• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wita Loka Rizki Siregar* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan * ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wita Loka Rizki Siregar* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan * ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

625

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-DISCUSS- EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN (PDEODE) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA

PEMAHAMAN KONSEPTUAL MATERI BUFFER

EFFECTIVENESS OF PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN (PDEODE) MODEL TO REDUCTION STUDENT’S MISCONCEPTION IN

UNDERSTANDING BUFFER SOLUTION’S CONCEPT

Wita Loka Rizki Siregar*

Chemistry Department of FMIPA State University of Medan *E-mail : witalokasiregar@gmail.com

ABSTRACT

Effectiveness Of Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE) Model To Reduction Student’s Misconception In Understanding Buffer Solution’s Concept is explained in this paper. The purpose of this research is to fulfill the effectiveness of PDEODE learning model to reduction student’s misconception in understanding buffer’s solution concept. The research was conducted on Senior High School in Medan through the teaching of students with PDEODE learning model to experimental class and compared the result with those control class that taught by conventional teaching. PDEODE learning model was effective in reduction student’s misconception in understanding buffer solution’s concept. The result showed of compare that student’s achievement with PDEODE learning model (M= 80.45±14.30) is higher than the students that taught by conventional teaching (M= 67.27±13.69) and both of the class are significantly different (ttest,3.12 > ttable1.48). It can be concluded that teaching of Buffer Solution with PDEODE learning model can reduction student’s misconception and improve student’s achievement in learn.ing. Futhermore, using PDEODE model in the class is more effectively than using conventional method that is shown from the different of value that is gotten from experimental class and control class. And the value of ttest is higher than ttable .

Keywords: Effectivenes, Concept, PDEODE, Misconception

ABSTRACT

Keefektifan model Pembelajaran Predict-Discuss- Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE) untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Pemahaman Konseptual Materi Buffer dijelaskan dalam tulisan ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan model pembelajaran PDEODE untuk mereduksi miskonsepsi siswa pada pemahaman konseptual materi buffer. Penelitian ini dilakukan pada SMA di Medan melalui pengajaran siswa dengan model pembelajaran PDEODE untuk kelas eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan metode pengajaran konvensional. Model pembelajaran PDEODE efektif dalam mereduksi miskonsepsi siswa pada pemahaman konseptual materi buffer. Hasil pnelitian menunjukkan perbandingan prestasi siswa dengan model pembelajaran PDEODE (M= 80,45±14,30) lebih tinggi dari prestasi siswa yang menggunakan metode konvensial (M= 67,27±13,69) dan kedua kelas berbeda secara signifikan (ttest3,12 > ttable1,48). Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pengajaran Buffer dengan model pembelajaran PDEODE dapat mereduksi miskonsepsi siswa dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Selanjutnya, dengan menggunakan model pembelajaran PDEODE dikelas lebih efektif daripada model pembelajaran konvensial dan dapat ditunjukkan dari berbagai nilai rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, juga besarnya nilai ttest dibandingkan nilai dari ttable.

(2)

626 1. PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat materi, struktur materi, perubahan materi, hukum dan prinsip yang mendeskripsikan perubahan materi, serta konsep dan teorinya [1]. Menurut Johnstone (dalam Orgill dan Sutherland), untuk memahami ilmu kimia diperlukan kemampuan untuk menggambarkan tiga representasi yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memahami dan tidak dapat menggunakan ketiga representasi (makroskopis, submikroskopis, dan simbolik) dalam menjelaskan suatu fenomena [2] . Oleh karena itu, kimia sering disebut sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit.

Orgill dan Sutherland melaporkan bahwa guru cenderung lebih memfokuskan pada aspek perhitungan daripada konseptual dalam menjelaskan materi kimia. Akibatnya siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep dalam kimia dengan benar. Kesulitan ini menyebabkan siswa memiliki pemahaman yang bermacam-macam terhadap konsep kimia [3]. Diantara pemahaman tersebut, ada beberapa pemahaman yang tidak sesuai dengan pandangan masyarakat ilmiah yang disebut dengan miskonsepsi. Miskonsepsi tidak hanya terjadi pada siswa saja tetapi juga dalam buku-buku, misalnya penyajian dalam buku yang berlebihan dan tidak jelas. Siswa masih jarang diberi kesempatan untuk mengkonstruksi konsep yang diperoleh pada saat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran siswa hanya melalui hafalan tanpa memperhatikan konsep. Akibatnya siswa cenderung hafal tanpa paham apa yang dihafalnya.[4]

Seorang guru harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswanya. Ada berbagai macam strategi pembelajaran dalam dunia pendidikan. Salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran PDEODE. Strategi mengajar PDEODE merupakan salah satu strategi mengajar yang penting karena dapat memberikan atmosfer yang mendukung terjadinya diskusi dan keberagaman cara pandang [5]. Strategi mengajar PDEODE memiliki enam tahapan. Pada tahapan pertama yaitu (P=Prediction) atau prediksi, guru menyajikan suatu peristiwa sains kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat prediksi terhadap akibat (outcome) dari peristiwa sains tersebut secara individu dan memberikan alasan terhadap prediksi tersebut. Pada tahapan yang kedua (D=Discuss), pada tahapan ini siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang prediksinya dalam kelompok, untuk bertukar gagasan dan mempertimbangkannya secara hati-hati prediksinya tersebut. Pada tahapan yang ke tiga (E=Explain) atau menjelaskan, pada tahapan ini siswa dari setiap

(3)

627

kelompok diminta untuk mencapai suatu kesepakatan tentang peristiwa sains tersebut, dan membaginya dengan kelompok lain pada saat diskusi kelas. Setelah itu, setiap siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk melakukan kegiatan hand-on, kemudian secara mandiri mencatat pengamatan mereka. Pada tahap ini (O=Observe), siswa mengamati perubahan yang terjadi dan guru harus memandu siswa untuk mencapai pada target-target konsep yang diharapkan. Pada tahapan kelima (D=Discuss), siswa diminta kembali untuk mendiskusikan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Pada tahapan terakhir (E=Explain), siswa menghadapkan semua ketidaksesuaian antara observasi dan predikasi, dengan melakukan hal tersebut siswa mulai bisa menanggulangi kontradiksi-kontradiksi yang mungkin muncul pada pemahaman mereka. Strategi mengajar ini efektif dalam mengganti dan mengubah konsepsi alternatif siswa dengan konsepsi sains yang sebenarnya [6].

Miskonsepsi pada materi buffer biasanya terjadi karena siswa hanya menggunakan hafalan rumus-rumus singkat tanpa memahami mekanisme yang terjadi dalam reaksi buffer . Siswa juga sering mengalami kesalahan dalam menentukan apakah suatu reaksi menghasilkan larutan buffer , baik dari segi konsep maupun perhitungan. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan baru yang benar agar pemahaman konseptual siswa pada materi buffer menjadi lebih baik.

2. M ETODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia Membangun Medan, Sumatera Utara, Indonesia pada siswa yang ada di kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 23 orang sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 dengan jumlah siswa 23 orang sebagai kelas eksperimen. Alat mengumpulkan data adalah dengan cara evaluasi pembelajaran ( soal pilihan berganda menggenai larutan penyangga ) yang terdiri dari pretest dan posttest.

Prosedur penelitian yaitu persiapan instrumen penelitian, mengajar, dan evaluasi. Sebelum mengajar, dilakukan pretest pada kedua kelas tersebut, selanjutnya kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran PDEODE dan kelas kontrol diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional. Data dalam bentuk prestasi siswa diproses dengan menggunakan MS. Software Excel.

(4)

628

Skema penelitian ini dapat dilihat dari bagain berikut ini:

Gambar 1. Metode Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan analisis statistik dengan menghitung rata-rata, standard deviasi dari data tersebut dan persentase efektivitas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Prestasi Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan Model Pembelajaran PDEODE

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dikemukakan dalam skema diatas, saya mendapatkan perbedaan hasil belajar siswa pada kedua kelompok siswa yang dijelaskan pada tabel berikut ini. Angka dalam tabel adalah rata-rata dan standar deviasi.

Tabel 1 hasil belajar siswa pada kedua kelompok

Kelompok Pretest (Rata-rata ) Postest (Rata-rata)

Eksperimen 34,09 ± 15,55 80,45 ± 14,30

Kontrol 21,59 ± 11,06 67,27 ± 13,59

Pengajaran dengan metode konvensional

Pengajaran dengan metode pembelajaran PDEODE Populasi

Sampel

Kelas Kontrol Kelas Experimen

Pretest

Postest Analisis Data

(5)

629

Berdasarkan data hasil penelitian diatas dapat dilihat perbedaan yang signifikan yang ditunjukkan perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran PDEODE memiliki rata-rata (M=80,45 ± 14,30) lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dengan nilai hasil belajar rata-rata (M=67,27±13,69), dan kedua kelompok signifikan berbeda dengan nilai (ttest 3,12

> ttable 1,48). Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan proses pencapaian

siswa setelah diajarkan dengan model pembelajaran PDEODE . Hasilnya mempengaruhi bahwa model pembelajaran PDEODE membantu siswa agar lebih mudah mengingat materi yang diajarkan.Jadi dapat disimpulkan bahwa pengajaran topik larutan penyangga (buffer) dengan menggunakan metode PDEODE lebih efektif mereduksi miskonsepsi siswa dan meningkatkan prestasi siswa yang ditunjukkan dari perbedaan nilai yang didapatkan oleh kedua kelompok.

3.2 Efektivitas model pembelajaran PDEODE

Efektivitas digunakan untuk mengukur persentase prestasi siswa setelah melakukan perlakuan. Efektivitas model pembelajaran PDEODE dapat dilihat dari prestasi siswa dengan menggunakan rumus di bawah ini :

(1) dimana :  < 30% = Kurang Efektif  30% - 70% = Sedikit Efektif  70% = Sangat Efektif

Berdasarkan rumus persentase efektivitas metode pembelajaran PDEODE adalah 70%. Dari hasil penelitian, model PDEODE lebih efektif untuk mereduksi miskonsepsi siswapada pemahaman konseptual materi buffer dan meningkatkan prestasi siswa dibandingkan dengan metode konvensional.

4 KESIMPULAN DAN PROSPEK

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan penerapan model pembelajaran baru ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan bahwa Pembelajaran PDEODE sangat effektif mereduksi miskonsepsi siswa pada pemahaman materi larutan penyangga dan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran larutan penyangga (buffer). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa

(6)

630

lewat pretest dan postest dan proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas. Jadi, model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru di sekolah sebagai model pembelajaran yang sangat menarik.

5 UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. Terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Drs. Ramlan Silaban, M.Si., yang memberikan surat izin melakukan penelitian ini. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Rudyanto Manik, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Indonesia Membangun Medan yang mengijinkan berlangsungnya penelitian ini, dan kepada teman saya Fany Sihite yang menemani saya selama penelitian ini berlangsung dan tentunya secara khusus untunk siswa XI IPA 1 dan XI IPA 2 Medan atas kerjasama yang sangat baik diantara kita saya ucapkan terimakasih. Dan terimakasih terbesar juga kepada orang tua saya yang mendukung studi saya selama ini.

6 DAFTAR PUSTAKA

[1]. Effendy. A-Level Chemistry for senior High School Students (volume 1A). Malang: Bayumedia Publishing; 2007.

[2]. Talanquer, V. Macro, Submicro, and Simbolic: The Many Faces of The Chemistry :Triplet”. International Journal of Science Education, 2011; 33 (2) : 179-195.

[3]. Orgill, M. & Sutherland, A. Undergraduate Chemistry Students’ Perception of and Misconception about Buffer and Buffer Problems. Chemistry Education Research and Practice. 2008; 9, 131-143.

[4]. Stephans. Turkish Primary Students Perception About Scientist and What Factors Affecting The Image, Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology Education,1988; 2(2) :55-60.

[5]. Costumer, B., Learning Science through The PDEODE Teacing Strategy: Helping Student Make Sense of Everyday Situations. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology Education. 2008; 2 (2): 96-114.

[6]. Costumer, B., Ayas, A., Niaz, M., Suat, U, & Calik., (2007), Facilitating Conceptual Change in Students Understanding of Boiling Concept, International Journal of Science Education and Technology. 2007.16 (1): 524-536.

Gambar

Gambar 1. Metode Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Hidayah dan Inayah-Nya, melalui ilmu-Nya yang Maha Luas dan tak terkira, sehingga Skripsi dengan judul

Keamanan pada suatu jaringan sangat diutamakan, karena berfungsi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Saat ini, telah

Selain itu, digunakan pula teori kreativitas sebagai pisau bedah untuk membahas proses penciptaan karya musik Youth kelompok musik Soloensis.. Buku Ilmu Bentuk

pengaruh yang signifikan price earning ratio dengan return saham. syariah, maka penulis menyarankan agar

gland MG , ovary, and muscle tissue of wild-caught Macrobrachium rosenbergii to elucidate the importance of these components during sexual maturation. Mature females were captured

Penelitian yang dilakukan dan dilaporkan pada skripsi ini, pada prinsipnya adalah untuk membantu industri kecil dan menengah dalam mengatasi permasalahan di atas dalam hal

Setelah konsep telah kuat mendasari pengambilan keputusan perancangan interior beserta dengan pembentukan elemen interior, dibuat desain mebel display yang akan

( 1) Dalam hal perm ohonan Waj ib Paj ak unt uk m engangsur at au m enunda pem bayaran paj ak belum dit erbit kan suat u keput usan, dan kepada Waj ib Paj ak dim aksud dit