BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan usaha baru dengan berbagai jenis usaha. Munculnya supermarket-supermarket diharapkan akan menambah luasnya lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Meningkatnya kompetisi yang mengarah pada pemenuhan tuntutan kebutuhan konsumen baik secara kuantitas maupun kualitas menyebabkan dunia usaha harus terus berjuang meningkatkan pelayanan dan fleksibilitasnya untuk dapat beradaptasi dan berinovasi secara cepat dan tepat.
Selain tantangan ini, beberapa hambatan lainnya telah disebutkan sebagai penghalang bagi investasi asing lebih lanjut di sektor supermarket. Laporan keuangan di tahun 2011 menyorot permasalahan tantangan regulasi dan juga kemampuan pemerintah setempat untuk menahan pembangunan outle eceran modern, apabila outlet-outlet ini dianggap mengancam pasar tradisional.
Isu mengenai efisiensi supermarket tidak terlepas dari upaya penghematan biaya, termasuk diantara biaya tenaga kerja. Terdapat kemungkinan, supermarket berupaya untuk menekan imbalan terhadap karyawan. jadi dimungkinkan kinerja karyawan akan terpengaruh.
Kinerja sebuah perusahaan sangat tergantung pada kinerja total karyawan, maka untuk memperoleh tujuan tersebut salah satu faktor yang perlu di perhatikan adalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang terjadi karena adanya perjanjian hubungan kerja, kerja karyawan juga dipandang sebagai campuran dari kenyataan yang dihubungkan oleh suatu gagasan. Kinerja karyawan mewakili pengumpulan tingkah laku yang terjadi melebihi waktu, konteks dan orang. Kinerja karyawan juga menggambarkan standar atau dasar eksternal yaitu kumpulan khas oleh suatu perusahaan dan dinilai oleh manajer tenaga kerja Kreitner dan Angelo (2001).
Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan gairah kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, individu untuk mencapai tujuan Eddy dan Budhi (2000), Kartono (2005), menyatakan kepemimpinan adalah “kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah direncanakan”.
memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan Robbins dan Coulter (2002). Gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja Jerris (1999)
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula Suprihanto dkk (2003). Motivasi kerja menurut Harmain (2005) yaitu dorongan yang menyebabkan orang berbuat sesuatu untuk mengharapakan sesuatu atau mencapai tujuan, dimana aspek-aspek yang akan diteliti mencangkup kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan mewujudkan diri serta dorongan antara lain: prestasi, promosi, kondisi kerja, gaji, ekstrinsik, supervise, hasil keyakinan dan rasa tanggung jawab. Teori dua faktor Herzberg (dalam Sunyoto 2012), menyimpulkan dua hal atau dua faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang disebut dengan faktor pemuas kerja (job statisfier) dan faktor penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatiffer) yang berkaitan dengan suasana pekerjaan. Faktor-faktor
Toserba Pajajaran cabang Banjar Patroman dengan jumlah karyawan 112. Manajer memberikan daya pendorong untuk menyalurkan dan memelihara perilaku para karyawan agar bersedia bekerja sesuai dengan yang diinginkan karyawan. Para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan berarti, dengan adanya keberhasilan kinerja yang dipengaruhi motivasi kerja untuk itu dibutuhkan adanya suatu lingkungan kerja yang mendukung Wahjosumidjo (2007).
Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting didalam perusahaan. Lingkungan kerja adalah kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam organisasi. Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup maupun musik yang merdu), serta lingkungan non fisik (suasana kerja karyawan, kesejahteraan karyawan, hubungan antar sesame karyawan, hubungan karyawan dengan pimpinan, serta tempat ibadah). Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan Eddy dan Budhi (2000).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Watimene (2007), dengan
judul “Pengaruh motivasi, perilaku kepemimpinan, dan kesempatan
variabel motivasi, perilaku pemimpin dan kesempatan pengembangan karier, sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada karyawan Toserba Pajajaran Banjar dengan mengambil variabel gaya kepemimpinan demokratis, motivasi kerja, dan lingkungan kerja. Menurut Robert Tennenbaum dan warren (dalam Stoner, 1996). Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Menurut Robbins (2001), motivasi kerja adalah kekuatan atau dorongan yang ada pada diri karyawan untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Menurut Nitisemito (1996). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugasnya yang dibebankan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, MOTIVASI KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
TOSERBA PAJAJARAN BANJAR PATROMAN KOTA BANJAR ”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
4. Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, motivasi kerja dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
C. Pembatasan Masalah
1. Responden adalah seluruh karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
2. Penelitian ini dibatasi pada gaya kepemimpian demokratis, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Toserba Pajajaran Di Banjar Patroman.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, secara parsial terhadap kinerja karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja, secara parsial terhadap loyalitas kinerja karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman. 3. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap
kinerja karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman.
E. Manfaat Peneliti
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang berkaitan perencanaan strategi dalam kinerja karyawan pada Toserba Pajajaran Banjar Patroman untuk mencapai kinerja harga yang maksimal.
2. Bagi Karyawan Toserba
Hasil penelitian ini memberikan manfaat untuk membantu pemahaman karyawan dalam hubungan gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan pekerjaan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi kinerja karyawan.
3. Bagi Peneliti