TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH
(Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
TB. MUSTAFA KEMAL RIDHA
NIM : 106046101703
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 20 September 2011
i
Jakarta Islamic Index)”, Program Strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan yang
diwakili oleh EPS, PER dan DER terhadap Return saham syariah baik secara
simultan maupun parsial. Serta seberapa besarkah EPS, PER dan DER menjelaskan
return saham syariah. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak sembilan
perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII). Data yang dipakai
merupakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dihitung dengan menggunakan
analisis statistik dengan metode analisis regresi berganda/majemuk, maka analisis
tersebut menyimpulkan bahwa earning per share, price earning ratio dan debt to
equity ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
ii Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah bi ni’matillah rasa puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT., karena atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat serta salam teriring semoga selalu tercurah kepada junjungan Rasul
akhir zaman Sayyidina Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya,
atas jasanya yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan dan
mengantarkannya menuju masyarakat berperadaban.
Skripsi ini penulis beri judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
Terhadap Return Saham Syariah” akhirnya dapat diselesaikan seperti yang
diharapkan penulis. Selama penyusunan skripsi ini ada banyak kesulitan dan
hambatan yang penulis hadapi, baik dalam pengumpulan data dan lain sebagainya.
Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala
kesulitan tersebut dapat diatasi. Kebahagian yang tak ternilai bagi penulis secara
pribadi adalah dapat menyelesaikan dan mempersembahkan yang terbaik kepada
kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam
mengsukseskan harapan penulis.
Munculnya berbagai hambatan dan kesulitan seakan terasa ringan berkat
iii
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) dan Bapak Mu’min Rauf, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam) terima kasih atas waktu dan saran yang diberikan
sehingga penulisan skripsi ini selesai.
3. Bapak Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan penuh kesabaran membimbing, memberikan banyak arahan, masukan dan
saran serta telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penilaian
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen prodi Muamalat yang
telah berbagi ilmu, pengetahuan, pemikiran dan gagasan kepada penulis
selama berada di bangku kuliah.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya
yang sangat membantu penulis dalam memperoleh buku-buku referensi dalam
iv
Dan memberikan semangat dalam menuntut ilmu baik secara moril maupun
materil. Dan adik ku tersayang, Muslihat Isna Y.R & TB. Mustaqim Dikhan F
yang selalu memberikan keceriaan canda dan tawa. Serta AfifatuzZahroh yang
telah berbagi cerita, canda, tawa dan air mata bersama penulis semoga ALLAH
swt selalu menyertai kita hingga akhir. Amiiiiiiiin !!!!!!!
7. Sahabat-sahabat ku di sanggar MBBC, dan teman – teman BPAP tujuan Sul-Sel
semoga tali silaturrahmi ini tetap terjaga sampai kapan pun.
8. Teman-teman seperjuangan di DQ 05, miftahul ilmi n klwrga, Abdi. M,
Muammar, dan Rahmat Fauzi (yang selalu memberi masukan dan motivasi buat
penulis), dan M. Chaidir (yang selalu membantu penulis dalam mengolah dan
mendapatkan data). Semoga persahabatan kita terus terjalin hingga akhir.
Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan keMudah-mudahan dan perlindungan oleh-Nya.
Amin.
9. Para sahabat-sahabat ku seperjuangan PS D 06, yang selalu memberikan
keceriaan selama kuliah dan yang tak pernah terlupakan saat-saat kita backpacker
n puncak gila, ada bunda vivin bersama abang rafiki, wanceng, pupunk, tongkel
alias boy, ada juga trio (uphe, kibil & kiut), ocke, muhtadi aja, riyan alias Oi,
syawal, Vikroy, Ly, Atin, Riri, Sanchai . Semoga persahabatan ini akan tetap
v
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara
semua dengan pahala yang berlipat ganda.
Jazaa kumullah Khairan Katsiraa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 September 2011
vi
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Studi Review Terdahulu ... 7
F. Sistematika Penelitian ... 10
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan ... 12
1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 12
2. Pengukuran Kinerja Keuangan ... 13
3. Analisis Rasio Keuangan ... 14
B. Pasar Modal Syariah ... 21
1. Pengertian Pasar Modal Syariah ... 21
2. Fungsi Pasar Modal Syariah ... 22
3. Instrumen Pasar Modal Syariah ... 23
C. Return Saham ... 24
1. Saham ... 24
vii
D. Hipotesis ... 29
E. Metode Analisis ... 31
1. Uji Asumsi Klasik ... 31
2. Uji Statistik ... 34
F. Operasional Variabel Penelitian ... 37
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 40
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 40
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ... 44
B. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index ... 45
C. Hasil dan Pembahasan ... 47
1. Analisis Deskriptif ... 47
2. Uji Asumsi Klasik ... 64
3. Uji Statistik ... 71
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
viii
Tabel 4.2 Data EPS JII Tahun 2006-2010... 48
Tabel 4.3 Data PER JII Tahun 2006-2010... 52
Tabel 4.4 Data DER JII Tahun 2006-2010... 56
Tabel 4.5 Data Return JII Tahun 2006-2010... 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas... 66
Tabel 4.7 Nilai Durbin Watson... 69
Tabel 4.8 Tabel Coefficients... 70
Tabel 4.9 Tabel Anova... 73
Tabel 4.10 Model Regresi Linier Berganda... 75
ix
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rata-rata PER JII Tahun 2006 –2010...54
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-rata DER JII Tahun 2006 –2010...58
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Rata-rata Return JII Tahun 2006 –2010...62
Gambar 4.5 Output Normal P-P Plot Heterokedastisitas...64
1
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan lembaga yang saat ini semakin berkembang
pesat dan sangat diminati oleh para investor. Selain itu juga merupakan salah
satu alternatif investasi bagi investor untuk menanamkan modalnya dengan
tujuan untuk mencari keuntungan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, sedangkan bagi pihak perusahaan yang melakukan penjualan saham
dipasar modal akan memperoleh keuntungan dalam bentuk likuiditas
perusahaan yang tinggi, publisitas, prestise, dan keuntungan bagi pemegang
saham. Selain itu juga, pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan
bagi pembiayaan pembangunan disamping lembaga pembiayaan lain.
Peranannya sangat penting dalam menjembatani hubungan antara penyedia
dana dan investor dan pengguna dana emiten atau perusahaan go public.
Instrumen yang paling sering diperjualbelikan di pasar modal Indonesia adalah
saham dan obligasi. Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan
analisis terhadap perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Investor juga
berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja
perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan invetasi, agar dananya yang
diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa yang akan
Seiring dengan perkembangan zaman, konsep ekonomi syariah di
Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang bukan
hanya perbankan yang telah memakai konsep ekonomi syariah, tetapi pasar
modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan juga telah menerapkan
konsep ekonomi syariah yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi,
instrumentasi, dan aplikasi yang bersumber dari nilai-nilai epistimologi Islam.
Peluncuran pasar modal syariah pada tanggal 14 Maret 2003 menjadi
sangat penting, karena banyak ketentuan baru yang dikeluarkan Bapepam.
Sekurang-kurangnya, menurut anggota DSN Adiwarman Karim, ada lima
ketentuan baru yang akan mengatur perjalanan pasar modal syariah. Salah satu
diantaranya adalah ketentuan mengenai indeks syariah yang akan menjadi
pedoman penyusunan emiten-emiten yang layak masuk syariah. Di luar negeri,
kata Adi, ada beberapa lembaga yang menyusun indeks emiten yang masuk
dalam katagori syariah. Misalnya, Rasyid Husain dan Dow Jones Islamic
Market Index. ”Dengan adanya aturan tentang indeks syariah, kita harapkan
meski ada beberapa lembaga yang berbeda yang mengeluarkan indeks, mereka
merujuk pada pedoman yang sama dalam penyusunan indeks itu,” papar Adi.1
Prinsip instrumen pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal
konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan
kepada masyarakat, misalnya saham yang berprinsipkan syariah dimana kriteria
1 M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003),
saham syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan
usaha yang sesuai dengan syariah.2
Sama halnya dengan pasar modal konvensional, pasar modal syariah
juga memperdagangkan beberapa jenis sekuritas yang mempunyai tingkat
resiko yang berbeda. Saham syariah adalah salah satu sekuritas yang
mempunyai tingkat resiko yang tinggi. Resiko tinggi tercermin dari ketidak
pastian return yang akan diterima oleh investor dimasa yang akan datang. Hal
ini sejalan dengan definisi investasi menurut Adiwarman. A. Karim dalam
(Ekonomi Makro Islam, 2007) bahwa investasi merupakan sebuah bisnis yang
tidak dapat di prediksi dan beresiko.
Salah satu bentuk upaya seorang investor membutuhkan kejelian dalam
menilai sebuah perusahaan yang akan didanainya. Acuan pertama yang harus
dilihat dan dianalisis oleh seorang investor ialah laporan keuangan perusahaan
tersebut. Return on equity merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba). Selain mengukur sejauh mana kemampuan sebuah perusahaan dapat
memperoleh keuntungan, seorang investor juga harus menganalisis rasio hutang
terhadap ekuitas (DER) dalam perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan
resiko yang sedang dihadapi oleh sebuah perusahaan yang berkaitan dengan
hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal-hal tersebut diatas dapat
2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: EKONISIA, 2007),
menjadi sebuah sebuah acuan bagi para investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi terhadap saham-saham yang ditawarkan.
Penilaian saham yang dilakukan secara akurat diharapkan dapat
meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan
yang wajar. Dari definisi Adiwarman. A. Karim tentang investasi, setidaknya
ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh investor yaitu keuntungan yang
diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi.
Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Tujuan investor melakukan investasi saham adalah pertama, keuntungan yang
diperoleh dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan pada saat
menjual (capital gains), kedua keuntungan yang didapat oleh investor diperoleh
dari pembagian dividen. Dalam hal ini, pemegang saham selalu berharap untuk
mendapatkan dividen dalam jumlah besar minimal relatif stabil dari tahun ke
tahun.
Return dari sekuritas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan
oleh investor, baik dalam bentuk kenaikan ataupun penurunan nilai saham dan
deviden. Tingkat keuntungan (profitabilitas) adalah konsep penting dalam
setiap keputusan investasi, baik investasi berbentuk saham ataupun investasi
meningkat, sebaliknya sebuah investasi akan dinyatakan gagal apabila
kekayaan investor menurun.
Dengan analisis laporan keuangan akan dapat diketahui keadaan dan
perkembangan finansial dari perusahaan yang telah dicapai di waktu yang lalu
dan berjalan, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan
serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut merupakan
suatu alat bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan atau
kebijakan dimasa yang akan datang.
Dari pemaparan latar belakang diatas penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, maka penulis akan
membatasi permasalahan yang akan dibahas mengenai analisis kinerja
keuangan perusahaan, kinerja keuangan perusahaan yang akan diteliti ialah
earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio
(DER) terhadap return saham syariah (diimplementasikan pada
perusahaan-perusahaan go publik yang terdaftar di jakarta islamic index) pada periode
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 M.
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja keuangan
perusahaan yang terdiri dari earning per share (EPS), price earning ratio
(PER) dan debt to equity ratio (DER) dianalisis secara simultan terhadap
return saham syariah?
2. Mengetahui Variabel kinerja keuangan manakah yang terdiri dari earning
per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER)
secara parsial mempunyai pengaruh terhadap return saham syariah?
3. Seberapa besarkah variabel kinerja keuangan menjelaskan variabel return
saham syariah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisa pengaruh faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan
dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity
ratio (DER) terhadap return saham syariah sacara simultan
2. Untuk menganalisa faktor-faktor kinerja keuangan perusahaan dari earning
per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to equity ratio (DER)
terhadap return saham syariah secara parsial
3. Untuk mengetahui seberapa besarkah variabel kinerja keuangan (earning
per share, , price earning ratio, dan debt to equity ratio) menjelaskan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis: Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan bukti empirik mengenai ada atau tidaknya
pengaruh kinerja keuangan perusahaan (earning per share, price
earning ratio dan debt to equity ratio) terhadap return saham syariah.
Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang konstruktif yang dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu ekonomi Islam.
2. Kegunaan praktis: Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan penelitian mengenai informasi yang berguna untuk
manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan perusahaan dan
sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi investor dalam
mengambil keputusan untuk melakukan investasi berdasarkan kinerja
keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.
E. Studi Review Terdahulu
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :
Tabel 1.1
Penulis Nurismalati
(S1 Program studi muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
Judul Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Equity
terhadap Harga Saham, (Pada data panel perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index) 1.
Pembahasan Pada skripsi ini penelitian yang dilakukan adalah :
pertama, untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity
Ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham, baik
secara simultan dan parsial dan individu-individu tiap
perusahaan, mencari variable yang paling dominan serta
menganalisa perkembangan penggunaan data utang
(DER) di JII dan ROE yang diberikan kepada pemegang
saham. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif, dilakukan pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan pengambilan
sampel bersifat purposive sampling. Teknik analisa data
menggunakan data panel dengan Eview 4.1.
Hasil
Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah DER dan
ROE secara simultan mempunyai pengaruh secara
berpengaruh negative sedangkan ROE berpengaruh
positif, variable yang paling berpengaruh adalah ROE.
Penulis Tubagus Ahmad Rofi’uddin
(S1 Program studi muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 )
Judul Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Ratio Nilai Pasar
terhadap Return Saham, (Studi empiris di Jakarta Islamic
Index Tahun 2006-2008)
Pembahasan Pada skripsi ini penelitian yang dilakukan adalah
pertama, untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin,
Return on Equity, dan Price Earning Ratio terhadap
Return Saham, baik secara simultan dan parsial, mencari
variable yang paling dominan dan serta seberapa besar
pengaruh variabel tersebut terhadap return saham.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index tahun 2006-2008, dan pengambilan sampel
menggunakan metode Non Probability Sampling
Purposive dengan Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik 2.
Hasil
Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah NPM, ROE
signifikan terhadap return saham, secara parsial NPM
dan ROE tidak berpengaruh signifikan sedangkan PER
mempunyai pengaruh yang signifikan, variable yang
paling berpengaruh adalah PER.
Sementara itu, penelitian penulis yakni membahas “Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham Syari’ah” (Studi pada Perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index). Dengan kinerja keuangan perusahaan
yang terdiri dari earning per share (EPS), price earning ratio (PER) dan debt to
equity ratio (DER). Ruang lingkup penelitian ini fokus pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan periode penelitian dari
tahun 2006 sampai dengan 2010.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, studi review
terdahulu, dan sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Terdiri dari teori-teori yang berkaitan dengan: pengertian pasar
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis data, hipotesis, dan
operasional variabel penelitian.
BAB IV : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH
Bab ini terdiri atas gambaran umum objek penelitian, hasil dan
pembahasan meliputi Pertama, pengujian asumsi klasik yaitu uji
Normalitas, Multikolenieritas, Heterokedastisitas, Autikorelasi.
Kedua, pengujian hipotesis yang terdiri dari, uji f (uji secara
simultan), uji t (uji secara parsial), uji koefisien determinasi (R²).
Ketiga, analisis earning per share, price earning ratio dan debt to
equity ratio terhadap return saham syariah
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan akhir dan saran-saran yang berkenaan dengan
12
A. KINERJA KEUANGAN
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kinerja (n) artinya 1 sesuatu yang
dicapai; 2 prestasi yang diperlihatkan; 3 kemampuan kerja (tt peralatan).1
Kinerja adalah penampilan hasil karya personal dalam suatu organisasi.
Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang
memangku jabatan fungsional maupun struktural, akan tetapi juga pada
seluruh jajaran yang terkait didalam organisasi.2
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat
digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi
mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed.3, cet.4, (Jakarta: Balai Pustaka,2007), h.570.
2
2. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil
pengukuran tersebut digunakan sebagai umpan balik yang memberikan
informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan apa yang diperlukan
perusahaan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian.3
Pengukuran kinerja keuangan dilakukan untuk melihat seberapa jauh
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan laba perusahaan. Selain itu juga akan memberikan pijakan bagi
manajemen dalam mengendalikan jalannya bisnis perusahaan secara efektif.4
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitability)
merupakan ukuran kinerja yang lebih komprehensip dibandingkan dengan
hanya mengukur pendapatan dan biaya secara terpisah karena dengan
mengukur laba berarti mengukur tindakan manajemen yang mempengaruhi
pendapatan dan biaya.
Analisis terhadap laporan keuangan merupakan salah satu pengukuran
kinerja terhadap perusahaan untuk mengetahui informasi tentang kondisi
keuangan dan prediksinya dimasa yang akan datang. Analisis tersebut dapat
menggunakan analisis rasio keuangan.
3
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, cet 2 (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h.47.
4
Dodi M. Gozali, COMMUNICATION MEASUREMENT Konsep dan Aplikasi Pengukuran
3. Analisis Kinerja Keuangan
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan
posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu.5
Laporan keuangan dapat dipergunakan sebagai informasi untuk merevisi
dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi dan surat berharga
lainnya. Laporan keuangan juga banyak digunakan dalam menentukan harga
pasar antara lain ketika timbulnya reaksi pasar pada saat tanggal pengumuman
laporan keuangan. Reaksi pasar itu menunjukkan bahwa laporan keuangan
mampu mempengaruhi sekuritas.
Dengan analisis rasio kita bisa membandingkan berbagai perkiraan
dalam kategori yang berbeda, yakni antara perkiraan yang satu dan perkiraan
yang lainnya. Dalam analisis rasio ini terdapat lima kelompok rasio keuangan,
yakni (a) rasio likuiditas, (b) rasio aktivitas, (c) rasio solvabilitas, (d) rasio
Profitabilitas, dan (e) rasio nilai pasar.
a. Rasio Likuiditas
Istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek
atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan
5
jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid.
Adapun likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan:
1. Current Ratio, menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan yang harus segera dibayar
dengan menggunakan utang lancar. Current ratio dapat dihitung dengan
cara membagi aktiva lancar dengan utang lancar.
2. Quick Ratio, berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan
unsur-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak
mempertimbangkan yang kurang likuid.
3. Cash Ratio, rasio likuiditas yang paling menjamin pembayaran utang
jangka pendek karena yang menjadi penjaminnya hanyalah kas dan
surat berharga.
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan seberapa cepat unsur-unsur aktiva itu
dikonversikan menjadi penjualan ataupun kas, rasio ini menilai kegiatan
yang mampu mempercepat terciptanya likuiditas. Adapun rasio aktivitas
meliputi:
1. Account receivable ratio, terdiri atas perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang. Untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun
yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan
2. Inventory ratio, akan dihitung dengan kemampuan persedian berputar
selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan inventory
turnover dan waktu rata-rata dari persediaan tertahan digudang.
3. Total asset turnover, menunjukkan kemampuan total aktiva untuk
berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang dapat
dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan rata-rata total
aktiva.
c. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan istilah yang digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban
finansialnya apabila perusahaan dilikuidasi. Secara umum solvabilitas
dapat dihitung dengan membagi total aset dengan total utang.
Beberapa pengukuran utang yang sering digunakan perusahaan untuk
menilai kinerja perusahaan yakni :
1. Debt Ratio, dengan debt ratio kita berusaha mengukur bagian aktiva
yang didanai dengan menggunakan utang.
2. Debt to Equity Ratio, kemampuan modal sendiri menjamin utang.
Dengan kata lain, bagian dari utang yang dapat dijamin dengan
menggunakan modal sendiri.
3. Struktur Modal, membandingkan antara utang jangka panjang dengan
modal sendiri, struktur modal menggambarkan kemampuan modal
4. Time interest earned, menunjukkan kemampuan EBIT untuk membayar
biaya bunga utang.
d. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersihdari serangkaian kebijakan dan
keputusan manajemen. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil
akhir dari kebijakan dan keputusan-keputusan operasional perusahaan.
Secara umum, rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba dengan
modal. Rasio ini menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, aktiva,
dan utang terhadap hasil operasi.
1. Net Profit Margin (NPM), dihitung dengan membagi laba bersih
sesudah pajak dengan penjualan.
2. Operating Profit Margin (OPM), dihitung dengan membagi laba
sebelum bunga dan pajak dengan penjualan.
3. Gross Profi Margin (GPM), dihitung dengan membagi laba kotor
dengan penjualan.
4. Return on Asset (ROA), dihitung dengan membagi laba bersih sesudah
pajak dengan total aktiva.
5. Return on Equity (ROE), dihitung dengan membagi laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
e. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar maksudnya adalah nilai pasar saham biasa yang ada
laba dan nilai buku per saham. Rasio tersebut memberikan petunjuk
mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu
serta prospeknya di masa mendatang.
1. Earning per share (EPS), menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang
tersedia untuk pemegang saham biasa yang dibagi dengan jumlah
lembar saham biasa yang beredar.
2. Price/Earning ratio (PER), dapat dihitung dengan cara membagi harga
pasar saham per saham (market price per share, MPS) dengan
pendapatan per saham (earning per share, EPS).
3. Book value per share (BVPS), dapat dihitung dengan cara membagi
kelebihan modal sendiri di atas saham preferen dengan jumlah saham
yang beredar.
4. Dividend ratio ini terdiri atas dividend yield dan dividend payout ratio.
Dalam hal ini, dividend yield menunjukkan rasio antara dividen per
saham dan harga pasar per saham, sedangkan dividend payout
menunjukkan perbandingan antara dividen per saham dan pendapatan
per saham.
Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar, karena berhubungan
langsung dengan saham. Rasio-rasio itu adalah earning per share (EPS), debt
a. Earning Per Share
Earning Per Share (EPS) adalah tingkat pengembalian terhadap
saham, yaitu bagaimana saham mampu menghasilkan laba, semakin tinggi
rasio ini, maka mencerminkan semakin baiknya perusahaan dalam
meningkatkan nilai return sahamnya. Rumusnya adalah:
Atau
b. Debt to Equity Ratio
Menurut Hendy, Debt to Equity Ratio sering disebut dengan istilah
rasio leverage, menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu perimbangan antara hutang terhadap modal sendiri.
Semakin kecil rasio ini semakin baik.6
Sedangkan menurut Budi Rahardjo, DER adalah perbandingan antara
seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan
jumlah modal sendiri perusahaan.7
Berdasarkan pengertian diatas, maka DER adalah ukuran rasio dari
jumlah hutang (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
6
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z (Jakarta:PT.Elex Media Komputindo, 2008),h.48.
7
panjang) dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang. Dengan menambahkan hutang
kedalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan
profitabilitasnya, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga
meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun
potensi pertumbuhan yang lebih besar.8
Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
c. Price Earning Ratio
Price Earning Ratio mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Dengan kata lain, Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga tiap
satu rupiah earning perusahaan. Di samping itu, Price Earning Ratio juga
merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan.
Rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu
jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Price earning
ratio dapat dihitung dengan membagi harga pasar per saham dengan laba
per saham.
Rasio ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
8
B. PASAR MODAL SYARIAH
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam
rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan
yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual
efek-efek dipasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang
ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan.9
Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana
efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek atau stock
exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun
dengan melalui wakil-wakilnya.10
Pasar modal (capital market) didefinisikan juga sebagai tempat
perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam
bentuk modal sendiri (Stock) atau hutang (bond) yang diterbitkan oleh
9
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: Rajawali Pers,2005), h.193. 10
pemerintah maupun oleh perusahaan swasta.11 Pasar modal syariah (Islamic
stock exchange) adalah kegiatan perdagangan efek syariah perusahaan public
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang
berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya
berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah. Pasar modal
syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah.12
Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi
ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian,
spekulasi, dan lain-lain.13
Dari pengertian pasar modal diatas dapat diketahui bahwa pasar modal
syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prisnip syariah,
setiap transaksi perdagangan surat berharga dipasar modal dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan syariat Islam.
2. Fungsi Pasar Modal Syariah
Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut14 :
11
Purnomo Yusgiantoro, Manajemen Keuangan International, Teori dan Praktik (Jakarta: Penerbit FEUI: 2004), h.30.
12
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta), h.38. 13
Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab, (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.231.
14
a. Sebagai tempat yang memungkinkan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari
keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja
kegiatan sebagaimana tercermin pada saham.
3. Instrumen Pasar Modal Syariah
Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal
adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut efek. Berdasarkan
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5, Undang-undang Nomor 8 tahun 1995
tentang pasar modal, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan efek adalah
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.15
Sedangkan efek-efek yang boleh diperdagangkan dalam pasar modal
syariah hanya memenuhi kriteria syariah, seperti saham syariah, obligasi
syariah, dan reksadana syariah. Untuk menghasilkan instrumen yang
benar-benar sesuai dengan syariah, telah dilakukan upaya-upaya rekonstruksi
terhadap surat berharga, diantarnya :
a. Penghapusan bunga tetap dan mengalihkannya ke surat investasi
yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam kerugian serta tunduk
pada kaidah Al – ghunmu bi al – ghurn (keuntungan / penghasilan
berimbang dengan kerugian yang ditanggung)
b. Penghapusn syarat jaminan atas kembalinya harga obligasi dan
bunga, sehingga menjadi seperti saham biasa.
c. Pengalihan obligasi ke saham biasa.
C. RETURN SAHAM 1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan
modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah,
penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba,
15
memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia,
prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam
bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan berupa pembentukan
indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.16
Salah satu produk yang dijual di pasar modal adalah saham, sebab pasar
modal ini merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang
pada akhirnya memberika kemakmuran bagi masyarakat. Oleh karena itu,
saham dapat didefinikan sebagi tanda penyertaan atau tanda kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas.17
Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak
dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan
yang menarik. Saham juga dapat didefinisikan sebagai selembar catatan yang
berisi pernyataan kepemilikan sejumlah modal pada perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut,18 atau sebagai penyertaan modal. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mengemukakan pendapat.
16
Tjiptono Darmaji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab, (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.233
17
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, cet I,(Jakarta:Kencana Media Group, 2009), h. 94
18
2. Return Saham19
Return merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari suat
investasi. Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi
(realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi dimasa yang akan datang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah
terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return yang diperoleh dari
pemilikan saham dapat berupa deviden dan capital gain/loss. Yaitu selisih
lebih atau kurang dari harga saham.
Deviden digunakan untuk mengukur kinerja saham berdasarkan deviden
yang dibagikan, semakin besar deviden maka saham tersebut semakin menarik
bagi investor. Semakin tinggi harga saham menunjukkan bahwa saham
tersebut semakin diminati investor karena dengan semakin tinggi harga saham
akan menghasilkan capital gain yang besar pula.
Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital gain
atau loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya actual return dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut:
19
Keterangan :
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.
Pt : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir)
28
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan
yang tetap terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2009. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari publikasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di JII, profil Bursa Efek Indonesia, Buku-buku, dan jurnal ilmiah yang
membahas menajemen keuangan.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik puposive sampling, karena penelitian ini
bersifat situasional dan tergantung pada kepentingan peneliti. Sampel yang
diambil yaitu perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta
Islamic Index (JII), selama 5 tahun berturut-turut dalam periode Januari 2006
sampai dengan Desember 2010 dan sahamnya aktif diperdagangkan dibursa.
Berdasarkan kriteria tersebut, dari 30 perusahaan yang terdaftar setiap
periodenya diperoleh 9 perusahaan yang memenuhi kriteria yang layak untuk
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu mengumpulkan data-data
berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam kelompok
Jakarta Islamic Index (JII), dari periode Januari 2006 sampai dengan Desember
2010. Dan juga menggunakan teknik dokumentasi dengan mencari data
mengenai variabel-variabel yang berupa catatan, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku
dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi.1 Dugaaan sementara penulis terhadap permasalahan
penelitian yang harus diuji adalah bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan
earning per share (X1) terhadap return saham syariah (Y), terdapat pengaruh
yang signifikan price earning ratio (X2) terhadpat return saham syariah (Y),
terdapat pengaruh yang signifikan debt to equity ratio (X3) terhadap return
saham syariah (Y) dan terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara
earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio (X3)
terhadap return saham syariah (Y).
Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan dengan simbol sebagai berikut :
1
1. Ho : 1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share
(X1) terhadap return saham syariah (Y).
Ha : 1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share (X1)
terhadap return saham syariah (Y).
2. Ho : 2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Price Earning Ratio
(X2) terhadap return saham syariah (Y).
Ha : 2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Price Earning Ratio (X2)
terhadap return saham syariah (Y).
3. Ho : 3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity Ratio
(X3) terhadap return saham syariah (Y).
Ha : 3 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Debt to Equity Ratio (X3)
terhadap return saham syariah (Y).
4. Ho : 4 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio
(X3) terhadap return saham syariah (Y).
Ha : 4 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
earning per share (X1), price earning ratio (X2), dan debt to equity ratio
E. Metode Analisis 1.Uji Asumsi Klasik
Model regresi harus memenuhi asumsi klasik, untuk mengetahui
apakah model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian
memenuhi asumsi klasik, maka harus dilakukan uji asumsi klasik atas model
persamaan tersebut. Uji asumsi klasik terdiri atas uji multikolinieritas, uji
autokorelasi, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi
normal.
Analisis data mensyaratkan data berdistribusi normal untuk
menghindari bisa dalam analisis data. Data outlier (tidak normal) harus
dibuang karena menimbulkan bisa dalam interpretasi dan mempengaruhi
data lainnya.2 Uji normalitas data dilakukan dengan melihat hasil grafik
P-Plot, yaitu:
1. Jika titik-titiknya mendekati garis diagonal berarti memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika titik-titiknya menjauhi garis diagonal maka tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2
b. Multikolinieritas
Permodelan regresi majemuk mempunyai berbagai permasalahan
yang tidak ditemukan dalam regresi sederhana. Digunakannya beberapa
variabel bebas mengakibatkan berpeluangnya variabel bebas tersebut
saling berkolerasi, atau yang dikenal dengan adanya ‘multikolinieritas’
diantara variabel bebas. Bila hal itu terjadi, maka akan mengganggu
ketepatan model yang dibuat.3
Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditunjukkan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independent variable). Model uji regresi yang baik selayaknya
tidak terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah multikolinieritas adalah sebagai berikut4 :
a)Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
b)Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas
ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0.90) maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolinieritas.
3
Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakults Ekonomi Universitas Indonesia,2006).
h.91. 4
c)Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Variance Inflation Factor
(VIF), jika VIF < 10 maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi.
d)Nilai Eigenvaluesejumlah satu atau lebih variabel bebas yang
mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas.
c. Heteroskedastisitas
Salah satu cara untuk melihat adanya problem heterokedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot (scatter plot) antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara
menganalisisnya adalah sebagai berikut:
• Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur
seperti gelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka
mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak
terjadi heterokedastisitas.5
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 pada persamaan regresi berganda. Autokorelasi didefinisikan
terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain
5
bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, jika
terjadi korelasi, berarti ada masalah autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat
melalui nilai Durbin – Watson (DW) yang bisa dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan adalah:6
1. Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka DW di antara -2 samapai +2, berarti tidak terjadi
autokorelasi.
3. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
2.Uji Statistik
a. Uji T (pengujian secara parsial)
Untuk menguji masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak
bebasnya, dalam hal ini adalah masing-masing dari variabel earning per
share, debt to earning ratio,dan price earning ratio terhadap return
saham syariah.
Dari hasil pengolahan data melalui SPSS, maka uji t dapat diukur
dari tabel coefficients pada kolom sig. Apabila nilai sig < nilai sebasar
0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima, yang artinya masing-masing variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
6
Thitung dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
b. Uji F (pengujian secara simultan)
Telah disebutkan bahwa uji- F diperuntukkan guna melakukkan uji
hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan. Dengan demikian,
secara umum hipotesisnya dituliskan sebagai berikut7:
H0 : 1 = 0
H1 : 1 0
Untuk mengeneralisasi populasi, maka koefisien korelasi gabungan R
diuji dengan uji F dengan tujuan untuk menguji pengaruh dari semua
variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama dalam
hal ini adalah variabel-variabel yang mempengaruhi return saham
syariah. Dari hasil pengolahan data melalui SPSS, maka uji F dapat
diukur dari tabel Annova pada kolom sig. Apabila nilai sig < nilai
sebesar 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima, yang berartisemua variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya.
Ftabel untuk menentukan Fhitung dapat dilakukan dengan rumus :
7
Dimana :
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah pengamatan / sampel
k = jumlah parameter yang diestimasi dalam regresi
c. Uji Regresi Berganda
Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh
dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan
memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih
variabel bebas. Kriteria yang haru dipenuhi untuk regresi linier berganda
yaitu: variabel bebas maupun variabel terikat harus berskala interval.8
Dengan demikian semakin banyaknya variabel bebas maka semakin
tinggi pula kemampuan regresi yang dibuat untuk menerangkan variabel
terikat, atau peran faktor-faktor lain di luar variabel bebas yang
digunakan, yang dicerminkan oleh residual atau eror menjadi semakin
kecil. Dengan demikian, semakin banyak variabel bebas yang digunakan
maka semakin tinggi pula koefisien determinasinya (R2).9
d. Uji Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar
variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X .
Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi
8
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 104.
9
dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 =1,
artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.
Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat
pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu
persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai antara
nol dan satu.10
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang
dilihat melalui adjusted R2. Uji ini digunakan karena variabel bebas
dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika
hasil yang diperoleh < 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup
handal dalam membuat estimasi.
Semakin besar angka R2 maka semakin baik model yang digunakan
untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Jika R2 semakin kecil, berarti semakin lemah model tersebut untuk
menjelaskan variabelitas dari variabel terikatnya.11
F. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian yang akan merupakan satu konsep yang telah dioperasionalisasikan
10
Ibid, h.20 11
Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jika Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan
menjadi berbagai variasi nilai (kategori)12. Secara konseptual, variabel dapat kita
bagi menjadi empat bagian utama, yaitu:
1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam
sebuah pengamatan.
2. Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun
yang negatif bagi variabel dependen nantinya.
3. Moderating variable adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi
(contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen dan
variabel dependen.
4. Intervening variable adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada
fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi,
namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel
independen dan moderating terhadap fenomena yang diamati.
Adapun variabel penelitian ini yang dipergunakan adalah:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham syariah, yaitu :
a. Earning Per Share (EPS), yang disimbolkan dengan X1
b. Price Earning Ratio (PER), yang disimbolkan dengan X2
12
c. Debt to Equity Ratio (DER), yang disimbolkan denganX3
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
40
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia1
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
1 Di akses pada tanggal 1 Februari 2011
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia [Desember
1912]
• Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914 -1918] • Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I
[1925-1942] • Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
[Awal tahun 1939]
• Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya ditutup
[1942-1952] • Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang Dunia II
[1956] • Program nasionalisasi perusahaan Belanda.
Bursa Efek semakin tidak aktif
[1956-1977] • Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus • Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
1977] (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara
[1977-1987] • Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987] • Ditandai dengan hadirnya Paket Desember
1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia
[1988-1990] • Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk
asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988] • Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang
terdiri dari broker dan dealer
[Desember 1988]
• Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal
[16 Juni 1989] • Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992] • Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei 1995] • Sistem Otomasi perdagangan di BEJ
dilaksanakan dengan sistem computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems)
[10 November 1995]
• Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
[1995] • Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa
Efek Surabaya
[2000] • Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless
trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
[2002] • BEJ mulai mengaplikasikan sistem
perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007] • Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret 2009]
• Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru
PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia a. VISI
b. MISI
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten,
melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai
tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
B. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index2
Pada tanggal 3 juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama
dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks
saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index
(JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham –saham yang
berbasis syariah serta untuk mengembangkan pasar modal syariah.
Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang dipilih dari
saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya,
pemilih saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan
Pengawas Syariah (DPS) PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi
seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut
dilakukan oleh Bapepam – LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah
Nasional (DSN). Hal ini tertuang dalam peraturan Bapepam – LK No. II. K.1
tentang kriteriadan penerbitan daftar efek syariah.
Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan peraturan
Bapepam – LK nomor IX. A. 13 tentang penerbitan efek syariah, jenis
kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam
adalah :
2
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi,
jual beli resiko, yang mengandung gharar dan maysir.
3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau
menyediakan :
a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi).
b.Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram
li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN – MUI, dan atau,
c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan
kesyariahannya oleh DSN – MUI.
Kriteria pemilihan saham Jakarta Islamic
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan
Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut :
1. Saham – saham yang akan dipih berdasarkan Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.
2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) tersebut
berdasarkan ukuran kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.
3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat