BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I.
I. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG Sistem per unit merupak
Sistem per unit merupakan an metode atau cara untuk metode atau cara untuk memudahkan perhitungmemudahkan perhitungan- an- perhitungan
perhitungan dan dan analisa analisa sistem sistem tenaga tenaga listrik. listrik. Nilai-nilai Nilai-nilai yang yang dinyatakan dinyatakan dalamdalam (pu) ini ialah nilai yang sebenarnya terjadi dibagi dengan suatu nilai dasar. Nilai (pu) ini ialah nilai yang sebenarnya terjadi dibagi dengan suatu nilai dasar. Nilai dasar ini diambil dari sembarang nilai
dasar ini diambil dari sembarang nilai yang dipilih dalam besaran yang sama.yang dipilih dalam besaran yang sama.
Gambar 1.1 diagram satu garis Gambar 1.1 diagram satu garis
Dalam analisa sistem daya nilai-nilai yang harus dihitung pun cukup besar apabila Dalam analisa sistem daya nilai-nilai yang harus dihitung pun cukup besar apabila tetap menggunakan satuan-satuan biasa. Sehingga memungkinkan terjadinya tetap menggunakan satuan-satuan biasa. Sehingga memungkinkan terjadinya kesulitan atau kesalahan dalam perhitungan. Maka dari itu diperlukan sebuah kesulitan atau kesalahan dalam perhitungan. Maka dari itu diperlukan sebuah metode untuk mengatasi masalah tersebut. Terdapat dua metode yang bisa metode untuk mengatasi masalah tersebut. Terdapat dua metode yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan persentase dan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu menggunakan persentase dan satuan per unit. Kedua metode perhitungan tersebut, baik dengan persentase satuan per unit. Kedua metode perhitungan tersebut, baik dengan persentase maupun dengan satuan per unit, lebih s
maupun dengan satuan per unit, lebih sederhana dibanding menggunakan langsungederhana dibanding menggunakan langsung nilai-nilai ampere,
nilai-nilai ampere, ohm, dan ohm, dan volt volt yang yang sebenarnya.sebenarnya.
Definisi satuan per unit untuk suatu nilai yang dimana perbandingan nilai tersebut Definisi satuan per unit untuk suatu nilai yang dimana perbandingan nilai tersebut terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Atau dengan kata lain terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Atau dengan kata lain satuan per unit merupakan sistem penskalaan guna mempermudah kalkulasi atau satuan per unit merupakan sistem penskalaan guna mempermudah kalkulasi atau proses
proses perhitungan perhitungan dalam dalam menganalisa menganalisa sebuah sebuah sistem sistem jaringan jaringan listrik. listrik. Besaran- Besaran- besaran
besaran sistem sistem dalam dalam satuan satuan masing-masing, masing-masing, tegangan tegangan dalam dalam volt, volt, arus arus dalamdalam ampere, impedansi dalam ohm, ditransformasikan ke dalam besaran tak berdimensi ampere, impedansi dalam ohm, ditransformasikan ke dalam besaran tak berdimensi yaitu
yaitu per-unit per-unit (disingkat (disingkat pu).pu).
Pada mulanya
Pada mulanya transformasi ke dalam transformasi ke dalam per-unit dimaksudkan per-unit dimaksudkan untuk mempermudahuntuk mempermudah perhitungan,
perhitungan, namun namun dengan dengan perkembangan perkembangan penggunaan penggunaan komputer komputer maksudmaksud penyederhanaan itu sudah kurang
bermanfaat terutama bagi sistem yang memiliki beberapa bagian yang dihubungkan oleh trafo dan memiliki level tegangan berbeda.
Nilai per-unit dari suatu besaran merupakan rasio dari besaran tersebut dengan suatu besaran basis. Besaran basis ini berada pada satuan yang sama dengan satuan besaran aslinya sehingga nilai per-unit besaran itu menjadi tidak memiliki satuan
atau dimensi.
Nilai per-unit =
I.I Sistem Per Unit dalam Satu Fasa
Misalkan pada suatu sistem memiliki suatu daya dan tegangan, kemudian dinyatakan daya dan tegangan dasarnya.
Daya Dasar (VoltAmpere) base = (VA)B VA
Tegangan Dasar = VB volt
Maka, Arus Dasar =
I
=
() A (1.1)
Impedansi Dasar =
Z
=
=
() ohm (1.2)
Kemudian bisa didefinisikan Impedansi per-unit nya (1.3) Impedansi per unit = Z(pu)=
=
(ℎ)()
ohm (1.4)
I.II Sistem Per Unit dalam Tiga Fasa
Misalkan pada suatu sistem memiliki suatu daya dan tegangan, kemudian dinyatakan daya dan tegangan dasarnya.
Daya Dasar : MVA tiga fasa dasar = (MVA)B atau
kVA tiga fasa dasar = (kVA)B
Impedansi per unit = Z(pu)= = (ℎ)() ()
=
(ℎ)() () ohm (2.4)II. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana melakukan perhitungan analisis sistem daya dengan menggunakan metode sistem per unit?
III. TUJUAN
Untuk mengurangi beban komputasi dalam proses analisis pada sistem daya atau tenaga listrik. (Menyederhakan proses perhitungan).
BAB II ISI
I. DIAGRAM REAKTANSI
Dari diagram satu garis sebuah sistem daya, dapat dibuat diagram reaktansi per unit dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Tetapkan daya dasar ( MVA atau kVA) yang berlaku bagi semua bagian sist em. 2. Tetapkan tegangan dasar (kV ) pada salah bagian sistem (salah satu sisi trafo), kemudian hitung tegangan dasar pada sisi yang lain berdasarkan angka transformasinya.
3. Hitung tegangan dan impedansi per unit semua kompoenen di semua bagian sistem kemudian hubungkan sesuai dengan topologi pada diagram satu garis. Hasil yang didapat adalah diagram reaktansi satu fasa per unit.
Gambar 1.2 diagram satu garis (MVA)B= 30
kVB= 11 kVB = 33 kVB =
Gen 1: 30 MVA, 10,5 kV , X” = 1, 6 Ohm
Gen 2: 15 MVA, 6,6 kV , X” = 1, 2 Ohm
Gen 3: 25 MVA, 6,6 kV , X” = 0,56 Ohm
Trafo 2 (3 fasa): 15 MVA, 33/6,2 kV, X=16 Ohm/fasa pada sisi tegangan tinggi Saluran transmisi: 20,5 Ohm/fasa
Trafo 1 (3 fasa): 15 MVA, 33/11 kV, X=15,2 Ohm/fasa pada sisi tegangan tinggi Asumsikan bahwa beban A dan B dianggap tidak ada.
Dengan menggunakan metode sistem per unit definisikan terlebih dahulu impedansi per unit dari masing-masing komponen.
Z(pu) = = (ℎ)() ()
=
(ℎ)() ()Pada saluran transmisi :. () = 0.564 Generator 1 : . () = 0.396 Trafo 1 : . () = 0.418 Generator 2 : . (.) = 0.936 Trafo 2 : () = 0.440 Generator 3 : . (.) = 0.437
Setelah data tersebut didapatkan maka dapat rangkaian diagram reaktansinya menjadi seperti ini :
Gambar 1.3 diagram reaktansi
Dengan menggunkan sistem per unit akan lebih dimudahkan dalam perhitungan nantinya, karena dengan ada impedansi per unit maka hanya perlu menentukan besar impedansi dasar untuk mendapatkan angka yang sesungguhnya.
II. ANALISIS TEGANGAN DAN DAYA
Gambar 1.4 contoh satu
Dengan menggunakan metode sistem per unit, maka dapat kita menghitung daya yang dikirim oleh generator, rugi-rugi pada saluran transmisi dan tegangan pada sisi beban.
Dengan menggunakan metode sistem per unit, maka terlebih dahulu menentukan Daya dasar pada generator (SB) dan tegangan dasar pada region 1 (VB1) setelah itu
akan didapatkan VB2 dan VB3
SB = 10 kVA
VB1 = 480 volt
Dengan menggunakan angka transformasi pada transformator 1 dan 2, maka didapatkan :
VB2 = (480)/(0.1) = 4800 volt
VB3 = (4800)/(20) = 240 volt
Kemudian dengan menggunakan rumus yang sudah didapatkan sebelumnya didapatkan besaran per unit pada tiap komponen :
ZLINE(pu) =
(20+60).
()= 0.0275∠71.6
pu ZLOAD(pu) =(10∠30
).
()= 1.7361∠30
pu VG(pu) = ∠ = 1∠0
puGambar 1.5 rangkaian ekuivalen
Maka, ZTOTAL(pu) nya menjadi ;
ZTOTAL(pu) = ZLINE(pu)+ ZLOAD(pu)
= (
0.0275∠71.6
) + (1.7361∠30
) = 1.52 + j0.896 =1.764∠30.6
pu Sejak rangkaian ekivalennya menjadi seperti di atas, maka IG= ILINE= ILOAD = II(pu) =
() ()
=
∠
.∠.
= 0.567∠ − 30.6
Tegangan pada Sisi Beban :
VLOAD(pu) = ZLOAD(pu).I(pu) =
(1.7361∠30
). (0.567∠ − 30.6
) = 0.984∠ − 0.6
VLOAD(actual) = VLOAD(pu).VB3 =
(0.984∠ − 0.6
). (240) = 236.16∠ − 0.6
voltRugi-rugi pada Saluran Transmisi : PLINE(pu) = (I(pu))2. ZLINE(pu)
=
(0.567∠ − 30.6
)
. ( 0.0275∠71.6
) = 0.00888∠10.25
pu PLINE(akt) =(0.00888∠10.25
). (10000) =
87.38 WattDaya yang dikirim oleh Generator : SG(pu) = VG(pu). I(pu)
=
(1∠0
). (0.567∠ − 30.6
) = 0.567∠ − 30.6
pu PG(pu) = 0.567.cos(30.6) = 0.48804 puBAB III PENUTUP
I. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Melakukan analisis sistem daya dengan menggunakan metode sistem per unit dapat memudahkan perhitungan-perhitungan dan analisa sistem tenaga listrik.
Pernyataan dalam per unit ini sangat bermanfaat terutama bagi sistem yang memiliki beberapa bagian yang dihubungkan oleh trafo dan memiliki level tegangan berbeda.
Dengan menggunakan metode sistem per unit, maka kita mendapatkan :
Sistem per unit dalam satu fasa
Impedansi per unit = Z(pu) =
=
(ℎ)() ohm
Sistem per unit dalam tiga fasa
Impedansi per unit = Z(pu) = = (ℎ)() ()
=
(ℎ)() () ohm II. SARANMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Gustifa. “Sistem Per Unit”. 13 Maret 2018.
https://www.scribd.com/doc/8113 903/Sistem-Per-Unit.
Shidiq, Ir. Mahfudz. 2013. Pernyataan Komponen Sistem Daya. http://lutro.blogspot.co.id/2013/02/satuan-per-unit-pu.html