• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu cara untuk menyaring substansi racun nitrogen dari darah dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu cara untuk menyaring substansi racun nitrogen dari darah dan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Salah satu cara untuk menyaring substansi racun nitrogen dari darah dan untuk menghilangkan edema pada pasien dengan penyakit ginjal kronis adalah melalui terapi hemodialisis (Hinkle & Cheever, 2014). Hemodialisis merupakan salah satu tipe dari dialisis pada pasien yang membutuhkan terapi jangka pendek seperti Acute Kidney Disease (AKD), maupun pasien yang membutuhkan terapi jangka panjang seperti Chronic Kidney Disease (CKD) dan End-Stage Kidney Disease (ESKD). Menurut data dari Persatuan Nefrologi Indonesia (2014), di Indonesia pasien aktif maupun pasien baru yang menjalani terapi dialisis jumlahnya meningkat dari tahun 2007 hingga 2014, yaitu sebesar 21.520 orang. Sementara di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah pasien aktif yang menjalani dialisis tercatat 564 orang dan pasien baru sebesar 852 orang (Persatuan Nefrologi Indonesia [PERNEFRI], 2014).

Penderita penyakit ginjal kronik menghadapi banyak permasalahan yang menyebabkan perubahan dalam hidup mereka, yaitu dengan beberapa pembatasan yang dapat berisiko menurunkan kualitas hidup (Frazao et al., 2014). Sementara itu, manifestasi klinik yang dapat terjadi akibat penyakit tersebut maupun maintenance hemodialisis dapat berdampak pada ketidaknyamanan dalam aspek fisik, sosialkultural, psikospiritual, maupun lingkungan. Manifestasi klinik tersebut seperti nyeri, gatal (uremia pruritus), insomnia, fatigue, dan nausea, dan distress emotional. Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada pasien dengan

(2)

penyakit ginjal kronik adalah gatal atau disebut uremia pruritus. Uremia pruritus tersebut merupakan akibat dari terdapatnya sisa urea pada darah pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis karena proses hemodialisis yang tidak adekuat maupun akibat dari manifestasi penyakit ginjal kronis. Lebih lanjut, rasa gatal tersebut akan menyebabkan ketidak nyamanan, cemas, gangguan tidur serta berefek negatif pada mental dan kesehatan jiwa, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup pasien (Kuypers; Pisoni, as cited in Hercz et al., 2014). Bahkan gatal pada uremia pruritus secara signifikan berefek pada mortalitas (Narita, as cited in Hercz, 2014).

Nyeri, Gatal, dan mual/muntah merupakan fokus dari diagnosis keperawatan terkait gangguan rasa nyaman (Capernito, as cited in Kolcaba, 2003). Sekumpulan gejala seperti gatal (uremia pruritus), kecemasan, penurunan kualitas tidur, dan depresi, yang ditimbulkan baik oleh komplikasi penyakit ginjal kronis maupun proses hemodialisis merupakan merupakan tanda dan gejala (indikator klinis) dari diagnosis keperawatan dalam taksonomi menurut NANDA-I yaitu gangguan rasa nyaman. Selanjutnya dalam skripsi ini istilah diagnosis keperawatan dalam taksonomi menurut NANDA-I akan disebut dengan NANDA-I. Definisi dari diagnosis tersebut adalah pasien yang memiliki “perasaan kurang terhadap kesenangan, kelegaan, dan kesempurnaan dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, kultural, dan/atau sosial” (Herdman & Kamitsuru, 2014).

Walaupun gangguan rasa nyaman termasuk di dalam taksonomi dan klasifikasi NANDA-I, konsep taksonomi dan klasifikasi tersebut dinilai tidak konsisten jika dibandingkan dengan konsep asli dari teori gangguan rasa nyaman

(3)

itu sendiri, sehingga hal tersebut tidak menjadikannya alat untuk mempermudah perawat dalam melakukan clinical reasoning secara terstruktur, efektif dan efisien yang salah satu contohnya adalah tidak terdapat kelas kenyamanan psikospiritual di dalam domain rasa nyaman di buku NANDA-I (Pinto et al., 2015). Bahkan, dalam konsep asli teori pengkajian rasa nyaman, skor kenyamanan pada salah satu instrumen pengkajian rasa nyaman, yaitu Shortened General Comfort Questionnaire oleh Kolcaba et al., (2006) sendiripun tidak dapat digunakan untuk mengintepretasikan apakah seseorang mengalami keadaan nyaman atau tidak nyaman (dengan kata lain, keadaan nyaman atau tidak nyaman bukan merupakan keadaan yang pasti antara “ya” dan “tidak”). Hal tersebut dikarenakan setiap individu merupakan unit yang unik dan memiliki standar kenyamanan yang berbeda-beda (Kolcaba, personal communication, September 26, 2016).

Sistem klasifikasi pada NANDA-I merupakan hasil dari penelitian terbaik dan telah diimplementasikan secara internasional jika dibandingkan dengan International Classification of Nursing Practice (ICNP), International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF), dan Nursing Diagnostic System of the Centre for Nursing Development and Research (ZEFP) (Muller-Staub, 2006). Masalah keperawatan akan ditegakkan menjadi sebuah diagnosis apabila memiliki indikator klinis berupa batasan karakteristik (tanda dan gejala) dan faktor berhubungan (etiologi) yang sesuai. Menentukan diagnosis keperawatan haruslah melalui proses pengkajian dan analisis data dari hasil pengkajian tersebut, yang mana dalam NANDA-I proses itu berkaitan dengan indikator klinis. Proses tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu mengoleksi

(4)

data dari hasil pengkajian dan menganalisisnya hingga mejadi informasi (Herdman & Kamitsuru, 2014).

Sebagian besar indikator klinis pada diagnosis keperawatan dalam NANDA-I bukanlah berupa koleksi data, melainkan informasi. Indikator klinis berupa informasi dapat menyebabkan perbedaan persepsi perawat satu dengan yang lainnya untuk satu indikator klinis saja. Contohnya adalah pada diagnosis gangguan rasa nyaman terdapat indikator klinis iritabilitas, dimana akan sulit bagi perawat untuk melakukan pengkajian objektif maupun subjektif pada pasien. Terdapat dua kemungkinan pada situasi tersebut, yaitu iritabilitas tidak akan terkaji atau akan terjadi kesalahan dalam melakukan pengkajian. Permasalahan tersebut merupakan suatu hal yang krusial, karena indikator klinis merupakan salah satu indikator klinis (clinical indicators) untuk menegakkan suatu diagnosis keperawatan (Paans, 2011).

Selain itu, di dalam NANDA-I masih terdapat beberapa isu yang menunutut penelitian pengembangan taksonomi NANDA-I. Isu-isu tersebut seperti, terdapat 235 diagnosis keperawatan yang perlu untuk dilakukan uji validasi klinis dibeberapa tempat dan populasi yang berbeda. Bahkan, sejumlah besar diagnosis keperawatan di NANDA-I dimasukkan ke dalam taksonomi tanpa banyak mempertimbangkan hubungan antara keduanya (Kamitsuru, personal communication, August 24, 2016).

Sebagai upaya untuk mengetahui gambaran kenyamanan pasien dengan penyakit ginjal kronis dan kesesuaian antara diagnosis gangguan rasa nyaman dalam taksonomi NANDA-I terhadap konsep teori comfort yang dicetuskan oleh

(5)

Kolcaba, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui gambaran antar keduanya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui indikator klinis dari diagnosis gangguan rasa nyama pada NANDA-I memiliki poin yang sama antara konsep aslinya. Konsep asli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengkajian menggunakan instrumen Shortened General Comfort Questionnaire, dengan alasan pemilihan karena instrumen ini memiliki jumlah item pertanyaan yang lebih sedikit dibanding instrumen General Comfort Questionnaire (SGCQ). Selain itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran tanda dan gejala gangguan rasa nyaman yang terjadi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis, sehingga dapat dilakukan pengkajian dan intervensi atas tanda dan gejala tersebut. Selanjutnya, penelitian mengenai gambaran instrumen pengkajian rasa nyaman pada pasien yang menjalani Hemodialisis dan keakuratan indikator klinis dari diagnosis keperawatan gangguan rasa nyaman belum pernah dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kenyamanan pasien di Instalasi Dialisis RSUP Dr. Sardjito dengan instrumen indikator klinis gangguan rasa nyaman NANDA-I dan instrumen Shortened General Comfort Questionnaire (SGCQ)?”

(6)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kriteria kenyamanan dan jumlah indikator klinis gangguan rasa nyaman yang ditemukan pada pasien di Instalasi Dialisis RSUP Dr. Sardjito.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait distribusi frekuensi item pada instrumen indikator klinis gangguan rasa nyaman NANDA-I pada pasien dengan penyakit ginjal kronik di Instalasi Dialisis RSUP Dr. Sardjito.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan berdasarkan studi mengenai kesesuaian indikator klinis dari NANDA-I yang digunakan sebagai salah satu penentu penegakkan diagnosis keperawatan terhadap instrumen SGCQ.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi literatur untuk mengevaluai kualitas dari NANDA-I sebagai pedoman perawat dalam menegakkan diagnosis. Selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk

(7)

memperbaiki NANDA-I, khususnya indikator klinis pada diagnosis gangguan rasa nyaman jika dibutuhkan.

b. Bagi Perawat Klinik dan Akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang status kesesuaian dari indikator klinis diagnosis gangguan rasa nyaman terhadap konsep asli teori comfort oleh Kolcaba, khususnya pada pasien yang menjalani Hemodialisis. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan gambaran terkait skor rasa nyaman pada pasien yang menjalani hemodialisis. c. Bagi pengembangan ilmu keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengembangan dari teori comfort pada pasien dengan hemodialisis, sehingga rasa nyaman pasien hemodialisis menjadi aspek yang mendapatkan perhatian.

d. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi maupun penelitian awal terkait keakuratan dari indikator klinis diagnosis gangguan rasa nyaman dalam NANDA-I.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan penulis dan penelusuran literatur, penelitian tentang gambaran indikator klinis gangguan rasa nyaman berdasarkan taksonomi NANDA-I dan instrumen SGCQ belum pernah dilakukan. Namun penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:

(8)

1. Kolcaba, Schirm, dan Steiner (2006) dengan judul Effects of Hand Massage On Comfort of Nursing Home Residents. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji keefektifan pijat tangan sebagai intervensi untuk meningkatkan kenyamanan di rumah sakit. Metode yang digunakan adalah quasi-experimental untuk mengukur perbedaan level kenyamanan dan kepuasan antara yang diberikan treatment pijat tangan dengan kelompok kontrol. Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, dimana 35 orang mendapatkan treatment pijat tangan dan 25 orang sebagai kelompok control. Level nyaman diukur menggunakan instrumen modifikasi dari General Comfort Questionnaire (GCQ), yaitu 28-GCQ (Shortened General Comfort Questionnaire). Pengukuran level kenyamanan diukur sebanyak 3 kali (T1), (T2), dan (T3), yang mana didapatkan hasil Cronbach’s alpha sebensar 0,86; 0,83; dan 0,82. Melalui analisis multivariate, hasil dari penelitian dari ketiga kali pada waktu berbeda tersebut tidak ada perbedaan yang siginifikan terhadap pengukuran perbandingan skor rasa nyaman tersebut (F= 1,24; p= 0,29). Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh Kolcaba et al., (2006) dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada instrumen pengukuran level nyaman yang digunakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada populasi, tujuan penelitian, dan disain penelitian yang digunakan (Kolcaba et al., 2006).

2. Nurjannah dan Mailani (2016) dengan judul The most frequent diagnosis on patients undergoing hemodialysis. Penelitian dengan metode

(9)

case study ini bertujuan mengetahui diagnosis keperawatan dan diagnosis kolaborasi yang paling sering dialami oleh pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani terapi hemodialisis yang berjumlah 62 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-Juli 2015 di Rumah Sakit Dr. M. Djamil, Padang. Penegakkan diagnosis dilakukan menggunakan metode 6 langkah diagnoses reasoning yang melibatkan penggunaan ISDA. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 27 diagnosis keperawatan dan 7 diagnosis kolaborasi yang ditemukan pada responden. Terdapat 3 diagnosis yang memiliki frekuensi terbanyak adalah intoleransi aktifitas (100%), nausea (96,8%), risiko kerusakan integritas kulit (91,9%). Sedangkan persentase diagnosis gangguan rasa nyaman berjumlah 9,7%. Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurjannah dan Mailani (2016) dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada populasi penelitian. Sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan dan metode yang digunakan (Nurjannah & Mailani, 2016).

3. Andrae et al. (2016) dengan judul Ineffective air way clearance: prevalence and spectrum of clinical indicator. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi diagnosis keperawatan ketidakefektifan jalan napas, indikator klinis, dan macam manifestasi pada anak dengan infeksi pernapasan akut, serta menentukan hubungan antara indikator klinis tersebut. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan sampel 192 orang anak diatas usia 5 tahun yang terdiagnosis infeksi

(10)

pernapasan akut yang dirawat di rumah sakit anak kota Fortaleza, Brazil Utara. Hasil dari penelitian tersebut adalah indikator klinis berupa dyspnea, gelisah, orthopnea, sputum dengan jumlah yang banyak, suara napas tambahan, dan batuk tidak efektif memiliki hubungan yang signifikan (p< 0.005) dengan diagnosis ketidakefektifan jalan napas. Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh Andrae et al., (2006) dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi prevalensi indikator klinis pada suatu diagnosis keperawatan dalam NANDA-I. Sedangkan perbedaannya terletak pada populasi dan tempat penelitian, serta diagnosis diagnosis yang digunakan.

4. Gonçalves, et al. (2016) dengan judul Validation of the defining

characteristics of the nursing diagnosis impaired comfort in oncology. Penelitian ini bertujuan untuk menilai validitas indikator klinis diagnosis gangguan rasa nyaman. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas konten oleh 53 orang expert pada pasien dengan perawatan palliative. Jumlah indikator klinis yang semula berjumlah 17 item, pada penelitian ini dimodifikasi menjadi 24 item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 indikator klinis digolongkan menjadi kelompok mayor (WM ≥0,80), 12 indikator klinis digolongkan menjadi kelompok mayor (WM 0.50 - 0.80), dan 3 indikator klinis tereksklusi. Gatal merupakan salah satu indikator klinis yang tereksklusi selain item “merasa kepanasan” dan “merasa lapar”. Persamaan penelitian yang telah dilakukan oleh Gonçalves, et al. (2016) dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada label diagnosis

(11)

keperawatan dalam NANDA-I yang digunakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada populasi dan desain penelitian yang digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

batubara konvensional yang digunakan saat ini sudah habis masa gunanya (life time) sehingga penggunaan pembangkit listrik IGCC merupakan teknologi alternatif yang patut

Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran

Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta didik sebelum dan setelah pembelajaran, baik dari nilai tes, tugas (LKS) maupun hasil obsevasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis gambar- an hematologik pasien khususnya angka eritrosit dan hemoglobin ber- dasarkan jenis Plasmodium, data demografi

IAIN Sunan Ampel adalah perguruan tinggi yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan tinggi, pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang

Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Lahan dan Air disusun sebagai acuan dalam melaksanakan/kegiatan pembangunan lahan dan air dalam rangka mendukung pencapaian

1) Menjelaskan perbedaan antara produk-produk papan partikel dan papan serat dengan produk-produk biokomposit lainnya dan kayu utuh (solid woods), 2) Mengetahui informasi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang digunakan dalam menyusun laporan dengan cara mengumpulkan data