beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola, contoh dan acuan yang sistematis digunakan dalam pembelajaran untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

E. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran kooperatif

(31)

12

koooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Setiap manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itulah manusia dapat saling asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga terciptalah masyarakat belajar (learning community).

2. Manfaat pembelajaran kooperatif

Menurut Linda Lundgren (dalam Mufid, 2007:16) manfaat diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,

b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, c. Memperbaiki kehadiran,

d. Angka putus sekolah menjadi rendah,

e. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar, f. Perilaku menganggu menjadi lebih kecil,

g. Konflik antar pribadi berkurang, h. Sikap apatis berkurang,

i. Pemahaman yang lebih mendalam, j. Motivasi lebih besar,

k. Hasil belajar lebih tinggi,

(32)

l. Retensi lebih lama,

m. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi

F. Numbered Heads Together (NHT)

1. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Trianto 2009:82, Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT merupakan model pembelajaran kooperatif di mana setiap siswa dalam sebuah kelompok diberi nomor, dan di dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi. 2. Langkah-langkah Numbered Heads Together (NHT)

a. Siswa di bagi dalam kelompok (3-5 orang)

b. Setiap anggota kelompok diberi nomor sesuai jumlah anggota kelompok (1-5)

c. Guru memberikan LKS yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang jumlahnya sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.

(33)

14

e. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa yang nomornya dipanggil mencoba menjawab pertanyaan tersebut untuk seluruh kelas

f. Siswa yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atas jawaban siswa yang dipanggil oleh guru.

g. Guru memanggil nomor selanjutnya dan siswa yang nomornya dipanggil memberi jawabannya. Begitu seterusnya sampai semua nomor dipanggil.

h. Kesimpulan : guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi di kelas.

3. Kelebihan dan Kekurangan NHT e. Kelebihan

1) Siswa lebih siap dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

2) Melatih keterampilan siswa dalam berdiskusi

3) Siswa yang pandai dapat mengajri siswa yang kurang pandai f. Kekurangan

1) Kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

(34)

G. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995:787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995:14).

(35)

16

penjumlahan bilangan bulat yang ditunjukkan melalui angka atau nilai setelah mengikuti tes nilai yang diberikan oleh guru.

Contoh :

Grafik 1. Prestasi Belajar Siswa

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat menjadi baik dan kurang baik. Menurut Natawidjaya (1999) dalam Florianus Wisnu (2007 : 6) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu, faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak tersebut. Faktor internal meliputi :

a. Aspek fisiologis merupakan aspek dalam diri seseorang yang berhubungan dengan keadaan fisiknya. Aspek ini bersifat jasmaniah. Aspek fisiologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah :

(36)

1) Fungsi panca indera

Dengan panca indera yang berfungsi dengan baik, maka dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya, jika terdapat panca indera yang berfungsi kurang baik, maka dalam mencapai prestasi belajar akan terjadi kendala.

2) Kesehatan

Kesehatan anak akan berpengaruh dalam kegiatan belajar untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Jika anak sering sakit-sakitan, secara otomatis anak tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Dengan demikian, prestasi yang diinginkan dalam belajar anak kurang sesuai dengan yang diharapkan.

3) Kondisi tubuh

Kondisi tubuh yang normal akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Dan sebaliknya, jika terdapat organ tubuh yang kurang normal atau sakit, maka dapat mengganggu kegiatan belajar anak sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.

b. Aspek Psikologis

(37)

18

1) Kondisi mental

Kondisi ini dapat berupa kemampuan mental dan taraf kecerdasan anak. Anak yang memiliki taraf kecerdasan yang tinggi dan mental yang sehat, lebih mudah mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan belajar yang dilakukan anak akan berjalan dengan lancar. Dan sebaliknya, jika mental anak terganggu dan taraf kecerdasan relatif rendah, maka dalam mencapai hasil belajar kurang sesuai dengan yang diharapkan.

2) Emosi anak

Emosi anak dapat berupa cara penyesuaian dirinya, kematangan emosi, parasaan dan sikap terhadap teman sekelas, dan sebagainya.

3) Kebiasaan dan Sikap terhadap pelajaran

Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik, anak harus memiliki kebiasaan dan sikap yang antusias terhadap pelajaran. Jika anak kurang perhatian dan kurang berminat terhadap pelajaran, maka akan menyebabkan kegiatan belajar menjadi terganggu.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri anak. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak dapat berasal dari :

(38)

a. Sekolah

Sekolah adalah tempat anak melakukan kegiatan belajar. Dari lingkungan sekolah ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak antara lain :

1) Sifat kurikulum

2) Interaksi guru dengan murid

3) Media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar 4) Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru b. Keluarga

Keluarga adalah tempat pendidikan utama dari anak. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di keluarga antara lain :

1) Cara yang digunakan orang tua untuk mendidik anak-anaknya. 2) Suasana atau keharmonisan keluarga

3) Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya 4) Keadaan sosial ekonomi keluarga

(39)

20

Pendidikan dari orang tua berpengaruh besar terhadap anak di kemudian harinya. Bila pendidikan yang diterima anak dalam keluarga tidak memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya, maka hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku anak di kemudian hari. Jika anak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya, maka anak memiliki modal bagi kehidupan dan perkembangannya kelak di kemudian harinya.

H. Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran khususnya dalam penyampaian materi pelajaran, guru harus memperhatikan kemampuan, aktivitas dan minat belajar siswa. Dalam hal ini diharapkan guru menggunakan model pembelajaran yang tepat agar materi pelajaran dapat diterima siswa dengan baik. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk guru sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan, aktivitas dan minat siswa, adalah dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi dengan teman. Guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

(40)

pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Selain itu NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat diterapkan dalam pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan bilangan bulat.

I. Hipotesis Tindakan

(41)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar

matematika khususnya pada materi operasi penjumlahan bilangan bulat

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe number heads together

siswa kelas V SDN I Pesu semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Jenis

penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas

atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan

atau peningkatan peraktek dan proses dalam pembelajaran.

1. Deskripsi model yang dipilih yaitu model Kemmis dan Mc.Taggart yang

telah dimodifikasi.

Bagan 1. Model Penelitian

(42)

Banyaknya siklus yang direncanakan dalam penelitian ini yaitu 2 siklus, hal

ini dimaksudkan apabila pada siklus yang pertama belum tercapai target yang

diinginkan maka masih dapat memodifikasi pada siklus yang selanjutnya

(siklus 2).

2. Kriteria keberhasilan

Indikator Kondisi

Awal (%) Siklus I (%) siklus II (%)

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Pesu. Adapun

alamat Sekolah Dasar Negeri I Pesu yaitu Desa Mawen, Kelurahan Pesu,

Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua kelas V Sekolah Dasar Negeri I

Pesu yang terdiri dari 1 kelas. Jumlah seluruh siswa kelas V adalah 28

siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki sasaran/objek yang akan diteliti yaitu

kemampuan melakukan penjumlahan bilangan bulat siswa kelas V Sekolah

(43)

24

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Nopember tahun ajaran

2010/2011.

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri I Pesu.

b. Melakukan wawancara dan observasi pada proses pembelajaran di kelas

V Sekolah Dasar Negeri I Pesu.

c. Menyusun silabus dengan standar kompetensi “Melakukan operasi

hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah” dan kompetensi dasar

“Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan

sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran”

d. Pembatasan materi yang akan diujikan, yaitu memilih pokok bahasan

penjumlahan bilangan bulat.

e. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I

pertemuan 1 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat ≤ 10. Siklus I

pertemuan 2 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat ≤ 25.

f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II

pertemuan 1 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat ≤ 30. Siklus II

pertemuan 2 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat ≤ 50.

g. Merancang pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5

siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa

(44)

berdasarkan niai ulangan materi sebelumnya (dalam setiap pertemuan

anggota kelompok berbeda atau berubah).

h. Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk kerja

kelompok, dan evaluasi.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

a. Siklus I

1) Rencana Tindakan

a) Siklus I Pertemuan 1

(1)Kegiatan Awal (7 menit)

• Siswa mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

• Presensi

• Siswa bersiap-siap menerima pelajaran

• Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran (merujuk pada

indikator) yang disampaikan oleh guru

• Siswa mendengarkan manfaat mempelajari penjumlahan

bilangan bulat yang disampaikan oleh guru

(2)Kegiatan inti (53 menit)

• Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan ≤ 10.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap

kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda) dengan

(45)

26

• Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya dalam

kelompok.

• Siswa diarahkan dan dibimbing oleh guru bila ada

kelompok yang mengalami kesulitan.

• Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS.

• Siswa ditunjuk oleh guru secara acak sambil

menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dari

masing-masing kelompok dan anak yang merasa nomornya

disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi

mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan

untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas

siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan

pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk

menanggapi (memberi masukan).

• Siswa kembali ke tempat duduk semula.

(3)Penutup (10 menit)

• Siswa membuat kesimpulan dari serangkaian

pembelajaran yang telah dilakukan

• Siswa mengucapkan salam penutup pada akhir

pertemuan

(46)

b) Siklus I Pertemuan 2

(1) Kegiatan Awal (10 menit)

• Siswa mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

• Presensi

• Siswa bersiap-siap menerima pelajaran

• Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran (merujuk pada

indikator) yang disampaikan oleh guru

• Siswa mendengarkan manfaat mempelajari penjumlahan

bilangan bulat yang disampaikan oleh guru

(2)Kegiatan inti (80 menit)

• Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan ≤ 25.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap

kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda) dengan

siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya dalam

kelompok.

• Siswa diarahkan dan dibimbing oleh guru bila ada

kelompok yang mengalami kesulitan.

• Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS.

• Siswa ditunjuk oleh guru secara acak sambil

menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dari

(47)

28

disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi

mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan

untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas

siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan

pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk

menanggapi (memberi masukan).

• Siswa kembali ke tempat duduk semula.

• Evaluasi.

(3)Penutup (15 menit)

• Siswa membuat kesimpulan dari serangkaian

pembelajaran yang telah dilakukan

• Siswa mengucapkan salam penutup pada akhir

pertemuan

2) Observasi

Observer melakukan pengamatan pada waktu pembelajaran

berlangsung.

3) Refleksi

• Guru bersama dengan observer melakukan refleksi setelah

pembelajaran selesai.

• Menindaklanjuti hasil observasi

• Menyiapkan siklus II.

(48)

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

a) Siklus II Pertemuan 1

(1)Kegiatan Awal (7 menit)

• Siswa mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

• Presensi

• Siswa bersiap-siap menerima pelajaran

• Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran (merujuk

pada indikator) yang disampaikan oleh guru

• Siswa mendengarkan manfaat mempelajari

penjumlahan bilangan bulat yang disampaikan oleh

guru

(2)Kegiatan inti (53 menit)

• Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan ≤

30.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap

kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda) dengan

siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya dalam

kelompok.

• Siswa diarahkan dan dibimbing oleh guru bila ada

(49)

30

• Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS.

• Siswa ditunjuk oleh guru secara acak sambil

menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dari

masing-masing kelompok dan anak yang merasa

nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil

diskusi mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga

dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari

kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas

siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi

perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi

kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

• Siswa kembali ke tempat duduk semula.

(3)Penutup (10 menit)

• Siswa membuat kesimpulan dari serangkaian

pembelajaran yang telah dilakukan

• Siswa mengucapkan salam penutup pada akhir

pertemuan

b) Siklus II Pertemuan 2

(1)Kegiatan Awal (7 menit)

• Siswa mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

• Presensi

• Siswa bersiap-siap menerima pelajaran

(50)

• Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran (merujuk

pada indikator) yang disampaikan oleh guru

• Siswa mendengarkan manfaat mempelajari

penjumlahan bilangan bulat yang disampaikan oleh

guru

(2)Kegiatan inti (53 menit)

• Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang

penjumlahan menggunakan garis bilangan ≤ 50.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap

kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda) dengan

siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya dalam

kelompok.

• Siswa diarahkan dan dibimbing oleh guru bila ada

kelompok yang mengalami kesulitan.

• Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS.

• Siswa ditunjuk oleh guru secara acak sambil

menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dari

masing-masing kelompok dan anak yang merasa

nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil

diskusi mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga

dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari

(51)

32

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas

siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi

perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi

kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

• Siswa kembali ke tempat duduk semula.

• Evaluasi

(3)Penutup (10 menit)

• Siswa membuat kesimpulan dari serangkaian

pembelajaran yang telah dilakukan

• Siswa mengucapkan salam penutup pada akhir

pertemuan

2) Observasi

Observer melakukan pengamatan pada waktu pembelajaran

berlangsung.

3) Refleksi

Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan siklus I dan II,

menganalisis hasil evaluasi pada tiap siklus apakah sudah mencapai

target yang diharapkan oleh peneliti apakah belum. Jika belum

tercapai, peneliti dapat merancang siklus lanjutan.

(52)

D. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik deskriptif. Pada

pratindakan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara

dengan guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada

pelaksanaan penelitian ini adalah melalui tes tertulis berupa evaluasi yang

berbentuk uraian.

2. Analisis data

Dalam Masidjo (1995:38), Tes adalah suatu alat pengukur yang

berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam

suatu yang distandarisasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Tes uraian (essay

test) adalah suatu tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan

kemampuannya dengan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relative

kecil dan tuntutan jawaban yang benar relevan, lengkap, berstruktur, jelas.

Menghitung skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa ke dalam nilai

dengan rumus :

N = R x 100 %

(53)

34

dimana :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan

R = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimal dari tes yang bersangkutan

100 = Persen

Untuk menentukan skor rata-rata kelas dengan cara:

M = _∑ X_

Dalam penelitian ini digunakan instrument berupa tes tertulis.

Untuk memastikan bahwa item-item soal sahih dan handal, perlu

dilakukan analisis item-item soal dan dilakukan pengujian validitas serta

reliabilitas soal. Dari beberapa indikator yang telah ditentukan peneliti,

peneliti membuat 10 soal yang akan diujikan pada siswa.

a. Pengujian Validitas

Dalam Masidjo (1995:242), validitas adalah taraf sampai dimana

suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes

dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat

(54)

dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid.

Koefisien validitas tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien

antara -1,00 sampai dengan 1,00. Validitas item soal diukur dengan

menganalisis signifikasi hubungan (uji korelasi) antara nomor soal

dengan total skor yang didapat oleh masing-masing siswa. Nilai

korelasinya dikelompokan sebagai berikut:

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00

Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi

Pengukuran validitas analisis butir item menggunakan rumus

CORREL pada Microsoft excel. Misalkan variabel yang hendak diuji

validitasnya adalah butir item test-retest 1 siswa kelas V SDN I Pesu

tentang operasi penjumlahan bilangan bulat, dengan 15 butir item

instrumen, dan 28 orang siswa. Untuk menguji validitas dapat menguji

korelasi skor-skor setiap butir item dengan skor total variabelnya.

Kriterianya: suatu item instrumen valid jika nilai korelasinya adalah

(55)

36

Sebelum peneliti melakukan pretes dan ulangan setiap akhir

siklus pada siswa kelas V SDN I Pesu, terlebih dahulu diujikan

dengan tujuan untuk mengetahui valid-tidak validnya setiap butir

item. Pada test-retest 1 ada 15 butir item. Hasil analisis butir item

test-retest 1 ada 10 butir item yang valid dan 5 butir item tidak valid.

Butir item yang memenuhi kriteria validitas adalah soal yang akan

digunakan untuk melakukan penelitian pada siswa kelas V SDN I

Pesu.

b. Pengujian Reliabilitas

Dalam Masidjo (1995:209), reliabilitas suatu tes adalah taraf

samapai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil

pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan

ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu

koefisien yang disebut koefisien reliabilitas (rtt). Koefisien reliabilitas

dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara - 1,00 sampai

dengan 1,00. Untuk menguji taraf reliabilitanya peneliti menggunakan

metode genap. Reliabilitas dengan menggunakan metode

gasal-genap menggunakan rumus:

(56)

3. Instrumen Penelitian

Rubrik Evaluasi

No No Soal Bobot

Skala Penilaian

Skor 1 2 3 4 5

1 No 1 1

2 No 2 1

3 No 3 1

4 No 4 1

5 No 5 1

6 No 6 1

7 No 7 1

8 No 8 1

9 No 9 1

10 No 10 1

Total Skor

Tabel 3. RubrikEvaluasi

Petunjuk Pengisian:

1. Memberi tanda cek (V) pada kolom skala penilaian untuk setiap

(57)

38

2. Arti skala 1-5:

5 = sangat baik

4 = baik

3 = cukup

2 = kurang

1 = sangat kurang

Deskripsi untuk Kriteria Penilaian Soal No. 1-10:

5 = Cara dan jawaban benar

4 = Cara benar, jawaban salah

3 = Cara salah, jawaban benar

2 = Menuliskan cara dan jawaban salah

1 = Menuliskan cara saja atau menuliskan jawaban saja tetapi salah

(58)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul ”Peningkatan Prestasi

Belajar Operasi Hitung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN I Pesu Semester 1

Tahun Ajaran 2010/2011” dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada

tanggal 25 Nopember 2010 sampai 4 Desember 2010.

1. Siklus I

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari

kamis tanggal 25 November 2010 dan pada hari sabtu tanggal 27

Nopember 2010. Pada siklus I pertemuan 1, waktu yang digunakan 70

menit (2 x 35 menit). Pada siklus I pertemuan 2, waktu yang

digunakan 105 menit (3 x 35 menit).

Pada siklus I ini peneliti menggunakan garis bilangan untuk

membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Siklus I ini diikuti oleh 28 siswa. Pembelajaran dalam penelitian ini

menggunakan berbagai sumber buku dengan bantuan alat peraga dan

LKS. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran

(59)

40

siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari tujuh kelompok dan

setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa. Anggotanya dalam kelompok

dibuat heterogen khususnya terkait dengan kemampuannya dalam

matematika. Dalam berkelompok anak yang pandai membantu anak

yang kurang pandai dan saling berdiskusi. Pada akhir siklus pertama

diadakan evaluasi.

b. Hasil Pelaksanaan Siklus I

Pada pembelajaran di siklus I dilakukan dua kali pertemuan

sebanyak 5 jp. Dalam kegiatan pembelajaran, guru mengamati segala

kegiatan siswa baik kegiatan individu maupun kelompok. Dalam

kegiatan kelompok, guru mengamati kegiatan siswa antara lain:

tentang keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa

dalam menanggapi pertanyaan, keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan, dan keaktifan siswa dalam memberikan ide. Hasil dari

pengamatan guru tentang kinerja kelompok siswa dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

No Aspek yang dinilai

Persentase 62,5% 10

Tabel 4. Nilai Kinerja Kelompok 1

(60)

No Aspek yang dinilai

Persentase 68,7% 11

Tabel 5. Nilai Kinerja Kelompok 2

No Aspek yang dinilai

Tabel 6. Nilai Kinerja Kelompok 3

No Aspek yang dinilai

Persentase 62,5% 10

(61)

42

Persentase 68,7% 11

Tabel 8. Nilai Kinerja Kelompok 5

No Aspek yang dinilai

Tabel 9. Nilai Kinerja Kelompok 6

No Aspek yang dinilai

Tabel 10. Nilai Kinerja Kelompok 7

Rata – rata kinerja kelompok pada Siklus I

62,5% 68,7% 50% 62,5% 68,7% 75% 75% 7

462,4 %

7 66,0%

(62)

Kegiatan individu siswa dapat dilihat pada saat siswa

mengerjakan evaluasi. Soal evaluasi dapat dilihat pada lampiran 14.

Nilai siswa dalam mengerjakan evaluasi pada siklus I dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

No Nama Siswa Nilai

(63)

44

Dari tabel nilai di atas, dapat dilihat nilai yang diperoleh

masing-masing siswa. Nilai tertinggi siswa adalah 94, nilai terendah adalah 30,

dan rata-rata seluruh siswa adalah 64,42. Siswa yang nilainya di atas KKM

ada 18 siswa (64,28%), dan yang nilainya di bawah KKM ada 10 siswa

(35,71%). Hasil penelitian pada siklus I ini belum berhasil, karena target

yang harus dicapai pada siklus ini adalah 65%, siswa yang mencapai

KKM. Dalam siklus ini hanya 64,28% siswa yang mencapai KKM. KKM

di siklus I belum tercapai oleh sebab itu penelitian perlu dilanjutkan ke

siklus II.

c. Refleksi

1) Kendala yang muncul pada siklus I

a) Masih ada siswa yang kurang aktif bekerja dalam kelompok.

b) Terdapat siswa yang sibuk dengan dirinya sendiri di dalam

kelas, perhatiannya tidak terfokus pada pembelajaran sehingga

pekerjaannya ketinggalan dari teman-temannya yang lain.

c) Ada beberapa siswa yang masih belum bisa melakukan

penjumlahan bilangan bulat.

d) Beberapa siswa kurang teliti dalam melakukan penjumlahan

bilangan bulat dengan bantuan garis bilangan sehingga terdapat

beberapa jawaban yang salah.

(64)

2) Kualitas Proses Pelaksanaan Siklus I:

a) Siswa yang pandai dengan serius mengajari siswa yang kurang

pandai

b) Saling memberikan pendapat dan tanggapan

2. Siklus II

a. Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari

kamis tanggal 2 Desember 2010 dan pada hari sabtu tanggal 5

Desember 2010. Pada siklus I pertemuan 1, waktu yang digunakan 70

menit (2 x 35 menit). Pada siklus I pertemuan 2, waktu yang

digunakan 105 menit (3 x 35 menit).

Pada siklus II ini peneliti menggunakan garis bilangan untuk

membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Siklus II ini diikuti oleh 28 siswa. Pembelajaran dalam penelitian ini

menggunakan berbagai sumber buku dengan bantuan alat peraga dan

LKS. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran

model Number Head Together (NHT). Dalam kegiatan pembelajaran,

siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari tujuh kelompok dan

setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa. Anggotanya dibuat heterogen

khususnya terkait dengan kemampuannya dengan harapan anak yang

(65)

46

siklus ini anggota kelompok dibuat baru atau berbeda dengan siklus I.

Pada akhir siklus kedua diadakan evaluasi.

b. Hasil Pelaksanaan Siklus II

Pada pembelajaran di siklus II dilakukan dua kali pertemuan 5

jp. Dalam kegiatan pembelajaran, guru mengamati segala kegiatan

siswa baik kegiatan individu maupun kelompok. Dalam kegiatan

kelompok, guru mengamati kegiatan siswa antara lain: tentang

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa dalam

menanggapi pertanyaan, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan,

dan keaktifan siswa dalam memberikan ide. Hasil dari pengamatan

guru tentang kinerja kelompok siswa dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 12. Nilai Kinerja Kelompok 1

(66)

No Aspek yang dinilai

Kelompok 2 Jumlah

Siswa

Persentase 87,5% 14

Tabel 13. Nilai Kinerja Kelompok 2

No Aspek yang dinilai

Persentase 68,7% 11

Tabel 14. Nilai Kinerja Kelompok 3

No Aspek yang dinilai

Kelompok 4 Jumlah

Siswa

(67)

48

Persentase 81,2% 13

Tabel 16. Nilai Kinerja Kelompok 5

No Aspek yang dinilai

Persentase 81,2% 13

Tabel 17. Nilai Kinerja Kelompok 6

No Aspek yang dinilai

Persentase 87,5% 14

Tabel 18. Nilai Kinerja Kelompok 7

Rata – rata kinerja kelompok pada Siklus I

75% 87,5% 68,7% 75% 81,2% 81,2% 87,5% 7

556,1 %

7 79,44%

(68)

Kegiatan individu siswa dapat dilihat pada saat siswa

mengerjakan evaluasi. Soal evaluasi dapat dilihat pada lampiran 15.

Nilai siswa dalam mengerjakan evaluasi pada siklus II dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

No Nama Siswa Nilai

(69)

50

Dari tabel nilai di atas, dapat dilihat nilai yang diperoleh

masing-masing siswa. Nilai tertinggi siswa adalah 100, nilai terendah adalah 38,

dan rata-rata seluruh siswa adalah 81. Siswa yang nilainya di atas KKM

ada 23 siswa (82,14%), dan yang nilainya di bawah KKM ada 5 siswa

(17,86%). Hasil penelitian pada siklus II ini berhasil, karena target yang

harus dicapai pada siklus ini adalah 80%, siswa yang mencapai KKM.

Dalam siklus ini 82,14% siswa yang mencapai KKM.

c. Refleksi

Kendala yang muncul pada siklus II:

a. Siswa yang kurang bisa melakukan penjumlahan masih ada, akan

tetapi jumlahnya berkurang.

b. Siswa kurang teliti dalam melakukan penjumlahan bilangan bulat

dengan bantuan garis bilangan sehingga terdapat beberapa jawaban

yang salah.

Kualitas proses pelaksanaan penelitian siklus II:

a. Seluruh siswa aktif dalam kerja kelompok.

b. Siswa bisa melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan

garis bilangan

(70)

B. Pembahasan

Dari pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini didapati hasil sebagai

berikut :

No Nama Siswa Nilai Sebelum Tindakan

Nilai Siklus I Nilai Siklus II

1 Siswa 1 30 34 56

Persentase 39,28% 64,28% 82,14%

(71)

52

Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan jumlah siswa yang

mencapai KKM pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Siklus I

dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga garis bilangan. Pada siklus

I ada beberapa siswa yang nilainya mengalami peningkatan dari sebelum

diadakannya tindakan, ada beberapa siswa yang nilainya tetap dan ada

yang nilainya menurun. Siswa yang nilainya mengalami peningkatan

adalah siswa 1, siswa 2, siswa 3, siswa 4, siswa 5, siswa 7, siswa 8, siswa

9, siswa 10, siswa 11, siswa 13, siswa 16, siswa 17, siswa 18, siswa 19,

siswa 22, siswa 23, siswa 25, siswa 26 dan siswa 27. Siswa yang nilainya

tetang adalah siswa 14. Siswa yang nilainya mengalami penurunan adalah

siswa 6, siswa 12, siswa 15, siswa 20, siswa 21, siswa 24 dan siswa 28.

Siwa yang nilainya mengalami peningkatan disebabkan beberapa hal,

antara lain: siswa memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat

menggunakan garis bilangan dengan lancar dan siswa dapat melakukan

penjumlahan bilangan bulat dengan lancar. Ada 1 siswa yang nilainya

tetap, hal ini dikarenakan kurang memperhatikan penjelasan dari guru.

Siswa yang nilainya mengalami penurunan disebabkan beberapa hal,

antara lain: siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa

belum bisa menggunakan garis bilangan dengan lancar, siswa belum bisa

melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan lancar, siswa kurang

konsentrasi, ramai dan sibuk sendiri. Siswa yang nilainya di atas KKM ada

18 siswa (64,28%), dan 10 siswa (35,71%) yang nilainya di bawah KKM.

Hasil penelitian pada siklus I ini belum berhasil, karena target yang harus

(72)

dicapai pada siklus ini adalah 65%, dan hasil siklus ini hanya 64,28%

maka dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat

peraga garis bilangan. Pada siklus II ada beberapa siswa yang nilainya

mengalami peningkatan dari sebelum diadakannya tindakan, ada beberapa

siswa yang nilainya tetap dan ada yang nilainya menurun. Siswa yang

nilainya mengalami peningkatan adalah siswa 1, siswa 2, siswa 3, siswa 5,

siswa 6, siswa 10, siswa 8, siswa 9, siswa 10, siswa 12, siswa 13, siswa 14,

siswa 15, siswa 16, siswa 17, siswa 18, siswa 19, siswa 20, siswa 21, siswa

22, siswa 23, siswa 24, siswa 26, siswa 27 dan siswa 28. Siswa yang

nilainya mengalami penurunan adalah siswa 4, siswa 7, siswa 8, siswa 9,

siswa 11 dan siswa 25. Siwa yang nilainya mengalami peningkatan

disebabkan beberapa hal, antara lain: siswa memperhatikan penjelasan dari

guru, siswa dapat menggunakan garis bilangan dengan lancar dan siswa

dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat dengan lancar. Siswa yang

nilainya mengalami penurunan disebabkan beberapa hal, antara lain: siswa

kurang memperhatikan penjelasan dari guru, siswa belum bisa

menggunakan garis bilangan dengan lancar, siswa belum bisa melakukan

penjumlahan bilangan bulat dengan lancar, siswa kurang konsentrasi,

ramai dan sibuk sendiri. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan

bahwa dari 28 siswa, yang nilainya di atas KKM ada 23 siswa

(82,14%), dan 5 siswa (17,86%) yang nilainya di bawah KKM. Hasil

(73)

54

dicapai pada siklus ini adalah 80%, dan hasil siklus ini hanya 82,14%

sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dari data

awal 39,28% siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus I naik

menjadi 64,28% siswa yang mencapai KKM dan pada siklus II 82,14%

siswa yang mencapai KKM. Jika digambarkan dalam diagram batang

hasilnya sebagai berikut:

Grafik 2. Perbandingan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Dari diagram di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mencapai KKM

pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Hasil dari kondisi awal 39,28%,

siklus I 64,28%, dan siklus II 82,14%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

telah terjadi peningkatan dari kondisi awal 39,28% siswa yang mencapai

KKM, kemudian pada siklus I naik menjadi 64,28% siswa yang mencapai

(74)

KKM dan pada siklus II 82,14% siswa yang mencapai KKM. Dengan

demikian, hasil penelitian membuktikan hipotesis bahwa pembelajaran

kooperatif melalui tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan

kemampuan melakukan penjumlahan bilangan bulat siswa kelas V SDN I

(75)

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa kelas V SDN I Pesu semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Dari data awal terdapat 39,28% dari siswa kelas V SDN I Pesu yang nilainya di atas KKM. Pada siklus I naik menjadi 64,28% dari siswa kelas V SDN I Pesu yang nilainya di atas KKM. Pada siklus II naik menjadi 82,14% dari siswa kelas V SDN I Pesu yang nilainya di atas KKM. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung siswa kelas V SDN I Pesu semester 1 tahun ajaran 2010/2011

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, peneliti memberikan beberapa saran bagi guru dan pembaca, yaitu:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(76)
(77)

58

DAFTAR PUSTAKA

________.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press. Masidjo.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius

Mufid, Masruhan. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa KelasS VII-A MTs Islamiyah Sumpiu–Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007.

Sujono. 1988. Pengajaran Mtematika Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Sumantri, Mulyani. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Maulana Tanlain, Wens. 2007. Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar.

Yogyakarta: USD

Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika Untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.

Wisnu, Florianus. 2007. Tugas Akhir : Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Di Sekolah Dasar. Yogyakarta : USD

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH5227.dir/doc.pdf

(78)
(79)

59

SILABUS PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Satuan Pendidikan : SDN I Pesu

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER/

MEDIA

• Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang penjumlahan bilangan positif-negatif menggunakan garis bilangan ≤ 10.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 siswa (kelompok berbeda) dengan siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Guru menunjuk sebuah nama

kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dan anak yang merasa nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi

• Siswa dapat garis bilangan

(80)

60

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER/

MEDIA

BELAJAR

mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

B.Pertemuan 2

• Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan ≤ 20.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 siswa (kelompok berbeda) dengan siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Guru menunjuk sebuah nama

(81)

61

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER/

MEDIA

BELAJAR

secara acak) dan anak yang merasa nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

• Evaluasi

C.Pertemuan 3

• Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan ≤30.

• Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari

3–5 siswa (kelompok berbeda)

dengan siswa pada setiap anggota

(82)

62

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER/

MEDIA

BELAJAR

kelompok diberi nomor 1-5.

• Guru menunjuk sebuah nama

kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dan anak yang merasa nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

D.Pertemuan 4

• Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang penjumlahan menggunakan garis bilangan ≤ 50.

(83)

63

KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN SUMBER/

MEDIA

BELAJAR

dengan setiap kelompok terdiri dari

3–5 siswa (kelompok berbeda)

dengan siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

• Guru menunjuk sebuah nama

kelompok secara acak sambil menyebutkan satu nomor (juga secara acak) dan anak yang merasa nomornya disebutkan maju mempresentasikan hasil diskusi mewakili kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan untuk menunjuk dua orang wakil dari kelompok lain

• Kelompok lain memperhatikan dan bila kurang jelas siswa diberi kesempatan bertanya, jika terjadi perbedaan pendapat maka kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi (memberi masukan).

• Evaluasi

(84)

64

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SIKLUS I ( Pertemuan 1)

Satuan Pendidikan : SDN I Pesu

Hari/ Tanggal/ Pertemuan Ke : Kamis/ 25 Nopember 2010/ 1

Kelas/ Semester : V/ I

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sember

Belajar

A. Kegiatan Awal (7 menit)

• Guru mengucapkan salam

untuk membuka pelajaran

• Presensi

• Guru mengkondisikan siswa

dan memastikan siswa siap menerima pelajaran

• Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator)

• Guru menyampaikan manfaat

• Siswa dapat garis bilangan.

Gambar

Grafik 1. Prestasi Belajar Siswa ..............................................................
Grafik 1. Prestasi Belajar Siswa
Tabel 1. Kriteria Keberhasilan
Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

masalah yang kompleks dipecahkan ke dalam kelompok-kelompok nya lalu diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ahli” sebagai

3.7 Anggota pengganti yang gagal mematuhi perkara 3.6 di atas akan dipenalti sebaik masuk ke dalam litar di bawah perkara item pakaian asas atau aksesori yang tidak di

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung

Comments/justifications for changes: A new conceptual model and encoding for temporal concepts is developed as part of SWE Common instead of importing ISO 19108.. The reasons for

Sebelum UU Nomor 17 Tahun 2003 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 ditetapkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang fi skal, Menteri Keuangan RI telah

Untuk menjawab soal ini kita harus mencari berapa panjang kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah model. kerangka kubus, yaitu r =

Administrator adalah entitas yang memiliki wewenang penuh pada program ini, dimana administrator dapat mengatur pengguna aplikasi ini, memasukkan data kapal,

[r]