• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

IV.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Pembangunan daerah agar dapat berhasil sesuai dengan tujuannya harus tanggap terhadap kondisi yang terjadi di masyarakat. Kondisi tersebut menyangkut beberapa masalah strategis yang saat ini masih menjadi kendala dalam terwujudnya surabaya lebih baik. Permasalahan secara general adalah : 1. Pendidikan dan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan adalah dua isu yang paling dominan di dalam menyumbang kualitas sumber daya manusia (SDM). Manakala kualitas pendidikan dan kesehatan bagus, kualitas SDM akan sekalian bagus. Berdasarkan capaian indek pembangunan Manusia (IPM), Kota Surabaya memang sudah berada diatas Jawa Timur dimana tahun 2008 IPM surabaya mencapai 73,88 sedangkan Provinsi Jawa Timur di tahun yang sama sebesar 70,38. Namun kondisi tersebut kualitas SDM surabaya harus terus ditingkatkan mengingat SDM merupakan faktor penentu bagi kemampuan daerah untuk menjadi daerah yang memiliki daya saing tinggi.

Untuk peningkatan kualitas SDM, permasalahan yang terkait dengan pendidikan dan kesehatan harus segera diatasi, di kota surabaya misalnya angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2009 sebesar 9,93 atau setara dengan lulusan SMP, kondisi seperti ini tentunya belum cukup untuk menghadapi persaingan.

2. Masih banyaknya jumlah penduduk miskin

Kemiskinan memang masih menjadi permasalahan suatu wilayah yang kompleks karena melibatkan banyak dimensi kehidupan. Data menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan atau proporsi jumlah orang miskin dibandingkan dengan jumlah penduduk keseluruhan pada tahun 2005 sekitar 13,8% yang terus meningkat hingga 18,1% pada tahun 2009 atau tercatat sebanyak 118.225 RTM dan tahun 2010 sebanyak 110.117 RTM. Banyaknya jumlah

(2)

penduduk miskin tersebut menjadi salah satu permasalahan kota Surabaya khususnya dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia.

3. Menurunnya nilai sosial kemasyarakatan

Realitas di masyarakat menunjukkan, tatanan nilai-nilai sosial semakin menurun mulai dari nilai kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong, tolong menolong, dan nilai-nilai lainnya. Begitu pula penghormatan dan tatakrama terhadap pemerintah dan simbol-simbol kenegaraan semakin memudar. Kondisi nilai social yang memburuk tersebut diantaranya ditandai dengan adanya tingkat kejahatan atau kriminalitas yang relative tinggi, meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga, menurunnya kekerabatan, kepercayaan terhadap pemerintah, tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menurunnya tatanan social lainnya. Oleh karenanya menurunnya nilai social menjadi permasalahan yang cukup strategis yang perlu diperhatikan untuk membangun Surabaya lebih baik.

4. Infrastruktur tata kota dan lingkungan kota yang belum tertata dengan baik. Seiring dengan tumbuh dan berkembangan kota serta aktifitas masyarakatnya kota yang semakin meningkat sudah seharusnya di imbangi dengan penyediaan pembangunan infrastruktur fisik yang seimbang dengan perkembangan kota. Namun realitanya pembangunan infrastruktur kota belum seimbang dengan perkembangan kota itu sendiri akibatnya terjadi permasalahan transportasi atau kemacetan, banjir, sampah, dan sanitasi kota.

Meninjau gambaran umum kondisi Kota Surabaya, maka dapat terlihat permasalahan-permasalahan yang menjadi isu strategis Kota Surabaya di beberapa bidang antara lain:

a. Pendidikan

‐ Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana prasarana pendidikan seperti ruang kelas, gedung sekolah yang rusak;

‐ Biaya pendidikan cenderung masih tinggi yang dirasakan oleh masyarakat;

(3)

‐ Rendahnya kualitas pembelajaran.

‐ Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah

‐ Belum terstandarisasinya tenaga pendidikan

b. Kesehatan

‐ Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI/AKB);

‐ Masih ditemukannya balita status gizi buruk;

‐ Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sehingga penyakit menular seperti demam berdarah, ISPA, Diare, masih ber-endemi di masyarakat;

‐ Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan;

‐ Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat miskin

c. Kemiskinan Kota

‐ Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal

‐ Masih rendahnya kemampuan dan keterampilan keluarga miskin

‐ Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih rendah

‐ Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin

d. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Koperasi

‐ kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur-jalur terhadap sumber-sumber permodalan.

‐ keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (system informasi pemasaran).

‐ pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil .

‐ kurangnya partisipasi masyarakat dalam berkoperasi.

(4)

e. Ketenagakerjaan

‐ Rendahnya kualitas calon tenaga kerja, baik dari sisi pendidikan formal maupun ketrampilannya sehingga posisi tawar (bergaining position) menjadi rendah dan tidak mampu terserap di dunia kerja

‐ Terbatasnya kesempatan kerja yang berawal dari rendahnya minat calon tenaga kerja untuk menciptakan lapangan kerja baru mulai kegiatan wirausaha.

‐ Belum optimalnya pengawasan ketenagakerjaan , perlindungan dan kesejahteraan pekerja serta hubungan industrial

f. Pariwisata Kota Surabaya

‐ Keterbatasan infrastruktur obyek wisata yang menjadi ikon surabaya.

‐ Kurangnya layaknya kondisi prasarana dan sarana penunjang dalam mendukung potensi seni, budaya lokal dan pariwisata.

‐ Kurangnya perlindungan benda – benda dan kawasan cagar budaya secara memadai .

‐ Belum optimalnya usaha promosi seni, budaya lokal dan pariwisata

‐ Belum efektifnya kelembagaan pengelolaan dan promosi pariwisata.

g. Infrastruktur kota.

‐ Kapasitas jalan yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan

‐ Masih adanya wilayah yang mengalami genangan

‐ Akses dan jaringan jalan yang belum optimal

‐ Sarana prasarana transportasi yang belum optimal

IV.2. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH.

Kontribusi Kota Surabaya terhadap perekonomian regional jawa Timur adalah yang paling besar dibanding kabupaten/kota lainnya yaitu mencapai 30% dari total PRDB atas harga berlaku Jawa Timur. Tentu saja hal tersebut menjadikan Kota Surabaya sebagai pusat perekonomian Jawa Timur yang didorong dengan ketersediaan infrastruktur regional yang sangat memadai, seperti Terminal Purabaya, Stasiun Kereta Api Pasar Turi dan Gubeng,

(5)

Pelabuhan Tanjung Perak, dan Bandara Juanda. Kota Surabaya juga menjadi semakin metropolitan dengan tumbuhnya sebagai kota perdagangan dan jasa yang dapat terlihat dari menjamurnya pasar-pasar modern hampir disetiap wilayah.

Indeks Pembangunan Manusia masyarakat Kota Surabaya pun setiap tahunnya semakin membaik artinya selalu ada perbaikan kualitas hidup masyarakat Surabaya. Yang juga membentuk sikap kritis masyarakat terhadap setiap langkah pembangunan daerah, sangat dibutuhkan dalam mendorong menyelesaikan permasalahan-permasalahan pembangunan daerah. Disisi lain, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga mendorong masyarakat Kota Surabaya bergairah dalam memacu perekonomiannya yang tentunya ini dapat membentuk lifestyle perkotaan yang notabene lebih individualistis. Nilai-nilai sosial kemasyarakatannya semakin terkikis, kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya semakin berkurang yang tentunya cukup menjadi penghambat pembangunan daerah Kota Surabaya.

4.1. ISU-ISU STRATEGIS

Merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan sehingga perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu strategis pembangunan Kota Surabaya yaitu :

1. Peningkatan kualitas, akses, dan relevansi pendidikan

Karakteristik penduduk yang terus mengalami dinamika termasuk tingkat pendidikan penduduk kota Surabaya yang makin meningkat harus diimbangi kesesuaian dengan tuntutan dunia kerja. Meningkatnya Angka Partisipasi Murni ditingkat sekolah menengah serta terus bertambahnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan menjadi permasalahan utama pendidikan perkotaan sehingga harus diprioritaskan

2. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan

Derajat kesehatan warga Kota Surabaya yang sudah mengalami perbaikan harus terus didukung oleh peningkatan kualitas lingkungan kota.

(6)

3. Pemberdayaan masyarakat miskin

Pemberdayaan masyarakat miskin merupakan salah satu jalan utama dalam mengurangi angka kemiskinan yang notabene terus bertambah seiring pertambahan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya yang relatif tinggi yang masih kurang diimbangi dengan penguatan struktur ekonomi dan penyediaan infrastruktur yang memadai.

4. Penguatan Daya saing Koperasi Usaha mikro, kecil menengah (KUMKM) Daya saing pelaku KUMKM harus terus di tingkatkan menggingat UMKM merupakan kekuatan ekonomi lokal, selama ini mampu menjadi sumber nafkah sebagian besar masyarakat, dan menyerap banyak tenaga kerja. 5. Peningkatan kualitas dan daya saing calon tenaga kerja dalam menciptakan

lapangan kerja baru dan masuk kerja formal serta penciptaan iklim ketenagakerjaan yang kondusif.

Peningkatan kualitas calon tenaga kerja dalam segi keterampilan tambahan untuk menciptakan lapangan kerja mandiri, maupun peningkatan kompetensi calon tenaga kerja agar terserap dalam pasar kerja formal. Pasar kerja di masa datang juga menuntut adanya jaminan kondisi iklim ketenagakerjaan yang kondusif dan harmonis, yang mendorong terciptanya suasana hubungan industrial yang ramah bagi usaha investasi.

6. Peningkatan Kualitas Produk kepariwisata

Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya lokal potensial perlu terus di usahakan salah satunya adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata sebagai potensi unggulan surabaya, dimana berbagai wisata ada di kota surabaya mulai wisata religi sampai wisata modern (wisata belanja dan kuliner).

7. Pembangunan Infrastruktur

Membangun infrastruktur fisik dan pranata sosial kota harus terus di pacu untuk mewujudkan lingkungan kota yang nyaman dan anam bagi warga kota

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penyesuaian diri siswa “F” terhadap perubahan kondisi keluarga dapat ditingkatkan melalui proses konseling realitas yang

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah adalah “Bagaimana Efektivitas Iklan Televisi Minyak Angin Aromatheraphy Fresh Care

Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu untuk meningkatkan

Untuk memastikan kondisi tersebut, maka ditambahkan stopping rule sehingga rule yang baru hanya dipenuhi oleh kasus yang bersesuaian dan tidak oleh kasus lainnya, kecuali bila

Sistem kemudian melakukan pembacaan terhadap seluruh file untuk mengambil data huruf Katakana, menyimpan hasil pembacaan dalam struktur data, dan kemudian melakukan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank meliputi giro,

(2) Hak dan kewajiban Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan kemampuan Perseroan Terbatas dan

#da bebera4a ma6am 6ara 4embuatan brem 4adat. Pada fermentasi ketan men9adi ta4e, berlangsung akti=itas en/im yang dikeluarkan oleh ka4ang dan khamir. !n/im tersebut