• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (3)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (3)

Seorang bapak menanyakan bagaimana mengembangkan kreatifitas anak sehingga

orang tua mampu mendukung perkembangan anak tidak semata-mata menuntut kesuksesan akademik seperti nilainya bagus dengan ranking 10 terbesar, bahkan mendekati ranking pertama. Audiens lain juga menanyakan manakah yang lebih penting diantara IQ-EQ-SQ. Refleksi lanjutan melihat pengalaman menjadi sukses toh pada akhirnya tidak terpaku pada indikator sukses akademik. Seorang bapak yang lain bercerita, saya punya teman yang dahulu tidak begitu pintar di sekolah, tetapi sekarang menjadi penda’i sukses, sementara yang ranking satu hidupnya pun biasa saja.

Saya juga bertanya ke salah satu audiens orang tua yang kebetulan berprofesi sebagai bos studio foto. Bekal mendirikan studio foto membutuhkan tidak semata terpaku pada prestasi akademik, tetapi di masa perkembangannya ternyata si bapak ini menyukai foto, atau kegiatan menggambar. Saya menduga, bakat (terpendam) foto ini yang mendorong si bapak berani membuka usahanya. Keputusan tersebut didorong oleh motivasi internal karena dia merasa meyakini kemampuan usahanya.

Merintis, mengumpulkan modal, mencoba hal baru, dan memutuskan sebuah profesi tentunya didasari oleh motif dasar yang boleh jadi tidak disadari namun menjadi pendorong utama untuk survival (memenangi kehidupannya). Ia boleh jadi menundukkan

tantangan, membuat kreasi, membangun dan mengelola lingkungan baru,

mempromosikan untuk meningkatkan penjualan karya. Semua didasari oleh dorongan internal yang tidak cukup berbekal ranking di sekolah tetapi menumbuhkan kreatifitas dan daya juang orang. Sosok ini membutuhkan pribadi yang berkarakter. Kesuksesan lahir dari dorongan yang kuat atas inisiatif yang dipilih serta mewujudkannya secara kreatif.

Dorongan ini akan tumbuh jika perkembangan kreatif anak terfasilitasi dengan baik. Anak

kreatif berkembang dengan dorongan internal yang kuat. Ia berusaha mengeksplorasi, mencoba, mengambil keputusan mandiri, dan terus mencari perbaikan terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Anak berkembang dengan melatih kemampuan berjuang dan mencipta. Perkembangan ini semakin memandirikan anak dalam hidup. Untuk menjawab pertanyaan tentang kreatifitas, kebetulan saya mendapati anak laki-laki saya (10 tahun), Irsyad, sedang asyik membuat permainan Cubecraft. Permainan ini membutuhkan gerak kreatif mencipta sebuah miniatur kartun dengan mengintegrasikan berbagai kemampuan antara lain kemampuan teknologi-informasi, spasial, melipat, menggunting, kerja kelompok, merekonstruksi dan latihan enterpreneur. Dia mengetahui

permainan barunya dari teman di sekolah. Cubecraft adalah permainan merekonstruksi sketsa kartun. Sketsa tersebut jika dirangkai akan membentuk permainan kartun empat dimensi yang disusun dari kertas. Sketsa kartun dapat ditemukan di google. Dari hasil pelacakan Irsyad di google, dia berhasil mengidentifikasi 25 jenis gambar kartun yang dia namai berdasarkan hasil temuannya. Saya sendiri tidak membayangkan kegiatan ini membutuhkan kreatifitas tersendiri bagi anak.

Permainan yang dipilih anak seperti ini merupakan contoh anak bergerak kreatif dan independen. Sebuah proses belajar yang didasari oleh motivasi dari dalam diri anak. Anak

(2)

belajar passion. Rasa ingin tahu dipenuhi dengan usaha dan berbagai cara yang ditemukannya sendiri. Melaui permainan Cubecraft, Irsyad mengujicoba. Dia juga gagal mencetak karena saya melihat resolusi gambar yang disalin dari google terlalu kecil sehingga hasil print-outnya pecah. Dia kemudian menceritakan pengalaman itu. Dia mencetak gambar itu sendiri di suatu rental. Melihat kegagalan dia, saya lantas memberitahu teknik searching di google dan menyampaikan jika gambar yang diunduh perlu melihat nilai resolusi sehingga kalau dicetak tidak pecah. Diapun memahami dan

searching kembali ke google. Kualitas gambar yang beresolusi cukup tinggi mampu diunduhnya. Dia simpan di flashdisk dan dicetaknya lembar per lembar di rental. Terkadang saya membantu mencarikan bahan kertas, dan sesekali mengantar dia mencetak di sebuah rental. Lanjut membaca kreatifitas,pengakuan dan pengayaan rangsangan pada anak seri ke-(4).

Gambar 1. Aktifitas mengasah motorik halus dalam merangkai permainan Cubecraft. Permainan ini dapat

(3)

Kreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (4)

Kreatifitas anak bergerak cepat seperti anak panah menembus hambatan dan berusaha mewujudkan kinerjanya dengan beragam cara. Orang tua memfasilitasi dan mengawasi serta menghadirkan rangsangan yang tepat sehingga kreasi anak dapat terwujud. Orang tua menjadi teman dialogis anak. Hubungan ini akan menjadikan anak diakui, dipercaya dan terdorong mewujudkan ide-ide kreatif menjadi kenyataan. Anak latihan menciptakan sesuatu sebagai hasil dari dorongan rasa ingin tahunya. Dorongan tersebut membantu anak mampu belajar mandiri dan punya inisiatif berkarya secara kreatif. Ini artinya

kemampuan akademik tidak semata-mata menjadi tumpuan anak kreatif namun

ketrampilan diri dalam berkarya ditopang oleh pengalaman-pengalaman berkarya yang lahir dari kemauan anak secara mandiri dari proses menciptakan permainan. Dengan demikian anak berkembang keluar dari konteks ukuran akademik. Anak mempunyai kesempatan menerjemahkan pikiran, ketrampilan karya dan latihan mengembangkan

passion-nya.

Ukuran IQ tidak semata-mata didasari oleh kemampuan akademik tetapi bagaimana kecerdasan itu bertransformasi menjadi pengalaman nyata dan diterjemahkan kedalam kebutuhan hidup yang bervariasi. Penilaian yang salah kaprah hari ini karena IQ dan kecerdasan akademik pada akhirnya hanya diukur dan diterapkan di atas kertas melalui nilai-nilai berbasis pengetahuan tekstual. Sementara itu kesuksesan seseorang membutuhkan transformasi kecerdasan kontekstual dalam berbagai karya-karya kreatif

dan bagaimana karya itu diredistribusi pada kepentingan hidup yang lebih luas. Namun demikian, pengalaman ini yang disimplifikasi (disederhanakan) kedalam kemampuan-kemampuan akademis tekstual.

Produksi Cubecraft anak saya kemudian berkembang menjadi pengalaman lanjutan berupa latihan mini-enterpreneur. Kegiatan ini diketahui oleh temannya sehingga dia mendapat order beberapa kali untuk dibuatkan bahan setengah jadi. Di sini saya berkesempatan untuk membelajari anak mengenai apa itu modal usaha, sekaligus

menunjukkan perolehan untung dan rugi. Sebuah pembelajaran dari permainan

kreatifitas.

Proses memproduksi Cubecraft membutuhkan kecerdasan praktis dari memahami pengetahuan dan menemukan proses kreatif melalui pencarian di mesin google, mengetahui resolusi gambar, mencetaknya dan menjual ke teman-temannya. Ini melibatkan pemahaman, pengalaman praktis dan hubungan sosial untuk bisa mensosialisasikan hasil karyanya dan mendagangkannya.

(4)

Gambar 2. Hasil bidikan kamera handphone hasil Cubecraft

Berkesinambungan dengan proses kreatif, muncullah kreatifitas baru, yakni sesi mengasah ketrampilan fotografi. Di sini kecerdasan visual praktis berkembang. Ia tidak digali dari penjelasan verbal, namun kecerdasan dipelajari anak dari proses kreatif

mengembangkan permainan dari permainan mengonstruksi ke temuan baru permainan

fotografi. Permainan ini merangsang rasa ingin tahu anak berkelanjutan. Permainan itu justru dapat dikategorikan sebagai proses pembelajaran berbasis pengalaman riil. Dengan apa anak saya memoto obyek Cubecraft yang sudah jadi tadi. Sederhana, menggunakan kamera hand-phone.

Boleh jadi pengalaman ini tidak begitu istimewa jika dilihat sekilas dari aktifitas yang dipilih anak-anak. Apalagi jika dilihat dari kepentingan orang dewasa. Namun, pada proses ini anak belajar menguasa teknologi informasi, berkreasi dengan mengasah ketrampilan halus anak, menjalin hubungan (networking) dengan teman-temannya, bekerjasama memproduksi Cubecraft, dan belajar enterpreneur saat hasil Cubecraft diorder temannya. Begitu juga berkembang ke permainan fotografi yang mengasah kreatifitas membidik obyek untuk mendapatkan obyek visual yang bagus.

Melalui pengakuan aktifitas anak tersebut, mendampinginya dan menfasilitasi kebutuhan atas proses tersebut, kita sebagai orang tua sedang menumbuhkan sebuah proses rangsangan belajar anak menjadi lebih mandiri dan merangsang anak bergerak memaksimalkan kreatifitasnya. Latihan mandiri dapat dilihat dari cara anak menyiapkan

(5)

sudah selayaknya perlu dihargai (dihargai). Pengalaman ini meniscayakan bahwa orang tualah sebenarnya pendidik yang tidak tergantikan siapapun, termasuk guru karena pengalaman mendapatkan permainan baru dieksplorasi ketika anak ada di rumah. Untuk itu, saya menyadari bahwa orang tua adalah guru sejati menjadikan saya semakin berkomitmen untuk tidak menghilangkan kesempatan-kesempatan istimewa untuk mendampingi dan merangsang belajar anak, menjadi motivator, fasilitator dalam mewujudkan beragam permainan kreatif. Saya yakin justru kesempatan ini akan membantu anak berkembang dengan karakter tertentu yang tidak terjangkau oleh sekolah.

Gambar

Gambar 1. Aktifitas mengasah motorik halus   dalam merangkai permainan Cubecraft. Permainan ini dapat
Gambar 2. Hasil bidikan kamera handphone hasil Cubecraft

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pelaksanaan diklatpim IV pada tahun 2014 di Kabupaten Pringsewu telah menggunakan pola baru dengan perubahan kurikulum, penekanan

Pada pertandingan sebelumnya team bola voley Putra Plipiran kecamatan Bruno menempati posisi ke 3 setelah menang WO atas team bola voley Yon Infanteri mekanik 412

Dalam perkembangan yang selanjutnya bternyata bahwa infeksi Rickettsia tsusutgamushi juga dapat terjadi di daerah-daerah yang bukan merupakan semak belukar, misalnya

Oleh karena itu kerja sama orang tua dan guru dalam membina minat belajar peserta didik selama “Stayhome” Covid-19 SMKN 1 Nurussalam sangat penting dan akan

Untuk menghapus File Rapor klik Hapus File pada Semester yang mau di hapus Jika File Rapor sudah terupload semua, dan hanya Data Inputan Nilai yang salah, maka hanya perlu

Jalan yang didesain dengan kategori perencanaan jalan tipe I ini adalah jalan yang mempunyai fungsi arteri atau paling rendah kolektor baik untuk sistem jaringan jalan primer

Peter Gillies dalam bukunya yang berjudul Business Law mengemukakan, Insurance law is concerned with the commercial relationship embodied in a contract, by which

Dari hasi wawancara pada mahasiswa Poso dalam hal ini anggota IKMAPPOS, yang diperkuat dengan pengamatan secara langsung di tempat penelitian diperoleh jumlah data