1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komoditas merupakan salah satu subyek yang kerap digunakan dalam perekonomian dan juga dalam perdagangan kontrak berjangka di bursa berjangka (Baer & Saxon, 1949). Komoditas sendiri memiliki sebuah arti yaitu benda atau barang yang relatif mudah untuk diperdagangkan, dapat disimpan dalam suatu jangka waktu tertentu dan dapat diperjual belikan melalui bursa berjangka. Barang atau benda tersebut juga harus bisa diserahkan secara fisik. (Financeroll, 2012)
Indonesia mempunyai beberapa komoditas yang mampu menjadi unggulan, diantaranya seperti CPO (Crude Palm Oil) atau lebih sering dikenal sebagai minyak kelapa sawit, Kakao atau Coklat, karet dan produk karet, Timah, dan juga komoditas sejenisnya. Pada penelitian ini, lebih berfokus pada komoditas Timah, khususnya timah dari Indonesia.
Timah merupakan logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Kegunaan timah banyak sekali terutama untuk bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Potensi Timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun (esdm, 2005).
2 Indonesia merupakan negara pengekspor timah terbesar di dunia dan banyak diakui oleh negara lain khususnya yang berada di Asia bahwa Indonesia menjadi salah satu negara eksportir timah terbesar dan negara seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan Singapura menjadi tujuan ekspor timah dari Indonesia ini. Hal ini didukung dengan target ekspor timah Indonesia pada tahun 2015 silam yaitu mencapai 60.000 metrik ton (MT) dan menjadikan Indonesia sebagai eksportir timah terbesar di dunia (Suhendra, 2015).
Timah menjadi salah satu komoditas yang diperjual-belikan dalam bursa berjangka. Semenjak tahun 2013 terhitung bulan Agustus, komoditas timah ini mulai diperdagangkan melalui bursa yaitu Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Terhitung dari bulan Agustus 2013, volume ekspor timah dari Indonesia berada di angka 18.290 ton. Seiring berjalannya waktu dan juga keikutsertaan timah dalam perdagangan melalui bursa, maka volume ekspor itu terus meningkat dan mencapai suatu titik dimana Indonesia mencatatkan prestasi sebagai negara terbesar pengekspor timah.
Bursa berjangka merupakan sebuah sarana atau alat untuk memperdagangkan komoditas tertentu. Pada umumnya, yang diperdagangkan merupakan kontrak berjangka ataupun menyediakan sarana bagi perdagangan fisik bagi komoditas tersebut. Pada prinsipnya bursa berjangka ini mendukung perdangangan berjangka yang terjadi di bursa yang juga mengenal serah terima fisik sebagai salah satu penyelesaian kontrak tersebut. Akan tetapi, pada umumnya serah fisik merupakan alternatif yang jarang dipilih oleh pelaku bursa berjangka karena fungsi bursa berjangka merupakan salah satu jenis perdagangan derivatif utamanya merupakan sarana pelindung nilai. Para pelaku melakukan lindung nilai (hedging) untuk
3 menjaga kepastian harga komotidas tertentu. Maka dari itu, peran bursa sebagai sarana pembentukan harga bisa dikatakan menjadi sangat dominan. Harga yang terbentuk seyogyanya merupakan harga yang mencerminkan kondisi pasar fisik yang paling dekat dengan lokasi bursa itu berada. Pasar fisik tersebut menjadi underlying market yang menghasilkan harga acuan (price reference) bagi pembenukan harga di bursa berjangka. Dengan demikian, untuk komoditas yang berorientasi pada pasar ekspor, maka diekspektasikan harga yang terbentuk di bursa berjangka merupakan harga freight on board di pelabuhan yang dekat dengan lokasi fisik bursa tersebut (Arfani, 2014).
Berdasarkan critera kontek tersebut, bisa dikatakan bahwa seyogyanya harga yang terbentuk dalam bursa berjangka yang berada di Indonesia atau sering dikenal dengan Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) yang dikenal juga dengan ICDX (Indonesia Commodity & Derivatif Exchange) khususnya komoditas timah ini merupakan harga yang terbentuk atau mencerminkan kondisi pasar timah yang berada di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara pengekspor timah terbesar di dunia. Akan tetapi, apakah hal tersebut didukung dengan kenyataan yang terjadi atau malah sebaliknya. Mengingat bahwa kondisi pasar khususnya pasar fisik komoditas timah di dalam negeri bisa dikatakan baru saja muncul jika dibandingkan dengan bursa yang berada di Kuala Lumpur, Malaysia yaitu KLTM (Kuala Lumpur Tin Market) dan bursa yang berada di London, Inggris yaitu LME (London Metal Exchange) maka penelitian mengenai analisis perubahan harga kontrak timah pada ICDX oleh perubahan harga pada KLTM dan LME ini diangkat sebagai bahan riset. Penelitian ini mengangkat topik mengenai market
4 microstructure, yaitu mengenai suatu studi tentang mekanisme perdagangan untuk berbagai surat berharga (financial securities).
1.2.Rumusan Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor timah terbesar di dunia. Komoditas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu hal yang membanggakan negara Indonesia, bersama dengan komoditas lainnya yaitu CPO (Crude Palm Oil), kakao atau sering dikenal dengan coklat, timah juga menjadi komoditas yang bisa diandalkan oleh Indonesia. Kuantitas ekspor timah oleh negara Indonesia diakui oleh dunia sebagai yang terbesar, meskipun begitu hal tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan dan salah satu yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu, apakah penentuan harga timah ini ditentukan oleh bursa pasar yang berada di Indonesia atau bursa pasar yang berada di negara atau wilayah lainnya? Dengan kata lain, apakah perubahan harga kontrak timah di ICDX (Indonesia Commodity & Derivatif Exchange) dipengaruhi oleh perubahan harga pada LME (London Metal Exchange) dan KLTM (Kuala Lumpur Tin Market) ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan dan mengetahui pengaruh perubahan harga kontrak timah pada LME (London Metal Exchange) dan KLTM (Kuala Lumpur Tin Market) terhadap harga kontrak timah pada bursa ICDX (Indonesia Commodity & Derivatif Exchange).
5 1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian yang dilakukan ini sebagai sarana untuk menambah wawasan dan juga mengetahui bagaimana penerapan mengenai market microstructure sesuai apa yang telah dipelajari penulis selama di bangku kuliah dengan kasus nyata. 2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai market microstructure khususnya mengenai pengaruh harga komoditas di bursa berjangka di suatu negara terhadap negara lainnya. Begitu pula dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam mengambil kebijakan khususnya mengenai pasar komoditas bursa berjangka di Indonesia.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dibatasi oleh beberapa hal yaitu penelitian ini hanya dilakukan dan membahas pada komoditas yang dihasilkan oleh Indonesia yaitu mengerucut pada komoditas timah. Selain itu harga timah mengacu pada data dimulai dari September 2013 sampai 13 Mei 2016 yang ada pada ICDX (Indonesia Commodity & Derivatif Exchange), harga timah pada bursa LME (London Metal Exchange) dan harga timah pada KLTM (Kuala Lumpur Tin Market). Serta data yang didapatkan dari Bloomberg mengenai harga timah yang berkaitan. Begitu juga dengan data mengenai mekanisme pasar dari ketiga bursa tersebut.
6 1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematikan penulisan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ; BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori teori yang sekiranya dapat membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian. Teori-teori ini berasal dari kepustakaan yang didapat oleh peneliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang metode penelitian, operasional variable, pengumpulan data, dan metode analisis data. Dalam bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, variable yang digunakan dalam penelitian, dan metode analisis data yang dipakai.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan membahas deskripsi data dan pembahasannya. Data yang sudah didapat akan dideskripsikan dan nantinya akan dibahas melalui metode yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai saran dan juga kesimpulan yang sudah didapatkan dari penelitian ini. Dalam bab ini juga akan dijelaskan tentang
7 keterbatasan yang muncul dari peneliti dalam melakukan penelitian. Bab ini merupakan rekomendasi atau saran yang dapat diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitiannya.