1
Di era globalisasi, para pemilik modal tidak lagi bingung untuk mengalokasikan dana nya lagi, banyak pilihan investasi yang sudah marak dilakukan oleh masyarakat saat ini,. Contohnya pasar modal. Pasar saham merupakan salah satu sumber pendanaan yang penting bagi suatu perusahaan.
Perusahaan yang sudah go public dapat menambah sumber dana melalui penjualan kepemilikan perusahaan di pasar modal. Dana yang diperoleh merupakan sumber pendanaan jangka panjang sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan sumber dana tersebut untuk meningkatkan kinerja. Hal yang harus dilakukan perusahaan kemudian adalah menjaga dan meningkatkan kepercayaan investor dengan memberikan kinerja terbaik. Hal ini penting sehingga banyak penelitian yang dilakukan, baik di Indonesia bahkan di dunia terkait pasar saham (Bose and Mukherjee, 2005).
Pasar modal merupakan sebuah pasar (gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi, serta surat berharga lainnya dengan memakai jasa Perantara Perdagangan Efek (PPE). Menurut UUPM (undang- undang pasar modal) No. 8/1995 bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek serta pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Biasanya untuk bursa-bursa saham yang berdekatan lokasinya seringkali memiliki investor yang sama.
Fenomena ini terjadi karena globalisasi dimana Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbuka. Oleh karena itu, perubahan di suatu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain. Dalam hal ini biasanya bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil (Moh.Mansur: 2004). Pasar modal sedang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat dan tercermin
melalui suatu pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG adalah indeks untuk seluruh saham yang diperdagangkan di BEI, yang mencerminkan trend pergerakan dan nilai rata-rata keseluruhan saham dari emiten yang ada di Indonesia. Perubahan IHSG bukan sekedar menggambarkan perkembangan perusahaan atau industri suatu negara, IHSG dapat dianggap sebagai perubahan fundamental dari suatu negara. Artinya, IHSG suatu negara yang mengalami penurunan ataupun kenaikan dapat disebabkan oleh kondisi perekonomian di negara tersebut yang bisa dihasilkan oleh faktor internal maupun eksternal. Maka dari itu nilai IHSG tidak selalu naik ataupun turun, IHSG akan selalu fluktuatif dilihat dari kondisi negaranya. Kapitalisasi pasar berkorelasi positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Zulbiadi Latief ,Analis.co.id, 2018 dalam Dea Fadhillah Ramadhan dan Saur C. Simamora : 2022). Kenaikan IHSG akan diikuti oleh kenaikan kapitalisasi pasar. Hal ini dikarenakan Indeks Harga Saham Gabungan menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan indeksnya. Maka dapat disimpulkan bahwa di Indonesia, IHSG
merupakan salah satu pedoman bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal (Gusti Ayu Diah Akua Miyanti1 Luh Putu Wiagustini 2018).
Saat ini terjadi pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Pada awalnya hal tersebut tidak memengaruhi pasar saham, namun dengan semakin banyak korban yang terkonfirmasi maka pasar saham memberikan reaksi negatif (Khan et al., 2020). Hal ini juga menyebabkan harga di pasar saham menurun, terlebih setelah WHO menyatakan bahwa Covid-19 merupakan pandemi (Alali, 2020). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas.
WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan terkena infeksi ini dan berpotensi sebagian dari mereka jatuh sakit. Wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia memaksa berbagai negara membuat kebijakan untuk mencegah atau menanggulangi wabah ini seperti pemberlakuan lockdown, pembatasan kegiatan bisnis berskala besar, hingga larangan bepergian ke luar daerah, tidak terkecuali di Indonesia.
Pandemi Covid-19 di Indonesia memengaruhi pasar modal dan menyebabkan terjadinya perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan hal ini merupakan sinyal negatif (kabar buruk) yang menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual kepemilikan sahamnya (Kusnandar and Bintari, 2020).
Kondisi pandemi Covid-19 juga memengaruhi dinamika pasar saham (He et al., 2020; Junaedi and Salistia, 2020; Liu et al., 2020), menyebabkan bursa saham di seluruh dunia mengalami penurunan (Collins, 2020), dan meningkatkan inefisiensi di pasar saham (Lalwani and Meshram, 2020). Di Indonesia, hal ini juga
memberikan dampak buruk bagi pasar modal dan memengaruhi investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal Indonesia (Pitaloka et al., 2020).
Sumber: bps.go.id
Gambar 1. 1 Nilai IHSG Periode Januari 2020 - Januari 2022
Berdasarkan diagram diatas menunjukan angka yang berbeda-beda setiap bulannya dan cenderung naik, hal inilah yang cukup disukai oleh para investor karena menunjukan pasar yang sehat dan tentunya akan menguntungkan bagi investor maupun negara. Namun Terlihat dalam grafik pada bulan Maret tahun 2020 Indeks Harga Saham Gabungan menurun cukup signifikan dari bulan sebelumnya, dikarenakan pada bulan itu Pandemi Covid-19 Mulai mempengaruhi Kondisi Ekonomi di Seluruh Dunia, termasuk di Indonesia. Maka sudah jelas bahwa Covid-19 mempengaruhi investor dalam membuat keputusan investasi (Pitaloka et al., 2020).
Fluktuasi angka yang dihasilkan IHSG tentunya tidak dihasilkan sendirinya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG contohnya inflasi, Hal tersebut sesuai dengan penelitian Michael Untono(2015),bahwa inflasi secara
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.berikut adalah data inflasi di Indonesia kurun waktu enam bulan terakhir:
Sumber: bps.go.id
Gambar 1. 2 Tingkat Inflasi Enam Bulan Terakhir (%)
Berdasarkan diagram diatas menunjukan nilai inflasi 6 bulan terakhir yang dimulai dari bulan Agustus 2021 sampai Januari 2022 cenderung meningkat dari tiap bulannya,dalam beberapa penelitian terdahulu disebutkan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh negatif contohnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Meidiana Mulya Ningsih dan Ikaputera Waspada (2018)
Indikator selanjutnya yang dapat berpengaruh terhadap pergerakan IHSG adalah suku bunga BI, semakin tingginya suku bunga maka akan berdampak pada naiknya keuntungan dari modal yang dialokasikan pada deposito yang akan berpengaruh pada keputusan seorang investor yang akan menanamkan modalnya di deposito, Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dea Fadhillah dan Saur C Simamora (2022) BI Rate berpengaruh terhadap pergerakan IHSG, jika dilihat dalam enam bulan terakhir didapatkan data sebagai berikut :
Sumber: bps.go.id
Gambar 1. 3 BI rate Enam Bulan Terakhir (%)
Berdasarkan grafik diatas berbeda dengan kurva inflasi yang menunjukan kenaikan di tiap bulannya Suku Bunga BI dari 6 bulan terakhir terhitung dari bulan agustus 2021 sampai Januari 2022menunjukan grafik yang tetap yaitu di angka 3.5 ,meskipun tingkat BI Rate cenderung stabil namun penelitian yang dilakukan oleh Ghassania Zakia Saputro dan Tieka Trikartika Gustyana (2021), menentukan suku bunga yang tinggi menghasilkan investasi beralih ke industri perbankan maka diperoleh hasil suku bunga berpengaruh Indeks Harga Saham Gabungan.
Indikator selanjutnya yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG adalah Harga Emas, Harga emas yang meningkat akan berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marselia dkk. (2021) bahwa Harga emas dunia mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap Hal ini berarti jika harga emas naik, akan diikuti oleh kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan. berikut adalah harga emas terhitung dari enam bulan terakhir :
Sumber: logammulia.com
Gambar 1. 4 Harga Emas Enam Bulan Terakhir (ribu ruoiah)
Berdasarkan gambar diatas menggambarkan bahwa harga emas setiap bulannya mengalami penurunan yang cukup drastis dari bulan agustus ke bulan September namun beranjak naik sampai bulan desember dan turun lagi pada awal tahun 2022. Dalam penelitian yang dilakukan oleh A.Mahendra dkk. (2022) Harga Emas berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, kenaikan harga emas akan mempengaruhi nilai saham dan akan berpengaruh baik terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Mata uang yang diakui dunia sebagai mata uang perdagangan internasional adalah dollar Amerika Serikat, nilai tukar adalah indikator yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG, Nilai tukar yang melemah menggambarkan kondisi ekonomi suatu negara sedang dalam keadaan lesu, maka Indeks Harga Saham akan cenderung menurun hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Michael Untono (2020), menurutnya Kurs merupakan variabel makroekonomi
944.00
913.00
925.00
930.00
938.00
927.00
895.00 900.00 905.00 910.00 915.00 920.00 925.00 930.00 935.00 940.00 945.00 950.00
Agustus September Oktober November Desember Januari
yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Berikut adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat terhitung enam bulan terakhir :
Sumber: bi.go.id
Gambar 1. 5 Nilai Tukar Enam Bulan Terakhir (rupiah)
Gambar diatas menunjukan pergerakan naik turunnya harga dollar terhadap rupiah, dalam enam bulan terakhir terlihat paling tinggi pada awal tahun 2022 yang mencapai Rp.14.356. Nilai tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Yandi Suprapto (2016) yang membuktikan bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
IHSG pada bursa efek Indonesia juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, misalnya Indeks Harga Saham Gabungan yang berada di Negara lain, contohnya Hangseng Indeks (HIS) yang berada di negara hongkong yang berkapitalisasi lebih tinggi daripada Indeks Harga Saham Gabungan yang ada di Indonesia, Harga Saham gabungan yang sedang berkembang akan dipengaruhi oleh Indeks harga saham yang berkapitalisasi besar, berikut adalah perkembangan Hangseng Indeks dalam enam bulan terakhir :
Sumber: google finance
Gambar 1. 6 Nilai Indeks Harga Saham HangSeng Enam Bulan Terakhir
Gambar diatas menunjukan Hangseng Indeks yang mulai melemah pada akhir tahun 2021, Indeks saham luar negeri pun dipengaruhi oleh faktor internal negaranya sendiri yang dapat merepresentasikan kondisi ekonominya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shelby Virby (2017) didapatkan hasil jika Indeks Harga Saham Hangseng meningkat satu satuan maka Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkat sebesar 0.207 yang artinya Indeks Harga Saham Hang Seng berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Kondisi Ekonomi dunia memang sangat dipengaruhi oleh covid-19 yang muncul pada awal tahun 2020, Akibat penyebaran Covid-19 yang cepat mendorong pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya penanggulangan penyebaran virus tersebut. Melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 maka pandemi Covid-19 ditetapkan sebagai bencana nasional non-alam.
Terkait dengan beberapa factor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ditambah dalam kondisi
covid-19 yang dirasakan oleh seluruh negara maka disini penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan pada masa pandemi covid-19 periode Januari 2020- Januari 2022”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang dapat diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh inflasi, BI Rate, harga emas, nilai tukar dan Indeks harga saham hangseng secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa pandemi covid-19 periode Januari 2020-Januari 2022?
2. Bagaimana pengaruh inflasi, BI Rate, harga emas, nilai tukar dan Indeks harga saham hangseng secara bersama-sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa pandemi covid-19 periode Januari 2020-Januari 2022?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh inflasi, BI Rate, harga emas, nilai tukar dan Indeks harga saham hangseng secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa pandemi covid-19 periode Januari 2020-Januari 2022.
2. Pengaruh inflasi, BI Rate, harga emas, nilai tukar dan Indeks harga saham hangseng secara bersama sama terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa pandemi covid-19 periode Januari 2020-Januari 2022.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan Pasar mana yang akan dimasuki sebagai bisnis yang akan menguntungkan.
2. Bagi Akademisi, menghasilkan penelitian yang dapat menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.
3. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan serta sumber referensi mengenai faktor-faktor yang Indeks Harga Saham Gabungan.
1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dalam kajian pustaka yaitu dengan data yang digunakan merupakan data sekunder pada periode Januari 2020-Januari 2022 di Indonesia.
1.5.2 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu pada bulan Juli 2022 – Januari 2023. Jadwal rencana penelitian ini digambarkan dengan matriks sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Jadwal Rencana Penelitian Tahun 2021 - 2022
Prosedur
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Pengajuan
judul skripsi
dan ACC
Pembimbing Pencarian Data Penyusunan Draft UP Seminar UP Revisi Draft UP
Penyusunan Draft Skripsi Sidang Skripsi Revisi Draft Skripsi