• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA MATERI PERSAMAAN AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA MATERI PERSAMAAN AKUNTANSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

24

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA MATERI

PERSAMAAN AKUNTANSI

Khalimatul Fajariyah

Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

The research is intended to develop a learning material in Accounting Equation, to describe the suitability of the material with assessment criteria issued by BSNP, and to describe the students’ response to the learning material. The research uses four D model, but confined to the level develop. The data collection techniques were validation sheets of learning materials and questionnaire of students’ response. The result shows that the learning material has already met the criteria up to 61 % in terms of content and presentation. The students responded positively to the content and presentation suitability of the learning material.

Keywords: learning material development, accounting equation Pendidikan selalu menjadi topik hangat

untuk dibicarakan oleh kalangan pemerintah maupun kalangan masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan bangsa dan negara, baik negara maju maupun negara yang kurang maju. Perkembangan dan kemajuan suatu negara dapat dilihat dari bagaimana pendidikan mampu membentuk

Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bergantung pada kualitas pendidikan suatu bangsa. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia melalui kualitas pendidikan nasional. Perbaikan tersebut diantaranya dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai

pedoman penyelengaraan kegiatan

pembelajaran (Mulyasa, 2006).

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik” (Mulyasa, 2006). Pemberlakuan KTSP pada masing-masing sekolah diharapkan dapat mengembangkan potensi yang ada, baik model pembelajaran maupun perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran untuk mengelola kegiatan belajar antara lain, buku siswa, lembar kegiatan siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi serta media

pembelajaran. Dalam penelitian ini, penulis akan mengembangkan salah satu perangkat pembelajaran yaitu buku (bahan) ajar.

Dalam proses pembelajaran, bahan ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting. Bahan ajar adalah salah satu sumber yang berisi materi suatu pokok bahasan atau subpokok bahasan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian bahan ajar merupakan sarana umum yang dianggap paling efektif walaupun sekarang peralatan elektronik lebih canggih dan modern (Mulyasa, 2006).

Sebuah buku ajar yang baik adalah buku atau bahan yang : (1) Minimal megacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, dalam hal ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar, artinya buku/bahan ajar harus memperhatikan komponen kelayakan isi, (2) Berisi informasi, pesan dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa, artinya sebuah buku/bahan ajar

harus memperhatikan komponen

kebahasaannya, (3) Berisi konsep-konsep yang disajikan secara menarik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri. Sebuah buku/bahan ajar harus memperhatikan

(2)

25 komponen penyajian, yang berisi teknik

penyajian dan pendukung penyajian materi, (4) Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. Dengan perkataan lain buku/bahan ajar harus memenuhi syarat kegrafikaan (BSNP, 2006: 15).

Berdasarkan kajian penulis, bahan ajar akuntansi (Buku Ekonomi SMA Kelas XI) dengan materi persamaan akuntansi untuk kelas XI SMA yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Sumenep sebagai referensi masih terdapat kekurangan. Khususnya tentang penganalisisan transaksi keuangan dan pengklasifikasian jenis akun yang bertambah atau berkurang akibat dari transaksi yang terjadi. Hal ini berdasarkan kajian dari buku yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Sumenep, buku yang digunakan dapat dikatakan belum sepenuhnya menunjang siswa dalam belajar karena materi yang disajikan kurang luas dan belum mampu menarik rasa ingin tahu siswa. Khususnya pada materi persamaan akuntansi hanya mengandung bentuk persamaan akuntansi dan pengaruh komposisi aset atau liabilitas yang berkurang. Di dalamnya tidak terdapat pengertian dan pengelompokan akun yang seharusnya diketahui oleh siswa sebagai pengetahuan awal untuk menganalisis transaksi yang terjadi serta penggunaan bahasa yang terlalu rumit untuk dipahami oleh siswa sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis transaksi.

Sedangkan bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang telah disesuaikan criteria yang diadaptasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan kompetensi dasar persamaan akuntansi. Penulis memilih materi ini karena materi ini merupakan materi awal yang harus dipahami siswa untuk mempelajari akuntansi. Melalui bahan ajar, penulis akan memberikan pembaharuan yang lebih inovatif pada materi persamaan akuntansi. Perbaikan tersebut antara lain penjelasan tentang pengertian dan pengelompokan akun dan penggunaan istilah akuntansi yang telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan 2010 (sesuai dengan penjelasan dosen akuntansi), serta penyajian penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh siswa dengan ilustrasi

atau fitur untuk menunjang keefektifan bahan ajar sehingga siswa akan lebih tertarik dan lebih paham dalam mempelajari akuntansi materi persamaan akuntansi. Selain itu juga dijelaskan format penyajian laporan keuangan dengan menggunakan istilah akuntansi yang telah disesuaikan. Contoh, ilustrasi atau fitur yang sesuai dengan materi dan diharapkan dapat mempermudah siswa dalam pemahaman konsep dan menuntun peralihan taraf kognitif mereka dari operasional konkrit ke operasional formal.

Disamping itu dengan dicanangkannya pelaksanaan program konvergensi IFRS pada tahun 2012 oleh IAI maka penulis merasa perlu ada pembaharuan terhadap buku referensi yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Sumenep ini. Khususnya pada materi persamaan dasar akuntansi dan laporan keuangan perlu adanya pembaharuan istilah, hal tersebut dilakukan karena adanya penyeragaman bahasa dalam bidang akuntansi, auditing, kode etik, pelaporan keuangan baik sektor privat maupun sektor publik. (www.iaiglobal.or.id).

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran akuntansi pada saat observasi awal di SMA Negeri 1 Sumenep, bahan ajar yang berisi materi yang sederhana akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Bahan ajar hendaknya juga berisi soal-soal yang bervariasi sehingga siswa akan lebih dapat mengembangkan pemikirannya, semakin banyak dan sering mengerjakan soal-soal dan latihan maka siswa akan dapat dengan mudah menguasai materi.

Penulis akan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa bahan ajar yang sesuai dengan BSNP yang telah diadaptasi dengan judul penelitian “ Pengembangan Bahan Ajar Akuntansi Pada Materi Persamaan Akuntansi Kelas XI di SMA Negeri 1 Sumenep‟‟ dengan kompetensi dasar yaitu menafsirkan persamaan akuntansi. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan istilah bahan ajar sebagai ganti dari istilah buku ajar.

Diperolehnya bahan ajar dalam penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sumber belajar yang efektif bagi siswa baik dari segi kelayakan isi dan penyajian yang sesuai dengan standar buku ajar yang baik menurut BSNP.

(3)

26 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pemberlakuan KTSP memberikan hak kewenangan sekolah, khususnya guru dalam membuat rencana kegiatan pembelajaran mulai dari pemilihan model yang akan digunakan dan perangkat pembelajaran. Bagian dari perangkat pembelajaran adalah buku/bahan ajar yang akan digunakan oleh guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Menurut Depdiknas, bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dengan adanya buku/bahan ajar, memungkinkan siswa dapat belajar secara runtut sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh (Depdiknas, 2004).

Pada sistem KTSP, sekolah memiliki ‟‟full authority and responbility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk (Mulyasa, 2006: 22) : 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Bahan Ajar

Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang dibuat oleh guru untuk siswanya yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar bersifat mandiri yang dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, artinya siswa tidak terlalu tergantung kepada

guru sebagai satu-satunya sumber informasi (Pannen dan Purwanto, 1997: 14).

Sedangkan buku ajar adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus bidang studi. Selain itu buku ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara sistematis menampilkan keutuhan dari kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran (Tarigan dalam Siti Fatimah).

Komponen utama yang perlu ada dalam setiap bahan ajar adalah tinjauan mata pelajaran, pendahuluan tiap bab, penyajian dalam setiap bab, penutup setiap bab, daftar pustaka dan glosarium. Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi dengan berbagai macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam bahan ajar, karena ilustrasi dapat memperjelas konsep, pesan gagasan atau ide yang disampaikan dalam bahan ajar. Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang baik dapat membuat bahan ajar semakin menarik untuk di pelajari.

Menurut BSNP (BSNP, 2006:15) sebuah buku ajar yang baik adalah buku yang Minimal megacu pada sasaran yang akan dicapai peserta didik, dalam hal ini adalah standart kompetensi dan kompetensi dasar, artinya buku/bahan ajar harus memperhatikan komponen kelayakan isi; Berisi informasi, pesan dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara logis dan mudah diterima sesuai dengan tahap kognitif siswa, artinya sebuah buku/bahan ajar

harus memperhatikan komponen

kebahasaannya; Berisi konsep-konsep yang disajikan secara menarik, interaktif dan mampu mendorong terjadinya proses berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kedalaman berfikir serta metakognisi dan evaluasi diri.

Sebuah buku/bahan ajar harus

memperhatikan komponen penyajian, yang berisi teknik penyajian dan pendukung penyajian materi; Secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran. Dengan perkataan lain buku/bahan ajar harus memenuhi syarat kegrafikaan. Keuntungan buku/bahan pelajaran, antara lain (Nasution,2005): Buku/bahan pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum

(4)

27 karena disusun berdasarkan kurukulum yang

berlaku; Buku/bahan pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran; Buku/bahan pelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran untuk mempelajari pelajaran baru; Buku/bahan pelajaran dapat digunakan tahun-tahun berikutnya dan bila perlu direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama; Buku/bahan pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran; Buku/bahan pelajaran memberi kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru berganti; Buku/bahan pelajaran member pengetahuan dan metode mengajar lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.

Dalam penyusunan bahan ajar perlu dilakukan perancangan terlebih dahulu agar bahan ajar yang dihasilkan bersifat luwes untuk mengakomodasikan beragam titik awal dan alur belajar berdasarkan perilaku awal siswa dan beragam gaya belajar siswa. Bahan ajar yang disusun dan dirancang oleh guru bertujuan untuk memudahkan tugas guru untuk mengajar dan juga memudahkan siswa belajar (Pannen dan Purwanto, 1997). Dari penjabaran tersebut jelas manfaat penyusunan bahan ajar adalah untuk mengatasi situasi proses pembelajaran yang pasif agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Bahan ajar yang dirancang dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi

siswa, membantu sekolah dalam

menyelelesaikan kurikulum dan mencapai tujuan instruksional dengan waktu yang tersedia. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan kriteria buku ajar atau buku teks nasional tingkat sekolah menengah atas adalah (BSNP, 2006:19) : Komponen kelayakan isi; Komponen kebahasaan; Komponen penyajian; Komponen kegrafikaan

Kerangka Berfikir

Pemberlakukan KTSP pada masing –

masing sekolah diharapkan dapat

mengembangkan potensi yang ada baik itu model maupun perangkat pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yaitu buku ajar, buku ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis oleh guru untuk siswanya yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Buku ajar yang baik bila memenuhi persyaratan kelayakan yang ditetapkan oleh BSNP.

Tetapi kenyataan dilapangan, yaitu bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi kelas XI SMA yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Sumenep kurang memenuhi persyaratan dari BSNP. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar yang digunakan kurang baik atau kurang efektif (sesuai dengan hasil telaah buku ajar yang digunakan oleh siswa SMA Negeri 1 Sumenep). Sehingga peneliti melakukan pengembangan bahan ajar berstandar BSNP dengan harapan menjadi alternative SMA Negeri 1 sumenep dalam penggunaan bahana ajar. Yaitu untuk menunjang keefektifan bahan ajar siswa lebih tertarik dan lebih paham mempelajari akuntansi materi persamaan akuntansi.

METODE PENELTIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yaitu mengembangkan bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi. Pada penelitian ini dilengkapi pula dengan instrument penelitian berupa lembar validasi bahan ajar dan lembar angket respon siswa.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada bulan Oktober 2009-Desember 2009 yaitu menyusun proposal dan mengembangkan bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi. Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2010 yaitu uji coba secara terbatas pada siswa kelas XI Sosial 3 di SMA Negeri 1 Sumenep.

Sasaran penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar akuntansi SMA kelas XI dengan materi persamaan akuntansi dengan standar kompetensi “Memahami siklus akuntansi perusahaan jasa” dan kompetensi dasar “Menafsirkan persamaan akuntansi”, dan uji coba terbatas pada siswa kelas XI Sosial 3 di SMA Negeri 1 Sumenep dengan 1 guru

(5)

28 akuntansi SMA Negeri 1 Sumenep, dan 2 dosen

akuntansi sebagai penelaah. Analisis data telaah kelayakan bahan ajar oleh dosen dasar-dasar akuntansi dan guru bidang studi akuntansi. Dari hasil validator, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan ajar merupakan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan siswa sebagai penunjang konsep siswa, karena berisi penjabaran materi yang akan dipelajari. Dalam penyusunan bahan ajar akuntansi materi persamaan dasar akuntansi ini ada beberapa tahap yang dilakukan. Setiap tahap selalu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal konsep, bahasa, istilah-istilah yang digunakan, ilustrasi dan materi supaya menghasilkan bahan ajar yang layak.

Bahan ajar yang dikembangkan ini merupakan bahan ajar akuntansi yang hanya mengambil satu kompetensi dasar saja yaitu menafsirkan persamaan akuntansi. Bahan ajar yang dikembangkan ini berbeda dengan bahan ajar yang digunakan oleh siswa kelas XI Sosial 3 di SMA negeri 1 Sumenep, bahan ajar ini menyediakan informasi tentang konsep terbaru di bidang akuntansi yaitu penggunaan istilah-istilah akuntansi yang telah disesuaikan dengan peraturan yang baru dan dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan. Sehingga dapat membantu siswa dalam belajar mandiri dan memperoleh informasi sendiri tanpa tergantung pada guru sebagai sumber informasi satu-satunya.

Tahap awal penyusunan bahan ajar ini, dihasilkan bahan ajar yang sederhana dan banyak sekali kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya masih ada istilah yang masih menggunakan istilah lama. Selain itu konsep-konsep masih banyak yang salah hal ini dikarenakan kurangnya referensi penulis pada materi persamaan akuntansi serta laporan keuangan yang telah sesuai dengan PSAK 2010.

Kelayakan bahan ajar akuntansi ini dinilai dari dua komponen, yaitu komponen isi dan komponen penyajian. Penilaian ini dilakukan oleh dosen akuntansi mata kuliah akuntansi

yaitu Drs. Joni Susilowibowo M.Pd dan Drs. Hartoyo M.M serta guru bidang studi akuntansi Komari B.A. Penilaian bahan ajar ini sesuai dengan lembar validasi bahan ajar akuntansi (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Data penilaian bahan ajar akuntansi terdapat pada tabel 4.2 dan 4.3.

Tabel 2

Hasil Validasi Bahan Ajar Akuntansi Materi Persamaan Akuntans pada Komponen

Kelayakan Isi

(Sumber: data diolah) Tabel 3

Hasil Validasi Bahan Ajar Akuntansi Materi Persamaan Akuntansi pada Komponen

Kelayakan Penyajian

(Sumber: data diolah)

Dari penilaian bahan ajar diketahui bahwa persentase rata-rata bahan ajar akuntansi pada komponen isi sebesar 91,67% dan komponen penyajian sebesar 90,43%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dalam kategori sangat layak. Kategori ini ditunjukkan dari hasil validasi yang mencapai kriteria interpretasi e” 61%. Hasil validasi ini menunjukkan bahwa bahan ajar dalam bentuk buku ajar ini sangat layak digunakan sebagai sumber belajar.

(6)

29 Untuk mengetahui respon atau penilaian

siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan peneliti memberikan angket kepada siswa. Lembar angket respon siswa terhadap bahan ajar akuntansi diberikan setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Angket tersebut sesuai dengan lampiran 3. Hasil angket respon siswa terhadap bahan ajar akuntansi materi persamaan dasar akuntansi terdapat pada tabel 4 dan 5 dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4

Hasil Respon atau Penilaian Siswa Terhadap Bahan Ajar Akuntansi Materi Persamaan

Akuntansi pada Komponen Isi

(Sumber: data diolah penulisi dari hasil angket)

Tabel 5

Hasil Respon atau Penilaian Siswa Terhadap Bahan Ajar Akuntansi Materi Persamaan

Akuntansi pada Komponen Penyajian

(Sumber: data diolah penulisi dari hasil angket)

Tabel 4 dan tabel 5 menunjukkan bahwa respon siswa terhadap bahan ajar akuntansi yang dikembangkan pada umumnya bersifat positif. Hal ini dapat dilihat dari data hasil respon siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase jawaban yang diperoleh dalam

komponen isi dan penyajian berturut-turut adalah 96,33% dan 94,79%.

Komponen isi terdiri dari 5 aspek. Pada umumnya siswa merespon positif kelima aspek tersebut. Hal ini ditunjukkan dari persentase yang diperoleh dari tiap aspek yaitu pada aspek cakupan materi sebesar 100%, aspek akurasi materi sebesar 93,89%, aspek kemutakhiran

sebesar 100%, aspek merangsang

keingintahuan sebesar 93,61%, dan aspek mengembangkan kecakapan kontekstual sebesar 94,17%. Kriteria penyajian konsep meliputi 3 aspek. Semua aspek tersebut mendapat respon positif dari siswa dengan rata-rata persentase 94,79%. Persentase tertinggi sebesar 95,86% terdapat pada aspek nomor 2 yaitu pendukung penyajian materi. Beberapa pendapat yang diberikan oleh siswa pada saat mengisi angket respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 4.6

Pendapat Siswa terhadap Bahan Ajar Akuntansi Materi Persamaan Dasar

Akuntansi.

Pendapat siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan pada tabel 6 menunjukkan ada beberapa kekurangan pada bahan ajar yang harus dilakukan perbaikan oleh penulis. Salah satu kekurangan pada bahan ajar adalah penggunaan istilah-istilah yamg kurang dipahami oleh siswa. Kekurangan pada bahan ajar tersebut akan diperbaiki oleh penulis sehingga dihasilkan bahan ajar akuntansi yang layak digunakan sebagai sumber belajar.

(7)

30 Salah satu karakteristik KTSP adalah

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatik dalam mengembangkan kurikulum. Salah satu kewenangan sekolah adalah menyediakan sumber belajar. Salah satu sumber belajar tersebut adalah bahan ajar (buku ajar).

Bahan ajar yang dikembangkan merupakan bahan ajar akuntansi SMA kelas XI yang hanya memuat kompetensi dasar menafsirkan persamaan akuntansi. Bahan ajar tersebut memiliki fitur-fitur pendukung yang dapat membantu siswa dalam mempelajari materi sehingga siswa bisa belajar secara mandiri dan memperoleh informasi sendiri tanpa tergantung pada guru sebagai informasi satu-satunya (Depdiknas, 2006).

Pengembangan bahan ajar mengacu pada model 4-D (four D Models), yang terdiri dari 4 tahap yaitu define, design, develop dan disseminate. Namun pada pengembangan bahan ajar ini hanya dilakukan sampai pada tahap develop. Dari setiap tahapan dapat diketahui perkembangan bahan ajar yang dikembangkan. Tahap tersebut meliputi define (pendefinisian), yang terdiri atas 5 langkah pokok yaitu analisis hulu dan hilir, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan perumusan indikator pembelajaran. Tahap design (perancangan), langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan bahan ajar dan konsultasi secara intensif pada dosen pembimbing sehingga menghasilkan draf I. Tahap develop (pengembangan), pada tahap ini dilakukan telaah draf I sehingga dihasilkan draf II (pada tabel 4.1 ), draf II divalidasi oleh dosen dan guru bidang studi akuntansi, hasil validasi adalah draf III (pada tabel 4.1 ) yang diujicobakan terbatas pada 45 siswa kelas XI Sosial 3 SMA Negeri 1 Sumenep. Masukan dan saran dari validator berperan penting dalam pengembangan bahan ajar sebagai bahan revisi atau perbaikan bahan ajar sehingga dapat dihasilkan bahan ajar akuntansi yang layak digunakan dalam pembelajaran.

Kelayakan bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi dapat diketahui dari hasil validasi dosen akuntansi dan guru bidang studi

akuntansi, serta hasil angket respon siswa. Dalam hal ini bahan ajar dikatakan layak digunakan jika rerata skor penilaian pada tiap aspek kriteria kelayakan isi dan penyajian setelah dilakukan validasi mencapai 61% - 100% (Riduwan, 2007). Berdasarkan hasil validasi diketahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan ini layak digunakan. Prinsipnya bahan ajar akuntansi yang dikembangkan ini sudah berisi komponen utama yang harus ada dalam bahan ajar sesuai Pannen dan Purwanto (1997). Komponen tersebut meliputi sampul bahan ajar, tinjauan materi, pendahuluan, penyajian tiap bab, soal-soal latihan, umpan balik, rangkuman, lembar kegiatan siswa, glosarium, dan daftar pustaka.

Menurut BSNP kriteria penilaian buku teks nasional tingkat SMA untuk mata pelajaran akuntansi (ekonomi) terdiri dari beberapa komponen antara lain, komponen kelayakan isi dan komponen kelayakan penyajian (BSNP,2006). Komponen ini digunakan sebagai kriteria penilaian bahan ajar yang dikembangkan. Berdasarkan komponen penilaian yang diadaptasi dari kriteria penilaian BSNP diketahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah berisi komponen utama yang harus ada dalam bahan ajar. Komponen tersebut meliputi sampul buku, cakupan materi, akurasi materi, tinjauan materi, pendahuluan, penyajian tiap bab, soal-soal latihan, umpan balik, rangkuman, lembar kegiatan siswa, glosarium, dan daftar pustaka.

Hasil validasi pada komponen isi bahan ajar akuntansi materi persamaan dasar akuntansi menunjukkan persentase rata-rata sebesar 91,67 %. Penilaian tertinggi (100%) pada komponen isi terletak pada aspek kemutakhiran. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu serta penggunaan istilah yang disajikan telah disesuaikan dengan istilah yang telah dibakukan dalam bidang akuntansi dan sumber pustaka terbaru. Bahan ajar ini disusun sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dikembangkan menjadi 6 indikator yang harus dikuasai oleh siswa dengan penyajian materi yang dapat mendorong siswa

(8)

31 berfikir aktif mengembangkan proses berfikir

mereka, memotivasi mereka dan bekerjasama. Hal tersebut terdapat pada fitur “Kilas balik”. Kegiatan pada fitur “Kilas Balik” disusun dengan melibatkan aktivitas siswa secara langsung, mengembangkan proses berfikir mereka, dan bekerjasama serta mendalami materi dengan penemuan mereka sendiri. Menurut Slameto (2005) kerjasama dalam kelompok dapat meningkatkan cara berfikir siswa sehingga siswa dapat mempelajari materi yang diajarkan.

Persentase rata-rata hasil validasi pada komponen penyajian adalah 90,43%. Penilaian tertinggi pada komponen penyajian (96,29%) terdapat pada komponen pendukung penyajian materi yang menyatakan bahwa kesesuaian atau ketepatan ilustrasi dengan materi; penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai dengan rujukan atau sumber acuan, identitas tabel, gambar, dan lampiran; ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran; tersedianya glosarium rangkuman dan daftar pustaka.

Penyajian fisik buku ajar yang dikembangkan dibuat semenarik mungkin yaitu menggunakan layout yang sesuai, sampul bahan ajar dibuat dengan mengambil gambar yang ada kaitannya dengan materi yang dijabarkan dalam buku dengan tujuan menyampaikan pesan yang akan dipelajari, kemudian huruf yang digunakan tidak terlalu kecil sehingga dapat dibaca serta bahan ajar akuntansi materi persamaan dasar akuntansi disajikan dengan judul “Akuntansi (persamaan akuntansi)” dengan tujuan mampu menarik perhatian awal siswa untuk membaca isi atau materi dari bahan ajar. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang sesuai dengan materi sehingga dapat memperjelas konsep. Ilustrasi ini dapat berperan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada siswa mengenai konsep yang dipelajari sehingga dengan adanya ilustrasi tersebut maka akan timbul suatu proses penyampaian pesan dari sumber pesan (bahan ajar) ke penerima pesan (siswa).

Sesuai dengan Pannen dan Purwanto (1997) bahwa ilustrasi memegang peranan sangat penting dalam bahan ajar. Karena ilustrasi dapat memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang disampaikan dalam

bahan ajar. Selain itu ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang baik dapat membuat bahan ajar semakin menarik untuk dipelajari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi dapat dikatakan layak dan sangat memenuhi untuk digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran, karena telah memiliki komponen utama bahan ajar.

Skor persentase terendah pada komponen kelayakan isi yaitu aspek merangsang keingintahuan (curiosity) pada butir kemampuan merangsang berpikir kritis dan aspek mengembangkan kecakapan kontekstual pada butir menyajikan contoh-contoh konkrit

dari lingkungan

lokal/nasional/regional/internasional.

Rendahnya persentase kedua aspek ini disebabkan oleh kurangnya contoh-contoh yang dapat secara langsung dilihat oleh siswa di sekitar tempat tinggal mereka (misalnya: perusahaan). Pada komponen penyajian persentase terendah terdapat pada aspek pendukung penyajian materi pada pembangkit motivasi pada awal bab dan pengantar awal bab serta pada aspek penyajian pembelajaran pada butir keterlibatan peserta didik, berpusat pada peserta didik, dan kemampuan merangsang kedalaman berfikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus, dan soal-soal latihan. Rendahnya persentase ini disebabkan oleh penggunaan istilah-istilah baru yang digunakan dalam bidang akuntansi sehingga siswa masih belum bisa mengingat dengan jelas istilah tersebut.

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui respon atau penilaian siswa terhadap bahan ajar akuntansi setelah mereka mempelajari dan menggunakannya. Bahan ajar ini diujicobakan kepada 45 siswa kelas XI Sosial 3 SMA Negeri 1 Sumenep. Untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar siswa diberi angket respon siswa dan meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada angket. Angket respon siswa diberikan setelah siswa mempelajari dan menggunakan bahan ajar. Analisis dari hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa siswa merespon positif terhadap bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil persentase yang

(9)

32 diperoleh dari respon atau penilaian siswa yaitu

sebesar 96,33% pada komponen isi dan 94,79 pada komponen penyajian. Berdasarkan hasil analisis ini dapat dinyatakan bahwa bahan ajar akuntansi ini sudah layak karena telah mencapai kriteria interpretasi respon siswa e” 61% (Riduwan, 2007).

Berdasarkan analisis data angket respon atau penilaian siswa terhadap bahan ajar yang

dikembangkan pada komponen isi

mendapatkan nilai tertinggi pada aspek cakupan materi dan kemutakhiran, yaitu sebesar 100%. Berdasarkan hasil analisis respon siswa menunjukkan bahwa secara umum bahan ajar yang dikembangkan ini masuk dalam kategori sangat memenuhi. Hal ini disebabkan karena bahan ajar akuntansi yang dikembangkan berisi materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh KTSP dan disertai dengan ilustrasi. Ilustrasi disesuaikan dengan materi sehingga memperjelas konsep. Bahan ajar (buku) yang baik harus tampil dalam “wajah” dengan keterbacaan tinggi menarik minat dan memikat (BSNP, 2006). Meskipun kriteria penyajian isi masuk dalam kategori yang sangat memenuhi namun ada satu aspek yang memiliki nilai terendah yaitu pada aspek merangsang keingintahuan. Nilai yang diperoleh dari aspek tersebut sebesar 93,61%, siswa mengatakan merasa kesulitan mengerjakan soal apabila menghadapi soal dengan istilah akuntansi yang baru dikenal.

Respon atau penilaian siswa terhadap bahan pada komponen penyajian, nilai tertinggi pada aspek pendukung penyajian materi yaitu sebesar 95,86% yang menunjukkan bahwa secara umum bahan ajar yang dikembangkan ini masuk dalam kategori sangat memenuhi. Hal ini karena bahan ajar yang dikembangkan menggunakan layout warna-warni yang menarik. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan yaitu konsep penting, mengklasifikasikan yuk, kilas balik, tahukah kamu, jelajah website, dan tokoh penting.

Bahan ajar ini dibuat menarik dengan menggunakan ilustrasi dan gambar atau komponen tambahan (fitur) untuk memperjelas penyampaian materi (Pannen dan Purwanto, 1997). Meskipun kriteria penyajian fisik masuk dalam kategori sangat memenuhi, namun ada

satu aspek yang memiliki nilai paling rendah yaitu repon atau penilaian siswa pada aspek penyajian pembelajaran terhadap cara penyajian bahan ajar yang menarik minat dan perhatian siswa. Nilai yang diperoleh dari aspek tersebut sebesar 93,15%. Siswa mengatakan ada beberapa istilah penting yang perlu dicetak dengan huruf berwarna. Dari pendapat tersebut penulis melakukan perubahan pada istilah penting bahan ajar tersebut dengan mengganti huruf yang kurang memiliki kontras warna dengan huruf yang memiliki kontras warna agar tampilannya lebih menarik dan jelas sehingga mempermudah siswa dalam mengingat istilah-istilah dalam akuntansi.

Respon positif siswa terhadap bahan ajar akuntansi ini menunjukkan bahwa dengan adanya bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi ini dapat membantu siswa dalam belajarnya. Siswa bisa belajar mandiri dan tidak tergantung pada guru sebagai sumber informasi satu-satunya. Selain sebagai sumber belajar, bahan ajar akuntansi ini juga dapat digunakan media. Hal ini disebabkan bahan ajar akuntansi ini berperan dalam menyalurkan informasi kepada siswa yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri (Sadiman,2005). Namun pada penelitian ini terdapat kelemahan dalam ujicoba terbatas pada siswa karena tidak dilakukan tes pada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahan ajar tersebut.

Berdasarkan hasil validasi dan respon siswa terhadap bahan ajar tersebut secara umum menunjukkan bahwa bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi dapat dikatakan layak, karena hasil validasi dan respon siswa telah mencapai kategori sangat baik dan memiliki kriteria interpretasi > 61%.

Pada bahan ajar akuntansi yang dikembangkan sudah berisi komponen utama yang harus ada dalam setiap bahan ajar,seperti yang dijelaskan oleh Pannen dan Purwanto bahwa setiap bahan ajar harus memiliki komponen utama yaitu meliputi sampul bahan ajar, tinjauan materi, pendahuluan, penyajian tiap bab, soal-soal latihan, umpan balik, rangkuman, lembar kegiatan siswa, glosarium, dan daftar pustaka.

(10)

33 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut: Dari segi kelayakan isi dan segi kelayakan penyajian bahan ajar akuntansi materi persamaan akuntansi layak digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Pada umumnya siswa merespon positif terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan setelah mereka membaca dan menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran

Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut : Bahan ajar yang dikembangkan sebaiknya dapat digunakan sebagai sumber belajar tambahan bagi pembelajaran selanjutnya; Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan respon siswa yang positif, maka peneliti menyarankan sebaiknya penelitian ini dilakukan pada materi akuntansi yang lain dengan menggunakan model pengembangan yang sama maupun berbeda; Pada penelitian pengembangan bahan ajar ini masih ada beberapa kelemahan. Diharapakan untuk penelitian selanjutnya ujicoba terbatas tidak hanya melalui lembar validasi dan angket respon siswa saja melainkan juga perlu diadakan tes untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa setelah membaca bahan ajar tersebut sehingga dapat dianalisis lebih jauh keterkaitan antara hasil pengembangan dan respon siswa; Pada penyebaran angket respon siswa, siswa dibimbing dalam pengisian angket respon terhadap bahan ajar yang dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Hidayat Pengembangan. CDROM Interaktif sebagai bahan Ajar Praktik Akuntansi II EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya (Online) (http://educare.e-fkipunla.net, diakses 20 Desember 2009).

BSNP. 2006. Naskah Akademik Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran

Pendidikan Dasar dan Menengah Tahap I. Jakarta: BSNP.

BSNP. 2006. Naskah Akademik Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah Tahap II. Jakarta: BSNP.

Depdiknas. 2004. Pedoman Umum

Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ekawarna. 2007. Mengembangkan Bahan Ajar

Mata Kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal makara sosial humaniora (Online), Vol. 11, No. 1, JUNI 2007: 42-47 (http://journal.ui.ac.id, diakses 25 Oktober 2009).

Fatimah, Siti. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Biologi Materi Pokok Virus. Skripsi (Tidak di publikasikan). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

IAI. 2009. Makalah disajikan dalam seminar

pengarahan konvergensi IFRS.

(http://www.iaiglobal.or.id , diakses 10 September 2009).

Ibrahim, Muslimin. 2001. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (4-D). Surabaya: Dirjen Depdiknas.

Mulyasa. 2006. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Nasution, S. 2005. Tekhnologi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Niswonger, C.Rollin. 1992. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta: ERLANGGA.

Nurlaelah, Elah. Pengembangan Bahan Ajar Struktur Aljabar Yang Berbasis Program Komputer dan Tugas Resitasi untuk Meningkatkan Kreativitas dan Daya

Matematik Mahasiswa. Jurnal

Pengajaran MIPA (Online), Vol. 14, No.

2, Oktober 2009

(http://www.pdfqueen.com, diakses 20 Desember 2009).

(11)

34 Pannen, P., dan Purwanto. 1997. Mengajar

Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Riduwan. 2007. Skala-Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sadiman. 2005. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sukmawati, Ditta. Pengembangan Bahan Ajar SMA kelas X pada Materi Protista Skripsi (Tidak di publikasikan). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya:Unipress University.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat situasi dan kondisi lingkungan yang rusak dan pelanggaran syariat agama Islam serta banyaknya masyarakat yang tidak bisa membaca al-Quran, sehingga timbullah

Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa Lorjuk atau kerang pisau yang ditemukan di daerah penangkapan pertama dan kedua yaitu desa Modung, kecamatan

Sebuah pembelajaran memerlukan model pembelajaran untuk membantu siswa mempermudah dalam menyerap pembelajaran. Model yang tepat sesuai materi yang akan diajarkan

Hal ini sangatlah penting bagi siswa untuk memudahkannya dalam perencanaan karirnya.Perencanaan karier merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan, suatu proses

Akan mengkaji perilaku pengguna sistem informasi di sebuah institusi pendidikan tinggi berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan Teknologi Acceptance

merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur”. Butir soal yang tidak valid sebaiknya digugurkan dengan

Mapping Penempatan Perawat sesuai Area Praktik ASSESMEN KOMPETENSI Proses Kredensial Pemberian Penugasan Klinis Penugasan kerja sesuai area praktiknya Pelaksanaan

Hubungan antara Sikap Pribadi yang Negatif dengan Plagiarisme memiliki arah yang positif, sehingga semakin tinggi sikap negatif yang dimiliki mahasiswa dalam mengerjakan