• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERI KAJIAN IHSAN Muhammad Hamzah YAYASAN AL-IMTIYAZ 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SERI KAJIAN IHSAN Muhammad Hamzah YAYASAN AL-IMTIYAZ 2012"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun

Diri

Agar terbebas dari penjara

keterbelakangan, mengubah

kegagalan menjadi

kesuksesan, dan

menghilangkan stress untuk

menjemput kebahagiaan

Muhammad Hamzah

YAYASAN AL-IMTIYAZ ©2012

(2)

2

KAJIAN IHSAN:

MENJADI MUSLIM KAFFAH

Manfaat Kajian Ini Bagi Anda dan Keluarga Masa Tercapai Terhindar

Depan

Cita-cita, keinginan, impian (diterima doa dan usaha)

Doa dan usaha/amal ditolak (09 At-Taubah 53)

Husn al-khatimah Su’ al-khatimah Bangkit tanpa cacat Bangkit dalam kondisi

cacat Hisab yang mudah

(QS 84 Al-Insyiqaq 8)

Hisab yang sulit/berat Diperintah masuk

surga Diperintah/dimasukkan masuk neraka

Kini

Jiwa damai dan

tenang Jiwa tertekan/stress dan gelisah Sehat jiwa-raga Sakit jiwa-raga Hidup terarah Hidup tanpa arah Hidup (pekerjaan/urusan) mudah Hidup (pekerjaan/urusan) sulit Hidup berkecukupan/lapang (fasilitas hidup lengkap) Hidup dalam kekurangan/kesempitan Bila menghadapi masalah segera menemukan solusi Masalah selalu bertambah (solusi justru menjadi masalah baru)

Lalu

Dosa diampuni Dosa tidak diampuni (QS 04 An-Nisa 18; QS 03 Ali Imran 90)

(3)

3

Selamat datang kembali di seri KAJIAN IHSAN

kali ini dengan tema “Membangun Diri”.

Semoga Anda dalam keadaan bebas, sukses, dan bahagia ketika membaca buku ini dan mengambil manfaatnya. Namun bila kondisi Anda saat ini ternyata tidak demikian adanya karena masalah yang sedang Anda alami, maka kami berharap Anda dapat menemukan solusi atau inspirasi yang bisa Anda gunakan untuk memecahkan masalah yang sedang Anda hadapi setelah membaca buku ini.

Meski tema buku ini adalah tentang membangun diri namun di dalamnya secara tersirat membahas tiga masalah utama yang paling sering dialami, yaitu (1) kondisi “terpenjara” oleh keadaan, (2) gagal meraih atau mewujudkan impian, dan (3) stress. Mudah-mudahan satu atau beberapa masalah yang sedang Anda hadapi saat ini termasuk ke dalam salah satu dari tiga problem yang disebutkan di atas dan dibahas dalam buku ini. Karena itu, ada baiknya sebelum melanjutkan membaca buku ini, Anda membuat daftar ringkas masalah yang sedang Anda hadapi saat ini kemudian mencocokkannya dengan bahasan yang ada dalam buku ini.

(4)

4

PENYEMPURNAAN DIRI

KAJIAN IHSAN seri “Membangun Diri” ini

terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri).

Kita membaca serangkaian ayat pada Quran Surah 91 Asy-Syams mulai ayat 7 hingga 10

yang menginformasikan tentang

penyempurnaan jiwa melalui “pengilhaman” fujur dan taqwa yang dilanjutkan dengan isyarat bahwa bila ingin sukses, lakukan tazkiyah terhadap nafs namun bila ingin mengalami kerugian, lakukan tadsiyah an-nafs. Kita mengambil beberapa kata kunci dari rangkaian ayat di atas untuk dikaji. Kata-kata kunci tersebut termasuk kata an-nafs, ilham, fujur, taqwa, zakka, dassa, aflaha, dan khaba. Dua kata akan dikaji secara khusus yaitu kata zakka dan dassa agar cakupan makna keduanya bisa lebih luas Anda tangkap, bukan sekedar terjemahannya, yaitu mensucikan (zakka) dan mengotori (dassa). Kajian tentang ayat-ayat tersebut tidak akan disajikan dalam buku ini melainkan pada forum kajian/diskusi tatap muka dengan penulis.

(5)

5

Buku ini hanya bermaksud menyajikan gambaran umum perihal efek atau “jejak” dari aktifitas zakka dan dassa pada diri manusia, yaitu diri yang merusak dan diri yang

membangun.

Tabel berikut memberi gambaran dan perbandingan ringkas tentang tema yang dikaji dalam buku ini:

Al-Faajir

vs

Al-Muttaqi

Perusak Pemelihara

Al-Faajir Al-Muttaqi

1. Tidak memiliki kesadaran akan MOTIF atau NIAT BURUK/MERUSAK (diri, orang lain, dan lingkungan) pada dirinya.

1. Menyadari niat buruk pada diri dan segera MENGUBAH niat buruk menjadi baik/murni.

2. Tidak memiliki kesadaran terhadap kondisi LINGKUNGAN yang berpotensi MERUSAK diri serta TIDAK MAMPU “KELUAR” dari lingkungan yang merusak.

2. Menyadari potensi merusak atau membangun pada lingkungan sekitarnya dan segera BERPINDAH dari lingkungan yang buruk/merusak ke lingkungan baik/mendukung.

3. Gampang, mudah, cepat, senang MENGHAKIMI/MEMBERI LABEL ATAU CAP (buruk) diri, orang lain, lingkungan.

3. Gampang, mudah, cepat, senang MENCARI TAHU atau BERTANYA (BELAJAR) atas hal-hal yang belum ia ketahui dengan pasti, jelas, atau yakin.

4. Mengabaikan PENGALAMAN orang lain; menolak KERJASAMA dengan orang lain dan selalu MENGULANGI TINDAKAN YANG SAMA dengan mengharapkan hasil yang berbeda.

4. Segera mengubah atau mengganti tindakan atau cara yang tidak efektif dan bersedia bekerjasama dan berbagi pengalaman dengan orang lain.

5. Melakukan TINDAKAN KEKERASAN sebagai ekspresi AMARAH yang disebabkan DENDAM atau KECEMBURUAN terutama kepada orang lain dan atau lingkungan.

5. Bersyukur dengan cara bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya setelah itu ia berbagi untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

6. Menempatkan diri sebagai “korban” (atas suatu sistem atau konspirasi) serta gampang, mudah, cepat, senang menumpahkan rasa KHAWATIR (MENGELUH) dan penyesalan (MENYESAL).

6. Bersabar dalam melakukan kebaikan; tetap melakukan kebaikan meski terdapat rasa takut, halangan, tantangan, resiko, perubahan.

7. Mengalami KECANDUAN sebagai tindakan PELARIAN atas sesuatu yang diCEMASkan serta mengalami DEPRESI karena bersikap pasif atau MENEKAN/MENYIMPAN amarah.

(6)

6

Al-Faajir: Si Perusak

Pada Quran Surah 91 Asy-Syams 8 Anda membaca tentang jiwa yang diilhamkan fujur atau penyimpangan dari al-haqq. Kajian atas kata fujur mengarahkan kita pada serangkaian tindakan atau perbuatan yang efeknya buruk atau merusak.

Berikut tanda-tanda diri yang rusak dan (berpotensi) merusak:

1. Tidak memiliki kesadaran akan MOTIF atau NIAT BURUK/MERUSAK (diri, orang lain, dan lingkungan) pada dirinya.

2. Tidak memiliki kesadaran terhadap kondisi LINGKUNGAN yang berpotensi MERUSAK diri serta TIDAK MAMPU

“KELUAR” dari lingkungan yang

merusak.

3. Gampang, mudah, cepat, senang MENGHAKIMI/MEMBERI LABEL ATAU CAP (buruk) diri, orang lain, lingkungan. 4. Mengabaikan PENGALAMAN orang lain;

menolak KERJASAMA dengan orang lain dan selalu MENGULANGI TINDAKAN YANG SAMA dengan mengharapkan hasil yang berbeda.

5. Melakukan TINDAKAN KEKERASAN

(7)

7

disebabkan DENDAM atau

KECEMBURUAN terutama kepada orang lain dan atau lingkungan.

6. Menempatkan diri sebagai “korban” (atas suatu sistem atau konspirasi) serta gampang, mudah, cepat, senang

menumpahkan rasa KHAWATIR

(MENGELUH) dan penyesalan

(MENYESAL).

7. Mengalami KECANDUAN sebagai

tindakan PELARIAN atas sesuatu yang diCEMASkan serta mengalami DEPRESI

karena bersikap pasif atau

MENEKAN/MENYIMPAN amarah.

Diri yang merusak adalah diri yang tidak mengenal al-haqq. Kalaupun ia mengenal al-haqq, ia menyimpang, menjauh, atau “keluar” darinya.

Kondisi tersebut membuat diri dikuasai oleh motif atau niat buruk terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya. Akibatnya, diri “terjebak” pada kondisi atau lingkungan yang buruk, gemar menghakimi atau memberi label/cap buruk terhadap orang lain, berkomplot dalam keburukan, melakukan tindak kekerasan baik dengan lisan maupun

(8)

8

tangannya, serta pembicaraannya didominasi oleh keluhan atas segala hal.

Diri yang merusak juga dapat ditandai dengan ketergantungan (kecanduan) terhadap benda atau kegiatan tertentu yang efeknya merusak jiwa-raganya sendiri serta menganggu lingkungan sekitarnya.

Tanda-tanda ini menjadi petunjuk bahwa diri tidak mampu mengatasi problemnya. Diri yang merusak sejatinya sedang berada dalam salah satu dari masalah berikut:

1. Terjebak, terkungkung, terpenjara.

2. Gagal mencapai tujuan dan mewujudkan impian/keinginan.

3. Mengalami stress dalam bentuk sakit hati dan kehilangan.

Diri yang merusak sedang merasakan berada di tempat (kuliah, kerja, kediaman) yang tidak ia inginkan namun tak mampu atau sulit untuk keluar dari sana. Ia merasa sedang terjebak atau terpenjara di tempat/lingkungan tersebut. Diri yang merusak terkadang mendapati kenyataan bahwa tujuan-tujuan dan keinginan-keinginannya (dalam hal keuangan, karir, pekerjaan, asmara, pergaulan, kesehatan dan

(9)

9

lain sebagainya) banyak yang gagal diraih. Entah karena ia telah kehilangan arah/tujuan atau karena tidak mampu melihat cara atau jalan lain mewujudkan keinginannya dan meraih tujuan-tujuan hidupnya.

Energi yang dimiliki dan dikeluarkan oleh diri yang merusak selalu negatif. Ia melihat dirinya berada dalam kondisi stress dan menderita yang bisa jadi dikarenakan dirinya selalu merasa berada dalam situasi berbahaya atau merasa terancam akan kehilangan sesuatu namun bisa juga karena ia selalu merasa disakiti/dilecehkan atau dipandang remeh. Anda tentu tidak ingin menjadi pribadi yang merusak. Namun, boleh jadi beberapa di antara tanda yang disebutkan di halaman 6-7 ada pada diri Anda atau mungkin Anda sedang mengalami salah satu dari masalah yang diuraikan pada halaman 8-9...

(10)

10

Al-Muttaqi: Si Pemelihara

Kata taqwa disebut setelah kata fujur pada Quran Surah 91 Asy-Syams 8. Makna dasar kata taqwa adalah menjaga/memelihara. Kajian atas kata tersebut memberi informasi bahwa diri dapat menjadi pembangun dan pemelihara.

Tanda-tanda diri yang bangun dan

membangun/memelihara adalah sebagai

berikut:

1. Menyadari niat buruk pada diri dan segera MENGUBAH niat buruk tersebut menjadi baik/murni.

2. Menyadari potensi merusak atau

membangun pada lingkungan

sekitarnya dan segera BERPINDAH dari lingkungan yang buruk/merusak ke lingkungan baik/mendukung.

3. Gampang, mudah, cepat, senang MENCARI TAHU atau BERTANYA (BELAJAR) atas hal-hal yang belum ia ketahui dengan pasti, jelas, atau yakin. 4. Segera mengubah atau mengganti

tindakan atau cara meraih tujuan yang tidak efektif dan bersedia bekerjasama dan berbagi pengalaman dengan orang lain.

(11)

11

5. Bersyukur dengan cara bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya setelah itu ia berbagi untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

6. Bersabar dalam melakukan kebaikan; tetap melakukan kebaikan meski terdapat rasa takut, halangan, tantangan, resiko, perubahan.

Diri yang memelihara pada dasarnya telah mampu mengenali al-haqq dan berhasil mengelola (menjaga/memelihara) al-haqq tersebut pada dirinya.

Efeknya, diri yang memelihara senantiasa terbebas dari kungkungan atau penjara keterbelakangan; kapan saja dia berada dalam lingkungan yang merusak, ia sukses keluar atau hijrah dari sana. Diri yang memelihara menikmati kebebasan dan kelapangan hidup. Tujuan hidup diri yang memelihara jelas dan terarah; ia tidak terombang ambing oleh kehidupan dan tidak dengan mudah larut dalam sebuah trend. Boleh jadi ia mengalami kegagalan meraih tujuan namun hal itu tidak serta merta membuatnya bingung atau arah dan tujuan hidupnya menjadi lenyap. Melainkan, begitu ia mengalami kegagalan, ia

(12)

12

segera menjernihkan kembali fokusnya sehingga tujuan hidupnya kembali menjadi terang dan segera menjelajahi berbagai pilihan cara yang kreatif bin efektif meraih tujuan hidupnya kemudian berkolaborasi (bekerja

sama) dengan orang-orang yang

berpengalaman. Diri yang memelihara lebih sering sukses dibandingkan gagal dan bila yang disebut terakhir terjadi, ia akan segera bangkit untuk kembali sukses meraih tujuan dan impiannya.

Emosi diri yang memelihara stabil dan positif. Gerak-geriknya menyiratkan kepercayaan diri yang penuh. Ia tampak puas dan menikmati hidupnya. Ia bersabar pada saat kehilangan sesuatu dan merespon tindakan agresi dengan kesyukuran penuh; ia berbagi nikmat/kebaikan kepada orang yang melakukan tindakan kekerasan.

Tazkiyah vs Tadsiyah

Merenungi lebih dalam Quran Surah 91 Asy-Syams 8 menghasilkan inspirasi tentang nafs yang seolah-olah dapat tumbuh dan berkembang namun dapat juga “layu kemudian mati”.

(13)

13

Nafs bisa tumbuh dan berkembang karena ia

bisa menerima aktifitas tazkiyah:

“penumbuhan” diri. Sebaliknya, ia pun dapat “mati” karena aktifitas tadsiyah: “mengecilkan,

mengkerdilkan, mengubur, atau

menyembunyikan” diri.

Diri dapat berkembang melalui pengambilan keputusan; setiap kali diri memutuskan sesuatu, ia berkembang. Sebaliknya, bila diri tidak memutuskan sesuatu, ia pasif, diam, tidak bergerak yang lama kelamaan akan membuat diri “terkubur” lalu mati (mungkin itu sebabnya ada ungkapan yang mengarah kepada: “hidup” tapi mati; mayat hidup yang bergerak tanpa tujuan atau arah yang pasti/jelas).

Mengkaji kata tazkiyah dan tadsiyah membawa kita kepada sebuah aktifitas yang disebut “pengambilan keputusan” atau decision making. Mereka yang mampu mengambil keputusan secara mandiri hidup; yang tidak mampu atau kesulitan melakukannya mati. Pengambilan keputusan dapat kita kaji melalui kata syaa ( ءاش , ةئيشملا ) dan iradah (ةدارلإا) yang juga terdapat dalam Al-Quran. Kedua kata tersebut diterjemahkan dengan “keinginan” dan menjadi petunjuk bahwa diri dapat

(14)

14

memutuskan untuk memperoleh atau

melakukan sesuatu terlepas apakah keputusan itu baik atau buruk, merusak atau membangun.

Fujur dan Taqwa

Diri dapat memutuskan untuk melakukan perbuatan atau memperoleh hal-hal yang dianggap merusak atau membangun.

Terdapat beragam istilah yang digunakan Al-Quran untuk menggambarkan kebaikan dan

keburukan. Ada fujur dan taqwa,

fasad/mafsadah dan ishlah (mashlahah, shalih), khayr dan syarr, atau ma’ruf dan munkar. “Puncak” pertentangan antara kebaikan dan keburukan terwakili pada istilah al-haqq vs al-bathil.

Diri yang memutuskan untuk melakukan dan memperoleh kebaikan akan mengalami kesukesan (menuai hasil yang diinginkan). Sebaliknya, diri yang memutuskan untuk melakukan dan memperoleh keburukan akan mengalami kerugian (tidak mendapatkan hasil apa pun).

Diri yang membangun adalah diri yang

(15)

15

memperoleh kebaikan. Pada jangka panjang, diri yang membangun ini meraih falah (keberhasilan).

Kini, tibalah kita pada inti kajian: bagaimana cara saya membangun diri?

Tazkiyah an-Nafs

Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk membangun diri Anda agar Anda mampu meraih falah dunia-akhirat.

Langkah-langkah tersebut akan dijabarkan lebih lanjut pada kajian/diskusi tatap muka dengan penulis.

Cara membangun diri:

1. Kenali dan pahami al-haqq dan al-bathil: kebenaran vs kepalsuan; kebaikan vs kerusakan; win/win vs win/lose.

2. Kenali wilayah diri yang merupakan wilayah nyaman (comfort zone).

a. Di dalam wilayah diri terdapat beberapa sumberdaya yang bisa Anda gunakan, yaitu emosi, data/pengetahuan, kemampuan membuat keputusan sebagai respon atas lingkungan sekitar.

(16)

16

b. Di dalam wilayah diri, seluruhnya berada di dalam kendali.

c. Tujuan (sesuatu yang diinginkan) berada di luar wilayah diri dan tidak dapat dikendalikan.

3. Batas diri:

a. Bangun/buat “pintu” pada batas diri. Bila ada hal yang bathil ingin masuk, tutup pintu diri (katakan “tidak”). Sebaliknya, bila ada yang haqq hendak masuk, buka pintu diri.

b. Lihat batas diri. Segala sesuatu yang berada di dalam batas diri adalah milik diri yang mampu

dikendalikan dan harus

dipertanggungjawabkan.

c. Segala sesuatu yang berada di luar batas diri tidak selayaknya dianggap/diimajinasikan sebagai milik diri dan karenanya tidak

seharusnya mencoba untuk

mengendalikannya dan

mempertanggungjawabkannya.

d. Berhenti mencoba

mengendalikan sesuatu yang berada di luar batas diri agar tidak mengalami penderitaan batin.

(17)

17

e. Latih dan biasakan untuk berkata dan mendengar kata tidak.

4. Latih dan biasakan diri selalu melakukan dzikrullah dan doa (berada pada kondisi “kini”) agar bisa memutuskan melakukan

tindakan membangun

(win/win=menebar rahmat) hal-hal berikut:

a. Diri bisa menyadari niat atau motifnya

b. Diri bisa menyadari keadaan lingkungannya apakah merusak atau membangun sehingga bisa menyeberang dari lingkungan yang merusak ke lingkungan yang membangun.

c. Mencari tahu bukannya

menghakimi/menyalahkan. d. Bekerjasama

e. Bersyukr bukannya melakukan agresi

f. Bersabar bukannya mengeluh 5. Pelajari dan kenali:

a. Tujuan, kebutuhan, dan keinginan manusia pada umumnya dan diri sendiri.

b. Berbagai macam cara manusia memenuhi kebutuhannya.

(18)

18

c. Hukum, aturan, atau mekanisme kerjasama dan bekerja di dalam dan atau sebagai bagian dari tim. 6. Bangun, bentuk, dan tingkatkan

a. Syukr: merasa cukup dan puas (al-qanaah) atas rizq Allah.

b. Shabr: bersabar dalam melakukan kebaikan atau tetap melakukan

kebaikan meski mengalami

halangan, rintangan, tantangan, resiko, ketakutan.

~~~

TENTANG KAJIAN IHSAN

Terima kasih atas kesediaan Anda membaca dan mengikuti “Kajian Ihsan”.

Kajian Ihsan adalah sebuah kajian dan

pelatihan yang dipersembahkan bagi Anda

untuk membantu Anda menjadi manusia yang selalu dilimpahi rahmat Allah dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Kajian ini diberi nama ihsan (ناسحإ , ihsa>n),

karena terinspirasi dari Al-Quran dan Al-Hadits. Kata ihsan dalam Al-Quran bermakna kebajikan. Adapun dalam hadits yang populer,

(19)

19

kata ihsan dimaknai dengan beribadah kepada Allah dalam kondisi seolah-olah melihat-Nya serta diawasi oleh-Nya.

Sasaran Kajian Ihsan adalah mengubah pola pikir Anda dari pola pikir bukan Al-Quran menjadi pola pikir Al-Quran (Quranic Mindset). Al-Quran menjadi rujukan utama pada Kajian ini. Setiap kali Anda mengikuti kajian, Anda hanya perlu membawa Al-Quran (dan terjemahan bahasa Indonesia) karena yang kita kaji adalah ayat-ayat Allah.

Materi Kajian dibagi ke dalam beberapa kelompok tema, antara lain:

1. Perjalanan Manusia. Mulai dari alam ruh hingga dar al-akhirah.

2. Iblis, Syaithan, dan prinsip kejahatan. 3. Adam alaihi as-salam: kekhalifahan

(mengelola SDA dan SDM) dan kekhilafan (taubat dan ampunan).

4. Tauhid: Rahmat Allah.

5. Alam semesta: tafakkur, tadzakkur dan isti’mar.

6. Niat: ikhlash atau syirk.

7. Amal shalih: ritual, non-ritual, produktifitas (bukan sekedar aktif, malas), berbagai gelar bagi pelaku

(20)

20

kebaikan seperti ulul albab, muttaqun, muhsinin, dan lainnya.

8. Tawakkal: menyerahkan (hasil) setiap urusan kepada Allah.

9. Ridha: merasakan kesenangan,

kegembiraan, kebahagiaan yang abadi.

10.Shabr: manajemen diri dalam

menghadapi dan memecahkan masalah 11.Syukr: menjadi pribadi yang sukses dan

sejahtera.

Pelatihan

Selain mengkaji ayat-ayat Allah, Anda juga bisa mengikuti berbagai jenis pelatihan, di antaranya:

1. Pelatihan Dzikr, Doa, dan Shalat thuma’ninah.

2. Pelatihan Ikhlash.

3. Pelatihan Merancang Masa Depan. 4. Pelatihan Mengelola Sumber daya diri. 5. Pelatihan Mengelola Pikiran dengan

tehnik Mindmap.

6. Pelatihan Mengelola Masalah hidup. 7. Pelatihan dan konsultasi bisnis.

8. Dan berbagai pelatihan lainnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda.

(21)

21

Mayoritas dari pelatihan yang dicantumkan di atas diselenggarakan tanpa memungut biaya apa pun alias gratis.

Melalui Kajian Ihsan, Anda akan digembleng agar menjadi seorang yang

a) muttaqi (bertaqwa), b) produktif,

c) memiliki usaha (perusahaan, bisnis), d) memiliki penghasilan yang lebih besar, e) melakukan ihsan kepada keluarga dan

orang lain, dan f) pemimpin/penguasa.

Kajian Ihsan bersifat terbuka dan tidak terkait dengan aliran, kelompok, organisasi atau mazhab tertentu. Siapapun bisa mengikuti kajian ini tanpa perlu terikat dan atau menjadi “anggota” apalagi harus menaati aturan-aturan tertentu.

Setiap peserta adalah fasilitator dan setiap fasilitator adalah peserta kajian. Jadi tidak ada hubungan guru-murid dan tidak perlu ada sosok tertentu yang diistimewakan.

Kajian dilaksanakan pada waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Bila Anda ingin

(22)

22

berpartisipasi dalam kajian ini, hubungi Muhammad Hamzah pada jalur berikut:

HP: 0877 4016 4858 Email: muhammad.hamzah@gmail.com Halaman internet: http://sayahamzah.wordpress.com http://www.facebook.com/hamzah.mks Kajian Ihsan serta pelatihan dan publikasi, termasuk buku yang ada di tangan Anda ini, dimungkinkan ada, terdistribusi dan atau terselenggara berkat izin Allah dan atas bantuan al-muhsin seperti Anda yang lakukan transfer ke nomor rekening ini:

BRI SYARIAH MAKASSAR

100 5356 225

Gambar

Tabel  berikut  memberi  gambaran  dan  perbandingan ringkas tentang tema yang dikaji  dalam buku ini:

Referensi

Dokumen terkait

selaku dosen wah dari penulis yang telah banyak memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.. Hadi Santoso

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah parameter kualitas air yang meliputi : suhu, pH, kecerahan, DO, dan alkalinitas total, dianalisis secara deskriptif

Imam Sodikun – 104.14.024 Pusat Latihan Sepak Bola PSSI | 23 Pelaku pada Kelompok Kegiatan dan kebutuhan ruang Publik Bangunan Asrama Putra/Putri terdiri dari : Tamu yang

Secara umum Turban (2012) menjelaskan bahwa transaksi e-commerce sekarang ini yaitu B2B 90% digunakan untuk bisnis yang bergerak dalam organisasi atau perusahaan, B2C digunakan

Begitu pula sebaliknya, orangtua tunggal ayah adalah seorang ayah yang tinggal bersama anaknya dalam satu rumah, karena ditinggal isterinya bercerai... Seperti yang

Menurut Tomaszewska et al.(1993), ternak domba mempunyai Beberapa keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya, yaitu cepat berkembangbiak, dapat beranak lebih dari satu

Sesudah melakukan analisis dan perancangan Pembelajaran Online Berbasis Web di SMK UT PGII Bandung penulis menarik kesimpulan bahwa aplikasi tersebut memiliki beberapa pilihan

fase proliferasi TAH Tunggal Endometrium atrofi fase proliferasi TAH Tunggal Endometrium atrofi tdp - virgo TAH Tunggal Hiperplasia kompleks Atipik radang kronis TAH Tunggal