• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama Percoba an : LENSA Tanggal Percobaan : 12 Desember 2009 Kelompok : II. Nama Mahasiswa : RIZKI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nama Percoba an : LENSA Tanggal Percobaan : 12 Desember 2009 Kelompok : II. Nama Mahasiswa : RIZKI NIM :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Percoba’an : LENSA

Tanggal Percobaan : 12 Desember 2009

Kelompok : II

Nama Mahasiswa : RIZKI

NIM : 20083124720650086

Maksud Percobaan:

1. menentukan jarak focus lensa 2. mengenal cacat bayangan (aberasi)

3. mengurangi cacat bayangan dengan diagrama Alat – alat:

1. Lensa positif 1 2. Lensa positif 2 3. Benda uji

4. Lampu vijar 6v untuk menerangi benda 5. Layar untuk menerima bayangan

6. Kabel – kabel penghubung dan sumber arus Teori:

Jarak benda dengan lensa yaitu So1 jarak bayangan dengan lensa yaitu Si1. jika jarak benda terhadap bayangan tetap adalah LL, kemudian letak lensa di ubah-ubah diantara benda dan layar, maka akan terdapat dua kedudukan lensa yang akan memberi bayangan tegak/jelas pada layar (satu diperbesar dan satu di perkecil). Hal ini dapat di lihat pada rumus berikut:

Si1 = So2 dan So1 = Si2

Maka dari persamaan Bessel: f = (LL) ² - (EE)² 4 LL Dengan: f adalah jarak focus lensa.

LL = |S1 + So| adalah jarak layar dengan benda.

EE = |S1 - So| adalah jarak kedudukan lensa yang memberikan/menghasilkan bayangan tegas/jelas pada satu harga LL tertentu (constant).

f = S1 ____ 1 + m

Dengan: m adalah pembesaran yang terjadi.

Bila diantara lensa positif1 dan layar yang telah membentuk bayangan tegas/jelas diletakkan lensa pisitif2. maka jarak lensa positif2 dengan layar menjadi jarak benda pada lensa positif1. dengan menggeser layar maka diperoleh bayangan tegas/jelas untk lensa pisitif2. dalam hal ini berlaku persamaan:

f = (S1) . (So) S1 + So

(2)

Seluruh persamaan diatas diturunkan dengan syarat bahwa sinar adalah sinar paraksial.

Jalan’nya percobaan:

1. Menentukan focus lensa a. Ukurlah tinggi benda

b. Susunlah system optic sebagai berikut 1. Benda dengan lamu di belakangnya. 2. lensa positif 1

3. layer

c. Ambillah jarak benda dengan layer lebih besar dari 1m.

d. Geserlah benda sampai di temukan bayangan yang tegas/jelas pada layer. Kemudian catatlah kedudukan lensa da ukurlah tinggi bayangan yang terjadi pada layer.

e. Geser lagi lensa tersebut sehingga di peroleh posisi bayangan tegak/jelas yang lain (tanpa mengubah jarak benda dan bayangan), kemudian catatlah

kedudukan lensa dan ukurlah tinggi bayangan yang terjadi pada layer. f. Ulangi percobaan a s/d e beberapa kali dengan harga yang berbeda. g. Ada salah satu kedudukan dimanakah pada layer terdapat bayanganb

tegak/jelas? Ukurlah tinggi bayangan tersebut.

h. Letakkan lensa positif 2 diantara layer dan lensa positif 2 dan jangan mengubah letak lensa dan layer.

i. Ukurlah jarak layar dengan lansa positif 1 j. Ukurlah jarak layar dengan lensa positif 2

k. Geserlah layar sehingga terdapat bayangan tegak/jelas. l. Ulangilah percobaan dari g / k beberapa kali.

Hasil Percoba’an:

Jarak Benda ke Layar

Jarak Lensa Positif 1 ke Layar

Jarak Lensa Positif 2 ke Layar

Jarak Lensa Positif 1 ke Benda (9cm-47.5cm) / 38.5 cm (21.5cm-47.5cm)/ 26 cm (37.5cm-47.5cm)/ 10 cm (21.5cm-9cm)/ 12.5 cm (9cm-56.5cm) / 47.5 cm (23.5cm-59.5cm) / 36 cm (38.8cm-49.5cm) / 10.7 cm (16.5cm-9cm) / 7.5 cm

Jarak Lensa Positif 2 ke Benda

Jarak Lensa Positif 1 ke Lensa

Positif 2

Jarak antara Lensa Positif 1 ke Layar sebelum di Geser (37.5cm-9cm) / 28.5 cm (21.5cm-37.5cm) / 16 cm (21.5cm-69.5cm) / 48cm (37.5cm-9cm) / 28.5 cm (16.5cm-29cm) / 12.5cm (24cm-59.5cm) / 35.5cm

(3)

Perhitungan: LL = |S1 + So| EE = |S1 - So| LL = 48cm + 12.5cm = 60.5cm EE = 48 cm – 12.5cm = 35.5cm f = (LL) ² - (EE)² 4 LL maka: f = (60.5)² - (35.5)² = 3660.25 – 1260.25 = 2400 = 9.917 4 (60.5) 242 242 f = S1 ____ 1 + m Maka: 48__ = 48__ = 1.7 1 + 26 27

(4)

Nama Percoba’an : BANDUL FISIS Tanggal Percobaan : 19 Desember 2009

Kelompok : II

Nama Mahasiswa : RIZKI

NIM : 20083124720650086

Maksud Percobaan :

1. Mengenal sifat sifat bandul fisis.

2. Menghitung percepatan gravitasi bumi (g). Alat alat :

1. Bandul fisis yang di gantungkan pada plat logam. 2. Poros penggantung

3. Stopwatch 4. Mistar Teori :

Sebuah benda kecil dan berat di ikatkan pada ujung seutas tali yang panjang dan ringan sehingga berat tali tersebut dapat diabaikan (tali itu tidak mulur). System tersebut diayun sehingga terjadi ayunan sistematis sederhana. Ayunan itu mempunyai periode yang di nyatakan dalam bentuk.

T = 2∏ √ ∫ __ g

dengan: T : periode (waktu ayunan). ∫ : panjang tali.

g : percepatan gravitasi bumi

Jika benda tersebut tidak kecil atau tidak berat terhadap tali, maka system disebut bandul fisis, sebuah benda di gantungkan pada poros horizontal dan berayun dengan sudut yang kecil, dan merupakan bandul fisis maka periode dari ayunan itu dapat di tuliskan dengan:

T = 2∏ √ k² + a² g + ∫

dengan: Ko = jari jari gyrasi benda terhadap pusat massa C. A1 = jarak pusat massa C dengan poros ayunan. Bandul Matematis dengan: ∫o = I __

m . a

Suatu titik yang terletak pada garis AB dan dengan jarak Io dari poros maka titik itu disebut pisat osilasi (garis AB melalui pusat masa). Bila pusat osilasi ini digunakan sebagai poros, maka didapat bandul fisis baru dengan T yang sama. Jadi pusat osilasi “conjugate” dengan titik poros.

(5)

Jalan’nya Percobaan:

a. tentukantitik A sebagai titik gantungan dan ukurlah jarak titik A dengan ujung batang.

b. Amatilah waktu 20 ayunan.

c. Ubah panjang tali dari titik gantungan. d. Amatilah waktu 25 ayunan.

e. Ubah lagi panjang tali dari titik gantungan. f. Amatilah waktu 30 ayunan.

g. Lakukan percobaan a,b,c,d,e,f, hingga berulang kali dengan panjang tali yang berbeda. Hasil Percobaan: Panjang Tali 20 Ayunan Panjang Tali 25 Ayunan Panjang Tali 30 Ayunan 100.5 cm 41 detik 60 cm 40.7 detik 58.2 cm 48.6 detik 75 cm 36.2 detik 75.5 cm 45.6 detik 69 cm 52.4 detik 46 cm 29.7 detik 80.5 cm 48.7 detik 79 cm 56 detik 95.5 cm 41 detik 94.5 cm 50.6 detik 88.3 cm 58.7 detik

Perhitungan: T = 2∏ √ ∫ __ g Maka: T= 2 . 3.14 √75 10 T = 6.28 √7.5 T = 6.28 . T =

(6)

Nama Percoba’an : KONSTANTA GAYA PEGAS GRAVITASI Tanggal Percobaan : 19 Desember 2009

Kelompok : II

Nama Mahasiswa : RIZKI

NIM : 20083124720650086

Maksud Percobaan:

Pemakaian hukum hooke untuk elastisitas pegas

Mengukur percepatan gravitasi dengan getaran kolom zat cair. Alat-alat:

a. Statif dengan pegas’nya

b. Tatakan beban dan keeping-keping beban c. Stopwatch

d. Meter’an Teori:

a. bila pada pegas di kerjakan suatu gaya maka perpanjangan pegas akan

sebanding dengan besar gaya tersebut ( selama batas elastisitas belum dilewati). Menurut hukum hooke: F = k . x

Dengan: k = konstanta gaya pegas x = pertambahan panjang pegas

b. Grafik antara gaya F dengan perpanjangan X merupakan garis lurus, maka dengan grafik tersebut dapat dihitung harga K.

c. Pegas diberikan suatu beban, kemudian beban itu ditarik melewati titik

setimbangnya dan dilepaskan, maka pegas itu akan bergetar dengan waktu getar. T = 2∏ √ Mo . k

Dengan: Mo = massa total yang menyebabkan gaya pada pegas, dalam percobaan ini besarnya dinyatakan dalam bentuk:

Mo = Mbeban + F.Mpegas. Jadi: T² = 4∏ ( Mbeban + F.Mpegas)

k

grafik antara T² dengan Mbeban merupakan garis lurus, dan dengan grafik tersebut dapat dihitung harga k dan f.

Jalan’nya Percobaan:

a. Timbanglah massa pegas, tatakan, dan beban-beban kecil dengan neraca tehnis.

b. Gantungkan tatakan pada pegas dan amati pertambahan jarak atau pertambahan panjang dari pegas (x)

c. Tatakan secara berturut-turut diberi beban yaitu 1 beban, 2 beban, 3 beban. d. Kemudian secara berturut-turut beban itu diambil dari tatakan mulai dari k

beban…, 1 beban, 2 beban, 3 beban sampai nol (0) beban.

e. Ulangi percobaan b, c, dan d, tetapi sekarang tatakan di getarkan turun-naik, amatilah waktu getaran T beberapa kali.

(7)

Hasil Percobaan:

Beban Panjang pegas 22 ayunan (turun) 22 ayunan (naik)

0 49 - -20 50 6 6 40 51 6.3 6.3 60 52 7 7 80 53 8 8 100 54 9.4 9.4

Beban Panjang pegas 23 ayunan (turun) 23 ayunan (naik)

0 49 - -20 50 6.5 6.5 40 51 7 7 60 52 8.4 8.4 80 53 9 9 100 54 9.9 9.9

Referensi

Dokumen terkait

Definisi satuan per unit untuk suatu nilai yang dimana perbandingan nilai tersebut Definisi satuan per unit untuk suatu nilai yang dimana perbandingan nilai tersebut terhadap nilai

Untuk mengetahui perbedaan kekuatan kompresi gipsum tipe III pabrikan dan daur ulang serta gipsum tipe III daur ulang dengan penambahan larutan Zink Sulfat

Mengkaji korelasi antara jumlah sel pyramidal cortex prefrontalis medial dengan memori kerja tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan dewasa yang terpapar natrium fluorida

Sering disebut juga antihistamin klasik, adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamine pada jaringan yang mengandung reseptor H1.

Dengan ilmu sosial profetik Kuntowijoyo dapat dijadikan sebagai suatu ilmu sosial kritis, sebagaimana tradisi Marxisme yang dikembangkan lebih lanjut oleh kelompok Mazhab

dari theodolit atau layar theodolite (HA) telah menampilkan angka arah kiblat sebenarnya, selanjutnya dari garis shaf ditarik siku-siku ke arah timur sehingga terdapat

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam upaya mengembangkan religiusitas remaja dan menekan atau mengontrol kenakalan remaja

1. JAKARTA JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH D.I. Wujud Produksi/Production : Daun Kering/Dried Tobacco Leaf.. Luas Areal dan Produksi Tembakau Perkebunan Besar Negara Menurut Provinsi