• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL

BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DI KELAS

SMA

NEGERI 8 KOTA JAMBI

OLEH:

1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021)

2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd

3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

di Kelas

SMA Negeri 8 Kota Jambi

OLEH:

1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021) 2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd

3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

ABSTRAK

Kata kunci: Sikap ilmiah, hasil belajar, model pembelajaran Problem Based

Learning

Penelitian ini dilatar-belakangi oleh rendahnya sikap ilmiah siswa di kelas XE SMA

Negeri 8 Kota Jambi, yang disebabkan oleh kurang menariknya penyampaian guru dan juga monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan khususnya dalam pendidikan Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan berpengaruh pada perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah upaya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dimana masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. Waktu pelaksanaan adalah pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dengan materi suhu dan kalor. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi dan evaluasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan sikap ilmiah siswa terlihat dari rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I adalah 56,64% meningkat pada siklus II menjadi 64,11% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,5%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I 5,44 meningkat pada siklus II menjadi 6,43 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 8,7.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi.

(3)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan khususnya dalam pendidikan

Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan berpengaruh pada

perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini

secara tidak

langsung dapat

mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau

mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut

dilakukan sebuah upaya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning dimana masalah dapat diperoleh dari lapangan atau

pengalaman dari siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

mengambil judul : “Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Kelas

SMA Negeri 8 Kota Jambi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi?”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Problem Based Learning dikhususkan pada pelajaran fisika dengan pokok bahasan Suhu dan Kalor di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi.

2. Hasil belajar yang dinilai adalah penilaian hasil berupa aspek kognitif yaitu tes hasil belajar yang dilakukan di akhir setiap siklus.

3. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dan guru juga diamati dengan menggunakan lembar observasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagai bekal pengetahuan bagi penulis

2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam rangka mencari alternatif pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

1.6 Definisi Istilah/Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat di dalam proposal ini, yaitu sebagai berikut :

1. Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. 2. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(4)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

3. Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan berbasis masalah. Dalam model pembelajaran ini masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa, selain itu masalah juga bisa didapatkan dari ketidaktahuan siswa akan kompetensi yang akan diajarkan. Setelah masalah diperoleh, selanjutnya melakukan perumusan masalah, dari masalah-masalah tersebut kemudian dipecahkan secara bersama-sama dengan didiskusikan. (evaluasi).

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran

Menurut Slameto (2010), “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2013).

2.2 Sikap Ilmiah Siswa

Sikap ilmiah merupakan sikap yang dibentuk oleh orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah dan bersifat ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran matematika sangat di perlukan. Terutama dalam penyelesaian masalah-masalah matematika yang memerlukan pembuktian dan langkah-langkah terstrukur (Putra, 2010).

2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa seteleh menerima pengalaman belajar

(Hamalik, 2013).

2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning

Barrows dan Kelson dalam Amir (2009) mengemukakan, “Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari”.

2.5 Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Problem Based Learning

Nurhadi dalam Putra (2013), “Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran”. Dan menurut Woods dalam Amir (2009), “Problem Based Learning (PBL) lebih dari sekadar lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pemelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi”.

(5)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

2.6 Kajian Materi

2.6.1 Suhu dan Kesetimbangan Termal

Benda yang terasa panas memiliki suhu lebih tinggi daripada benda serupa yang dingin. Untuk menggunakan suhu sebagai ukuran panas atau dingin, kita memerlukan skala. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang sifatnya dipengaruhi suhu. Sifat-sifat yang bergantung pada suhu disebut termometrik, sedangkan benda atau materi yang memiliki sifat termometrik disebut zat termometrik. Zat termometrik digunakan sebagai pedoman skala dalam alat pengukur suhu atau termometer (Ruwanto, 2012).

2.6.2 Pemuaian

Umumnya zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dapat dialami oleh zat padat, cair, maupun gas. Pada zat padat, pemuaian yang terjadi dapat berupa pemuaian panjang, luas, atau volume.

A. Pemuaian Panjang

(1)

B. Pemuaian Luas (2) C. Pemuaian Volume

(3)

2.6.3 Kuantitas Kalor

Kita dapat mendefinisikan satuan kuantitas kalor berdasarkan perubahan suhu pada suatu bahan. Satu kalori (disingkat 1 kal) didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air dari 14,5 menjadi 15,5 . Karena kalor adalah energi yang berpindah, harus ada hubungan antara satuan kuantitas kalor dan satuan energi mekanik, misalnya joule.

2.6.4 Perubahan Wujud

Kalor kita anggap bernilai positif jika diterima dan kita anggap negatif jika dilepaskan. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan rumus umum

(4) (4) 2.6.5 Perpindahan Kalor

A. Konduksi B. Konveksi C. Radiasi

III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang berlangsung untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kunandar (2008) yaitu: 1) penyusunan rencana, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas

, semester II SMA Negeri 8 Kota Jambi TA

2013/2014

.

(6)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

3.3 Instrumen Penelitian

Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang

diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam

penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat

kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

3.4.1 Validitas tes

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan/kesahihan suatu

instrumen. Dalam menyusun instrumen, peneliti berpedoman pada validitas isi

karena dapat mengukur ketercapaian indikator sesuai dengan materi yang diberikan

(Arikunto, 2006).

3.4.2 Tingkat Kesukaran

3.4.3 Daya Pembeda

3.4.4 Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson 21 yang disingkat K-R 21, sebagai berikut:

dengan

dan

3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

, semester II SMA Negeri 8

Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38 orang, terdiri dari 10

siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan

.

3.4.2 Jenis Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa:

1. Data kualitatif, Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam primer belajar mengajar.

2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan pemahaman konsep siswa setiap akhir siklus.

3.4.3 Cara Pengambilan Data

Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran..

3.5 Analisis Data

(7)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas belajar siswa digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008), yaitu sebagai berikut:

A =

N

N

a

x 100%

3.6 Indikator Keberhasilan

a. Persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 75 persen, dengan nilai minimal 75 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah).

b. Persentase rata-rata hasil observasi sikap ilmiah siswa diharapkan sebesar 75% dengan kriteria aktif.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Belajar

Rincian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

N

No Variabel yang diamati

Jumlah atau persentase Siklus I Siklus II Siklus III

1 2 3 4

4

Jumlah siswa peserta tes Nilai rata-rata siswa

Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar

38 5,44 8 30 38 6,43 20 18 38 8,7 32 6 4.1.2 Sikap Ilmiah

Gambaran mengenai peningkatan Sikap ilmiah siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Saat Proses Belajar Mengajar

4.1.3 Aktivitas Guru

Tabel 4.3 Peningkatan aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar

No Variabel yang diamati Jumlah atau persentase

Siklus I Siklus II Siklus III

1 2 3 4

4

Jumlah siswa peserta tes Nilai rata-rata siswa

Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar

38 5,44 8 30 38 6,43 20 18 38 8,7 32 6

(8)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

No Aktivitas Guru

Siklus I Siklus II Siklus III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I Pendahuluan

1. Guru memasuki kelas tepat waktu.

2. Guru memberikan salam 3. Guru memeriksa

kehadiran siswa untuk belajar

4. Guru memotivasi siswa untuk belajar 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ II Kegiatan Inti

6. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok 7. Guru mengarahkan siswa

ke kelompok masing-masing

8. Guru mengorientasikan siswa pada masalah (fase 1)

9. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan

penghargaan dan

penguatan dengan

memberikan nilai plus pada siswa

10. Guru mengorganisasikan siswa agar belajar (Fase 2)

11. Guru memandu

menyelediki secara

mandiri atau kelompk (Fase 3)

12. Guru membimbing siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil kerja (Fase 4)

13. Guru memusatkan

perhatian siswa pada saat temannya

menpresentasikan materi dengan cara menegur siswa yang ribut

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ III Penutup

14. Guru bersama siswa menganalis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah (Fase 5)

(9)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

4.2 Pembahasan

Dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada sikap ilmiad dan hasil belajar siswa tiap siklusnya. Dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa maka hasil belajar siswa pun turut meningkat. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning tipe 5E dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi pada materi suhu dan kalor.

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap Ilmiah dan hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas XE SMA Negeri 8 Kota Jambi dengan rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada

siklus I 56,64%, siklus II 64,11% dan siklus III 81,5%. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I 5,44, siklus II 6,43 dan siklus III 8,7.

5.2 Saran-saran

1. Diharapkan guru fisika dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi suhu dan kalor.

2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilakukan pada konsep fisika lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Muhammad Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Anggreini, Juhantika. 2012. Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 78 Sidoarjo. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dasta, Rafhy. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI AL -Amanah Jeneponto, Sulawesi Selatan

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 15. Guru menginformasikan

kepada siswa tentang materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya

(10)

Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Medriati. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Cahaya Kelas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Bengkulu. Skripsi, Jurusan Fisika Universitas Bengkulu Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Putra, Muhammad. 2010. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 9 Kota Jambi. Skripsi, Jurusan PMIPA Universitas Jambi

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press

Rahmaningrum, Larasati Tiara. 2013. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Menigkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas 8 E SMP Negeri 2 Malang. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Rafiudin. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah Terhadap ketrampilan Proses Pada Pembelajaran

Sains SD. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI AL -Amanah Jeneponto, Sulawesi Selatan

Ruwanto, Bambang. 2012. Asas-asas Fisika SMA kelas X Semester 2. Bogor: Yudhistira Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada

Yusuf, LN, Syamsu dan M. Sughandi, Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.

Gambar

Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus  N

Referensi

Dokumen terkait

Konsep wireless networking pada infrastruktur jaringan komputer antar kawasan adalah infrastruktur sebuah jaringan dalam kota dengan konsep Wireless network, tanpa menggunakan

Pemberian senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat memberikan pengaruh pada tingkat keparahan ulser yang lebih rendah dibandingkan senyawa asam asetilsalisilat pada

30 jam Mesin ampelas, ampelas sesuai kebutuhan, benda kerja, perlengkapan keselamatan kerja Manual mesin yang sesuai... Menghaluskan permukaan tebal kayu

Konsentrasi 20% PEG 6000 dapat digunakan untuk mendeteksi varietas yang toleran ceka man ke keringan terhadap bobot kering plu mula, bobot kering aka r, ratio

Pilih Status untuk melihat informasi teknis pada saluran (jika analog atau digital) atau perangkat tersambung yang Anda

Nilai moral yang terkandung dalam karya seni, atau dalam bentuk cerita rakyat, langsung maupun tak langsung, bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal

Hari kedua Minggu tanggal 30 Juli 2017 kegiatan pengabdian dimulai pukul 09.00 pagi kegiatan dimulai dengan menentukan masalah dan membuat judul yang dilakukan oleh semua

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar