Sri Hartini dan Set iaj eng Kadarsih
Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o E-mail : sri. hart ini@unsoed. ac. id
Abst r act
Basi cal l y, t he management of r oads expect ed t o be abl e t o meet t he needs of saf e, convenient , and ef f i cient f or t r anspor t at ion of goods and ser vi ces. But i n r eal it y, t he r oad management pol i cy in t he r egi onal aut onomy wer e st i l l di d not meet expect at ions. Based on t he r esear ch, t he pol i cy of r oad management i n Banyumas ar e r oads const r uct ion and r oad mai nt enance pr ogr am. Road const r uct i on ar e conduct ed t o i ncr easi ng and wi deni ng of r oads and pavi ng, whi l e r oad mai nt enance ar e done t hr ough r egul ar mai nt enance and per iodi c maint enance. Fact or s t hat i nf l uence t he pol i cy ar e l egal subst ance t hat have not been set as a whol e r egar ding t he management of r oads, l aw enf or cement whi ch st i l l have i t s mai n of f i ce i n t he pol i cyl ed, f aci l i t y f act or t hat wer e not opt i mal , t he societ y t hat t end t o r el ease r esponsi bi l i t y t o t he gover nment , and per missive f act or s.
Key wor ds: pol i cy, r oad management and l egal f act or s
Abst rak
Pada dasarnya, pengelolaan j alan diharapkan mampu unt uk memenuhi kebut uhan masyarakat at as angkut an barang dan j asa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna. Namun dalam realit asnya, kebij akan pengelolaan j alan sej ak berlangsungnya ot onomi daerah masih belum sesuai dengan harapannya. Berdasarkan hasil penelit ian didapat kan gambaran bahwa kebij akan pengelolaan j alan di Kabupat en Banyumas berbent uk program pembangunan j alan dan pemeliharaan j alan. Pembangunan j alan yang dilakukan berupa peningkat an dan pelebaran j alan dan pengaspalan j alan, sedangkan pemeliharaan j alan dilakukan melalui pemeliharaan rut in dan pemeliharaan berkala. Fakt or yang cenderung mempengaruhi berupa f akt or hukum yang belum mengat ur secara menyeluruh t ent ang pengelolaan j alan, f akt or penegak hukum yang masih menginduk pada kebij akan pimpinan, f akt or sarana at au f asilit as yang belum opt imal, f akt or masyarakat yang cenderung melepaskan t anggungj awab kepada pemerint ah, dan f akt or budaya permisif .
Kat a kunci : kebij akan, pengelolaan j alan dan f akt or hukum
Pendahuluan
Pada saat ini, j alan menj adi kebut uhan yang sangat vit al sebagai pendukung ut ama di-namika dan akt ivit as ekonomi. Jalan yang me-rupakan prasarana t ransport asi, mempunyai pe-ranan pent ing dalam usaha membuka, memper-mudah dan meningkat kan aspek ekonomi, sosial dan budaya dalam suat u negara. Dalam kerang-ka t ersebut , f ungsi j alan diarahkerang-kan unt uk me-wuj udkan sasaran pembangunan sepert i peme-rat aan pembangunan, pert umbuhan ekonomi, dan perwuj udan keadilan sosial bagi seluruh
Art ikel i ni merupakan int isari hasil penel it i an yang di danai ol eh DIPA UNSOED Berdasarkan Surat Perj anj ian Jasa Penel it ian Tahun Anggaran 2011
rakyat Indonesia.
Pada era ot onomi daerah, dengan diber-lakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ah Daerah dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 t ent ang Perimbangan Ke-uangan Pusat dan Daerah, t elah mencipt akan perubahan paradigma yang berdampak pada pelimpahan kewenangan dalam perumusan dan pelaksanaan kebij akan di t ingkat daerah. Da-lam kait an ini, j alan merupakan salah sat u bi-dang yang didesent ralisasi yang mengakibat kan j alan dikelola oleh pemerint ah daerah dan di-berikan kebebasan menggunakan dana yang t ersedia, baik yang berasal dari pot ensi daerah maupun berupa bant uan dan perimbangan pe-merint ah pusat .1 Pola pemikiran dari desent ra-lisasi dimaksudkan agar daerah meningkat kan kapasit as dan kapabilit asnya secara ot onom.
Tuj uan ut ama yang ingin dicapai melalui kebij akan desent ralisasi berupa t erwuj udnya t uj uan polit ik dan t uj uan administ rat if . Tuj uan polit ik akan memposisikan Pemerint ah Daerah sebagai medium pendidikan polit ik bagi masya-rakat dit ingkat lokal dan secara agr egat akan berkont ribusi pada pendidikan polit ik secara nasional unt uk mencapai t erwuj udnya ci vi l so-ci et y. Sedangkan t uj uan administ rat if akan memposisikan Pemerint ah Daerah sebagai unit pemerint ahan di t ingkat lokal yang berf ungsi unt uk menyediakan pelayanan masyarakat se-cara ef ekt if , ef isien dan ekonomis. Terkait de-ngan f ungsi j alan, kedua t uj uan t ersebut kemu-dian mengharuskan pemerint ah daerah menj a-lankan f ungsi pengat uran, perencanaan pemba-ngunan j alan, pelibat an masyarakat dalam pembangunan j alan, responsif t erhadap pelim-pahan kewenangan dari pusat , sert a t unt ut an prof esionalit as dan manaj emen pengelolaan j a-lan.
Mendasarkan pada konsepsinya, penge-lolaan j alan akan dapat dilaksanakan dengan maksimal t at kala kepala daerah memiliki kon-sep pembangunan berkelanj ut an dan
1 Asmaw i al ie, 2006, Ident i f i kasi Kebi j akan dal am Pem-bi ayaan Pemel i har aan Jal an Kabupat en dal am Kot a Su-ngai l i at di Kabupat en Bangka, Tesis, Magist er Teknik Pembangunan Wil ayah Dan Kot a, Uni versit as Di ponego-ro Semarang, hl m. 3, t er sedia dal am ht t p: / / epr int s. undi p. ac. i d/ 15390/ 1/ Asmaw i_Al ie, pdf , diakses t anggal 25 Juni 2011
an, manaj emen pemerint ahan yang ef ekt if dan ef isien sert a invest asi yang mengakomodir ke-pent ingan pihak t erkait .2 Namun dalam reali-t asnya, kebij akan pengelolaan j alan sej ak ber-langsungnya ot onomi daerah masih belum se-suai dengan harapannya. Sepert i halnya penge-lolaan j alan di Kabupat en Banyumas yang dapat dikat egorikan belum dikelola dengan bak. Dat a menyebut kan bahwa t ot al j alan Kabupat en di Banyumas berj umlah 323 ruas dengan panj ang 804, 78 km. Adapun kondisi pada akhir t ahun 2009 sepanj ang 273, 04 km (33. 93%) dalam kon-disi baik, sepanj ang 422, 14 km (54, 45%) konkon-disi sedang, sepanj ang 54, 30 km (6, 75%) kondisi rusak ringan, dan sepanj ang 55, 30 km (6, 87%) kondisi rusak berat .3
Mengingat pent ing dan st rat egisnya makna j alan sebagai bagian dari urusan haj at hidup orang banyak, maka penulis t ert arik menganali-sis implement asi kebij akan pengelolaan j alan di Kabupat en Banyumas. Ket ert arikan t ersebut di-landasi oleh pemikiran bahwa pemerint ah dae-rah t elah mengeluarkan landasan hukum4 yang berorient asi pada kepent ingan dan kesej aht era-an masyarakat , namun dalam realisasinya ma-sih dipengaruhi oleh berbagai f akt or. Oleh ka-rena it ulah, f akt or t ersebut perlu dit elaah guna memberikan t it ik t erang at as sumber permasa-lahan sehingga luarannya adalah t erbent uknya kebij akan yang proporsional.
Permasalahan
Ada dua permasalahan yang akan dibahas pada art ikel ini. Per t ama, mengenai
2
Dian Her mawan, “ Proses Konsul t asi Publ ik dal am Pe-nyusunan Kebij akan Daer ah” , Jur nal Il mu Sosi al Al t er -nat i f Vol . 10 No. 2 2009, Sekol ah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakart a, hl m. 137
3
Joko Pamungkas, 2010, Anggar an Tahun 2010 Di nas Sumber Daya Ai r Dan Bi na Mar ga, ht t p: / / j oko-pamungkas. bl ogspot . com/ p/ dinas-sdabm-kab-banyu-mas. ht ml . di akses pada t anggal 25 Juni 2011
4
t asi kebij akan pengelolaan j alan di Kabupat en Banyumas; dan kedua, berkait an dengan f akt or-f akt or yang cenderung mempengaruhi imple-ment asi kebij akan pengelolaan j alan di Kabu-pat en Banyumas.
Met ode Penelitian
Tipe penelit ian yang digunakan adalah yuridis sosiologis (socio l egal r esear ch)5 melalui pendekat an kualit at if dan dianalisis dengan mo-del cont ent anal ysi s dan compar at ive anal ysi s. Pencarian dat a primer dilakukan dengan wa-wancara yang dit uj ukan pada inf orman dengan menggunakan model i n dept h i nt er view guna mencari pemaknaan secara kont ekst ual, bukan
t ekst ual sebagaimana pandangan posit ivist is.6 Penelit ian ini dilakukan di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupat en Banyumas de-ngan inf orman sasaran adalah Kepala Dinas dan 2 (dua) orang pet ugas Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupat en Banyumas.
Pembahasan
Analisis t erhadap implement asi kebij akan pengelolaan j alan merupakan kaj ian yang me-narik unt uk dianalisis. Berdasarkan ist ilah kebi-j akan (pol i cy) seringkali penggunaanya saling dipert ukarkan dengan ist ilah-ist ilah lain sepert i t uj uan (goal s) program, keput usan, undang-un-dang, ket ent uan, usulan, dan rancangan. Menu-rut Perserikat an Bangsa-Bangsa, kebij akan diar-t ikan sebagai pedoman undiar-t uk berdiar-t indak. Dalam penera-pannya, pedoman ini boleh j adi amat sederhana at au kompleks, bersif at umum at au khusus, luas at au sempit , kabur at au j elas, longgar at au t erperinci, bersif at kualit at if at au kuant it at if , publik at au privat . Kebij akan me-nurut Thomas R. Dye adalah apa pun yang di-pilih oleh pemerint ah unt uk dilakukan at aupun t idak dilakukan (what ever gover nment choose
5 Soet andyo Wignyosoebrot o, “ Sedikit Penj el asan Ten-t ang Kaj ian-Kaj ian Hukum Dar i PerspekTen-t if Il mu Sosial ”, Jur nal War t a Hukum dan Masyar akat, Vol 1 No. 1 No-vember 1995, hl m. 3
6
Bandingkan dengan Koesnoe yang membagi dua f aham hukum dal am menaf sirkan suat u ket ent uan hukum, yai t u f aham j uri di sme posit ivi st is dan j uri di sme ideal i st i s. l ihat Moh. Koesnoe, “ Apa Art inya Yur idis it u? Kaj i an Ukur an dan Persoal annya Dew asa ini ” Maj al ah Var i a Per adi l an, No. 118 Edi si Jul i 1995, hl m. 35.
t o do or not t o do). Dalam pengert ian sepert i ini, maka pusat perhat ian dari kebij akan t idak hanya pada apa saj a yang dilakukan oleh peme-rint ah, melainkan t ermasuk j uga apa saj a yang t idak dilakukan oleh pemerint ah. Just ru dengan apa yang t idak dilakukan pemerint ah ini mem-punyai dampak yang cukup besar t erhadap ma-syarakat sepert i halnya dengan t indakan-t in-dakan yang dilakukan oleh pemerint ah. Dapat dibayangkan bet apa besar pengaruhnya t erha-dap masyarakat j ika pemerint ah mendiamkan at au t idak melakukan t indakan apa-apa t erha-dap kej ahat an yang semakin meraj alela dalam masyarakat , dengan demikian t indakan t idak melakukan apa-apa merupakan kebij akan yang diambil pemerint ah.7 Dalam perkembangannya, kebij akan it u acapkali diberikan makna sebagai t indakan polit ik. Kebij akan dapat diart ikan j uga sebagai suat u perist iwa yang dit imbulkan baik unt uk mendamaikan cl aim dari pihak-pihak yang konf lik, at au unt uk mencipt akan insent if bagi t indakan bersama bagi pihak-pihak yang ikut mencipt akan t uj uan, yang ingin dicapai bersama, akan t et api dalam perj alanannya t er-dapat pihak-pihak yang mener-dapat kan perlakuan yang t idak sama dan t idak rasional.
Hasil akhir kebij akan akan dilakukan oleh pembuat kebij akan publik . Pembuat kebij akan publik adalah para pej abat -pej abat publik t er-masuk pegawai senior pemerint ah (publ i c bue-r uecbue-r at s) yang t ugasnya t idak lain adalah unt uk memikirkan dan memberikan pelayanan demi kebaikan publik/ kemaslahat an umum (publ i c good). Dalam hal ini Fist erbusch memakai ke-baikan dalam lima (5) unsur, keamanan (secur i -t y), hukum dan ket ert iban umum (l aw and or -der), keadilan (j ust i ce), kebebasan (l i ber t y), dan kesej aht eraan (wel f ar e).8
Analisis t erhadap implement asi kebij akan pengelolaan j alan apabila dikait kan dengan ot onomi daerah adalah merupakan sebuah me-kanisme penyelenggaraan pemerint ahan yang menyangkut pola hubungan ant ara pemerint ah nasional dan pemerint ah lokal. Pada mekanis-me ini pemekanis-merint ah nasional mekanis-melimpahkan
7 Mif t ah Thoha, 1984, Il mu Admi ni st r asi Negar a, Jakart a: Raj a Gr af indo Persada, hl m. 62
wenangan kepada pemerint ah dan masyarakat set empat at au lokal unt uk di selenggarakan guna meningkat kan kemaslahat an hidup masya-rakat , sehingga t uj uan pemberian ot onomi ke-pada Daerah adalah unt uk memungkinkan Dae-rah yang bersangkut an mengat ur dan mengurus rumah t angganya sendiri unt uk meningkat kan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pe-merint ahan dalam rangka pelayanan t erhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, dalam pengelolaan j alan akan t erwuj ud.
Implement asi Kebij akan Pengelolaan Jalan di Kabupat en Banyumas
Jalan merupakan salah sat u prasarana t ransport asi yang sangat vit al bagi pert umbuh-an ekonomi dumbuh-an sosial masyarakat nya. Trumbuh-ans- Trans-port asi darat yang didukung oleh j aringan j a-lan, berf ungsi sebagai f asilit as f isik inf rast ruk-t ur bagi kepenruk-t ingan masyarakaruk-t nya. Menururuk-t kewenangannya, pengelolaan j alan t erbagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yait u pemerint ah pu-sat dan pemerint ah daerah. Pemerint ah pupu-sat memiliki kewenangan dalam pengelolaan sist im j aringan j alan primer berupa j alan nasional dan j alan propinsi, sedangkan pemerint ah daerah memiliki kewenangan pengelolaan sist im j ari-ngan j alan sekunder berupa j alan kabupat en/ kot a.
Wewenang pengelolaan j aringan j alan dapat dikelompokkan menj adi enam. Per t ama,
j alan Nasional adalah Ment eri Pekerj aan Umum (dulu Ment eri Kimpraswil) at au pej abat yang di-t unj uk; kedua, j alan Propinsi adalah Pemerin-t ah Daerah aPemerin-t au insPemerin-t ansi yang diPemerin-t unj uk; ket i ga,
j alan Kabupat en adalah Pemerint ah Daerah Ka-bupat en at au inst ansi yang dit unj uk; keempat ,
j alan Kot a adalah Pemerint ah Daerah Kot a at au inst ansi yang dit unj uk; kel i ma, j alan Desa ada-lah Pemerint ah Desa/ Kelurahan; dan keenam,
j alan Khusus adalah pej abat at au orang yang di t unj uk. Selain krit eria t ersebut , t erdapat se-j umlah se-j alan Kabupat en/ kot a yang berada di dalam wilayah Desa at au permukiman yang pa-da kenyat aannya j alan t ersebut umumnya lebih banyak digunakan oleh lalu lint as lokal. Hal ini dapat digunakan unt uk melakukan pembagian beban pendanaan j alan dengan desa/
pemukim-an ypemukim-ang lebih bpemukim-anyak menggunakpemukim-an ruas j alpemukim-an t ersebut .
Inst it usi pengelola pemeliharaan j alan, wewenang penyelenggaraan umum ada pada pemerint ah pusat dan pemerint ah daerah, se-dangkan penguasaan at as j alan ada pada ne-gara dan dengan t uj uan agar peran j alan dalam melayani kegiat an masyarakat dapat t et ap t er-pelihara dan keseimbangan pembangunan ant ar wilayah dapat t erj aga, maka negara mengada-kan pengat uran t ent ang pemberian kewenang-an penyelenggarakewenang-an j alkewenang-an. Negara memberi we-wenang kepada pemerint ah propinsi dan peme-rint ah kabupat en/ kot a unt uk melaksanakan pe-nyelenggaraan j alan. Selain dari it u, pada UU No. 38 t ahun 2004 t ent ang j alan j uga menye-but kan bahwa masyarakat berperan sert a da-lam penyelenggaraan j alan.
Berdasarkan st at us j alan, t ot al panj ang j alan di Kabupat en Banyumas mencapai 4. 459, 47 Km, yang t erdiri at as j alan nasional 198, 84 Km, j alan provinsi 18, 26 Km, j alan kabupat en 804, 78 Km dan j alan desa/ kelurahan 3. 437, 59 Km. Berkait an dengan st at us j alan t ersebut , maka pengelolaan j alan didelegasikan kepada Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabu-pat en Banyumas (SDABM). Pelaksanaan t ugas dan f ungsi didasarkan pada Undang-undang No. 32 t ahun 2004 t ent ang pemerint ahan daerah dan Undang-undang No. 38 t ahun 2004 t ent ang Jalan, Perat uran Pemerint ah No. 38 Tahun 2007 t ent ang Pembagian Urusan Pemerint ahan Ant a-ra Pemerint ah, Pemerint ah Daea-rah Provinsi Dan Pemerint ah Kabupat en/ Kot a, Perat uran Daerah Kabupat en Banyumas No. 9 t ahun 2008 t ent ang Urusan Pemerint ahan Yang Menj adi Kewenang-an Pemerint ahKewenang-an Daerah Kabupat en BKewenang-anyumas, dan Perat uran Bupat i Banyumas No. 19 t ahun 2010 t ent ang Penj abaran Tugas dan Fungsi Di-nas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupat en Banyumas.
daya air dan sub bidang bina marga pada uru-san pemerint ahan daerah bidang pekerj aan umum berdasarkan asas ot onomi dan t ugas pembant uan. Fungsi dinas adalah sebagai beri-kut . Per t ama, perumusan kebij akan t eknis ling-kup sumber daya air dan bina marga; kedua,
penyelenggaraan urusan pemerint ahan dan pe-layanan umum lingkup sumber daya air dan bi-na marga; ket i ga, pembinaan dan pelaksanaan t ugas lingkup sumber daya air dan bina marga; dan keempat , pelaksanaan t ugas lain yang di-berikan bupat i sesuai dengan t ugas dan f ungsi-nya.
Beberapa kebij akan yang diambil oleh Pemerint ah Kabupat en Banyumas dalam inf ra-st rukt ur j alan t ert uang dalam beberapa pera-t uran. Per t ama, Perat uran Daerah Kabupat en Banyumas No. 7 Tahun 2009 t ent ang Rencana Pembangunan Jangka Panj ang Kabupat en Ba-nyumas 2005-2025; kedua, Perat uran Daerah Kabupat en Banyumas No. 24 Tahun 2009 t en-t ang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupat en Banyumas Tahun 2008-2013;
ket i ga, Perat uran Daerah Kabupat en Banyumas No. 18 Tahun 2005 t ent ang Rencana Tat a Ruang Wilayah Kabupat en Banyumas; keempat, Pera-t uran BupaPera-t i Banyumas No. 75 Tahun 2010 Ten-t ang Rencana Kerj a PemerinTen-t ah KabupaTen-t en Ba-nyumas Tahun 2011; dan kel ima, Perat uran Kepala Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga Kabupat en Banyumas No. 050/ 6765/ 2010 Ten-t ang Rencana Kinerj a Tahunan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupat en Banyumas Tahun 2011.
Mencermat i beragam pengat uran di at as, maka at uran yang bersif at t eknis dan imple-ment at if t ermuat dalam Perat uran Kepala Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga Nomor 050/ 6765/ 2010. Adapun kebij akan yang berbent uk program-program kerj a dinas SDABM yang t elah diimplement asikan t erkait dengan pengelolaan j alan di Kabupat en Banyumas meliput i:
Pembangunan j alan dan j embat an, berupa : 1) Peningkat an j alan linggasari
2) Peningkat an Jalan Kalisari – Karangklesem 3) Peningkat an Jalan Purwoj at i-Kaliurip 4) Peningkat an Jalan Lebeng - Karanggint ung 5) Peningkat an Jalan Kradenan - Wat uagung
6) Peningkat an Jalan Bant eran-(Kr. Tawang) - Gerduren
7) Peningkat an Jalan Tameng - Ciuyah – Der-maj i
8) Pemeliharaan berkala Jalan Pat ikraj a – Sampang Tahap II
9) Peningkat an Jalan Sokawera - Bonj ok 10) Peningkat an Jalan Cidondong -
Karangge-dang - Karang Kemoj ing
11) Peningkat an Jalan Ledug-pliken
12) Peningkat an Jalan Gunung Lurah - Babakan
13) Peningkat an Jalan Kemranj en - Tanggeran 14) Peningkat an Jalan Margasana - Jat isaba
Tahap II
15) Peningkat an Jalan Congker - Cimapag Ka-ranganyar
16) Peningkat an Jalan Rawaheng - Pekuncen
17) Peningkat an j alan Karanglewas - Losari 18) Peningkat an j alan Tipar - Banj arparakan 19) Peningkat an j alan Kaliwedi-Binangun 20) Peningkat an j alan Karangsalam –
Alasma-lang
21) Peningkat an j alan Sumpiuh - Nusadadi 22) Peningkat an j alan Buniayu - Prembun 23) Peningkat an j alan
Karangdadap-Kalibagor-Pekaj a
24) Peningkat an j alan Danaraj a-Tanggeran-Kej awar
25) Peningkat an j alan Kedungrandu - Pat ikraj a 26) Peningkat an j alan Purwoj at i-Wlahar 27) Peningkat an j alan Kracak-Darmakradenan 28) Peningkat an j alan Gumelar-Samudra 29) Peningkat an j alan Kraj an-Pekuncen 30) Peningkat an Jalan Gununglurah - Singasari 31) Peningkat an j alan Nursakirin, Pasir Wet an 32) Peningkat an Jalan Sokawera - Kenit en 33) Peningkat an j alan Sikapat -Purbalingga 34) Peningkat an j alan Lingkar Ut ara dan
sela-t an Sokaraj a
35) Peningkat an j alan Karangnanas - Wiradadi 36) Peningkat an Jalan Lusin, Jln Perum Sub
int i & Pringgede
37) Peningkat an Jalan & Drainase Penat usan 38) Peningkat an j alan Gunung Srandil,
Karang-wangkal
39) Peningkat an Jalan Pegalongan – Gunung-t ugel
41) Peningkat an Jalan Penghubung Desa Cipet e - Bat uant en - Kasegeran, Cilongok
42) Pelebaran Jalan Dr. Angka
43) Pelebaran Jalan Purwosari - Kebumen –
Ba-t uraden
44) Peningkat an j alan Sangkalput ung – Kaliba-gor Tahap II
45) Peningkat an j alan Lingkar Wangon Timur Tahap II
46) Peningkat an j alan Klapagading - Bant eran 47) Peningkat an j alan Kej awar - Danaraj a 48) Peningkat an j alan Sumbang - Bat urraden 49) Peningkat an j alan Kedungmalang - Dat ar 50) Peningkat an j alan Desa Randegan Kec.
Wangon
51) Pelebaran j alan Purwokert o - Bat urraden (Pabuaran)
52) Pelebaran j alan Dukuhwaluh - Kembaran (UMP)
53) Peningkat an j alan Baseh - Sunyalangu 54) Pelebaran Bahu Jalan Ibu Kot a Kec. Jat
i-lawang
55) Pelebaran Bahu Jalan Ibu Kot a Kec. Cilo-ngok
56) Pelebaran Bahu Jalan Ibu Kot a Kec. Aj iba-rang
57) Penanganan Bahu j alan Lingkar Aj ibarang 58) Peningkat an j alan desa Kaliput ih Kec.
Pur-woj at i
59) Peningkat an j alan Pancurendang -
Purwoj at i Tahap II
60) Pemeliharaan j alan Karangbawang –
Gume-lar Tahap II
61) Peningkat an j alan Sokawera - Kenit en – Ke-bumen
62) Peningkat an j alan Kedunggede – Paning-kaban
63) Peningkat an j alan Banyumas - Mandirancan 64) Peningkat an j alan Kemranj en - Sibalung 65) Peningkat an j alan Tambak - Bayawulung 66) Peningkat an j alan Sumpiuh - Karanggedang 67) Peningkat an j alan Adisana - Kaliwedi 68) Peningkat an j alan Karangmangu –
Sawang-an
69) Peningkat an j alan Tambaksogra - Ciberem 70) Peningkat an j alan Bant eran - Sikapat 71) Peningkat an j alan Tonj ong - Legok 72) Peningkat an j alan Not og - Jat isaba
73) Peningkat an Jalan Sumpiuh - Kunt ili 74) Peningkat an Jalan Cilumpang - Cikalong 75) Peningkat an Jalan Igirdawa - Tameng 76) Peningkat an Jalan Kert apada - Tameng 77) Peningkat an Jalan Pekuncen - Bant ar 78) Peningkat an Jalan Parakansinj ang –
Pasir-aman
79) Peningkat an Jalan Bunt u - Sibalung
80) Peningkat an Jalan Desa Klapagading – Kla-pagading Kulon
81) Pembangunan Jalan Clawer Sumpiuh
82) Peningkat an Jalan Binangun - Kalisalak 83) Peningkat an Jalan Banyumas Bunt u
(pele-baran j alan Kot a Kecamat an Banyumas) 84) Peningkat an Jalan Pasinggangan - Binangun 85) Pembangunan Jembat an Kali Lopasir
Ban-t ar - GunungweBan-t an Ban-t ahap II
86) Pelebaran Jembat an Kali Sogra Dukuhwa-luh Kembaran
87) Pelebaran Jembat an Kali Pelus Arcawina-ngun Dukuhwaluh
88) Pelebaran Jembat an Kali Sogra Sokaraj a Kembaran
89) Penggant ian Jembat an Kali Kranj i Jalan Dr. Angka
90) Pembangunan Jembat an Kali Surugandu,
Kebasen - Sampang
91) Pembangunan Jalan Jembat an
Mandiran-can - Kebasen
92) Pembangunan Jalan Jembat an Cindaga,
Kebasen
93) Pembangunan Jalan Jembat an Leler,
Keba-sen
94) Pembangunan Jembat an Desa Candinegara
95) Penggant ian Jembat an Kali Gawe RSU Ba-nyumas
96) Peningkat an Jalan dan Pembangunan Jem-bat an Kali Mengaj i, Rinj ing (Gununglurah) - Kubangan (Sokawera)
97) Pembangunan Jalan Karangcengis (Desa
Lesmana)
98) Pelebaran Jembat an Kali Sogra Ciberem - Susukan
99) Pembangunan Jembat an Kali Logawa Sida-bowa - Karanganyar
100)Pembangunan Jembat an Kali Dare
101)Pembangunan Jembat an Kali Banj aran Kedungwringin
102)Pembangunan Bangunan At as Jembat an
Paj erukan
103)Peningkat an Jalan Gumelar - Samudra 104)Pemeliharaan Berkala Jalan Karangbawang
- Gumelar Tahap II
105)Pemeliharaan Berkala Jalan Pat ikraj a – Sampang Tahap II
106)Pemeliharaan Berkala Jalan Margasana - Jat isaba Tahap II
107)Pemeliharaan Berkala Jalan Pancurendang - Purwoj at i Tahap II
108)Pemeliharaan Berkala Jalan Lingkar Wa-ngon Timur Tahap II
109)Pemeliharaan Berkala Jalan Supriyadi - Adipat i Mersi
110)Peningkat an Jalan Sokawera - Kenint en 111)Peningkat an Jalan Kamulyan - Wat uagung 112)Peningkat an Jalan Desa Pageralang 113)Peningkat an Jalan Wat uagung - Purwodadi
Program rehabilit asi/ pemeliharaan j alan dan j embat an
1) Pemeliharaan j alan rut in
2) Pemeliharaan Rut in Jembat an
3) Pemeleliharaan Berkala Jalan DI Panj ait an 4) Pemeliharaan Berkala Jalan Gat ot Subrot o 5) Peningkat an Jalan Supriyadi - Adipat i Mersi 6) Pemeliharaan Berkala Jalan Riyant o
7) Pemeliharaan Berkala Karangcegak - Silado
8) Pemeliharaan Berkala Jalan Gerej a
Program pembangunan inf rast rukt ur perdesaan 1) Pembangunan j embat an kaliunt u Desa
Ke-diri Kecamat an Karanglewas
2) Pembangunan Jalan dan Jembat an
Perde-saan
3) Perbaikan Jalan Gunungj aya desa Pet ara-ngan Kecamat an Kemranj en
4) Rehab Jalan Desa Kesegeran Grumbul Kali-gedek Kecamat an Cilongok
5) Rehab Jalan Desa Bat uant en Kecamat an Cilongok
6) Rehab Jalan Desa Sokawera Kecamat an
Cilongok
7) Perbaikan Jalan Desa Purwosari
8) Penggant ian Jembat an Kali Aj iarsa Grum-bul Diarsa Desa Bogaangin Kecamat an Sumpiuh
9) Pemeliharaan Jalan Desa Saudagaran
Keca-mat an Banyumas RW. 1 dan RW. 2
10) Perbaikan Jembat an Dwiker perbat asan
RT. 4/ RW. 5 Sokaraj a Tengah
11) Pemeliharaan Jalan Arcawinangun RW. 4
Purwokert o Timur
12) Pemeliharaan Jalan Grumbul Ciroyom Pe-kuncen
13) Pemeliharaan Jalan Desa Dat ar j urusan pe-rempat an Kradenan Bant eran Kecamat an Sumbang
14) Pemeliharaan Jalan Desa Kot ayasa RT. 4/ RW. 6 Grumbul Gent ing Kecamat an Sum-bang
15) Pemeliharaan Jalan Desa RW. 2 Desa Kot a-yasa Kecamat an Sumbang
16) Perawat an Jalan Desa Pandak Kecamat an Sumpiuh
17) Perbaikan Jalan Desa Karanggude RT. 5/ 3 Kecamat an Karanglewas
18) Perbaikan Jalan Desa Karangcegak Keca-mat an Sumbang
19) Pelebaran Jembat an Kali Tangsen Kawung-carang Sumbang
20) Perbaikan Jalan dan Perempat an Masj id Plana (Sawangan) ke Somakat on (lewat Sawangan)
21) Perbaikan Jalan Klint ing Somagede lewat Karangpucung Tahap II
22) Pemeliharaan Jalan dan Drainase Jalan Si-ngadipa Desa Panembangan
23) Peningkat an Jalan Desa Kebarongan -
Pacarmalang Kecamat an Kemranj en 24) Pengaspalan Jalan Pernasidi - Cipet e 25) Peningkat an Jalan Desa Kaliput ih
Kecama-t an Purwoj aKecama-t i - Desa Jingkang KecamaKecama-t an Aj ibarang
26) Pengaspalan Jalan Desa Kedunggede Keca-mat an Banyumas
27) Peningkat an Jalan Buaran - Legok Desa Randegan Kecamat an Kebasen
28) Peningkat an Jalan Cant elan Curug Bungkon Desa Sawangan Kecamat an Kebasen
30) Pengaspalan Jalan Karangkemoj ing Tipar Kecamat an Gumelar
31) Peningkat an Jalan Aspal Karanganj ong - Ciwaras Desa Cihonj e Kecamat an Gumelar
32) Pengaspalan/ Perbaikan Jalan Pahlawan
Gg. 7 RT. 3/ RW. 5 Kelurahan Karangpucung 33) Peningkat an Jalan Aspal RW. 8 Grumbul
Sumingkir Kelurahan Rej asari Kecamat an Purwokert o Barat
34) Pengaspalan Jalan RT. 4, 5, 6, 7 dan 9/ RW. 4 Kelurahan Tanj ung Kecamat an Purwokert o Selat an
35) Peningkat an Jalan Desa Pasiraman Lor Ke-camat an Pekuncen
36) Peningkat an Jalan Desa Pasiraman Kidul Kecamat an Pekuncen
37) Peningkat an Jalan Desa Kranggan Kecama-t an Pekuncen
38) Peningkat an Jalan Desa Banj aranyar Keca-mat an Sokaraj a
39) Peningkat an Jalan Purbaket a Cingebul
Lumbir
40) Peningkat an Jalan Kedompon Lesmana Aj i-barang
41) Peningkat an Jalan Nuryasent ika - Mima Madrasah Ibt ida'iyah Cilongok Ke Barat
42) Peningkat an Jalan Boj ong Gununglurah
Cilongok
43) Peningkat an Jalan Kadus III Desa Babakan Karanglewas
44) Peningkat an Jalan karanggebang Desa Pe-j ogol Cilongok
45) Peningkat an Jalan Desa Karangduren Soka-raj a
46) Peningkat an Jalan Desa Sambeng Kemba-ran
47) Peningkat an Jalan Desa Klahang Sokaraj a 48) Peningkat an Jalan Balai Desa Glempang
Gerduren Purwoj at i
49) Peningkat an Jalan Karangt alun Kidul Kali-urip Purwoj at i
50) Peningkat an Jalan SD 1 Nusamangir – Sidu-da Kemranj en
51) Peningkat an Jalan Desa Plangkapan – Tam-bak
52) Pemeliharaan Jalan Desa Karangsalam
Kidul Kecamat an Kedungbant eng
53) Peningkat an Jalan Desa Parungkamal
54) Peningkat an Jalan Desa Babakan Kecama-t an Karanglewas
55) Peningkat an Jalan Desa Babakan Kecama-t an Karanglewas
56) Peningkat an Jalan (depan pasar dan mas-j id) Desa Gununglurah Kecamat an Cilongok
57) Peningkat an Jalan Desa Baseh Grumbul
Tlaga Kecamat an Kedungbant eng
58) Peningkat an Jalan Desa Kesegeran Keca-mat an Cilongok
59) Peningkat an Jalan Desa Kebasen
60) Peningkat an Jalan Desa Gambarsari Keca-mat an Kebasen
61) Peningkat an Jalan Desa Cindaga Kecama-t an Kebasen
62) Peningkat an Jalan Desa Kedungwuluh Kidul
Pat ikraj a
63) Peningkat an Jalan Desa Kaliwangi
Kecama-t an Purwoj aKecama-t i
64) Pengaspalan Jalan Desa Lingasari Kecama-t an Kembaran
65) Pengaspalan Jalan Tambaksari Kecamat an Kembaran t embus Karangwangkal Gren-deng
66) Pengaspalan Jalan Desa Bant arwuni
67) Pengaspalan Jalan Sumpiuh – Kemranj en (j alan Sibalung) desa Kunt ili
68) Pengaspalan Jalan Kelurahan Purwokert o Lor
69) Peningkat an Jalan Desa Paj erukan Keca-mat an Kalibagor
70) Peningkat an Jalan Desa Bogangin Sumpiuh
71) Peningkat an Jalan Desa Gebangsari Keca-mat an Tambak
72) Pengaspalan Jalan Karangt engah Bat ura-den
73) Pengaspalan Jalan Darmakradenan Karang-pucung
74) Pengaspalan Jalan Karangbawang Kalisalak
75) Pengaspalan Jalan Sawangan Aj ibarang
76) Pengerasan Jalan Desa Paningkaban Grum-bul Dawuhan Sawangan
77) Peningkat an Jalan Desa Susukan Karang-t alun
78) Peningkat an Jalan Desa Tambaksogra Ke-camat an Sumbang
80) Peningkat an Jalan Desa Linggasari Sam-beng Kulon
81) Pengaspalan Jalan Desa Kedungwuluh Lor Tahap 2
82) Pengaspalan Jalan Desa Kedungwuluh Kidul
83) Pengaspalan Jalan Desa Wlahar Kulon
84) Pengaspalan Jalan Desa Cikawung RW. 3
85) Pengaspalan j alan Desa Tumiyang dan Pa-sar Tumiyang ke pangkalan Oj ek Udik 86) Pengaspalan Jalan Desa Ciberung RW. 4, 5
dan 6
87) Pengaspalan j alan Desa Cibangkong RW. 6 88) Pengaspalan Jalan Desa Pekuncen RW. 6, 7
dari Masj id Al Amanah ke Barat
89) Peningakat an Jalan Sokawera Kecamat an Somagede Tanggeran lewat Pringt ut ul 90) Peningkat an Jalan Kemawi - Banj arnegara
lewat wat es
91) Pengaspalan Jalan Desa Langgongsari
Grumbul Karanggebang
92) Pengaspalan Jalan Grumbul Lemahgoak
Grumbul Sokawera
93) Pengaspalan Jalan Grumbul Karangj engkol Desa Sambirat a
94) Pengaspalan Jalan Grumbul Dk laben Desa Sudimara
95) Pengaspalan Jalan Desa Panusupan Grum-bul Kandangaur
96) Peningkat an Jalan desa Wanasri Kecama-t an Lumbir
97) Pembuat an Drainase Desa Wlahar Kecama-t an Wangon
98) Pembangunan Drainase Desa Boj ongsari
Kulon Kecamat an Sumbang
Secara umum kebij akan pemerint ah Ka-bupat en Banyumas dalam menyediakan inf ra-st rukt ur j alan dilakukan dengan program nanganan j alan berupa pembangunan dan pe-me-liharaan. Pembangunan j alan yang dilaku-kan berupa peningkat an dan pelebaran j alan dan pengaspalan j alan, Pemeliharaan j alan di lakukan melalui pemeliharaan rut in dan peme-liharaan berkala.
Faktor-fakt or yang Cenderung Mempengaruhi Implement asi Kebij akan Pengelolaan Jalan di Kabupat en Banyumas
Terdapat beberapa klasif ikasi perumusan kebij akan j alan dalam program pemeliharaan melalui Sist em Manaj emen Pemeliharaan Jalan yang meliput i pemeliharaan rut in, pemelihara-an periodik, rehabilit asi at au peningkat pemelihara-an, dpemelihara-an rekonst ruksi. Pemeliharaan rut in merupakan pekerj aan yang skalanya cukup kecil dan diker-j akan t ersebar diseluruh diker-j aringan diker-j alan secara rut in. Dengan pemeliharaan rut in, t ingkat pe-nurunan nilai kondisi st rukt ural perkerasan di-harapkan akan sesuai dengan kurva kecenderu-ngan kondisi perkerasan yang diperkirakan pada t ahap desain.
Pemeliharaan periodik dilakukan dalam selang wakt u beberapa t ahun dan diadakan me-nyeluruh unt uk sat u at au beberapa seksi j alan dan sif at nya hanya f ungsional dan t idak me-ningkat kan nilai st rukt ural perkerasan. Pemeli-haraan periodik dimaksud unt uk mempert ahan-kan kondisi j alan sesuai dengan yang direncana-kan selama masa layanannya.
Rehabilit asi at au peningkat an j alan seca-ra umum diperlukan unt uk memperbaiki int e-grit as st rukt ur perkerasan, yait u meningkat kan nilai st rukt uralnya dengan pemberian lapis t am-bahan st rukt ural. Peningkat an j alan dilakukan, apakah karena masa layanannya habis, at au ka-rena kerusakan awal yang disebabkan oleh f ak-t or-f akak-t or luar seperak-t i cuaca aak-t au karena kesa-lahan perencanaan at au pelaksanaan rekons-t ruksi. Dalam hal perkerasan lama sudah dalam kondisi yang sangat j elek, maka lapisan t amba-han t idak akan ef ekt if dan kegiat an rekonst ruk-si biasanya diperlukan. Kegiat an rekonst rukruk-si ini j uga dimaksud unt uk penanganan j alan yang berakibat meningkat kan kelasnya.9
Mencermat i hal di at as, maka Sist em Ma-naj emen Pemeliharaan Jalan dimaksudkan un-t uk dapaun-t mengklasif ikasikan j enis j alan dan kemudian dit indaklanj ut i melalui bent uk peme-liharaan yang sesuai dengan kondisi dari j alan. Adapun klasif ikasi j alan berdasarkan t ingkat kondisi j alan adalah sebagai berikut . Per t ama,
j alan dalam kondisi baik adalah j alan dengan permukaan yang benar-benar rat a, t idak ada gelombang dan t idak ada kerusakan permukaan
j alan; kedua, j alan dalam kondisi sedang ada-lah j alan dengan kerat aan permukaan perkeras-an sedperkeras-ang, t idak ada gelombperkeras-ang dperkeras-an t idak ada kerusakan; ket i ga, j alan dalam kondisi rusak ri-ngan adalah j alan deri-ngan permukaan sudah mulai bergelombang, mulai ada kerusakan per-mukaan dan penambalan; keempat, j alan da-lam kondisi rusak berat adalah j alan dengan permukaan perkerasan sudah banyak kerusakan sepert i bergelombang, ret ak-ret ak buaya dan t erkelupas yang cukup besar, disert ai kerusakan pondasi sepert i amblas, dsb.
Kebij akan yang t elah dilaksanakan di Ka-bupat en Banyumas merupakan upaya yang di-rencanakan sebelumnya, namun dalam realisa-sinya masih t erdapat beberapa permasalahan di Bidang Inf rast rukt ur Jalan. Per t ama, belum op-t imalnya pengelolaan prasarana j alan; kedua,
masih rendahnya j umlah j alan yang mant ap;
ket i ga, masih rendahnya j umlah kapasit as j a-lan; keempat , masih t ingginya angka kerusakan inf rast rukt ur j alan; kel i ma, t ingginya lalu lint as angkut an barang di j alan Kabupat en dan desa, dengan berat muat an barang melebihi kapasit as j alan.10
Ada beberap f akt or yang mempengaruhi pengelolaan j alan. Per t ama, f akt or hukum. Fakt or hukum memiliki pengaruh yang posit if dan negat if . Secara posit if dapat dicermat i de-ngan dikeluarkannya beragam perat uran perun-dangan dari t ingkat Undang-undang sampai Per-at uran Kepala Dinas Sumber Daya Air Dan Bina Marga Kabupat en Banyumas. Hal ini mengindi-kasikan bahwa t erdapat upaya pemerint ah pu-sat dan daerah dalam mengelola j alan sebagai sarana publik. Namun secara negat if dapat di-cermat i dengan belum dibuat nya St andar t Ope-r at ional POpe-r oceduOpe-r e (SOP) guna mengukur ef ek-t iviek-t as pengelolaan j alan ek-t ersebuek-t .
Kedua, f akt or sarana at au f asilit as. Fak-t or ini dipengaruhi oleh beragam sub f akFak-t or meliput i ket erbat asan anggaran, luasnya j alan di banyumas dan kurangnya drainase apalagi wilayah kot a. Hal ini mengindikasikan bahwa
10 Wawancar a dengan Bapak Erik dari Dinas Sumber Daya Air dan Bi na Marga Kabupat en Banyumas, Bapak Ir Dedi Nurhasanah di bagian t at a ruang kot a dan Bapak Sat r io dar i bagian Per t amanan pada t anggal 31 Okt ober 2011
sarana at au f asilit as belum t erpenuhi secara opt imal karena luasnya wilayah banyumas, penggunaan drainase t idak berbanding lurus dengan alokasi anggaran yang relat if rendah.11
Ket i ga, f akt or penegak hukum. Pada f ak-t or ini ak-t erdapaak-t hubungan yang ak-t idak sinergis ant ara pol i t i cal wi l l, f akt or kepemimpinan de-ngan kinerj a pet ugas SDABM. Dalam pandade-ngan pet ugas SDABM, mereka menganggap sebagai pelaksana t eknis operasional, kebij akan (aloka-si dana dan daya dukung j alan) yang dibuat oleh pimpinan daerah hanya sebat as dilaksana-kan t anpa mempert imbangka out put (dampak-nya). Dalam kait an ini diket ahui bahwa hubu-ngan t idak sinergis ini dikarenakan f akt or ko-munikasi. Komunikasi at au koordinasi int ernal maupun ekst ernal yang t erj alin ant ar lembaga merupakan proses unt uk saling t ukar menukar inf ormasi dalam suat u j aringan hubungan yang saling bergant ung ant ar sat u dengan yang lain-nya. Kegiat an koordinasi ini sangat pent ing di-lakukan unt uk menget ahui keadaan lingkungan yang selalu berubah.12 Hal inilah yang seharus-nya diperbaiki dalam pelaksanaan kebij akan pengelolaan j alan.
Keempat, f akt or masyarakat . Masyarakat sebagai pemakai j alan cenderung unt uk menye-rahkan urusan pengelolaan j alan kepada peme-rint ah daerah/ desa, sehingga t erdapat kecen-derungan t erhadap pembiaran kondisi, sepert i sampah yang berserakan, genangan air, dan lain-lain. Hal ini bermakna bahwa masyarakat t idak memiliki kesadaran hukum unt uk me-melihara j alan.
Kel i ma, f akt or budaya. Sikap dan perilaku pet ugas dan masyarakat yang cenderung men-t olerir pengrusakan j alan oleh pihak yang men-t idak bert anggungj awab. Hal ini kemudian mencipt a-kan budaya permisif dalam pengelolaan j alan. Sepert i halnya pembiaran t erhadap beban
11
Berdasarkan hasil waw ancara diket ahui bahw a perse-t uj uan al okasi dana hanya sebesar 25-30 % dari yang di aj ukan, sehi ngga i mpl ement asi program di dasarkan pada skal a prior it as, Sebagai perbandingan adal ah wil ayah kot a, hampir sebagian wil ayah yang j al annya l ebih baik dari pada daerah, karena kot a l uas j al an l ebih kecil dan anggar anya sama
daraan yang melebihi bat as, pemanf aat an j alan unt uk kepent ingan pribadi/ golongan yang me-rusak, dan sebagainya. Dalam implement asi-nya, hal ini t idak disikapi dengan penegakan sanksi yang t egas dan cenderung membiarkan.
Penut up
Kebij akan-kebij akan yang dilakukan oleh Pemerint ah Kabupat en Banyumas didasarkan oleh kebij akan t ert ulis dan t ermakt ub dalam program kerj a t ahunan dalam menyediakan in-f rast rukt ur j alan. Program t ersebut t erbagi menj adi program pembangunan dan pemeliha-raan j alan. Pembangunan j alan yang dilakukan berupa peningkat an dan pelebaran j alan dan pengaspalan j alan, sedangkan pemeliharaan j a-lan dilakukan melalui pemeliharaan rut in dan pemeliharaan berkala.
Adapun f akt or yang mempengaruhi imple-ment asi kebij akan pengelolaan j alan berupa f akt or hukum yang belum menyeluruh, f akt or penegak hukum yang masih menginduk pada kebij akan pimpinan, f akt or sarana at au f asilit as yang belum opt imal, f akt or masyarakat yang cenderung melepaskan t anggungj awab kepada pemerint ah, dan f akt or budaya permisif .
Mencermat i hal di at as, maka diperlukan sinergit as pandangan ant ara pimpinan pusat / daerah dengan masyarakat dan pelaksana t ek-nis pengelolaan j alan unt uk menghilangkan gap
bahwa pembuat an kebij akan bukan hanya hak dari pimpinan, namun didasarkan pada aspirasi dan kebut uhan pet ugas pelaksana dan masya-rakat . Oleh karena it u diperlukan publ i c hear -i ng t erlebih dahulu dalam pembuat an kebij akan pengelolaan j alan. Selain it u diperlukan kesa-daran hukum bagi masyarakat dalam mengelola j alan dan t idak melepaskan t anggung j awabnya kepada pemerint ah daerah, sehingga proses pembangunan dan pemeliharaan j alan dapat dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh dan j uga diperlukan St andar t Oper at i onal Pr ocedu-r e (SOP) sehingga proses pengelolaan j alan
da-pat t erukur. Jika ukuran t ersebut t idak t erca-pai, maka dapat dilakukan evaluasi secara ber-kala.
Daft ar Pust aka
Alie, Asmawi. 2006. Ident if i kasi Kebi j akan da-l am pembi ayaan Pemeda-l i har aan j ada-l an Ka-bupat en dal am Kot a Sungai l i at di
Kabu-pat en Bangka. Tesis Magist er Teknik
Pem-bangunan Wilayah dan Kot a, Universit as Diponegoro, Semarang t ersedia dalam ht t p: / / eprint s. undip. ac. id/ 15390/ 1/ Asm awi_Alie, pdf , diakses t anggal 25 Juni 2011;
Hermawan, Dian. “ Proses Konsult asi Publik da-lam Penyusunan Kebij akan Daerah” . Jur -nal Il mu Sosial Al t er nat if , Vol. 10 No. 2 2009, Sekolah Tinggi Pembangunan Ma-syarakat Desa APMD Yogyakart a;
Joko Pamungkas. 2010. Anggar an Tahun 2010 Di nas Sumber Daya Ai r Dan Bi na Mar ga. ht t p: / / j oko-pamungkas. blogspot . com/ p/ dinas-sdabm-kab-banyumas. ht ml. diakses pada t anggal 25 Juni 2011;
Juanit a, Grace. “ Pengaruh Kaidah Bukan Hu-kum dalam Proses Pembent ukan Kaidah Hukum” . Jur nal Hukum Pr o Just i t i a Vol 25 No. 2 April 2007. Fakult as Hukum Uni-versit as Kat holik Parahyangan Bandung; Koesnoe, Moh. “ Apa Art inya Yuridis it u? Kaj ian
Ukuran dan Persoalannya Dewasa ini” .
Maj al ah Var i a Per adi l an, No. 118 Edisi Juli 1995. Jakart a;
Prihat i. “ Komunikasi Organisasi Birokrasi Peme-rint ahan Daerah” . Jur nal Hukum Respu-bl i ca Vol 5 (1) Tahun 2005. Universit as Lancang Kuning Pekanbaru;
Salim, Abbas. 1993. Manaj emen Tr anspor t asi, Jakart a: Raj a Graf indo Persada;
Thoha, Mif t ah. 1984. Il mu Admini st r asi Negar a,
Jakart a: Raj a Graf indo Persada;
Wignyosoebrot o, Soet andyo. “ Sedikit Penj elas-an t ent elas-ang Kaj ielas-an-Kaj ielas-an Hukum dari Pers pekt if Ilmu Sosial” , Jur nal War t a Hukum
dan Masyar akat, Vol 1 (1) November