• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemenuhan Kebutuhan konsumsi seperti makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik tidak hanya sebagai pemenuhan hidup, tetapi lebih dari itu pemenuhan standart gizi dan kualitas yang dimiliki untuk kesehatan manusia itu sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang akan memilih produk yang dapat memberikan kepuasan tertinggi. Secara khusus, faktor-faktor yang menciptakan kepuasan tertinggi bagi setiap orang akan berbeda. Tetapi secara umum, faktor seperti produk itu sendiri, harga dari produk dan cara untuk mendapatkan produk seringkali menjadi pertimbangan. Seorang konsumen yang rasional akan memilih produk dengan mutu baik, harga terjangkau atau lebih murah dan produk yang mudah didapat. Mutu produk yang diinginkan oleh konsumen menyangkut manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan dan keamanannya bagi diri konsumen, sehingga konsumen merasa tenang lahir batin dalam menggunakan produk tersebut (Nur Khomariyah, 2017).

Mengkonsumsi makanan yang bergizi juga termasuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thayib. Konsumsi produk halal bukan lagi tentang agama apa yang dianut tetapi bagaimana produk tersebut baik dan bekerja dalam tubuh yang tidak mengandung zat-zat berbahaya. Halal tidak hanya untuk dikonsumsi oleh umat Muslim saja tetapi semua umat yang ada didunia. Karena Allah SWT memberi petunjuk untuk semua umat manusia. Hal tersebut berkaitan erat dengan kehidupan manusia, adanya jaminan kualitas produk dan keamanan untuk dikonsumsi merupakanhal yang penting. Jaminan kehalalan suatu produk pangan dapat diwujudkan diantaranya dalam bentuk sertifikat halal yang menyertai suatu produk pangan, yang dengan sertifikat halal produsen dapat mencantumkan logo halal pada kemasanya.

Di benua Asia, dimana negara-negara dengan penduduk Muslim minoritas seperti Jepang, Korea, Taiwan, China, termasuk juga Singapura dan beberapa negara lain sangat serius memperhatikan status kehalalan produk yang dihasilkan.

(2)

2

menghasilkan produk halal dan wisata yang syariah sesuai dengan versinya. Karena melihat adanya potensi bisnis dan keuntungan yang besar dari status halal produknya, perusahaan tersebut memiliki lembaga bersertifikasi halal dinegaranya dan ada yang bekerja sama dengan negara lain. Pemerintah Jepang memonitor sertifikasi halal dan mengawasi makanan terutama daging oleh Japan Halal

Association (JHA). Sedangkan di kota Dubai, pejabat Uni Emirat Arab telah

mendedikasikan sekitar 6,7 juta meter persegi tanah di Dubai Industrial City untuk Cluster Halal, yaitu perusahaan manufaktur dan logistik yang berurusan dengan makanan halal, kosmetik dan produk perawatan pribadi. Lain lagi dengan

The Oxford Business Group yang mengatakan Indonesia dengan populasi Muslim

terbesar di dunia, berencana untuk mendirikan pusat industri halal di tahun 2015. Keharusan mengkonsumsi produk yang bersertifikasi halal adalah karena kita telah diperintahkan Allah SWT untuk mencari, memilih, dan mengkonsumsi makanan yang halal. Tercantum dalam ayat Al-Quran Al-maidah ayat 88 yang artinya:

َنوُنِم ۡؤُم ۦِهِب مُتنَأ ٓيِذَّلٱ َ َّللَّٱ ْاوُقَّتٱَو ۚاابِّيَط الََٰٗلَح ُ َّللَّٱ ُمُكَقَزَر اَّمِم ْاوُلُكَو ٨٨

Wa kulụ mimmā razaqakumullāhu ḥalālan ṭayyibaw wattaqullāhallażī antum bihīmu`minun

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thoyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepadaNya”

Tafsir ibnu katsir yang ringkas oleh kemenag pada ayat ini Allah memerintahkan kepada hambanya agar makan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan kepada hamba-nya. Pengertian ‘Halal’ disini adalah halal bendanya dan cara memperolehnya. Sedangkan "baik" adalah dari segi kemanfaatannya, yaitu yang mengandung manfaat dan maslahat bagi tubuh, mengandung gizi, vitamin, protein dan sebagainya. Tidak ada halangan bagi mukmin untuk mengkonsumsi dan melakukan sesuatu yang disukai, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam dan tidak berlebihan. Maka pada ayat ini Allah memperingatkan orang yang beriman agar berhati-hati dengan

(3)

3

kenikmatan-kenikmatan lainnya. Janganlah manusia menetapkan hukum- hukum menurut kemauan sendiri dan tidak pula berlebihan dalam menikmati apa-apa yang telah dihalalkan-Nya.

Oleh sebab itu, Muslim yang taat pada ajaran agamanya akan mencari produk untuk dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama yang telah diterimanya sehingga akan meningkatkan kesadaran yang makin baik pada agama yang dianutnya. Seiring dengan kesadaran umat Islam dalam menjalankan agama semakin baik, permintaan produk dengan sertifikasi halal makin diutamakan (Sarwat, 2014).

Kesadaran adalah kemampuan untuk merasakan suatu kejadian serta objek, konsep tentang menyiratkan pemahaman dan persepsi terhadap kejadian atau subjek (Bonus, 2018). Kesadaran halal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen Muslim untuk mencari dan mengkonsumsi produk halal sesuai dengan syariat Islam (Shaari dan Arifin, 2010).

Labelisasi halal merupakan label yang menginformasikan kepada konsumen bahwa produk yang dikonsumsi tersebut benar-benar halal dan bahan-bahan yang dikandungnya tidak mengandung unsur-unsur serta hal yang diharamkan secara syariah sehingga dapat dikonsumsi oleh konsumen. Dengan begitu produk-produk yang tidak tercantum label halal dianggap belum mendapatkan persetujuan oleh lembaga yang berwenang (LPPOM-MUI) untuk diklasifikasikan dalam produk yang halal atau dianggap masih diragukan kehalalannya.

Produk halal atau yang sudah mendapat sertifikasi halal tidak hanya mengenai bahannya saja, tetapi mencakup semua langkah dari awal proses sampai akhir proses, dalam proses quality control seperti monitoring, process

of products, material handling, penyimpanan, distribusi, dan lain-lain.

Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan apa yang masuk dalam tubuh kita harus halal dan thayib, tidak mengandung unsur riba’, bahan yang ada kandungan hewani, zat-zat yang membahayakan tubuh dan menghilangkan kesadaran. Kesadaran sebagai seorang Muslim dalam mengkonsumsi produk yang halal baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan. Setiap

(4)

4

Muslim harus mempunyai kesadaran tersebut. Islam merupakan agama

Rahmatan lil’alamin ( rahmat bagi seluruh alam ) sehingga apa yang

diperintahkannya maka itu baik untuk seluruh umat manusia.

Meskipun konsep halal sangat familiar dikalangan siswa, tetapi kesadaran tentang produk halal, produk bersertifikat halal dan pengetahuan mengenai merek halal masih sangat rendah (Rajagopal, 2002). Dengan kesadaran halal dan produk yang bersetifikasi halal menjadi hal utama untuk meningkatkan reputasi perusahaan, adanya kesadaran halal diharapkan para konsumen bisa memilih dan memutuskan produk mana untuk dikonsumsi sebagai kebutuhan.

Begitu pula dengan konsumsi produk, seseorang akan mengkonsumsi produk tersebut jika konsumen mempunyai kebutuhan terhadap produk yang ditawarkan, secara tidak langsung produk tersebut mempunyai keterlibatan dalam kebutuhan konsumen. Keterlibatan mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian dan aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan terhadap produk tersebut.

Keterlibatan merupakan motivasi yang menggerakkan dan

mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat membuat keputusan. Contoh: konsumen akan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk membeli suatu produk berkunjung ke beberapa toko atau bertanya pada lebih banyak pramuniaga.

Quester dan Lim, 2003 mengatakan produk yang mempunyai keterlibatan tinggi yaitu produk yang memiliki nilai yang tinggi pada keterlibatan konsumen didalamnya, yaitu ketertarikan yang tinggi untuk memilih produk (interest), ekspresi kepuasan (sign) dapat memiliki produk sesuai pilihan, ekspektasi yang tinggi (pleasure) untuk memilih produk, serta resiko dalam membuat pilihan (risk importance) dan mengambil keputusan

(risk probability) yang tinggi pada produk. Hawkins et al, 2007

(5)

5

dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus.

Keterlibatan produk akan mempengaruhi konsumen, dimana saat produk tersebut dibutuhkan akan mempengaruhi minat beli. Minat beli menurut (Kinnear dan Taylor , 1995) (Thamrin, 2003, 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Swastha dan Irawan , 2001 mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi minat membeli memiliki hubungan dengan emosi dan perasaan, saat konsumen merasa senang dan puas dalam membeli barang atau memakai jasa akan memperkuat minat beli seseorang, karena ketidakpuasan dan biasanya menghilangkan minat beli.

Islamic Branding atau produk halal diperlukan karena tidak hanya

perubahan mindset yang dahulu kerap berkiblat pada Barat, tetapi juga kesadaran orang untuk beragama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Islamic Branding menawarkan filosofi sekaligus the way of life yang berujung pada satu konsep, yakni ketaatan pada Tuhan Yang Esa atau dengan kata lain adalah Tauhid.

Islamic branding secara faktual dipakai oleh produk yang berasal dari

negara Muslim, dan negara nonMuslim yang membuat produk untuk konsumen Muslim. Contoh Islamic branding adalah produk Nestle, KFC, CFC, yang berasal dari negara nonMuslim tapi untuk dikonsumsi orang Muslim. Konsumen rela mengeluarkan biaya tinggi untuk mendaftarkan produknya untuk mendapatkan sertifikat halal (Bonus, 2018).

Perdagangan bebas ini Indonesia tidak sedikit import barang dari luar negeri baik itu makanan, obat, maupun kosmetik dan lain-lain. Yang mana tidak tercantum logo atau label halal dari MUI (majelis ulama Indonesia) maupun negara yang bersangkutan, bahkan komposisi dari produk tersebut tidak dibaca dengan teliti oleh konsumen, terutama kosmetik dari korea saat ini banyak yang sedang trend dikalangan anak muda. Terkadang konsumen tidak peduli dengan halal-haram dan aman atau tidaknya produk tersebut, tapi hanya mengambil manfaat untuk kecantikan itu sendiri.

(6)

6

Produk-produk dari luar yang konsumsi masyarakat begitu mudahnya masuk, dan tidak sedikit pula masyarakat termasuk anak muda yang banyak ikut kosumsi, seperti kosmetik dari korea, china, jepang, singapura, dan lain-lain dimana diprodukhi oleh orang non Muslim dan tidak ada jaminan halal yang menjamur dikalangan anak muda dalam mengkonsumsi produk-produk tersebut. Kegunaan dan manfaat dari produk juga mempunyai peran dalam minat beli seorang individu, keterlibatan produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli, semakin produk tersebut dibutuhkan maka minat beli konsumen akan tinggi.

Sebagai Mahasiswa Ekonomi Syariah kesadaran akan halal adalah penting karena untuk mengaplikasikan ekonomi Islam tidak selalu harus merubah tatanan ekonomi langsung, bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan bisa dimulai dari diri sendiri misal dengan kesadaran pentingnya konsumsi produk halal. Jika diri sendiri sudah bisa menyadari begitu pentingnya konsumsi halal dan sudah dibiasakan maka lingkungan bisa dirubahnya. Alasan memilih Ekonomi Syariah karena jurusan ini merupakan satu-satunya jurusan yang belajar mengenai Islam lebih dalam dan menjadi salah satu penggerak sistem ekonomi Islam di UISI, jadi, jika yang menjadi penggerak ekonomi Islam saja sudah tidak menyadari bahwa kesadaran halal itu penting, bagaimana bisa dibandingkan dengan yang lain dimana tidak ada masukan atau pengetahuan tentang ekonomi Islam dan halal lebih mendalam pada proses perkuliahan tetapi hanya sebatas pengetahuan dari luar saja. Pertimbangan lain sebagai Mahasiswa Ekonomi Syariah belajar ekonomi Islam sedikit banyak pasti tau tentang konsumsi produk halal dan sudah menjadi keharusan mengerti apa itu halal, tetapi saat seseorang sudah paham belum tentu seseorang tersebut sadar bahwa konsumsi produk halal itu penting dengan banyaknya produk masuk ke Indonesia yang menarik konsumen Muslim dan tidak sedikit yang menjual serta mengkonsumsi produk halal, meskipun konsumen tau bahwa tidak ada logo halal pada produknya.

Berdasarkan uraian tersebut dalam penelitian ini meneliti seberapa jauh kesadaran seseorrang tersebut sebagai Mahasiswa Ekonomi Syariah tentang konsumsi produk halal. Diantara banyaknya produk-produk import yang datang

(7)

7

dikonsumsi baik makanan, obat, kosmetik dan lain-lain yang sedang trend dikalangan anak muda.

1.2 Batasan Masalah

Diantara banyaknya faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dan mempengaruhi dalam minat beli konsumen dengan bermacam-macam produk yang dijual. Tidak sedikit pula barang yang masuk dari luar dan dikonsumsi oleh masyarakat apakah itu sudah ada sertifikasi halal atau belum. Dalam penelitian ini untuk mengetahui yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk maka peneliti menggunakan variabel kesadaran halal, Islamic branding, dan keterlibatan produk terhadap minat beli dengan studi pada Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah kesadaran halal berpengaruh terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI ?

2. Apakah keterlibatan produk berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI ?

3. Apakah Islamic branding berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI ?

4. Apakah kesadaran halal, keterlibatan produk dan Islamic branding berpengaruh secara simultan terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan pengaruh kesadaran halal terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

2. Menjelaskan pengaruh keterlibatan produk terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

3. Menjelaskan pengaruh Islamic branding terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

4. Menjelaskan pengaruh kesadaran halal, keterlibatan produk dan

Islamic branding terhadap minat beli mahasiswa Ekonomi Syariah

(8)

8 1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kesadaran akan pentingnya konsumsi produk halal dan pertimbangan untuk memilih konsumsi produk halal untuk gaya hidup masyarakat Muslim.

2. Manfaat praktik Bagi penulis

Menambah pengalaman dalam bidang penulisan dan penelitian tentang teori yang didapatkan masa perkuliahan serta menambah pemahaman tema yang diambil. Mengimplementasikan teori yang didapat selama masa perkuliahan.

Bagi praktisi

Menambah pengetahuan dan wawasan untuk konsumen dalam memilih produk untuk kebutuhan yang benar dan halal, serta menambah keyakinan konsumen untuk memilih suatu produk.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian (Sugiyono, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho1: kesadaran halal tidak berpengaruh terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Ha1: Kesadaran halal berpengaruh terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Hipotesis ini muncul mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yunus, Rashid, Ariffin, dan Rashid berjudul “Muslim’s Purchase Intention

towards Non-Muslim’s Halal Packaged Food Manufacturer”. Penelitian

ini menggunakan variabel-variabel pengukur minat beli seperti halal

awareness, Islamic brand, dan product ingredients dimana hasilnya halal awareness mempengaruhi minat membeli konsumen Muslim pada produk

(9)

9

2. Ho2 : Keterlibatan produk tidak berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Ha2: Keterlibatan produk berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Hipotesis ini muncul mengacu pada penelitian yang dilakukan Kusumawardhini, S.S. Hati, S.R.H. Daryanti, S ( 2016 ) dalm jurnalnya yang berjudul “ Understanding Islamic Brand Purchase Intention: The

Effect of Religiosity, Value Consciousness, and Product Involvement”.

Hasil dari penelitian ini bahwa pada variabel product involvement terhadap

Islamic brand purchase intention menunjukkan bahwa keterlibatan

produk memiliki hasil rata-rata tertinggi dibandingkan dengan variabel lain yang diperikha dalam penelitian ini.

3. Ho3 : Islamic branding tidak berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Ha3 : Islamic branding berpengaruh terhadap terhadap minat beli Mahasiswa Ekonomi Syariah UISI

Hipotesis ini muncul mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul Khomariyah ( 2017 ) yang berjudul “ Pengaruh Kesadaran Halal, Islamic

Branding, dan Product Ingredients terhadap minat beli produk Luwak

White Koffie” . Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

Islamic Branding mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

minta beli konsumen.

Serta mendukung teori Dwi Wahyu Pril Ranto(2013) dalam jurnalnya yang berjudul “ menciptakan Islamic branding sebagai strategi menarik minat beli konsumen”dalam jurnalnya dwi wahyu (2013) mengatakan bahwa Islamic Branding bukanlah terbatas pada definisi bahwa merek itu nama, simbol, tulisan atau perpaduan dari kesemuanya. Namun, lebih jauh lagi bahwa dalam merek tersebut terkandung prinsip-prinsip syariah yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai Islami. Pemunculan merek Islami ini didasarkan pada tujuan perusahaan didalam mempengaruhi minat beli konsumen khususnya konsumen Muslim. semakin mampu produk-produk maupun jasa berlabel Islam tersebut

(10)

10

memahami dan memberikan kepuasan pada konsumennya, tidak dipungkiri bahwa kedepannya merek-merek berlabel Islam ini mampu bersaing dengan merek-merek global yang saat ini sudah memiliki kepercayaan besar dari konsumen pada umumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD pada orang tua atau keluarga korban, anak yang menjadi korban, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat dari instansi terkait,

Kerusakan yang terjadi pada bahan perpustakaan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu menurut Martoatmodjo (2009, hlm. 2.3) : a) Faktor Biologi, Kerusakan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan